Anda di halaman 1dari 6

WABAH PENYAKIT FLU BURUNG DI

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA


YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH
1.
2.
3.
4.
5.

LENI SETYOWATI
YOTA AYU P
ANANTI GESTA P.S
PRIMA NOVA Y.S
M.ICHSAN A

P1337434114006
P1337434114007
P1337434114008
P1337434114009
P1337434114010

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

LANGKAH 1
Persiapan Investigasi di Lapangan
a. Investigasi
Kasus flu burung di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta hingga akhir tahun 2007
ditemukan 22 suspek flu burung. Seluruh kasus suspek tersebut telah dilakukan
prosedur rujukan, pemeriksaan dan perawatan sesuai standar penanganan wabah flu
burung. Dengan demikian, angka 22 kasus suspek dapat dijadikan sebuah data awal
dalam menggulirkan upaya pencegahan wabah flu burung di Provinsi DIY. Meski
tidak terdapat kasus positip, Provinsi DIY merupakan Provinsi yang rawan terjadinya
peledakan kasus flu burung. Hal ini disebabkan dari kedudukan geografis Provinsi
DIY yang berada pada perlintasan mobilitas penduduk dari bagian barat ke bagian
Timur Pulau Jawa. Potensi terjadinya wabah tersebut semakin tinggi dengan
terjadinya 5 kasus positip dan dengan angka kematian yang tinggi (100%) di Provinsi
Jawa Tengah. Kedudukan geografis yang bersebelahan dengan Provinsi Jawa Tengah
dan mobilitas penduduk yang cukup tinggi dari Provinsi Jawa Tengah ke Provinsi
DIY atau sebaliknya menjadikan Provinsi DIY menjadi semakin rentan terhadap
perluasan wabah dari Provinsi Jawa Tengah ini.

b. Administrasi
Data menggambarkan bahwa di Pulau Jawa hanya tinggal Provinsi DIY saja yang
belum ditemukannya kasus positip Flu burung. Provinsi Jawa Timur pada tahun 2007
memiliki 2 kasus dengan angka kematian 2 (100%) kasus. Provinsi Bali yang
kedudukan geografisnya berada bersebelahan di timur Provinsi Jawa Timur juga
memiliki 2 kasus dengan angka kematian 2 (100%) kasus (Dirjen P2PL Departemen
Kesehatan RI, 2008). Fakta riil ini menjadikan Provinsi DIY merupakan Provinsi
yang dikepung dengan kejadian flu burung, sehingga Provinsi DIY dapat dikatakan
sebagai barier perluasan wabah flu burung, baik yang berasal dari sebelah timur Pulau
Jawa maupun yang berasal dari sebelah barat Pulau Jawa.
c. Konsultasi
Dinas Kesehatan Provinsi DIY pada tahun 2006 telah melaksanakan lokakarya flu
burung dengan melibatkan 10 orang setiap desa. Pelatihan ini diselenggarakan di

seluruh desa dalam kawasan Provinsi DIY. Kegiatan ini memperoleh dukungan dana
dari WHO dan memiliki tujuan untuk menjadikan kader sebagai ujung tombak di
tingkat desa dalam melaksanakan pengendalian flu burung (mengamati ada tidaknya
kasus kematian massal unggas, adanya kasus ILI dan melaporkan ke petugas
kesehatan atau petugas pertanian). Kader yang dilatih melalui dana WHO ini juga
diberikan kemampuan untuk dapat menjadi agen penyebarluasan informasi, baik
mengenai kebersihan rumah, kandang dan lingkungan sekitarnya juga mampu
menggerakan masyarakatan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Kegiatan lokakarya ini berlanjut pada Tahun Anggaran 2007 melalui pembiayaan
Anggaran Belanja Daerah (APBD) dengan sasaran seluruh desa yang ada dalam
wilayah Provinsi DIY. Setiap desa juga masih mengirimkan 10 peserta pelatihan yang
berasal dari kader kesehatan dan tokoh masyarakat. Tujuan kegiatan ini tetap
diselenggarakan adalah menciptakan snowball efect atau efek bola salju dimana kader
flu burung yang telah dilatih ini mampu menyebarluaskan informasi tentang upaya
pencegahan wabah flu burung ke masyarakat sekelilingnya. Sehingga dengan
penyebarluasan dengan cara ini dapat menambah jumlah masyarakat yang memahami
penyakit flu burung dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat.
Dinas Kesehatan juga telah melatih PLA (Parsipatory Learning and Action) pada
Tahun Anggaran 2006 dan 2007 melalui pendanaan UNICEF. Jumlah kader APL di
seluruh kawasan Provinsi DIY sebesar 450 orang. Kader APL ini didik untuk dapat
menyebarkan informasi pencegahan penyakit flu burung dan meningkatkan peran
serta masyarakat dalam upaya-upaya pencegahan penyakit flu burung.
Pada tahun 2007 Dinas Kesehatan didukung oleh UNICEF juga telah berhasil
membentuk Tim Penanggulangan Penyakit Zoonosa. Tim ini dibentuk untuk dapat
memadukan kordinasi upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit zoonosa
dengan perhatian dan prioritas utama adalah penyakit flu burung. Tim ini juga
memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi DIY untuk meningkatkan
upaya-upaya nyata dalam pencegahan perluasan wabah flu burung.
Dinas Kesehatan Provinsi DIY juga telah membentuk sekaligus melatih petugas
DSO (District Surveilance Officer) atas dukungan dana WHO. DSO ini merupakan
petugas surveilans khusus flu burng yang ditempatkan di setiap kabupaten/kota.
Masing-masing kabupaten/kota memiliki 1 orang tenaga DSO, dengan tugas
melakukan pengamatan terus menerus di wilayahnya dan melakukan analisa potensi

endemisitas dalam wilayah kerjanya, melakukan kordinasi dengan instansi lintas


sektoral dalam melakukan pengamatan penyakit, dan memberikan respon cepat bila
terjadi kasus kematian unggas massal di wilayahnya serta mencari dan menemukan
anggota masyarakat yang terserang ILI (Influenza Like Illness) kemudian merujuknya
ke rumah sakit rujukan flu burung.

LANGKAH 2
Memastikan Adannya Wabah
Jumlah kasus flu burung hingga Desember tahun 2007 di Indonesia sebesar 117 kasus dengan
angka kematian (CFR) sebesar 94 kasus.
Kasus flu burung di Indonesia hingga akhir minggu kedua Pebruari 2008 dilaporkan sebesar
129 kasus confirmed, dengan jumlah kematian sebesar 105 kasus.
Data ini menunjukkan begitu tingginya CFR (Case fatality Rate) flu burung di Indonesia
yaitu 81,5%.
Wabah Flu Burung termasuk penyakit endemis. Karena jika ada satu orang yang terkena
wabah flu burung akan menular ke orang lain dengan jumlah yang tinggi bahkan bisa
mencapai beberapa desa dalam satu kota atau propinsi.

LANGKAH 3
Memastikan Diagnosis
Masalah flu burung ini telah ditangani oleh pemerintah setempat agar tidak menyebar luas ke
daerah-daerah yang lain.
Penyakit Avian Influenza (AI) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus avian
influenza dengan kode genetik H5N1 tipe A dan dapat menular langsung baik kepada unggas
maupun kepada manusia. Virus avian influenza masuk dalam family orthomyxoviridae dan

memiliki virotype yang ditentukan oleh varian H (haemoglutinin) dan varian N(neuronidase).
Sampai saat ini telah ditemukan 9 varian H dan 14 varian N, dengan beberapa sub tipe virus
seperti H1N1, H2N2, H5N1, H9N2, H1N2 dan H1N7. Ilmuwan mempercayai hanya subtipe
virus H5N1 yang mampu menginfeksi unggas dan manusia.
Dalam menangani kasus ini juga telah dilakukan kunjungan terhadap masyarakat ,pemerintah
setempat telah mengerahkan 10 petugas kesehatan untuk setiap desa.

LANGKAH 4
Membuat Definisi Kasus
Dalam kasus flu burung yang menyerang Daerah Istimewa Yogyakarta ini dari bulan
Desember hingga Februari meningkat sangat drastis. Korban-korban nya kebanyakan orang
yang tidak mengetahui gejala-gejala awal dan mengabaikan pengobatannya. Oleh sebab itu
pemerintah mengerahkan beberapa petugas kesehatan keberbagai pelosok desa untuk
menangani kasus ini. Seperti contoh dilakukannya voging kesetiap rumah masysarakat. Baik
keluarga yang sudah terjangkit wabah ini maupun yang belum terjangkit. Setelah korban
ditangani secara medis dan tepat tinggal mereka sudah disterilisasi dengan voging. Petugas
kesehatan juga melakukan penyuluhan. Hal ini sangatlah penting karena untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai cara pencegahan dan penanganan utama wabah flu burung
ini. Mulai dari membersihkan kandang-kandang unggas, meneliti unggas apakah sehat atau
tidak, dan yang terpenting adalah masyarakat harus segera membakar unggas-unggas yang
sudah mati membusuk. Proses pembakaran juga harus dilakukan secara hati-hati jangan
sampai ada yang tertinggal . sisa-sisa pembakaran juga harus dibakar lagi atau dikubur.
Setelah penyuluhan selesai dibeikan kepada masyarakat. Untuk selanjutnya masyarakat harus
digerakan dengan slogan HIDUP BERSIH SEHAT TANPA PENYAKIT

Menemukan dan Menghitung Kasus


Data Identifikasi
Nama

: Bp. Hermawan Adhi Nugroho

Alamat

: Jl.Taman Siswa no 14 Yogyakarta

Nomor tlp

: 085799999999

Data Demografi
Umur

: 40th

Jenis kelamin ; Laki-laki


Ras

: Indonesia

Pekerjaan

: PNS (Pegawai Negeri Sipil)

Data klinis

: korban terserang flu burung 2 hari yang lalu melalui komunikasi dengan
tetangga yang sedang memegang unggasnya yang mati mendadak.

Faktor resiko : terhirup virus atau bakteri pada unggas yang sudah mati secara mendadak.
Informasi pelapor :
korban mengaku ia merasa pusing,badan panas, bersin-bersin setelah beberapa saat yang lalu
berkomunikasi dengan tetangganya yang sedang membersihkan kandang unggas terlebihnya
memegang unggas yang mati serentak.

Anda mungkin juga menyukai