Anda di halaman 1dari 10

MASSA DAN ANALISIS ENERGI UNTUK VOLUME ATUR

(SISTEM TERBUKA)
5.1 Analisa Termodinamika Volume Atur
Pada sebagian besar persoalan teknik umumnya melibatkan aliran massa
masuk dan aliran massa keluar sistem, oleh karena itu kondisi yang demikian
sering dimodelkan sebagai kontrol volume. Pemanas air, radiator mobil, turbin
dan kompresor, semuanya melibatkan aliran massa dan harus dianalisa sebagai
kontrol volume (sistem terbuka) sebagai pengganti massa atur pada sistem
tertutup.
Batas dari sebuah volume atur disebut dengan permukaan atur (control
surface), dan hal tersebut dapat berupa batas riil maupun imajiner. Kasus pada
nosel misalnya, bagian dalam nosel merupakan batas riil sedangkan bagian masuk
dan keluar nosel merupakan batas imajiner, karena pada bagian ini tidak ada batas
secara fisik. Istilah steady dan seragam (uniform) akan digunakan secara luas pada
bab ini, sehingga sangat penting untuk mengetahui pengertiannya. Steady berarti
tidak berubah terhadap waktu, kebalikannya adalah unsteady atau transient.
Uniform mempunyai pengertian tidak berubah terhadap lokasi dalam region
(daerah) yang ditentukan.

Gambar 5.1. Sistem Kontrol Volume

Pembahasan lebih lanjut mengenai prinsip konservasi massa dan konservasi


energi pada volume atur akan dijelaskan di bawah ini.

5.2 Konservasi massa


Konservasi massa adalah salah satu prinsip paling dasar di alam. Kita
semua sudah terbiasa dengan prinsip ini, dan tidaklah sulit untuk memahaminya.
Persamaan-persamaan keseimbangan kimia didasarkan atas prinsip kekekalan
massa. Sebagai iustrasi ketika 16 kg oksigen bereaksi dengan 2 kg hidrogen, akan
terbentuk 18 kg air (gambar 5.1). Dalam satu proses elektrolisis, air dipisahkan
kembali menjadi 2 kg hidrogen dan 16 kg oksigen.
Massa, seperti energi, adalah suatu properti yang dijaga, dan energi itu tidak
bisa diciptakan atau dimusnahkan selama suatu proses. Bagaimanapun, massa 𝑚
dan energi 𝐸 dapat dikonversi menjadi satu sama lain menurut rumusan yang
diusulkan oleh Albert Einstein (1879–1955):
E = m. c 2 (5.1)
Dimana 𝑐 adalah kecepatan cahaya dalam ruang hampa (𝑐 = 2,9979 ×
108 𝑚⁄𝑠). Persamaan ini menyatakan bahwa massa dari sebuah sistem berubah
ketika energinya berubah. Bagaimanapun, karena semua interaksi energi terjadi
dalam praktek, terkecuali reaksi nuklir, perubahan di dalam massa adalah sangat
kecil dan tidak bisa dideteksi oleh alat-alat paling sensitip pun. Sebagai contoh,
ketika 1 kg air yang dibentuk dari oksigen dan hidrogen, jumlah energi dilepaskan
adalah 15,879 kJ, yang sebanding dengan massa sebesar 17610 kg.
5.3 Laju Aliran Massa dan Volume
Jumlah massa yang mengalir melintasi sebuah seksi per satuan waktu
disebut mass flow rate dan dinotasikan dengan 𝒎̇.

Gambar 5.2. normal kecepatan 𝑽𝒏 untuk sebuah permukaan adalah komponen


kecepatan

Jika zat cair atau gas mengalir masuk atau keluar sebuah volume atur yang
melalui sebuah pipa atau saluran, massa yang masuk adalah proporsional terhadap
luas permukaan 𝑑𝐴𝐶 dari pipa atau saluran, densitas zat 𝝆 dan komponen
kecepatan fluida arah normal terhadap 𝑑𝐴𝐶 yaitu 𝑉𝑛 . Mass flow rates melalui
differensial 𝑑𝐴 dapat dituliskan :

2
δṁ = ρVn dAc (5.2)
dimana kedua notasi 𝜹 dan 𝒅 adalah untuk menentukan kuantitas diferensial,
tetapi untuk 𝜹 adalah tipe untuk kuantitas seperti (panas, kerja, dan perpindahan
massa) yang merupakan fungsi titik dan diferensialnya non eksak, sedangkan 𝒅
digunakan untuk kuantitas seperti sifat, yang merupakan fungsi titik dan
diferensialnya eksak. Sebagai contoh, untuk aliran melalui sebuah cincin dengan
jari-jari dalam 𝑟1 dan jari-jari luar adalah 𝑟2 .
2 2
∫1 dAc = Ac2 − Ac1 = π(r22 − r12 ) tetapi ∫1 δṁ = ṁtotal (total laju aliran massa
melalui cincin), bukan 𝑚̇2 − 𝑚̇1 .
Laju aliran massa yang melalui pipa atau saluran dapat diperoleh dengan
mengintegrasikan:

ṁ = ∫ ρVn dAc (kg⁄s) (5.3)


Ac

Vavg adalah Kecepatan rata-rata untuk keseluruhan Vn yaitu ;

1
Vavg = ∫ V dA (5.4)
Ac Ac n c
Sehingga laju aliran massa menjadi ;

ṁ = ∫ ρVavg Ac (kg⁄s) (5.5)


Ac

Sedangkan volume flow rates :

V̇ = ∫ ρVn dAc = Vavg ∙ Ac (m3 ⁄s) (5.6)


A

Sehingga hubungan laju aliran massa dan laju aliran volume adalah
V̇ V
ṁ = ρ ∙ V̇ = v → persamaan ini analog dengan m = ρV = v

5.4 Prinsip Konservasi Massa


Untuk sistem tertutup, prinsip konservasi massa adalah telah jelas karena
tidak ada perubahan massa dalam kasus tersebut. Tetapi untuk volume atur,
karena dalam kasus ini massa dapat melintasi batas sistem, jumlah massa yang
masuk dan keluar sistem harus diperhitungkan.
Prinsip konservasi massa untuk sebuah kontrol volum dapat ditunjukkan
sebagai :

3
Total perpindahan massa ke atau dari kontrol volum selama interval waktu ∆𝑡
sama dengan total perubahan (meningkat atau menurun) total massa dalam
kontrol.
atau
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙𝑘𝑎𝑛
( 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 ) − ( 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 )
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 ∆𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 ∆𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
= (𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 ∆𝑡
atau
mmasuk − mkeluar = ∆mCV (kg) (5.7)
dimana ∆mCV = makhir − mawal adalah perubahan massa dalam control volum
selama proses. Ini dapat juga ditunjukkan dalam bentuk laju, yaitu ;
dmCV kg
ṁmasuk − ṁkeluar = (s) (5.8)
dt

Persamaan (5.7) dan persamaan (5.8) sering disebut sebagai keseimbangan


massa. Sekarang kita perhatikan gambar 5.3. dibawah ini:

Gambar 5.3 diferensial kontrol volum dV dan diferensial kontrol permukaan dA


digunakan dalam derivasi konservasi massa

Massa sebuah diferensial volum dV di dalam kontrol volum adalah dm. Dimana
dm = ρdV
Total massa di dalam kontrol volum:

mCV = ∫ ρdV (5.9)


CV

Dan laju perubahan massa di dalam control volum :

4
dmCV d
= ∫ ρdV (5.10)
dt dt CV
Kecepatan komponen normal :
⃗ ∙n
Vn = V cos θ = V ⃗ (5.11)
Dari persamaan (5.2) diperoleh laju aliran massa differensial :
⃗ ∙n
δṁ = ρVn dA = ρ(V cos θ)dA = ρ(V ⃗ )dA (5.12)
Laju aliran total atau yang keluar melalui seluruh permukaan kontrol volum dapat
ditentukan dengan mengintgrasikan 𝛿𝑚̇ sehingga :
Laju aliran massa total :

⃗ ∙n
ṁnet = ∫ δṁ = ∫ ρVn dA = ∫ ρ(V ⃗ )dA (5.13)
CS CS CS

Dengan menyusun kembali persamaan (5.8) diperoleh


dmCV kg
+ ṁkeluar − ṁmasuk = 0 ( )
dt s
Sehingga hubungan konservasi massa untuk sebuah kontrol volum dapat menjadi;
d
⃗ ∙n
∫ ρdV = ∫ ρ(V ⃗ )dA = 0 (5.14)
dt CV CS

Dengan membagi integral permukaan (5.14) menjadi satu untuk bagian keluar
(positif) dan satu lagi untuk aliran masuk (negatif)
d
∫ ρdV = + ∑ ∫ ρVn dA − ∑ ∫ ρVn dA = 0 (5.15)
dt CV CS CS
out in

Keseimbangan Massa untuk Proses Aliran Stedi


Selama proses aliran-stedi, jumlah massa yang terdapat dalam suatu volume
kendali tidak berubah berapa lama (mcv konstan). Dari prinsip kekekalan massa
bahwa jumlah massa yang memasuki suatu volume kendali sama jumlah massa
yang meninggalkan control volume. Untuk suatu nosel yang beroperasi stedi,
sebagai contoh, jumlah air yang memasuki nosel per unit waktu sama dengan
jumlah massa air yang meninggalkan control volume per unit waktu.

Contoh Soal
Sebuah pipa karet yang dilengkapi nosel digunakan untuk mengisi sebuah ember
10-galon. Diameter dalam pipa karet 2 cm, dan berkurang menjadi 0,8 cm pada
ujung keluar nosel (lihat gambar di bawah ini). Jika waktu yang diperlukan 50 s

5
untuk mengisi ember dengan air, tentukan (a) laju aliran volume dan laju aliran
massa air yang melalui pipa karet, dan (b) kecepatan rata-rata air pada ujung
keluar nosel.

Jawab ;
(a) laju aliran volume dan laju aliran massa air 10 gal dalam 50 s, adalah
V 10 gal 3,7854 L
V̇ = = ( ) = 0,757 L⁄s → 1 𝑔𝑎𝑙 = 3,7854 L
∆t 50 s 1 gal
ṁ = ρV̇ = (1 kg⁄L)(0,757 L⁄s) = 0,757 kg⁄s
(b) kecepatan rata-rata air pada ujung keluar nosel
V̇ 0,757 L⁄s 1 m3
Vujung = = ( ) = 15,1 m⁄s
Aujung 0,5027x10−4 m2 1000 L
Luas ujung nosel adalah
Aujung = πrujung 2 = π(0,6 cm)2 = 0,5027 cm2 = 0,5027x10−4 m2
Sehingga ;
0,757 L⁄s 1 m3
Vujung = ( ) = 15,1 m⁄s
0,5027x10−4 m2 1000 L

Prinsip Konservasi Energi


Persamaan konservasi energi untuk sebuah volume atur ketika menjalani
suatu proses dapat diungkapkan seperti :
Total energi Total energi Total energi
melintasi batas dari massa dari massa
( )+( )−( )
sebagai panas 𝑑𝑎𝑛 yang masuk yang keluar
kerja VA VA
Perubahan
= (bersih energi)
dalam VA
atau ; Q − W + ∑ Ein − ∑ Eout = ∆Ecv (5.16)

Jika tidak ada massa yang masuk dan keluar volume atur, maka suku kedua
dan ketiga hilang, sehingga persamaan menjadi persamaan untuk sistem tertutup.

6
Dalam volume atur seperti juga dalam sistem tertutup, dalam interaksinya
dimungkinkan bekerja lebih dari satu bentuk kerja pada waktu yang bersamaan.
Misalnya : kerja listrik, kerja poros untuk sebuah sistem compressibel dan lain-
lain. Dan untuk sebuah volume atur yang diisolasi maka heat transfer adalah nol.

5.5 Kerja Aliran (Flow Work)


Energi yang diperlukan untuk mendorong fluida memasuki volume atur
disebut kerja aliran (flow work atau flow energi). Untuk memperoleh hubungan
kerja aliran, perhatikan elemen fluida dari sebuah volume V, seperti gambar di
samping (Gambar 5.4).

Gambar 5.4 kerja aliran


Fluida pada bagian pangkal akan memaksa elemen fluida memasuki volume atur,
yang disini dilakukan oleh sebuah piston imajiner.
Jika tekanan fluida P dan luas permukaan elemen fluida adalah A, maka
gaya yang bekerja pada elemen fluida.
F =P∙A (5.17)
Untuk mendorong seluruh elemen ke volume atur, gaya menempuh melalui
sebuah jarak L. Sehingga kerja yang dilakukan ketika mendorong elemen fluida
memasuki batas sistem adalah
Wflow = F ∙ L = P ∙ A ∙ L = PV (kJ) (5.18)
atau dalam persatuan massa :
wflow = P ∙ v (kJ⁄kg) (5.19)

Energi Total Aliran


Seperti pada pembahasan sebelumnya, energi total dari sebuah sistem
sederhana fluida kompresibel terdiri dari tiga bagian : energi dalam, kinetik dan
potensial, yang dalam satuan massa :

7
e = u + ke + pe
V2
=u+ + gz (kJ⁄kg) (5.20)
2
dimana V adalah kecepatan dan z adalah ketinggian sistem relatif terhadap titik
acuan.
Fluida yang masuk dan keluar volume atur memiliki bentuk energi
tambahan ---(energi aliran Pv). Sehingga total energi perunit massa dari fluida
yang mengalir adalah :

θ = Pv + e = Pv + (u + ke + pe) (5.21)
Dan kombinasi Pv + u telah didefinisikan sebelumnya sebagai enthalpi, sehingga
persamaan total energinya menjadi :
V2
θ = h + ke + pe = h + + gz (kJ⁄kg) (5.22)
2
Profesor J. Kestin pada tahun 1966 mengatakan bahwa istilah 𝜃 disebut dengan
methalpy.

Pengangkutan Energi Oleh Massa


Notasi θ adalah total energi persatuan massa, total energi aliran fluida
bermassa m adalah mθ dengan ketentuan bahwa sifat massa m adalah uniform.
Juga, ketika aliran fluida dengan sifat yang uniform adalah mengalir pada suatu
laju aliran massa ṁ, laju aliran energi yang mengalir adalah ṁθ.

Jumlah energi yang diangkut :


V2
Emassa = mθ = m (h + + gz) (kJ) (5.23)
2

8
Laju pengangkutan :
V2
Ėmassa = ṁθ = ṁ (h + + gz) (kJ) (5.24)
2
Ketika energi kinetik dan energi potensial aliran fluida diabaikan, maka
persamaan di atas menjadi Emassa = mh dan Ėmassa = ṁh.
Umumnya total energi yang diangkut oleh massa masuk atau keluar kontrol
volum adalah tidak mudah untuk ditentukan karena sifat pada setiap sisi masuk
dan sisi keluar berubah terhadap waktu. Sehingga satu-satunya cara untuk
menentukan pengangkutan energi selama pembukaan sebagai hasil aliran massa
adalah untuk mempertimbangkan elemen kecil δm yang memiliki sifat yang
uniform dan sebagai tambahan total energi selama mengalir.
Sekali lagi, bahwa notasi θ adalah total energi persatuan massa, total energi
sebuah massa fluida yang mengalir δm adalah θδm. Maka total energi yang
diangkut oleh massa yang melalui sisi masuk dan sisi keluar (mi θi dan me θe )
adalah ditentukan dengan pengintegralan. Sebagai contoh, untuk sebuah sisi
masuk;
V2i
Ein,mssa = ∫m θi δmi = ∫m (hi + + gzi ) δmi (5.25)
i i 2

Contoh Soal :
Uap air meninggalkan suatu panci masak cepat 4-L, tekanan operasi adalah 150
kPa. Di amati bahwa jumlah cairan dalam panci masak berkurang 0,6 L dalam 40
menit setelah kondisi operasi betul-betul stedi, dan luas saluran keluar adalah 8
mm2 . Tentukan (a) laju aliran massa uap air dan kecepatan sisi keluar, (b) total
energi dan laju energi uap air per satuan massa, dan (c) laju pada mana energi
meninggalkan yang panic masak melalui uap air.
Penyelesaian :
Asumsi 1. Aliran stedi, dan memulai periode pertama diabaikan. 2. Energi kinetik
dan energi potensial diabaikan, dan seperti itu mereka tidak dipertimbangkan. 3
kondisi saturasi dalam panci masak terus-menerus sehingga uap air meninggalkan
panic pemasak sebagai uap jenuh pada tekanan panci masak.

9
Propertiies : Cairan yang diuapkan dan uap air pada 150 kPa adalah vf =
0,001053 m3 ⁄kg , vg = 1,1594 m3 ⁄kg , ug = 2519,2 kJ⁄kg , hg =
2693,1 kJ⁄kg (Tabel A. 5)
Analisa :
(a) Laju aliran massa uap air dan kecepatan sisi keluar adalah
∆vliquid 0,6L 1m3
m= = ( ) = 0,570kg
vf 0,001053 m3 ⁄kg 1000L
m 0.570kg
ṁ = = = 0,0142 kg⁄menit = 2,37 × 10−4 kg⁄s
∆t 40 menit
ṁ ṁvg (2,37 × 10−4 kg⁄s)(1,1594 m3 ⁄kg)
V= = = = 34,3 m⁄s
ρg A C AC 8 × 10−6 m2
(b) Dicatat bahwa h = u + Pv dan bahwa energi kinetik dan energi potensial
diabaikan, total energi dan laju energi uap air per satuan massa adalah
ealiran = PV = h − u = 2693,1 − 2519,2 = 173,9 kJ⁄kg
θ = h + ke + pe ≅ h = 2693,1 kJ⁄kg
(c) laju pada mana energi meninggalkan yang panci masak melalui uap air
adalah
𝐸̇𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑚̇𝜃 = (2,37 × 10−4 kg⁄s)(2693,1 kJ⁄kg) = 0,638 kJ⁄s
= 0,638kW

10

Anda mungkin juga menyukai