Anda di halaman 1dari 2

1.

A) Compact Heat Exchanger : sebuah alat yang digunakan untuk menukar kalor antara
suatu fluida dengan fluida lainnya yang memiliki efisiensi yang tinggi dikarenakan luas
bidang kontak yang besar yaitu 700m2/m3
b) Kapan digunakan pendekatan LTMD dan pendekatan NTU efektifitas?
Jawab : LTMD method digunakan padasaat menganalisa masalah desain heat exchanger.
Dimana fluid flow rates dan temperature inlet dan sebagaimana temperature outlet di
rancang.
NTU : ==============================
c) Definisi Artifisik Bilangan Nusselt,Prandtl, Grashoff, Pecklet
Nusselt : rasio antara perpindahan panas konveksi dengan konduksi
Prandtl : memberikan informasi tentang tipe dari fluida yang mengalir. Bilangan non
dimensional ini juga memberikan informasi tentang thickness of thermal dan
hydrodynamic boundary layer.
Grashof : merupakan rasio antara gaya apung (buoyancy force ) dengan gaya viskos
(viscous force) dan memiliki peran yang hamper mirip dengan bilangan Reynold pada
konteks konveksi paksa.
Pecklet : merupakan rasio antara laju adveksi suatu kuantitas fisik dengan laju aliran
difusi

D) Cara mengukur nilai Koefisien konveksi pada aliran disekitar plat datar
Jawab : dengan cara mengintegrasikan friksi yang ada disekitaran plat dan perpindahan
panas yang terjadi di plat lalu dibagi dengan panjang plat
e)cara membuat kondisi batas dinding isothermal dan iso-heatflux secara ekperimental
jawab : dinding dikondisikan tidak terisolasi, sehingga perpindahan panas bias terjadi.
Perpindahan panas secara iso- heat flux merupakan perpindahan panas dengan laju yag
konstan per satuan waktu. Sedangkan isothermal perpindahan panasnya terjadi ketika
suhu sistem konstan.

3.

a) pengaruh kekasaran permukaan terhadap nilai koefisien perpindahan kalor konveksi


aliran laminar dan turbulen
Jawab : pada aliran laminar, kekasaran permukaan diabaikan, sedangkan pada aliran
turbulen permukaan yang lebih kasar akan memiliki heat transfer coefficient lebih tinggi
dibandingkan permukaan yang halus. 8-34

b) pengaruh tebal lapisan batas terhadap nilai koefisien perpindahan kalor konveksi
jawab : semakin tebal lapisan batas Pr, maka koefisien koveksi semakin besar karena
menurut rumus nusselt Nu = h.x /k = 0.332 Pr1/3Re1/2
c) Hubungan antara posisi titik separasi dengan koefisien perpindahan kalor konveksi
jawab : semakin awal titik separasi mengindikasikan bilangan Reynold yang kecil
sehingga dengan mengaitkannya rumus nusselt maka dapat diketahui bahwa
d) Analogi Reynold dan analogi chilton colburn serta batasan penggunaannya.
Jawab :
Analogi Reynold merupakan hubungan antara Nu dan Re yang terbentuk karena
kesamaan momentum dang eat transfer pada boundary layers. Analogi ini memungkinkan
kita untuk menentukan koefisien perpindahan panas berdasarkan koefisien geseknya
Batasan : aliran fluida dengan pr=1
Mengabaikan pressure gradient

Analogi colburn
Merupakan modifikasi dari Reynolds
Cf Re/2 = Nu
Relasi ini dibentuk menggunakan hubungan untuk aliran laminar pada plat datar, tetapi
juga kurang lbih dapat digunakan untuk aliran turbulen pada permukaan 0.6<Pr<60
e) jelaskan, manakah nilai bilangan nusselt yang lebih besar aliran laminar ataukah aliran
turbulen ?
turbulen, karena menurut rumus nusselt dipengaruhi bilangan Reynold. Aliran turbulen
memiliki bilangan Reynold yang lebih tinggi daripada aliran laminar.

Anda mungkin juga menyukai