Anda di halaman 1dari 44

Principle of

Mass-Transfer
Disusun oleh : Kelompok 6
1. Anisa Yuliani (1707111278)
2. Ervan Wibowo (1707113444)
3. Lamboi (1707111231)
4. Samsinar Sriningsih (1707111488)
5. Vallerin Goldia Tiffany Herjan (1707113984)

Operasi Perpindahan Kalor Kelas B angkatan 2017


Perpindahan Massa dan Difusi

PERPINDAHAN
MOMENTUM Ketiga fundamental proses perpindahan
terjadi didalam distilasi, absorpsi, drying,
ekstraksi cair cair, adsorpsi dan membrane
poses. Ketika massa berpindah dari satu fasa
ke fasa yang lain atau memlalui suatu fasa
PERPINDAHAN
PANAS tunggal, basis mekanisme sama baik fasa
gas, cair, atau padat. Ini juga ditunjukan
dalam perpindahan panas, dimana
perpindahan dari panas oleh konduksi
mengikuti oleh hukum Fourier dalam suatu
PERPINDAHAN gas, padat, atau cair
MASSA
Persamaan Umum Perpindahan molekul dari proses
perpindahan Momentum, Panas, dan Massa

Dapat ditulis mengikuti difusi molekul dari perpindahan


momentum, panas, dan massa
Persamaan difusi molekul untuk perpindahan momentum, panas, dan massa.

Persamaan Newton untuk Persamaan difusi molekul dari


Hukum Furier untuk konduksi
perpindahan momentum massa pada hukum Fick’s
panas dapat ditulis, jika
pada densitas konstan dapat Untuk total konsentrasi dalam
ditulis fluida konstan.
Persamaan difusi molekul untuk perpindahan momentum, panas, dan massa.

Pada perpindahan turbulen momentum jika densitas konstan

Untuk perpindahan panas turbulen pada  dan Cp konstan

Untuk perpindahan massa turbulen pada c konstan


Contoh Proses Perpindahan Massa

Perpindahan massa terjadi saat suatu komponen dalam


sebuah campuran berpindah dari satu fasa kefasa lain
karena perbedaan konsentrasi antara dua point. Banyak
fenomena yang terlibat dalam perpindahan massa. Cairan
dalam suatu ember terbuka akan menguap ke udara karena
perbedaan konsentrasi dari uap air dengan permukaan air
dan udara disekitarnya.
Hukum Fick pada Difusi Molekul

Difusi molekul atau perpindahan molekul dapat


disefinisikan sebagai perpindahan atau pergerakan dari
individu molekul melalui suatu cairan dengan cara acal,
gerakan individu dari molekul. Dapat dibayangkan
molekul berjalan hanya pada garis lurus dan berubah arah
karena pantulan dari molekul lain setelah bertabrakan.
Molekul berjalan galam arah yang acak. Difusi molekul
sering disebut dengan proses berjalan acak.
Hukum Fick pada Difusi Molekul
Persamaan Umum :

Difusi molekul atau perpindahan molekul dapat


disefinisikan sebagai perpindahan atau pergerakan dari
individu molekul melalui suatu cairan dengan cara acal, Jika C konstan maka Ca = Cxa :
gerakan individu dari molekul. Dapat dibayangkan
molekul berjalan hanya pada garis lurus dan berubah arah
karena pantulan dari molekul lain setelah bertabrakan.
Molekul berjalan galam arah yang acak. Difusi molekul
sering disebut dengan proses berjalan acak.
Maka :
Penyelesaian
Karena tekanan total P konstan, maka C juga Konstan , dan nilai C mengikuti
hukum gas ideal.
Contoh soal 6.1-1

Campuran gas helium dan nitrogen yang terkandung didalam pipa


pada suhu 298 K dan bertekenan total 1 atm yang konstan pada
setiap bagian. Disalah satu ujung pipa, dimana dititik 1
mempunyai tekanan parsial Pai Helium yaitu 0,60 atm dan diujung
pipa yang lainnya dianggap pada titik 2 dengan panjang 0,2 m (20
cm) Pa2 = 0,20 atm. Hitung fluks helium pada kondisi steady state
jika diketahui DAB dari campuran helium dan nitrogen 0,687 x
10-4 m2/s ( 0,687 cm2/s) . Gunakan satuan SI dan cgs .
6.1
Koefesien
Konvektif
Mass-Transfer

Ketika fluida mengair diluar sebuah permukaan dalam gerakan


konveksi paksaan, kita dapat menyesuaikan laju perpindahan
massa konvektif dari permukaan ke fluida ataupun dari fluida ke
permukaan dengan persamaan :

Dengan : Kc = koefesien perpindahan massa m/s


cls = konsentrasi cairan curah kg mol A /m3
cli = konsentrasi cairan disebelah permukaan padatan.
Tekanan parsial Pa1 > Pa2 dan Pb2 > Pb1 . Molekul A
berdifusi kekanan dan molekul B berdifusi kekiri. Karena
tekanan total P konstan pada seluruhnya, mol bersih zat A
berdifusi kekanan harus sama dengan mol bersih zat B
kekiri. Jika tidak demikian maka tekanan total tidak akan
bisa dianggap tetap konstan. Sehingga

Tulisan Z umumnya sering dihapuskan ketika cairan curahnya


jelas. Maka hokum fick dapat dituliskan untuk nilai B konstan
terhadap C konstan yaitu :
Example 6.2-1

Gas Amonia (A) berdifusi melalui tabung seragam yang


panjangnya 0,1 m yang mengandung gas nitrogen pada
tekanan 1,0132 x 105 pa dan 298 K. diagram ini mirip dengan
Gambar 6.2-1. pada titik 1 , Pai = 1,013 x 104 pa dan pada titik
2, Pa2 = 0,507 x 104 pa. Difusivitas (DAB ) = 0,230 x 10-4 m2/s.
a. Hitung flusk J*A pada kondisi steady state.
b. Ulangi untuk J*B
a. Diketahui : P = 1,0132 x 105 pa
Z2-Z1 = 0,1 m
T = 298 k
Dijawab :

b.
General Case for Diffusion of Gases A and B Plus Convection

Hingga kini telah dipertimbangkan hukum Fick untuk


difusi dalam fluida stasioner; yaitu, belum ada pergerakan
bersih atau aliran konvektif dari seluruh fase campuran biner
A dan B. Fluks difusi 𝐽𝐴∗ terjadi karena · dari gradien
konsentrasi. Tingkat di mana mol A melewati titik tetap ke
kanan, yang akan dianggap sebagai fluks positif, adalah 𝐽𝐴∗
kg mol A/s.𝑚2 . Fluks ini dapat dikonversi menjadi kecepatan
difusi A ke kanan
𝑚 𝑘𝑔 𝑚𝑜𝑙 𝐴
𝐽𝐴∗ (𝑘𝑔 𝑚𝑜𝑙 𝐴/𝑠. 𝑚2 ) = 𝑣𝐴𝑑 𝐶𝐴
𝑠 𝑚3

di mana 𝑣𝐴𝑑 adalah kecepatan difusi A dalam m/s.


Sekarang mari kita perhatikan apa yang terjadi ketika seluruh cairan bergerak dalam jumlah
besar atau aliran konvektif ke kanan. Kecepatan rata-rata molar seluruh cairan relatif terhadap titik
stasioner adalah 𝑣𝐴𝑑 m/s. Komponen A masih menyebar ke kanan, tetapi sekarang kecepatan
difusinya 𝑣𝐴𝑑 adalah diperhitungkan relatif terhadap fluida bergerak. Untuk pengamat stasioner A
bergerak lebih cepat daripada sebagian besar fase, karena kecepatan difusi 𝑣𝐴𝑑 ditambahkan ke fase
massal 𝑣𝑀 . Dinyatakan secara matematis, kecepatan A relatif terhadap titik stasioner adalah jumlah
dari kecepatan difusi dan kecepatan rata-rata atau konvektif.

𝑣𝐴 = 𝑣𝐴𝑑 + 𝑣𝑀

di mana 𝑣𝐴 adalah kecepatan A relatif ke titik stasioner. Dinyatakan secara gambar,


Dengan persamaan. oleh 𝑣𝐴 ,

𝐶𝐴 𝑣𝐴 = 𝐶𝐴 𝑣𝐴𝑑 + 𝐶𝐴 𝑣𝑀

Masing-masing dari ketiga istilah mewakili fluks. Istilah


pertama, 𝐶𝐴 𝑣𝐴 , dapat diwakili oleh fluks 𝑁𝐴 kg mol
A/s.𝑚2 • Ini adalah total fluks A relatif terhadap titik
stasioner. Istilah kedua adalah 𝐽𝐴∗ , fluks difusi relatif
terhadap fluida bergerak. Istilah ketiga adalah fluks
konvektif A relatif ke titik stasioner. Oleh karena itu,
Persamaan menjadi :

𝑁𝐴 = 𝐽𝐴∗ + 𝐶𝐴 𝑣𝑀

Misalkan N adalah fluks konvektif total seluruh aliran relatif


terhadap titik stasioner. Kemudian,

𝑁 = 𝑐𝑣𝑀 = 𝑁𝐴 + 𝑁𝐵
Atau, pemecahan untuk 𝑣𝑀 ,
𝑑𝑥𝑎 𝐶𝐵
𝑁𝐴 + 𝑁𝐵 𝑁𝐵 = −𝑐𝐷𝐵𝐴 + (𝑁𝐴 + 𝑁𝐵 )
𝑣𝑀 = 𝑑𝑧 𝑐
𝑐
Untuk counterdiffusion equimolar, 𝑁𝐴 = −𝑁𝐵 dan
Mensubtitusikan Persamaan.
istilah konvektif dalam Persamaan tersebut
𝐶𝐴 menjadi nol. Kemudian, 𝑁𝐴 = 𝐽𝐴∗ = −𝑁𝐵 = −𝐽𝐵∗ .
𝑁𝐴 = 𝐽𝐴∗ + (𝑁𝐴 + 𝑁𝐵 )
𝑐

Karena 𝐽𝐴∗ adalah hukum Fick, Persamaan.

𝑑𝑥𝑎 𝐶𝐴
𝑁𝐴 = −𝑐𝐷𝐴𝐵 + (𝑁𝐴 + 𝑁𝐵 )
𝑑𝑧 𝑐

Persamaan diatas adalah persamaan umum akhir untuk difusi plus


konveksi untuk digunakan ketika fluks 𝑁𝐴 digunakan, yang relatif
terhadap titik stasioner. Persamaan yang sama dapat ditulis untuk 𝑁𝐵 .
Special Case for A Diffusing
Through Stagnant, Nondiffusing B

Kasus difusi A melalui stagnan atau tidak menggunakan B


pada kondisi tunak sering terjadi. Dalam hal ini satu batas
pada ujung jalur difusi tidak tembus ke komponen B,
sehingga tidak dapat melewati. Salah satu contoh yang
ditunjukkan pada Gambar. a disamping adalah
penguapan cairan murni seperti benzena (A) di bagian
bawah tabung sempit, di mana sejumlah besar udara
lembam atau tidak menggunakan (B) dilewatkan di atas.

Contoh lain yang ditunjukkan pada Gambar. b terjadi


dalam penyerapan uap 𝑁𝐻3 (A) yang ada di udara (B)
oleh air. Permukaan air kedap udara, karena udara hanya
sedikit larut dalam air. Dengan demikian, karena B tidak
dapat difuse, 𝐶.
1. Difusi dari sebuah bola
Difusi ke atau dari bola dalam gas akan
dinyatakan berdasarkan persamaan 6.2-27.
umumnya kasus ini terjadi dalam kasus
penguapan setetes cairan, penguapan bola
naftalen, dan difusi nutri ke mikroorganisme
seperti bola dalam cairan. Pada gambar
disamping ditunjukkan sebuah bola dengan
jari-jari tetap r (m) dalam medium gas yang
tak terbatas. Komponen A pada tekanan Karena pada kasus ini nilai A menyebar
luas melalui stagnan, sedangkan B tidak
parsial PA1 di permukaan berdifusi ke dalam
maka persamaannya akan di=rubah dalam
media stagnan sekitarnya (B), dimana PA2= 0 bentuk diferensial dan persamaan akan
pada jarak yang jauh. Difusi diasumsikan menjadi :
pada keadaan Steady-state.

Fluks N dapat dinyatakan dengan


persamaan 6.2-27 dimana A adalah luas
penampang 4πr2 pada titik r jarak dari
pusat bola.
Karena r2 > r1 dimana r2= 0 . Maka
disubtitusi Pbm dari persamaan 6.2-21
kedalam persamaan 6.2-31 menjadi :
Jika bola pada gambar sebelumnya menguap dan jari-jarinya r bola
berkurang terhadap waktu. Maka persamaannya menjadi :

2. Difusi melalui saluran daerah penampang tidak seragam.

Untuk menghitung nilai r maka :


6.2 E. Koefesien difusi untuk gas

1. Penentuan koefesien difusi ekspremental


Salah satu metode untuk menguapkan cairan murni didalam tabung
sempit dengan cara dilewaatkan diatas seperti yang ditampilkan
pada gambar disamping. Penurunan tingkat cairan diukur dengan
waktu dan difusivitas dihitung dengan persamaan 6.2-26. .

Metode lain juga yang bisa digunakan adalah metode dua bola
lampu (NI). Persamaan bisa diperoleh dengan mengabikan volume
kapiler dan dengan asumsikan setiap bola lampu selalu memiliki
konsentrasi yang seragam.

dengan C2 adalah konsentrasi zat A di V2 pada waktu t dan c1 di V1.


laju difusi dari zat A yang pergi ke V2 dapat dihitung laju akumulasi di
v2.
2. Data difusivitas eksperimental. Beberapa data khas ditabulasi dalam Perry dan Green (PI) dan Reid (RI). Nilai
berkisaran antara 0,05 x 10-4 m2/s dimana molekul besaar hadir, hingga sekitar 1,0 x 10-4 m2/s dimana H2 hadir
dalam pada suhu kamar. Hubungan antara difusivitas dalam m2/s dan ft2/h adalah 1 m2/s = 3,875 x 104 ft2/h
3. Prediksi difusi untuk gas.
Difusivitas untuk campuran gas biner didaerah gas encer, yaitu pada tekanan rendah dekat dengan
atmosfer, dapat diprediksi menggunakan teori kinetic gas. Gas tersebut diasumsikan terdiri dari partikel
bola kaku yang sepenuhnya elastis pada tarakan dengan molekul lain. Yang menyiratkan bahwa
momentum dilestarikan. Dapat diasumsikan bahwa tidak ada yang menarik antar molekul.

Dimana U adalah kecepatan rata-rata molekul. Persamaan akhir diperoleh setelah mengganti persamaan
untuk U dan Å kepersamaan diatas. Perlakuan yang lebih akurat dan teliti harus mempertimbangkan
gaya tarik-menarik antar molekul dan antar tolakan antar molekul dan juga berbagai ukuran molekul A
dan B. persamaan yang digunakan yaitu :
Persamaan (6.2-44) relatif rumit untuk digunakan
dan seringkali beberapa konstanta seperti σ AB
tidak tersedia atau sulit untuk diperkirakan. Oleh
karena itu, metode semiempiris dari Fuller, yang
jauh lebih nyaman digunakan, sering digunakan.

Persamaannya diperoleh dengan


mengkorelasikan banyak data terkini dan
menggunakan volume atom dari Tabel 6.2-2, yang
dijumlahkan untuk setiap molekul gas.

Persamaannya adalah

DAB = 1.0 x 10 -7(T)1.75(1/MA + 1/MB)1/2


P [ ( ∑ VA )1/3 + ( ∑ VB )1/3] 2

di mana ∑ VA = jumlah kenaikan volume


struktural,
Tabel 6.2-2, dan DAB = m2 / s. Metode ini
dapat digunakan untuk campuran gas Persamaan menunjukkan bahwa DAB sebanding dengan I / P dan
nonpolar atau untuk campuran polar- T 1.75. Jika eksperimental nilai DAB tersedia pada T dan P yang
nonpolar. Akurasinya tidak sebagus diberikan dan diinginkan untuk memiliki nilai DAB di T dan P lain,
Persamaan (6.2-44). maka harus mengoreksi nilai eksperimental ke T dan P baru dengan
hubungan DAB oo T 1.75 / P.
4. Bilangan Schmidt pada gas

Bilangan Schmidt untuk campuran gas encer A


dalam B adalah tak berdimensi , sebagai
berikut Nilai bilangan Schmidt
𝜇 untuk gas berkisar antara
NSc= 𝜌𝐷𝐴𝐵
0,5 hingga 2. Untuk
Dimana:
cairan, angka Schmidt
𝜇 = Viskositas gas campuran (Pa.s atau kg/m.s) berkisar dari sekitar 100
DAB = difusivitas (m2/s) hingga lebih 10.000 untuk
𝜌 = Densitas campuran ( kg/m3) cairan kental.
Example 6.2-5
Estimasi Difusivitas Campuran Gas.

Butanol normal (A) berdifusi melalui udara (b.)


(B) pada 1 atm abs. Menggunakan metode Substitusi ke Eq. (6.2-45),
T = 273 + 25.9 = 298.9.
Fuller dan perkirakan DAB difusivitas untuk DAB = 1.0 x 10 -7(273)1.75(1/74.1 + 1/29)1/2
Substitusi ke Persamaan. (6.2-45),
suhu berikut dan bandingkan dengan data 1.0 [ (91.28)1/3 + (20.1)1/3] 2 DAB = 9,05 x 10- 6 m2/ s. Nilai ini
eksperimen
menyimpang + 4% dari percobaan
(a) For 0°C. = 7.73 X 10 -6 m2/s
(b) For 25.9°C. dari 8,70 x 10- 6 m2 / s.
(c) For 0°C and 2.0 atm abs. Nilai ini menyimpang + 10% dari nilai
Untuk bagian (c),
eksperimental 7,03 x 10- 6
Solusi tekanan total P 2.0 atm. Menggunakan
a.)
m2 / s dari Tabel 6.2-1. nilai yang diprediksi di bagian (a) dan
P = 1 atm, T = 273 + 0 = 273 K mengoreksi untuk tekanan,
M A (butanol) = 74.1 DAB = 7.73 x 10- 6 (1.0/2.0)
M B (udara) = 29. = 3.865 x 10 -6 m2/s
Dari Table 6.2-2,
∑ VA = 4(16.5) + 10(1.98) + 1(5.48) = 91.28
(butanol)
∑ VB = 20.1 (udara)
6.3

Difusi Molekular dalam Liquid


Difusi zat terlarut dalam cairan sangat penting dalam
banyak proses industri, terutama di Indonesia operasi
pemisahan seperti ekstraksi cair-cair atau ekstraksi
pelarut, penyerapan gas, dan distilasi. Difusi dalam
cairan juga terjadi dalam banyak situasi di alam,
seperti sebagai oksigenasi sungai dan danau oleh
udara dan difusi garam dalam darah. Harus jelas
bahwa laju difusi molekuler dalam cairan sangat besar
lebih lambat dari pada gas.

Molekul-molekul dalam cairan sangat berdekatan


dibandingkan dengan gas. Karenanya, molekul-molekul
zat terlarut A yang menyebar akan bertabrakan dengan
molekul-molekul cairan B lebih banyak sering dan
menyebar lebih lambat daripada di gas. Secara umum,
koefisien difusi dalam gas akan menjadi urutan besarnya
sekitar 105 kali lebih besar daripada dalam cairan.
Namun, fluks dalam gas tidak jauh lebih besar, karena
hanya sekitar 100 kali lebih cepat, karena konsentrasi
dalam cairan jauh lebih tinggi daripada dalam gas.
Persamaan untuk Juga, karena ini Dalam difusi dalam 1. Equimolar
Difusi dalam Cairan semakin dekat jarak cairan perbedaan counter
molekul, gaya tarik penting dari difusi diffusion.
Karena molekul menarik antar dalam gas adalah
dalam cairan molekul memainkan bahwa difusivitas Dimulai dengan
dikemas bersama peranan penting sering sangat persamaan umum
lebih dekat daripada peran dalam difusi. tergantung pada (6.2-14), kita bisa
dalam gas, maka Karena teori kinetik konsentrasi dapatkan untuk
kerapatan dan cairan hanya komponen difusi. counterdiffusion
ketahanan terhadap dikembangkan equimolal di mana
difusi dalam cairan sebagian, kami tulis NA = - NB,
jauh lebih besar. persamaan untuk persamaan yang
difusi dalam cairan mirip dengan.
yang mirip dengan
gas.
Persamaan (6.3-1) untuk gas pada kondisi steady state

NA = DAB (CA1-CA2) = DAB CaV (XA1 – XA2)


Persamaan (6.3-1) menggunakan nilai rata-rata DAB
Z2 – Z1 Z2 – Z1 yang dapat bervariasi dengan konsentrasi dan nilai
Dimana, rata-rata c, yang juga dapat bervariasi dengan
NA = Fluks A (kg mol A/ s. m2) konsentrasi. Biasanya, rata-rata linear dari c
DAB = Difusivitas A dalam B (m2 / s) digunakan seperti dalam Persamaan. (6.3-2). Kasus
CA1 = Konsentrasi A dititik 1 (kg.mol A/m3) counterdiffusion equimolar di Eq. (6.3-1) hanya
XA1 = Fraksi mol A dititik 1 terjadi sangat jarang dalam cairan.
dan CaV didefinisikan sebagai persamaan (6.3-2)

𝝆 𝝆𝟏 𝝆𝟐
CaV = ( ) = ( + )/2
𝑴 av 𝑴𝟏 𝑴𝟐
CaV = Konsentrasi A+B (kg.mol/m3)
𝑴𝟏 = Berat molekul rata-rata dititik 1 (kg massa / kg mol )
𝝆 = Densitas rata-rata dititik 1 (kg/m3)
2. Difusi A melalui nondiffusing B

Kasus difusi paling penting dalam cairan adalah


NA = DABCaV . (XA1 – XA2)
bahwa di mana zat terlarut A menyebar dan pelarut B
stagnan atau tidak digunakan.
(Z2 – Z1) XBM
Sebuah contoh adalah larutan encer asam propionat
(A) dalam larutan air (B) yang dikontak toluena. XBM = XB2 – XB1
Hanya asam propionat (A) berdifusi melalui fase air, ln (XB2 – XB1)
ke batas, dan kemudian ke fase toluena. Antarmuka
toluena-air merupakan penghalang difusi B
dan NB = 0. Kasus seperti ini sering terjadi di industri Catatan bahwa XA1+ XB1 = XA2+ XB2 = 1
(T2). Jika Persamaan. (6.2-22) ditulis ulang dalam Untuk larutan encer, XBM mendekati 1.0
istilah konsentrasi dengan mengganti dan C pada dasarnya konstan. Lalu
Cav = P / RT, Persamaan. (6.3-3) disederhanakan
CA1 = PA1 / RT, dan menjadi
XBM = pBM / P, maka didapatkan persamaan untuk
cairan pada kondisi steady state. NA = DAB (CA1 – CA2)
Z2 – Z1
6. 3C Koeffisien Difusi untuk Liquid

Nilai difusifitas biasanya sangat


tergantung pada konsentrasi zat
terlarutnya.
Panjang effective diffusion adalah

K1 δ
Dimana K1 > 1 adalah konstan
t : waktu
c : konsenrasi bagian bawah
c’ : konsentrasi bagian atas
ε : fraksi pada kaca
Data eksperimen
difusivitas liquid

6.3D prediksi
difusivitas liquid
Untuk liquid yang encer,
penggunaan data dari table 6.3.1
harus sangat hati-hati.

Hukum Stoke digunakan untuk


menggambarkan hambatan pada
molekul zat terlarut yang bergerak.
Example 6.3-2
Sekian, terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai