Disusun Oleh :
Nama : ARIP WIJAYA
NIS : 2020016053
NISN : 0059980280
Kelas : XII TEKNIK MEKANIK INDUSTRI
1
Nama Sekolah : SMK INSAN CENDEKIA PARUNGPANJANG
Bidang Kejuruan : Teknologi Rekayasa
Kompetensi Keahlian : Teknik Mekanik Industri
Mengetahui,
Kepala Smk Insan Cendekia Kepala Kompetensi
2
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunianya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul Mengoperasikan Peralatan Las Dan Mesin. Proposal ini disusun
sebagai syarat untuk menempuh Standar Kompetensi Kelulusan Kelas XII
Jurusan Teknik Mekanik Industri SMK Insan Cendekia Parungpanjang.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Guru Pembimbing
yang telah membimbing penyusun dan kepada orang terdekat yang telah
mendukung penyusun menyelesaikan proposal ini sehingga penyusun dapat
mengerjakan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) Pembuatan Engsel ini dengan
baik, penyusun lakukan berdasarkan teori dan praktek yang selama ini
penyusun pelajari di jurusan Teknik Mekanik Industri SMK Insan cendekia
Parungpanjang.
Karena keterbatasan kemampuan, penyusun menyadari bahwa proposal
ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penyusun membutuhkan
kritik dan saran untuk pengembangan proposal ini. Terima kasih.
Penyusun
Arip wijaya
3
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................II
KATA PENGANTAR......................................................................................III
DAFTAR ISI....................................................................................................IV
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................5
B. Tujuan Dan Manfaat...................................................................6
BAB II. PRA PRODUKSI
A. Observasi....................................................................................7
B. Gambar Kerja.............................................................................8
C. Alat dan Bahan...........................................................................10
D. Alokasi Biaya.............................................................................11
E. Schedule Time............................................................................11
BAB III. PRODUKSI
A. Proses Pemotongan Dan Pengukuran.........................................12
B. Machining Process/Proses Bubut...............................................12
C. Pembuatan Lubang (Boring Process).........................................12
D. Welding Process.........................................................................12
E. Finishing.....................................................................................12
BAB IV. PASCA PRODUKSI
A. Tinjauan Produk.........................................................................13
B. Heat Treatment...........................................................................13
C. Painting Process/Proses Pewarnaan............................................13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................14
B. Saran............................................................................................14
Lampiran-lampiran ..........................................................................................15
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi banyak orang engsel hanya dipergunakan pada sebuah pintu atau
komponen yang bersifat sementara, tetapi engsel sendiri bila dilihat dari
bentuk, ukuran, serta besar dimensinya, engsel sendiri secara tidak
langsung memiliki kegunaan yang banyak baik dalam kontruksi, Mesin,
dan komponen yang terkecil sekalipun membutuhkan engsel.
5
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan pembuatan proposal Pembuatan Engsel Bucket penerapan
pendidikankarakter bangsa.
6
BAB II
PRA PRODUKSI
A . Observasi
Untuk mendapatkan objek atau bentuk serta akurasi. terlebih dahulu
penulis melakukan observasi dengan menggambar mengulang kembali
gambar kerja guna melihat titik letak penanganan dalam proses
pembuatan.
1 . Persiapan Observasi
2 . Obyek Observasi
7
B . Gambar Kerja
8
9
C . Alat dan Bahan
13 Plat Strip
14 Eloktroda Las
15 Majun
10
D . Alokasi Biaya
Harga
No Keterangan Jumlah Satuan Jumlah
(Rp)
1 Pra produksi
a. Observasi 1 Kali 10.000;
b. Pembelian Bahan 2 Jenis 60.000;
c. Akomodasi lainnya
2 Produksi
a. Listrik 1 Kali 20.000;
b. Elektroda 2 Dos 250.000
c. Pahat 1 Pcs 70.000
d. Mata Bor 3 Pcs 250.000
e. Mata Gerinda 12 Pcs 170.000
f. Thinner 1 Liter 50.000
g. Cat Tahan Korosi 1 Kg 100.000
h. Kuas 2 Pcs 20.000
3 Pasca Produksi
a. Proses Hardening
b. Painting
E . Schedule Time
Januari
No Kegiatan
12 13 14 15 16 17
1 Observasi
2 Menggambar Ulang
3 Persiapan Proses Produksi
4 Pelaksanaan
5 Pasca Pelaksanaan
11
BAB III
PRODUKSI
Proses bubut adalah dimana proses pengerjaan material benda kerja dan alat
pahat bergerak mendatar (searah meja/bed mesin) melintang atau membentuk suatu
sudut secara perlahan dan teratur baik secara otomatis maupun manual.
E. Finishing
12
BAB IV
PASCA PRODUKSI
A. Tinjauan Produk
1 . Bentuk
Bentuk yang dimaksud harus sesuai dengan apa yang tertuang pada
gambar kerja dan terimplementasikan pada wujud nyata, maka bentuk
sendiri harus mengacu pada sebuah ukuran, simbol dan toleransi yang
tertera pada Gambar.
2 . Ukuran
Yang menjadi dasar dalam ketentuan pengerjaan adalah ukuran, karena
dari sebuah ukuran ini lah maka terbentuk sebuah produk yang memiliki
kegunaan dan fungsi yang pasti agar bisa dimanfaatkan.
3 . Dan Toleransi
Toleransi ialah ambang batas yang ditentukan dari sebuah ukuran agar
masuk dalam standardisasi produk, dari toleransi inilah sebuah produk
memiliki batas ukuran yang maksimum dan minimum yang di izinkan,
agar tetap memiliki kualitas dan standar produk yang jelas.
B. Heat Treatment
Merupakan suatu proses penanganan pada sebuah logam untuk
menghasilkan sifat mekanik pada logam, dengan tujuan dan manfaat yakni
mencari kekuatan, keuletan, dan tahan lama dari jangka waktu yang di
tentukan.
Cat merupakan suatu zat kimia yang terdiri dari beberapa unsur yang
berguna untuk melapisi sebuah permukaan dengan tujuan mencegah
terjadinya kerusakan dini atau cepat pada sebuah produk yang dibuat.
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
a. Untuk pengerjaan uji kompetensi seluruh peralatan utama, bantu dan
keselamatan agar bisa di lengkapi secara bertahap, agar kedepan
dalam proses uji kompetensi bisa dilaksanakan lebih baik dan
maksimal.
b. Pengaturan tata letak Workshop perlu di rapihkan dan dibuat aman,
nyaman dan sehat.
14
Lampiran – lampiran
Persiapan ;
1. Gambar Kerja
2. Peralatan Utama
3. Peralatan Keselamatan
3. Memakai Alat K3
Peralatan keselamatan ini perlu dipakai oleh seorang operator untuk melindungi diri dari
faktor Penyebab kecelakaan saat proses pekerjaan berlangsung dan tidak lupa untuk
melihat situasi kondisi lingkungan kerja agar aman dan nyaman.
15
LANGKAH LANGKAH PEKERJAAN
1. Membaca gambar kerja dan bentuk agar sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
akan di kerjakan.
2. Kemudian mengukur benda kerja yang akan di potong menggunakan jangka
Sorong, berikan tanda pada titik yang akan di potong sesuai dengan ukuran (P)
yang ada pada gambar = 68mm dan potong menggunakan gergaji tangan.
3. Setelah memotong, benda kerja di cekam pada mesin bubut, lakukan penyetelan
benda kerja agar satu center dengan sumbu pada cekam rahang 4 menggunakan dial
indikator / crush block sampai 0 < tidak oleng >.
4. Memasang pahat bubut pada tool pust sejajarkan pada garis sumbu menggunakan
center hidup dan di kencangkan menggunakan baut pengunci, apa bila dalam proses
penyetelannya ketinggian pahat masih di anggap kurang maka melakukan
penambahan landasan untuk mencapai kesejajaran.
5. Mengatur kecepatan putaran mesin yang di sesuaikan dengan kekerasan benda kerja
serta mata pahat yang di gunakan untuk menyayat.
6. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan rata muka pada benda kerja. Kemudian
lakukan penyayatan memanjang sepanjang 68mm sampai diameter 22mm. Setelah
itu geser eretan sebesar 30mm dan Sayat sampai diameter 13 mm. Terakhir lakukan
pemakanan sebanyak 0.2mm untuk penyayatan finishing agar mencapai diameter
12,8mm.
7. Matikan Mesin lepaskan benda kerja dari cekam kemudian pasang benda kerja
Segment B dan Stel kembali. Sayat rata muka dan lakukan Penyayatan Sampai
diameter 22mm Sepanjang 40mm.
8. Lepaskan Center hidup kemudian ganti dengan rumah bor, Pasang Center drill pada
rumah bor dan kencangkan. lakukan Pengeboran center pada benda kerja untuk
pengeboran Pertama, Setelah di bor center ganti center drill menggunakan mata bor
ø 5mm dan bor sampai tembus kemudian ganti kembali mata bor ø 5mm. dengan
mata bor yg lebih besar, lakukan pengeboran sedalam 30mm dengan ø 13mm.
9. Matikan mesin, dan lepaskan benda kerja bersihkan gram bubutan dari bak mesin.
Sapu lantai agar bersih dari tebaran gram yang berserakan.
10. Ambil plat kemudian ambil mistar siku dan kapur lakukan pengukuran pada plat
dengan ukuran panjang 105mm dan 38mm Potong menggunakan mesin gerinda
16
tangan sebanyak 2 buah plat.
11. Setelah Plat di Potong sebanyak 2 buah Jepit Plat Pada ragum dan lakukan
Pengikiran pada plat dari tiap tiap masing sisi agar plat menjadi ukuran 100mm di x
35mm.
12. Setelah selesai di kikir buat garis pola untuk mencari titik pusat lubang dengan
ukuran tiap pola garis di bagi beberapa ukuran yakni 10mm dari tepi panjang ke
arah dalam 35mm kearah tengah dan 35mm Sepanjang 3/4 dari total Panjang benda
kerja, Setelah itu masing-masing di buat garis pola dari tiap tepi lebar dengan jarak
5mm dan di buat garis sepanjang 100mm.
13. Ambil Penitik dan palu untuk memberikan tanda pada tiap titik pusat yang Sudah di
buat menggunakan garis sumbu untuk di lakukan Pelubangan 9 lubang.
14. Lepas benda kerja dari ragum dan kembali di jepit benda kerja plat di ragum mesin
bor.
15. Pasang center drill pada cekam mesin bor lakukakan pengeboran center pada titik
yang sudah di buat tadi sebanyak 9 lubang yang akan di buat lubang.
16. Setelah di lakukan center bor, ganti mata center dril dengan mata bor ø 5mm dan
kencangkan.
17. Lubangi 9 titik tersebut dengan mata bor 5mm yang sudah di pasang. Hidupkan
mesin bor dan buat lubang sampai tembus.
18. Setelah di lakukan pengeboran tembus, matikan mesin dan ganti mata bor ø 5mm
dengan mata pisau end mill jenis ball kemudian kencangkan.
19. Tujuan di pasangnya pisau end mill tersebut untuk mencemper mulut lubang agar
pada saat pemasangan sekrup sejajar dengan permukaan plat.
20. Setelah selesai proses pelubangan dan pencemperan mulut lubang lepaskan pisau
end mill dan benda kerja penjempitnya..
21. Bersihkan area mesin bor dari gram bekas pengebora.
22. Siapkan mesin las dan peralatan penunjangnya pasang peralatan las pada trafo las
seperti kabel katub + dan -.
23. Jepit plat pada ragum kemudian ambil mesin gerinda tangan dan ganti mata gerinda
potong dengan mata gerinda potong dengan mata gerinda tipis.
24. Kikis bibir plat untuk membuat kampuh dengan ukuran 3×45ᵒ pada kedua buah plat
tersebut.
25. Setelah membuat bevel maka masuk pada sisi untuk menyambungkan antara plat
dan as engsel.
17
26. Seting plat dan besi as engsel secara bersamaan pada ragum dengan kriteria
mencari titik sumbu antara bibir atas yang telah di cemper dengan garis sumbu besi
as tersebut menggunakan penyiku (mistar siku).
27. Setelah dirasa simetris, pasang elektroda pada stang holder kemudian pasang klem
massa pada objek ang akan di las.
28. Hidupkan mesin las dan atur amper yang akan di pakai pada mesin las untuk
mengelas.
29. Sebelum mengelas, tidak lupa memakai peralatan keselamatan kerja las. Kemudian
las pada benda kerja yang akan di sambung.
30. Lakukan pengelasan pada kedua sisi sambungan secara penuh kemudian bersihkan
torak las menggunakan palu las dan sikat baja apabila hasil pengelasan dirasa
belum cukup sempurna, maka lakukan penggerindaan pada objek las untuk
membuang sisa-sisa las yang tidak baik.
31. Setelah proses pengelasan dianggap sudah baik maka proses selajutnya adalah
membersihkan sisa-sisa percikan las agar rapi menggunakan kikir atau mesin
gerinda tagan.
32. Setelah seluruh pross pabrik kasi di anggap selesai maka seorang operator harus
merapihkan, membersihkan dan menata peralatan dan area kerja agar kembali
bersih dan nyaman.
33. Tahap finishing yaitu melakukan proses HEAT TREATMENT. Pada engsel
tersebut untuk mendapatkan sifat keras.
34. Setelah engsel di heat treatment, engsel diberikan pewarnaan pada bagian luar agar
terlihat rapih dan indah menggunakan cat semprot (pilok).
35. Seluruh rangkaian selesai, maka benda kerja atau produk diserahkan dan
dikumpulkan kepada pengawas atau instruktur untuk dilakukan pengecekan
dimensi ukur dan penilaian.
18