Anda di halaman 1dari 23

ENTALPI

REAKSI
KIMIA
KIMIADASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK-UNIVERSITAS NUSA CENDANA
ENTALPI REAKSI
KIMIA
• Pada bagian ini Anda akan melihat bagaimana hukum pertama termodinamika
dapat diterapkan untuk proses yang dilakukan pada keadaan yang berbeda.
• Secara spesifik, akan dipertimbangkan dua situasi yang paling umum dijumpai di
laboratorium, yaitu:
- volume yang diterapkan pada sistem dipertahankan tetap
- tekanan yang diterapkan pada sistem dipertahankan tetap.

Jika reaksi kimia dijalankan pada volume tetap, maka ΔV = 0 dan tidak ada kerja P-V
yang akan dihasilkan dari perubahan ini.

ΔE = q - PΔV = qv
Catatan : Subskrip "v" ditambahkan untuk mengingatkan bahwa ini adalah proses pada
volume tetap. Kesetaraan ini mungkin tampak aneh pada awalnya, karena
ditunjukkan sebelumnya bahwa q bukan fungsi keadaan. Proses ini
dilakukan dalam keadaan volume tetap, bagaimanapun, sehingga perubahan
kalor hanya dapat memiliki satu nilai spesifik, yang sama dengan ΔE.
ENTALPI
• Keadaan volume tetap sering merepotkan dan kadang-kadang mustahil untuk dicapai.
• Kebanyakan reaksi terjadi dalam keadaan tekanan tetap (biasanya tekanan atmosfer).
• Jika suatu reaksi menghasilkan peningkatan jumlah mol gas, maka sistem melakukan
kerja pada lingkungan (ekspansi). Hal ini mengikuti fakta bahwa untuk gas yang
terbentuk memasuki atmosfer, harus mendorong kembali udara disekitarnya.
• Sebaliknya, jika molekul gas lebih banyak yang dikonsumsi daripada yang diproduksi,
kerja dilakukan pada sistem oleh lingkungan (kompresi). Akhirnya, tidak ada kerja yang
dilakukan jika tidak ada perubahan dalam jumlah mol gas dari reaktan menjadi produk.

Secara umum, untuk proses tekanan tetap dapat ditulis:

ΔE = q + w

= qp - PΔV

qp = ΔE + PΔV

dimana subskrip "p" menunjukkan keadaan tekanan tetap.


LANJT.
• fungsi termodinamika yang baru dari sistem yang disebut entalpi
(H), yang didefinisikan oleh persamaan:

H = E + PV

di mana E adalah energi dalam sistem,


P adalah tekanan dan
V adalah volume sistem
Karena E dan PV memiliki satuan energi, entalpi juga memiliki satuan
energi. Selanjutnya, E, P, dan V adalah fungsi keadaan, yaitu bahwa,
perubahan (E + PV) hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir. Ini mengikuti, karena itu, bahwa perubahan H, atau ΔH, juga
tergantung hanya pada keadaan awal dan akhir.
Dengan demikian, H adalah fungsi keadaan.
LANJT.
• Untuk setiap proses, perubahan entalpi diberikan oleh:

ΔH = ΔE + Δ(PV)

Jika tekanan dipertahankan tetap, maka

ΔH = ΔE + PΔV

• Membandingkan Persamaan ini dengan Persamaan sebelumnya, dapat dilihat bahwa


untuk proses tekanan tetap,
qp = ΔH
• Sekali lagi, meskipun q bukan fungsi keadaan, perubahan kalor pada tekanan tetap sama
dengan ΔH karena "jalan/proses yang dilalui" didefinisikan demikian dan oleh karena itu
hanya dapat memiliki nilai tertentu.
• Sekarang didapat dua kuantitas [ΔE dan ΔH] yang dapat dikaitkan dengan reaksi kimia.
Jika reaksi terjadi pada keadaan volume tetap, maka perubahan kalor (qv), sama dengan
ΔE. Di sisi lain, ketika reaksi dilakukan pada tekanan tetap, perubahan kalor (qp), sama
dengan ΔH.
ENTALPI REAKSI
• Karena sebagian besar reaksi adalah proses pada tekanan tetap, dapat disamakan perubahan
kalor dalam kasus ini dengan perubahan entalpi
(q = ΔH).
• Untuk beberapa reaksi dengan jenis:

reaktan → produk

• dapat didefinisikan perubahan entalpi yang disebut entalpi reaksi (ΔH), sebagai perbedaan antara
entalpi produk dan entalpi reaktan:

ΔH = H(produk) - H(reaktan)

• Entalpi reaksi dapat bertanda positif atau bertanda negatif, tergantung pada proses.
• Untuk proses endotermik (kalor diserap oleh sistem dari lingkungan), ΔH bertanda positif (ΔH >
0).
• Untuk proses eksoterm (kalor yang dilepaskan oleh sistem ke lingkungan), ΔH bertanda negatif
(ΔH < 0).
LANJT.
• Sebuah analogi untuk perubahan entalpi adalah perubahan dalam saldo rekening bank. Misalkan
saldo awal rekening adalah Rp10.000. Setelah transaksi (deposit atau penarikan), perubahan
saldo bank (ΔX) diberikan oleh persamaan:
ΔX = X(akhir) - X(awal)
di mana X merupakan saldo bank.
• Jika deposit Rp8.000 ke rekening, maka saldo akhir rekening adalah Rp18.000, sehingga ΔX =
18.000 - 10.000 = + 8.000.
• Hal ini terkait dengan reaksi endoterm. (Peningkatan kesetimbangan dan begitu juga entalpi
sistem).
• Di sisi lain, jika penarikan Rp 6.000, maka saldo akhir rekening adalah Rp4.000, sehingga ΔX
= 4000 - 10.000 = - 6.000.
• Tanda negatif ΔX berarti saldo rekening mengalami penurunan. Demikian pula, nilai negatif dari
ΔH mencerminkan penurunan entalpi sistem sebagai hasil dari proses eksoterm.
• Perbedaan antara analogi ini dan Persamaan sebelumnya adalah bahwa saldo bank selalu dapat
diketahui dengan tepat, tetapi tidak ada cara untuk mengetahui nilai entalpi produk dan reaktan.
Dalam prakteknya, hanya dapat digukur perbedaan atau selisih antara nilai-nilai dari perubahan
tersebut.
• Sekarang dapat diterapkan ide perubahan entalpi untuk dua proses yang umum dijumpai,
pertama melibatkan perubahan fisika dan kedua perubahan kimia.
PERSAMAAN
TERMOKIMIA

Pada suhu 0°C dan tekanan 1 atm, es mencair membentuk cairan. Pengukuran menunjukkan
bahwa untuk per mol es yang dikonversi menjadi air pada keadaan ini kalor sebesar 6,01
kilojoule (kJ) diserap oleh sistem (es). Karena tekanan tetap, perubahan kalor adalah sama
dengan perubahan entalpi (ΔH). Proses ini adalah proses endotermik, seperti yang diharapkan
untuk perubahan kalor dari pencairan es [Gambar di atas]. (a) 1 mol es mencair pada suhu 0°C
(proses endoterm) menghasilkan peningkatan entalpi dalam sistem 6,01 kJ. (b) Pembakaran 1
mol metana dalam gas oksigen (proses eksoterm) menghasilkan penurunan entalpi dalam sistem
890,4 kJ. Bagian (a) dan (b) tidak dibuat pada skala yang sama.
LANJT.
Oleh karena itu, ΔH adalah besaran positif. Persamaan untuk
perubahan fisika ini

H₂O(s) → H₂O(l) ΔH = 6,01 kJ/mol

Istilah "per mol" pada satuan untuk ΔH berarti bahwa ini


adalah perubahan entalpi per mol reaksi (atau proses) seperti
yang tertulis; yaitu, ketika 1 mol es dikonversi menjadi 1 mol
air.
LANJT.
Sebagai contoh lain, pertimbangkan
pembakaran metana (CH₄), komponen
utama dari gas alam:
CH₄(g) + 2O₂(g) → CO₂(g) + 2H₂O(l) ΔH = -
890,4 kJ/mol
Dari pengalaman diketahui bahwa
pembakaran melepaskan kalor gas alam ke
lingkungan, sehingga merupakan proses
eksoterm. Pada keadaan tekanan tetap
perubahan kalor ini adalah sama dengan
perubahan entalpi dan ΔH harus memiliki
tanda negatif [Gambar sebelumnya (b)].
LANJT.
Sekali lagi, satuan per mol reaksi untuk ΔH berarti bahwa ketika
1 mol CH₄ bereaksi dengan 2 mol O₂ menghasilkan 1 mol
CO₂ dan 2 mol H₂O, 890,4 kJ energi kalor dilepaskan ke
lingkungan. Hal ini penting untuk diingat bahwa nilai ΔH tidak
merujuk pada reaktan atau produk tertentu. Ini hanya berarti
bahwa nilai ΔH dikutip mengacu pada semua jenis reaksi dalam
jumlah molar. Dengan demikian, faktor konversi berikut dapat
dibuat:

Mengekspresikan ΔH dalam satuan kJ/mol (bukan hanya kJ)


sesuai dengan konvensi standar; manfaatnya akan menjadi jelas
ketika dilanjutkan dengan pelajaran tentang termodinamika.
PEDOMAN DALAM MENULIS DAN
MENAFSIRKAN PERSAMAAN TERMOKIMIA

1. Saat menulis persamaan termokimia, harus selalu


ditentukan keadaan fisika dari semua reaktan dan
produk, karena dapat membantu dalam menentukan
perubahan entalpi yang sebenarnya. Misalnya, dalam
persamaan untuk pembakaran metana, jika ditunjukkan
air dalam bentuk uap dan bukan air dalam bentuk cair
sebagai produk, maka
CH₄(g) + 2O₂(g) → CO₂(g) + 2H₂O(g) ΔH = -802,4 kJ/mol
perubahan entalpi adalah -802,4 kJ bukan -890,4 kJ
karena 88,0 kJ diperlukan untuk mengkonversi 2 mol
air menjadi uap air;
H₂O(l) → H₂O(g) ΔH = -88,0 kJ/mol
LANJT.
2. Jika dikalikan kedua sisi dari persamaan termokimia
dengan faktor n, maka ΔH juga harus berubah
dengan faktor yang sama. Kembali ke mencairnya es
H₂O(s) → H₂O(l) ΔH = + 6,01 kJ/mol
Jika dikalikan persamaan seluruhnya dengan 2; yaitu, jika
ditetapkan n = 2, maka
2H₂O(s) → 2H₂O(l) ΔH = + 12,02 kJ/mol
LANJT.
3. Jika persamaan dibalik, dapat diubah peran reaktan dan
produk. Akibatnya, besarnya ΔH untuk persamaan
tetap sama, tetapi terjadi perubahan tandanya.
Misalnya, jika reaksi mengkonsumsi energi panas
dari lingkungan (yaitu, proses endoterm), maka reaksi
balik harus melepaskan energi panas kembali ke
lingkungan (yaitu, proses eksoterm) dan persamaan
perubahan entalpi juga harus diubah tandanya.
Dengan demikian, jika reaksi mencairnya es
dibalik, persamaan termokimia menjadi
H₂O(l) → H₂O(s) ΔH = - 6,01 kJ/mol
dan proses endoterm menjadi eksoterm, dan sebaliknya.
CONTOH:
Perhatikan persamaan termokimia
2SO₂(g) + O₂(g) → 2SO₃(g) ΔH = -198,2 kJ/mol
Hitung perubahan kalor ketika 87,9 g SO₂ (massa molar = 64,07
g/mol) dibakar menjadi SO₃.
Strategi:
Persamaan termokimia menunjukkan bahwa untuk setiap 2 mol
SO₂ yang bereaksi, 198,2 kJ kalor yang dilepaskan (perhatikan
tanda negatif). Oleh karena itu, faktor konversinya

Berapa mol SO₂ ada dalam 87,9 g SO₂? Apa faktor konversi
antara gram dan mol?
PENYELESAIAN:
Pertama perlu menghitung jumlah mol SO₂ dalam 87,9 g senyawa dan
kemudian menemukan jumlah kilojoule yang dihasilkan dari reaksi
eksoterm. Urutan konversi adalah sebagai berikut:
gram SO₂ → mol SO₂ → kilojoule kalor yang dihasilkan
Oleh karena itu, perubahan entalpi untuk reaksi ini diberikan oleh:

dan kalor yang dilepaskan ke lingkungan adalah 136 kJ.


Periksa
Karena 87,9 g kurang dari dua kali massa molar SO₂ (2 x 64,07 g) seperti
yang ditunjukkan dalam persamaan termokimia sebelumnya,
diharapkan kalor yang dilepaskan lebih kecil dari 198,2 kJ.
LATIHAN
Hitunglah kalor yang dilepaskan ketika 266g fosfor putih (P4)
dibakar di udara menurut persamaan :
P4(s) + 5O2(g) → P4O10(s) H=-3013kJ
PERUBAHAN H DAN E
Untuk mengetahui hubungan antara ΔH dan ΔE untuk suatu
proses, perhatikan reaksi antara logam natrium dan air:
2Na(s) + 2H₂O(l) → 2NaOH(aq) + H₂(g) ΔH = -367,5 kJ/mol
Persamaan termokimia ini menyatakan bahwa ketika dua mol
natrium bereaksi dengan air berlebih, 367,5 kJ kalor
dilepaskan. Perhatikan bahwa salah satu produk adalah gas
hidrogen, yang harus didorong kembali ke udara masuk
atmosfer. Akibatnya, beberapa dari energi yang dihasilkan
oleh reaksi digunakan untuk melakukan kerja mendorong
kembali volume udara (ΔV) terhadap tekanan atmosfer (P)
(Gambar 6.7). Untuk menghitung perubahan energi dalam,
dapat diatur ulang Persamaan sebagai berikut:
ΔE = ΔH - PΔV
GAMBAR 6.7

(a) segelas air P di dalam silinder dilengkapi dengan piston bergerak.


tekanan di dalam sama dengan tekanan atmosfer. (b) logam natrium
bereaksi dengan air, gas hidrogen yang dihasilkan mendorong piston ke
atas (melakukan kerja pada lingkungan) sampai tekanan dalam sama
dengan tekanan luar.
LANJT.
Jika diasumsikan suhu menjadi 25°C dan mengabaikan perubahan kecil dalam volume
larutan, maka dapat ditunjukkan bahwa volume 1 mol gas H₂ pada 1,0 atm dan 298 K
adalah 24,5 L, sehingga - PΔV = -24,5 L.atm atau -2,5 kJ. Akhirnya,
ΔE = -367,5 kJ/mol - 2,5 kJ/mol
= -370,0 kJ/mol
Perhitungan ini menunjukkan bahwa ΔE dan ΔH yang kurang lebih sama. Alasan ΔH
lebih kecil dari ΔE adalah bahwa beberapa energi dalam dilepas digunakan untuk
melakukan kerja ekspansi gas, sehingga lebih sedikit kalor yang dilepas. Untuk reaksi
yang tidak melibatkan gas, ΔV biasanya sangat kecil dengan begitu ΔE secara praktis
sama dengan ΔH.
Cara lain untuk menghitung perubahan energi dalam dari reaksi gas adalah dengan
mengasumsikan perilaku gas ideal dan suhu tetap. Pada kasus ini,
ΔE = ΔH - Δ(PV)
= ΔH - Δ(nRT)
= ΔH - RTΔn
di mana Δn didefinisikan sebagai:
Δn = jumlah mol gas produk - jumlah mol gas reaktan
CONTOH
Hitung perubahan energi dalam jika 2 mol CO diubah menjadi
2 mol CO₂ pada 1 atm dan 25°C:
2CO(g) + O₂(g) → 2CO₂(g) ΔH = -566,0 kJ/mol
Strategi
Diketahui perubahan entalpi (ΔH) untuk reaksi dan diminta
untuk menghitung perubahan energi dalam (ΔE). Oleh karena
itu, perlu diterapkan persamaan (6.10). Berapakah perubahan
jumlah mol gas? ΔH diberikan dalam kilojoule, jadi apa
satuan yang harus digunakan untuk R?
PENYELESAIAN:
Dari persamaan kimia dapat dilihat bahwa 3 mol gas diubah menjadi 2
mol gas sehingga
Δn = jumlah mol gas produk - jumlah mol gas reaktan
=2-3
= -1
gunakan 8,314 J/K mol untuk R dan T = 298 K dalam persamaan
sebelumnya, kita dapatkan
ΔE = ΔH - RTΔn
= -566,0 kJ/mol - (8,314 J/K mol)(1kJ/1000J)(298K)(-1)
= -563,5 kJ/mol

Periksa
Diketahui bahwa sistem gas bereaksi mengalami kompresi (3 mol
menjadi 2 mol), adalah masuk akal diperoleh nilai ΔH > ΔE?
LATIHAN:
Berapa E pembentukan 1 mol CO yang dilakukan pada
tekanan 1 atm dan suhu 25oC
C (grafit) + ½ O2 → CO(g) H=-110.5kJ

Selamat Belajar dan Sukses buat Kita Semua

Anda mungkin juga menyukai