SEMESTER : IV (EMPAT)
TAHUN AJARAN : 2021/2022
HARI / TGL. PERCOBAAN : SABTU / 05 MARET 2022
MODUL PERCOBAAN : TETAPAN KESETIMBANGAN
KELOMPOK : B-2 (B-DUA)
NAMA NIM
IZHARUL HAQ 200405076
Medan, 2022
Dosen Pembimbing
Medan, 2022
Asisten
LAPORAN PRAKTIKUM
Keterangan:
R = 8,814 Kj/k.mol
T = absolute temperature (k)
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tetapan kesetimbangan adalah sebagai berikut.
1. Faktor konsentrasi, pengaruh pembentukan seyawa padatan dalam reaksi.
2. Faktor volume, volume system diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser.
3. Faktor tekanan, apabila tekanan dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser.
4. Faktor suhu, ∆H dalam persamaan reaksi (Indriani, dkk., 2017).
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
I. Kesimpulan
2. Tetatapan kesetimbangan untuk campuran sampel pada setiap run secara berurut
sebesar 495,729; 620,112; 623,563; dan 372,905
3. Konsentrasi produk CH3COOC2H5 yang diperoleh pada setiap run secara berturut
adalah 5,0250; 4,5829; 3,9533; dan 1,7475.
4. Ralat yang diperoleh pada percobaan ini untuk keempat run diperoleh sebesar
49566,990%, 62028,915%, 62374,732%, dan 37261,334%
II. Saran
3. Praktikan disarankan untuk memvariasikan katalis lain seperti H2SO4 agar diketahui
pengaruhnya terhadap cepat atau lambatnya tercapai kesetimbangan dibanding
menggunakan HCl.
DAFTAR PUSTAKA
Aliwarga, L., Reynard, dan A. V. Victoria. 2019. Pengendapan Titanium pada Larutan Pasir
Besi dalam Asam Sulfat. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara 15(2): 109-118.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2 Edisi 3. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Chen, T., T. Da, dan Y. Ma. 2021. Reasonable Calculation oh The Themodynamic Parameters
from Adsorption Equilibrium Constant. Journal of Molecular Liquids 322: 1-10.
Fessenden, R. J. dan J. S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Indriani, A., I. B. Suryadharma, Yahmin. 2017. Identifikasi Kesulitan Peserta DIdik dalam
Memahami Kesetimbangan Kimia. Jurnal Pembelajaran Kimia 2(1): 9-13.
Putra, M. R. R., Azharudddin, dan A. A. Sani. 2021. Pengaruh Katalis (NaOH) dalam Proses
serta Hasil Pengolahan Oli Bekas menjadi Bahan Bakar Cair (BBC). Machinery Jurnal
Teknologi Pangan 2(1): 8-14
Sulaiman, M. A., dan Sindhuwati. 2019. Studi Kasus Pengaruh Feed Flow Rate dan Suhu
Operasi terhadap Pembentukan Propil Asetat pada Reaktor Equilibrium Chemcad.
Distilat: Jurnal Teknologi Separasi 6(2): 297-303.
Suleman, N., Abas, dan M. Paputungan. 2019. Esterifikasi dan Transesterifikasi Stearin Sawit
untuk Pembuatan Biodiesel. Jurnal Teknik 17(1): 66-77.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN A
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Pembuatan Larutan
1.1 Pembuatan NaOH 2 N sebanyak 100 ml
NNaOH = MNaOH x valensi
MNaOH =2M
Vlarutan = 100 ml
m 1000
MNaOH = x
Mr v
m = 8g
Dilarutkan sebanyak 8 gram NaOH dengan Aquadest hingga volume 100 ml.
1.2 Pembuatan Larutan HCl 2 N 50 mL
N = MHCl x valensi
2 = MHCl x 1
MHCl = 2 M
ρ x 10 x %
M =
Mr
1,188 x 10 x 37
M =
36,5
M = 12 M
M1 V1 = M2 V2
12 x V1 = 2 x 50
V1 = 8,33 mL
Dicampurkan sebanyak 8,33 mL HCl 2 N 37% dengan aquadest hingga 50 mL
2. Data Pengamatan
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
3. Pengolahan Data
3.1 Perhitungan Energi Bebas Gibbs Reaksi
3.1.1 Perhitungan Energi Bebas Gibbs Reaksi
0 0 0
∆G298 = Σ(Koef. ∆Gproduk ) - (Koef. ∆Greaktan )
0 0
= [(1 × ∆G298 CH3 COOC2 H5 ) + (1 × ∆G298 H2 O) + (1 ×
0 0
∆G298 CH3 COOH) + (1 × ∆G298 C2 H5 OH)]
= [(-3,2800 x 102) + (-2,2859 x 102)] - [(-3,9344 x 102) + (-1,6785 x 102)]
= 4,7 J/mol
3.1.2 Perhitungan Nilai Tetapan Kesetimbangan Melalui Hubungan Energi Bebas Gibbs
0
∆G298 -4,7
ln Kc298 = = (8,314)(298)
RT
ln Kc298 = -0,001897
Kc298 = 0,9981
% = 6,145%
% aquadest = 100% - 6,145% = 93,855%
V aquadest = 93,855% x mL = 4,6927 mL
v
Mol Aquadest = = 0,3094 mol
Mr
0,0071 0,0804
[CH3COOH] = = 0,4438 M [CH3COOC2H5] = = 5,025 M
0,016 0,016
0,0052 0,2906
[C2H5OH] = = 0,325 M [H2O] = = 14,3125 M
0,016 0,016
0,9981-495,7286
%Ralat = | | x 100%
0,9981
%Ralat = 49566,990 %
LAMPIRAN D
APLIKASI INDUSTRI
Pengendapan Titanium pada Larutan Pasir Besir dalam Asam Sulfat
Pasir besi merupakan cadangan potensial yang belum termanfaatkan dengan baik
sebagai sumber bahan baku industri besi baja maupun sebagai sumber titanium. Pemisahan
titanium dari pasir besi akan menguntungkan karena titanium merupakan bahan dengan nilai
ekonomi tinggi. Endapan titanium dapat diperoleh dari pasir besi melalui tahapan pelarutan,
ekstraksi reaktif, dan pengendapan titanium. Pelarutan pasir besi asal Yogyakarta dengan asam
sulfat 6 M selama 8 jam pada temperatur didih (110–115 °C), dengan perbandingan
stoikiometri antara pasir besi dan asam sulfat sebanyak 1:4 dapat menghasilkan Fe(III) larut
sebanyak 73,18%, Fe(II) 12%, dan Ti(IV) 28,86%.
Pengurangan kadar besi dari larutan pasir besi dilakukan melalui ekstraksi
menggunakan TBP (Tri-Buthyl Phosphate) 33,4% dengan perbandingan volume fase akuatik
terhadap fase organik sebesar 1:1 untuk tiga kali pengulangan ekstraksi. Pengendapan
dilakukan melalui pengaturan pH larutan, dengan penambahan larutan NaOH 15 M ke dalam
larutan pasir besi. Konsentrasi awal titanium yang diamati antara 28.0-112.5 % w/v dan rentang
pH 0 – 4. Perhitungan untuk tetapan kesetimbangan untuk kondisi-kondisi yang ditetapkan
dalam percobaan ini mendapatkan bahwa dengan meningkatnya harga pH, harga tetapan
kesetimbangan akan menurun. Untuk rentang pH 0,48 - 0,59, maka harga tetapan
kesetimbangan reaksi hampir sama besar, begitu pula untuk rentang pH antara 1,05 - 1,3 dan
1,85 - 2,02.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa titanium dan besi mengendap bersama-sama
sebanyak 100% dan semakin besar konsentrasi awal titanium, pH pengendapan semakin kecil.
Keberadaan besi dalam larutan pasir besi memengaruhi kemurnian titanium dioksida yang
diperoleh sehingga perlu diupayakan agar larutan pasir besi telah bebas besi sebelum
pengendapan dilakukan.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mulai
Pelarutan
Oksidasi
Ekstraksi
Pengendapan
Selesai