LAPORAN
OLEH
2016-64-010
Puji syukur penulis sampaikan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya atas tuntunan dan izin-NYA penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pengolahan dan Interpretasi Data Citra yang berjudul “Pengolahan Data Citra
Landsat.”
Laporan ini berisikan informasi tentang proses pengunduhan data citra pada
Path 62 dan Row 109, cropping citra, identifikasi objek dengan melihat perbedaan
penampakan objek pada setiap band satelit landsat l 1-5 MSS, 4-5 TM dan 7
ETM+, serta analisa citra dengan histogram, gray scale, pseudo colour dan
komposit warna
Ambon,Maret 2019.
Penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………….…………. ii
I. PENDAHLUAN
I.1 Latar Belakang ……………………………..…… 1
I.2 Tujuan ………………………………………....... 2
I.3 Manfaat .……………………….……………....... 2
II. METODOLOGI
II.1Waktu dan tempat…………………….….……... 3
II.2Alat dan Bahan ………………………….……… 3
II.3Metode pengambilan data
2.3.1 Pengunduhan data citra satelit …………… 3
2.4 Metode pengolahan data
2.4.1 Import citra landsat……………………….. 7
2.4.2 Pemeilihan training area …………………. 12
2.4.3 Histogram citra …………………………… 15
2.4.4 Look-Up table …………………………….. 16
2.4.5 Pseudo colour …………………………….. 19
2.4.6 Komposit warna ………………………….. 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil dan pembahasan
4.4.1 Kenampakan objek ………………………... 23
4.4.2 Nilai statistic histogram …………………… 32
4.4.3 Look-Up table citra ………………………... 40
4.4.4 Pseudo colour ……………………………… 49
4.4.5 Komposit warna …………………………… 58
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………... 61
5.2 Saran……………………………………….............. 61
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Informasi yang diterima oleh sensor kemudian akan diteruskan sebagai data
digital maupun analog dalam bentuksebuah citra (imagery) agar dapat
mempermudah dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menginterpretasi citra
tersebut.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari praktek ini adalah trampil dalam
melakukan pengolahan data citra landsat menggunakan software ILWIS 3.6.
BAB II
METODOLOGI
No Alat Kegunaan
.
1. Perngkat komputer Media penggolahan data citra.
2. Software Microsoft Penyusunan laporan.
word.
3. Software ILWIS 3.6 Media pengolahan data citra.
No Bahan Kegunaan
.
1. Data citra satelit Objek pengolahan
Landsat MSS, TM
dan ETM+.
Kemdian itu untuk mendapatkan citra landsat, pilih menu data set kemudian
option landsat. Pilih Landsat Collection 1 Level-1 dan pilih 1-5 MSS, 4-5 TM
maupun 7 ETM+ pada option landsat tersebut. Misalnya untuk pengunduhan
pertama diunduh citra 1-5 MSS.
kemudian untuk me-review hasil citra dapat dilhat pada pilihan results.
Setelah memilih option result maka akan ditampilkan path dan row.
new catalog
-Setelah file terkoneksi untuk mengimport citra klik ikon file kemudian option
import setelah itu pilih option Ilwis dan option raster.
Gambar 8. Cara melakukan import data citra.
- Kemudian pilih format Tagged image file format.TIF dan pilih citra satelit pada
kolom input. Pilih file citra yang akan diimport pada ilwis pada kolom input.
input
citra
-Setelah itu klik open kemudian pada kolom input akan muncul lokasi file citra
disimpan dengan kode band dibagian belakang. Pada kolom input akan muncul
nama file dan pada bagian output akan muncul lokasi file. Setelah itu klik OK.
Gambar 10. Tampilan input-output.
- Band yang diimport akan muncul pada screen aplikasi dan untuk membuka citra
band dapat dilakukan dengan mengklik dua kali pada band dan tekan OK.
Gambar 11. Tampilan display option band.
- Ulangi langkah-langkah import data citra untuk seluruh band pada sensor MSS,
TM dan ETM+.
Training area
KoordinatUTM
- Setelah itu untuk melakukan cropping citra, masukan file citra band yang akan
dipotong pada kolom raster map, dan pilih corner karena menggunakan
koordinat UTM. Setelah itu masukan northing coordinate dan easting coordinate
(First line merupakan angka pertama pada koordinat UTM ; First column
merupakan angka kedua pada koordinat UTM). Masukan output name
kemudian klik show.
Nama band
Output name
- Lakukan langkah-langkah tersebut pada semua band. Untuk sensor lain, langkah
yang sama digunakan tetapi dengan merubah nilai northing dan easting pada
koordinat UTM.
.
Gambar 16. Operation list
- Masukan file citra Training area pada kolom map kemudian show.
- Cara lain untuk memunculkan histogram citra adalah dengan memiliih file
histrogram.
- Untuk melihat histogram pada citra dan sensor lain dapat dilakukan dengan
langkah-langkah yang sama.
- Pengolahan LUT dapat dilakukan dengan membuat maplist pada menu file
kemudian create dan maplist.
- Setelah muncul create maplist, berikan judul pada kolom maplist, kemudian
import band dan klik OK.
judul
Gambar 20. Import data LUT
- Untuk membuka hasil LUT, dapat dikukan dengan open file LUT pada
workscreen. kemudian Open band.
double click
Gambar 21.Open LUT file
- Pembuatan pseudo colour atau warna semu dapat dilakukan dengan memilih
band kemudian pada Display option, pilih Representation kemudian PSEUDO
setelah itu untuk menampilkan citra klik show.
Gambar 22. Creating pseudo colour
-Setelah itu pilih kombinasi band dengan memasukan masing-masing 1 band pada
kolom Red band, Green band, dan Blue band serta masukan nama pada output
raster map dan klik show dan OK.
Kombinasi band
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Band 1 :
Band 2 :
- Pengenalan objek :
Band 1 dan 2 dapat terlihat perairan dangkal serta batasan perairan dangkal
dengan daratan, serta relif pada daratan meskipun agak buram. Citra band 3 dan 4
dapat terlihat perbedaan relif di daratan seperti gunung, lembah danjuga dapat
terlihat batas perairan dangkal.
Penampakan citra satelit MSS training area band 1 dan band 2 memiliki
penampakan citra agak kasar dan kurang jelas dan gelap, dimana penampakan
relif pada daratan sedikit buram. Citra pada band 3 dan band 4 lebih halus
dibandingkan dengan citra band 1 dan 2. Relif pada daratan lebih kelihatan dan
pada citra kedua band ini terlihat berwarna agak gelap pada bagian tengah pulau.
Hal ini dapat dilihat dengan nilai stretch band 1 dan 2 yang lebih randah
dibandingkan dengan nilai stretch band 3 dan 4.
b. Landsat 4-5 TM
Band 1
Band 2
Band 4
- Pengenalan objek :
Band 1 dan 2 memiliki relif kurang jelas namun batas daratannya terlihat jelas.
band 4,5 dan 7 dapat dilihat jelas relif daratan dan batas daratan. Pada band 7
bagian tengah pulau terlihat agak gelap dan bagian relif gunung terlihat putih
cerah.
c. Landsat 7 ETM+ :
Band 1
Band 3
Nilai stretch 27-83.
Band 4
Band 5
Nilai stretch 10-126.
Band 7
- Pengenalan objek :
Band 1 dan 3 pada sensor ETM+ dapat dilihat relif pegunungan dan batas
perairan dangkal. Band 2 memiliki citra relif pegunungan dan daratan kurang
terlihat jelas namun batas perairan dangkal dapat terlihat jelas. Band 4,5 dan 7
juga terlihat relif dan batas daratan dan perairan dangkal yang jelas.
Penampakan objek relif dan batas daratan pada setiap band pada Landsat
ETM+ relatif jelas namun tiap band memiliki nilai kecerahan yang berbeda.
Padda band 1,2,3,5 dan 7 terlihat agak gelap pada bagian tengah daratan dan relif
tonjolan pada daratan yang berwarna putih cerah.
■ Perbedaan citra band antar sensor :
Perbandingan citra antar sensor terlihat jelas dimana citra dari sensor ETM+
lebih baik dibandingkan dengan citra sensor TM dan MSS seperti contoh
perbandingan band 4 masing-masing sensor :
Citra ETM+ memiliki kejernhan citra dan kenampakan relif yang lebih baik
dibandingakan dengan citra MSS dan TM.
Band 1
Band 2 :
Band 3 :
Band 4
Bentuk histogram pada citra MSS band 1 dan band 2 memiliki distribusi
menceng positif dengan nilai piksel, mean dan median dapat dilihat pada gambar
histogram kedua band. Band 3 dan band 4 memiliki pola distribusi multi modal
dengan nilai piksel, mean dan median dapat dilihat pada gambar histogram kedua
band.
b. Landsat 4-5 TM
Band 1
Band 2
Band 3
Band 4
Band 5
Band 7
c. Landsat 7 ETM+ :
Band 1
Band 2
Band 3
Band 5
Band 7
Bentuk histogram pada citra ETM+, memiliki distribusi menceng negative
pada band 2, band 3 memiliki distribusi menceng positif sedangkan untuk band
2,4,5 dan 7 memliki pola distribusi multi modal dengan nilai piksel, mean dan
median dapat dilihat pada gambar histogram masing-masing band.
Penggunaan gray scale pada hasil citra satelit landsat 1-5 MSS, 4-5 TM
maupun 7 ETM+ yang memiliki sistem pelarik 8 bit dengan skala kecerahan
dengan kisaran 0-255 ditransformasi dalam praktikum ini menjadi 5 julat
kecerahan dari hitam gelap hingga putih cerah dengn nilai tiap-tiap kisaran angka
yang berbeda antar band dan sensor tergantung pada nilai spectral band dan sensor
tersebut.
1-5 MSS :
- Band 1
- Band 2
- Band 3
- Band 4
4-5 TM
- Band 1
- Band 2
- Band 3
- Band 4
- Band 5
- Band 7
ETM+
- Band 1
- Band 2
- Band 3
- Band 4
- Band 5
- Band 7
3.1.4 Pseudo colour :
1-5 MSS
- Band 1
Tampilan pseudo colour pada band 1 citra sensor MSS, terlihat nilai pantulan
nilai spectral tinggi pada bagian selatan pulau yg diidentifikasi dengan warna
merah sebagai indicator pantulan nilai spectral tinggi. Pantulan nilai spectral
menengah terlihat pada bagian tepian timur dan barat pulau serta bagian laut
barat daya pulau dengan indicator warna hijau-kuning. Nilai spectral rendah
terlihat pada bagian tengah pulau dan bagian laut utara pulau. Nilai spectral band
1 memiliki kisaran angka 50-70.
- Band 2
Tampilan pseudo colour pada band 2 citra sensor MSS, terlihat nilai pantulan
nilai spectral tinggi pada sebagian selatan dan timur pulau kelang yg diidentifikasi
dengan warna merah sebagai indicator pantulan nilai spectral tinggi. Pantulan
nilai spectral menengah terlihat pada bagian tepian timur dan barat pulau dengan
indicator warna hijau-kuning. Nilai spectral rendah terlihat pada bagian tengah
pulau dan bagian laut. Nilai spectral band 1 memiliki kisaran angka 41-84.
- Band 3
Tampilan pseudo colour pada band 3 citra sensor MSS, terlihat nilai pantulan
nilai spectral tinggi pada hampir keseluruhan pulau dengan nlai spectral
menengah hanya terlihat pada sebagian kecil bagian pulau. Nilai spectral rendah
terlihat pada bagian laut. Nilai spectral band 1 memiliki kisaran angka 25-115.
- Band 4
Tampilan pseudo colour pada band 4 citra sensor MSS, terlihat nilai pantulan
nilai spectral tinggi pada hampir keseluruhan pulau dengan nlai spectral
menengah hanya terlihat pada sebagian kecil bagian pulau. Nilai spectral rendah
terlihat pada bagian laut. Nilai spectral band 1 memiliki kisaran angka 14-118.
4-5 TM
- Band 1
Tampilan pseudo colour pada band 1 citra sensor TM, terlihat nilai pantulan
nilai spectral rendah pada hampir keseluruhan pulau. Nilai specrtra tinggi hanya
diindikasi sebagai awan. Nilai spectral rendah terlihat pada bagian laut. Nilai
spectral band 1 memiliki kisaran angka 88-227. Hal ini diakibatkan cahaya merah
yang diserap oleh vegetasi sehingga pantulan nilai spectral menjadi rendah.
- Band 2
Tampilan pseudo colour pada band 2 citra sensor TM, terlihat nilai pantulan
nilai spectral rendah pada hampir keseluruhan pulau. Nilai specrtra tinggi hanya
diindikasi sebgai awan. Nilai spectral menengah terlihat pada sebagian kecil
tepian pulau. Nilai spectral rendah terlihat pada bagian laut. Nilai spectral band 2
memiliki kisaran angka 30-98.
- Band 3
Tampilan pseudo colour pada band 3 citra sensor TM hampir sama dengan
band 2, terlihat nilai pantulan nilai spectral rendah pada hampir keseluruhan
pulau. Nilai specrtra tinggi hanya diindikasi sebgai awan. Nilai spectral menengah
terlihat mulai terlihat pada tepian pulau . Nilai spectral rendah terlihat pada bagian
laut. Nilai spectral band 3 memiliki kisaran angka 22-101.
- Band 4
Tampilan pseudo colour pada band 4 citra sensor TM, mulai terlihat variasi
pantulan niilai spectral. Nilai pantulan spectral tinggi pada bagian tengah pulau
yang diidentifikasi dengan warna merah sebagai indicator pantulan nilai spectral
tinggi. Pantulan nilai spectral menengah terlihat dominan pada tepian pulau
dengan indicator warna hijau-kuning. Nilai spectral rendah terlihat pada bagian
bagian laut. Nilai spectral band 4 memiliki kisaran angka 15-113.
- Band 5
Tampilan pseudo colour pada band 5 citra sensor TM, terlihat pantulan niilai
spectral. Nilai pantulan spectral menengah terlihat dominan pada pulau dengan
indicator warna hijau-kuning. Nilai spectral rendah terlihat pada bagian laut. Nilai
spectral band 4 memiliki kisaran angka 7-155.
- Band 7
Tampilan pseudo colour pada band 7 citra sensor TM, terlihat variasi
pantulan niilai spectral. Nilai pantulan spectral tinggi pada bagian tengah pulau
yang diidentifikasi sebagai awan. Pantulan nilai spectral menengah terlihat
dominan pada tepian pulau dengan indicator warna hijau-kuning. Nilai spectral
rendah terlihat pada bagian bagian laut dan sebagian timr dan utara pulau. Nilai
spectral band 7 memiliki kisaran angka 3-90.
- 7 ETM+
- Band 1
Tampilan pseudo colour pada band 1 citra sensor ETM+, terlihat nilai
pantulan nilai spectral menengah pada hampir keseluruhan pulau. Nilai specrtra
tinggi hanya diindikasi pada tepian pulau. Nilai spectral rendah terlihat pada
tengah pualu. Nilai spectral band 1 memiliki kisaran angka 63-82.
- Band 2
Tampilan pseudo colour pada band 2 citra sensor TM, terlihat variasi nilai
spectral namun dominasi nilai spectral menengah pada pulau. Nilai specrtra tinggi
hanya diindikasi pada sebagian tepian pulau. Nilai spectral rendah terlihat pada
bagian laut. Nilai spectral band 1 memiliki kisaran angka 36-76.
- Band 3
Tampilan pseudo colour pada band 3 citra sensor ETM+, terlihat nilai
pantulan nilai spectral rendah pada hampir keseluruhan pulau. Nilai specrtra
tinggi hanya diindikasi pada tepian pulau. Nilai spectral menengah terlihat pada
tepian pulau . Nilai spectral rendah terlihat pada bagian laut. Nilai spectral band 3
memiliki kisaran angka 27-83.
- Band 4
Tampilan pseudo colour pada band 4 citra sensor ETM+, terlihat dominansi
nilai pantulan nilai spectral tinggi pada hampir keseluruhan pulau dan rendah pada
laut. kisran nilai 10-105.
- Band 5
Tampilan pseudo colour pada band 5 citra sensor ETM+, terlihat dominansi
nilai pantulan nilai spectral menengah pada hampir keseluruhan pulau dan rendah
pada laut.Sebagian tepian timur dan selatan pulau memiliki nilai pantulan tinggi.
kisran nilai 10-126.
- Band 7
Tampilan pseudo colour pada band 7 citra sensor ETM+, terlihat variasi nilai
pantulan nilai spectral pada pulau dan dominsi nilai spectral rendah pada laut..
kisran nilai 8-72.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Danan ., Dewi S., Ekadinata A., Hadi P., Johana F., Nugroho K.D. 2008. Sistem
Informasi Dasar Geografis Volume 1. Bogor : World agoforestry Centre.