Anda di halaman 1dari 41

PENENTUAN KADAR MINYAK LEMAK PADA LIMBAH

CAIR DOMESTIK MENGGUNAKAN PERBANDINGAN


VARIABEL MASSA ALUMINIUM SULFAT DENGAN
ALAT DISSOLVED AIR FLOTATION (DAF)

KARYA ILMIAH

IREN IRMA SITINJAK


F0A020009

PROGRAM STUDI D-III KIMIA INDUSTRI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2023
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Iren Irma Sitinjak

NIM : F0A020009

Program Studi : D-III Kimia Industri

Jurusan : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah dengan judul :


“Penentuan Kadar Minyak Lemak Pada Limbah Cair Domestik Menggunakan
Perbandingan Variabel Massa Aluminium Sulfat Dengan Alat Dissolved Air
Flotation (DAF)” adalah karya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak
terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali
sebagai acuan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika
tidak asli, saya siap menerima sanki sesuai peraturan yang berlaku.

Jambi, 07 Juli 2023


Yang Menyatakan,

IREN IRMA SITINJAK


NIM. F0A020009

i
PENENTUAN KADAR MINYAK LEMAK PADA LIMBAH
CAIR DOMESTIK MENGGUNAKAN PERBANDINGAN
VARIABEL MASSA ALUMINIUM SULFAT DENGAN
ALAT DISSOLVED AIR FLOTATION (DAF)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Menyelesaikan Studi


pada Program Studi D-III Kimia Industri

IREN IRMA SITINJAK


F0A020009

PROGRAM STUDI D-III KIMIA INDUSTRI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2023

ii
RINGKASAN
Dissolved air flotation adalah salah satu alat yang digunakan
untuk pengolahan limbah cair domestik dengan memisahkan minyak
lemak agar tidak mencemari lingkungan. Dissolved air flotation
memiliki keunggulan yaitu tidak memerlukan waktu yang lama dan
tidak membutuhkan waktu yang besar, tetapi dengan menggunakan
dissolved air flotation untuk dapat mempersingkat waktu pemisahan
masih belum ditemukan parameter yang tepat. Dalam pengoperasian
DAF, pembentukan gelembung udara melalui pelepasan air
bertekanan memegang peranan penting. Data alat DAF yang diketahui
bahwa perbedaan variabel sampel 1-5 yang digunakan sebanyak 5
gr/L hal ini dilakukan untuk keakuratan data percobaan. Tekanan
proses dissolved air flotation untuk koagulan yang baik sebesar 1-5
bar. Sedangkan nilai rata-rata tekanan yang baik sebesar 3 bar. Dari
hasil analisa minyak lemak yang didapatkan menunjukkan bahwa
kandungan minyak dan lemak pada limbah masih sesuai dengan
standar baku mutu air limbah domestik. Baku mutu air limbah
domestik menurut Peraturan Menteri Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P. 68 Tahun 2016 adalah sebesar 5 mg/L.

iii
SUMMARY
Dissolved air flotation is one of the tools used to treat domestic
liquid waste by separating fatty oils so they don't pollute the
environment. Dissolved air flotation has the advantage that it does not
require a long time and does not require a large amount of time, but
using dissolved air flotation to shorten the separation time has not yet
found the right parameters. In DAF operation, the formation of air
bubbles through the release of pressurized water plays an important
role. It is known from the DAF tool data that the difference in sample
variables 1-5 used is 5 g/L, this is done for the accuracy of the
experimental data. Dissolved air flotation process pressure for a good
coagulant is 1-5 bar. While the average value of good pressure is 3 bar.
From the results of the fatty oil analysis obtained, it shows that the oil
and grease content in the waste is still in accordance with the domestic
wastewater quality standards. The quality standard for domestic
wastewater according to the Regulation of the Minister of Life and
Forestry of the Republic of Indonesia Number P. 68 of 2016 is 5 mg/L.

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul PENENTUAN KADAR MINYAK LEMAK PADA


LIMBAH CAIR DOMESTIK MENGGUNAKAN PERBANDINGAN VARIABEL
MASSA ALUMINIUM SULFAT DENGAN ALAT DISSOLVED AIR FLOTATION
(DAF) yang disusun oleh IREN IRMA SITINJAK, NIM: F0A020009 telah
dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 05 Juli 2023

Susunan Tim Penguji:

Ketua : Ir. Edwin Permana, S. T., M. T., IPM.,


ASEAN ENG.

Anggota : 1. Dr. Intan Lestari, S.Si., M.Si.

: 2. Restina Bemis, S.Si., M.Si.

Disetujui:

Pembimbing

v
Ir. Edwin Permana, S. T., M. T., IPM., ASEAN ENG.

NIP. 198610052014021002

Diketahui:

Dekan Ketua Jurusan MIPA


Fakultas Sains dan Teknologi Fakultas Sains dan Teknologi

Drs. Jefri Marzal, M.Sc., D.I.T. Dr. Yusnaidar, S.Si., M. Si.


NIP. 196806021993031004 NIP. 196809241999032001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Iren Irma Sitinjak seorang mahasiswi.
Lahir di Kampung Manggis, pada tanggal 06 Juli 2001.
Penulis merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara dari
ayah Mangatur Sitinjak dan ibu Martinal Nainggolan.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri
010072 Rawang Panca Arga pada tahun 2014,
melanjutkan Pendidikan ke SMP Negeri 1 Rawang Panca
Arga dan lulus tahun 2017.
Kemudian penulis melanjutkan sekolah ke SMA Swasta Katolik
Cinta Kasih Kota Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2020. Setelah
lulus Sekolah Menengah Akhir penulis melanjutkan ke perguruan
tinggi Universitas Jambi Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi D-III Kimia
Industri melalui seleksi ujian tulis program Vokasi.
Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan semester genap
pada tahun 2022/2023 yang berlokasi di PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang. Penulis telah menyelesaikan tugas terakhir dan menyusun
Karya Ilmiah dibawah bimbingan Bapak Ir. Edwin Permana, ST., MT.,
IPM., ASEAN ENG. Dengan judul Karya Ilmiah “Penentuan Kadar
Minyak Lemak Pada Limbah Cair Domestik Menggunakan
Perbandingan Variabel Massa Aluminium Sulfat Dengan Alat Dissolved
Air Flotation (DAF)”. Karya Ilmiah ini juga telah dipertahankan didepan
tim penguji pada tanggal 7 Juli 2023 dan dinyatakan lulus serta

vi
berhak menyandang gelar Ahli Madya (A.Md).

PRAKATA
Segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir berupa Karya Ilmiah dengan
waktu yang telah ditentukan. Tugas Akhir dengan judul “PENENTUAN
KADAR MINYAK LEMAK PADA LIMBAH CAIR DOMESTIK
MENGGUNAKAN VARIABEL MASSA ALUMINIUM SULFAT DENGAN
ALAT DISSOLVED AIR FLOTATIO (DAF)” ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat lulus pendidikan diploma (III) Kimia
Industri Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).
Dalam penulisan Karya Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dari berbagai pihak serta mendapatkan pengalaman kerja,
oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar
besarnya kepada :
1. Drs. Jefri Marzal, M.Sc., D.I.T. selaku dekan Fakultas Sains dan
Teknologi
2. Dr. Madyawati Latief, S.P., M.Si. selaku wakil dekan Bidang Umum,
Perencanaan dan Keuangan Fakultas Sains dan Teknologi
3. Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
4. Restina Bemis, S.Si., M.Si. selaku Ketua Program Studi D-III Kimia
Industri dan juga sekaligus Dosen Pembimbing Akademik

vii
5. Dr. Lenny Marlinda, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan
6. Rahmi, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Karya Ilmiah
7. Ir. Edwin Permana, S.T., M.T., IPM., ASEAN ENG. Selaku dosem
pembimbing perancangan alat.
8. Seluruh Dosen pada Program Studi D-III Kimia Industri Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Jambi atas Ilmunya Yang Bermanfaat.
9. Mangatur Sitinjak dan Martinal Nainggolan selaku Orang tua yang tak
henti-hentinnya memberikan dukungan dan doa terbaik untuk penulis
10. Lasriyani Sitinjak dan Petra Madu Sitinjak selaku saudari kandung
penulis yang telah memberikan support dan semangat dalam
menyelesaikan studi ini
11. Mirna Simbolon, Dina Asriani Sijabat dan Ester Harianja selaku sahabat
penulis yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik
akademik maupun non akademik
12. Tak lupa pula rekan-rekan seperjuangan yaitu mahasiswa program studi
Kimia Industri dan Analis Kimia Universitas Jambi angkatan 2020
13. Serta semua pihak yang membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu selama menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Namun penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
Karya Ilmiah ini. Untuk itu bila ada kekurangan dalam Penulisan Karya Ilmiah
ini, penulis mohon kritik dan saran demi penyempurnaan Karya Ilmiah ini.
Harapan penulis kiranya Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa prodi kimia Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Jambi.

Jambi, Juli 2023


Penulis,

IREN IRMA SITINJAK


NIM. F0A020009

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN....................................................................................i
RINGKASAN..................................................................................................... iii
SUMMARY........................................................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................vi
PRAKATA......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Identifikasi dan Perumusan masalah..................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup...................................................................................4
BAB II............................................................................................................... 5

ix
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
2.1 Limbah Cair.......................................................................................5
2.2 Pengolahan Limbah Cair.....................................................................6
2.3 Limbah Domestik...............................................................................8
2.4 Spesifikasi Alat Dissolved Air Flotation.............................................10
2.5 Kadar Minyak Lemak Pada Limbah Cair...........................................11
BAB III............................................................................................................ 13
METODOLOGI PELAKSANAAN........................................................................13
3.1 Waktu dan Tempat Analisis..............................................................13
3.2 Bahan dan Peralatan........................................................................13
3.3 Prosedur Penelitian...........................................................................13
3.4 Metode Analisis................................................................................14
BAB IV............................................................................................................ 15
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................15
4.1 Analisa Proses Pengolahan Air Limbah Dissolved Air Flotation..........15
4.2 Hasil Proses Pengolahan Air Limbah Dissolved Air Flotation.............16
4.3 Analisa Kadar Minyak Lemak Dengan Penambahan Tawas...............17
BAB V............................................................................................................. 20
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................20
5.1 Kesimpulan......................................................................................20
5.2 Saran...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21
LAMPIRAN....................................................................................................... 22

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desain Rancangan Alat Dissolved Air Flotation (DAF)………………..10
Gambar 2. Grafik Analisis pengaruh koagulan pada proses DAF…………………16
Gambar. 3 Grafik Hasil analisis kadar minyak lemak limbah domestik………..18

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Baku Mutu Air Limbah Rumah Tangga……………………………9
Tabel 2. Analisis pengaruh koagulan pada proses DAF…………………………….16
Tabel 3. Hasil analisis kadar minyak lemak limbah domestik…………………….18

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Air limbah……………………………………………………………………..22
Lampiran 2. Desain Alat Dissolved Air Flotation……………………………………..22

xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1
Limbah adalah material buangan yang dihasilkan dari kegiatan
manusia dan dapat diolah kembali dengan berbagai cara. Kegiatan
manusia yang dapat menghasilkan limbah dibedakan menjadi dua
bagian yaitu kegiatan industri dan kegiatan rumah tangga. Limbah
juga dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu limbah cair dan
limbah padat. Limbah padat adalah bahan-bahan padat yang
menyatakan sampah seperti sisa atau buangan hasil kegiatan industri
dan aktivitas domestik (rumah tangga) serta sampah perkotaan yang
dapat berbentuk padatan. Sedangkan limbah cair adalah bahan-
bahan pencemar berbentuk cairan. Air limbah dapat berupa air sisa
pembuangan dari proses produksi industri atau limbah domestik dari
rumah tangga. Limbah cair merupakan bagian terbesar dan berpotensi
mencemari lingkungan (Suhairin et al., 2020).
Limbah domestik adalah limbah yang sehari-hari dihasilkan
oleh kegiatan manusia secara langsung dan secara tidak langsung.
Limbah domestik kegiatan manusia secara langsung yaitu limbah dari
rumah tangga, sekolah, rumah sakit, pemukiman, pasar, pusat
keramaian dan lain sebagainya. Sedangkan limbah domestik kegiatan
manusia secara tidak langsung yaitu limbah dari industri, perikanan,
peternakan, transportasi, kehutanan, pertanian, pabrik dan lain
sebagainya. Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah sisa
cairan buangan yang sebelumnya telah digunakan dari kegiatan
rumah tangga atau pemukiman yang dimaksud dalamnya yaitu yang
berasal dari WC, tempat cuci, tempat memasak serta kamar mandi
(Waluyo, 2018).

2
Limbah domestik memiliki beberapa sifat umum yang harus
diketahui dan sangat perlu diperhatikan adalah parasit dalam jumlah
yang sangat banyak sehingga dengan mudah menyebabkan penyakit
tersebar, virus, kandungan sabun yang ada dalam pada air limbah
domestik dapat langsung meningkatkan unsur hara terutama
komponen nitrogen dan fosfor yang tinggi dapat menyebabkan
terjadinya eutrofikasi hingga mengandung bakteri dan keberadaan
logam berat seperti timbal bisa meningkatkan bahaya penurunan
kesehatan akibat dari terbuangnya kemampuan hemoglobin dalam
mengikat zat penting seperti timbulnya gas terlarut kalsium, bau yang
menyengat akibat dari bahan volatil dan hasil samping dari
pembusukan bahan organik seperti hidrogen sulfida (H 2S) serta
kerugian lain yang akan dialami oleh manusia apabila limbah
domestik dibuang secara langsung ke sungai yaitu berkurangnya
keragaman biota air akibat dari rutinnya senyawa B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) yang masuk ke dalam air sungai. Dampak
pencemaran air limbah rumah tangga juga dapat menyebabkan
gangguan pada organisme air yang disebabkan oleh kurangnya
kandungan oksigen, punahnya biota air, adanya ledakan jumlah
populasi ganggang dan tumbuhan air, banjir, pendangkalan dasar
perairan serta menjalarnya wabah penyakit (Mubin et al., 2016).

3
Masalah limbah cair yang terjadi di Indonesia baik air limbah
domestik maupun air limbah industri sampai saat ini masih sering
menjadi masalah yang serius dan perlu dilakukan pengolahan air
limbah. Dalam proses pengolahan limbah cair terutama yang
mengandung polutan senyawa organik teknologi yang dilakukan oleh
sebagian orang menggunakan aktivitas mikro-organisme yang bisa
langsung menguraikan senyawa polutan organik. Limbah domestik
dapat mengandung 25% karbohidrat, 10% lemak dan 85% protein.
Proses yang dilakukan dalam pengolahan limbah mempunyai
beberapa cara yaitu salah satunya dengan proses biologis. Pengolahan
secara biologi adalah proses alternative dalam pengolahan limbah sisa
aktivitas kegiatan manusia kegiatan komersial atau kegiatan domestik
dengan menggunakan mikroorganisme dan kegiatan industri. Selain
itu pengolahan limbah cair juga dapat dilakukan dengan metode
filtrasi atau penyaringan dari bahan pasir dengan istilah slow sand
filter (SSF), pasir dengan ukuran dan tipe yang sama umumnya
digunakan sebagai upaya sederhana untuk mengurangi konsentrasi
polutan pada air dengan tingkat turbidity dan polusi yang rendah,
dimana air tersebut tidak diperuntukkan sebagai sumber air minum
tanpa olahan lebih lanjut (Martini et al., 2020).
Pengolahan limbah cair domestik pada alat Dissolved Air
Flotation (DAF) menggunakan proses flokulasi dan koagulasi.
Dissolved Air Flotation (DAF) atau flotasi udara terlarut merupakan
suatu proses pemisahan partikel tersuspensi dalam air limbah dengan
bantuan menggunakan gelembung udara ke permukaan air. Proses
koagulasi yang dimaksud adalah untuk mengurangi muatan negatif
yang terdapat pada partikel karena membentuk gumpalan yang
berupa flok-flok kecil dan adanya gaya tarik menarik diantara
keduanya. Setelah dilakukan proses koagulasi maka selanjutnya
dilakukan dengan proses flokulasi yang berfungsi untuk membantu
membentuk partikel yang lebih besar melalui agregasi. Partikel ini
dapat dipisahkan dengan cara sedimentasi yaitu pengendapan karena
adanya gaya gravitasi. Dosis koagulan yang harus ditambahkan
merupakan salah satu faktor yang akan membantu keberhasilan
proses koagulasi. Dosis yang akan ditambahkan harus sesuai
porsinya masing-masing dan apabila dosis yang ditambahkan terlalu
sedikit, maka pembentukan flok tidak akan terbentuk dan sebaliknya
jika penambahan dosis sangat berlebihan juga tidak akan terjadi

4
pembentukan flok dikarenakan berubahnya pH larutan. Aluminium
sulfat atau dapat juga disebut sebagai tawas merupakan salah satu
koagulan yang sering digunakan oleh manusia karena mudah
diperoleh dipasaran, nilai ekonomis serta mudah dalam
penyimpanannya. Bahan koagulan yang sangat efisien dan efektif
adalah aluminium sulfat dengan menghasilkan air yang bersih dan
harga aluminium sulfat yang mudah dijangkau dibandingkan
koagulan lainnya (Fatma et al., 2022).
Air limbah dapat mengandung minyak dan lemak. Kandungan
minyak dan lemak dapat mempengaruhi terjadi pengolahan air limbah
secara biologis maupun kimia. Kandungan minyak dan lemak apabila
masuk kedalam pengolahan biologi akan terjadi penguraian yang
membutuhkan waktu yang sangat lama. Selain itu, apabila polutan
minyak dan lemak yang terdapat didalam air limbah masuk ke dalam
bak sedimentasi maka akan menyebabkan terbentuknya scum yang
mengapung dan menutupi permukaan air limbah sehingga dapat
menyebabkan penurunan difusi oksigen dan mengganggu
mikroorganisme dalam air. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengolahan secara teknologi dalam mengurangi atau menghilangkan
kandungan polutan minyak dan lemak yang terdapat di dalam air
limbah rumah tangga. Teknologi yang akan digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan kandungan minyak dan lemak
adalah teknologi dengan alat Dissolved Air Flotation (DAF)
(Alfakihuddin et al., 2022).

1.2 Identifikasi dan Perumusan masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada maka
dalam kegiatan analisa ini dapat diambil perumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana proses kerja pengolahan air limbah domestik menggunakan
alat Dissolved Air Flotation (DAF)?
2. Bagaimana pengaruh aluminium sulfat atau tawas terhadap kualitas
penambahan air limbah domestik menggunakan alat Dissolved Air
Flotation (DAF) melalui parameter kadar minyak lemak?
3. Berapakah perbandingan Tawas dan air limbah yang tepat untuk
menghasilkan kadar minyak lemak sesuai baku mutu setelah
pengolahan menggunakan alat Dissolved Air Flotation (DAF)?

1.3 Tujuan

5
Kegiatan analisa ini dilakukan bertujuan untuk :
1. Menganalisa proses kerja pengolahan air limbah Dissolved Air Flotation
(DAF)
2. Menentukan atau menghitung kadar minyak lemak setelah dilakukan
penambahan bahan kimia Tawas
3. Menyimpulkan perbandingan takaran Tawas yang paling tepat untuk
kualitas air yang paling baik melalui kadar minyak lemak yang
terkandung pada air hasil pengolahan limbah

1.5 Ruang Lingkup


Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data secara
objektif pada penggunaan alat Dissolved Air Flotation (DAF) adanya
penambahan bahan aluminium sulfat atau tawas dengan beberapa
perbandingan yang berbeda. Kualitas air hasil pengolahan tersebut
akan dibandingkan melalui penentuan parameter nilai kadar minyak
lemak yang terkandung pada air. Tujuan Analisa penelitian ini untuk
mengetahui cara dan kadar penambahan aluminium sulfat yang tepat
dalam proses pengolahan air limbah.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Cair


Limbah cair merupakan buangan yang diperoleh dari beberapa
hasil kegiatan manusia yang dapat berupa cairan. Limbah cair ini
akan ditampung dan dikumpulkan kemudian akan dilakukan proses
pengolahan dan dapat juga dibuang ke perairan atau sungai.
Pembuangan limbah cair apabila langsung ke lingkungan akan sangat
membahayakan karena bahan-bahan yang sangat berbahaya dan
beracun ataupun kandungan limbah yang tidak mampu dicerna oleh
mikroorganisme yang ada di lingkungan serta dapat mencemari
lingkungan sekitar. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
bahaya limbah cair pada lingkungan saat dibuang maka penting
pengetahuan tentang karakteristik limbah. Pengetahuan karakteristik
limbah ini digunakan untuk melakukan proses pengolahan dengan
baik dan benar. Adapun karakteristik limbah dapat dikelompokkan
dalam karakteristik fisik, kimia, dan biologis. Karakteristik fisik
seperti suhu, warna, bau, dan kekeruhan. Sedangkan karakteristik
kimia seperti BOD, COD, kesadahan, pH, dan lain sebagainnya. Dan
yang terakhir yaitu karakteristik biologis adalah ragam organisme
yang ada pada limbah tersebut.
Menurut Hidayat (2016), Limbah cair pada dasarnya adalah air
yang mengandung banyak polutan. Polutan itulah yang akan
menjadikan air tersebut dapat atau tidak digunakan untuk berbagai
keperluan. Polutan yang ada dalam air limbah dapat dikelompokkan
sebagai:
1. Susbtansi terlarut yaitu seperti bahan organik mudah diubah dan sulit
diubah serta bahan anorganik.
2. Koloid yaitu ada banyak yang seperti bahan organik ataupun anorganik
yang membentuk partikel kecil ataupun minyak seperti tetesan dan tidak
terendapkan.
3. Padatan tersuspensi mencakup partikel organik dan anorganik. Partikel
organik misalnya mikroorganisme dan sisa-sisa makanan sedangkan artikel
anorganik misalnya pasir, lempung, mineral, dan sebagainya.

7
Menurut Harahap dan Jumpa (2021), air limbah mempunyai
beberapa karakteristik fisik yaitu bau, warna, padatan, suhu, dan
kekeruhan, kedua karakteristik kimia yaitu organik, anorganik dan
gas. Dan yang ketiga karakteristik air limba serta karakteristik biologis
mikroorganisme. Karakteristik air limbah beserta dampak masing-
masing terhadap lingkungan dan kesehatan manusia seperti
dijelaskan berikut ini:
1. Kekeruhan
Kekeruhan dapat terjadi karena adanya bahan-bahan organik
dan anorganik seperti lumpur. Terlihat dari segi estetika, kekeruhan
dapat merusak. Selain merusak, kekeruhan juga merupakan indikator
yang akan dapat memungkinkan pencemaran. Warna juga merupakan
indikator pencemaran yang dapat menimbulkan penyakit bagi
kesehatan manusia.
2. Bau dan Rasa
Bau dan rasa dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti
algae, oleh karena adanya gas seperti H2S dan lain sebagainnya.
Terlihat dari segi estetika air yang mempunyai rasa dan bau sangat
mengganggu.
3. Suhu dan Residual
Suhu sangat berpengaruh pada penggunaannya contohnya
seperti air yang memiliki suhu 0oC tidak akan mungkin dapat
diterima, begitu juga suhu air yang terlalu tinggi. Kadar residu yang
tinggi dapat menyebabkan rasa tidak enak dan merusak pencernaan
manusia.
4. Derajat pH
Dalam penggunaan air minum, pH dibatasi hal tersebut karena
dapat mempengaruhi rasa, korosifitas dan efisien khlorinasi.
5. Kesadahan Ca dan Mg
Kesadahan dapat mempengaruhi penggunaan sabun, ketel
panas air, ketel uap, pipa air panas dalam sistem plambing dan lain
sebagainnya. Mg dapat bersifat berbahaya yang memberikan efek
demam metal, iritasi pada kulit akan susah sembuh dan lainnya.
6. Besi dan Mangan
Adanya Fe dan Mn yang dapat menimbulkan berbagai
masalah, yaitu seperti rasa dan bau logam, merangsang pertumbuhan
bakteri besi, noda-noda pakaian, efek racun pada tubuh manusia.
7. Nitrogen

8
Nitrogen dalam air ada dalam berbagai bentuk sesuai dengan
tingkat oksidasinya diantaranya nitrogen netral, amoniak, nitrit dan
nitrat. Penyebab kesehatan karena antara lain: iritasi kulit, odema
paru-paru, kejang, pernapasan, mengancam keseimbangan asam basa
dalam darah, stimulasi susunan syaraf pusat, kerusakan saluran
pencernaan, dan lain sebagainya. Pada lingkungan berlebihan
nitrogen dapat menyebabkan eutrofikasi.
8. Bahan Anorganik Lain
Bahan anorganik pada air dapat berupa Ag, AL. As, Ba, Br, Cd,
Cl, Cr, Cu, F, Hg, H2S, PO4, Pb, Se, Zn, dan lain-lain.

2.2 Pengolahan Limbah Cair


Air adalah sumber kehidupan semua makhluk hidup termasuk manusia
yang sangat bergantung pada air. Pada saat ini air menjadi masalah yang
sangat besar bagi manusia. Air harus membutuhkan perhatian lebih karena
untuk menghasilkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu sangat sulit
karena air sudah banyak tercemar oleh berbagai macam limbah dari berbagai
macan hasil kegiatan manusia. Maka air limbah tidak dibuang kesembarang
tempat tetapi air limbah harus diolah untuk mendapatkan air yang jernih dan
bersih.
Limbah rumah tangga sangat berdampak buruk bagi lingkungan sekitar
apabila tidak diolah. Menyalurkan atau membuang limbah rumah tangga ke
lingkungan dengan sembarangan dan tidak dilakukan proses pengolahan, akan
membawa dampak buruk yang cukup besar bagi keberlangsungan ekosistem.
Berbagai dampak yang diperoleh dari proses pembuangan limbah rumah tangga
ke lingkungan dengan sembarangan tempat seperti aspek kesehatan, aspek
lingkungan, dan aspek estetika. Limbah rumah tangga merupakan limbah yang
diperoleh dari semua kegiatan rumah tangga dan kotoran manusia. Manusia
akan mendapatkan limbah manusia yang telah dikonsumsi dari setiap kegiatan
yang dilakukan setiap waktu dan setiap hari sehingga menghasilkan limbah.
Limbah rumah tangga juga dapat dikatakan dengan limbah
yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi, cucian dan limbah bekas
industri rumah tangga. Limbah rumah tangga jika sudah cukup
banyak harus ditanggulangi karena akan sangat berpotensi
mencemari dan meracuni lingkungan sekitar. Pengolahan limbah
rumah tangga ini bertujuan untuk menjauhkan manusia agar tidak
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan yang dapat berdampak
terhadap terganggunya kesehatan manusia. yang dilakukan setiap
waktu dan setiap hari sehingga menghasilkan limbah.

9
Pengolahan limbah cair yang dimaksudkan adalah untuk
melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah.
Secara alamiah sebenarnya lingkungan memiliki daya dukung yang
sangat besar terhadap gangguan yang muncul karena pencemaran air
limbah tersebut. Namun demikian, alam akan memiliki kemampuan
yang cukup terbatas dalam daya dukungnya agar air limbah dibuang.
Menurut Pinontoan dan Sumampouw (2019), ada beberapa
cara sederhana yang dilakukan dalam pengolahan air buangan antara
lain sebagai berikut:
1. Pengenceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,
kemudian air langsung dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan
makin bertambahnya penduduk atau manusia, yang berarti
meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang perlu
dibuang harus banyak dan diperlakukan air pengenceran harus banyak
pula agar seimbang, maka dengan begitu cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Disamping itu cara ini menimbulkan kerugian yang
sangat besar yaitu, diantaranya: bahaya kontaminasi terhadap badan-
badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation ponds)
Pada prinsipnya yang sebenarnya cara pengolahan kolam oksidasi
adalah pemanfaatan secara langsung oleh sinar matahari, ganggang
(algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air
limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan
kedalaman sekitar 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi
lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan
didaerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angina dengan
baik.
3. Irigasi (irrigation)
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali dan air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit
tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk
pengairan lading pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi
untuk pemupukan. Hal ini karena dapat dilakukan untuk air limbah
dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan dan
lain-lainnya. Kandungan zat-zat organik dan protein tinggi yang harus

10
diperlukan oleh tanam-tanaman.

2.3 Limbah Domestik


Air limbah domestik merupakan air yang dihasilkan dari berbagai
macam kegiatan manusia yang berkaitan dengan pemakaian air. Air limbah
domestik yang berasal dari berbagai kegiatan rumah tangga yaitu dari kamar
mandi, toilet dan wastafel cuci tangan maupun wastafel cuci piring. Air limbah
domestik rumah tangga dari berbagai kegiatan manusia sering sekali dibuang
langsung tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Hal ini yang akan dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas badan air penerima hingga kerusakan
lingkungan sekitar.
Menurut Kholif (2020), Ada permasalahan yang sering muncul
akibat dari Limbah cair domestik antara lain:
1. Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian
besar oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses
pembusukan sampah.
2. Sampah anorganik yang ada di sungai dapat menghalangi cahaya
matahari sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air
dan alga yang menghasilkan oksigen.
3. Terdapat deterjen sehingga sangat sukar diuraikan oleh bakteri dan
akan tetap aktif untuk jangka waktu yang lama didalam air. Akibatnya
dapat mencemari air dan meracuni berbagai organisme air.
4. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa
fosfat pada air sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan
ganggang dan eceng gondok (Eichhornia crassipes).
5. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali
menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga
menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan
terhambatnya proses fotosintesis.
6. Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat
proses pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan
oksigen.
7. Material pembusukan tumbuhan air akan mengendap dan menyebabkan
pendangkalan.
Menurut PERMEN LHK Nomor 68 tahun 2016 tentang baku
mutu limbah domestik ambang batas parameter limbah domestic
sebagai berikut:
Tabel 1. Standar Baku Mutu Air Limbah Rumah Tangga
Parameter Satuan Kadar Maksimum

11
Ph - 6-9
BOD mg/l 30
COD mg/l 100
TSS mg/l 30
Minyak dan mg/l 5
Lemak
Ammoniak mg/l 10
Total Coliform Jumlah/100 Ml 3000
Debit L/orang/hari 100
Sumber: (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 68 Tahun 2016)
Upaya yang dilakukan untuk mencapai kondisi masyarakat
agar hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan bebas dari
pencemaran air limbah domestik di masa yang akan datang baik yang
berada di daerah perdesaan maupun yang tinggal di wilayah
perkotaan. Upaya yang harus dilakukan yaitu mengelola air limbah
domestik secara langsung yang dapat melindungi sumber-sumber air
baku bagi air minum dari pencemaran pembuangan air limbah
domestik baik yang dihasilkan dari limbah domestik maupun limbah
industri domestik di permukiman.

2.4 Spesifikasi Alat Dissolved Air Flotation


Dissolved Air flotation (DAF) merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan bahan yang tercemar seperti minyak atau lemak (oils and greases)
dari air dengan bantuan gelembung udara. Partikel yang akan dipisahkan oleh
dissolved air flotation biasanya berdiameter kecil contohnya berupa gelembung-
gelembung minyak yang terdispersi di dalam air yang tidak dapat dipisahkan
dengan hanya mengandalkan gaya gravitasi. Hal ini terjadi karena partikel
minyak yang terdispersi terlalu kecil sehingga waktu yang dibutuhkan oleh
partikel tersebut naik ke permukaan memakan waktu yang cukup lama.
Berikut ini beberapa spesifikasi dissolved air flotation diantaranya:
TKDN (Total Kandungan Dalam Negeri > 50%)
Kapasitas : Tersedia pada kapasitas operasi 5, 10, 20, 30, 50,
70 m3/jam cairan
Tipe : Tersedia dalam tipe rectangular tank
Material : Carbon Steel, Stainless Steel
Instrumen : Dilengkapi flowmeter dan sistem kontrol Level untuk
menjaga proses pemisahan Minyak dan Air
Ukuran Shipping : Dapat diangkut dalam kontainer 20 ft dan 40 ft
Sistem Inlet-Outlet : Adjustable effluent weir inlet – outlet

12
Dapat diintegrasikan dengan unit AsOS oil separator yang lain
Kelengkapan support dokumen MDR standar Migas

Gambar 1. Desain Rancangan Alat Dissolved Air Flotation (DAF)


(Sumber: Polban, 2022)
Prinsip kerja Dissolved Air Flotation ini adalah mengapungkan
dengan melarutkan udara ke dalam fluida dengan tekanan yang
cukup tinggi (40-50 lb/inch) dan melepasnya dengan tekanan
atmosfer. Parameter yang harus perlu diperhatikan dalam
merencanakan Dissolved Air Flotation ini adalah kecepatan
mengapungnya gabungan antara udara dan padatan tersebut. Proses
ini yang akan ditentukan oleh ukuran dan jumlah udara yang perlu
dimasukkan.
Dalam melakukan vacum flotation, air limbah diaerasi sampai
jenuh dengan langsung di dalam bak aerasi atau melewati udara di
bagian penghisap pompa air limbah kemudian akan terbentuk
gelembung udara yang sudah lolos ke atmosfer bersamaan langsung
mengangkat partikel-partikel ke udara. Contoh penggunaan flotasi
menggunakan udara adalah penerapannya di unit pengolahan air
limbah cuci pakaian yang bertujuan untuk mengangkat langsung
minyak/lemak. Lemak menjadi masalah karena minyaknya akan
dapat menggumpal pada suhu udara normal dan berubah menjadi
cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak akan merusak
jika menempel pada dinding saluran air limbah karena dapat
menyumbat aliran air limbah. Selain itu lemak dapat mengakibatkan
kebocoran pada saluran tempat lemak tersebut.

2.5 Kadar Minyak Lemak Pada Limbah Cair

13
Limbah cair yang dapat berupa minyak dan lemak berasal dari beberapa
jenis yang berasal dari kegiatan manusia yaitu seperti kendaraan bermotor yang
beroperasi di perairan, buangan domestik atau rumah tangga dan buangan
industri. Limbah tersebut dapat langsung ditemukan mengapung diatas air.
Minyak dan lemak dapat menurunkan konsentrasi oksigen terlarut dan juga
dapat menghambat apabila masuknya cahaya matahari ke dalam air sehingga
hal ini dapat mengganggu dan merusak kehidupan air. Hal yang harus
dilakukan untuk menghilangkan tingginya kandungan parameter pada air
limbah yaitu dengan metode koagulasi dan flokulasi.
Koagulasi adalah proses pengendapan air limbah menjadi air
jenih dengan bantuan bahan kimia seperti tawas. Proses ini
digunakan dalam pengolahan air limbah karena senyawa garam
alumunium (koagulan) yang ditambahkan ke air limbah untuk
menstabilisasi partikel-partikel kecil menjadi flok yang sangat besar
yang kemudian akan dapat mengendap. Bahan-bahan kimia yang
dapat digunakan untuk proses koagulan pada air limbah yaitu
Polyalumunium Chloride (PAC) dan tawas.
Tawas sangat diperlukan oleh manusia bahkan pabrik industri
harus memiliki tawas sebagai pembantu proses lanjutan dalam
pembuatan berbagai zat cair. Maka kebutuhan tawas di Indonesia dari
tahun ke tahun sangat menunjukkan angka terus-menerus meningkat
seiring dengan berkembangnya industri. Berdasarkan data statistik
kebutuhan tawas di Indonesia berkisar antara 60.000-70.000
ton/tahun hampir 40% kebutuhan tawas di Indonesia masih impor.

14
Tawas dapat juga dikenal sebagai flocculator yang berfungsi
untuk menggumpalkan atau menggelembungkan kotoran-kotoran
didalam air sehingga menghasilkan air jernih. Tawas sebagai
penjernih air yang menghilangkan kekeruhan didalam air dihilangkan
dengan cara penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan.
Tawas mempunyai rumus molekul alumunium sulfat. Tawas
(alumunium sulfat) sebagai penggumpal pada penjernihan air dengan
pH 5,0-7,5. Kelarutan Aluminium sulfat sangat rendah dan
membentuk gel sehingga dapat mengendapkan partikel-partikel kecil.
Pada umumnya bahan seperti alumunium sulfat atau sering disebut
alum atau tawas, fero sulfat, PoliAlumunium Chlorida (PAC) dan
polielektrolit organic dapat digunakan sebagai koagulan. Kerja optimal
pH koagulan tawas sebesar 6-8. Untuk mengetahui dosis koagulan
optimal yang sesuai dan pH yang akan digunakan pada proses
penjernihan air yang sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium.

BAB III

15
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Analisis


Kegiatan analisis ini dilakukan di Laboratorium dan workshop Kimia
Terapan yang beralamatkan di Jl. Jambi – Muara Bulian No. KM. 15, Mendalo
Darat, Kec. Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi pada bulan mei
2023 - Juni 2023.

3.2 Bahan dan Peralatan


Bahan yang digunakan dalam kegiatan analisa kadar minyak/lemak
pada limbah cair domestik rumah tangga adalah sampel limbah domestik,
tawas sebagai koagulan, aquades, n-heksana, dan asam sulfat. Sedangkan alat
yang digunakan adalah timbangan, penanggas air, corong pisah, spatula, alat
destilasi, gelas beaker, wadah buangan pelarut, oven, kertas saring dan
desikator.

3.3 Prosedur Penelitian


A. Proses Absorpsi menggunakan Dissolved Air Flotation (DAF)
Proses absorpsi yang terjadi dengan menggunakan alat DAF
menggunakan sampel air limbah domestik. Air limbah yang menjadi sampel
terjadi proses pengadukan pada tangki umpan menggunakan mixer yang
bertujuan agar tidak ada pengendapan sludge pada tangka umpan. Kemudian
air limbah dipompa dengan laju alir hingga 5 liter/menit menggunakan pompa
celup yang nantinya akan bertemu dengan aliran recycle udara bertekanan
dengan variasi tekanan hingga 6 bar. Air limbah yang kontak langsung dengan
gelembung udara akan mengalir hingga overflow ke bagian inti tangka DAF.
Adanya perbedaan antara densitas air dan flok-flok air limbah, maka air akan
mengalir menuju outlet air, sedangkan flok-flok akan mengapung lalu tersapu
menuju outlet minyak. Sludge yang terendapkan akan berada di zona
pengendapan dapat dibuang melalui drainvalve. Kemudian dilakukan Analisis
terhadap air hasil effluent DAF untuk menentukan kadar minyak lemak.
B. Analisis Kadar Minyak Lemak
Pada Analisa ini terdapat prosedur pengujian yaitu:
Ditambahkan asam sulfat hingga pH ≤ 2 sebelum sampel dianalisa
(sebagai bahan pengawetan), dimasukkan sampel kedalam corong
pisah, ditambahkan n-heksan 30 ml per 1 liter sampel, dilakukan
penggocokkan, dibuang gas yang ada didalam corong pisah selang
beberapa saat, dipisahkan lapisan atas dan lapisan bawah, disaring
lapisan bawah dengan kertas saring, dimasukkan lapisan bawah ke
labu distilasi, Distilasi hingga pelarut menguap, dioven selama 30

16
menit, timbang Kembali sampel hingga berat konstan, kemudian
dihitung kadar minyak lemak dan efisiensi penurunan minyak lemak
menggunakan rumus.

3.4 Metode Analisis


Analisis dan pengolahan data pada penelitian ini digunakan
dengan kajian literatur dan kajian pustaka. Metode pengujian yang
dilakukan untuk menentukan kadar minyak lemak yaitu dengan
menggunakan metode gravimetri. Metode gravimetri merupakan
metode analisis kuantitatif yang dilakukan untuk proses
penimbangan. Metode Analisa yang digunakan pada penelitian ini
berdasarkan SNI 06-6989.10-2004 Air dan Air limbah -Bagian 10:
Cara uji Minyak Lemak.
Kadar minyak dan lemak merupakan parameter untuk
menentukan mutu air limbah dengan konsentrasi maksimumnya di
persyaratkan. Baku mutu yang mengatur batasan maksimum
konsentrasi minyak dan lemak yang di perbolehkan untuk air limbah
domestik menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia No.68 tahun 2016 yaitu 5 mg/L. Salah
satu persyaratan mutu air limbah domestik rumah tangga adalah
kadar minyak dan lemak tidak boleh melebihi 5 mg/L. Apabila kadar
minyak dan lemak melebihi nilai baku mutu tersebut mempunyai
potensi yang dapat menimbulkan pencemaran air.
Rumus Kadar Minyak dan Lemak
( w 1−wo ) x 1000
Kadar Minyak dan Lemak (mg/l)=
v
Keterangan :
W1 = Berat awal (mg)
Wo = Berat akhir (mg)
V = Volume contoh uji (ml)
Rumus Efisiensi Penurunan Minyak dan Lemak Pada Effluent DAF
w 1−wo
% Penurunan Minyak dan Lemak= x 100 %
w1
Keterangan :
ML1 = Kadar minyak dan lemak awal (mg/L))
ML2 = Kadar minyak dan lemak setelah proses DAF (mg/L)

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Proses Pengolahan Air Limbah Dissolved Air Flotation


Dissolved air flotation (DAF) atau flotasi udara terlarut adalah alat yang
digunakan untuk memisahkan partikel tersuspensi dalam air dengan bantuan
gelembung udara membawa partikel ke permukaan air. Gelembung udara mikro
mempunyai diameter 50-100 µm karena adanya pencampuran antara udara
dengan air bertekanan tinggi. Proses DAF sangat efektif dalam memisahkan
parikel yang memiliki densitas lebih rendah daripada air, misalnya minyak,
senyawa-senyawa organik terlarut dan kekeruhan.
Tipe aliran dissolved air flotation (DAF) yang digunakan untuk
melarutkan udara ke dalam air yaitu dissolved air flotation tekanan aliran
recycle. Karena efluen dari unit dissolved air flotation diberikan recycle dengan
rasio 10-50% dari total laju aliran dan diberi tekanan. Air limbah yang di-recycle
akan bertemu dengan influen pertama tepat sebelum titik masuk unit dissolved
air flotation. Penambahan flokulasi dan koagulasi di awal proses diperlukan
agar dapat mencapai ukuran flok yang lebih besar dan gelembung dapat
mengikat lebih banyak agregat padatan tersuspensi. Tipe ini paling umum
digunakan dalam pengolahan air limbah termasuk pemisahan minyak.
Cara pengoperasian alat dissolved air flotation dengan
menggunakan air
limbah domestik. Proses absorpsi yang dilakukan dengan menggunakan alat
DAF sampel air limbah domestik. Adsopsi yang digunakan adalah Aluminium
sulfat yang telah ditentukan variabel massa dimasukkan ke dalam tangki
umpan kemudian dilakukan pengadukan dengan alat mixer tujuannya untuk
mencampur bahan tersebut agar tercampur merata. Setelah dilakukan
pengadukan koagulan akan tercampur dan akan dipompakan dengan pompa
celup ke dalam dissolved air flotation.
Didalam alat dissolved air flotation memiliki 3 zona yaitu zona
kontak, zona separasi dan zona outplate dan minyak. Didalam zona
kontak air umpan akan dipompa ke zona separasi dan air limbah
tersebut akan kontak langsung dengan udara bertekanan jadi
partikel-partikel yang sudah diikat oleh koagulan akan mengapung
karna minyak lemak mempunyai massa jenis lebih rendah daripada

18
air oleh karena itu air tersebut akan mengapung. Setelah air tersebut
mengapung air akan tersapu oleh skimmer atau lapisan atas dissolved
air flotation ke dalam outplate minyak sedangkan air limbah diambil
dari outplate air.

4.2 Hasil Proses Pengolahan Air Limbah Dissolved Air Flotation


Hasil pengujian proses operasi dissolved air flotation dengan
air limbah dari studi literatur dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Analisis pengaruh koagulan pada proses DAF
Sampel Variabel massa (g/l) Tekanan (bar)
1. 5 1
2. 10 2
3. 15 3
4. 20 4
5. 25 5
Dari data di atas dapat diketahui bahwa perbedaan variabel
sampel 1-5 yang digunakan sebanyak 5 gr/L hal ini dilakukan untuk
keakuratan data percobaan karena apabila. Tekanan proses dissolved
air flotation untuk koagulan yang baik sebesar 1-5 bar. Sedangkan
nilai rata-rata tekanan yang baik sebesar 3 bar. Setelah didapatkan
hasil maka didapatlah grafik sebagai berikut:
4.5
4
3.5
3
Tekanan (Bar)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
25 20 15 10 5
Variabel Massa (gram)

Gambar 2. Grafik Analisis pengaruh koagulan pada proses DAF


Dari grafik diatas menunjukkan bahwa variabel massa 25 gram
memiliki tekanan yang paling tinggi yaitu sebesar 5 bar dan variabel

19
massa tekanan 5 gram memiliki tekanan yang paling rendah yaitu
sebesar 1 bar. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar variabel
massa maka semakin besar pula tekanan yang diberikan dan
sebaliknya semakin kecil tekanan yang diberikan maka semakin kecil
pula tekanan yang diberikan.
Akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
operasi dissolved air flotation yaitu sebagai berikut:
1. Tekanan
Tekanan udara merupakan salah satu faktor yang akan menyebabkan
kegagalan dalam proses dissolved air flotation. Karena semakin besar
tekanan maka proses pemisahan dengan dissolved air flotation semakin
baik dan sebaliknya. Tekanan yang kurang memadai menyebabkan
gelembung udara yang terbentuk berdiameter lebih besar dan jumlahnya
sedikit.
2. Waktu
Selain tekanan faktor yang mempengaruhi efisiensi DAF adalah waktu
tinggal (detension time) yang berpengaruh terhadap penyisihan minyak
dan lemak terhadap proses flotasi yaitu berkisar antara 30-60 menit.
3. Kelebihan aluminium sulfat Dengan bertambahnya dosis koagulan
4. yang diberikan maka partikel koloid yang tergabung akan membentuk
flok yang semakin banyak. Namun dari pemberian dosis yang berlebih
dan melebihi batas optimum akan mengakibatkan gaya elektrostatis
pada koloid yang sudah menyatu pada flok menjadi besar dan berakibat
pada kerusakan ikatan flok yang telah terbentuk.
4.3 Analisa Kadar Minyak Lemak Dengan Penambahan Tawas
Tujuan penggunaan bahan kimia aluminium sulfat pada alat dissolved
air flotation adalah bahan koagulan yang efektif, efisien dan menghasilkan air
yang lebih jernih serta harganya yang lebih murah dibandingkan yang lainnya.
Bahan kimia ini dikenal sebagai koagulan, yaitu bahan kimia yang dibutuhkan
air untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak
dapat mcngendap dengan sendirinya. Sehingga alumunium sulfat (tawas),
sering digunakan untuk menjernihkan air limbah. Bahan ini banyak dipakai
karena efektif untuk mengendapkan partikel-partikel kecil dalam air.
Prinsip pemisahan pada alat ini yaitu dengan memisahkan minyak
lemak dengan bantuan flok-flok atau gelembung udara. Koagulasi diperlukan
setelah limbah keluar dari DAF karena minyak dan lemak akan berada di
permukaan. Koagulasi dengan menggunakan alum sebagai koagulan
membutuhkan waktu yang lama untuk pengadukan cepat dan pengadukan

20
lambat serta pengendapan. Dari studi literatur yang didapat perlakuan yang
dilakukan dapat diperoleh tabel hasil pengujian minyak dan lemak yaitu
sebagai berikut:
Salah satu parameter yang terdapat pada pengolahan limbah cair
domestik dengan alat dissolved air flotation adalah kadar minyak lemak. Kadar
minyak lemak adalah parameter yang dilakukan untuk menentukan mutu air

limbah dengan konsentrasi maksimumnya di persyaratkan SNI 6989.03.2011.


Berdasarkan sifat fisiknya, minyak dan lemak merupakan senyawa yang tidak
larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut yang kepolarannya lemah atau
pelarut non-polar. Minyak mempunyai berat jenis lebih kecil dari air sehingga
akan membentuk lapisan tipis di permukaan air. Analisa kadar minyak lemak
ini dilakukan dengan beberapa perbandingan variabel massa adsorben yang
digunakan.
Tabel 3. Hasil analisis kadar minyak lemak limbah domestik
No. Variabel Kadar minyak
massa (gram) lemak (mg/l)
1. 25 2,60
2. 20 2,70
3. 15 3,50
4. 10 3,96
5. 5 4,10
6. 0 4,11
Sumber : Wirawan et al., 2021
Dari hasil analisa yang didapatkan menunjukkan bahwa
kandungan minyak dan lemak pada limbah masih sesuai dengan
standar baku mutu air limbah domestik. Baku mutu air limbah
domestik menurut Peraturan Menteri Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P. 68 Tahun 2016 adalah sebesar 5 mg/L. Minyak
dan lemak pada limbah cair sesungguhnya dapat mengapung sendiri
dikarenakan adanya perbedaan detensi minyak lebih kecil
dibandingkan dengan detensi air, tetapi proses pengapungan secara
alami memerlukan waktu yang lama. Setelah didapatkan hasil maka
didapatlah grafik sebagai berikut:
4.5
4
Kadar minyak lemak (mg/l)

3.5
3
2.5
2
1.5
21
1
0.5
0
25 20 15 10 5 0
Gambar. 3 Grafik Hasil analisis kadar minyak lemak limbah
domestik
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa variabel massa 25 gram
memiliki kadar minyak lemak yang paling rendah yaitu sebesar 2,6
mg/l dan variabel massa tekanan 5 gram memiliki tekanan yang
paling tinggi yaitu sebesar 0 bar. Dapat disimpulkan bahwa semakin
besar variabel massa maka semakin kecil pula tekanan yang diberikan
dan sebaliknya semakin kecil kadar minyak lemak yang diberikan
maka semakin besar pula tekanan yang diberikan.
Kualitas air limbah yang dihasilkan diharapkan memenuhi
baku mutu yang telah ditetapkan oleh PERMEN LHK Nomor 68 Tahun
2016 tentang baku mutu air limbah domestik yang meliputi 7
parameter yaitu pH, BOD, Chemical Oxygen Demand (COD), Total
Suspended Solid (TSS), minyak dan lemak, amonia, dan Total
Coliform.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Koagulan dengan variabel massa 25 gram adalah sebesar 5 bar. Hasil
koagulan yang diperoleh dengan variabel ini masih dapat dikatakan
baik karena alat dissolved air flotation memiliki 6 bar tekanan dan masih
dapat dikatakan sesuai dengan spesifikasi alat tersebut.
2. Kadar minyak dan lemak yang diperoleh dari limbah cair domestik
dengan variabel massa 5 gram adalah sebesar 4,10 mg/L. Kadar hasil
pegujian yang diperoleh tidak melewati batas baku mutu yang
ditetapkan yaitu sebesar 5 mg/L untuk persyaratan baku mutu.
3. Dari percobaan keduanya masih sesuai dengan ambang batas baku
mutu air limbah domestik
5.2 Saran
Limbah cair domestik dapat diolah dengan berbagai cara sehingga
limbah dapat dimanfaatkan dan tidak mencemari lingkungan. Maka limbah
harus dilakukan pengolahan untuk mencegah pencemaran lingkungan. Yang
perlu diperhatikan baik limbah cair maupun limbah lainnya. Pengolahan limbah
cair dari alat dissolved air flotation merupakan hal penting dalam rangka
penanganan lingkungan dalam rangka meningkatkan nilai tambah limbah itu
sendiri.

23
DAFTAR PUSTAKA
Alfakihuddin, M. L. B., R. Sunartaty., D. Satriawan., T. Purnomo., E. S.
Sahabuddin., Darsini., O. S. Pasanda., F. M. Dewadi., E. Ningsih., G. A.
Bani., T. R. Hutauruk dan S. Andayani. 2022. Pengendalian Limbah
Industri. Padang Sumatera Barat: PT. Global Eksekutif Teknologi.
Fatma, I., A. Budiono dan R. Baskoro. 2022. Penentuan Dosis Optimum
Koagulan Aluminium Sulfat Unit Dissolved Air Flotation Waster Water
Treatment Plant PT Kawasan Industri Intiland. Jurnal Teknologi
Separasi. Vol. 8(1): 169-175.
Hidayat, N. 2016. Bioproses Limbah Cair. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Harahap, R dan K. Jumpa. 2021. Bahan Ajar Drainase. Bandung: Media Sains
Indonesia.
Muliyani, N., L. Sunarmintyastuti., B. D. Theodora dan S. Marti'ah. 2019.
Pelatihan Pembuatan Produk Hiasan Dengan Limbah Kain Percak
Dikelurahan Pangkalan Jati Kota Depok. Jurnal PKM. Vol 2(2): 142-147.
Mubin F, Binilang A, dan Halim F. 2016. Perencanaan sistem pengolahan air
limbah domestik di Kelurahan Istiqlal Kota Manado. Jurnal Sipil Statik.
Vol. 4(3): 211-223.
Martini, S., E. Yuliwati dan D. Kharismadewi. 2020. Pembuatan Teknologi
Pengolahan Limbah Cair Industri. Vol 5(2): 26-33.
Pinontoan, O.R dan O. J. Sumampouw. 2019. Dasar Kesehatan Lingkungan.
Yogyakarta: Deepublish.
Suhairin., Muanah dan E. S. Dewi. 2020. Pengolahan Limbah Cair Tahu
Menjadi Pupuk Organik Cair Di Lombok Tengah NTB. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Berkemajuan. Vol. 4(1): 374-375.
Waluyo, L. 2018. Bioremediasi Limbah. Malang:Umm Press.
Kholik, M, A. 2020. Pengelolaan Air Limbah Domestik. Surabaya: Scopindo
Media Pustaka.

24
LAMPIRAN

Lampiran 1. Air Limbah

Sumber : https://waterpedia.co.id/desain-pengolahan-air-limbah-domestik/

Lampiran 2. Desain alat Dissolved Air Flotation

25
Sumber : https://oilseparator.co.id/pengolahan-oily-water-dengan-dissolved-air-
floatation-daf/

26

Anda mungkin juga menyukai