Anda di halaman 1dari 13

NAMA KELOMPOK

1.CITRA WINATA SIREGAR ( 19.18.032 )


2.INDRIANI SINULINGGA ( 19.18.103 )
3.KIKI MARIA SIAHAAN ( 19.18.115 )
4.FITRI NOR ATIKA ( 19.18.080 )
5.MUTIA ( 19.18.142 )
6.JESICA HELTYA MANURUNG ( 19.18.108 )
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI
SUMBER KARBOHIDRAT PADA PENGENCER
SKIM KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS
SEMEN BEKU SAPI BALI
PENDAHULUAN

Sapi bali merupakan sapi dari golongan Bos Sondaicus yang mengalami
proses domestikasi di wilayah pulau jawa atau Bali dan Lombok. Secara umum
ukuran badan sapi bali termasuk kategori sedang dengan berat dewasa
berkisar anatara 211-303 kg untuk ternak betina dan 337-494kg untuk ternak
jantan sapi bali memiliki daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan dan dapat
mengunakan sumber pakan yang terbatas, sehingga cocok untuk dikembang
kan sebagai ternak potong asli Indonesia ( Guntoro, 2008 ).
Penggunaan jenis karbohidrat yang tepat sebagai sumber energi dan
krioprotektan bagi sperma dalam pengencer skim kuning telur akan
berdampak pada kualitas semen beku yang dihasilkan terutama terhadap
motilitas sperma hidup. Oleh karna itu, perlu dilakukan penelitian
terhadap jenis karbohidrat terbaik yang dapat digunakan sebagai sumber
energi bagi sperma. Sapi Bali dalam pengencer skim kuning telur.
MATERI DAN METODE

Semen yang digunakan berasal dari sapi bali berumur 5 tahun


dengan satu kali ejakulasi. Rancangan percobaan yang digunakan
pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL )
dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan, yaitu P1 (Penambahan
Glukosa 2%), P2 (Penambahan Fruktosa 2%) dan P3 (Penambahan
Sukrosa 2% ). Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf
nyata 5% (Steel dan Torrie 1993).
Prosedur Penelitian ini dimulai dengan penampungan semen
menggunakan vagina buatan dan segera diperiksa secara mikro
skopis ( molitas massa, molitas individu dan konsentrasi sperma).
Ada 4 tahapan proses pembutan pengenceran semen skim kuning telur, yaitu
pembuatan buffer skim,pembuatan bufer antibiotik, pembuatan pengencer part A
yang terdiri atas 90% bufer skim antibiotik dan kuning telur dengan preentase kuning
telur sebanyak 10% dari total pengencer part A, dan pembuatan pengencer part B yang
terdiri atas 72% bufer skim antibiotik,10% kuning telur 16%,gliserol,dan ditambahkan
dengan masing-masing perlakuan yaitu penambahan glukosa 2% penambahan
fruktosa 2% dan penambahan sukrosa 2%. Setelah diencerkan semen akan mengalami
proses equlibrasi dan setelah akan dilakukan pemeriksaaan terhadap spermatozoa dan
presentase spermatozoa hidup.semen akan dikemas melalui proses filing dan sealing.
Pembekuan semen diawali dengan proses prefreezing, kemudian dilakukan
pemeriksaan setelah prefreezing kemudian dilakukan semen akan diisimpan selama 24
jam kemudian diperiksa smotilitas spermatozoa dan pesentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian kualitas semen segar sapi bali semen agar diperoleh


dari pejantan sapi bali berumur 5 tahun. Hasil pemeriksaan
memperlihatkan bahwa semen semen segar sapi bali yang
diperoleh cukup baik sehingga dapat diproses lebih lanjut tabel 1
kualitas semen segar sapi bali parameter nilai volume (ml) 7
warna krem bau khas konsistensi sedang pH 6-7 motilitas massa
motilitas individu (%) 75 konsentrasi (juta/ml) 1.239 spermatozoa
hidup (%) 79,60
Keterangan : sangat baik,terlihat seperti gelombang besar,banyak
Gelap,tebal,dan aktif bertenaga.
Pengaruh Penambahan Karbohidrat terhadap motilitas semen
motilitas atau daya gerak progresif spermatozoa mempunyai
peranan penting dalam proses fertilisasi (Susilawati 2003) hasil
analisi ragam penambahan sumber karbohidrat glukosa 2%
fruktosa 2% dalam pengencer susu skim kuning telur terhadap
Presentase motilitas api bali tidak berbeda nyata di setiap tabel
2 terlihat bahwa spermatozoa dapat mempertahankan motilitas
equlibriasi yaitu 55% penambahan glukosa dan 56,66% pada
penambahan fruktosa hasil ini masih cukup baik dan sesuai
dengan pendapat Aminasari (2009) yang menyatakan bahwa
motilitas semen yang telah didinginkan pada suhu 5 deraajat
tidak boleh berada dibawah 55% .
Penambahan fruktosa juga dapat mempertahankan daya hidup
spermatozoa, sebagai ekstraseluler fruktosa akan melindugi membran
plasma sel sperma dari kerusakan secara mekanik yang mungkin tejadi
saat proses kriopservasi semen ( Rizal 2008 ).
Sukrosa dapat mempertahankan hidup spermatozoa dia atas standar
yang ditentukan. Dengan demikian,karbohidrat yang ditambahkan dapat
mengatur fluiditas membran plasma sel sperma. proses metabolisme
yang menghasilkan ATP dapat berlangsung dengan baik jika membran
sel tetap terlindungi,sehingga spermatozoa tetap mampu
mempertahankan motilitas dan daya hidupnya (Maxwell dan Salamon,1993).
Energi yang dihasilkan melalui pro meskipun penambahan sukrosa 2%
menghasilkan energi dua kali besar dari glukosa dan fruktosa.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penilitian ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak


terdapat perbedaan nyata (P>0,05) antara pemberian
Glukosa 2% fruktosa 2% maupun sukrosa 2% yang ditambahkan dalam
masing-masing pengencer skim kuning telur terhadap motilitas
spermatozoa dan presentase spermatozoa hidup.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Ada berapa tahapan dalam proses pembutan pengenceran semen
skim kuning telur ?....
A. 10 tahapan
B. 4 tahapan
C. 8 tahapan
D. 1 tahapan
E. 9 tahapan
Jawaban nya : B. 4 tahapan
2. 2. Pada penelitian tersebut untuk mempertahan kan spermatozoa
hidup setelah dibekukan dengan penambahan glukosa,fruktosa dan
sukrosa tidak boleh lebih dari....
A. 20%
B. B. 60%
C. C. 40%
D. D. 30%
E. E. 50%
Jawaban : C. 40%
3. semen yang digunakan berasal dari sapi bali berumur.....
A. 2 tahun
B. 4 tahun
C. 5 tahun
D. 10 tahun
E. 12 tahun
Jawaban nya : C.5 tahun
4. ukuran badan sapi bali termasuk kategori sedang dengan
berat dewasa berkisar antaraa....
A. 337-494 kg
B. .275-400 kg
C. .454-512 kg
D. .211-303 kg
E. .255-385 kg
F. Jawabanya: D. 211-303 kg
5. Sebutkan tiga perlakuan dan tiga ulangan dalam Rancangan
Acak Lengkap ( RAL ) ?....
A. P1 (Penambahan Glukosa 2%), P2 (Penambahan Fruktosa 2%)
dan P3 (Penambahan Sukrosa 2% ).
B. P1 (Penambahan Glukosa 5%), dan P3 (Penambahan Sukrosa 1%).
C. P1 (Penambahan Glukosa 10%), P2 (Penambahan Fruktosa 2%)
dan P3 (Penambahan Sukrosa 2% ).
D. P1 (Penambahan Glukosa 2%), P3 (Penambahan Sukrosa 2% ).
E. Semua salah

Jawaban : A. P1 (Penambahan Glukosa 2%), P2 (Penambahan


Fruktosa 2%) dan P3 (Penambahan Sukrosa 2% ).
TERIIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai