BAB I PENDAHULUAN
penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari
banyaknya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian. Pertanian memiliki dua
pengertian yaitu arti luas dan arti sempit. Arti sempit merupakan usaha pertanian
sendiri dan sebagian seluruhnya hasil perkebunan adalah ekspor. Wilayah pedesaan
yang tidak lepas dari aktivitas ekonomi baik yang sifatnya industri, perdagangan
maka pembangunan sektor industri yang didukung sektor pertanian juga semakin
Hasil pertanian di Indonesia antara lain padi, jagung, ubi, ketela pohon,
tebu, Kelapa Sawit, Kakao, tembakau, karet, rosella, kopi, kina dan lain sebagainya.
Kelapa sawit merupakan produk pertanian paling sukses kedua di Indonesia setelah
ekonomi dan sosial secara signifikan di Indonesia. Industri kelapa sawit ini menjadi
sarana meraih nafkah dan perkembangan ekonomi bagi sebagian besar masyarakat
dalam beberapa dasawarsa terakhir dengan produksi minyak sawit saat ini
diperkirakan lebih dari 45 juta ton. Indonesia merupakan salah satu produsen dan
eksportir minyak sawit terbesar di dunia, dengan produksi lebih dari 18 juta ton
Crude Palm Oil (CPO) adalah hasil gilingan dari daging sawit yang
merupakan jenis minyak kelapa sawit yang menjadi unggulan ekspor Indonesia
sabun, dan margarin) dan oleokimia (bahan kimia yang mengandung lemak).
Produk oleokimia memiliki nilai tambah lebih tinggi dan harga yang stabil, namun
(Djoehana, 2006).
dengan kapasitas produksi mencapai 31,10 juta ton per tahun. Negara Jiran
Malaysia menempati urutan kedua, setelah beberapa tahun silam kokoh di posisi
pertama, dengan produksi per tahun sebanyak 19,2 juta ton. Kedudukan keempat
diisi oleh Thailand dengan total produksi 2,18 juta ton/tahun yang diikuti oleh
Columbia sebanyak 1,23 juta ton/tahun. Posisi kelima dihuni oleh salah satu negara
di Afrika yaitu Nigeria dengan kemampuan produk sekitar 930 ribu ton/tahun (BPS
3
Sumut, 2016). Volume produksi CPO menurut Provinsi di Indonesia pada tahun
Tabel 1.1 Luas lahan dan produksi CPO menurut Provinsi di Indonesia Tahun
2015
Provinsi Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton)
ACEH 430.903 896.684
SUMATERA UTARA 1.444.687 4.959.128
SUMATERA BARAT 399.120 1.145.432
RIAU 2.398.328 6.646.997
KEPULAUAN RIAU 19.036 36.774
JA M B I 657.929 1.749.617
SUMATERA SELATAN 1.060.573 2.690.620
KEP. BANGKA BELITUNG 201.091 508.125
BENGKULU 290.633 787.050
LAMPUNG 158.045 424.054
JAWA BARAT 13.611 32.643
BANTEN 20.101 27.077
KALIMANTAN BARAT 914.835 1.794.466
KALIMANTAN TENGAH 1.099.692 3.127.138
KALIMANTAN SELATAN 475.739 1.244.040
KALIMANTAN TIMUR 816.257 1.514.504
SULAWESI TENGAH 140.882 244.074
SULAWESI SELATAN 36.262 49.818
SULAWESI BARAT 96.318 282.738
SULAWESI TENGGARA 45.418 71.278
MALUKU 33.981 14.740
PAPUA 50.720 93.476
PAPUA BARAT 38.976 53.716
(Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2016)
Dari tabel dilatas dapat dilihat bahwa Sumatera Utara merupakan sentra
sentra produksi ke 4 di Indonesia. Volume produksi dan luas tanam kelapa sawit di
Sumatera Utara dari tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.
4
Tabel 2.2 Produksi dan Luas Lahan Minyak Kelapa sawit tahun 2001-2015
Tahun Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kg/Ha)
2001 867.074 2.467.597 2,84
2002 886.612 2.619.217 2,95
2003 919.680 2.763.862 3,00
2004 987.754 3.317.259 3,36
2005 1.040.303 3.690.480 3,55
2006 1.099.641 3.869.718 3,52
2007 1.108.020 3.712.052 3,35
2008 1.026.644 3.200.673 3,12
2009 1.081.644 3.433.795 3,17
2010 1.139.597 3.899.623 3,42
2011 1.050.013 4.001.150 3,81
2012 1.076.017 4.147.650 3,85
2013 1.340.348 4.549.202 3,39
2014 1.392.532 4.753.488 3,41
2015 1.444.687 4.959.128 3,43
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi kelapa sawit Sumatera Utara
dari tahun 2001-2015 terus mengalami peningkatan. Produksi tertinggi pada tahun
tahun 2011 sebesar 53,57 persen dengan nilai 17,23 miliar dolar AS. Kelapa sawit
besar untuk devisa Indonesia, karena tanaman perkebunan ini memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak
nabati.
(CPO), melalui Pelabuhan Belawan sebagai salah satu pintu keluar ekspor yang
ada di Sumatera.Perkembangan volume ekspor tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2
berikut.
5
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa volume ekspor CPO Sumut dari tahun
volume ekspor terendah pada tahun 2010. Negara tujuan ekspor terbesar ke Negara
di Sumatera Utara.
bertujuan:
Sumatera Utara.
Utara.
Utara.
1. Sebagai bahan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk melakukan
terdiri dari Ekspor minyak kelapa sawit sumatera utara (Ton) (Y), harga ekspor
minyak kelapa sawit (US$/Ton) (X1), Total produksi minyak kelapa sawit
Sumatera Utara(Ton) (X2), Nilai kurs (X3). Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Library research yaitu
Asumsi Klasik.
Dari hasil uji t dilakukan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel
Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah Koefisien Determinasi (R)
variabel Y.
Anika Kania (2014) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Daya Saing
Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia
CPO Indonesia ke India dan Belanda terdiri dari (Y) Volume ekspor CPO Indonesia
ke negara tujuan ekspor (Ton), (X1) Harga ekspor CPO Indonesia ke negaratujuan
ekspor (US$/Ton), (X2) Harga minyak kedelai dunia (US$/Ton), (X3) Kurs rupiah
terhadap dollar Amerika (Rp/US$), (X4) Nilai RCA CPO Indonesia di negara
tujuan ekspor.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam
bentuk data deret waktu (time series) selama 24 tahun, yaitu periode tahun 1989
hingga 2012. Sumber data yang diperoleh berasal dari Badan Pusat Statistik,
CPO. Data-data sekunder yang digunakan meliputi volume ekspor CPO Indonesia
ke India dan Belanda, nilai ekspor CPO Indonesia ke India dan Belanda, nilai
ekspor total CPO Indonesia ke India dan Belanda, harga ekspor CPO, harga minyak
sawit dunia, kurs rupiah terhadap dollar Amerika, dan nilai RCA CPO Indonesia di
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan
data mengenai perkembangan ekspor dan daya saing CPO Indonesia di India dan
terhadap volume ekspor CPO Indonesia ke India dan Belanda. Proses pengolahan
data dilakukan menggunakan software microsoft excel 2013 dan software SPSS 20
menggunakan uji parsial dan uji serempak dan uji asumsi klasik.
(R) variabel X1,X2,X3, dan X4 variasi volume ekspor CPO Indonesia ke India
dapat dijelaskan bersama-sama sebesar 62.5 persen oleh harga ekspor CPO
Indonesia ke Belanda, harga minyak kedelai dunia, kurs rupiah terhadap dollar,
nilai RCA CPO Indonesia di Belanda, dan pajak progresif. Dan uji t menyimpulkan
bahwa terdapat dua variabel yang berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5 persen,
yaitu variabel harga minyak kedelai dunia dan pajak progresif, dua variabel yang
berpengaruh signifikan pada taraf nyata 10 persen, yaitu harga ekspor CPO
Indonesia ke Belanda dan nilai RCA CPO Indonesia di India dan Belanda,
10
sedangkan variabel kurs rupiah terhadap dollar tidak berpengaruh signifikan. Hasil
uji F adalah model regresi secara keseluruhan signifikan pada taraf nyata 5 persen.
terhadap variabel dependenpada taraf 5 persen. Hasil uji Asumsi klasik dengan uji
bahwa tidak ada keputusan model regresi linier berganda terbebas atau tidak
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati
edibel yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari
spesies Elaeis guineensis dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa.
(Reeves,1979). Minyak sawit secara alami berwarna merah karena kandungan beta-
karoten yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm
kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama. Minyak kelapa sawit juga
berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos
nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karotenoid
sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit
mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%.
(Harold McGee, 2004) Minyak sawit (Crude Palm Oil) merupakan minyak kelapa
sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan
daging buah kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian. Minyak sawit biasanya
digunakan untuk kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri kimia, dan
11
industri pakan ternak. Kebutuhan minyak sawit sebesar 90% digunakan untuk
bahan pangan seperti minyak goreng, margarin, shortening, pengganti lemak kakao
dan untuk kebutuhan industri roti, cokelat, es krim, biskuit, dan makanan ringan.
Kebutuhan 10% dari minyak sawit lainnya digunakan untuk industri oleokimia
yang menghasilkan asam lemak, fatty alcohol, gliserol, dan metil ester serta
surfaktan.
kelapa sawit yang bermutu baik. Mutu minyak kelapa sawit yang baik harus
air, kandungan kotoran, maupun kandungan asam lemak bebasnya (Ketaren, 2008).
berlimpahnya sumberdaya alam negara ini. Harga minyak sawit naik tajam setelah
tahun 2005 namun krisis global menyebabkan penurunan tajam harga CPO di tahun
2008. Terjadi rebound yang kuat namun setelah tahun 2011 harga CPO telah
biofuel berbahan baku minyak sawit. Karena itu, prospek industri minyak sawit
suram dalam jangka waktu pendek, terutama karena Indonesia masih terlalu
Pada saat permintaan global kuat, bisnis minyak sawit di Indonesia menguntungkan
lingkungan
kepemilikan tanah
infrastruktur.
terkait dengan perdagangan antara suatu tempat dengan tempat lain dan melewati
perjanjian atau dalam keanggotan dalam suatu institusi global. Perdagangan ini
merupakan suatu kejadian dari eksistensi pelaku bisnis, individu dan pemerintah
yang ingin melakukan transaksi jual beli barang atau jasa yang diproduksi di
mempunyai sumber daya alam yang besar. Sehingga dapat menjamin adanya
pasar yang lebih stabil dan berpotensi untuk dapat bersaing dalam pasar
internasional dengan fluktuasi harga yang terkendali dan stabil, terutama dalam
produk yang dihasilkan di dalam negeri, terutama untuk meningkatkan daya saing
sebagai berikut.
memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara
lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
15
dalamnya.
2016).
2.2.2 Ekspor
Ekspor adalah aliran perdagangan suatu komoditi dari dalam negeri ke luar
negeri. Ekspor dapat diartikan, suatu total penjualan barang yang dapat dihasilkan
oleh suatu negara, kemudian diperdagangkan kepada negara lain dengan tujuan
perusahaan dan devisa negara, membuka pasar baru di luar negeri, memanfaatkan
kelebihan kapasitas dalam negeri, dan membiasakan diri bersaing dalam pasar
kerja dan skala setiap produsen domestik agar mampu menghadapi persaingan dari
yang lainnya.
16
atas penawaran mengandung efek subsitusi dan efek pendapatan. Dalam efek
mengganti tanaman Kelapa sawit dengan tanaman lain yang relatif lebih
untuk memperluas tanaman kelapa sawitnya dan mengurangi tanaman lain. Pada
sisi lain, efek pendapatan dari suatu perubahan harga terhadap penawaran dapat
bersifat positif maupun negatif. Harga domestik merupakan harga CPO yang
Definisi harga menurut Kotler dan Armstrong (2001: 439) adalah sejumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang
produk atau jasa tersebut. Harga mempunyai peranan penting bagi perusahaan
17
bersaing.
Harga merupakan bagian yang sangat penting dari pemasaran. Harga adalah
suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan
moneter. Menetapkan harga yang terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan
menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat
diperoleh oleh produsen. Semakin tinggi harga suatu barang maka permintaan
akan barang tersebut akan menurun, dan sebaliknya semakin rendah harga suatu
barang maka permintaan akan barang tersebut akan meningkat (cateris paribus)
(Sadono Sukirno,2003).
Salah satu faktor yang mempengaruhi ekspor CPO di Sumatera Utara adalah
harga ekspor. Harga ekspor merupakan jumlah uang yang diterima oleh eksportir
atau orang yang mengekspor dari barang yang di ekspor. Harga ekspor biasanya
barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan pekonomian diseluruh daerah
dalam tahun tertentu atau periode tertentu dan biasanya satu tahun. Produk
ekonomi dimana alat pengukur pertumbuhan ekonomi adalah PDB, PDB perkapita
dan Pendapatan per jam Kerja. PDRB juga memiliki empat komponen sebagai
b. Investasi
c. Konsumsi pemerintah
d. Ekspor bersih, yang merupakan selisih dari total ekspor dan impor.
SOP adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana
dan oleh siapa. SOP dimaksudkan untuk menghindari terjadinya bias/variasi yang
ekstrim dalam proses pelaksanaan kegiatan yang apabila terjadi akan dapat
SOP adalah perangkat atau instrumen sebagai penggerak organisasi / lembaga agar
(SOP) memiliki peran dan manfaat sebagai acuan untuk semua kegiatan-kegiatan
maupun administratif.
petani merupakan bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau
social interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan pertani juga memiliki titik
tawar petani (kelompok tani). Saat ini potret petani dan kelembagaan petani di
2008).
Beberapa lembaga pertanian yang terkait dalam ekspor Crude Palm Oil
(CPO) antara lain adalah Dinas Perkebunan, Dinas perindustrian dan perdagangan,
dan lembaga pertanian lainnya adalah: Koperasi Unit Desa (KUD), Kelompok Tani,
Menurut Nazarudin (2002) hambatan ekspor secara umum adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Ekspor
biasanya untuk membantu agar tata cara perdagangan ekspor berjalan tertib
hal tertentu dengan tidak melibatkan ha-hal tersebut. Bisa saja karena
masalah politis, usaha menarik keuntungan atau menekan harga jual, tingkat
21
3. Standar Mutu
banyak negara berkembang hal ini memang masih dirasa agak sulit
menyerap devisa dalam jumlah besar mendapat devisa yang sangat sedikit.
Jalur tata niaga yang mesti diikuti seorang eksportir hingga produknya dapat
antara negara pengekspor dan negara pengimpor. Jarak yang jauh akan
ekspor. Hal ini akan berdampak pada volume ekspor yang menurun sehingga devisa
Dalam kegiatan ekspor Crude Palm Oil (CPO) Sumatera Utara di pengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu produksi CPO, harga domestik, harga ekspor, dan PDB
Sumut sebagai variabel bebas dan nilai ekspor Crude Palm Oil (CPO) sebagai
variabel terikat.
22
campur tangan lembaga pertanian juga ada dalam kegiatan tersebut yang di sebut
peran lembaga pertanian dalam kegiatan ekspor CPO. Dan dalam kegiatan ekspor
tersebut pasti ada masalah-masalah yang dihadapi. Untuk lebih jelasnya dapat
Produksi CPO
di Sumatera
Utara
- Harga Domestik
- Harga Ekspor
- Nilai Tukar
- PDRB Sumut Nilai
Ekspor
Lembaga
Pertanian
Masalah-
Masalah
Keterangan:
Menyatakan Hubungan
Menyatakan Pengaruh
24
Ada pengaruh volume ekspor, harga domestik, harga ekspor, nilai tukar dan PDRB
Sumatera Utara terhadap nilai ekspor Crude Palm Oil (CPO) secara serempak dan
secara parsial.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Provinsi Sumatera Utara. Daerah penelitian ini dipilih secara purposive (sengaja),
hal ini didukung oleh adanya data dari Badan Pusat Statistik Indonesia dan
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah eksportir Crude Palm Oil
(CPO) yang ada di Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penentuan
sampel tersebut adalah metode purposive sampling yaitu dimana populasi ada 5 dan
yang dijadikan sample adalah eksportir yang bersedia untuk dijadikan sampel
sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistika
Dinas Perkebunan Sumatera Utara, Balai Karantina Sumatera Utara, Bea Cukai
Belawan, dan berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Dan data
primer diperoleh dari Eksportir Crude Palm Oil (CPO) yang ada di Sumatera Utara
Analisis Regresi Linear Berganda adalah hubungan secara linier antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2,...Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengukur pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
Y = a + b1.X1 + b2.X2+b3.X3+B4.X4+b5.X5+ei
Keterangan:
a = Koefisien Intersep
X1 = Volume Ekspor
X2 = Harga Domestik
X3 = Harga Ekspor
X4 = Nilai Tukar
= Random error
27
sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi
Hipotesis : H0: variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat; H1: variabel bebas secara serempak berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat.
bebas dalam model secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
F= Rk
(1-R(n-k-1))
Keterangan:
R = Koefisien Regresi
n = Jumlah Sampel
Hipotesis : H0: variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat; H1: variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat.
Kriteria Uji SPSS: Signifikansi t > (0,05) : maka terima H0 tolak H1 Signifikansi
H0 artinya variabel bebas dalam model secara parsial berpengaruh nyata terhadap
sebagai komoditi ekspor, peran lembaga pertanian dalam ekspor CPO dan
3.5.1 Definisi
1. Produksi Crude Palm Oil (CPO) adalah jumlah CPO yang dihasilkan
2. Harga Domestik adalah harga pasaran Crude Palm Oil (CPO) yang
Sumatera Utara dalam periode tertentu dan biasanya satu tahun dalam
satuan miliar.
5. Volume Ekspor adalah Crude Palm Oil (CPO) yang diekspor dalam
6. Nilai Tukar adalah Perbandingan nilai tukar rupiah terhadap dollar US$
tertentu.
4. Responden yang dijadikan sebagai sampel adalah eksportir Crude Palm Oil