Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

Persamaan Navier-Stokes
adalah
bentuk diferensial dari
hukum kedua
Newton tentang pergerakan
dari suatu
fluida. Persamaan ini
menyatakan bahwa
perubahan dalam momentum
partikel-
partikel fluida hanya
bergantung pada gaya
viskos internal dan gaya
viskos tekanan
eksternal yang bekerja pada
fluida. Dengan
demikian, persamaan Navier-
Stokes
menjelaskan kesetimbangan
gaya-gaya
yang bekerja pada fluida
(Welty dkk,
2004).
Persamaan Navier-Stokes
memiliki
banyak aplikasi yang
berhubungan dengan
mekanika fluida. Fluida
diterapkan dalam
meteorologi, hidrologi,
oseanografi, dan
penelitian medis pada
pernapasan dan
sirkulasi darah. Menariknya,
meskipun
formulasinya sederhana dan
aplikasinya
bervariasi, banyak
permasalahan yang
solusinya masih tetap terbuka
(Saksa, 2009;
Galdi, 2011).
Pemecahan persamaan
Navier-Stokes
dengan menggunakan
penyelesaian analitik
jarang ditemukan. Kesulitan
utama dalam
menyelesaikan persamaan
Navier-Stokes
adalah karena
ketidaklinierannya timbul
dari suku percepatan
konvektif. Persamaan
Navier-Stokes berlaku pada
kedua aliran
laminer dan turbulen.
Penyelesaian secara
eksak baru tersedia beberapa
kasus untuk
aliran laminer, dimana
kecepatannya tidak
tergantung pada waktu atau
aliran tunak
(Munson dkk, 2002).
Pada penelitian ini, kami
memaparkan
penerapan persamaan Navier-
Stokes pada
kasus aliran fluida laminer
di pipa tidak
horizontal. Menarik bagi
kami untuk
membahas persamaan
Navier-Stokes
karena kerumitannya.
Analisis teoretis
dipilih dengan membatasinya
untuk aliran
laminer berkembang penuh.
Jika alirannya
tidak berkembang penuh,
maka analisis
teoretis menjadi jauh lebih
kompleks.
Kasus-kasus yang
diselesaikan secara
eksak kebanyakan dibahas
untuk aliran
laminer pada pipa yang
horizontal. Oleh
karena itu, kasus aliran fluida
laminer pada
pipa tidak horizontal dipilih
dan
dipecahkan permasalahannya
dengan
menerapkan batasan-batasan
yang tepat
selama proses penyelesaian
berlangsung
untuk memperoleh kecepatan
rata-rata
fluida, laju aliran volume
fluida, serta laju
aliran massa fluida.
METODE
Persamaan Navier-Stokes
diselesaikan
secara teoretik. Analisis
persamaan Navier-
Stokes dalam persamaan
diferensial untuk
gerak fluida dibatasi pada,
(1) aliran
laminar yaitu gerak partikel
atau distribusi
fluida yang kecepatannya
seragam, lurus,
dan sejajar, (2) aliran tunak
berkembang
penuh yaitu kondisi dimana
komponen
aliran tidak berubah terhadap
waktu, dan
(3) inkompresibel (tak
mampu-mampat)
yaitu kondisi aliran dimana
rapat massa
fluidanya tidak berubah
(Munson dkk,
2002).
PERSAMAAN RUMUS NAVIER-STOKES
NAMA : FEBBY LAWRENCE SINAGA

NIM : 201964025

PRODI : ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Persamaan Navier-Stokes adalah bentuk diferensial dari hukum kedua Newton tentang
pergerakan dari suatu fluida. Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam
momentum partikel-partikel fluida hanya bergantung pada gaya viskos internal dan gaya
viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida. Dengan demikian, persamaan Navier-
Stokes menjelaskan kesetimbangan gaya-gaya yang bekerja pada fluida (Welty dkk,
2004).

Persamaan Navier-Stokes memiliki banyak aplikasi yang berhubungan dengan mekanika


fluida. Fluida diterapkan dalam meteorologi, hidrologi, oseanografi, dan penelitian medis
pada pernapasan dan sirkulasi darah. Menariknya, meskipun formulasinya sederhana dan
aplikasinya bervariasi, banyak permasalahan yang solusinya masih tetap terbuka (Saksa,
2009; Galdi, 2011).

Pemecahan persamaan Navier-Stokes dengan menggunakan penyelesaian analitik jarang


ditemukan. Kesulitan utama dalam menyelesaikan persamaan Navier-Stokes adalah
karena ketidaklinierannya timbul dari suku percepatan konvektif. Persamaan Navier-
Stokes berlaku pada kedua aliran laminer dan turbulen. Penyelesaian secara eksak baru
tersedia beberapa kasus untuk aliran laminer, dimana kecepatannya tidak tergantung
pada waktu atau aliran tunak (Munson dkk, 2002).

Pada penelitian ini, kami memaparkan penerapan persamaan Navier-Stokes pada kasus
aliran fluida laminer di pipa tidak horizontal. Menarik bagi kami untuk membahas
persamaan Navier-Stokes karena kerumitannya. Analisis teoretis dipilih dengan
membatasinya untuk aliran laminer berkembang penuh. Jika alirannya tidak berkembang
penuh, maka analisis teoretis menjadi jauh lebih kompleks. Kasus-kasus yang
diselesaikan secara eksak kebanyakan dibahas untuk aliran laminer pada pipa yang
horizontal. Oleh karena itu, kasus aliran fluida laminer pada pipa tidak horizontal dipilih
dan dipecahkan permasalahannya dengan menerapkan batasan-batasan yang tepat selama
proses penyelesaian berlangsung untuk memperoleh kecepatan rata-rata fluida, laju aliran
volume fluida, serta laju aliran massa fluida.

1.2 Rumusan Masalah

Apa-apa saja yang di bahas mengenai persamaan Navier-Stokes dan bagaimana penurunan
rumus dari Navier-Stokes ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui apa-apa saja yang terkait dengan persamaan Navier-Stokes dan bagaimana
penurunan rumusnya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persamaan Navier-Stokes

Persamaan Navier Stokes adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari
suatu fluida seperti cairan dan gas. Persamaan- persamaan ini menyatakan bahwa perubahan
dalam momentum (percepatan) partikel- partikel fluida bergantung hanya kepada gaya viskos
internal dan viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida. Oleh karena itu, persamaan
Navier-Stokes menjelaskan kesetimbangan gaya- gaya yang bekerja pada fluida. Persamaan
umum Navier Stokes untuk kekekalan momentum adalah:

∂v
𝜌 = ∇. 𝑃 + 𝜌𝐹 (3)
∂t

𝜌 = densitas fluida


= derivatif subtantif
∂t

𝑣 = vektor kecepatan
F = gaya

Persamaan Navier Stokes adalah bentuk diferensial dari hukum kedua Newton tentang
gerakan. Persamaan gerak yang paling lengkap untuk elemen fluida berviskositas dalam
medan gravitasi adalah persamaan Navier Stokes. Ditinjau elemen fluida dengan volume
∆𝑥∆𝑦∆𝑧. Tegangan permukaan pada elemen fluida adalah tegangan normal (𝜎) dan tegangan
geser (𝜏). Tegangan geser (𝜏) memberikan Gambaran untuk menunjukkan bidang tempat
bekerjanya tegangan geser yang bekerja sesuai dengan arah tegangan geser. Ditinjau dari
elemen fluida berbentuk kubus dengan sisi ∆𝑥, ∆𝑦, 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑧. Massa dari elemen fluida:

𝑚 = 𝜌∆𝑥∆𝑦∆𝑧

𝐹 = 𝑚. 𝑎 = (𝜌∆𝑥∆𝑦∆𝑧). 𝑎 (4)

Dengan 𝑣 = 𝑣𝑥𝑖̂+ 𝑣𝑦𝑗̂+𝑣𝑧𝑘̂ 𝑣 = vektor kecepatan fluida dengan komponen , 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑧 𝑟 = 𝑥𝑖̂+
𝑦𝑗̂+ 𝑧𝑘̂ 𝑟 = vektor posisi dengan komponen x,y,z. Vektor kecepatan 𝑣 dengan komponennya
dapat ditulis dalam bentuk matriks kolom berikut ini :

vx
()
𝑣 = vy
vz

Apabila , 𝑣𝑦 dan 𝑣𝑧 merupakan fungsi dari x, y, z,t maka fungsi komponen kecepatan ini
dapat ditulis dalam bentuk:

𝑣𝑥 = (𝑥, 𝑦, 𝑧,) (5.1)

𝑣𝑦 = (𝑥, 𝑦, 𝑧,) (5.2)

𝑣𝑧 = (𝑥, 𝑦, 𝑧,) (5.3)

Diferensial total dari persamaan diatas adalah:

∂ vx ∂ vx ∂ vx ∂ vx
𝑑𝑣x = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡
∂x ∂y ∂z ∂t
(6.1)

∂ vy ∂ vy ∂ vy ∂ vy
𝑑𝑣y = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑t
∂x ∂y ∂z ∂t
(6.2)

∂ vz ∂ vz ∂ vz ∂ vz
𝑑𝑣z = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑t
∂x ∂y ∂z ∂t
(6.3)

Jika persamaan (6.1), (6.2), dan (6.3) dibagi dengan 𝑑𝑡 maka dapat diperoleh persamaan
berikut:
∂ vx ∂ vx ∂ vx ∂ vx
ax = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡
∂x ∂y ∂z ∂t
(7.1)

∂ vx ∂ vx ∂ vx ∂ vx
ay = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡
∂x ∂y ∂z ∂t
(7.2)

∂ vx ∂ vx ∂ vx ∂ vx
az = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡
∂x ∂y ∂z ∂t
(7.3)

, 𝑎𝑦 , dan 𝑎𝑧 persamaan (7.1), (7.2)dan (7.3)tidak lain adalah percepatan dalam arah x, arah
y, dan arah z. Oleh karena itu vektor percepatan dapat ditulis menjadi:

ax
()
a = ay
az
(8)

dengan :

dvx
𝑎x =
dt
(9.1)

dvy
𝑎y = (9.2)
dt

dvz
𝑎z =
dt
(9.3)

Maka pada persamaan (9.1), (9.2), dan (9,3) dapat ditulis kembali:

∂ vx ∂ vx ∂ vx ∂ vx
ax =vx 𝑑𝑥 + vy 𝑑𝑦 +vz 𝑑𝑧 + 𝑑𝑡
∂x ∂y ∂z ∂t
(10.1)

∂ vx ∂ vx ∂ vx ∂ vx
a y = vx 𝑑𝑥 + vy 𝑑𝑦 + vz 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡
∂x ∂y ∂z ∂t
(10.2)

∂ vx ∂ vx ∂ vx ∂ vx
a z = vx 𝑑𝑥 + vy 𝑑𝑦 + vz 𝑑𝑧+ 𝑑𝑡
∂x ∂y ∂z ∂t
(10.3)

Persamaan (10.1), (10,2), dan (10,3) dikenal dengan sebutan percepatan total dengan:

dx
𝑣x =
dt
(11.1)
dy
𝑣y = (11.2)
dt

dz
𝑣z = (11.3)
dt

Keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada elemen fluida akibat tegangan normal dan
tegangan geser dalam arah x, y dan z adalah:

∂ τxy ∂ τxz
𝐹𝑥 = ¿+ + ) ∆𝑥∆𝑦∆z (12.1)
∂x ∂x

∂ τyy ∂ τyz
𝐹y = ¿+ + ) ∆𝑥∆𝑦∆z (12.2)
∂x ∂x

∂ τzy ∂ τzz
𝐹z = ¿+ + ) ∆𝑥∆𝑦∆z (12.3)
∂x ∂ x

Maka tegangan geser pada elemen fluida (Newtonian Fluid):

∂ vx ∂ vy
𝜏𝑥𝑦 = 𝜇 ( + ) (13.1)
∂y ∂x

∂ vy ∂ vz
𝜏𝑦𝑧 = 𝜇 ( + ) (13.2 )
∂z ∂y

∂ vx ∂ vz
𝜏𝑥𝑧 = 𝜇 ( + ) (13.3)
∂z ∂x

Dengan :

𝜏𝑦𝑥 = 𝜏𝑥𝑦 (14.1)

𝜏𝑧𝑦 = 𝜏𝑦𝑧 (14.2)

𝜏𝑥𝑧 = 𝜏𝑧𝑥 (14.3)

Sedangkan tegangan normal yang bekerja pada elemen untuk fluida Newtonian (Newtonian
Fluid) adalah:

∂ vx 2 ∂ vx ∂ vy ∂ vz
𝜎𝑥 = 𝜏𝑥𝑥 = −𝑝 + 2𝜇 + 𝜇( + + )
∂x 3 ∂x ∂y ∂z
(15.1)

∂ vy 2 ∂ vx ∂ vy ∂ vz
𝜎y = 𝜏𝑥𝑥 = −𝑝 + 2𝜇 + 𝜇( + + )
∂x 3 ∂x ∂y ∂z
(15.2)

∂ vz 2 ∂ vx ∂ vy ∂ vz
𝜎z = 𝜏𝑥𝑥 = −𝑝 + 2𝜇 + 𝜇( + + )
∂x 3 ∂x ∂y ∂z
(15.3)
Dari persamaan (15.1), (15.2), dan (15.3) untuk fluida bervikositas nilai rata- rata dari jumlah
ketiga tegangan normal tersebut disebut tekanan. Jika nilai tegangan geser pada persamaan
(14.1),(14.2), dan (14.3) dan nilai tegangan normal pada persamaan dimasukkan (15.1),
(15.2), dan (15.3) dimasukkan ke dalam persamaan (12.1), (12.2), dan (12.3) dan hasilnya
disubstitusi ke persamaan kontinuitas. Maka diperoleh persamaan:

𝐹 = (−∇𝑝 + 𝜇∇̅2𝑣 − 𝜌𝑔𝑘̂)∆𝑥∆𝑦∆𝑧 (16)

Apabila vektor gaya F= m. A dan massa 𝑚 = 𝜌∆𝑥∆𝑦∆𝑧 serta koefisien viskositas kinematika
μ
𝑣=
ρ

dimasukkan ke persamaaan (16) menghasilkan persamaan vektor berikut:

1
á = − ∇𝑝 + (∇̅ 2 𝑣) − 𝑔𝑘̂ (17)
ρ

Gabungan persamaan (10.1), (10.2) dan (10.3) menghasilkan persamaan vektor berikut:

dv 1
= − ∇𝑝 + (∇̅ 2 𝑣) − 𝑔𝑘̂ (18)
dt ρ

Dalam koordinat kartesian untuk kekekalan momentum menggunakan persamaan Navier


Stokes dapat disusun menjadi:

∂ vx ∂ vxvx ∂ vxvy ∂ vxvz 1 ∂ρ ∂ 2 vx ∂ 2 vx ∂ 2 vx


+ + + =− +v( + + )
∂t ∂x ∂y ∂z ρ ∂x ∂ x2 ∂ y 2 ∂z 2
(19.1)

∂ vy ∂ vxvy ∂ vyvy ∂ vyvz 1 ∂ρ ∂ 2 vy ∂ 2 vy ∂ 2 vy


+ + + =− +v( + + )
∂t ∂x ∂y ∂z ρ ∂x ∂ x2 ∂ y 2 ∂z 2
(19.2)

∂ vz ∂ vxvz ∂ vyvz ∂ vzvz 1 ∂ρ ∂ 2 vz ∂ 2 vz ∂ 2 vz


+ + + =− +v( + + )–g
∂t ∂x ∂y ∂z ρ ∂x ∂x 2 ∂ y2 ∂ z2
(19.3)

Persamaan (18), (19.1), (19.2), dan (19.3) merupakan persamaan kekekalan momentum yang
dikenal dengan persamaan Navier Stokes. Persaman ini berlaku untuk fluida dengan
viskositas tidak sama dengan nol.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam momentum partikel-partikel fluida


hanya bergantung pada gaya viskos internal dan gaya viskos tekanan eksternal yang
bekerja pada fluida.

Pada penelitian ini, memaparkan penerapan persamaan Navier-Stokes pada kasus aliran
fluida laminer di pipa tidak horizontal.

Oleh karena itu, kasus aliran fluida laminer pada pipa tidak horizontal dipilih dan
dipecahkan permasalahannya dengan menerapkan batasan-batasan yang tepat selama
proses penyelesaian berlangsung untuk memperoleh kecepatan rata-rata fluida, laju aliran
volume fluida, serta laju aliran massa fluida.

1. Pada keseimbangan gaya- gaya yang bekerja pada elemen fluida akibat tegangan normal
dan tegangan geser dalam arah x, arah y, dan arah z

2. Persamaaan Navier Stokes untuk kekekalan momentum berlaku untuk fluida dengan
viskositas tidak sama dengan nol.
DAFTAR PUSTAKA

Bhattacharyya S, Minwalla S,
Wadia SR. 2009.
The Incompressible Non-
Relativistic
Navier-Stokes Equation From
Gravity.
IOP Publishing For SISSA. pp. 1-
24.
Bulu A. 2001. Fluid
Mechanics. Istanbul:
Istanbul Technical University,
College of
Civil Engineering.
Galdi GP. 2011. An
Introduction To The
Mathematical Theory Of The
Navier-
Stokes Equations (Steady-State
Problems)
Second Edition. New York:
Springer.
Herbst I dan Skibsted E. 2009.
Analyticity
Estimates For The Navier-
Stokes
Equations. Denmark: University
of
Aarhus, Department of
Mathematics.
Khmelnik SI. 2011. Navier-
Stokes Equations
On The Existence And The
Search Method
For Global Solutions Second
Edition.
Israel: Mathematics in Computer
Comp.
McDonough JM. 2009. Lectures
In Elementary
Fluid Dynamics: Physics,
Mathematics
and Applications. Lexington:
Departments
of Mechanical Engineering and
Mathematics, University of
Kentucky.
Munson BR, Young DF,
Okiishi TH. 2002.
Mekanika Fluida Edisi
Keempat Jilid 1
dan 2 (Terjemahan). Jakarta:
Penerbit
Erlangga.
Spurk JH dan Aksel N. 2008.
Fluid Mechanics
Second Edition. Germany:
Springer-
Verlag Berlin Heidelberg.
Saksa T. 2009. Navier-Stokes
Equation.
Finland: Department of
Mathematics,
University of Jyväskylä.
Welty JR. 2004. Dasar-Dasar
Fenomena
Transport Edisi Keempat
Volume 1
Transfer Momentum
(Terjemahan).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Zhang R, Shan X, and Chen H.
2006. Efficient
Kinetic Method For Fluid
Simulation
Beyond The Navier-Stokes
Equation. Phys.
Rev. 74(4).
Galdi GP. 2011. An Introduction To The Mathematical Theory Of The Navier-
Stokes Equations (Steady-State Problems) Second Edition. New York: Springer.

Munson BR, Young DF, Okiishi TH. 2002. Mekanika Fluida Edisi Keempat
Jilid 1 dan 2 (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga. Spurk JH dan Aksel N. 2008. Fluid
Mechanics Second Edition. Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Saksa T. 2009. Navier-Stokes Equation. Finland: Department of Mathematics,
University of Jyväskylä.

Welty JR. 2004. Dasar-Dasar Fenomena Transport Edisi Keempat Volume 1


Transfer Momentum (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Boas, Mary L.1996, Mathematical Methods In The Physical Science, Canada: DePaul
University

Djojodihardjo, Harijono, 1983, Mekanika Fluida, Jakarta: Erlangga. Kodoatie, R, J,


Hidrolika Terapan, Aliran pada saluran terbuka dan Pipa, Yogyakarta: Andi

Makrup, Lalu, 2001, Dasar-Dasar Analisis Aliran di Sungai dan Muara, Jogjakarta:UI
Press.

Munson, R.B, dkk, 2003, Mekanika Fluida, Edisi Keempat, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Nawi, M.W.H, 2001, Kajidaya Bendalir, Malaysia: Universiti Teknologi Malaysia


81310 Skudai, Johor

Darul Ta’zim.

Streeter, L.V, dkk, 1988, Mekanika Fluida, Edisi Delapan, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Sitorus.H.R dan Anisya.D, 2008, Ringkasan Fisika, Bandung: Yrama Widya.

Sutrisno, 1977,Fisika Dasar,Mekanika, Jilid 1, Bandung: ITB

Victor, L. Steeter Dan E.Benjamin Wylie, 1988, Mekanika Fluida, Edisi Delapan,
Jilid 1,

Jakarta:Erlangga.

White, M. Frank, 1986, Mekanika Fluida, Edisi Kedua, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Welty, R. James, 2004, Dasar-Dasar Fenomena Transfort, Volume 1, Transfer


Momentum, Edisi ke4, Jakarta: Erlangga.Shuangling Donga,*, Songping Wub. 2015, A
modified Navier-Stokes equation for incompressible fluid flow, Beijing: Procedia
Engineering.

Vistarani Arini Tiwow*, Jasruddin Daud Malago. 2015, Penerapan Persamaan Navier-Stokes
Untuk Kasus Aliran Fluida Laminer Pada Pipa Tidak Horizontal, Makassar: Sainsmat.

Manickam Siva Kumar, Pichai Philominathan. 2011, Bringing out Fluids Experiments
from Laboratory to in Silico—A Journey of Hundred Years, India:Computational
Mathematics.

James B. Polly and J. M. McDonough. 2012, Application of the Poor Man’s Navier-
Stokes Equations to Real-Time Control of Fluid Flow, New York: Hindawi Publishing
Corporation.
J.Venetis. 2015, On a Modified Form of Navier-Stokes Equations for Three-
Dimensional Flows, NTUA: Hindawi Publishing Corporation.

Anda mungkin juga menyukai