Anda di halaman 1dari 15

OPERASI PERPINDAHAN MASSA

PEKAN 4

Difusi Molekuler Fase Cair


dan Analogi Transfer Massa,
Momentum, dan Panas
Difusi Molekuler Fase Cair
Seperti halnya untuk fase gas, fluks molar dalam arah z
untuk sistem biner untuk fase cair dapat dinyatakan
dengan Pers. (1-13),
𝑑𝑐𝐴
𝑁𝐴𝑧 = −𝒟𝐴𝐵 + 𝑦𝐴 𝑁𝐴𝑧 + 𝑁𝐵𝑧 ..... (1-13)
𝑑𝑧

Tetapi berbeda dengan fase gas, difusivitas cairan


nilainya tergantung pada konsentrasi. Namun karena
pengetahuan megenai difusivitas untuk fase cair masih
sangat terbatas, maka lebih umumnya digunakan nilai
konsentrasi c rata-rata dan nilai difusivitas rata-rata
kalau memang data tersedia.
Dua keadaan yang biasa terjadi yang akan ditinjau dari
difusi molekuler fase cair, yaitu:
a. Difusi Ekuimolar Arus Berlawanan dalam Keadaan
Tetap.
Dalam hal ini NA adalah tetap dan NA = – NB, sehingga
Pers. (1-13) menjadi:

...... (2-15)

di mana cav adalah konsentrasi rata-rata larutan antara


seksi 1 dan 2.
b. Difusi A Melalui B yang Tidak Mendifusi (Diam)
dalam Keadaan Tetap
Dalam hal ini NA adalah tetap dan NB = 0, sehingga Pers.
(1-13) menjadi:

.... (2-16)

Contoh 3
Hitunglah kecepatan difusi asam cuka (A) melalui
sebuah lapisan air (B) yang tidak mendifusi setebal 0,1
cm pada 17oC apabila konsentrasi pada kedua sisi
lapisan masing-masing adalah 9 dan 3% asam cuka.
Difusivitas asam cuka dalam larutan adalah 0,95 × 10–5
cm2/det. Densitas larutan asam cuka 9 dan 3% masing-
masing adalah 1,0120 dan 1,0032 g/cm3.
Jawaban
Berlaku Pers. (2-16), ketentuan-ketentuan yang
ada ialah:
z = 0,1 cm
MA = 60,03 g/gmol dan MB = 18,02 g/gmol
Densitas larutan asam cuka 9% adalah 1,0120 g/cm3,
sehingga:

xB1 = 1 – 0,0288 = 0,9712

Berat molekul larutan pada seksi ini adalah:


Densitas larutan pada seksi 2 adalah 1,0032 g/cm3,
sehingga

xB2 = 1 – 0,0092 = 0,9908


Berat molekul larutan pada seksi ini ialah:

Konsentrasi larutan rata-rata antara seksi 1 dan 2 adalah


Sehingga kecepatan difusi asam cuka adalah:
Analogi Transfer Massa, Momentum, dan Panas
Beberapa proses disebut analog apabila proses-
proses tersebut mengikuti persamaan-persamaan yang
serupa dan yang mempunyai kondisi-kondisi batas yang
serupa. Hal ini berarti bahwa persamaan yang
melukiskan kelakuan suatu proses dapat diubah ke
dalam persamaan untuk proses yang lain hanya dengan
mengubah simbol-simbol variabelnya.
Ternyata bahwa antara transfer massa, transfer
momentum, dan transfer panas dalam aliran laminer
terdapat analogi, sehingga sebuah persamaan yang
berlaku untuk transfer massa dapat diubah ke dalam
persamaan untuk transfer momentum ataupun transfer
panas dengan hanya mengubah simbol-simbol variabel-
nya.
Sebagai ilustrasi, ditinjau gas yang mengalir
melalui sebuah permukaan datar. Di daerah yang
berdekatan dengan permukaan terdapat suatu daerah
di mana gas mengalir secara laminer. Dimisalkan bahwa
pada saat yang bersamaan terjadi difusi komponen A
dari permukaan ke badan utam gas dan transfer panas
dari permukaan dinding ke badan utama gas. Menurut
hukum Fick, kecepatan transfer massa melalui lapisan
laminer diberikan oleh persamaan:

........ (1-8)

Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan


transfer massa secara difusi molekuler adalah
sebanding dengan gradien konsentrasi.
Di dalam daerah yang berdekatan dengan permukaan
dinding di mana fluida mengalir secara laminer, fluida
dapat dibayangkan tersusun dari lapisan-lapisan yang
menggeser satu terhadap yang lain dengan kecepatan
yang makin bertambah besar dengan makin bertambah
besarnya jarak dari permukaan. Gaya per satuan luas
yang sejajar dengan permukaan, atau tegangan geser,
yang diperlukan agar lapisan-lapisan mempunyai
kecepatan yang tetap adalah sebanding dengan gradien
kecepatan, sehingga:
.... (1-42)

di mana µ adalah kekentalan (viskositas) dan dv/dz


adalah gradien kecepatan. Pers. (1-42) dapat juga
dituliskan:
.... (1-43)

di mana 𝜐 adalah kekentalan kinematis, yang memiliki


dimensi yang sama dengan dimensi difusivitas, yaitu
(panjang)2/waktu. Besaran vρ dapat dipandang sebagai
konsentrasi momentum, sehingga besaran d(vρ)/dz
dapat dipandang sebagai gradien konsentrasi
momentum. Besaran 𝜏 𝑔𝑐 adalah kecepatan ttransfer
momentum per satuan luas, atau fluks momentum.
Sehingga Pers. (1-43) adalah suatu persamaan
kecepatan yang analog dengan Pers. (1-8).
Panas yang ditransfer dari permukaan dinding melalui
lapisan laminer berlangsung secara konduksi menurut
persamaan:
.... (1-44)
di mana k adalah konduktivitas termal fluida dan dT/dz
adalah gradien temperatur. Pers. (1-44) dapat juga
dituliskan:

..... (1-45)

di mana cp adalah panas jenis pada tekanan tetap.


Besaran 𝑐𝑝 𝜌𝑇 dapat dipandang sebagai konsentrasi
termal volumetrik dan α = k/cp ρ adalah difusivitas
termal, yang seperti halnya dengan difusivitas massa
dan difusivitas momentum memiliki dimensi
(panjang)2/waktu. Besaran d(𝑐𝑝 𝜌𝑇)/dz adalah gradien
konsentrasi panas.
Karena difusivitas massa, difusivitas momentum, dan
difusivitas termal masing-masing memiliki dimensi yang
sama, maka perbandingan antara masin-masing
difusivitas ini akan merupakan besaran yang tidak
berdimensi. Perbandingan antara difusivitas momentum
dengan difusivitas massa adalah besaran yang tidak
berdimensi dan disebut bilangan Schmidt,

.... (1-46)

Bilangan Schmidt memegang peranan penting dalam


transfer massa konvektif.
Perbandingan antara difusivitas termal dengan
difusivitas massa disebut bilangan Lewis,
..... (1-47)

Bilangan Lewis dijumpai dalam proses di mana secara


serentak terjadi transfer panas dan transfer massa
konvektif.
Perbandingan antara difusivitas momentum dengan
difusivitas termal disebut bilangan Prandtl,

.... (1-48)

Bilangan Prandtl memegang peranan penting dalam


tranfer panas konvektif.

Anda mungkin juga menyukai