Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Viskositas


Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan
ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi, semakin besar
viskositas zat cair maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahan dalam fluida terhadap gesekan (Bird,1987).
Fluida yang mempunyai viskositas rendah misalnya air mempunyai tahanan
dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang
mempunyai viskositas yang lebih besar. Viskositas intrinsik merupakan analog dari
koefisien virial (dan mempunyai dimensi 1/konsentrasi). Aliran cairan dapat
dikelompokkan kedalam dua tipe, yaitu :
1. Aliran laminar yaitu laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis
tengah kecil.
2. Aliran turbulen yaitu laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter
yang lebih besar.
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode, yaitu
viskometer oswald waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah fluida
dihitung dengan hubungan tertentu cairan dicatat. Umumnya koefisien viskositas
dihitung dengan membandingkan laju cairan dengan laju aliran yang koefisien
viskositasnya diketahui. Pada viskometer oswald, yang diukur adalah waktu yang
dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Alat yang dipakai untuk menentukan viskositas dinamakan viscometer. Ada
beberapa jenis viskometer yaitu :
1. Viscosimeter Oswald
2. Viscosimeter Lehman
3. Viscosimeter bola jatuh dari Stokes
2.2 Definisi Fluida
Fluida adalah suatu zat yang bentuknya dapat berubah secara kontinyu
akibat gaya geser pada benda padat. Gaya geser menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk atau deformasi, yang tidak berubah besarnya selama gaya yang bekerja ini
besarnya tetap. Akan tetapi, mengalami pergerakan antara satu bagian terhadap
bagian lainnya bila ada gaya geser yang bekerja padanya. Jadi dapat dikatakan
bahwa fluida tidak dapat menahan gaya geser (Hariyono,1983).
2.3 Hukum Poiseville
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah N S/m2 =
Pas (Pascal Sekon). Untuk koefisien viskositas adalah dengan S/cm2 = Poise (P).
Hukum Poisevill menyatakan bahwa “cairan yang mengalir melalui saluran pipa
akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat
empat jari-jari pipa”.
2.4 Hukum Stokes dan Kecepatan Terminal
Hukum Stokes adalah tentang gerak bola dalam fluida yang kental yang
melalui viskositas menimbulkan gaya gesek sebesar F = -Gph rV. Hukum Stoke
adalah dasar dari viskosimeter bola jatuh. Dimana fluida stasioner dalam tabung
gelar vertikal yang dapat diukur dengan waktu yang dibutuhkan untuk dua tanda Po
tabung. Kecepatan terminal adalah sebuah benda yang jatuh bebas dalam fluida
kental. Kecepatan terminal adalah kecepatan konstan yang dialami suatu objek yang
jatuh bebas karena pengaruh gravitasi dan gaya hambatan udara. Rumus hukum
stoke pada kecepatan konstan :
2r2
Vm= 2μ (ρb- ρf) ………………… ....................................................... (2.1)

Dimana:
μ = viskositas zat cair
r = jari-jari bola
𝜌b = rapat massa benda (gr/cm3)
𝜌f = rapat massa fluida (gr/cm3)
2.5 Viskometer Hoppler
Pada viskometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya
gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya)
dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum.
Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan fictional resistance
medium (Bird,1993).
2.6 Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan
viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang
tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan
konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird,1993).
2.7 Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel yang ditempatkan di tengah-tengah
papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan
oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang
sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
Konsep viskositas fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi
molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika
fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya
gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan
menuangkan air dan minyak goreng diatas lantai yang permukaannya miring. Pasti
hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minya goreng atau oli. Tingkat
kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di
dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika
dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut.
2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Viskositas
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai
berikut:
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya
gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar
partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat Molekul Solut
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solut. Karena dengan
adanya solut yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat
pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.
2.9 Teori Viskositas Bola Jatuh
Sebuah mesin pada umumnya mempunyai beberapa elemen yang bergerak
atau berputar misalnya poros dengan bearingnya. Akibat adanya benda yang
berputar tersebut maka akan menimbulkan gesekan atau gaya gesek, dan akhirnya
menimbulkan kerugian gaya karena adanya gaya gesek tersebut. Maka untuk
menghindarinya diperlukan pelumasan yang berfungsi untuk melindungi mesin dari
korosi, menjaga komponen mesin dari keausan, memperkecil timbulnya panas dan
pemuaian, sebagai media pendinginan dan untuk menjaga kebersihan dari garam
akibat adanya gesekan antar logam, karena logam yang bergesekan akan
menimbulkan garam.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan tentang pelumas adalah viskositasnya
(kekentalan), sifat ini dimiliki oleh setiap zat cair. Viskositas dari pelumas
bervariasi dengan adanya perubahan temperatur, dalam kenyataannya suatu fluida
umumnya akan mengalami penurunan nilai viskositas dengan adanya kenaikan
temperatur. Setelah temperatur kembali seperti semula atau dingin. Viskositas tidak
kembali naik seperti semula, tetapi turun sedikit demi sedikit, sehingga pada
akhirnya viskositasnya tidak memenuhi syarat lagi.
Dalam kaitannya dengan perubahan nilai viskositas karena pengaruh suhu
atau temperatur pada minyak pelumas, dikenal dengan istilah indeks viskositas
yaitu untuk mengetahui apakah minyak pelumas tersebut mudah atau tidak
dipengaruhi oleh temperatur. Untuk mengetahui harga indeks viskositas minyak
pelumas haruslah dicari terlebih dahulu viskositas dari minyak pelumas itu sendiri.
Cara menentukan viskositas dari minyak pelumas itu sendiri yaitu dengan
menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Viskositas (kekentalan) berasal
dari kata viscous, suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih
dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-
pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu
fluida. Contohnya jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida
kental, misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup
dalam, nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat
setelah menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan
gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut. Yaitu
gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida. Semakin besar koefisien
kekentalan suatu fluida maka semakin besar gaya gesek yang ditimbulkan oleh
fluida. Viskositas juga dipengaruhi oleh perubahan suhu apabila suhu naik maka
viskositas menjadi turun atau sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai