Bab 11
Efek difusi eksternal pada reaksi Heterogen
(Pertemuan Ke-2)
Atau
11.3.3 Korelasi untuk perpindahan massa 4
Koefisien perpindahan massa (𝒌𝒄 ) dengan koefisien perpindahan panas (h). Fluks panas (𝒒𝒓 )
dari fluida bulk pada suhu 𝑻𝟎 ke permukaan padat di 𝑻𝒔 adalah :
Untuk konveksi paksa koefisien perpindahan panas biasanya dikelompokkan dalam tiga kelompok tanpa dimensi
bilangan Nusselt (Nu) bilangan Reynolds (Re) dan bilangan Prandtl (Pr), Untuk spherical pellets tunggal yang
dibahas di sini, Nu dan Re sebagai berikut:
Bilangan prandtl tidak bergantung pada sistem geometri: 5
𝝁𝑪𝒑
𝒑𝒓 𝝆 = 𝝆( )
𝒌𝒕
𝝁 𝝆𝑪𝒑 𝒗
𝒑𝒓 = ( )
𝝆 𝒌𝒕
=
𝜶𝒕
𝐷𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎:
𝒌
𝜶𝒕 𝒕
= 𝝆𝑪𝒑 = Difusivitas Thermal (𝑚2 /𝑠)
𝝁
V = 𝝆 = Viskositas Kinematik (Momentum difusivitas
(𝑚2 /𝑠))
𝒅𝒑 = Dimeter pellet (m)
U = Kecepatan Aliran Bebas (m/s)
𝒌𝒕 = Konduktivitas Termal (J/K ms)
𝝆 = Densitas Fluida (kg/𝑚3 )
h = Koefisien Perpindahan Panas (J/𝑚2 sK)
Korelasi perpindahan panas yang menghubungkan bilangan Nusselt dengan 6
bilangan Prandtl dan Reynolds untuk aliran di sekitar bola adalah:
Meskipun korelasi ini dapat digunakan pada rentang bilangan Reynolds yang
luas, dapat ditunjukkan secara teoritis bahwa jika sebuah bola pada fluida
stagnan (Re = 0), maka
dan bahwa pada bilangan Reynolds yang lebih tinggi di mana lapisan batas
tetap, bilangan Nusselt menjadi :
Untuk geometri yang sama, korelasi perpindahan panas dan massa adalah Jika ada 7
korelasi perpindahan panas untuk bilangan Nusselt, koefisien perpindahan massa dapat
diperkirakan dengan mengganti bilangan Nusselt dan Prandtl dalam korelasi ini dengan
bilangan Sherwood dan Schmidt, masing-masing:
Koefisien perpindahan panas dan massa pada fluks yang sesuai adalah :
Fluks massa difusi Equimolar Counter Diffusion (EMDT) 8
dalam satu dimensi:
(11-37)
(11-38)
(11-39)
Akibatnya, korelasi untuk perpindahan massa untuk aliran di sekitar pelet adalah 10
dianalogikan untuk perpindahan panas persamaan (11-33), maka:
(11-40)
Penyelesaian:
Untuk konsentrasi zat terlarut, fluks radial adalah
(11-28)
Karena reaksi dianggap terjadi secara cepat pada permukaan luar pelet. CAS = 0.
Juga. CAb = 1 mol/dm3. Koefisien perpindahan massa untuk bola tunggal dihitung
dari korelasi frossling.
(11-40) 12
(E11-2.1)
(E11-2.2)
Substitusikan nilai kc dan DAb pada persamaan 11-28, sehingga flux molar 13
pada permukaan adalah
Dalam Contoh 11-2, reaksi permukaan sangat cepat dan laju perpindahan massa ke
permukaan menentukan laju reaksi keseluruhan.
Reaksi:
Sedang terjadi pada permukaan katalis (Gambar 11-51). Reaksi permukaan mengikuti
mekanisme situs tunggal Langmuir-HinsheLwood yang menjadi dasar hukum laju
14
(11-41)
Temperatur pada sistem sangat tinggi , sehingga proses adsorpsi 15
pada katalis akan menurun, maka:
(11-42)
(11-43)
(11-44)
(11-45)
(11-46)
17
Dapat didefinisikan sebagai koefisien perpindahan efektif
(Keff)
Maka :
(11-47)
Reaksi Cepat
Reaksi yang berlangsung secara cepat, akan menghasilkan laju reaksi spesifik yang lebih besar
dari koefisien perpindahan massa. Sehingga kondisi batas pada reaksi cepat adalah koefisien
perpindahan massa
18
(11-47)
(11-48)
Untuk meningkatkan laju reaksi pada permukaan bidang padat, kita harus
meningkatkan CA dan atau Kc. Dalam contoh reaksi katalitik fase gas dan cairan,
jumlah Schmidt cukup besar sehingga angka 2 dalam Persamaan (11-40) dapat
diabaikan sehubungan dengan istilah kedua ketika Bilangan ReynoIds lebih besar
dari 25. Sehingga koefisien perpindahan massa adalah:
19
(11-40)
(11-49)
Reaksi yang berlangsung lambat, akan menghasilkan laju reaksi spesifik yang
lebih kecil dari Pada koefisien perpindahan massa. Sehingga reaksi pembatas
dalam reaksi lambat adalah laju reaksi spesifik
(11-47)
(11-50)
22
23
11.3.5 Perpindahan Massa pada Reaksi Pembatas Packed Bed
dilakukan dalam reaktor packed bed (Gambar 11-7). Keseimbangan mol kondisi
steady pada reaktan A di segmen reaktor antara z dan z +∆z adalah
Dimana 𝑟A𝑛 = laju pembangkitan A per unit luas permukaan katalitik, mol/s. m2
𝑎𝑐 = luas permukaan luar katalis per volume catalytic bed, m2/m3
6(1 − ϕ)/𝑑𝑝 untuk packed bed, m2/m3
ϕ= porositas bed (mis. void fraction)
𝑑𝑝 = diameter partikel, m
A𝑐 = luas penampang tabung yang mengandung katalis, m2
Membagi persamaan (11-51) dengan A𝑐 ∆z dan mengambil batas ∆z → 0
Nyatakan 𝐹Az dan 𝑟A𝑛 dalam hal konsentrasi. Laju molar A dalam arah aksial adalah
24
Dalam hampir semua situasi yang melibatkan aliran dalam reaktor packed bed,
jumlah material yang diangkut dengan difusi atau dispersi dalam arah aksial
dapat diabaikan dibandingkan dengan yang diangkut dengan konveksi (mis. bulk
flow):
𝐽Az ≪ 𝐵Az
Mengabaikan dispersi, persamaan (11-20) menjadi
25
Untuk reaksi pada kondisi steady, fluks molar A ke permukaan partikel, 𝑊A𝑟 (mol/m2.
s) (lihat Gambar 11-8), sama dengan laju hilangnya A pada permukaan −𝑟A𝑛
(mol/m2. s)
26
Dimana 𝑘𝑐 = koefisien perpindahan massa=𝐷AB /𝛿(m/s)
𝐶A = konsentrasi bulk A (mol/m3)
𝐶As = konsentrasi A pada permukaan katalitik (mol/m3)
Mengganti 𝑟A𝑛 dalam persamaan (11-56)
27
Variasi laju reaksi yang sesuai sepanjang dari panjang reaktor adalah
Profil konsentrasi dan konversi ke reaktor dengan panjang L ditunjukkan pada Gambar
11-9
29
Re
Dimana Re′ =
(1−ϕ)𝛾
Shϕ
Sh′ =
(1−ϕ)𝛾
30
Untuk sifat fluida dan diameter partikel yang konstan
untuk konsentrasi tetap, 𝐶A , seperti yang ditemukan dalam reaktor diferensial, laju
reaksi harus bervariasi dengan U1/2 :
−𝑟A𝑛 ∝ 𝑘𝑐 𝐶A ∝ U1/2
Sebagian besar korelasi perpindahan massa dalam literatur dilaporkan dalam hal
faktor Colburn J (mis. JD ) sebagai fungsi dari bilangan Reynolds. Hubungan antara JD
dan angka yang telah kita diskusikan adalah
Gambar 11-10 menunjukkan data dari sejumlah investigasi untuk faktor J sebagai
fungsi dari bilangan Reynolds untuk berbagai bentuk partikel dan kondisi aliran gas.
31
Dwidevi dan Upadhyay meninjau sejumlah korelasi perpindahan massa untuk fixed
dan fluidized bed dan sampai pada korelasi berikut, yang berlaku untuk keduanya
gas (Re>10) dan cairan (Re>0,01) di fixed atau fluidized bed:
32
Untuk partikel nonspherical, diameter ekuivalen yang digunakan dalam bilangan Reynolds dan
Sherwood adalah 𝑑𝑝 = 𝐴𝑝 /𝜋 = 0,564 𝐴𝑝 , di mana 𝐴𝑝 adalah area permukaan eksternal pelet.
Exampel 11-3
Hydrazine telah dipelajari secara luas untuk digunakan dalam pendorong
monopropellan untuk penerbangan luar angkasa dalam jangka waktu lama. Thrusters
digunakan untuk kontrol ketinggian satelit komunikasi. Di sini dekomposisi hidrazine pada
packed bed katalis iridium yang didukung alumina adalah menarik. Dalam sebuah studi
yang diusulkan, hidrazin 2% dalam campuran helium 98% harus dilewatkan pada packed
bed partikel silinder berdiameter 0,25 cm dan panjang 0,5 cm pada kecepatan fase gas
15 m/s dan suhu 750 K Viskositas kinematik helium pada suhu ini adalah 4,5 × 10−4 m2 /s.
Reaksi dekomposisi hidrazin diyakini sebagai perpindahan massa eksternal terbatas
dalam kondisi ini. Jika panjang packed bed adalah 0,05 m, konversi apa yang bisa
diharapkan? Asumsikan operasi isotermal.
Informasi Tambahan:
𝐷AB = 0,69 × 10−4 m2 /𝑠 at 298 K
Porositas bed: 30%
Fluiditas bed: 95,7%
33
(a) Korelasi Thoenes-Kramers
1. Hitung diameter partikel
1/3 1/3
6V 𝜋𝐷 2 L
𝑑𝑝 = = 6
𝜋 4 𝜋
2 1/3
= 1,5 0,0025 m 0,005 m = 3,61 × 10−3 m
2. Area permukaan per volume
1−ϕ 1 − 0,3 2 Τm3
𝑎𝑐 = 6 =6 = 1163 m
𝑑𝑝 3,61 × 10−3 m
3. Koefisien perpindahan massa
𝑑𝑝 𝑈 3,61 × 10−3 m 15 m/s
Re = = −4 2
= 120,3
𝑣 4,5 × 10 m /s
Untuk pelet berbentuk silinder
34
Mengubah difusivitas menjadi 750 K menggunakan tabel 11-2
35
Konversinya adalah
36
37
38
What If ??? (Sensitivitas Parameter)
Engineering Logic
- Back to Envelope
Decrease particle size
Triple the flow rate through :
- Packed Bed
- Mass transfer-limited reaction
39
Parameter
Temperatur
Ukuran partikel
Kecepatan superfisial
40
Mass Transfer Correlation
43
Sistem sebelum terbagi (Case 1)
44
Ratio Case 2 to Case 1
45
Luas permukaan per unit volume ac adalah sama
untuk kedua sistem.
46
Efek terbaginya koefisien perpindahan massa
47
Kalikan dengan rasio kecepatan superfisial.
Maka, X2 = 0,76
48
11.5 Shrinking Core Model
Shrinking Core Model merupakan suatu peristiwa
penyusutan partikel solid akibat terkonsumsi oleh partikel
lainnya pada suatu reaksi.
49
11.5.1. Regenerasi Katalis
50
Proses Pembakaran Regenerasi Katalis
51
MODELING DIFFUSION WITHOUT REACTION
Melakukan kesetimbangan mol balance pada gas reaktan
Mendefinisikan persamaan War
Menggabungkan persamaan War kedalam ke kesetimbangan mol
balance
Penentuan Kondisi Batas
Penyelesaian masalah untuk mendapatkan profil konsentrasi
Menentukan flux molar
Menentukan overall balance
Menentukan laju penghilangan reaktan
Melakukan integrasi pada laju penghilangan reaktan
52
Step 2 = Mendefinisikan Persamaan 𝑾𝑨𝒓
(11-74)
53
54
Step 5 = Penyelesaian masalah untuk mendapatkan profil konsentrasi
(11-76)
55
Step 5
(Lanjutan)
57
58
59
60
Step 9
Lanjutan
61
11.5.2. Pharmakokinetik
Pharmakokinetik merupakan salah satu peristiwa
shrinking core model atau peristiwa penyusutan partikel.
Pada prinsipnya, pharmakokinetik terjadi ketika masuknya
obat-obatan kedalam tubuh manusia melalui proses
difusi, dimana obat-obatan tersebut akan bereaksi di
dalam tubuh manusia dan akan menyebabkan partakel
obat yang berfase solid, lama-kelamaan akan mengecil.
62
Berdasarkan persamaan 11-42, dinyatakan bahwa:
63
Berdasarkan persamaan 11-40, bilangan Sherwood dapat
dinyatakan sebagai berikut:
64
Sehingga, dapat disimpulkan dari beberapa persamaan sebelumnya,
bahwa laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
65
Mol balance partikel solid dapat ditentukan sebagai
berikut:
66
Sehingga, akan didapatkan persamaan:
67
TERIMA KASIH
68