Oleh :
NBP : 1510912024
PADANG, 2020
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan ucapan terima kasih atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan anugerah-Nya, serta shalawat kepada nabi junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan ajaran kebaikan kepada kita
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
Pendidikan Tahap Sarjana Teknik Mesin. Adapun dalam penulisan laporan ini
telah diusahakan semaksimal mungkin, tentunya tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda, terima kasih atas doa, kasih sayang, perhatian,
kesabaran serta dukungan kepada ananda.
2. Dr. Ir. Is Prima Nanda, MT dan Dr. Ir. Adjar Pratoto sebagai dosen
pembimbing, terima kasih atas semua waktu, materi, dan bimbingan yang
telah bapak berikan kepada saya.
3. Rekan - rekan Asisten Laboratorium Metalurgi, terima kasih atas bantuan
dukungan dan saran yang telah rekan-rekan berikan kepada saya.
4. Rekan – rekan Teknik Mesin Angkatan 2015 “M28” terima kasih atas
semua waktu – waktu bantuan, saran dan semangat yang diberikan kepada
saya.
Sebagai penutup, penulis berdo’a semoga Allah SWT membalas kebaikan
dan semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat menyempurnakan Tugas
Akhir ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
COVER
ABSTRAK .............................................................................................................. v
vii
2.4 Porositas pada Investment casting..................................................... 18
5.2 Saran.................................................................................................. 38
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 3. 18 Proses Pengelasan ......................................................................... 27
Gambar 3. 19 Dudukan Alat ................................................................................ 28
Gambar 3. 20 Alat Uji Permeabilitas untuk Investment casting .......................... 28
Gambar 3. 21 Rise Hush Silica ............................................................................ 29
Gambar 3. 22 Bentonite Clay ............................................................................... 29
Gambar 3. 23 Colloidal Silica.............................................................................. 30
Gambar 3. 24 Standar Spesimen Uji Permeabilitas ............................................. 30
Gambar 3. 25 Proses Pembuatan Pola.................................................................. 31
Gambar 3. 26 Mixer ............................................................................................. 31
Gambar 3. 27 Zahn Cup ....................................................................................... 31
Gambar 3. 28 Pencelupan Pola ............................................................................ 32
Gambar 3. 29 Firing Furnace .............................................................................. 32
Gambar 3. 30 Proses pengujian (a)Alat yang sesuai standar (b)Alat yang dibuat 33
Gambar 4. 1 Perbandingan Nilai Permeabilitas .................................................... 36
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Produk yang memiliki kualitas yang baik tidak lepas dari pengontrolan
kualitas yang baik pula. Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas suatu produk
pengecoran adalah cetakan yang digunakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas cetakan adalah permeabilitas[2]. Pengujian permeabilitas menjelaskan
mengenai kemampuan dari cetakan untuk melewatkan udara[8]. Pengujian ini
berfungsi untuk memastikan udara berhasil keluar saat logam cair dituangkan
kedalam cetakan agar tidak terbentuk cacat. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan alat uji permeabilitas.
Manfaat dari tugas akhir ini adalah upaya untuk mempermudah industri
investment casting di Sumatera Barat mengetahui kualitas cetakannya.
Laporan tugas akhir ini secara garis besar terbagi atas 5 bagian, yaitu :
1. Rongga cetak harus sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Hal
yang harus dipertimbangkan pada pembentukan rongga cetak antara lain ;
bentuk dan ukuran pola, perhitungan penyusutan logam cair serta cetakan
apa yang digunakan.
3. Teknik pengecoran logam cair harus dirancang sebaik mungkin. Hal yang
perlu diperhatikan adalah jalan keluar gas yang ada didalam cetakan agar
cetakan tidak mengalami cacat.
Investment casting telah ada sejak tahun 4000 – 3000 sebelum masehi[3].
Investment casting banyak digunakan oleh tukang gigi dan tukang emas pada
zaman Cina dan Mesir kuno. Investment casting banyak mengalami perubahan
setelah Perang Dunia ke-2 berakhir, dimana negara-negara gencar memproduksi
komponen roket dan baling-baling turbin mesin jet yang memiliki tingkat
kepresisian yang tinggi[2].
Sangat banyak material logam ferro dan non ferro yang bisa digunakan
untuk investment casting. Biasanya aluminium dan paduan aluminium yang paling
banyak digunakan. Selain itu, paduan baja seperti stainless steel dan baja karbon
serta logam lain seperti tembaga dan titanium juga banyak digunakan.
1. Aluminium
2. Stainless Steel
Stainless Steel merupakan paduan baja yang terdiri dari besi dan kromium.
Stainless steel memiliki sifat kuat, tahan lama, tahan panas, tahan korosi dan tahan
akan kondisi lingkungan tertentu. Pengecoran yang menggunakan stainless steel
biasanya digunakan pada produk yang membutuhkan sifat anti korosi.
3. Tembaga
Tembaga adalah salah satu logam yang pertama kali digunakan oleh
manusia. Logam ini memiliki sifat ulet, konduktor panas dan listrik yang baik.
Logam ini juga banyak digunakan untuk membuat paduan non ferro, seperti
kuningan. Produk coran tembaga memiliki sifat ringan dan kuat sehingga banyak
digunakan untuk alat perlengkapan pipa, perhiasan, peralatan pencampuran, dan
lainnya.
4. Baja
Baja merupakan paduan besi dimana diantaranya ada baja karbon. Baja
memiliki sifat kuat dan tahan lama. Bahkan baja lebih kuat dari pada besi cor.
5. Titanium
1. Pembuatan Pola
Pola merupakan tiruan dari produk. Pada investment casting pola yang
dipakai adalah pola sekali pakai yang biasanya terbuat dari lilin. Oleh karena itu
dibutuhkan master pola agar dapat membuat banyak pola dengan mudah. Master
pola adalah cetakan untuk membuat pola. Master pola biasanya terbuat dari logam
atau kayu. Selain itu polimer juga bisa digunakan untuk membuat master pola[2].
Pola dibuat dengan cara menuangkan lilin cair ke dalam master pola atau
dengan cara menyuntikkan/memberikan tekanan kepada lilin cair ke dalam
cetakan. Kemudian lilin cair dimasukan ke dalam cetakan tunggu hingga
mengeras. Setelah mengeras, lilin cair dikeluarkan dari cetakan. Selain lilin, pola
bisa juga dibuat dengan material polystyrene dan raksa beku[2]. Pembuatan pola
dapat dilihat pada Gambar 2.3.
2. Perakitan Pola
Pola yang telah disiapkan digabungkan dengan sprue dan gating system
dengan bantuan perkakas yang dipanaskan dan lilin cair. Pola yang telah
bergabung dengan spue akan membentuk pohon atau pattern cluster[2]. Perakitan
pola dapat dilihat pada Gambar 2.4.
5. Dewaxing
Dewaxing adalah proses pengeluaran pola lilin dalam cetakan dengan cara
pemanasan. Cetakan dipanaskan agar pola lilin di dalam cetakan dapat mencair
dan mengalir keluar dari cetakan. Cara agar pola lilin bisa keluar dari cetakan
adalah dengan meletakan pola dalam posisi terbalik di dalam oven sehingga lilin
cair bisa mengalir ke bawah[2]. Proses dewaxing dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2. 7 Dewaxing
6. Firing
karena mudah dilakukan dan dapat memastikan logam cair masuk secara penuh ke
dalam cetakan[2]. Penuangan logam cair dapat dilihat pada Gambar 2.9.
8. Knockout
Gambar 2. 10 Knockout[3]
9. Finishing
sifat mekanik produk coran sesuai yang diinginkan. Proses finishing dapat dilihat
pada Gambar 2.11.
Gambar 2. 11 Finishing[10]
b. Visual inspection
diamati seperti porositas, inklusi, retakan, maupun material asing yang masuk ke
dalam produk.
d. X-ray radiolography
cavity
1. Cavity
Cavity (rongga cetakan) adalah tempat logam cair yang dituangkan dalam
cetakan. Cavity ini dibuat dengan pola dan bentuk cetakan sama dengan produk
yang akan dicor.
2. Sprue
Sprue adalah saluran masuk logam cair dan memiliki posisi vertikal.
3. Runner
Runner adalah saluran yang membawa logam cair dari sprue menuju
cavity (rongga cetakan).
syarat – syarat untuk dapat dikatakan pasir itu layak digunakan. Adapun syarat –
syarat pasir cetak sebagai berikut :
1. Refractoriness
2. Cohesiveness
3. Collapsibility
4. Permeability
2.3 Permeabilitas
Mulai
Studi Literatur
Pengujian Nilai
Permeabilitas Spesimen
Pengolahan Data
Penutup
Pembuatan Laporan
Selesai
Pada Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa penelitian ini dimulai dengan
melakukan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian. Setelah
memahami teori – teori tentang penelitian maka dibuatkan desain alat yang sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan dan dilakukan pembuatan alat uji
permeabilitas. Setelah alat siap dibuat maka harus dibuatkan dahulu spesimen
untuk mencoba apakah alat tersebut bisa digunakan atau tidak. Setelah spesimen
siap maka dilakukan pengujian permeabilitas dan dilakukan pengukuran pada
spesimen tersebut. Kemudian dilakukan pengolahan data dari data yang
didapatkan dari alat, dari sana bisa didapatkan nilai permeabilitasnya. Setelah itu,
dilakukan analisa terhadap data yang didapatkan dan pembuatan laporan.
berat serta memiliki roda untuk mempermudah memindahkannya. Maka dari itu
dudukan dirancang dengan panjang 630 mm, lebar 430 mm dan tinggi 385 mm.
Rangka dudukan alat ini dirancang menggunakan besi petak berongga dengan
ukuran 30 mm x 30 mm dan dibeberapa bagian digunakan plat aluminium sebagai
alat untuk dudukan tersebut. Pada dudukan alat ini dirancang tempat untuk
meletakkan kompressor mini, power supply, air filter regulator, flowmeter, roda
dan tempat meletakkan spesimen saat diuji. Desain Dudukan alat dapat dilihat
pada Gambar 3.2
Bagian ini menjelaskan mengenai alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
membuat alat uji permeabilitas. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan sebagai
berikut :
A. Alat
1. Kompressor Udara
2. Mesin gerinda
Mesin gerinda dibutuhkan untuk memotong baja hollow yang mana untuk
membuat dudukan alat uji permeabilitas. Mesin gerinda dapat dilihat pada
Gambar 3.5
3. Mesin las
Air filter regulator digunakan untuk menyaring air yang keluar dari
kompressor dan untuk mengatur tekanan udara menuju flow meter . Air filter
regulator dapat dilihat pada Gambar 3.7
5. Selang
Gambar 3. 8 Selang
7. Ragum
Ragum digunakan untuk penahan atau pemegang besi hollow yang akan
dipotong dengan mesin gerinda. Ragum dapat dilihat pada Gambar 3.10
Gambar 3. 10 Ragum
9. Tang Rivet
Tang rivet digunakan untuk menggabungkan rangka yang terbuat dari baja
hollow dengan plat stainless steel. Tang rivet dapat dilihat pada Gambar 3.12
10. Waterpass
Gambar 3. 13 Waterpass
11. Flowmeter
Gambar 3. 14 Flowmeter
12. Roda
Gambar 3. 15 Roda
B. Bahan
1. Baja hollow
Baja hollow dibutuhkan untuk membuat rangka atau dudukan alat. Baja
yang digunakan adalah baja petak hollow ukuran 3x3. Baja hollow dapat dilihat
pada Gambar 3.16
Plat stainless steel dibutuhkan sebagai bahan dudukan alat untuk membuat
alat uji permeabilitas. Plat Stainless Steel dapat dilihat pada Gambar 3.17
Alat dan bahan disurvei dan didata sesuai kebutuhan, kemudian alat dan
bahan dibeli sesuai yang telah didata.
Pembuatan alat uji permeabilitas bisa dimulai setelah semua alat dan
bahan untuk pembuatan telah tersedia. Setelah itu, alat uji permeabilitas pun
dibuat, seperti pembuatan rangka dudukan alat bisa dibuat dengan mesin las,
mesin bor, tang rivet dan lainya. Setelah dudukan siap maka digabungkan bagian
– bagian dari alat tersebut, seperti pemasangan kompressor udara, air filter
regulator, dan flow meter.
Pada bagian ini menjelaskan proses pembuatan alat yang telah dirancang.
Proses awal yang dilakukan adalah proses pembuatan dudukan alat. Proses
pembuatan dudukan dilakukan dengan cara pemotongan besi petak berongga
sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan dilakukan proses penyambungan
menggunakan mesin las. Proses pengelasan dapat dilihat pada Gambar 3.18
casting. Adapun bahan – bahan yang digunakan untuk membuat spesimen uji
permeabilitas ini sama dengan bahan yang digunakan untuk membuat cetakan
investment casting tetapi pola yang dibuat disesuaikan dengan standar spesimen
untuk uji permeabilitas untuk investment casting.
Bahan – bahan yang dipakai untuk membuat ceramic slurry untuk cetakan
uji permeabilitas sebagai berikut :
Rise Hush Silica (RHS) atau abu sekam padi menjadi bahan slurry untuk
cetakan investment casting dibuat dengan cara dipanaskan hingga temperatur
500oC selama 4 jam. Rise Hush Silica dapat dilihat pada Gambar 3.21
2. Bentonite Clay
3. Colloidal Silica
1. Pembuatan Pola
Bahan – bahan untuk membuat ceramic slurry ini digabungkan dan diaduk
menggunakan mixer. Mixer dapat dilihat pada Gambar 3.26
Gambar 3. 26 Mixer
1. Nyalakan kompressor
a b
Gambar 3. 30 Proses pengujian specimen (a) Alat yang sesuai standar (b) Alat yang dibuat
(1)
Keterangan :
Pada Tugas Akhir ini telah dirancang, dibuat dan diuji alat uji
permeabilitas. Alat ini diwujudkan sebagai upaya untuk mempermudah
melakukan pengujian kualitas cetakan untuk industri investment casting di
Sumatera Barat. Proses mewujudkan alat uji permermeabilitas ini dimulai dari
penentuan konsep rancangan alat, perancangan alat dan pembuatan dudukan alat.
Selanjutnya dilakukan proses penggabungan (assembly) dengan komponen alat
lainnya sehingga menjadi alat uji permeabilitas untuk investment casting.
Berdasarkan dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai permeabilitas rata –
rata tiga spesimen cetakan keramik untuk alat A adalah 9,19 x 10-8 mm2,
sedangkan nilai permeabilitas rata –rata tiga spesimen cetakan keramik untuk alat
B adalah 8,36 x 10-8 mm2. Hasil yang didapat ini dapat menjelaskan bahwa masih
adanya perbedaan hasil yang didapat antara kedua alat tersebut, tetapi selisih
Tugas Akhir
antara kedua alat tersebut sangat kecil yaitu memiliki presentasi perbandingan
relatif alat tersebut adalah 9,92 %. Perbandingan nilai permeabilitas dapat dilihat
pada Gambar 4.1
Dari hasil dan pembahasan tersebut, maka alat uji permeabilitas yang
dibuat dapat direkomendasikan sebagai alat untuk pengujian permeabilitas untuk
cetakan investment casting, karena memiliki nilai permeabilitas yang relatif sama
dengan alat uji permeabilitas yang dijadikan acuan standar yaitu alat di Universiti
Teknologi Malaysia dan alat uji permeabilitas ini juga mudah dipindahkan.
Dengan demikian, permasalahan terhadap keterbatasan alat uji permeabilitas
untuk pengecekan kualitas cetakan pada indutri investment casting di Sumatera
Barat dapat diminimalisir.
5.1 Kesimpulan
1. Alat uji permeabilitas yang dibuat dapat dijadikan sebagai alat untuk
pengujian permeabilitas untuk cetakan investment casting.
2. Alat uji permeabilitas yang dibuat bersifat mudah dipindahkan (portable).
5.2 Saran
[10] D.M. Stefanescu, ASM Handbook, 9th Ed., vol. 15 Casting. the ASM
Handbook Committee, 1992.
[16] Astika dkk, “Pengaruh Jenis Pasir Cetak dengan Zat Pengikat Bentonit
Terhadap Sifat Permeabilitas dan Kekuatan Tekan Basah Cetakan Pasir (
Sand Casting ),” J. Ilm. Tek. Mesin, Fak. Tek. Univ. Udayana, vol. 4, no.
2, pp. 132–138, 2010.
[18] R. Monroe, “Porosity in Castings,” ChemInform, vol. 37, no. 42, pp. 1–28,
2006.
(2)
Dimana :
Jadi nilai permeabilitas dari contoh kasus diatas adalah 1,40 x 10-11 cm2 =
1,40 x 10-9 mm