Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

PROSES PEMBUATAN RESIN POLYMER FULL ACRYLIC


COPOLYMER
SEKTOR PRESSURE SENSITIVE ADHESIVE
DI PT. ARISTEK HIGHPOLYMER
BEKASI

Disusun sebagai
Salah satu syarat kelulusan
Tahun Pelajaran 2018/2019

OLEH:
NIS:

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.


PUSDIKLAT INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK NEGERI 1 CARIU
2018/2019
SURAT PENGANTAR PRAKERIN

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh:

PT. ARISTEK HIGHPOLYMER BEKASI

Pada tanggal: 9 September 2018

Mengetahui, Menyetujui
Pimpinan dept. Engineering Pembimbing

Anggi Ginanjar Dzulkifliandi

iii
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh:


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK NEGERI 1 CARIU

Pada tanggal:

Mengetahui, Pembimbing
Kepala Sekolah

Drs. Mahdi Sri Wuryanto


NIP.196808051995041001 NIP.197411242009021001

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat-NYA, sehingga
Laporan PRAKERIN di PT. Aristek Highpolymer dapat terselesaikan.
Penyusunan Laporan PRAKERIN di PT. Aristek Highpolymer merupakan
salah satu syarat mengikuti ujian akhir tahun pelajaran 2018/2019 di Sekolah
Menengah Kejuruan SMK NEGERI 1 CARIU. Dalam penulisan laporan ini,
penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, belum tentu laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak. Drs. Mahdi selaku kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Negeri 1 Cariu.
2. Bapak A Handimulya S, selaku President Director PT. Aristek
Highpolymer Bekasi.
3. Bapak Anggi Ginanjar, selaku pimpinan Dept. Engineering PT. Aristek
Highpolymer.
4. Bapak Michael Handoko, selaku Strategic Business Unit PT. Aristek
Highpolymer.
5. Bapak Junarto Pardede, selaku HRD Manager PT. Aristek Highpolymer.
6. Bapak Ikhsan Nurhadi, selaku HRD Supervisor PT. Aristek
Highpolymer.
7. Bapak Dzulkifliandi, selaku Surpervisor Engineering PT Aristek
Highpolymer.
8. Ibu Winda Sri Indriani, selaku Administrasi Engineering PT. Aristek
Highpolymer.
9. Ibu Rita, selaku pembimbing PRAKERIN di Sekolah Menengah
Kejuruan SMK NEGERI 1 CARIU yang telah memberikan petunjuk
dalam penyusunan laporan ini.

1
10. Rekan-rekan selaku pembimbing lapangan kami di PT. Aristek
Highpolymer.
11. Semua staff dan karyawan di PT. Aristek Highpolymer, atas bimbingan
selama kami melaksanakan Praktek Kerja Industri.
12. Orang tua dan keluarga atas doa, dukungan, dan semangat yang
diberikan kepada kami.
13. Semua pihak yang membantu kami sehingga tidak kami sebutkan satu-
persatu.
Penyusun berharap atas saran dan kritikan yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT
membalas segala kebaikan kepada seluruh pihak yang membantu dalam
penyelesaian laporan ini. Akhir kata, Terima kasih dan penyusun berharap agar
Laporan PRAKERIN ini dapat berguna di masa yang akan datang.

Bekasi, September 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
SURAT PENGANTAR PRAKERIN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN ........... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ............................................................................................ 5
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ 6
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 7

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Tujuan PRAKERIN ............................ 8
B. Tujuan PRAKERIN ............................................................ 9
C. Ruang Lingkup Perusahaan............................................... 10
D. Sistematika Pengumpulan Data…………………………..11
E. Sistematika Penulisan Laporan…………………………...12

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


A. Profil Perusahaan .............................................................. 13
B. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................. 14
C. Visi dan Misi Perusahaan .................................................. 15
D. Lokasi Perusahaan/Intansi ................................................ 15
E. Struktur Organisasi PT Aristek Highpolymer….………..16
F. Tata Tertib Perusahaan ..................................................... 18

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


A. Pembahasan Pipa…………………………………………19
B. Full Acrylyc Copolymer………………………………….19

BAB IV PEMBAHASAN
A. Proses Pembuatan Full Acrylic Copolymmer
…………...…….………………………………………....43

3
B. Faktor Yang Berpengaruh……………………………….43

BAB V PENUTUP
A. . Kesimpulan ...................................................................... 44
B. Saran-saran ...................................................................... 44

4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Aristek Highpolymer .............................. 15

Gambar 2. Stuktur Organisasi Departement Engineering PT. Aristek Highpolymer


......................................................................................................................... 16

5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Gambar Alat Instrumentasi ............................................................. 48

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan SMK NEGERI 1 CARIU merupakan
lembaga pendidikan yang akan mencetak tenaga terampil dan ahli dalam
berbagai bidang teknologi teknik otomotif dan pengelasan. Salah satu
pengalaman yang berharga dan merupakan ciri khas pendidikan ini adalah
adanya program kurikulum sekolah Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).
Di era globalisasi ini, industri di Indonesia berkembang pesat,
mulai dari bengkel ke industri yang besar. Maka dari itu diperlukan
tenaga-tenaga professional dibidangnya. Agar tenaga professional dapat
terwujud, salah satu cara adalah dengan melaksanakan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN).
Arti penting Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) bagi siswa pada
umumnya merupakan kegiatan dalam usaha menambah pengalaman
kepada siswa sebagai calon tenaga professional dan juga merupakan syarat
kelulusan di Sekolah Menengah Teknologi Industri sehingga harus
ditempuh oleh setiap siswa.
Setelah selesai, siswa juga dituntut untuk membuat laporan
mengenai seluruh kegiatan dan data-data yang diperoleh selama Praktik
Kerja Industri (PRAKERIN).
Alasan memilih PT. Aristek Highpolymer sebagai tempat
PRAKERIN yaitu PT. Aristek Highpolymer merupakan salah satu pabrik
terkemuka dan terbaik di Indonesia

7
B. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Industri ini adalah:
1. Latihan Kerja
Dengan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN). Siswa dilatih
bekerja sesuai jam kerja di perusahaan/instansi. Siswa diharap
dapat berperan sebagai pekerja yang bertanggungjawab
dibidangnya.
a. Bidang Keahlian : otomotif
b. Program Keahlian : Engineering
2. Latihan Penyesuaian Lingkungan Kerja
Selama Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) siswa akan
berinteraksi langsung dengan pimpinan maupun karyawan,
sehingga mempunyai pengalaman dalam hal bekerja sama dengan
rekan kerja.
3. Latihan Kedisplinan Sebagai Karyawan
a. Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan wahana
pengenalan dan latihan mematuhi tata tertib atau peraturan
yang berlaku di perusahaan/industri.
b. Jika terjadi pelanggaran terhadap tata tertib/peraturan, dimohon
perusahaan/instansi memberikan teguran, sanksi atau tindakan
lainnya serta mencantumkan hal tersebut dalam lembar
penilaian, sehingga sekolah dapat memberikan pembinaan lebih
lanjut.
4. Melihat, mengamati, memahami, mempraktikkan, mengaplikasikan
dasar-dasar analisis kimia di perusahaan serta dapat memecahkan
suatu masalah di perusahaan tempat melaksanakan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN).
Selain itu siswa diharapkan dapat :
a. Meningkatkan kemampuan siswa terhadap kondisi nyata
perusahaan di bidang Research and Development yang meliputi

8
proses analisis produk, pengendalian mutu produk, dan sistem
Kesehatan Keselamatan Kerja.
b. Menambah wawasan tentang informasi serta melatih pola pikir
siswa untuk dapat menggali permasalahan, yang kemudian
akan dianalisa dan dicari penyelesaiannya.
c. Memperluas wawasan umum siswa tentang orientasi
pengembangan teknologi dimasa yang akan datang sehingga
diharapkan dapat menyadari realitas yang ada antara teori yang
diberikan dibangku sekolah dengan tugas yang dihadapi
dilapangan.
5. Latihan Penyusunan Laporan
Semua data yang diperoleh selama Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) diolah dan dituangkan dalam laporan kerja atau
karya ilmiah, dengan tujuan:
a. Siswa memiliki keterampilan dalam hal menulis laporan.
b. Melatih siswa menuangkan bahasa laporan secara tertulis.
c. Melatih siswa bertanggungjawab terhadap apa yang
dikerjakannya.
Dalam hal ini siswa diberi tugas:
1) Membuat laporan kegiatan harian dan Lembar Kerja
selama Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dengan
pengesahan pembimbing dari perusahaan/instansi.
2) Membuat Laporan Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) atas nama perorangan yang disahkan
oleh pihak perusahaan/instansi.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam laporan ini adalah:
1. Aspek Proses Pembuatan dan perbaikan jalur pipa.
2. Aspek Pengecekan Spesifikasi Semua jalur pipa.

9
D. Sistematika Pengumpulan Data
Pada magang ini metode yang digunakan dalam memperoleh
data adalah dengan cara :
1. Observasi
Merupakan pengamatan dan pancatatan secara sistematis mengenai
pipa-pipa yang diperbaiki dan dibuat. Dalam perbaikan ini hal-hal
yang diamati adalah proses perbaikan dalam suatu proses.
2. Wawancara
Merupakan wawancara kedua orang atau lebih untuk memperoleh
informasi atau data penelitian.
Dalam perbaikan ini responden yang diwawancarai adalah :
a. Staff Departement Engineering .
b. Karyawan dan karyawati PT. Aristek Highpolymer .
3. Eksperimen
Adalah melakukan percobaan atau analisa langsung terhadap
proses produksi di perusahaan.
4. Study literature
Adalah penggunaan buku panduan atau buku laporan yang
digunakan sebagai acuan penyusunan laporan PRAKERIN Industri ini.

10
E. Sitematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan meliputi :
1. Pendahuluan
Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang, tujuan PRAKERIN,
ruang lingkup, waktu dan tempat pelaksanaan PRAKERIN,
sistematika pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan.
2. Gambaran Umum Perusahaan
Pada gambaran umum perusahaan mengulas tentang sejarah
perkembangan perusahaan dan struktur organisasi.

3. Proses Pembuatan Jalur pipa.


Pada bagian ini menjelaskan tentang bagaimana berbagai macam
pipa dibuat. Kemudian bahan baku dan peralatan yang digunakan serta
standarisasi produknya.
4. Penutup
Pada bagian ini diberikan kesimpulan-kesimpulan dan saran
selama melaksanakan PRAKERIN, mengenai apa yang harus
ditingkatkan dan dipertahankan oleh PT. Aristek Highpolymer
5. Daftar Pustaka
Mencantumkan beberapa sumber yang digunakan sebagai literature
pembuatan laporan PRAKERIN.
6. Lampiran
Tambahan data maupun informasi yang belum dilukiskan di dalam
isi laporan dan dilampirkan di bagian akhir laporan.

11
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI
A. Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. ARISTEK HIGHPOLYMER


Bidang Produk / Jasa : Manufaktur
Status : Swasta
Pemasaran Produk : Lokal, Eksport
Alamat : Jl. Inti Raya Blok C-3, KAV.6-10, Cibatu, Cikarang
Selatan, Bekasi 17550, Indonesia
No. Telepon : (021) 8972692
No. Fax : (021) 8972576
E-Mail : AHP@aristekhighpolymer.com
Website : www.aristekhighpolymer.com
Pimpinan Tertinggi : Direktur
Nama Pimpinan : Handi Mulya
Nama Pembimbing : 1.Anggi Ginanjar (Pimpinan Dept. Engineering)
2. Dzulkifliandi (Supervisor Dept. Engineering)

Lokasi pabrik terletak di Bekasi International Industial Estate (Kawasan


Industri), Cikarang, Jawa Barat, terletak 36 kilometer dari pusat kota Jakarta, menuju
pintu keluar Cikarang di Jakarta – Cikampek. Dengan kapasitas terpasang 30.000
metrik ton per tahun.

12
B. Sejarah Singkat Perusahaan

Corporate Introduction
PT. ARISTEK Highpolymer (AHP) adalah salah satu perusahaan
Indonesia dalam industri kimia industri yang telah diproduksi resin sintetis,
resin sintetis dan resin polyurethane.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1991 sebagai perusahaan yang
bekerja sama dengan perusahaan Korea. PT. Aristek Highpolymer
memproduksi resin sintetis dispersion dan resin polyurethane dimulai pada
bulan September 1993.
Filosofi Perusahaan
Pasar industri kimia khususnya resin sintetis yang sangat dinamis
menyebabkan persyaratan kualitas terus meningkat. Persyaratan itu telah
menjadi filosofi perusahaan, yaitu:
1. Produk inovatif dan layanan pelanggan berkualitas
2. Karyawan AHP didorong untuk selalu aktif dan dapat beradaptasi dan
bekerjasama dengan baik di lingkungan kerja.
3. Perusahaan berusaha untuk menciptakan produk dan sistem yang
coresspond untuk currrent kebutuhan pasar.

Menghadapi abad ke-21


PT. Aristek Highpolymer bertujuan untuk membentuk sebuah jembatan
guna integrasi melalui bidang teknologi industri kimia sebagai kunci dari abad
ke-21. Sebuah interaktivitas dilaksanakan untuk mendorong jalur baru dari
interaksi yang menghubungkan individu, masyarakat, dan perusahaan.
Integrasi teknologi untuk mengembangkan produk guna kepentingan
masyarakat merupakan dasar untuk operasi PT. Aristek Highpolymer ini.

13
C. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadi Perusahaan Industri resin sintetis terbaik di Indonesia yang
disegani dan diperhitungkan di Asia Tenggara.
2. Misi
a. Membangun sistem manajemen mutu melalui ISO 9001.
b. Meningkatkan bisnis perusahaan melalui peningkatan pangsa
pasar baik domestik maupun ekspor, sehingga target 50.000
MT dapat tercapai di tahun 2020.
c. Selalu mengutamakan kualitas, inovasi, konsistensi dan service
serta peduli terhadap lingkungan.
d. Selalu meningkatkan efisiensi dalam berbagai aktivitas
perusahaan sebagai upaya menaikan daya saing menuju
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

D. Lokasi Perusahaan/Instansi
1. Head office
Jl. Danau Sunter Selatan Block O-IV No.35,
Sunter, Jakarta Utara, DKI Jakarta14350
Telp: (021) 6509877, (021) 6509878 Fax: (021)6510986
2. Factory
Bekasi International Estate (HYUNDAI)
Jl. Raya Inti Blok C3 Kav No 6-10 Desa Cibatu,
Kec. Cikarang Selatan, Kab. Bekasi 17550, Indonesia
Telp: (021) 8972692, Fax: (021) 897257

14
E. Struktur Organisasi PT. Aristek Highpolymer

PERSONNEL &
G.A Factory admin
security
DOCUMENT
CONTROL

PLANT QUALITY
ASSURANCE
MANAGEMENT
REPRESENTATI Preventive
VE ENGINEERING maintenance
Utilty
Civil engineer

LOGISTIC Warehousing
delivery

Production
PRODUCTION PPIC
packing
PRESIDENT TECHNICAL &
DIRECTOR R&D
PRODUCT DEV.
MTS
QC
KETUA
STEERING
COMMITEE
MARKETING Sales
SAD

Purchasing staff
PURCHASING

FINANCE AND
PURCHASING

FINANCE Cashier
Bll colector
Credit control

TAX AND EDP


ACCOUNTING

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Aristek Highpolymer

15
F. STRUKTUR ORGANISASI ENGINEERING DERPARTMENT

Gambar 2. Struktur Organisasi Engineering Department.

16
G. Tata Tertib PT. Aristek Highpolymer

1. Seragam kerja wajib dipakai ketika berada di PT. Aristek Highpolymer.


2. Setiap pekerja wajib mengisi daftar hadir masing masing pada waktu
dan pulang kerja.
3. Setiap pekerja wajib hadir di tempat tugas masing masing pada waktunya
sesuai dengan hari kerja yang ditetapkan.
4. Setiap pekerja wajib memakai alat safety pada waktu kerja atau
melakukan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Tidak diperkenankan membawa seragam kerja dan alat safety kecuali,
seragam kerja yang akan dicuci.
6. Setiap pekerja wajib memelihara dengan baik semua alat milik perusahaan
dan segera melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui hal hal yang
dapat menimbulkan bahaya.
7. Waktu kerja untuk kerja non – shift mulai dari hari senin sampai dengan
hari jumat didasarkan atas lima hari kerja seminggu dan delapan jam
sehari dan 40 jam seminggu.
Hari senin s.d jumat : 08.00 s.d 17.00 WIB
Istirahat : 12.00 s.d 13.00 WIB
8. Permintaan izin kerja harus dengan sepengetahuan atasan.
9. Pemberian Surat Sakit harus dengan surat resmi dari dokter atau rumah
sakit yang bersangkutan.

17
BAB III
PELAKSANAAN PRATIK KERJA INDUSTRI PERBAIKAN PIPA
INDUSTRI

A. PEMBAHASAN PIPA

Pipa merupakan suatu alat pendukung untuk mendistribusikan suatu


media tertentu sesuai dengan jenis material yang di gunakan.

B. Polimer Full Acrylic Copolymer Sektor Pressure Sensitive Adhesive.

Adhesive atau lem atau juga sering disebut perekat merupakan suatu bahan
yang digunakan untuk menyatukan dua benda yang sejenis, maupun yang tidak
sejenis bersama dengan aksi permukaan, sehingga kedua benda tersebut bisa
bertahan terhadap aksi pemisahan.
Perekat adalah bahan yang dapat menahan 2 buah benda berdasarkan ikatan
permukaan menjadi 1 karena ada gaya-gaya pengikat antar permukaan, yaitu gaya
valensi atau gaya ikatan ion dan gaya saling mencengkram antara perekat dengan
bahan yang direkat.
1. Bahan baku pembuatan polimer jenis Full Acrylic Copolymer dan
polimer pada umumnya
Bahan bahan polimer yang digunakan dalam pembuatan Full Acrylic
Copolymer yaitu:
a. Monomer

Monomer adalah molekul organik yang umumnya memiliki


dua ikatan rangkap. Fungsi monomer adalah untuk menstabilkan
partikel polimer. Contoh:
1) Vynil Acetate Monomer
2) Butyl Acrylate

18
3) Acrylic Acid

Monomer terdapat banyak sekali jenis monomer yang


tersedia untuk digunakan dalam pembuatan Full Acrylic
Copolymer. Pemilihan monomer tersebut didasarkan atas
kegunaan, sifat-sifat yang dinginkan dan harga dari produk akhir
polimernya. Jarang sekali polimer terdiri dari hanya satu monomer
saja (homopolimer). Kebanyakan polimer terbentuk dari
kombinasi beberapa macam monomer, yang diharapkan
mempunyai sifat-sifat perpaduan masing-masing monomernya
b. Air (Demin)

Deonize water/demin adalah air yang tidak memiliki ion


(Fe, Cu, Al, Hg, Cl, NO2, NO3, NO4) dan tidak mengandung kadar
mineral, baik digunakan dalam proses polimerisasi. Fungsinya
sebagai media pendispersi, pelarut dan perpindahan panas.
c. Surfactant

Surfactant merupakan molekul yang memiliki gugus


polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka
minyak (hipofilik) sekaligus, sehingga dapat menyatukan
campuran yang terdiri minyak dan air yang berfungsi:
1) Mengontrol pembentukan partikel.
2) Mencegah penggumpalan .
3) Meningkatkan sifat aplikasi pada resinnya.

Contoh:
1) Disponil NRG 301
d. Katalis

19
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi
kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau
terpakai oleh reaksi itu sendiri. Adanya penambahan katalis akan
menyebabkan terbentuknya tahap-tahap reaksi tambahan, yaitu
tahap pengikatan katalis dan tahap pelepasan katalis pada akhir
reaksi. Katalis ini bersifat spesifik atau hanya berlaku untuk
reaksi tertentu.
Contoh:
1) Sodium persulphate
e. Larutan buffer atau larutan penyangga

Buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH,


seperti penambahan asam, basaa atau pengenceran. Dengan kata
lain pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada
larutan tersebut ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau
larutan tersebut diencerkan.
Contoh:
1) Sodium Karbonat
f. Preservative

Preservative adalah suatu zat yang digunakan untuk


membunuh kuman/bakteri. Selain itu juga berfungsi untuk
memperpanjang masa penyimpanan dari produk. Penambahan
bahan-bahan preservative tidak dapat langsung ditambahkan tetapi
harus dilarutkan dengan air demin.
h. Defoamer

Defoamer adalah bahan kimia yang digunakan untuk


mengurangi pembentukan foam atau gelembung yang terjadi di
dalam proses polimerisasi. Biasanya foam dihasilkan dalam proses

20
karena suhu yang tinggi, kecepatan impelar yang terlalu tinggi
maupun karena terjadinya suatu reaksi. Tetapi defoamer ini
memiliki sifat viskositas yang sangat rendah, sehingga
penambahan bahan ini sangat sedikit sekitar 0,05% s.d 0,1% berat
produk. Bahan ini dapat perpengaruh besar pada viskositas
produk.
Contoh:
1) Foamaster S125

Bahan - bahan polimer lainnya yang tidak ada di polimer jenis


Full Acrylic Copolymer. Bahan bahan ini biasanya ada dalam sebuah
polimer, tetapi dalam produk Full Acrylic Copolymer tidak
menggunakannya. Bahan-bahan itu adalah :
a. Plasticizer

Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk


meningkatkan beberapa sifat/properties dari polymer, misalnya
kemampuan kerja (workability), ketahanan terhadap panas (heat
resistance), ketahanan terhadap temperatur rendah (low-
temperature resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering
resistance), sifat insulasi (insulation properties), ketahanan
terhadap minyak (oil resistance).
Contoh:
1) Urea
2) DBP
3) Ethylene glycol
b. Thickener

21
Thickener adalah suatu zat yang digunakan untuk
mengentalkan produk. Jumlah penambahan thickner juga harus
sesuai dengan banyaknya air demin yang digunakan dan target
viskositas yang diinginkan.
Contoh:
1) Tapioka
2) Natrosol
c. Filler

Filler adalah bahan pengisi atau zat yang digunakan untuk


mengisi dalam proses polimerisasi. Selain itu juga berfungsi untuk
meminimalisir banyaknya penggunaan monomer dan banyaknya
biaya yang digunakan untuk memproduksi suatu produk. Bahan
ini dapat juga digunakan untuk menambah total solid yang
terkandung di dalam polimer atau viskositasnya.
Contoh:
1) Pigmen
2) Glycin
2. Langkah langkah pembuatan polimer Full Acrylic Copolymer
a. IRC (Initial Reactor Charge)
IRC adalah awal dari proses polimerisasi yaitu dengan cara
penimbangan bahan bahan utama. Pada tahap ini bahan – bahan
mulai dipanaskan dengan suhu awal suhu ruangan tersebut. Bahan
yang ditambahkan dalam proses ini biasanya terdiri dari surfactant
dan air demineral.
b. IC (Initial Catalyst)
IC adalah proses untuk membantu inisiasi yang digunakan
untuk membentuk radikal bebas. Bahan yang digunakan pada
tahap ini bisanya terdiri dari katalis dan air demineral. Setelah

22
penambahan bahan katalis, maka suhu dalam reaktor akan
meningkat karena terjadi proses reaksi awal. Pada tahap ini akan
dilakukan pengamatan terhadap reaksi awal yang terjadi. Hal – hal
yang diamati berupa suhu, warna, gelembung, dan lain-lainnya.
Hal-hal tersebut untuk melanjutkan ke tahap-tahap selanjutya.
c. Feeding
Feeding adalah proses pengumpanan katalis dan MPE
(Monomer Pre Emulsion) secara bertahap sesuai perhitungan.
Feeding biasanya dilakukan 4 – 6 jam sesuai dengan perhitungan.
Pada saat feeding akan terjadi reaksi antara mononmer dengan
bahan utama yang kemudian akan menghasilkan perubahan warna
dari polimer yang akan dibuat.
d. Aging
Aging adalah proses pendiaman setelah dilakukan proses
feeding guna menyempurnakan proses reaksi. Semakin lama
proses aging maka akan semakin baik kualitas hasil polimer.
Aging biasanya dilakukan selama 1 – 2 jam secara normal. Tetapi
dapat lebih panjang dalam kondisi tertentu. Hal tersebut sangat
dipengaruhi oleh reaksi yang tersisa. Setelah feeding selesai maka
reaksi yang terjadi ditunggu hingga sempurna, salah satu
indikatornya adalah total solid dan bau monomer. Bila indikator
belum terpenuhi sesuai target maka aging akan diperpanjang.
e. PT (Post Treatment)
PT adalah proses guna menyempurnakan reaksi, pada
proses ini terdapat penambahan katalis dan reduktor. Selain itu
proses ini juga berguna untuk memutuskan rantai reaksi karena
reduktor dapat menghambat reaksi pada suhu tinggi.
f. PA (Post Additional)

23
PA adalah proses yang berguna untuk menyempurnakan produk
berupa penambahan pengawet agar tahan lama, penambahan filler
untuk mengisi kekurangan polimer, penambahan bahan anti
kuman dan jamur, serta penbahan defoamer guna untuk
menghilangkan gelembung.
g. Packing
Packing adalah memindahkan polimer yang telah selesai
dibuat ke dalam wadah yang ada. Dan membersihkan dan
membereskan peralatan yang digunakan untuk membuat polimer
tadi sehingga siap digunakan untuk membuat polimer selanjutnya.

h. Checking
Checking adalah pengecekan kualitas polimer yang
dihasilkan (produk) sehingga dapat diketahui apakah produk itu
bagus, dalam hal ini berarti masuk spesifikasi dan siap untuk
dilakukan aplikasi. Apabila produk tersebut berkualitas jelek maka
perlu dilakukan pengembangan lagi.
Dalam proses checking ini ada 4 spesifikasi yang
dilakukang pengecekan, yaitu:
1) Total solid
2) pH
3) Viskositas
4) Warna
i. Adjustment
Adjusment adalah proses menambahkan bahan tambahan
untuk menyempurnakan hasil produk, dalam hal ini adalah
spesifikasi produk (pH, viskositas, dan total solid). Adjusment
dilakukan apabila ada satu atau beberapa spesifikasi yang tidak
masuk dalam target.

24
1) Adjusment pH
Adjustment ini adalah proses penambahan bahan
tambahan guna mengubah pH pada produk. Bahan tambahan
tersebut dapat berupa amoniak, AMP-95, atau yang lain.
Bahan tadi sebelum ditambahakn akan dilarutkan dengan air
demin terlebih dahulu dengan perbandingan 1 : 1 atau 1 : 2
(bahan : demin). apabila total solid sudah mendekati batas
bawah target maka dapat dilakukan penambahan bahan
dengan perbandingan 1 : 0.

2) Adjustment Total Solid (TS) dan viskositas


Adjustment ini dilakukan guna mengubah besaran
TS dan viskositas produk yang didapatkan agar dapat masuk
dalam spesifikasi produk. Adjustment TS dan viskositas ini
dilakukan dengan cara menambahkan air demin ke dalam
produk sesuai perhitungan.
3. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan full acrylic copolymer
a. Reaktor (PRG/Process Reactor Glass) 1-10

Reaktor adalah suatu alat proses tempat terjadinya suatu


reaksi, baik reaksi kimia maupun reaksi fisika. Alat ini berbentuk
seperti tabung yang terbuat dari kaca transparan yang tahan
terhadap suhu tinggi dan berbagai reaksi yang dapat terjadi.
b. Impelar

Alat yang digunakan mengaduk larutan atau bahan yang


berada di dalam reaktor. Impelar ini terbuat dari bahan yang tahan
terhadap panas dan tidak mudah bereaksi. Ukuran impelar yang
digunakan harus disesuaikan dengan reaktor yang digunakan dan

25
dipastikan impelar mendekati bagian bawah reaktor agar bahan
dapat tercampur secara keseluruhan tetapi tidak membuat
reaktornya bergoyang.
c. Thermocouple

Alat yang berbentuk besi panjang yang biasanya diletakkan


di dalam reaktor yang berfungsi untuk mengetahui suhu dalam
bahan yang berada di dalam reaktor kemudian nilai dari suhu
tersebut akan terbaca pada bagian HMI dari alat thermocouple
tersebut.

d. Tabung monomer, katalis & reduktor

Alat yang digunakan untuk tempat feeding atau


menyimpan katalis, MPE, ataupun reduktor sebelum dilakukan
proses feeding. Alat ini berbentuk tabung dan valve di bawah
seperti buret tetapi juga seperti gelas ukur. Volumenya sendiri
adalah 1000 ml untuk tabung monomer dan 100 ml untuk tabung
katalis dan reduktor. Pada saat proses feeding, valve dibuka
dengan perkiraan kecepatan yang berdasarkan perhitungan yang
telah dilakukan agar tepat.
e. Water Bath

Alat yang digunakan memanaskan reaktor dengan air


biasa. Alat ini berbentuk balok dengan bagian dalam dapat diisi air
sampai 10 liter. Tetapi bila reaktor dipasang maka air yang
digunakan menjadi lebih sedikit. Untuk suhu water bath dapat
diatur dengan mengganti set point pada kontrolernya mulai dari
suhu ruangan sampai lebih dari air mendidih.
f. Blower

26
Blower digunakan untuk menghisap udara atau gas kotor
yang berada di lemari proses polimerisasi agar udara yang berada
di dalam lemari polimerisasi tidak menyebar di dalam
laboratorium.
g. Mixer

Alat yang digunakan untuk mencampurkan membuat MPE


(Monomer Pre Emulsion).

h. Neraca Digital

Alat yang digunakan untuk menimbang bahan. Neraca


yang digunakan untuk menimbang bahan mempunyai ketelitian
0,1 g sedangkan untuk pengecekan TS menggunakan neraca
analitik yang mempunyai tingkat ketelitian 0,0001 g.
i. Beaker glass

Beaker glass digunakan untuk tempat menimbang bahan-


bahan tambahan. Pada tahap PT dan PA. Gelas beaker ini
memiliki ukuran 50 ml, 100 ml, 200 ml, dan 300 ml.
j. Oven

Oven digunakan untuk mengeringkan produk yang akan


dicek total solidnya. Oven diset pada suhu 150°C sebelum
digunakan untuk pengecekan TS (Total Solid).
k. pH meter

Alat yang digunakan untuk mengecek kadar pH yang


terdapat dalam bahan maupun produk.

27
l. Alumunium Foil

Alat yang digunakan sebagai alas untuk menimbang bahan


atau produk. Selain itu alumunium foil digunakan sebagai penutup
lubang pada reaktor. Pada saat pengecekan nilai TS alumunium
foil sebagai alas yang digunakan untuk tempat sample yang akan
diukur total solidnya.
m. Viskometer

Viskometer digunakan untuk mengecek kekentalan


produk. Viskometer terdapat 2 jenis yaitu: LVT & RVT. Jenis
LVT digunakan untuk pengukiran larutan yang encer dan RVT
digunakan untuk larutan yang lebih kental. Sedangkan pengukuran
kekentalan produk dilakukan dengan menggunakan spindle dari
alat viskometer ini dan kecepatan putaran yang dapat diatur
tergantung besar viskositas produk. Semakin besar viskositas
produk maka digunakan spindle yang semakin kecil bentuknya
(nomornya semakin besar) dan kecepatan putaran yang semakin
lambat.
n. Spatula

Spatula digunakan untuk mengambil bahan atau produk


yang dalam jumlah sedikit. Spatula berbentuk seperti sendok dan
terbuat dari besi. Spatula juga berfungsi untuk mengaduk pada
gelas beaker dan mengambil sempel untuk analisis TS di
alumunium foil.
o. Kondensor

Kondensor digunakan untuk mendinginkan dan mengubah


fase uap menjadi cair. Kondensor juga berfungsi untuk

28
melepaskan tekanan apabila terjadi kelebihan tekanan pada reaktor
tanpa membuat bahan dalam larutan ikut menguap terbuang.

29
BAB IV
PEMBUATAN POLIMER FULL ACRYLIC COPOLYMER

A. Prosedur Proses
1. Pengecekan alat
a. Mengecek kelayakan selang lubang keluaran reaktor monomer
katalis dan reduktor harus bebas dari sumbatan.
b. Mengecek kebersihan reaktor dan impelar, bila belum bersih maka
dibersihankan lagi agar siap digunakan.
c. Menggunakan perlengkapan safety seperti jas lab, masker, dan
sarung tangan.
d. Menyalakan blower di atas reaktor yang akan digunakan dengan
cara menekan tombol on di bagian bawah dan akan menyalakan
lampu indikator di sampingnya.
2. Pembuatan IRC
a. Menimbang bahan IRC 1 yaitu M0100 sesuai formula di tabung
reaktor gelas langsung dengan neraca analitik.
b. Memasang kelengkapan reaktor gelas seperti karet, impelar dan
lainya.
c. Memasang reaktor pada mixer dengan mengencangkan baut-baut
pada ring reaktor.
d. Menimbang dan memasukkan IRC 2 dan 3 apabila suhu IRC 1
sudah mencapai 80 oC.
e. Menunggu 5 menit sebelum memasukkan initial MPE.
3. Start up rangkaian reaktor
a. Memutar tombol merah di panel control.
b. Memutar 4 tuas hitam di samping tombol merah sehingga lampu
hijau indikator di atasnya menyala.

30
c. Menghidupkan mixer reaktor dengan kecepatan pelan untuk
mengecek putaran impelar sudah semestinya.
d. Mempercepat putaran mixer reaktor.
e. Menutup lubang untuk memasukkan bahan di atas reaktor dengan
alumunium foil, lalu diikat. Untuk mencegah menguapnya bahan
karena dipanaskan.
f. Menutup valve pada tabung monomer, katalis, dan reduktor
apabila masih terbuka.
g. Menghidupkan kran kondensor.
h. Memenuhi water bath dengan air.
i. Memasukkan set point pada water bath.
j. Mencatat pekerjaan pada lembar kerja.
4. Pembuatan MPE
a. Menimbang bahan bahan monomer dengan gelas beaker 3000 ml
satu per satu secara berturut-turut.
b. Sebelum memasukan MPE 5 terlebih dahulu di bahan-bahan tadi
di mixer dengan alat mixer yang ada di ruang preparasi.
c. Setelah beberapa menit bahan bahan MPE 5 sampai 7 ditimbang
dengan gelas beaker 500 ml dan di masukkan dalam campuran
MPE 1 sampai 4 tadi secara berurutan.
d. Menimbang MPE 8 dengan alumuniaum foil di neraca alitik
(kelelitian 0,0001 g) dan memasukkan pada campuran MPE
sebelumnya.
e. Menunggu MPE hingga benar benar tercampur sekitar 15 menit.
f. Mengangkat MPE dari mixer dan tuang MPE pada tabung MPE di
rangkaian PRG.
g. Menyalakan mixer MPE agar MPE lebih homogen.
h. Mencatat volumenya di lembar kerja.

31
i. Bersihkan gelas beaker 500 ml dan 3000 ml tadi dengan air. Lalu
dikembalikan pada tempanya.
j. Memasukkan 5.1% MPE tadi sebagai initial dan difeeding selama
kurang lebih 5 menit.
5. Pembutan katalis (IC dan FC)
a. Menimbang bahan IC terdiri dari katasi dan air demin di dalam
gelas beaker 50 ml.
b. Aduk dengan spatula hingga larut.
c. Masukkan IC ke dalam tabung reaktor setelah initial MPE sesuai
formula.
d. Menimbang bahan FC terdiri dari katasi dan air demin di dalam
gelas beaker 100 ml.
e. Aduk dengan spatula hingga larut.
f. Masukkan dalam tabung katalis dan catat volumenya di lembar
kerja.
6. Feeding
a. Menghitung kecepatan feeding berdasarkan volume MPE dan
katalis berbanding waktu sesuai formula. Lalu mencatatnya di
lembar kerja.
b. Mengamati dan mengendalikan laju kecepatan feeding MPE dan
katalis.
c. Mengamati dan mencatat suhu dalam maupaun luar, kecepatan
putaran mixer, dan reaksi yang terjadi di reaktor.
7. Aging
a. Mendiamkan polimer agar bereaksi sempurna selama 1 jam atau
sesuai fomula. Bila air di water bath telah berkurang karena
menguap maka ditambah lagi.
b. Mengamati warna, suhu, putaran impelar dan lain-lain serta
memastikan tidak gagal proses, semisal karena scrap.

32
c. Mengecek free monomer pada polimer dengan mengambil sedikit
sampel dari reaktor menggunakan spatula, setelah thermocouple di
angkat.
d. Bila masih tercium bau monomer maka aging diperpanjang lagi
hingga bau monomer hilang.
8. Post Treatment
a. Menurunkan suhu ke 70 oC.
b. Menimbang bahan-bahan PT dengan gelas beaker 50 ml.
c. Mengaduknya dengan spatula hingga tercampur.
d. Memasukkannya ke dalam reaktor.
e. Mencuci spatula dan gelas beaker untuk digunakan PT selanjutnya
sesuai formula.
f. Mengangkat thermocouple dan mematikannya.
9. Post addition
a. Menurukan suhu ke 60 oC.
b. Menimbang PA 1 dan memasukkannya ke reaktor secara feeding.
c. Menimbang PA 2 dan memasukkanya ke rekator setelah PA 1
sesuai formula.
o
d. Menurunkan suhu ke suhu ruangan (<50 C) dengan cara
mematikan water bath dan mengganti airnya dengan air dingin
untuk mempercepat pendinginan.
e. Menimbang dan memasukkan PA 3 sampai PA 5 secara berurutan
dan sesuai formula dengan gelas beaker 50 ml.
10. Packing
a. Mengambil wadah packing, yaitu plasik 1 kg dan pail 1 kg.
b. Mematikan mixer reactor,
c. Melepas reaktor dari rangkaiannya.
d. Meletakkan reaktor di area packing.

33
e. Menyiapkan alat packing yaitu beaker glass 3000 ml dan filter 150
mesh.
f. Memasukan hasil produk ke dalam beaker glass 3000 ml dengan
disaring terlebih dahulu.
g. Memasukkan hasil produk di pail 1 kg yang telah dilapisi plastic
packing 1 kg.
h. Membawa hasil produk ke meja checking.
i. Membersihkan gelas beaker 3000 ml dan filter dengan air biasa.
Menimbang scrap bila ada scrap yang terbentuk dan mencatatnya
di lembar kerja.
j. Membersihkan reaktor dan impelar hingga bersih.
k. Menegembalikan reaktor dan impelar sesuai nomor reaktornya.

11. Checking
a. Menulis hasil produk pada buku pengecekan sesuai sektornya
untuk mengetahui nomor batch dan untuk mencatat hasil
pengecekan.
b. Memberi label hasil produk dengan menempel label yang telah
dilengkapi pada wadah packing.
c. Mengecek total solid:
1) Mencetak alumunium foil dengan diameter 4,5 cm dan
menimbangnya sebagai wadah. (A)
2) Menimbang kurang lebih 1 gram sampel dalam alumunium
foil tersebut dan meratakannya dengan spatula (B)
3) Dilakukan sebanyak 2 kali (secara duplo).
4) Memanaskan alumunium foil dengan sampel dalam oven
pada suhu 150°C selama minimal 15 menit.

34
5) Mengambil lalu menimbang alumunium dengan sampel
yang telah kering dengan neraca analitik setelah dingin. (C)
6) Membuang alumunium foil di tempat sampah bila sudah
digunakan.
7) Bila selisih hasil diantara 2 pengecekan (alumunium foil)
lebih dari 0,5% maka dilakukan pengecekan ulang.
Rumus perhitungan:
C−A
TS = X 100%
B−A
d. Mengecek viskositas :
1) Mengkondisikan suhu sampel sudah dingin (suhu ruangan).
2) Memasang spindel sesuai dengan nomor spindel pada lebar
kerja dan di alat Brookfield LVT atau RVT.
3) Menentukan rpm yang sesuai dengan lembar kerja bila hasil
melebihi 100 maka rpm dikecilkan.
4) Mencelupkan spindel ke dalam sampel sampai tanda cincin.
5) Menghidupkan viskometer dengan menekan tombol sisi atas,
lalu tunggu hingga stabil, minimal 7 putaran.
6) Menghentikan viskometer dengan menekan tombol sisi
bawah.
7) Dibaca angka yang ditunjukan jarum penunjuk dan dikalikan
dengan faktor.
8) Cuci spindel lalu simpan pada tempatnya.
Rumus perhitungan:
Viskositas = Pembacaan X Faktor
Adapun untuk besaran vaktornya adalah sebagai berikut:
e. Mengecek pH
1) Menyalakan pH meter.
2) Mengambil elektroda lalu dilap dengan kertas tissue.

35
3) Mencelupkan elektroda ke dalam sampel sekitar 2 cm.
4) Menunggu hingga pH yang ditunjukan stabil.
5) Mengangkat elektroda lalu mencucinya dengan air.
6) Mengembalikan ke tempatnya.
12. Mematikan rangkaian reaktor PRG
a. Membilas tabung monomer, katalis dan reduktor dengan air biasa.
b. Mematikan sumber daya listrik pada panel kontrol. Dengan cara
memutar keempat tuas hitam hingga lampu indikator hijau mati.
Lalu menekan tombol merah di ujungnya.
c. Mematikan blower di atas rangkaian reaktor dengan menekan
tombol off di bagian bawah.
13. Adjustment produk
a. Melakukan adjustment untuk mendapatkan physical properties
(total solid, viskositas dan pH) yang sesuai dengan target setelah
diketahui physical properties produk tidak sesuai target.
b. Melakukan adjustment total solid dan viskositas:
1) Menimbang berat polimer.
2) Menghitung banyaknya air demin yang dibutuhkan untuk
adjustment dengan rumus perhitungan :

TS hasil
Adjs = ( X berat polimer) − berat polimer
TS target

3) Menimbang dan memasukkan air demin ke dalam polimer


sesuai perhitungan.
4) Mengaduk hingga homogen.
5) Melakukan pengecekan TS dan viskositas ulang.
6) Bila TS atau viskositas masih belum masuk spesifikasi
dilakukan adjustment ulang.

36
c. Melakukan adjustment pH
1) Mengecek ulang pH produk.
2) Menimbang dan menambahkan N0125 atau N0400 (sesuai
formula) dan air dengan perbandingan 1 : 2. Banyaknya
tambahan dilakukan sedikit-sedikit.
3) Mengaduk produk hingga homogen.
4) Mengecek ulang pH.
5) Bila pH belum masuk spesifikasi dilakukan adjustment pH
ulang.

B. Data Hasil Percobaan dan perhitungan


1. Pengecekan Sebelum Adjustment :
a. Pengecekan total solid
Tabel 5. Data pengecekan total solid sebelum adjustment
Berat Percobaan I Percobaan II Rata Rata

Berat alumunium kosong 0,1693 gram 0,1644 gram -

Berat alumunium + sampel 1,1841 gram 1,1645 gram -

Berat alumunium kering 0,7172 gram 0,7077 gram -

Hasil 54,04 % 54,33 % 54,18 %

Perhitungan :
Total solid = TS (%)
Berat alumunium kosong = A (gram)

37
Berat alumunium + sempel = B (gram)
Berat alumunium kering = C (gram)
C−A
TS = X 100%
B−A
Percobaan I: Percobaan II:
0,7177−0,1693 0,7077−0,1644
TS = x 100% TS = x 100%
1,1841−0,1693 1,1645−0,1644
0,5484 0,5433
TS = 1,0148 x 100% TS = x 100%
1,0001

TS = 54,04 % TS = 54,33 %

54,04% + 54,33%
Total solid rata – rata =
2

Total solid rata – rata = 54,18 %

b. Pengecekan viskositas
Pengecekan viskositas produk full acrylic copolymer
menggunakan viskometer jenis LVT dengan spindel nomor 2 dan
rpm 30. Hasilnya didapatkan 70 cPs.
c. Pengecekan pH
Pengeccekan pH menggunakan pH meter dan didapatkan hasil
sebesar 5,27.

2. Adjustment :
a. Adjusment pH

38
Dilakukan karena nilai pH yang didapatkan belum
masuk ke dalam target. Dalam adjustment pH ini dilakukan
penambahan amoniak (N0125) sebesar 2,5 gram dengan
perbandingan 1:0 (amoniak : air demin).
b. Adjustment total solid dan viskositas
Adjustment total solid juga merupakan adjustment
viskositas. Adjustment ini tidak dilakukan karena total solid
maupun viskositas telah masuk dalam target.
3. Pengecekan sesudah adjustment
a. Pengecekan total solid
d. Pengecekan viskositas
Pengecekan viskositas produk full acrylic copolymer
menggunakan viskometer jenis LVT dengan spindel nomor 2 dan
rpm 30. Hasilnya didapatkan 90 cPs.
e. Pengecekan pH
Pengeccekan pH menggunakan pH meter dan didapatkan hasil
sebesar 7,10.

39
BAB V
PEMBAHASAN

A. Proses Pembuatan Full Acrylic Copolymer

Proses yang dilakukan untuk pembuatan full acrylic copolymer


termasuk dalam polimerisasi adisi. Polimerisasi adisi yaitu reaksi melalui
pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-monomermya yang
membentuk ikatan tunggal. Produk dari full acrylic copolymer dapat
digunakan sebagai lem lakban atau OPP Tape.
Sebelum melakukan proses pembuatan polimer jenis ini pastikan
untuk menentukan reaktor yang akan digunakan dengan cara melihat
monomer yang digunakan dalam proses polimerisasi. Jika pada proses
menggunakan monomer jenis VAM (Vynil Acetate Monomer) maka reaktor
yang digunakan pada reaktor 1, 2, 3 dan 4. Jika monomer yang digunakan
jenis styrene maka menggunakan reaktor 5, 6, 7, dan 8. Dalam proses ini tidak
menggunakan VAM maupun styrene sehingga dapat menggunakan reaktor 1.
Sebelumnya pastikan reaktor dan selang dropping funnel siap untuk dilakukan
proses.
Setelah memilih reaktor yang akan digunakan kemudian dilakukan
proses penimbangan bahan IRC. Bahan yang digunakan pada IRC kemudian
dimasukkan ke dalam reaktor. Reaktor tersebut kemudian dipasang dan water
bath dihidupkan dengan set point 85oC. Dengan suhu water bath 85 oC
diharapkan suhu di dalam reaktor dapat mencapai 80 oC. Setelah suhu tercapai
maka IRC 2 dan 3 ditimbang dan dimasukkan.
Sambil menunggu suhu tercapai dilakukan pembuatan MPE dengan
cara mencampurkan monomer-monomer dengan bahan yang lainnya. Akan
tetapi sebelum ditambahkan monomer pada saat pembuatan MPE, terlebih
dahulu surfaktan dengan air demin diaduk terlebih dahulu selama kurang lebih

40
5 menit. Setelah surfaktan dan air demin dicampurkan kemudian baru
ditambahkan monomer yang telah ditimbang di tempat yang berbeda. Setelah
monomer ditimbang maka monomer tersebut dimasukkan satu per satu secara
berurutan dan berturut-turut sesuai formula. Setelah semua bahan MPE
tercampur maka mixing dilakukan selama sekitar 15 menit. Kemudian MPE
dimasukkan kedalam dropping funnel yang khusus digunakan untuk monomer
dan tetap dilakukan proses pengadukan agar tidak terpisah (tetap stabil)
dengan mixer di atas tabung MPE. Volume MPE dicatat di lembar kerja dan
setelah 5 menit IRC 2 sampai 3 masuk, 5,1 % MPE di feeding masuk selama
sekitar 5 menit.
Setelah MPE selesai dibuat maka dilanjutkan dengan pembuatan IC.
IC ditimbang dengan beaker glass 50 ml lalu diaduk hingga larut dan
dimasukkan ke dalam reaktor setelah feeding 5,1 % MPE. Setelah IC masuk
kemudian didiamkan beberapa waktu agar bereksi dengan bahan IRC dan
MPE. Jika reaksi telah terjadi maka akan terbentuk radikal bebas dan akan
terjadi perubahan pada reaktor. Selain itu juga suhu akan otomatis naik
dikarenakan adanya reaksi. Pada proses polimerisasi jenis ini akan adanya
perubahan dari warna polimer yang dibuat akan menjadi milky white to
bluish.
Setelah initial MPE dan FC di masukkan serta dilakukan observasi
maka dilanjutkan dengan feeding MPE dan katalis. Kecepatan feeding
didasarkan pada volume MPE/katalis dan waktu feeding yang terdapat pada
formula. Dengan cara membagi volume dengan waktu, maka akan didapatkan
feeding selesai pada waktunya. Pengaturan kecepatan feeding dilakukan
secara manual dengan tangan. Hal ini menyebabkan kurang sesuai dengan
perhitungan yang telah dilakukan. Feeding dilakukan selama 315 menit untuk
MPE dan 330 menit untuk katalis.
Ketika feeding selesai dilajutkan proses aging. Proses ini agar reaksi
benar-benar sempurna dengan cara mendiamkan polimer dengan suhu dan

41
rpm tetap. Aging dilakukan selama 60 menit, tetapi karena masih tercium bau
monomer aging ditambah 30 menit.
Setelah aging selesai maka suhu diturunkan ke suhu 70 oC untuk
dilakukan proses post treatment karena proses ini tidak membutuhkan suhu
tinggi. Penurunan suhu dilakukan dengan cara cooling, merubah set point
water bath dan menambah air dingin ke dalam water bath. Setelah PT selesai
maka penutup lubang untuk tempat memasukkan bahan dibuka dan suhu
o
diturunkan lagi menjadi 60 C dengan cara yang sama. Kemudian
dimaksukkan PA 1 dan 2.
Setelah PA 1 dan 2 masuk maka water bath dinonaktifkan dan air di
dalam water bath dikuras habis dengan selang. Kemudian ditunggu hingga
reaktor dingin dan water bath yang dalam kondisi non aktif dimasukkan air
dingin. Kemudian ketika suhu reaktor kurang lebih sama dengan suhu
ruangan maka PA 3 sampai 5 dimaksukkan. Kemudian reaktor dilepas dan
hasil produk dipacking.

B. Faktor Faktor yang Berpengaruh

Dalam proses pembuatan full acrylic copolymer kualitas produk


ditentukan salah satunya dengan physical properties atau spesifikasi produk.
Jika formula telah benar-benar baik, kecil kemungkinan untuk terjadi hasil
aplikasi yang jelek atau tidak sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditentukan. Adapun untuk hasil dari pembuatan full acrylic copolymer sudah
cukup baik hanya saja besar pH masih belum memasuki spesifikasi. Setelah
dilakukan adjustment maka besar pH telah sesuai target. Untuk aplikasi atau
kegunaan khusus dari full acrylic copolymer adalah untuk lem lakban atau
OPP Tape.

42
Dilihat secara umum ada beberapa hal yang mempengaruhi hasil full
acrylic copolymer ini, yaitu:
1. Kesesuaian pada saat penimbangan bahan proses dengan formula yang
telah dibuat. Hal ini sangat menentukan hasil dari produk yang dibuat.
Karena produk hanya dibuat dalam skala kecil yaitu 1 kg. maka
kesalahan kecil dalam penimbangan akan sangat berpengaruh.
Diusahakan penimbangan tepat sesuai formula.
2. Kecepatan dan ketepatan dalam melakukan feeding, pada saat feeding
jika nilai yang terbaca pada dropping funnel tidak sesuai dengan
perhitungan juga sangat mempengaruhi hasil dari produk. Jika keluaran
dari dropping funnel terlalu cepat besar kemungkinan akan terjadi reflux
karena reaksi berlebihan selain itu juga akan terbentuk scrap yang
merupakan padatan yang tidak diinginkan. Apabila terlalu lambat maka
memerlukan banyak waktu dan reaksi yang terjadi juga tidak sempurna.
3. Temperature reactor, Temperature berpengaruh dikarenakan monomer-
monomer yang direaksikan mempunyai titik didih yang berbeda. Selain
itu ketidaksesuaian suhu bagian dalam reaktor dengan suhu yang
diharapkan (karena hanya mengamati suhu luar reaktor) juga sering
terjadi.
4. Kebersihan alat, kebersihan alat merupakan faktor penting untuk
menghindari kontaminasi bahan lain tidak tercampur dan mempengaruhi
kualitas hasil.
5. Kualitas raw material, meski raw material sudah diusahakan dalam
spesifikasi bahan seiring berjalannya waktu dan penyimpanan yang
kurang baik maka penurunan kualitas raw material dapat terjadi.
6. Formula yang kurang baik, hal ini biasanya dijumpai pada produk-
produk baru yang belum teruji dan masih dalam pengembangan. Seiring
banyaknya percobaan yang dilakukan maka kesalahan dalam formula
dapat dilihat dan diperbaiki lagi.

43
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. PT. Aristek Highpolymer terletak di Cikarang Selatan, Bekasi
merupakan perusahan swasta yang bergerak di bidang manufaktur
dengan pimpinan Bapak Handi Mulya.
2. PT. Aristek Highpolymer merupakan industri penghasil polimer.
Polimer yang dapat diaplikasikan dalam sektor coating, textile, adhesive,
aricryl, ink, dan construction.
3. Polimer dibuat dengan cara polimerisasi dengan material berupa
demineralized water, monomer, buffer, surfactant, serta katalis.
4. Pada proses pembuatan full acrylic copolymer didapatkan hasil TS
sebesar 53,76 % dengan viskositas 90 (LVT 2/30) dan pH sebesar 7,10.

B. Saran
1. Semoga kegiatan PKL di PT. Aristek Highpolymer akan dilaksanakan
lagi di tahun-tahun berikutnya.
2. Kebersihan laboratorium harus tetap dijaga agar menimbulkan
kenyamanan dalam bekerja.
3. Peralatan safety perlu ditingkatkan agar dapat lebih melindungi para
pekerja.

44
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Ridwan. 2017. LAPORAN Praktik Kerja Lapangan(Magan Industri)


Proses Pembuatan Resin Gp-5305 D (G-2290) Sector Textile. Yogyakarta
Utomo, Surya Aji Pangestu. 2018. Laporan Praktik Kerja Lapangan (Prakerin)
Quality Control Brake Fluid Dot 3. Yogyakarta
Stg, Ika. 2014, Adhesive (perekat). http://ikastg.blogspot.com/2014/04/adhesive-
perekat_9.html Tanggal 17 September 2018
Tama, Akmal. 2014. Laporan Prakerin PT. Aristek High Polimer (Technecil R &
D). http://www.academia.edu/12308470/laporan_aristek Tanggal akses 22
September 2018

45
LAMPIRAN GAMBAR
PT ARISTEK HIGHPOLIMER

PRG (Proses Reaktor Glass) Panel kontrol

Tabung katalis dan reduktor Tabung monomer

Reaktor mixer tabung monomer

46
Impelar Water Bath

Thermocouple Oven

Neraca analitik pH Meter

47
Viskometer LVT Viskometer RVT

Spindel Kondensor

48

Anda mungkin juga menyukai