RETENSI

Tujuan meningkatkan retensi adalah:

A. Beban White Water rendah
B. Fiber/filler Loss rendah
C. Menurunkan Beban Deposit
D. Menigkatkan Kemapuan Pemakaian Kembali White Water
E. Mengurangi Pemakaian Fresh Water
F. Meningkatkan Produksi
G. Menurunkan Konsumsi Steam
H. Formasi Lebih Baik
 HAL-HAL YANG TERKAIT DENGAN
PROSES PEWARNAAN

(1). Retensi Warna

- Berkaitan dengan Retensi Fines
- Waena Bermuatan Positif  Diretensi
(2). MASALAH DALAM PEWARNAAN
1. Two Sideness
2. Metamerisme
3. Graniting
4. Pudar – Cahaya
5. Luntur – Air
6. Luntur – Alkali
7. Luntur – Asam
8. Luntur – Klor
9. Dampak terhadap Produk dan Limbah
 WET END CHEMISTRY
Muatan pulp dan bahan pengisi
A. Serat-muatan negatif selilosa mengembang dalam air
murni :
- Ionisasi carboxyl group pada permukaan
- Ionisasi sisa lignin
Sistem pembuatan kertas mengikuti hukum kimia koloid
a. Bila muatan negatif kuat serat dan bahan pengisi saling
menempel  tetapi terdispersi
b. Bila muatan diturunkan sampai mendekati nol, tidak
electrostatic koagulasi pada tempat-tempat yang tidak ada
turbulensi
c. Bila muatan positif kuat karena penambahan bahan
kationik partikel saling menempel tetap terdispersi
 PENGUKURAN MUATAN
(TRITRASI ) (01)
Prosedur :
Blanko:
100 ml aquadest ke dalam erlemmeyer 250 ml
- Tambah 5 ml Poly Dialkyl Dimethyl Ammonium
Chloride (Poly DADMAC)
- Tambah 4 tetes indikator Tymol Blue
- Tritrasi dengan larutan Polyvinyl Sulfat sampai
dengan terjadi perubahan warna biru - ke violet
 PENGUKURAN MUATAN
(TRITRASI ) (02)
Sampel :
- 90 ml aquadest + 10 ml stock
- Tambah 5 ml larutan Poly DADMAC
- Tambah 4 tetes indikator Tymol Blue
- Taritrasi dengan Polyvinyl Sulfat
 PENGUKURAN MUATAN
(TRITRASI ) (03)
Perhitungan :
Muatan = ml larutan Polyvinyl Sulfat
ml larutan blanko = Vol sampel x faktor

5
Faktor = -----------------------------------
ml larutan Polyvinyl Sulfat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RETENSI & DRAINASE
A. Berat Dasar
B. Fiber Dan Filler
C. Refining
D. Konsistensi
E. Temperatur
F. Tipe Alat Pengeluaran Air : Foils Table Rolls, Flat Boxes, Cylinder
G. Kecepatan Mesin
H. Tipe Dan Mesh Wire-bronze Sintetis
I. Wet End Vakum
J. pH
K. Wet End Aditif yang lain
MEKANISME RETENSI
1)Proses Filtrasi :
Fines ditangkap dalam lembaran basah oleh serat dan diendapkan pada wire
yang bergerak.

2) Proses Entrapment
Penampungan partikel secara fisik dalam lumen serat atau dalam struktur
fibril pada permukaan serat
3) Netralisasi Muatan
Koagulasi sebagai hasil dari muatan partikel yang dimodifikasi sedemikian
sehingga tidak saling menolak satu sama lain

4) Jembatan Partikel :
Ikatan antar partikel membentuk flock yang besar dan kuat
RETENSI DENGAN BAHAN KIMIA

• Netralisasi muatan – koagulasi

• Heterokoagulasi
• Pembentukan patch
• Mekanisme jembatan
• Mikropartikel
KOAGULASI

• Koagulasi atau penetralan muatan : netralisasi gaya tolak akibat

muatan negatif permukaan (zeta potential)
• Flokulasi terjadi dengan cara mengurangi muatan permukaan dan
ukuran “doble layer”
• Flok yang terbentuk lemah dan reversible
NETRALISASI MUATAN
ADSORPSI POLIMER
PEMBENTUKAN PATCH

FLOK : KUAT, REVERSIBLE, BERUBAH DENGAN WAKTU

HETEROKOAGULASI

Mendeposisikan partikel yang

berlawanan muatan ke permukaan serat
PEMBENTUKAN JEMBATAN

Flok : kuat, irreversible

Faktor yang berpengaruh :
BM dan densitas muatan
Muatan partikel
Sifat permukaan partikel : adsorpsi
Kekuatan ion sistem : konduktivitas
Gaya geser
PROGRAM RETENSI

• Program Single Component

• Program Dual Polymer atau Multi-Componet System :

• Berdasarkan interaksi elektrostatik
• Berdasarkan interaksi nonionik

• Program Micro Particle

 JENIS POLYMER
A. Muatan :
1. Non Anionic : tidak mempunyai muatan floc yang
terbentuk lemah, mudah terdispersi dan
tidak tahan gesekan.
2. Anionic : mempunyai muatan negatif bila
dilarutkan. anionic bentuk floc yang besar,
ringan
3. Amphoteric : polymer yang mengandung group
cationic dan anionic muatannya dapat
bervariasi dengan pH
4. Cationic : mempunyai muatan positif bila
larutkan, mudah diserap oleh partikel
bermuatan negatif membentuk flock yang
kuat.