KOMUNIKASI
KESEHATAN
1. Model Stimulus-Respons
Model Stimulus-Respons (S-R) adalah
komunikasi paling dasar. Model tersebut
menggambarkan
hubungan
StimulusRespons. Dalam konsep yang fokusnya
pada lingkungan, pada dasarnya setiap
kejadian selalu terdapat stimulus dan
respons(Mubarak, 2011, p. 64).
Model stimulus respon ada tujuan yang ingin
dicapai, baik tujuan negative maupun tujuan
positif. Bila stimulus yang datang baik, maka
akan direspon baik, dan sebaliknya.
3.Model Lasswell
Model ini umumnya digunakan dalam
komunikasi
massa
di
mana
komunikator sangat powerful mampu
mempengaruhi
komunikan
dan
menganggap
pesan
yang
disampaikan mampu membawa efek
dalam diri komunikan.
Lasswell (1948),
mengemukakan
tiga fungsi komunikasi :
1. pengawasan
lingkungan
yang
mengingatkan
anggota-anggota
masyarakat akan bahaya dan
peluang dalam lingkungan;
2. korelasi berbagai bagian terpisah
dalam
masyarakat
yang
merespons lingkungan;
3. transmisi warisan sosial dari suatu
generasi ke generasi lainnya.
Terdapat
tiga
kelompok
spesialis
yang
bertanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi
ini.
1. Dalam penyebaran pola hidup sehat, decision
maker merupakan pengendali lingkungan,
2. Tokoh masyarakat dan juga LSM bertindak
serta
membantu mengorelasikan atau
mengumpulkan
respons orang-orang terhadap informasi baru.
3. Anggota keluarga dan tenaga kesehatan di
lapangan mengalihkan warisan sosial
(Mubarak, 2011, p. 68)
Unsur-unsur
komunikasi
ini
menggunakan lima pertanyaan, yaitu:
a.Who (komunikator)
b.Say what (pesan yang
disampaikan)
c.In which channel (saluran
komunikasi)
d.To whom (penerima pesan)
e.With what effect (efek
komunikasi yang
disampaikan)
Model
SMCR
melihat
proses
komunikasi berdasarkan :
Keterampilan,
Sikap,
Pengetahuan
Latar belakang budaya sumber
informasi (source).
Pesan (message) yang disampaikan
biasanya mengandung elemen-elemen
tertentu, seperti struktur, isi dan kodekode yang unik.
6. Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi yang paling
klasik, sering disebut juga dengan Model Retoris
(Rhethorical Model)yang kini lebih dikenal dengan
komunikasi publik (public speaking)atau pidato.
Model Aristoteles ini melibatkan persuasi dimana berisi
suatu
anjuran
untuk
melakukan
dan
mengimplementasikan suatu kegiatan sesuai dengan isi
pesan.
Untuk itu harus dipersiapkan siapa yang menyampaikan
(etos- kepercayaan pada sipenyampai pesan), argumen
yang dipersiapkan (logos, logika dalam pendapat) dan
bagaimana membawa dan memaikan emosi khalayak
untuk tertarik pada isi pesan (phatos-emosi khalayak).
Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran
dalam menentukan efek persuasi suatu pidato meliputi isi
pidato, susunannya, dan cara penyampaiannya (Mubarak,
2011. p. 66).
b.Pesan (message)
c.Pendengar (listener)
Dalam Model Aristoteles ini tidak memuat unsurunsur
lainnya
yang
dikenal
dalam
model
komunikasi, seperti, umpan balik, efek dan kendala
atau gangguan komunikasi.
Dengan demikian, komunikasi ini terkesan sangat
simpel dan statis. Saat seseorang berbicara,
pesannya akan berjalan kepada khalayak, dan
khalayak
mendengarkan
pesan
dirancang
sedemikian rupa untuk memengaruhi khalayak agar
mau memerima pesan (Mubarak, 2011. p. 67).
7. Model schramm
Model schramm memberikan gambaran proses
komunikasi dari yang sederhana sampai yang
kompleks dengan menghadirkan tiga model :
1. Model yang pertama adalah Wilbur Schramm 1954
yang memperkenalkan model yang sangat sederhana,
dimana dalam berkomunikasiyang dibutuhkan
perangkatnya hanya ada tiga unsur yaitu sumber
(source), pesan (message), sasaran (desfination).
Model ini terkesan sangat sederhana sekali karena
hanya berorientasi pada penyampaian sinyal saja
tanpa
memperhatikan
sisi
lainnya
dan
mengesampingkan lainnya, yang terpenting inti
sinyal sudah dikomunikasikan pada sasarannya.