Oleh :
Oleh :
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Perancangan Bangunan Pengolahan Air Buangan Industri Minuman Ringan sesuai waktu
yang ditentukan dengan baik dan tepat waktu.
Tugas perencanaan ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam
kurikulum program studi S-1 Teknik Lingkungan dan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik Lingkungan di Fakultas Teknik UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Adapun tujuan tugas perencanaan ini adalah untuk mempelajari mahasiswa dalam
menerapkan ilmu yang didapatkan untuk diaplikasikan di lapangan sesuai dengan teori yang
didapatkan selama perkuliahan sehingga dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi
penyusun. Tugas perencanaan ini dapat tersusun atas kerja sama dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
4. Bapak Abdus Jawwad, ST., MSc. Selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dalam penyusunan laporan ini.
Kami berharap semoga penulisan laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.
Kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk laporan ini. Penyusunan laporan ini
dilakukan dengan semaksimal mungkin, akan tetapi penyusun juga menyadari laporan ini
tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu, kami tim penyusun mohon maaf jika ada kesalahan
dalam penulisan laporan ini.
Tim Penyusun
PENDAHULUAN
Industri minuman ringan menghasilkan limbah cair yang merupakan hasil dari
pengolahan. Perlu diketahui limbah cair yang dihasilkan industri minuman ringan memiliki
karakteristik BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak, dan dengan pH 10 (Indriyanti, Susanto
Joko. 2009).
Pada tugas “Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan” ini proses pengolahan
dilakukan terhadap bahan buangan yang bersifat cair (air buangan) yang berasal dari industri
minuman ringan. Selain itu, juga digunakan peraturan yang berlaku untuk dijadikan acuan
baku mutu dalam menurunkan beban pencemar. Baku mutu air limbah industri minuman
ringan diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku
Mutu Air Limbah. Untuk memenuhi baku mutu yang diatur, air limbah dengan debit 500
m3/hari (5,497 l/s ~ 5,5 l/s) perlu diolah dengan unit pengolahan yang sesuai untuk
menurunkan kadar parameter pencemar yang terkandung di dalamya. Pemilihan unit
didasarkan pada kemampuan unit tersebut dalam menyisihkan beban pencemar air limbah cair
industri minuman ringan.
1.2.1 Maksud
1. Menentukan dan merencanakan jenis pengolahan air buangan industri minuman ringan
yang sesuai berdasarkan pertimbangan karakteristik air buangan dan hal-hal yang
terkait di dalamnya termasuk layout serta pengoperasiannya.
2. Merancang diagram alir proses pengolahan air limbah industri minuman ringan,
dimana diharapkan dari keseluruhan bangunan memiliki keterkaitan untuk
memperoleh suatu kualitas air buangan yang sesuai standar baku yang telah
ditentukan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari tugas perencanaan pengolahan air buangan adalah untuk merencanakan
bangunan pengolahan air buangan industri minuman ringan yang mempunyai karakteristik
limbah di atas baku mutu agar sesuai dengan standar baku mutu yang diterapkan dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.
Ruang Lingkup dari perencanaan bangunan pengolahan air buangan ini meliputi:
TINJAUAN PUSTAKA
Air buangan merupakan kombinasi dari cairan dan sampah-sampah (Metcalf and
Eddy, 1991). Air buangan merupakan cairan yang telah dibuang yang berasal dari rumah
tangga, industri, layanan kesehatan, tempat pendidikan, dan tempat-tempat umum lainnya. Air
buangan pada umumnya mengandung bahan-bahan pencemar yang berbahaya. Bahan
berbahaya yang terkandung dalam air buangan mampu menggaanggu kesehatan makhluk
hidup dan kelestarian lingkungan.
d. pH
Konsentrasi ion hidrogen atau yang biasa disebut derajat keasaman (pH)
merupakan parameter yang pernting baik untuk air maupun air limbah. pH memiliki
definisi logaritma negatif pada konsentrasi ion hidrogen.
pH = - log10 [H+]
Rentang pH yang cocok untuk keberadaan kehidupan biologis yang paling
sesuai adalah 6-9. Air limbah dengan pH yang ekstrim sulit untuk pengolahan secara
biologis dan jika tidak dilakukan penetralan pH sebelum air limbah diolah akan
menubah kondisi di perairan alami. (Metcalf- Eddy,”Wastewater Engineering
Treatment and Reuse 4th edition, hal 57)
pH air buangan Industri Minuman Ringan ini adalah 9,8, sedangkan baku mutu
yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan adalah dalam batas 6-9. (Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014).
b. Screen
Unit pengolahan pertama yang biasa digunakan pada proses pengolahan air
buangan adalah screening. Screen merupakan sebuah alat berongga yang memiliki
ukuran seragam yang digunakan untuk menahan padatan yang ada pada influent air
(a) (b)
Gambar 2.1 Bar Screen dengan pembersihan manual (a) dan mekanik (b)
Rumus yang digunakan pada unit pengolahan ini adalah sebagai berikut:
Tinggi Bar Screen
Hsal = Hair + Freeboard
dengan:
Hsal = tinggi saluran (m)
Dimensi Bar Screen
P
h
Θ
x
Panjang kisi (P)
h
P=
sinθ
X =P× cosθ
dengan:
θ = sudut kemiringan kisi
h = tinggi bar screen (m)
x = jarang kemiringan kisi (m)
Jumlah kisi
Ws = n.d + (n+1) r
dengan:
Ws = lebar saluran (m)
n = jumlah kisi
d = lebar kisi (m)
r = jarak antar kisi (m)
b. Netralisasi
Air buangan industri dapat bersifat asam atau basa/alkali, maka sebelum
diteruskan ke badan air penerima atau ke unit pengolahan secara biologis dapat
optimal. Pada sistem biologis ini perlu diusahakan supaya pH berbeda diantara nilai
6,5-8,5. Sebenarnya pada proses biologis tersebut kemungkinan akan terjadi netralisasi
sendiri dan adanya suatu kapasitas buffer yang terjadi karena ada produk CO 2 dan
bereaksi dengan kaustik dan bahan asam.
Larutan dikatakan asam bila : H+ > H- dan pH < 7
Larutan dikatakan netral bila : H+ = H- dan pH = 7
Larutan dikatakan basa bila : H+ < H- dan pH > 7
Ada beberapa cara menetralisasi kelebihan asam dan basa dalam limbah cair,
seperti :
- Pencampuran limbah.
- Melewatkan limbah asam melalui tumpukan batuk apur.
- Pencampuran limbah asam dengan Slurry kapur.
- Penambahan sejumlah NaOH, Na2 CO3 atau NH4OH ke limbah asam.
- Penambahan asam kuat (H2SO4,HCl) dalam limbah basa.
- Penambahan CO2 bertekanan dalam limbah basa.
- Pembangkitan CO2 dalam limbah basa.
Adapun prinsip pencampuran di dalam bak netralisasi seperti pada gambar di
bawah ini.
1) Mengalirkan air limbah yang bersifat asam pada media batu kapur
Teknik ini merupakan teknik yang menggunakan sistem aliran ke bawah atau ke
atas. Kecepatan hidrolik maksimum yang dapat digunakan untuk sistem aliran ke
bawah adalah 1 gal/min.ft2 (4,07 x 10-2 m3/min.m2) dengan konsentrasi larutan asam
yang dapat diolah dibatasi pada 0,6% H2SO4. Kehadiran Asam Sulfat (H2SO4)
berfungsi untuk menghambat proses pelapisan pada butiran kapur yang sarat akan
bahan CaSO4 & CO2, sehingga proses netralisasi dapat berjalan secara maksimal.
Larutan yang lebih pekat akan membutuhkan waktu tinggal yang lebih lama guna
menghasilkan proses netralisasi yang maksimal. Untuk aliran ke atas, kecepatan
hidraulic loading dapat ditingkatkan karena hasil dari reaksi dijaga sebelum adanya
pengendapan. Karena pengaturan tingkat keasaman (pH) pada sistem ini sangat
bergantung pada kedalaman batuan, maka sistem ini hanya dapat digunakan pada air
buangan yang memiliki debit yang relatif konstan. Sistem ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Karena distribusi aliran pada bak persegi ini sangat kritis, salah satu inlet didesain untuk
(Metcalf & Eddy, 2003) :
a. Lebar saluran inlet dengan inlet limpahan.
b. Saluran inlet dengan port dan orifice,
c. Saluran inlet dengan lebar bukaan dan slotted baffles
2) Circular
Pada tangka circular pola aliran adalah berbentuk aliran radial. Pada tengah-tengah
tangka, air limbah masuk dari sebuah sumur sirkular yang didesain untuk mendistribusikan
aliran ke semua bangunan ini. Diameter dari tengah-tengah sumur biasanya antara 15-20%
dari diameter total tangka dan range dari 1-2,5 meter dan harus mempunyai energi tangensial
(Metcalf & Eddy, 2003)
Kriteria – kriteria yang diperlukan untuk menentukan ukuran bak sedimentasi adalah :
Surface Loading (beban permukaan), kedalaman bak, dan waktu tinggal. Nilai waktu tinggal
merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bak dengan kecepatan seragam yang sama
dengan aliran rata-rata per hari (Metcalf & Eddy, 2003)
Profil hidrolis adalah upaya penyajian secara grafis “hidrolik grade line” dalam
instalasi pengolahan atau menyatakan elevasi unit pengolahan (influeneffluen) dan perpipaan
untuk memastikan aliran air mengalir secara gravitasi, untuk mengetahui kebutuhan pompa,
dan untuk memastikan tingkat terjadinya banjir atau luapan air akibat aliran balik. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam membuat profil hidrolis adalah sebagai berikut :
Jika tinggi muka air bangunan sesudah intake ini lebih tinggi dari tinggi muka air sumber,
maka diperlukan pompa di intake untuk menaikkan air.
Sumber air buangan dari industri minuman ringan mempunyai debit (Q) = 500
m3/hari. Sedangkan data karakteristik parameter kualitas air buangan yang dikeluarkan oleh
industri tercantum pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Data Karakteristik Limbah Industri Minuman Ringan
No Parameter Kadar
1 BOD 700 mg/L
2 TSS 420 mg/L
3 pH 9,8
4 Minyak dan Lemak 17 mg/L
Proses pengolahan air limbah ini dilakukan untuk memenuhi standart kualitas baku
mutu air buangan dengan effluent berdasarkan standard baku mutu yang ditetapkan melalui
Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu limbah cair
untuk limbah industri minuman ringan tercantum pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Baku Mutu Air Buangan
No Parameter Kadar
1 BOD 60 mg/L
2 TSS 36 mg/L
3 pH 6-9
4 Minyak dan Lemak 7,2 mg/L
Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah
Untuk rangkaian proses pengolahan ditunjukkan dalam diagram alir di bawah ini
Intake
Screening
Grease Minyak
Trap Lemak
Sludge Activate
BOD, TSS
Drying Bed Sludge
1. Saluran pembawa
Fungsi : Untuk menyalurkan air limbah dari proses produksi ke proses pengolahan
2. Screen
Fungsi : Untuk Menyaring benda padat pada air limbah penyamakan kulit (potongan
kulit, bulu kulit)
Kelebihan : desain mudah dan murah
Kekurangan : karena screen yang digunakan berupa bar screen tipe coarse dan fine,
maka pembersihan dilakukan secara manual oleh tenaga manusia.
3. Bak Ekualisasi dan Netralisasi
Fungsi : mencegah terjadinya shock loading, pengadukan, mengatur pH
Kelebihan :
Kekurangan :
4. Grease Trap
Fungsi : membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak tidak
menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat
Kelebihan : alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan grease trap tidak
mahal dan mudah didapatkan, proses pengolahan limbah cair ke dalam grease trap
tidak rumit, dapat menangkal kotoran seperti sisa makanan, lemak dan minyak pada
limbah air bekas cucian piring
Kekurangan : minyak yang tertampung tidak semuanya bisa dikeluarkan melalui
selang aquarium,metode pengolahan limbah cair ini masih sangat sederhana yaitu
hanya dapat menangkal kotoran seperti padatan, lemak dan minyak...
7. Activated Sludge (konvensional)
Fungsi : menghilangkan padatan organik
Kelebihan : daya larut oksigen dalam air limbah tinggi, efisiensi tinggi, mudah di
aplikasikan karena menggunakan mix mikroorganisme, maintenance dapat dilakukan
secara langsung karena dapat terlihat dari warna air.
Kekurangan : membutuhkan luas lahan yang lebih besar, pengawasan yang lebih ketat,
membutuhkan energi yang besar sehingga biayanya jg besar, membutuhkan operator
untuk mengatur massa mikroba dalam reaktor, menghasilkan lumpur
8. Clarifier
3.3.2 Alternatif 2
Untuk rangkaian proses pengolahan ditunjukkan dalam diagram alir di bawah ini.
Intake
Screening
Ekualisasi & pH
Netralisir
DAF Minyak
Lemak
Koagulasi
Flokulasi
Sludge Activate
BOD
Drying Bed Sludge
Badan Air
1. Saluran pembawa
Fungsi : Untuk menyalurkan air limbah dari proses produksi ke proses pengolahan
2. Screen
Fungsi : Untuk Menyaring benda padat pada air limbah penyamakan kulit (potongan
kulit, bulu kulit)
Kelebihan : desain mudah dan murah
Kekurangan : karena screen yang digunakan berupa bar screen tipe coarse dan fine,
maka pembersihan dilakukan secara manual oleh tenaga manusia.
3. Bak Ekualisasi dan Netralisasi
Fungsi : mencegah terjadinya shock loading, pengadukan, mengatur pH
Kelebihan :
Kekurangan :
4. DAF
Fungsi : membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak tidak
menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat
Kelebihan : alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan grease trap tidak
mahal dan mudah didapatkan, proses pengolahan limbah cair ke dalam grease trap
tidak rumit, dapat menangkal kotoran seperti sisa makanan, lemak dan minyak pada
limbah air bekas cucian piring
Kekurangan : minyak yang tertampung tidak semuanya bisa dikeluarkan melalui
selang aquarium,metode pengolahan limbah cair ini masih sangat sederhana yaitu
hanya dapat menangkal kotoran seperti padatan, lemak dan minyak.
5. Koflok
Fungsi : mengubah partikel tersuspensi dalam air baku yang tidak bisa mengendap
menjadi mudah mengendap menggunakan bahan kimia
Kelebihan : lebih cepat, efektif, dan efisien dalam menghilagkan padatan tersuspensi,
koagulan PAC mampu membentuk dan mengendapkan flok dengan cepat
Kekurangan : pemilihan jenis koagulan dan kadar optimumnya membutuhkan studi
laboratorium atau pilot plant (jar test).
6. Bak Pengendap I
Fungsi : mengendapkan flok dari proses flokulasi
3.3.3 Alternatif 3
Untuk rangkaian proses pengolahan ditunjukkan dalam diagram alir di bawah ini
Screening
Ekualisasi &
Netralisir
pH
Activate BOD,TSS
Sludge
Sludge
Drying Bed
Clarifier TSS
Badan Air
a) Saluran Pembawa
Input Output
Saluran Pembawa
Industrial Process Screen
b) Screen
Input Output
Screen
Saluran Pembawa Bak Ekualisasi
Input Ouput
Bak Ekualisasi dan
Netralisasi
Screen Dissolved Air Flotation
Input Output
Dissolved Air Flotation
Bak Ekualisasi Activate Sludge
e) Activate Sludge
Removal :
- BOD : 90-97%
- TSS : 87-93%
(Sumber : Syed R. Qasim. 1985. hal 66)
Input Output
Activate Sludge
DAF Bak Pengendap II
1 BOD 700 95 35 75
3 TSS 210 90 21 60
f) Clarifier
Removal :
- TSS : 60-80%
(Sumber : Metcalf & Eddy, WWET Disposal, and Reuse 4th edition hal. 396)
Input Output
Clarifier
Activate Sludge Badan Air
TEKNIK LINGKUNGAN UPN
VETERAN JATIM
35
Tabel 4.6 Neraca Massa Bak Pengendap II 35
1 BOD 35 - 35 75
3 TSS 21 70 6,3 60
1. Kriteria Perencanaan
Freeboard = 5 % - 30%
Keceptan Aliran (v) = 0,3 – 0,6 m/s
(Sumber : (Metcalf & Eddy, 2003) WasteWater Engineering Treatment & Reuse
Fourth Edition. Halaman 316)
2. Data Perencanaan
Debit (Q) = 500 m3/hari = 0,006 m3/s
Kecepatan Aliran = 0,4 m/s
Panjang Pipa (L) =4m
Freeboard = 20%
Koefisien Kekasaran ( C ) = 120 (Hazen Wlliams, PVC)
Saluran tertutup dengan menggunakan Pipa
3. Perhitungan
a. Luas Permukaan (A)
3
m
)Q(
s
A=
m
v( )
s
m3
0,006( )
s 3
¿ ¿ 0 , 015 m
m
0,4 ( )
s
b. Diameter Pipa (D)
( )
2
D
A ¿ π×
2
¿
√( 4 × A m3
π )
¿ (√ 4 ×0,015
3,14 )
¿ 0.138 m
v=
m3
s
Q ( )
Am
Q
¿
( )
2
D
π×
2
0,006
¿
( )
2
0,13
π×
2
=0,452 -> memenuhi
d. Headloss saluran pembawa
(Persamaan Hazen Williams pada (Simpson et al., 1994))
10,675× L×Q 1,852
Hf = 1,852 4,8704
C ×D
1,852
10,675× 4 × 0,006
= 1,852 4,8704
120 × 0,13
= 0,0095 m
e. Slope Pipa
Hf
S¿
L
0,0095
¿
4
¿ 0,0023 m/m
Resume
a. Saluran Pembawa
Saluran menggunakan pipa PVC
Diameter pipa = 130 mm = 0,13 cm
Panjang Saluran =4m
Hf = 0,0095 m
Slope = 0,0023 m/m
1. Kriteria Perencanaan
Lebar kisi (d) = 5 – 15 mm
Jarak antar kisi = 25 – 50 mm
Kecepatan = 0,3 – 0,6 m/s
Kemiringan kisi = 30 – 45 Derajat
Headloss (Hf) = < 152,4 mm
(Sumber : (Metcalf & Eddy, 2003), WasteWater Engineering Treatment & Reuse
Fourth Edition. Halaman 316)
Koef saat non cloging (c) = 0,7
Koef saat clogging (Cc) = 0,6
(Sumber : (Metcalf & Eddy, 2003) WasteWater Engineering Treatment & Reuse
Fourth Edition. Halaman 320)
2. Data Perencanaan
Menggunkan bar screen manual
Kecepatan Aliran (v) = 0,4 m/s
Debit air limbah = 500 m3/hari = 0,006 m3/s
Freeboard (Fb) = 20 %
Lebar kisi (d) = 15 mm = 0,015 m
Jarak antar kisi (r) = 30 mm = 0,03 m
Lebar bak kontrol (Ws) = 0,2 m
Kedalaman bak kontrol = 0,2 m
Freeboard = 20 %
Kemiringan = 45º
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
3. Perhitungan
a. Menghitung Bak Kontrol
1) Mengitung Volume Bak
T (waktu detensi, asumsi) = 2 detik
(untuk menghindari ada endapan yang menyebabkan penyumbatan)
H (asumsi) = 0,2 m = 30 cm
V ¿Q ( )
m3
s
× T ( s)
¿ 0 , 0 06 ×2
= 0,012 m3
2) Menghitung Dimensi Bak
Diasumsikan :
L=2 W
H=0 ,2 m
V ¿ L× W × H
0,012 ¿ 2 W × W ×0 , 2
0,012 = W 2 ×0 ,4
W =
√ 0 ,012
0,4
W = 0 , 17 m
L ¿ 2 ×0 , 17
¿ 0 , 34 m
3) Mengitung Kecepatan air pada bak kontrol
Q ¿v × A
Q
v ¿
W×H
0 ,006
v ¿
0 ,17 × 0 , 2
m
v ¿ 0.18
s
4) Menentukan hair dari kedalaman bak kontrol
H bak kontrol/ total ¿ h air +freeboard
H bak kontrol/ total ¿ h air +20 % × hair
0,2 ¿ 1,2 hair
0 ,2
hair ¿
1 ,2
= 0,17 m
b. Menghitung Dimensi Bar Screen
H x
y
2) Menentukan Jumlah Kisi dan Batang
Ws ¿ n × d+ ( n+1 ) × r
Ws ¿ nd +rn+ r
Ws−r ¿ n(d+ r)
(Ws−r )
n ¿
(d +r )
( 0 , 2−0,03 )
n ¿
(0,015+0,03)
n = 3 , 7 kisi ≈ 4 kisi
Hf ( v −v
= 1 i
2 2
)
c 2g
1 ( 0,4 −0,25 )
2 2
=
0,7 ( 2 ×9,81 )
= 0,013 m => memenuhi
c. Pembersihan Saluran
Pembersihan dilakukan apabila saluran 50% tersumbat (clogging)
Kecepatan aliran saat pembersihan
Q
vc =
50 % ×Wc ×hair
0,006
=
( 50 % × ( 0,015 × 0,08 ) )
= 1 m/s
Headloss saat saluran tersumbat
Hf = 1
( vc 2−v i2 )
cc 2g
1 ( 1 −0,4 )
2 2
=
0,6 ( 2× 9,81 )
= 0,063 m => memenuhi
4. Resume
a. Bak kontrol
H (Kedalaman bak kontrol) = 0,2 m
W (lebar bak kontrol) = 0,2 m
L (panjang bak kontrol) = 0,34 m
b. Bar Screen
Lebar Bar Screen = 0,2 m
c Perhitungan
Dosis H2SO4
pH air limbah = 9,8
P (H+) = 9,8-2
= 7,8
Dosis H2SO4 untuk menurunkan pH air agar lebih asam
Y (mg) 1000
H+ = x
Mr (g/mol) Volume air ( L)
Y (mg) 1000
= x
98,079( g/mol) 6L
Y (mg)
=
1,7
Dimana Y adalah nilai dosis H2SO4
Persamaan reaksi H2SO4 = 2H+ + SO42-
= 0,1 )
( 1−0,1
x 0,88 kg/hari
x1
995,7 kg/ m3
= 0,0079 m3
Volume total tangki pembubuh
V total = V H2SO4 + V pelarut
c. Perhitungan
Kebutuhan Alum (Al2(SO4)3)
Kebutuhan Alum = Dosis alum x Qair Limbah
= 75 mg/L x 518400 L/Hari
= 38880000 mg/hari
= 38,88 kg/hari
Kebutuhan Alum jika kadar 60%
100 %
Kebutu h an Alum60 %= x kebutu h an alum
60 %
100 %
¿ x 38,88 kg/h ari = 64,8 kg/hari
60 %
Volume Alum
kebutuh an alum
Volume Alum=
p alum
64,8 kg/h ari
¿ = 24,27 L/hari
2,67 kg / L
= 0,024 m3/hari
Volume Air Pelarut
71,2 %
Volume Air Pelarut = x volume alum
25.5 %
71,2%
¿ x 0,024 m3 /h ari = 0,067 m3/hari
25,5 %
Volume Larutan Total
Volume total = Volume alum + volume air pelarut
Kedalaman
V = ¼ . π. D2 . Hair
0,091m3 = ¼ . 3.14 . (0,7)2 . Hair
Hair = 0,23 m
Suplai Tenaga ke Air
P = G2 . µ . v
= (700/s)2 x 0,8004 . 10-3 N.s/m2 x 0,091 m3
= 35,68 watt = 0,035 kW
Diameter Impeller
Di=¿)1/5
¿ ¿)1/5
= 0,16 m
Cek Bilangan Reynold
Temperatur oC 0 10 20 30
sa (ml/liter) 29,2 22,8 18,7 15,7
(Sumber : Metcalf & Eddy, Waste Water Engineering Treatment & Reuse,
4th Edition, Hal 419-423)
b. Data Perencanaan
Menggunakan Flotasi jenis DAF (Dissolved Air Flotation)
Debit (Q) = 0,006 m3/detik = 6 L/detik = 518400 L/hari
Temperatur = 30 oC
Panjang (L) = 2 kali lebar
Kedalaman =2m
Kelarutan udara (sa) = 15,7 mL/L
Influent Minyak dan Lemak = 150 mg/L
Rasio udara per padatan (A/S) = 0,06 mL/mg
Fraksi kelarutan udara (f) = 0,5
Waktu tinggal (td) = 30 menit = 1800 detik
Konsentrasi Minyak Mengambang = 5%
Massa jenis minyak = 0,82 g/m3 = 820 kg/m3
Massa jenis solid (ρs) = Sg x ρ = 1,4 x 995,7 kg/m3 = 1394 kg/m3
Massa jenis sludge (ρsg) = Sg x ρ = 1,02 x 995,7 kg/m3 = 1015,61 kg/m3
Freeboard = 20% kedalaman
Massa jenis air pada suhu 30 oC = 995,7 kg/m3
Viskositas absolute (µ) = 0,8004 x 10-3 N.s/m2
c. Perhitungan
Tekanan Udara (P)
A 1,3 . sa .( ( f x P )−1)
=
S Sa
1,3 .15,7 ml / L.( ( 0.5 x P )−1)
0,06 mL /mg=
150
TSS Effluent
TSS Effluent = TSS Inffluent – TSS Tersisihkan
= 420 mg/L – 210 mg/L
= 210 mg/L
Berat Sludge
Berat sludge = Vsludge x psludge
= 3,618 m3/hari x 1015,61 kg/m3
= 3674,48 kg/hari
d. Resume
Bak Flotasi
Volume = 10,89 m3
Panjang (L) = 3,3 m
Lebar (B) = 1,65 m
H air =2m
H total = 2,4 m
Luas Permukaan = 5,45 m2
Kebutuhan O2 aktual =
∑ ❑ Kebutu h anO 2 teoritis
Efisiensi udara
29,72m 3/hari
=
8%
= 371,5 m3/hari
= 0,26 m3/menit
Dari perhitungan diatas, diperoleh spesifikasi blower yang akan digunakan yakni
sebagai berikut :
Desain Perpipaan
( )
3
mg MLVSS m kg kg
0,7 ×12 hari ×0,0086 ×86400 × 0,49895 3 −0,035 3
mg BOD s m m
¿
3
kg
m
3 ( (
× 1+
0,075
hari
× 12hari ))
¿ 508,03 m3
k. Dimensi Bak
L = 2W
H =4m
V ¿ L× W × H
508,03 m
3
¿2W ×W ×4m
3 2
508,03 m ¿8W
508,03
W
2
¿
8
¿
√ 508,03
8
¿ 7,97 m≈ 8 m
L ¿ 2 ×W
¿ 2 ×7,97
¿ 15,94 m ≈16 m
Htotal = H + Freeboard
= 4 + 20% x 4
= 4,8 m
l. Lumpur yang dihasilkan ( γ obs )
( )
3
mgVSS m kg kg
¿ 0,37 ×0,0086 × 0,49895 3 −0,035 3
mgBOD s m m
¿ 0,00148 kg /s
¿ 127,87 kg /hari
Px ( MLVSS)
Px (MLSS) ¿
Rasio VSS/SS
0,00148 kg/ s
¿
0,4
¿ 0,0037 kg /s
¿ 319,68 kg /hari
n. Kontrol F/M
Qa ×Ca
F/M ¿
V ×X
0,0086 m3 /s × 0,49895 kg/m3
¿ 3 3
508,03 m ×3 kg /m
¿ 0,243/hari (Memenuhi F/M Ratio 0.2-0.6/hari)
o. Debit Lumpur(Qs)
Dari tangki Activated Sludge
V
Qs ¿
θc
3
508,03m
¿
12 hari
¿ 42,34 m3 /hari
Dari recycle linem3 /hari
V ×X
Qs ¿
θc × Xr
508,03m3 ×3 kg /m3
¿
12hari ×10,005 kg /m3
¿
1,46× 0,0086 m3 /s × 0,4989
( kg
m 3
kg
−0,035 3
m ) −( 1,42× 0,0037 kg /s )
0,68
¿ 0,003312 kg O2 /s
¿ 11,92 kg O2 / jam
¿ 286,16 kg O2 /hari
2) Volume Udara yang dibutuhkan
Efisienai tranfer O2 untuk Areasi= 8%
Persentase O2 di Udara = 21%
Massa Jenis Udara = 1,2 kg/m3
Kebutuhan Udara Tertentu
Kebuthan O 2
Kebutuhan Udara Teoritis ¿
ρ× % O 2
286,16 kg O2 /hari
¿ 3
1,2 kg /m ×21 %
¿ 1135,7 m3 /hari
Kebutuhan Udara Actual
Kebuthan O2 teoritis
Kebutuhan Udara Actual ¿
efisiensi transfer
3
1135,7 m /hari
¿
8%
3
¿ 14196,25 m /hari
3
¿ 9,86 m /menit
Dari perhitungan diatas, diperoleh spesifikasi blower yang akan digunakan
dalam tugas ini
Merk = ROOTS Blower Tai Yih Sun
Kapasitas = 0,1 - 250 m3/menit
D ¿
√ 4× A
π
¿
√
4 ×0,0151 m2
3,14
¿ 0,38 m≈ 0,320 m
Berdasarkan Katalog Pipa Rucika dipasaran makan digunakan pipa dengan diameter
320 mm = 0,032 m.
4. Resume
Jumlah kompartemen : 3
Panjang Kompartemen: 16 m
Lebar bak :8m
Tinggi bak total : 4,8 m
Freeboard : 0,8
5.6 Clarifier
1. Zona Setling
D ¿
√ 4× A
π
¿
√ 4 ×13,8
3,14
¿ 4,19 m ≈ 4,2 m
3) Cek Over Flow Rate
Q
Over Flow Rate ¿
A
3
0,008 m / s
¿
13,8 m2
m3
¿ 0,00058 2 . s
m
3 2
¿ 50 m /m . hr (Sesuai)
4) Cek Waktu Detensi
a) Volume Zona Setling
V ¿ A×H
( )
2
D
π×
R 2
¿
π×D
( )
2
4,2
3,14 ×
2
¿
3,14 × 4,2
¿ 1,05 m
8) Diameter Partikel (Dp)
Dp ¿
√ v s ×ϑ × 18
g ×(Ss−1)
¿
√ 0,00057 m/ s ×8.77 × 10−7 m2 /s ×18
9,81m/ s2 ×(1,3−1)
[( ) ]
1 /2
v sc 8× β
¿ × ( Ss−1 ) × g × Dp
λ
[( ) ]
1 /2
8× 0,05 2
¿ × ( 1,3−1 ) × 9,81 m/ s ×0,000055 m
0,03
¿ 0,0464 m/ s
Syarat : v sc > v h
0,0464 m/ s>0,00053 m/s (Tidak terjadi Penggerusan / Memenuhi)
d. Resume
Berbentuk Circular
Diameter = 4,2 m
Kedalaman = 4,5 m
Kecepatan horizontal (v¿ ¿ h) ¿ = 0,00053 m/s
Kecepatan Pengendapan( v¿ ¿ s) ¿ ¿ 0,00057 m/s
Jari hidrolis = 1,05 m
( )
2
D'
A ¿ π×
2
¿ 3,14 × (
2 )
2
0,84
¿ 0,554 m2
3) Kecepatan air di inlet wall
Q
v' ¿
A
3
0,008 m / s
¿ 2
0,554 m
¿ 0,01444 m/ s
4) Pipa Inlet
a) Luas penampang pipa
Qin
A ¿
v
0,008 m3 / s
¿
0,4 m/s
2
¿ 0,02 m
b) Diameter pipa inlet
D ¿
√ 4× A
π
¿ 1470 g /m 3 × 62,1m3
¿ 91287 g=91,29 kg
3) Kedalaman Zona Thickening
M solid total
H ¿
X× A
91287 g
¿
3000 g /m3 ×13,8 m2
¿ 2,2 m
4. Zona Lumpur
a. Kriteria Perencanaan
1)Volatile Solid = 60 – 90 %
2)Dry Solid =3–8%
(Sumber : (Qasim, 1985), Wastewater Treatment Plants : Planning Design and
Operation. Holt, Rinehart, and Winston. Halaman 428)
3)Spesifik Gravity Suspended Solid = 1,3 -1,5
(Sumber :(Metcalf & Eddy, 2003) Wastewater Engineering: Treatment and
Reuse Fourth Edition. In Chemical engineering (Issue 4). McGraw - Hill
Companies, Inc.. Halaman 411)
4)Massa Jenis ( ρ ) = 0,99681 gr/cm3
= 996,81 kg/m3
(Sumber : Appendix C (Reynolds & Richards, 1996) Unit Operations and
Processes in Environmental Engineering, Second Edittion. PWS Publishing
Company. Halaman 762)
b. Data Perencanaan
1) Q = 0,00604 m 3 /s
2) Specific gravity = 1,03
3) Volatile solid 60% dengan Berat jenis = 1,4 gr/cm3
4) Fixed solid 40% dengan Berat jenis = 2,5 gr/cm3
5) Sludge terdiri dari 95% air dan 5% solid
6) Massa Jenis ( ρ ) = 0,99681 gr/cm3
= 996,81 kg/m3
7) TSS Effluent = 420 mg/L
8) PxMLSS = 319,68 kg/m3
¿ 329,84 kg /hr
3) Berat Air
95 %
Berat Air ¿ × Berat Solid
5%
95 %
¿ ×329,84 kg /hr
5%
¿ 6266,96 kg /hr
4) Berat Jenis Solid
Sg ¿ ( 60 % × Sg Volatil Solid ) + ( 40 % × Sg¿Solid )
3
¿ 1,84 gr /c m
3
¿ 1840 kg /m
3
¿ 1038,97 kg /m
6) Volume Solid
Berat solid
Vsolid ¿
Sg Solid
329,84 kg /hr
¿
1840 kg /m3
3
¿ 0,18 m / hr
D ¿
√ 4A
π
¿
√ 4 ×0,006
3,14
¿ 0,087 m=87 mm
Berdasarkan katalog pipa pasaran maka Diameter pipa yang digunakan adalah 100 mm
= 0,1 m
c) Cek Kecepatan
Qp
vcek ¿
A
m3
0,0044
s
¿ 2
0,007 m
¿ 0,63 m/s
d) Pompa Outlet Lumpur
Pada pengurasan lumpur dari bak clarifier menuju Sludge Drying Bed dibantu dengan pompa
centrifugal slurry pump. Dari volume lumpur yang dihasilkan sebesar 16,16 m3/hari, sehingga
diperoleh spesifikasi pompa sebagai berikut :
√
0,000296
¿ 5 /2
Hair 8 60
×0,6 × √2 × 9,81× tan
15 2
¿ 0,042 m≈ 4,2cm
5) Luas Saluran Pelimpah
Q
A ¿
v
0,008 m3 / s
¿
0,4 m/s
2
¿ 0,02 m
6) Dimensi Saluran Pelimpah
H:W = 1:2
A ¿ H ×W
A ¿ H ×2 H
2
0,02 ¿2 H
0,02 2
H
2
¿ m
2
H ¿
√ 0,02
2
( )
0,5
4Q
D ¿
π×v
¿(
3,14 × 0,4 )
0,5
4 ×0,00604
¿ 0,139 m
Besar pipa dipasaran = 150 mm = 0,15 m
8) Pipa Sludge Total
a) Kecepatan rencana melalui pipa= 0,4 m/s
b) Debit Masuk= 0,008 m3/s
c) Diameter Pipa
( )
0,5
4Q
D ¿
π×v
¿(
3,14 × 0,4 )
0,5
4 ×0,008
¿ 0,159 m
Besar pipa dipasaran = 200 mm = 0,2 m
9) Pipa Resirkulasi
a) Kecepatan rencana melalui pipa= 0,4 m/s
b) Debit Masuk = 0,0023 m3/s
c) Diameter Pipa
¿(
3,14 × 0,4 )
0,5
4 ×0,0023
¿ 0,85 m
Besar pipa dipasaran = 100 mm = 0,1 m
10) Pompa Resirkulasi
1) Kecepatan = 0,4 m/s
2) Diameter pipa lumpur = 0,1 m
3) Debit = 0,0023 m3/s
4) Pipa suction
Panjang pipa = 30,2 m
Aksesoris yang digunakan = 1 reduce, 3 elbow
a) Headloss Mayor
10,675× Lx ×Q1,852
Hfmayor = 1,852 4,8704
C ×D
1,852
10,675× 30,2 x ×0,023
=
1501,852 ×0,14,8704
= 0,0274 m
b) Headloss Minor
Kbelokan = 1,1
Kcheckvalve = 2,5
Kincreaser = 0,25
Kreducer = 0,5
n × K × v2
Hfminor(reducer) =
2×g
2
1× 0,5× 0,4
= = 0,0041 m
2 × 9,81
2
n×K ×v
Hfminor(elbow) =
2×g
3× 1,1× 0,42
= = 0,0367 m
2 × 9,81
Hfminor = Hfminor(reducer) + Hfminor(elbow)
= 0,0041 m + 0,0367 m
= 0,0408 m
b. Direncanakan
Menggunakan 3 unit sludge drying bed dengan 4 bed (3 bed + 1 bed maintance)
Volume lumpur total = Volumetotal lumpur DAF + clarifier
= 10,83 m3/ hari + 6,47 m3/hari
= 17,3 m3/hari
17,3 m3 /hari
Debit Lumpur = = 5,77 m3/hari
3
Tebal pasir = 25 cm
Tebal kerikil = 30 cm
Tebal Sludge cake = 25 cm
Waktu penginapan = 10 hari
Berat air dalam cake (Pi) = 60%
Kadar solid = 20%
Kadar air (P) = 80%
Freeboard = 20%
c. Perhitungan
1. Tebal Media
Tebal Media = Tebal pasir + tebal kerikil + tebal cake
= 0,25 m + 0,3 m + 0,25 m
= 0,8 m
D ¿
√ 4× A
π
√
3
4 ×0,000103 m
¿
3.14
¿ 0,0115 m≈ 0,016 m
10. Kedalaman Underdrain (Hunderdrain)
Va
Hunderdrain ¿
A
2,7 m3
¿ 2
17,3m
¿ 0,16 m
11. Kedalaman total (H total)
H total = H cake + H pasir + H kerikil + Hunderdrain
= 0,25 m + 0,25 m + 0,3 m + 0,16 m
= 0,96 m
H fb = (20% x Hmedia) + Hmedia
= (20% x 0,96 m ) + 0,96 m
= 0,232 m + 1,16 m
= 1,152 m
Hf minor(Elbow) ¿ (
n × K belokan90 ˚ × v 2
2×g )
8× 1.1× 0.62
¿
2 ×9.81
¿ 0,1615 m
6.6 Clarifier
Direncanakan bangunan diatas permukaan tanah
Tinggi total = 5,2 m
Tinggi aliran air = 5 m
Freeboard = 0,2
Tebal dinding = 0,2 m
Tinggi bangunan diatas permukaan tanah = +1,5 m
Level muka bangunan = Datum + tinggi bangunan diatas permukaan tanah
= 0 m + 1,5 m
= +1,5 m
Level dasar bangunan = Level muka bangunan – (tinggi total + tebal dinding)
BOQ GALIAN
Lebar 7.2
Panjang (m) (m) Tinggi (m) Diameter (m) Volume (m3)
Bak Kontrol
0,34 0,20 0,40 0,03
Bak Ekualisasi
2,40 1,40 1,50 5,04
Total Galian Ekualisasi 5,04
Bak Flotasi
3,70 2,05 0,40 3,03
Total Galian DAF 3,03
Activated Sludge
16,00 8,00 3 384,00
Total Galian Activated Sludge 384,00
Clarifier
3,90 4,2 54,00
Sludge Drying Bed
17,72 4,73 0,7 58,67
Total Galian 3 Unit Sludge Drying Bed 176,01
Total Galian IPAB 622,12
Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
Rencana Anggaran Biaya merupakan suatu perkiraan kebutuhan biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan suatu kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
disusun berdasarkan harga satuan pekerjaan dan volume pekerjaan yang dilaksanakan sesuai
dengan bentuk dan ukuran yang telah direncanakan. Rencana Anggaran Biaya pada
pembangunan Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Minuman
Ringan adalah sebagai berikut:
Alaerts, G., & Santika, S. S. (1984). Metode Penelitian Air. Usaha Nasional.
Amilia, W. (2017). Studi Kelayakan Usaha Dan Daya Saing Pada Industri Tepung Tapioka Di
Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek Study of Feasibility and Competitive
Advantage on Tapioca Flour Industry in Pogalan, Trenggalek. Jurnal Agro Ekonomi,
10(2), 51–57.
Aulia, M. (2021). Synthesis Of Mg/Al Hydrotalsite-Magnetite As CN- Ion Adsorbent On
Wastewater Tapioca Industry. Stannum : Jurnal Sains Dan Terapan Kimia, 3(2), 69–75.
https://doi.org/10.33019/jstk.v3i2.2506
Cavaseno, V. (1987). Industrial Wastewater and Solid Waste Engineering. McGraw-Hill, Inc.
Damayanti, H. O., Husna, M., & Harwanto, D. (2021). Limbah Cair Tapioka, Pencemaran,
dan Teknik Pengolahannya. Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian,
Pengembangan Dan IPTEK, 17(1), 73–84. https://doi.org/10.33658/jl.v17i1.222
Eckenfelder, W. W., & Jr. (2000). Industrial Water Pollution Control (Third Edition).
McGraw-Hili Companies, inc.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit : Kanisius.
Fardiaz, S. (1992). Polusi Air dan Udara. Kanisius.
Hammer, M. J. (1931). Water and Wastewater Technology. John Wiley & Sons, Inc.
Huisman, L. (1977). Sedimentation and Flotation Mechanical Filtration. Delft University of
Technology.
Indonesia, K. P. U. dan P. R. (2017). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia No. 4 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Sistema
Pengelolaan Air Limbah Domestik.
Jeklin, A. (2016). Penurunan Kadar Sianida Limbah Cair Industri Tapioka dengan Larutan
Kapur Tohor (Ca(OH)2) di Desa Ngemplak Kidul, Margoyoso, Pati. Kesehatan
Masyarakat, 6(July), 1–23.
Kawamura, S. (2000). Integrated Design and Operation of Water Treatment Facilities 2nd
(2nd ed.). John and Sons, Inc.
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Republik Indonesia (pp. 15–38).
http://menlhk.co.id/simppuh/public/uploads/files/MLH P.5.pdf