Anda di halaman 1dari 22

Hidrolisis

Minyak (Fat
Splitting)
Kelompok 1:
Irmauli Siringoringo (190405067)
Silvia V Br Sembiring (190405069)
Richard Felix Sinaga (190405130)
Pokok Pembahasan

Hidrolisis Proses Fat


Dasar Teori Minyak Splitting
Dasar Teori
Minyak adalah substansi dari tumbuhan dan hewan yang
terdiri atas ester gliseril dari asam lemak atau trigliserida
yang tidak dapat larut dalam air. Trigliserida dapat berwujud
padat maupun cair, hal ini tergantung dari komposisi asam
lemak yang menyusunnya.
Menurut Bailey (1960), proses pembuatan asam lemak
dari minyak dapat dilakukan dengan cara hidrolisa. Pada
proses hidrolisa minyak (fat splitting), air memecah gugus
alkil dalam trigliserida minyak dan gliserol.
Hidrolisis Minyak
Hidrolisis lemak dan minyak berhubungan dengan pemisahan triasilgliserol menjadi unsur
asam lemak dan gliserol yang direaksikan dengan air. Untuk memproduksi dari bahan baku
lemak atau minyak, lemak dan minyak dihidrolisis dengan menggunakan steam dan
prosesnya. Adapun contoh dari reaksi hidrolisis trigilserida adalah sebagai berikut:

C3H5(COOR)3(l)+3H2O(l) 3RCOOH(l) +C3H5(OH)3(l)


Trigliserida Air Fatty Acid + Gliserol
Jenis Jenis Hidrolisis Minyak

01 02 03

Hidrolisis Hidrolisis
Dengan Katalis Dengan Katalis Fat Splitting
Basa Enzim
Hirolisis Dengan Katalis Basa

Hidrolisis dengan katalis basa biasanya dilakukan pada proses


pembuatan sabun (reaksi saponifikasi). Produk sabun dihasilkan
melalui proses netralisasi asam lemak melalui proses fat splitting.
Biasanya untuk hidrolisis katalis basa menggunakan alkali dengan
catatan yang perlu di perhatikan adalah bahan baku asam lemak yang
digunakan harus sensitif dengan panas. Hidrolisis alkali direaksikan
dengan basa dan di refluks selama satu jam, kemudian di asidifikasi
hingga dihasilkan produk sabun. Ini merupakan salah satu proses
sederhana yang cukup menghasilkan fatty acid.
Hirolisis Dengan Katalis Enzim

Hidrolisis dengan katalis enzim merupakan alternatif proses untuk


menghasilkan asam lemak dan dibentuk pada kondisi suhu atau tekanan
yang rendah. Kemudian, proses ini dapat digunakan untuk menghasilkan
asam lemak dari minyak yang mudah teroksidasi dimana mengandung asam
lemak tak jenuh yang cukup tinggi. Hidrolisis dengan katalis enzim lipase
untuk menghasilkan asam lemak dan gliserol tidak lebih ekonomis
dibandingkan proses kimia yang konvensional karena harga enzim lipase
yang cukup mahal.Bagaimanapun keekonomisan merupakan nilai tambah
suatu produk.Biasanya reaksi hidrolisis ini diaplikasikan pada hidrolisis
minyak ikan dengan lipase dan menghasilkan asam lemak n-3
polyunsaturated.
Fat Splitting

Fat splitting merupakan hidrolisis trigliserida dari lemak dan minyak


dengan kenaikan temperatur dan tekanan menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Fat splitting adalah sebuah reaksi homogen yang terjadi secara
bertahap. Fat splitting merupakan reaksi reversible. Asam lemak berpindah
dari trigliserida satu per satu dari tri ke di ke mono. Selama tahap awal,
reaksi berlangsung perlahan-lahan, terbatas dengan kelarutan air dalam
minyak yang rendah. Pada tahap kedua, reaksi berlangsung lebih cepat
karena kelarutan air yang lebih besar dalam asam lemak. Tahap akhir
ditandai dengan laju reaksi berkurang sebagai asam lemak bebas dan
gliserin mencapai kondisi kesetimbangan. Pada titik kesetimbangan, tingkat
hidrolisis dan re-esterifikasi adalah sama. Gliserin harus diambil secara
kontinyu agar reaksi sempurna.
Proses pengolahan minyak menjadi asam lemak secara garis besar tahapannya adala
sebagai berikut :
a. Pemurnian minyak
Tahapannya dengan membebaskan fosfatida dengan asam fosfat lalu pencucian untu
menghilangkan kelebihan asam fosfat. Perlu dipergunakan tanah aktif untuk menyera
logam berat dan menghilangkan kotoran seperti getah (gum), sabun, dan padatan
Untuk bahan olah minyak sawit, minyak inti sawit, dan minyak stearin sawit pad
tahapan ini sudah tidak diperlukan karena biasanya sudah diolah di daerah penghasil.
b. Minyak yang sudah dibersihkan kemudian diuraikan menjadi asam
lemak dan gliserol dengan menambahkan air yang sudah di
demineralisasi (proses hidrolisa).
Proses Fat Splitting

Gambar Blok Diagram Proses Fat Splitting


 
Proses Fat splitting

Proses Batch Autoclave

Proses twitchell Proses Continous


a) Proses Twitchell

Proses ini merupakan proses pertama yang ditemukan untuk pemisahan minyak.
Proses ini digunakan pada skala kecil, karena biaya dan instalasi serta
pengoperasiannya mudah dan murah. Tetapi karena konsumsi energinya besar dan
kualitas produknya buruk, maka proses ini tidak lagi digunakan secara komersial.
Proses ini menggunakan reagen twitchell dan asam sulfat untuk kastalisasi fat splitting.
Reagen tersebut merupakan campuran tersulfonasi dari oleat atau asam lemak lainnya
dengan sejumlah napthalen. Waktu reaksi yang cukup panjang, konsumsi steam yang
besar, dan terjadinya pemudaran warna asam lemak merupakan kelemahan dari proses
ini. Sehingga saat ini sangat dibatasi penggunaannya.
b. Proses Batch Autoclave
Proses ini merupakan proses komersial tertua untuk pemisahan minyak berkualitas tinggi
untuk menghasilkan asam lemak berwarna terang. Proses ini lebih cepat dibandingkan dengan
proses twitchell. Dalam pengoperasiannya, autoclave diisi minyak, air (sekitar separuh dari
jumlah minyak), dan katalis, lalu autoclave ditutup. Steam diinjeksikan untuk menghilangkan
udara terlarut injeksi steam dilakukan secara kontinyu pada bagian bawah untuk mendapatkan
pengadukan dan tekanan operasi yang diinginkan. Isi dari autoclave dipindahkan dalam
pengendap, dimana terbentuk 2 lapisan Metode perhitungan pemisahan produk atas dan bawah
adalah berdasarkan perbedaan densitas serta nilai kelarutan dari masing-masing
komponennya. Kemudian asam lemak dikeluarkan dan gliserol yang tertinggal ditambahkan
dengan asam mineral untuk memisahkan sabun yang terbentuk, dan selanjutnya dibilas untuk
menghilangkan sisa asam mineral.
 
c. Proses Continous

Proses pemisahan minyak dengan tekanan tinggi secara kontinyu dan counter-current
lebih dikenal dengan proses Colgate-Emery. Proses ini yang paling efisien dari pemisahan
minyak. Tekanan dan suhu tinggi digunakan untuk waktu reaksi yang relatif lebih singkat.
Aliran minyak dan air secara berlawanan arah menghasilkan pemisahan berderajat tinggi
tanpa menggunakan katalis. Proses ini lebih efisien bila dibandingkan dengan proses lain
karena waktu reaksi yang relatif singkat yaitu hanya sekitar 2-3 jam. Dalam reaksi ini
terjadi pemudaran warna asam lemak. Karena pertukaran panas internal yang cukup
efisien, proses ini cukup ekonomi dalam penggunaan steam.
Berikut adalah tabel perbandingan berbagai proses dalam proses fat splitting :
Karakteristik Twitchell Batch Autoclave Continous
Suhu (℃) 100-105 240-250 250-260
Tekanan (atm) Atmosferik 28-30 45-50
Katalis Asam alkilaryl Tidak ada Tidak ada
sulfonat atau asam
sikloalifatic
sulfonat
(0,75-1,25%)

Waktu(jam) 12-48 1-3 1-2


Mode Operasi Batch Continous Continous
Peralatan Logam monel, Auto-clave Stainless steel
copper, tangki kayu stainless steel
Hidrolisa 85-98% terhidrolisa, 95-98% terhidrolisa, Konversi tinggi,
5-15% larutan 10-15% larutan gliserol, biaya tenaga
gliserol, tergantung Tergantung jenis lemak kerja rendah,
jenis lemak hasil jernih
Keunggulan Suhu dan tekan Waktu reaksi lebih cepat Konversi tinggi,
rendah, sesuai untuk dari proses Twitchell, biaya tenaga
skala yang kecil, biaya hasil jernih, konversi kerja rendah,
awal kecil karena alat
sederhana dan tidak tinggi, biaya tahuanan hasil jernih
mahal Rendah
Kelemahan Penanganan katalis, waktu Biaya awal Biaya awal
reaksi sangat lama, persediaan cukup tinggi, tinggi, biaya
lemak yang berkualitas rendah
harus direfining dengan asam waktu reaksi tahunan tinggi,
untuk mencegah peracunan agak lama suhu dan
katalis, cenderung membentuk
daripada tekanan tinggi
asam berwarna gelap,
membutuhkan lebih dari 1 proses sehingga perlu
stage untuk yield yang baik dan coltageemery, skill dan
konsentrasi gliserin tinggi, konsumsi
tidak dapat dikontrol secara pengalaman tinggi,
otomatis, biaya buruh tinggi energi cukup investasi
besar alat dan
konsumsi energi
besar
Kelebihan dan kekurangan dari ketiga proses flat splitting dapat dilihat pada table berikut:

Jenis Proses Kelebihan Kekurangan


Twitchell  Biaya murah, instalasi dan  Konsumsi steam energi cukup besar
operasi mudah  Kualitas produk rendah
 Konversi 95%  Menggunakan katalis
 Waktu reaksi relatif lama (36-48 jam)

Batch Autoclave  Konversi 95%  Waktu reaksi cukup lama (6-10 jam)
 Menggunakan katalis

Continous  Konversi mencapai 99%  Kondisi operasi pada tekanan dan suhu tinggi
 Waktu reaksi relatif singkat (2-3 (5000 kPa dan 260oC)
jam)  Konsumsi steam tinggi
 Bisa berlangsung tanpa adanya
katalis
DAFTAR PUSTAKA
 
Chalidazia, Irma. 2017. Pabrik Gliserol dari Minyak Kelapa Sawit dengan Proses
Continous Fat Splitting. Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh November: Jawa Timur.
 
Sulistyono, Indra. 2008. Prarancangan Pabrik Asam Lemak dari Minyak Sawit
Kapasitas 80000 ton/tahun. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Jawa
Tengah.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai