Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN SINGKAT

PRAKTIKUM PROSES PEMISAHAN I

NAMA PERCOBAAN : KOLOM ABSORPSI GAS


HARI/TANGGAL PERCOBAAN : KAMIS/24 NOVEMBER 2022
KELOMPOK : C-16 (C-ENAM BELAS)
NAMA PRAKTIKAN/NIM : IMMANUEL DENISTITO MANIK/200405161

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN Halaman : 1/1

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


MODUL PRAKTIKUM : KOLOM ABSORPSI GAS
KELOMPOK : C-16 (C-ENAM BELAS)
NAMA/NIM : IMMANUEL DENISTITO MANIK/200405161
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/24 NOVEMBER 2022

Medan, 2022
Dosen Pembimbing

(Ir. Bambang Trisakti, MT.)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENGESAHAN ASISTEN Halaman : 1/1

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


MODUL PRAKTIKUM : KOLOM ABSORPSI GAS
KELOMPOK : C-16 (C-ENAM BELAS)
NAMA/NIM : IMMANUEL DENISTITO MANIK/200405161
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/24 NOVEMBER 2022

M 1 : Senin, 28 November 2022


Perbaikan Lampiran
M 2 : Rabu, 30 November 2022
ACC Lampiran, Lanjut Laporan Ketik
M 3 : Sabtu, 03 Desember 2022
Perbaikan Laporan
M 4 : Selasa, 06 Desember 2022
Perbaikan Laporan

Medan, 2022
Asisten I Asisten II

(Ahmad Ihsan) (Yesi Artanti)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR PENUGASAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


MODUL PRAKTIKUM : KOLOM ABSORPSI GAS
KELOMPOK : C-16 (C-ENAM BELAS)
NAMA/NIM : 1. MUHAMMAD KHUWAILID/200405089
2. IMMANUEL DENISTITO M/200405161
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/24 NOVEMBER 2022

Laju Alir Air (F1) = 4 L/menit dan 6 L/menit


Laju Alir Udara (F2) = 85 L/menit dan 90 L/menit
Laju Alir CO2 (F3) = 30 L/menit
Waktu Tunak = 3 menit
Waktu Analisa Gas = (7, 14, 21) menit
Waktu Analisa Cairan = (7, 14, 21) menit
Volume Analisa Gas = 50 mL
Volume Analisa Cairan = 100 mL
Konsentrasi NaOH Gloves = 0,9 N
Konsentrasi NaOH Titrasi = 0,3 N

Medan, 22 November 2022


Asisten I Asisten II

(Ahmad Ihsan) (Yesi Artanti)

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR DATA Halaman : 1/2

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


MODUL PRAKTIKUM : KOLOM ABSORPSI GAS
KELOMPOK : C-16 (C-ENAM BELAS)
NAMA/NIM : 1. MUHAMMAD KHUWAILID/200405089
2. IMMANUEL DENISTITO M/200405161
HARI/TGL. PRAKTIKUM : KAMIS/24 NOVEMBER 2022

1. Hasil Analisis Gas


Tabel 1. Hasil Analisis Gas
F1 F2 F3 V1 V2 in V2 in rata-rata V2 out V2 out rata-rata
(L/menit) (L/menit) (L/menit) (mL) (mL) (mL) (mL) (mL)

2,00 1,80
85 3 50 2,10 2,13 1,70 1,70
2,30 1,60
4 1,80 2,00
90 3 50 1,90 1,90 1,80 1,83
2,00 1,70

1,90 2,10
85 3 50 2,10 2,06 1,90 1,93
2,20 1,80
6 2,30 2,10
90 3 50 2,50 2,43 2,00 1,97
2,50 1,80

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Tanggal : 8 Agustus 2019


Revisi : 01
LEMBAR DATA Halaman : 2/2

2. Hasil Analisis Cairan


Tabel 2. Hasil Analisis Cairan
F1 F2 F3 Waktu V1 Volume NaOH
(L/menit) (L/menit) (L/menit) (menit) (mL) V2 in (mL) V2 out (mL)
7 2,10 2,00
85 3 14 2,30 2,00
21 2,50 1,00
4 7 100 1,50 1,00
90 3 14 1,60 1,40
21 1,80 1,50
7 1,90 1,70
85 3 14 2,00 1,50
21 2,10 1,00
6 7 100 1,90 1,80
90 3 14 2,10 1,90
21 2,20 2,10

Medan, 24 November 2022


Asisten I Asisten II

(Ahmad Ihsan) (Yesi Artanti)


Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
Laporan Keterampilan
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM : OPERASI TEKNIK KIMIA

PRAKTIKUM MATA KULIAH : PROSES PEMISAHAN I

MODUL : KOLOM ABSORPSI GAS

NAMA PRAKTIKAN / NIM : IMMANUEL DENISTITO M / 200405161

KELOMPOK : C-16 (C-ENAM BELAS)

TANGGAL / SESI PRAKTIKUM : 24 NOVEMBER 2022 / SIANG (13.30)

ASISTEN 1 : AHMAD IHSAN

ASISTEN 2 : YESI ARTANTI

DOSEN PEMBIMBING MODUL : Ir. Bambang Trisakti, MT.

Hasil dan Pembahasan:

1. Hasil Analisis Gas

Berdasarkan hasil analisis gas yang telah dilakukan, maka diperoleh data hasil
percobaan pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Hasil Analisis Gas

F1 F2 F3 Fa
Yit Yi Yo %Ralat
(L/menit) (L/menit) (L/menit) (L/menit)

85 0,034 0,043 0,034 0,7895 25,16


4 3
90 0,032 0,038 0,037 0,1287 17,80

85 0,034 0,041 0,039 0,2441 21,24


6 3
90 0,032 0,049 0,039 0,9035 50,87
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Keterangan :

F1 = Laju Alir Air (L/menit)

F2 = Laju Alir Udara (L/menit)

F3 = Laju Alir CO2 (L/menit)

Yit = Fraksi Mol CO2

Yi = Fraksi Volume CO2 dalam Alur Gas Inlet

Yo = Fraksi Volume CO2 dalam Alur Gas Outlet

Fa = Jumlah CO2 yang Diserap antara Puncak dan Dasar (L/menit)

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil perhitungan fraksi mol CO2, fraksi volume CO2
dalam alur gas inlet dan outlet, serta persen ralatnya. Dalam percobaan ini dilakukan
variasi terhadap laju alir air 4 L/menit dan 6 L/menit, untuk laju alir udara 85 L/menit
dan 90 L/menit dengan laju alir gas CO2 adalah 3 L/menit. Pada laju alir air 4 L/menit
dengan laju alir udara 85 L/menit dan 90 L/menit diperoleh nilai fraksi mol CO2 secara
berturut-turut sebesar 0,034 dan 0,032, diperoleh nilai fraksi volume CO2 dalam alur gas
inlet secara berturut-turut sebesar 0,043 dan 0,38, diperoleh nilai fraksi volume CO2
dalam alur gas outlet sebesar 0,034 dan 0,037, diperoleh nilai Fa sebesar 0,7895 L/menit
dan 0,1287 L/menit dengan nilai persen ralat yang diperoleh sebesar 25,16% dan
17,80%. Sedangkan pada laju alir air 6 L/menit dengan laju alir udara 85 L/menit dan 90
L/menit diperoleh nilai fraksi mol CO2 secara berturut-turut sebesar 0,034 dan 0,032,
diperoleh nilai fraksi volume CO2 dalam alur gas inlet secara berturut-turut sebesar 0,041
dan 0,049, diperoleh nilai fraksi volume CO2 dalam alur gas outlet sebesar 0,039 dan
0,039, diperoleh nilai Fa sebesar 0,2441 L/menit dan 0,9035 L/menit dengan nilai persen
ralat yang diperoleh sebesar 21,24% dan 50,87%.

Adapun perhitungan terhadap persen ralat dilakukan karena analisis gas dengan
penarikan piston yang tidak sesuai, sehingga terjadi perbedaan volume CO2 yang sangat
besar. Dari hasil percobaan analisis gas yang dilakukan, dapat diperoleh beberapa grafik
yaitu:
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.1 Pengaruh Laju Alir Udara (L/menit) terhadap Laju Absorpsi Gas CO2 (L/menit)

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, diperoleh pengaruh laju alir udara
dengan laju alir gas yang dinyatakan dalam grafik pada gambar 1.1 sebagai berikut.

0,02
Laju Absorpsi Gas CO₂ (L/menit)

F air = 4 L/menit
0,01
F air = 6 L/menit

0,01

0,00
0 84 85 86 87 88 89 90
Laju Alir Udara (L/menit)

Gambar 1.1 Pengaruh Laju Alir Udara (L/menit) terhadap Laju Absorpsi Gas (L/menit)

Dari Gambar 1.1 menunjukkan grafik laju alir air 4 L/menit dengan laju alir udara 85
dan 90 L/menit diperoleh fraksi gas CO2 yang masuk (Yi) sebesar 0,043 dan 0,038.
Untuk laju alir air 6 L/menit dengan laju alir udara 85 dan 90 L/menit diperoleh fraksi
gas CO2 sebesar 0,041 dan 0,049.

Berdasarkan teori, laju alir gas CO2 akan meningkat dengan bertambahnya
konsentrasi absorben dan laju alirnya dengan meningkatnya laju alir gas akan
meningkatkan transfer massa CO2 lebih efektif (Sunarti dan Ahmad, 2017).
Dari teori tersebut didapat bahwa semakin besar laju alir udara maka semakin besar
fraksi fraksi gas CO2 yang masuk. Pada laju alir air 6 L/menit sudah sesuai dengan teori,
sedangkan pada laju alir air 4 L/menit belum sesuai teori, hal ini disebabkan oleh :
1. Laju alir air, udara dan gas CO2 tidak konstan selama percobaan berlangsung.
2. Masih terdapat udara yang tertinggal pada pipa, sehingga menghambat kenaikan
cairan.
3. Ketinggian cairan didalam packing yang selalu berubah sehingga mengakibatkan
berubahnya kontak cairan dengan gas dan udara.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.2 Pengaruh Laju Alir Udara (L/menit) terhadap Fraksi Gas CO2 yang Masuk (Yi)

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, diperoleh pengaruh laju alir udara
dengan fraksi gas CO2 yang masuk (Yi) yang dinyatakan dalam grafik pada gambar 1.2
sebagai berikut.
Fraksi Gas CO2 yang Masuk (Yi)

0,06

0,05

0,04 F air = 4 L/menit

0,03
F air = 6 L/menit
0,02

0,01
084 86 88 90
Laju Alir Udara (L/menit)

Gambar 1.2 Pengaruh Laju Alir Udara (L/menit) terhadap Fraksi Gas CO2

yang Masuk (Yi)


Dari Gambar 1.2 menunjukkan grafik laju alir air 4 L/menit dengan laju alir udara 85
dan 90 L/menit diperoleh laju absopsi Gas CO2 sebesar 0,0132 dan 0,0021 L/detik.
Untuk laju alir air 6 L/menit dengan laju alir udara 85 dan 90 L/menit diperoleh laju
absopsi Gas CO2 sebesar 0,0041 dan 0,0151 L/menit.

Secara teori, peningkatan laju alir absorben dapat menaikkan koefisien transfer
massa sisi cairan sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan semakin besarnya laju alir
absorben maka koefisien perpindahan massa ini akan sangat mempengaruhi daya serap
cairan terhadap komponen yang terdapat aliran gas, dalam hal ini CO2 (Putri, dkk.,
2016).
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berdasarkan teori tersebut, untuk hasil percobaan pada laju alir belum sesuai dengan
teori, dikarenakan mengalami penuruan laju absorpso gas CO2. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Laju alir air (F1), udara (F2), dan gas CO2 (F3) tidak konstan pada saat
percobaan dilakukan

2. Adanya sisa udara yang tertinggal didalam pipa, sehingga menghambat kenaikan
cairan

3. Ketinggian cairan didalam packing yang selalu berubah sehingga mengakibatkan


berubahnya kontak cairan dengan gas dan udara.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.3 Pengaruh Fraksi Gas CO2 yang Masuk (Yi) Terhadap Laju Absorpsi Gas CO2
(L/menit)

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, diperoleh pengaruh fraksi gas CO2
yang masuk (Yi) dengan laju absorpsi gas CO2 yang dinyatakan dalam grafik pada
gambar 1.3 sebagai berikut.
Laju Absorpsi Gas CO2

0,02
(L/menit)

F air = 4 L/menit
0,01

F air = 6 L/menit
0,01

0,00
0,030 0,035 0,040 0,045 0,050
0
Fraksi Gas CO2 Masuk (Yi)

Gambar 1.3 Fraksi Gas CO2 yang Masuk (Yi) terhadap Laju Absorpsi

Gas CO2 (L/menit)


Dari Gambar 1.3 menunjukkan grafik laju alir air 4 L/menit dengan fraksi gas CO2
masuk (Yi) sebesar 0,043 dan 0,038 diperoleh laju absorpsi gas CO2 sebesar 0,0132 dan
0,0021 L/menit. Untuk laju alir air 6 L/menit dengan fraksi gas CO2 masuk (Yi) sebesar
0,041 dan 0,049 diperoleh laju absorpsi gas CO2 sebesar 0,0041 dan 0,0151 L/menit.

Berdasarkan teori, hubungan fraksi gas CO2 masuk dengan laju absorpsi gas CO2
ditunjukkan oleh persamaan berikut :
𝒒𝑮(𝒚𝟏−𝒚𝟐)
𝝓=
𝑽𝒓

(Rahmandoost, 2017)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Keterangan :

ɸ = Laju absorpsi keseluruhan

y1 = Fraksi mol gas CO2 yang masuk absorber

y2 = Fraksi mol gas CO2 yang keluar absorber

Vr = Volume

qG = Laju alir molar gas


Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara fraksi gas CO2

masuk (Y1) terhadap laju absorpsi (Fa) adalah berbanding lurus. Semakin tinggi fraksi

mol CO2 yang masuk maka laju absorbs akan semakin besar. Dari percobaan yang

dilakukan sudah sesuai dengan teori yang ada.


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.4 Pengaruh Laju Absorpsi Gas CO2 (Yo) Terhadap Fraksi Gas CO2 Keluar (L/menit)

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh pengaruh laju absorpsi
gas CO2 dengan fraksi gas CO2 yang keluar (Yo) yang dinyatakan dalam grafik pada
gambar 1.4 sebagai berikut.

0,040

0,038
Fraksi Gas CO2 Keluar (Yo)

0,036
F air = 4 L/menit

0,034 F air = 6 L/menit

0,032

0,030
0
0,00 0,01 0,01 0,02
Laju Absorpsi Gas CO2 (L/menit)

Gambar 1.4 Pengaruh Laju Absorpsi Gas CO2 (Yo) terhadap Fraksi Gas CO2
(L/menit)
Dari Gambar 1.4 menunjukkan grafik laju alir air 4 L/menit dengan laju absorpsi gas
CO2 sebesar 0,0132 dan 0,0021 L/menit diperoleh fraksi gas CO2 keluar (Yo) sebesar
0,034 dan 0,0037. Untuk laju alir air 6 L/menit dengan laju absorpsi gas CO2 sebesar
0,0041 dan 0,0151 L/menit diperoleh fraksi gas CO2 keluar (Yo) sebesar 0,039 dan
0,039.

Berdasarkan teori, hubungan fraksi gas CO2 masuk dengan laju absorpsi gas CO2
ditunjukkan oleh persamaan berikut :
𝒒𝑮
∅= 𝑪𝑮𝒊𝒏 − 𝑪𝑮𝒐𝒖𝒕 (Dumont, 2019)
𝑽
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Keterangan :

∅ = Laju absorpsi keseluruhan

qG = Laju alir molar gas

CGin = Fraksi mol gas CO2 yang masuk

CGout = Fraksi mol gas CO2 yang keluar

V = Volume

Dari persamaan dapat disimpulkan bahwa laju alir absorpsi berbanding terbalik dengan
besarnya fraksi mol CO2 keluar. Semakin tinggi fraksi gas CO2 yang keluar (Yo) maka laju
absorpsi gas CO2 (Fa) akan semakin kecil dan begitu juga sebaliknya. Dapat disimpulkan
bahwa percobaan sudah sesuai dengan teori, karena fraksi gas CO2 yang keluar (Yo)
dengan laju absorpsi gas CO2 (Fa) berbanding terbalik.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2. Hasil Analisis Cairan

Setelah percobaan menganalisis gas, maka percobaan dilanjutkan dengan analisis


cairan untuk mengetahui kandungan gas CO2 baik dalam inlet maupun dalam outlet.
Untuk menganalisis kandungan gas CO2 dalam cairan, dilakukan titrasi dengan
menggunakan larutan NaOH dan mereaksikan NaOH dengan total gas CO2 pada cairan
inlet dan outlet. Dimana reaksi pembentukannya adalah sebagai berikut:

CO2 + H2 O ⇌ H𝐶𝑂3 − + 𝐻 + (Krauss, 2017)

H𝐶𝑂3 − + 𝑂𝐻 − ⇌ 𝐶𝑂3 2− + 𝐻2 𝑂 (Krauss, 2017)

Berdasarkan percobaan analisis cairan yang dilakukan, didapat data pada tabel 2.1
sebagai berikut.

Tabel 2.1 Hasil Analissis Cairan


Inlet Cairan Outlet Cairan Laju
Laju
F1 F2 F3 t absorpsi
absorpsi
(L/menit) (L/menit) (L/menit) (menit) Cdi (mol/ml) Cdo (mol/ml) (mol/menit) rata-rata
(mol/menit)
7 0,0042 0,0040 0,0008
85 14 0,0046 0,0040 0,0024 0,005714
21 0,0050 0,0020 0,0120
4
7 0,0030 0,0020 0,0040
90 14 0,0032 0,0028 0,0016 0,004285
21 0,0036 0,0030 0,0024
3
7 0,0038 0,0034 0,0016
85 14 0,0040 0,0030 0,0040 0,002857
21 0,0042 0,0020 0,0088
6
7 0,0038 0,0036 0,0008
90 14 0,0042 0,0038 0,0016 0,004285
21 0,0044 0,0042 0,0008
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Keterangan :

F1 = Laju Alir Air (L/menit)

F2 = Laju Alir Udara (L/menit)

F3 = Laju Alir CO2 (L/menit)

t = Waktu (menit)

Cdi = Konsentrasi CO2 pada cairan inlet (mmol/mL)

Cdi = Konsentrasi CO2 pada cairan outlet (mmol/mL)

Fa = Laju Absorpsi (mol/menit)

Dari hasil percobaan analisis cairan yang dilakukan, dapat diperoleh beberapa grafik
yaitu:
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.1 Pengaruh Laju Alir Udara (L/menit) terhadap Laju Absorpsi (mol/menit)

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diperoleh pengaruh laju alir udara
dengan laju absorpsi yang dinyatakan dalam grafik pada gambar 2.1 sebagai berikut.

7 menit F air = 4 L/menit


0,014
Laju Absorpsi (mol/menit)

0,012 14 menit F air = 4 L/menit


0,010 21 menit F air = 4 L/menit
0,008
7 menit F air = 6 L/menit
0,006
0,004 14 menit F air = 6 L/menit
0,002 21 menit F air = 6 L/menit
0,000
084 86 88 90 92
Laju Alir Udara (L/menit)

Gambar 2.1 Pengaruh Laju Alir Udara (L/menit) terhadap Laju Absorpsi (mol/menit)

Dari Gambar 2.1 dapat dilihat pengaruh laju alir udara yakni 85 dan 90 L/menit
terhadap laju absorpsi gas CO2. Diperoleh hasil dari laju alir air 4 L/menit didapat laju
absorpsi pada menit ke-7 yaitu 0,0008 naik menjadi 0,004 mol/detik, pada saat menit ke-
14 yaitu 0,00240 turun menjadi 0,0016 mol/menit. Pada menit ke-21 yaitu 0,012 naik
menjadi 0,024 mol/menit. Sedangkan pada laju alir air 6 L/menit didapat laju absorpsi
pada menit ke-7 yaitu 0,0016 turun menjadi 0,0008, pada saat menit ke-14 yaitu 0,004
turun menjadi 0,0016 mol/menit. Pada menit ke-21 yaitu sebesar 0,0088 turun menjadi
0,0008 mol/menit.

Berdasarkan teori, dengan meningkatkan laju alir maka menyebabkan turbulensi


yang terjadi di dalam kolom bahan menjadi lebih besar sehingga kontak antara gas-cair
menjadi lebih cepat (Ningrum, dkk., 2019).
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa laju absorpsi berbanding lurus dengan
laju alir udara, yang mana semakin besar laju alirnya maka semakin besar laju
absorpsinya. Data yang tertera pada grafik menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori.
Hal ini disebabkan oleh :

1. Masih tertinggal udara pada pipa sehingga menghambat kenaikan cairan.

2. Larutan NaOH yang terdapat pada glove telah mencapai titik jenuh.

3. Penarikan piston yang tidak sesuai pada setiap percobaan.


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.2 Pengaruh Waktu (menit) terhadap Laju Absorpsi (mol/menit)

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh hubungan waktu


dengan laju absorpsi yang dinyatakan dalam grafik pada gambar 2.2 sebagai berikut.

0,014
Laju Absorpsi (mol/menit)

0,012 F air = 4 L/menit;


F udara = 90 L/menit
0,010 F air = 4 L/menit;
0,008 F udara = 85 L/menit
0,006 F air = 6 L/menit;
F udara = 90 L/menit
0,004
F air = 6 L/menit;
0,002 F udara = 85 L/menit
0,000
0 0 500 1000 1500
Waktu (menit)

Gambar 6 Pengaruh Waktu (menit) terhadap Laju Absorpsi (mol/menit)


Pada Grafik hubungan laju absorpsi gas CO2 terhadap waktu di atas terlihat bahwa
laju alir air 4 L/menit dengan laju alir udara 85 L/menit terjadi kenaikan dari menit ke-7
menuju ke-21. Kemudian untuk laju alir air 4 L/menit dengan laju alir udara 6 L/menit
terjadi fluktuasi dari menit ke-7 ke menit ke-21. Sedangkan untuk laju alir air 6 L/menit
dengan laju alir udara 85 L/menit terjadi kenaikan dari menit ke-7 sampai menit ke-21.
Kemudian untuk laju alir air 6 L/menit dengan laju alir udara 90 L/menit terjadi fluktuasi
dari menit ke-7 ke menit ke-21.

Berdasarkan teori semakin besar kecepatan alir gas maka semakin sedikit gas CO2
yang diserap dalam kolom absorpsi. Hal ini disebabkan karena ketinggian permukaan
absorben tersebut akan mempengaruhi laju alir dari pada biogas yang semakin rendah
yang menyebabkan waktu kontak antara biogas dengan absorben akan semakin lama
(Apriandi, dkk., 2016).

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa waktu berbanding terbalik dengan laju
absorpsi. Dimana semakin lama waktu kontak gas dengan cairan maka laju absorpsi
semakin kecil. Berdasarkan percobaan yang dilakukan hasil yang didapat belum sesuai
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

dengan teori, dikarenakan pada grafik mengalami kenaikan dan penurunan. Sehingga
diperoleh bahwa waktu absorpsi berbanding lurus dengan laju absorpsi. Hal ini
disebabkan oleh:

1. Laju alir air, udara dan CO2 tidak konstan selama percobaan.

2. Masih terdapat udara yang tertinggal pada pipa, sehingga menghambat kenaikan
cairan.

3. Penarikan piston yang tidak sesuai pada setiap percobaan.


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1.1 Analisa Gas

1. Pada percobaan pengaruh laju alir udara (F2) terhadap laju absorpsi gas CO2 (Fa)
dengan laju alir air (F1) sebesar 4 dan 6 L/menit belum sesuai dengan teori,
dikarenakan laju alir udara (F1) berbanding terbalik dengan laju absorpsi gas
CO2 (Fa).

2. Pada percobaan pengaruh laju alir udara (F2) terhadap fraksi gas CO2 yang
masuk (Yi) dengan laju alir air (F1) sebesar 4 dan 6 L/menit tidak sesuai dengan
teori, dikarenakan laju alir udara (F2) berbanding terbalik dengan nilai fraksi gas
CO2 dalam alur gas inlet (Yi).

3. Pada percobaan pengaruh fraksi gas CO2 masuk (Yi) terhadap laju absorpsi (Fa)
dengan laju alir air (F1) sebesar 4 dan 6 L/menit tidak sesuai dengan teori,
dikarenakan laju alir absorpsi (Fa) berbanding terbalik dengan fraksi gas CO2
dalam alur gas inlet (Yi).

4. Pada percobaan pengaruh laju absorpsi gas CO2 (Fa) terhadap fraksi gas CO2
keluar (Yo) belum sesuai dengan teori yaitu pada laju alir air (F1) 4 dan 6
L/menit, dikarenakan nilai laju absorpsi gas CO2 (Fa) berbanding terbalik
dengan besarnya fraksi gas CO2 dalam alur gas outlet (Yo).

5. Persen ralat yang diperoleh dari hasil analisa gas dengan laju alir CO2 sebesar
25,16% ; 17,80% ; 21,24% dan 50,87%.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.2 Analisa Cairan

1. Pada percobaan pengaruh laju alir udara (F2) terhadap laju absorpsi (Fa) belum
sesuai dengan teori dimana terdapat penurunan pada laju alir air 4 dan 6
L/menit, dikarenakan pada laju absorpsi (Fa) berbanding terbalik dengan laju
alir udara (F2).

2. Pada percobaan pengaruh laju absorpsi gas CO2 (Fa) terhadap waktu absorpsi (t)
belum sesuai dengan teori dimana terdapat penurunan pada laju alir air (F1) 4
dan 6 L/menit, dikarenakan waktu absorpsi (t) berbanding lurus dengan laju
absorpsi (Fa).

3. Pengaruh waktu berbanding terbalik dengan laju absorpsi, yang mana semakin
lama waktu kontak gas dengan cairan maka laju absorpsi semakin kecil

4. Absorben yang lebih murni memiliki kemampuan absorpsi yang lebih baik.

5. Daya absorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu waktu kontak, ukuran
partikel, temperature, pH, dan kepolaran zat.

2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan untuk menggunakan jenis packing yang lain sehingga dapat dijadikan
perbandingan, contohnya rachig ring dan lessing ring.

2. Disarankan untuk memvariasikan jenis gas yang akan diabsorbsi seperti CO dan
NO2 sebagai pembanding.

3. Disarankan untuk memvariasikan jenis absorben seperti larutan asam amino dan
methyldiethanolamine sebagai pembanding.

4. Disarankan untuk memvariasikan laju alir CO2 seperti 8 L/menit agar mengetahui
hasilnya sebagai pembanding

5. Disarankan untuk menggunakan variasi larutan pentiter yang lain seperti KOH
agar dapat dilihat perbandingannya.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR PUSTAKA

Apriandi, N., Kusuma, I.W. and Widiyarta, I.M., 2017. Pemurnian biogas terhadap gas
pengotor karbondioksida (CO2) Dengan teknik absorbsi kolom manometer
(manometry column). Logic: Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi, 13(1), p.55.
Dumont, E. 2019. KLa Determination Using the Effectiveness-NTU Method: Application to
Countercurrent Absorbers in Operation Using Viscous Solvents for VOCs Mass
Transfer. Chemengineering. 24 Mei: 1-15.
Ferron, P. H. M., dan A. E., Jansen. 2020. Capture Of Carbon Dioxide Using Membrane Gas
Absorption and Reuse In The Horticultural Industry. Energy Convers. Mgmi, 36: 411-
414.
Krauss, M. and Rzehak, R., 2017. Reactive absorption of CO2 in NaOH: Detailed study of
enhancement factor models. Chemical Engineering Science, 166 : 193-209.
Ningrum, S. S., Mindaryani, A., Hidayat, M. Wahyu, S., 2019. Pemodelan Matematis dan
Penyelesaian Numeris pada Absorpsi CO2 Pada Biogas dengan Larutan
Methyldiethanolamine(MDEA) Menggunakan Kolom Bahan Isian. Jurnal Teknologi,
7(1) : 26-39.
Putri, F. P., Purba, E., Senja, F. D., 2016. Absorpsi Gas CO2 Dari Modifikasi Gas Buang
PLTU Tarahan Menggunakan Absorben NaOH dengan Variasi Laju Alir. Seminar
Nasional Riset dan Industri 2016.
Rahmandoost, E., Roozbehani, B., Maddani, M. H., 2017. Experimental Studies of CO2
Capturing from The Gases. Iranian Journal of Gas Science and Tecnology, 3(4).
Sunarti, A. R., Ahmad, A. L., 2017. Evaluation of Membrane Gas Absorpsion Performance
by using Various of Liquid Absorberts. International Journal of Engineering and
Innovative Tecnology(IJEIT), 4(8):10-12.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN A

DATA PERCOBAAN

Laju Alir Air (F1) = 4 dan 6 L/menit = 0,06667 dan 0,100 L/detik

Laju Alir Udara (F2) = 85 dan 90 L/menit = 1,41667 L/detik dan 1,5 L/detik

Laju Alir CO2 (F3) = 3 L/menit = 0,05 L/detik

Konsentrasi NaOH Glove = 0,9 M

Konsentrasi NaOH Pentiter = 0,3 M

Volume Cairan Sampel = 100 ml

A.1 Hasil Analisis Gas

Tabel A.1 Hasil Analisis Gas

F1 F2 F3 V1 V2in V2in rata-rata V2out V2out rata-rata


(L/menit) (L/menit) (L/menit) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml)

2.00 1.80

85 2.10 2.13 1.70 1,70


2.30 1.60
4
1.80 2.00

90 1.90 1.90 1.80 1,83


2.00 1.70
3 50
1.90 2.10

85 2.10 2.06 1.90 1,93


2.20 1.80
6
2.30 2.10

90 2.50 2.43 2.00 1,97


2.50 1.80
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A.2 Hasil Analisis Cairan

Tabel A.2 Hasil Analisis Cairan

F1 F2 F3 Waktu V1 Volume NaOH

(L/menit) (L/menit) (L/menit) (menit) (ml) V2in (ml) V2out (ml)

7 2.10 2.00

85 14 2.30 2.00

21 2.50 1.00
4
7 1.50 1.00

90 14 1.60 1.40

21 1.80 1.50
3 100
7 1.90 1.70

85 14 2.00 1.50

21 2.10 1.00
6
7 1.90 1.80

90 14 2.10 1.90

21 2.20 2.10
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN B

CONTOH PERHITUNGAN

B.1 Hasil Analisis Gas

Kondisi Pengambilan Sampel :

Laju Alir Air (F1) = 4 dan 6 L/menit = 0,06667 dan 0,100 L/detik

Laju Alir Udara (F2) = 85 dan 90 L/menit = 1,41667 L/detik dan 1,5 L/detik

Laju Alir CO2 (F3) = 3 L/menit = 0,05 L/detik

Waktu (t) = 7, 14, dan 21 menit

1. Perhitungan Fraksi Volume CO2 dalam Sampel Gas

A. Pada dasar kolom (inlet gas)


V
Yi = (V2 ) (Naufal, 2020)
1 i

2,133 ml
= = 0,043
50 ml
B. Pada puncak kolom (outlet gas)
V
Yo = (V2 ) (Naufal, 2020)
1 o

1,7 ml
= = 0,034
50 ml
2. Perhitungan Jumlah CO2 yang diserap dalam Kolom dari Analisis Sampel Gas.

Jika Fa adalah jumlah CO2 L/detik yang diserap antara puncal dan dasar, maka :
Yi -YO
FA = ( ) (F2 + F3 ) (Naufal, 2020)
1-Yi

0,043 - 0,034
=( ) (0,667+0,05) = 0,7895 L/detik
1 - 0,043
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

B.2 Persen Ralat Fraksi Gas Masuk berdasarkan Analisa Gas

Dari data laju alir udara dan CO2


F3 0,05
Yit = (F )= = 0034 (Ali dan Akhtar, 2018)
2 +F3 1,41667 + 0,05

𝑌𝑖𝑡 − 𝑌𝑖
%𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
𝑌𝑖𝑡
0,034 − 0,043
=| | × 100%
0,034

= 25,16%

B.3 Hasil Analisis Cairan

Kondisi Pengambilan Sampel :

Laju Alir Air (F1) = 5,5 dan 6,0 L/menit = 0,092 dan 0,100 L/detik

Laju Alir Udara (F2) = 70 dan 120 L/menit = 1,2 L/detik dan 2,0 L/detik

Laju Alir CO2 (F3) = 3 L/menit = 0,05 L/detik

Konsentrasi NaOH peniter = 0,3 M

1. Perhitungan Jumlah CO2 Bebas dalam Sampel Air


Vb ×M
mol/Liter CO2 bebas = Cdio = (Listiyana, 2018)
V
a. Menit ke-7
Vbi ×M 0,73 × 0,3
Cdi = = = 0,0042 mmol/mL
mL sampel 100

Vbo ×M 2,1 × 0,3


Cdo = = = 0,0040 mmol/mL
mL sampel 100
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

b. Menit ke-14
Vbi ×M 2,30 × 0,3
Cdi = = = 0,0046 mmol/mL
mL sampel 100
Vbo ×M 2,0 × 0,3
Cdo = = = 0,0040 mmol/mL
mL sampel 100

c. Menit ke-21
Vbi ×M 2,5 × 0,3
Cdi = = = 0,005 mmol/mL
mL sampel 100
Vbo ×M 1 × 0,3
Cdo = = = 0,002 mmol/mL
mL sampel 100

2. Perhitungan CO2 yang Diserap dalam Waktu Tertentu

Volume air dalam sistem = Vt = 100 mL

{Cdi|t = 21 menit - Cdi|t = 7 menit } × Vt


Laju rata-rata =
(21 - 7) × 60

{ 0,005 - 0,0042} × 100


=
14 × 60
=0,0057143 mol/detik

3. Perhitungan Laju Absorpsi pada Waktu Tertentu

Laju Absorpsi = F1(Cdi - Cdo) (Nuclea, 2017)

a. Menit ke-7

Laju Absorpsi =F1 (Cdi -Cdo )

=0,06667 (0,0042-0,0040)

=0,0008 mol/detik
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

b. Menit ke-14

Laju Absorpsi =F1 (Cdi -Cdo )

=0,06667 (0,0046-0,0040)

=0,0024 mol/detik

c. Menit ke-21

Laju Absorpsi =F1 (Cdi -Cdo )

=0,06667 (0,0050-0,0020)

=0,0120 mol/detik
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN E

APLIKASI INDUSTRI

Penangkapan Karbon Dioksida Menggunakan Absorpsi Gas Membran Dan


Gunakan Kembali Di Industri Hortikultural

Karbon dioksida dapat dihilangkan secara selektif dari gas buang menggunakan proses
penyerapan yang tersedia secara komersial dan peralatan konvensional. Prosesnya,
bagaimanapun, intensif energi dan peralatan yang dihasilkan agak besar. Ada kebutuhan untuk
penyerap ukuran yang lebih kecil terutama dalam situasi retro-fit dan situasi di mana ruang dan
berat terbatas seperti yang terjadi pada anjungan minyak. Penyerapan gas membran adalah
proses yang mengarah ke penyerap yang lebih kecil melalui penggunaan membran serat
berongga berdiameter kecil.

Penyerapan gas membran adalah proses yang efisien untuk menghilangkan karbon
dioksida dari gas buang. Penyerap membran memiliki keunggulan ukuran dibandingkan kolom
yang dikemas konvensional. Operasi penyerap membran yang stabil dapat dicapai dengan
menggunakan kombinasi yang sesuai dari cairan penyerap dan membran yang masih
membutuhkan pekerjaan pengembangan. Konsumsi energi dari proses penyerapan dapat
dikurangi dengan cairan penyerapan alternatif, pemulihan panas laten dan regenerasi dengan
pervaporasi. Studi kelayakan produksi karbon dioksida dengan menggunakan membran
serapan gas untuk aplikasi hortikultura menunjukkan bahwa proses tersebut lebih murah
daripada metode alternatif.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar E.1 Flow Sheet Proses Absorpsi Membran Gas

(Ferron, 2020)

Gas buang yang mengandung karbon dioksida dikontakkan secara berlawanan dengan
larutan amina dalam penyerap membran. Larutan kaya amina diumpankan melalui penukar
panas ke regenerator di mana karbon dioksida dilepaskan pada suhu tinggi. Cairan penyerapan
diasumsikan diregenerasi oleh limbah panas dari siklus gabungan. Karena biaya investasi
dominan, biaya karbon dioksida yang dihasilkan telah menjadi ditentukan sebagai fungsi dari
waktu operasi. Gambar 5 menunjukkan biaya produksi karbon dioksida secara arbitrer unit
dibandingkan dengan alternatif pengiriman karbon dioksida dari pemasok gas industri dan
praktek yang biasa dari pembakaran gas alam (Ferron, 2020).
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN F

FOTO PERCOBAAN

F.1 Foto Peralatan Absorpsi

Gambar F.1 Foto Peralatan Absorpsi

F.2 Foto Peralatan Hempl

Gambar F.2 Foto Peralatan Hempl

Anda mungkin juga menyukai