Anda di halaman 1dari 4

ABSTRAK

Sedimentasi merupakan proses pengolahan air dengan menggunakan proses


pengendapan partikel-partikel zat padat dalam suatu cairan sebagai akibat gaya
gravitasi baik individu atau bersama-sama sehingga menghasilkan cairan yang lebih
jernih dan suspensi yang lebih kental. Pada percobaan kali ini, praktikan menggunakan
air hujan yang tehal ditampung sebelumnya dan dicampur dengan tanah hitam sehingga
memebnetuk lumpur. Tujuan dari percobaan ini adalah bertujuan untuk menjernihkan air
dengan menghilangkan partikel-partikel padatan yang terdapat dalam air dengan
menggunakan proses sedimentasi tipe 1 (discrete settling) dan menghitung efisiensi Total
Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS), dan Total Solid (TS) yang terdapat
dalam air. Proses sedimentasi tipe 1 merupakan proses sedimentasi tanpa menggunakan
koagulan. Percobaan ini menggunakan tipe bak sedimentasi segi empat (rectangular).
Berat TSS pada debit 20 l/s adalah 0,09 gram, pada debit 15 l/s adalah 0,07 gram, pada
debit 10 l/s adalah 0,03 gram, dan pada debit 5 l/s adalah 0,01 gram. Nilai effesiensi
pada debit 20 l/s adalah 50,2%, pada pada debit 15 l/s adalah 61,7%, pada debit 10 l/s
adalah 82,2%, pada debit 5 l/s adalah 92,2%. Laju aliran yang semakin besar akan
menurunkan efisiensi penghilangan TSS, TDS dan TS pada proses sedimentasi.

Kata kunci :Debit, plate settler, sedimentasi, TDS, TS, TSS.


Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia karena tanpa air kehidupan
tidak akan berlangsung, Untuk mendapatkan air yang bermutu baik, dilakukan
pengolahan terhadap air. Pengolahan air adalah cara menghilangkan senyawa toksik
dan berbahaya atau untuk menon-aktifkan organisme yang menyebabkan penyakit yang
ada didalam air serta menurunkan kualitas air. Tujuan dari pengolahan air adalah
menjelaskan proses pengolahan air bersih secara ion exchange atau sedimentasi,
menghitung efisiensi penyisihan bahan pencemaran dari sumber air dan menganalisa
hubungan variabel perlakuan terhadap penyisihan bahan pencemar. Secara umum ada
tiga jenis bahan pencemar air : Partikel padat,partikel tersuspensi dan partikel terlarut.
Metodologi yang digunakan adalah metode sedimentasi dimana partikel pengotor
diendapkan di dalam bak sedimentasi karena faktor gaya gravitasi dari partikel dengan
menggunakan bantuan koagulan (Tawas). Sampel yang dianalisa air dengan
penambahan koagulan sebanyak 250 gram dan air tanpa penambahan koagulan.
Penambahan koagulan bertujuan agar partikel pengotor dapat berkumpul mebentuk flok
sehingga akan terendapkan kedasar tangki.Dari percobaan diperoleh nilai efisiensi TS,
TSS dan TDS terbesar adalah pada air dengan penambahan koagulan. Nilai efisiensi
terbesar TS,TSS dan TDS pada air dengan penambahan koagulan secara berturut-turut
adalah 88,24% , 78,57% dan 76,47%.

Sedimentasi merupakan suatu proses pengolahan air yang bertujuan untuk


memisahkan/mengendapkan zat-zat padat atau suspensi non-koloid dalam air
dimana pengendapan berlangsung karena adanya gaya gravitasi. Tujuan dari
percobaan ini adalah menentukan efisiensi sedimentasi dan menganalisa
pengaruh variabel debit. Percobaan sedimentasi dilakukan dengan menggunakan
250 L air gambut dari depan Rektorat UNRI dan 1 kg tawas. Variasi debit yang
dilakukan adalah 10 dan 20 L/jam. Efisiensi sedimentasi yang diperoleh secara
berturut-turut adalah TDS 24,85% dan 21,82%, TSS 75% dan 50%, serta TS
3,5x10-3 mg/L dan 2,5x10-3 mg/L. Hasil percobaan diperoleh bahwa proses
sedimentasi dengan debit 10 L/jam menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi
namun pada penyisihan TS efisiensi yang diperoleh lebih rendah. Kesimpulan
yang didapat adalah bahwa debit berbanding terbalik dengan efisiensi
sedimentasi sehingga semakin rendah debit air maka akan semakin tinggi
efisiensi sedimentasi.

Kata Kunci : air gambut, debit, sedimentasi


Proses sedimentasi merupakan suatu proses pengolahan air dengan
menggunakan proses pengendapan partikel-partikel zat padat dalam suatu cairan
sebagai akibat gaya gravitasi baik individu atau bersama-sama sehingga
menghasilkan cairan yang lebih jernih dan suspensi yang lebih kental. Pada
percobaan kali ini, praktikan menggunakan air waduk yang berada di depan
rektorat Universitas Riau sebagai sampel. Tujuan dari percobaan ini yaitunya
dapat mengetahui dan menghitung efisiensi penyisihan bahan pencemar dari
sumber air. Serta dapat menganalisis hubungan variabel perlakuan terhadap
penyisihan bahan pencemar. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
hasil dengan pemakaian koagulan 250 gram dan waktu detensi 0,5 jam, 1 jam,
dan 3 jam untuk efisiensi TS berturut-turut adalah 20%; 40%; dan 73,3%.
Efisiensi TDS berturut-turut adalah 55%; 77%; dan 88%. Efisiensi TSS berturut-
turut adalah 54%; 72%; dan 81,8%. Untuk pemakaian koagulan 400 gram dan
waktu detensi 0,5 jam, 1 jam, dan 3 jam untuk efisiensi TS berturut-turut adalah
33%, 40%, dan 80%. Efisiensi TDS berturut-turut adalah 44,4%, 88,8%, dan
88,8%. Efisiensi TSS berturut-turut adalah 18%; 54,5%; dan 72,7%. Jadi, dapat
disimpulkan semakin lama waktu detensi dan semakin banyak koagulan yang
digunakan, maka semakin tinggi efisiensi penyisihan pengotornya. Jadi, jumlah
koagulan dan waktu detensi sangat mempengaruhi proses sedimentasi.

Kata kunci : Sedimentasi, Suspensi, Efisiensi, Pencemar, Waktu detensi.

Kata kunci: gliserol, methanol, metil ester, minyak goreng, transesterifikasi,

ABSTRACT

Fatty acid methyl ester or biodiesel is an alkyl ester compound produced by


transesterification reaction between triglycerides with methanol and catalyst
support with the composition, temperature and reaction time specified. The aim of
the experiment was to study the ratio of molar ratio of oil and methanol to the
conversion of methyl esters. The composition of oil and methanol for a ratio of 1:
4 molar ratio; 1: 8; and 1:12 by weight of cooking oil is 100 grams. In this
experiment the material used is cooking oil. The operating time used is 2 hours
with a reaction temperature of 65 oC. After the specified reaction time is reached
the methyl ester is separated by glycerol. Determination of free fatty acid content
is done by reacting methyl esters with alcohol and titrated using KOH. After
reacted with changes in reaction temperature obtained ALB levels were 0.426%,
0.341% and 0.256%. So it can be concluded that the higher the ratio of the molar
ratio between oil: methanol, the smaller the obtained ALB.

Keywords: glycerol, methanol, methyl esters, cooking oil, transesterification,

Anda mungkin juga menyukai