Anda di halaman 1dari 68

1

Bab 11
Efek difusi eksternal pada reaksi Heterogen
(Pertemuan Ke-2)

 M. Rian Samudin (03031181621001)


 Dimas Adi Nugroho (030311816210
 Yuminten (03031181621033)
 Rohani Marchelin (03031281621053)
2

Koefisien Perpindahan Massa


 Perpindahan massa terjadi karena
adanya gerakan molekul pada
fluida yang disebabkan karena
adanya gradien konsentrasi
3
 Berdasarkan contoh E11-1 didapatkan persamaan:

 Didapatkan bahwa perbandingan antara difusivitas (DAB) dan


ketebalan lapisan merupakan Koefisien Perpindahan Massa (Kc)

Atau
11.3.3 Korelasi untuk perpindahan massa 4

Koefisien perpindahan massa (𝒌𝒄 ) dengan koefisien perpindahan panas (h). Fluks panas (𝒒𝒓 )
dari fluida bulk pada suhu 𝑻𝟎 ke permukaan padat di 𝑻𝒔 adalah :

Untuk konveksi paksa koefisien perpindahan panas biasanya dikelompokkan dalam tiga kelompok tanpa dimensi
bilangan Nusselt (Nu) bilangan Reynolds (Re) dan bilangan Prandtl (Pr), Untuk spherical pellets tunggal yang
dibahas di sini, Nu dan Re sebagai berikut:
Bilangan prandtl tidak bergantung pada sistem geometri: 5

𝝁𝑪𝒑
𝒑𝒓 𝝆 = 𝝆( )
𝒌𝒕

𝝁 𝝆𝑪𝒑 𝒗
𝒑𝒓 = ( )
𝝆 𝒌𝒕
=
𝜶𝒕

𝐷𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎:
𝒌
𝜶𝒕 𝒕
= 𝝆𝑪𝒑 = Difusivitas Thermal (𝑚2 /𝑠)
𝝁
V = 𝝆 = Viskositas Kinematik (Momentum difusivitas
(𝑚2 /𝑠))
𝒅𝒑 = Dimeter pellet (m)
U = Kecepatan Aliran Bebas (m/s)
𝒌𝒕 = Konduktivitas Termal (J/K ms)
𝝆 = Densitas Fluida (kg/𝑚3 )
h = Koefisien Perpindahan Panas (J/𝑚2 sK)
Korelasi perpindahan panas yang menghubungkan bilangan Nusselt dengan 6
bilangan Prandtl dan Reynolds untuk aliran di sekitar bola adalah:

Meskipun korelasi ini dapat digunakan pada rentang bilangan Reynolds yang
luas, dapat ditunjukkan secara teoritis bahwa jika sebuah bola pada fluida
stagnan (Re = 0), maka

dan bahwa pada bilangan Reynolds yang lebih tinggi di mana lapisan batas
tetap, bilangan Nusselt menjadi :
Untuk geometri yang sama, korelasi perpindahan panas dan massa adalah Jika ada 7
korelasi perpindahan panas untuk bilangan Nusselt, koefisien perpindahan massa dapat
diperkirakan dengan mengganti bilangan Nusselt dan Prandtl dalam korelasi ini dengan
bilangan Sherwood dan Schmidt, masing-masing:

Koefisien perpindahan panas dan massa pada fluks yang sesuai adalah :
Fluks massa difusi Equimolar Counter Diffusion (EMDT) 8
dalam satu dimensi:

Jika kita mengganti h menjadi kc dan kt menjadi DAb di persamaan (11.30)


adalah
9

(11-37)

Bilangan Prandtl adalah rasio viskositas kinematik atau Difusivitas momentum


terhadap difusivitas termal. Karena bilangan Schmidt dianalogikan dengan
bilangan Prandtl, Sehingga:

(11-38)

(11-39)
Akibatnya, korelasi untuk perpindahan massa untuk aliran di sekitar pelet adalah 10
dianalogikan untuk perpindahan panas persamaan (11-33), maka:

(11-40)

Hubungan ini sering disebut sebagai korelasi Frosslingg

11. 3. 4. Perpindahan Massa untuk single partikel

Pada bagian ini, kami mempertimbangkan dua kasus pembatas difusi


dan reaksi pada partikel katalis. Dalam kasus pertama reaksi sangat
cepat sehingga laju difusi reaktan ke permukaan membatasi laju
reaksi. Dalam kasus kedua reaksi sangat lambat sehingga hampir
tidak ada gradien konsentrasi dalam fase gas (misalnya, difusi cepat
sehubungan dengan reaksi permukaan).
Contoh 14-2. Reaksi Cepat pada Permukaan Katalis 11

Hitunglah fluks massa reaktan A pada pellet katalis dengan diameter 1 cm


yang terdapat di dalam suatu cairan. Reaktan dengan konsentrasi encer,
dan reaksi akan berlangsung secara cepat pada permukaan external
katalis (CAS ≅ 𝟎). Konsentrasi reaktan adalah 0,1 M, dan kecepatan cairan
adalah 0,1 m/s. Viskositas kinematik bernilai 0,5 centistoke (cS: 1 centistoke
= 10-6 m2/s) , difusivitas cairan A adalah 10-10 m2/s. T = 300K.

Penyelesaian:
Untuk konsentrasi zat terlarut, fluks radial adalah

(11-28)

Karena reaksi dianggap terjadi secara cepat pada permukaan luar pelet. CAS = 0.
Juga. CAb = 1 mol/dm3. Koefisien perpindahan massa untuk bola tunggal dihitung
dari korelasi frossling.
(11-40) 12

Substitusikan ketiga nilai tersebut, sehingga:

(E11-2.1)

(E11-2.2)
Substitusikan nilai kc dan DAb pada persamaan 11-28, sehingga flux molar 13
pada permukaan adalah

Karena War = -r’ As (Laju reaksi permukaan area katalis)

Dalam Contoh 11-2, reaksi permukaan sangat cepat dan laju perpindahan massa ke
permukaan menentukan laju reaksi keseluruhan.

Reaksi:

Sedang terjadi pada permukaan katalis (Gambar 11-51). Reaksi permukaan mengikuti
mekanisme situs tunggal Langmuir-HinsheLwood yang menjadi dasar hukum laju
14

Gambar 11-5 Difusi, dan reaksi terhadap permukaan luar pelet.

(11-41)
Temperatur pada sistem sangat tinggi , sehingga proses adsorpsi 15
pada katalis akan menurun, maka:

(11-42)

Berdasarkan kondisi batas 2b dan 2c pada Tabel 11-1, maka:

(11-43)
(11-44)

Karena CAs akan sangat sulit untuk diperhitungkan tidak seperti


konsentrasi bulk, maka CAs akan didefinisikan sebagai laju dan fluks reaksi
berdasarkan kedua kondisi batas, sehingga menjadi:
16

(11-45)

Laju reaksi pada permukaan akan menjadi:

(11-46)
17
Dapat didefinisikan sebagai koefisien perpindahan efektif
(Keff)

Maka :

(11-47)

Reaksi Cepat
Reaksi yang berlangsung secara cepat, akan menghasilkan laju reaksi spesifik yang lebih besar
dari koefisien perpindahan massa. Sehingga kondisi batas pada reaksi cepat adalah koefisien
perpindahan massa
18

(11-47)

(11-48)

Untuk meningkatkan laju reaksi pada permukaan bidang padat, kita harus
meningkatkan CA dan atau Kc. Dalam contoh reaksi katalitik fase gas dan cairan,
jumlah Schmidt cukup besar sehingga angka 2 dalam Persamaan (11-40) dapat
diabaikan sehubungan dengan istilah kedua ketika Bilangan ReynoIds lebih besar
dari 25. Sehingga koefisien perpindahan massa adalah:
19
(11-40)

(11-49)

Term 1 akan dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan

Term 2 akan dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida dan


diameter partikel
Pada reaksi cepat yang berlangsung di dalam katalis yang 20
berbentuk bulat, apabila kecepatan fluida (U) akan menjadi
dua kali lipat, maka laju reaksi akan meningkat berdasarkan
faktor berikut:
21
Reaksi lambat

Reaksi yang berlangsung lambat, akan menghasilkan laju reaksi spesifik yang
lebih kecil dari Pada koefisien perpindahan massa. Sehingga reaksi pembatas
dalam reaksi lambat adalah laju reaksi spesifik

(11-47)

(11-50)
22
23
 11.3.5 Perpindahan Massa pada Reaksi Pembatas Packed Bed

dilakukan dalam reaktor packed bed (Gambar 11-7). Keseimbangan mol kondisi
steady pada reaktan A di segmen reaktor antara z dan z +∆z adalah
Dimana 𝑟A𝑛 = laju pembangkitan A per unit luas permukaan katalitik, mol/s. m2
𝑎𝑐 = luas permukaan luar katalis per volume catalytic bed, m2/m3
6(1 − ϕ)/𝑑𝑝 untuk packed bed, m2/m3
ϕ= porositas bed (mis. void fraction)
𝑑𝑝 = diameter partikel, m
A𝑐 = luas penampang tabung yang mengandung katalis, m2
Membagi persamaan (11-51) dengan A𝑐 ∆z dan mengambil batas ∆z → 0

Nyatakan 𝐹Az dan 𝑟A𝑛 dalam hal konsentrasi. Laju molar A dalam arah aksial adalah

24
Dalam hampir semua situasi yang melibatkan aliran dalam reaktor packed bed,
jumlah material yang diangkut dengan difusi atau dispersi dalam arah aksial
dapat diabaikan dibandingkan dengan yang diangkut dengan konveksi (mis. bulk
flow):
𝐽Az ≪ 𝐵Az
Mengabaikan dispersi, persamaan (11-20) menjadi

dimana U adalah kecepatan rata-rata molar superfisial melalui bed (m/s).


Mengganti FAz dalam persamaan (11-52)

Untuk kasus kecepatan superfisial U konstan,

25
Untuk reaksi pada kondisi steady, fluks molar A ke permukaan partikel, 𝑊A𝑟 (mol/m2.
s) (lihat Gambar 11-8), sama dengan laju hilangnya A pada permukaan −𝑟A𝑛
(mol/m2. s)

Dari Tabel 11-1, kondisi batas pada permukaan eksternal adalah

26
Dimana 𝑘𝑐 = koefisien perpindahan massa=𝐷AB /𝛿(m/s)
𝐶A = konsentrasi bulk A (mol/m3)
𝐶As = konsentrasi A pada permukaan katalitik (mol/m3)
Mengganti 𝑟A𝑛 dalam persamaan (11-56)

Dalam sebagian besar reaksi terbatas perpindahan massa, konsentrasi permukaan


dapat diabaikan sehubungan dengan konsentrasi bulk (mis. 𝐶A ≫ 𝐶As )

Integrasi dengan batas z=0, 𝐶A = 𝐶A0

27
Variasi laju reaksi yang sesuai sepanjang dari panjang reaktor adalah

Profil konsentrasi dan konversi ke reaktor dengan panjang L ditunjukkan pada Gambar
11-9

Untuk menentukan panjang reaktor L yang diperlukan untuk mencapai konversi X,


gabungkan definisi konversi
28
dengan evaluasi Persamaan (11-61) pada z = L untuk mendapatkan

 11.3.6 Korelasi Thoenes-Kramers utk aliran melalui packed-bed

29
Re
Dimana Re′ =
(1−ϕ)𝛾
Shϕ
Sh′ =
(1−ϕ)𝛾

𝑑𝑝 = diameter partikel (diameter bola setara dengan volume yang sama), m


= [ 6/π volume pelet ]1/3 , m
ϕ = void fraction (porositas) packed bed
γ = faktor bentuk (luas permukaan luar dibagi πd2p )
𝑈 = kecepatan gas superfisial melalui bed, m/s
μ = viskositas, kg/m.s
ρ = densitas fluida, kg/ m3
μ
𝑣 = = viskositas kinematik, m2/s
ρ

𝐷AB = difusivitas fase gas, m2/s

30
Untuk sifat fluida dan diameter partikel yang konstan

untuk konsentrasi tetap, 𝐶A , seperti yang ditemukan dalam reaktor diferensial, laju
reaksi harus bervariasi dengan U1/2 :
−𝑟A𝑛 ∝ 𝑘𝑐 𝐶A ∝ U1/2
Sebagian besar korelasi perpindahan massa dalam literatur dilaporkan dalam hal
faktor Colburn J (mis. JD ) sebagai fungsi dari bilangan Reynolds. Hubungan antara JD
dan angka yang telah kita diskusikan adalah

Gambar 11-10 menunjukkan data dari sejumlah investigasi untuk faktor J sebagai
fungsi dari bilangan Reynolds untuk berbagai bentuk partikel dan kondisi aliran gas.

31
Dwidevi dan Upadhyay meninjau sejumlah korelasi perpindahan massa untuk fixed
dan fluidized bed dan sampai pada korelasi berikut, yang berlaku untuk keduanya
gas (Re>10) dan cairan (Re>0,01) di fixed atau fluidized bed:

32
Untuk partikel nonspherical, diameter ekuivalen yang digunakan dalam bilangan Reynolds dan
Sherwood adalah 𝑑𝑝 = 𝐴𝑝 /𝜋 = 0,564 𝐴𝑝 , di mana 𝐴𝑝 adalah area permukaan eksternal pelet.

 Exampel 11-3
Hydrazine telah dipelajari secara luas untuk digunakan dalam pendorong
monopropellan untuk penerbangan luar angkasa dalam jangka waktu lama. Thrusters
digunakan untuk kontrol ketinggian satelit komunikasi. Di sini dekomposisi hidrazine pada
packed bed katalis iridium yang didukung alumina adalah menarik. Dalam sebuah studi
yang diusulkan, hidrazin 2% dalam campuran helium 98% harus dilewatkan pada packed
bed partikel silinder berdiameter 0,25 cm dan panjang 0,5 cm pada kecepatan fase gas
15 m/s dan suhu 750 K Viskositas kinematik helium pada suhu ini adalah 4,5 × 10−4 m2 /s.
Reaksi dekomposisi hidrazin diyakini sebagai perpindahan massa eksternal terbatas
dalam kondisi ini. Jika panjang packed bed adalah 0,05 m, konversi apa yang bisa
diharapkan? Asumsikan operasi isotermal.
Informasi Tambahan:
𝐷AB = 0,69 × 10−4 m2 /𝑠 at 298 K
Porositas bed: 30%
Fluiditas bed: 95,7%
33
(a) Korelasi Thoenes-Kramers
1. Hitung diameter partikel
1/3 1/3
6V 𝜋𝐷 2 L
𝑑𝑝 = = 6
𝜋 4 𝜋
2 1/3
= 1,5 0,0025 m 0,005 m = 3,61 × 10−3 m
2. Area permukaan per volume
1−ϕ 1 − 0,3 2 Τm3
𝑎𝑐 = 6 =6 = 1163 m
𝑑𝑝 3,61 × 10−3 m
3. Koefisien perpindahan massa
𝑑𝑝 𝑈 3,61 × 10−3 m 15 m/s
Re = = −4 2
= 120,3
𝑣 4,5 × 10 m /s
Untuk pelet berbentuk silinder

34
Mengubah difusivitas menjadi 750 K menggunakan tabel 11-2

Substitusi Re’ dan Sc ke dalam persamaan 11-65

35
Konversinya adalah

(b) Faktor Colburn 𝐽𝐷


Hitung area permukaan rata-rata diameter partikel
Untuk pelet berbentuk silinder area permukaan eksternal

36
37
38
What If ??? (Sensitivitas Parameter)
 Engineering Logic
- Back to Envelope
 Decrease particle size
 Triple the flow rate through :
- Packed Bed
- Mass transfer-limited reaction

39
Parameter
 Temperatur
 Ukuran partikel
 Kecepatan superfisial

40
Mass Transfer Correlation

•Kondisi pertama : keadaan fisik (Suhu dan Tekanan)


•Kondisi kedua : Keadaan sistem ( flow rate dan particle size)
•Koefisien perpindahan massa bertambah
•Ukuran partikel berkurang
•Partikel mengecil

Mass transfer-limited regime reaction rate-limited regime


41
The Case of Divide and Be Conquered
Reaktor

•Menurunkan pressure drop


•Persyaratan pompa 42
Solution
 Pada perkiraan pertama, abaikan perubahan kecil pada temperatur dan
tekanan di perpindahan massa.
 Pers. 11-64, konversi sebagai fungsi dari panjang reaktor.

43
Sistem sebelum terbagi (Case 1)

Sistem terbagi (Case 2)

44
Ratio Case 2 to Case 1

45
 Luas permukaan per unit volume ac adalah sama
untuk kedua sistem.

46
 Efek terbaginya koefisien perpindahan massa

47
 Kalikan dengan rasio kecepatan superfisial.

 Maka, X2 = 0,76

48
11.5 Shrinking Core Model
 Shrinking Core Model merupakan suatu peristiwa
penyusutan partikel solid akibat terkonsumsi oleh partikel
lainnya pada suatu reaksi.

 Contoh Shrinking Core Model:


1. Pharmakokinetik
2. Regenerasi katalis

49
11.5.1. Regenerasi Katalis

 Regenerasi katalis umumnya terjadi pada


reaktan yang memiliki fase gas yang
mengandung gas inert yang berfase solid.
• Contohnya:
Adanya partikel karbon yang terdapat pada
suatu katalis. Partikel karbon tersebut akan
menonaktifkan sisi aktif dari partikel katalis
tersebut. Sehingga, untuk mengaktifkan sisi
aktif partikel tersebut diperlukan regenerasi
katalis. Regenerasi katalis dilakukan dengan
proses pembakaran karbon.

50
Proses Pembakaran Regenerasi Katalis

51
MODELING DIFFUSION WITHOUT REACTION
 Melakukan kesetimbangan mol balance pada gas reaktan
 Mendefinisikan persamaan War
 Menggabungkan persamaan War kedalam ke kesetimbangan mol
balance
 Penentuan Kondisi Batas
 Penyelesaian masalah untuk mendapatkan profil konsentrasi
 Menentukan flux molar
 Menentukan overall balance
 Menentukan laju penghilangan reaktan
 Melakukan integrasi pada laju penghilangan reaktan

52
Step 2 = Mendefinisikan Persamaan 𝑾𝑨𝒓

(11-74)

53
54
Step 5 = Penyelesaian masalah untuk mendapatkan profil konsentrasi
(11-76)
55
Step 5
(Lanjutan)

57
58
59
60
Step 9
Lanjutan

61
11.5.2. Pharmakokinetik
 Pharmakokinetik merupakan salah satu peristiwa
shrinking core model atau peristiwa penyusutan partikel.
 Pada prinsipnya, pharmakokinetik terjadi ketika masuknya
obat-obatan kedalam tubuh manusia melalui proses
difusi, dimana obat-obatan tersebut akan bereaksi di
dalam tubuh manusia dan akan menyebabkan partakel
obat yang berfase solid, lama-kelamaan akan mengecil.

62
 Berdasarkan persamaan 11-42, dinyatakan bahwa:

 Berdasarkan persamaan 11-43, laju reaksi pada permukaan


dinyatakan sebagai berikut:

 Sehingga, persamaan laju reaksi difusi sama dengan persamaan


laju reaksi pada permukaan yang dinyatakan sebagai berikut:

63
 Berdasarkan persamaan 11-40, bilangan Sherwood dapat
dinyatakan sebagai berikut:

 Khusus untuk partikel yang sangat kecil, sehingga bilangan


Sherwood dapat dinyatakan sebagai berikut:

 atau dapat dinyatakan dengan rumus koefisien perpindahan


massa pada persamaan 11-2.2

64
 Sehingga, dapat disimpulkan dari beberapa persamaan sebelumnya,
bahwa laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut:

65
 Mol balance partikel solid dapat ditentukan sebagai
berikut:

 Persamaan tersebut, didefferensialkan:

66
 Sehingga, akan didapatkan persamaan:

67
TERIMA KASIH

68

Anda mungkin juga menyukai