Anda di halaman 1dari 70

MEKANISME PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI

• NUSSELT NUMBER

Dimana : k = konduktivitas termal


Lc = Panjang karakteristik
Untuk lebih jelasnya Nusselt Number ini pehatikan gambar 6-5. Dari gambar
terlihat bahwa laju perpindahan kalor per luas permukaan adalah :
KLASIFIKASI ALIRAN FLUIDA
1. ALIRAN VISCOUS DAN ALIRAN INVISCID
a. Aliran viscous adalah aliran fluida dimana alirannya
dipengaruhi oleh viscositas fluida.
b. Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari
diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh
fluida tersebut.
c. Viskositas disebabkanmkg. adanya
s
kohesi antara partikel
zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan ms
2

geser antara molekul - molekul yang bergerak


2. ALIRAN LUAR DAN DALAM

3. ALIRAN COMPRESSIBLE DAN INCOMPRESSIBLE


Compressibility adalah perubahan volume karena
adanya perubahan (penambahan) tekanan, yang
ditunjukkan oleh perbandingan antara perubahan
tekanan dan perubahan volume terhadap volume
awal.
4. ALIRAN LAMINAR DAN TURBULEN
• Aliran laminer terjadi apabila partikel-partikel
zat cair bergerak teratur dengan membentuk
garis lintasan kontinyu dan tidak saling
berpotongan.
• Pada aliran turbulen , partikel-partikel zat cair
bergerak tidak teratur dan garis lintasannya
saling berpotongan.
5. ALIRAN ALAMI DAN PAKSA
6. ALIRAN STEADY DAN UNSTEADY
a. Aliran steady adalah aliran fluida dimana sistim alirannya tidak
berubah terhadap waktu
b. Aliran unsteady adalah aliran fluida dimana sistim alirannya berubah
terhadap waktu

7. ALIRAN 1, 2 DAN 3 DIMENSI


LAPISAN BATAS KECEPATAN
TEGANGAN GESER PERMUKAAN
Perbandingan antara viskositas dinamis dengan densitas2biasa disebut dengan

viskositas kinematis ( ) atau :   

 m 

 s 



Dalam perhitungan persamaan 6-9 tidak praktis karena kita harus
mengetahui profil kecepatan aliran fluida. Cara yang lebih praktis untuk
menghitung tegangan geser permukaan untuk aliran luar adalah :

Dimana : C f = Koefisien gesek


Koefisien gesek ini diperoleh dari :
LAPISAN BATAS THERMAL
PRANDTL NUMBER
Ketebalan relatif dari lapisan batas kecepatan
dan termal dapat dilihat pada bilangan Prandtl,
yaitu :
BILANGAN REYNOLDS
Tipe – Tipe Alat Penukar Kalor

1. Paralel Flow
2. Counter Flow
3. Cross Flow
4. Condenser

5. Boiler
PERHITUNGAN ALAT PENUKAR KALOR
1. Koefisien Perpindahan Panas Total
Laju perpindahan panas secara umum dapat
dituliskan, yaitu :
Q = U . A . ∆T =
dimana :
U = Koefisien Perpindahan panas total
A = Luas permukaan perpindahan panas
∆T = Beda temperatur fluida kerja
R = Tahanan termal total dari sistim
R =
Misalkan perpindahan panas terjadi diantara
dua buah pipa (lihat gambar).

Koefisien Perpindahan panas total yang terjadi


pada proses diatas adalah :
Ri = Tahanan termal konveksi dari fluida panas ke
dinding pipa bagian dalam

hi = Koefisien konveksi fluida panas

R0 = Tahanan termal konveksi dari dinding pipa ke


fluida dingin

h0 = Koefisien konveksi fluida dingin

Rwall = Tahanan termal dinding pipa (perpindahan


panan konduksi)
• Tahanan termal pada dinding pipa untuk alat
penukar kalor double pipa adalah :

• Untuk membuktikan lihat perhitungan tahanan


termal konduksi berikut.
Perhitungan tahanan termal konduksi

Dimana :
T = Tebal dinding
T = r0 - ri
= Luas rata – rata perpindahan panas
konduksi.
Untuk yang berbentuk selinder, maka :
A0 = π . D 0 . L
Ai = π . Di . L
Dimana :
L = Panjang selinder
Jadi :

Jadi :
• Tahanan termal total dari kasus diatas adalah :

• Faktor pengotoran dinding pipa (Fouling Factor) :


Jika terjadi pengotoran pada dinding pipa, maka
tahanan termal pipa akan bertambah, yaitu :

• Rf0 = Fouling factor dinding pipa bagian luar

• Rfi = Fouling factor dinding pipa bagian dalam


contoh
2. Menghitung laju aliran massa fluida digunakan :

Dimana :
= Kapasitas panas fluida panas

= Kapasitas Panas Fluida dingin


• Spesial untuk alat penukar kalor, yaitu
condensor dan Boiler karena pada kedua alat ini
salah satu fluidanya hanya berubah fasa, jadi
laju aliran panasnya adalah :

Dimana :
= Entalphy fluida campuran
2. Menghitung Laju perpindahan kalor digunakan :

Dimana adalah beda temperatur antara


fluida panas dan fluida dingin. Karena beda
temperaturnya tidak konstan disepanjang alat
penukar kalor melainkan berbentuk logaritma,
maka untuk menghitung digunakan metode
LMTD (Log Mean Temperature Difference).
LMTD ( ) =
Untuk menghitung LMTD harus berdasarkan jenis
alat penukar kalornya.
A. Counterflow dan crossflow:
• Untuk Counterflow dan crossflow LMTD harus
dikalikan dengan faktor koreksi (f), dimana f
diperoleh dari grafik dibawah ini :
2. Parallel flow :
Contoh
• The effectiveness – NTU Method adalah metode
untuk menyederhanakan dalam menganalisis alat
penukar kalor, yang didefenisikan, yaitu :
Contoh

Anda mungkin juga menyukai