Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM ANALISA INSTRUMEN

GOL/KELOMPOK :1/6
ANGGOTA : Annisa Ana Lailly/052191038
Riski Alaysia/052191039
Nopian Harysandy/052191040
Meiriana Artha Dania/052191043
Miftahul Jannah/052191044

1. JUDUL PRAKTIKUM
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu menganalisis kadar senyawa dalam suatu sampel dengan menggunakan
metode KCKT.

3. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
 Glass ware, penyaring milipore
 Injector
 Seperangkat Instrumen KCKT

B. Bahan
 Asam salisilat p.a
 Paracetamol p.a
 Aqua pro HPLC
 Metanol p.a
4. CARA KERJA SKEMATIS
A. Pembuatan Fase Gerak
Membuat fase gerak yaitu campuran methanol :
aquabidest dengan (90 : 10) sebanyak 500,0 ml
(diatur pada pH 4 dengan penambahan asam asetat
glasial)

Campuran digojok dan disaring dengan penyaring


Whatman organik dengan bantuan pompa vakum.

Fase gerak di degassing selama 15 menit.

B. Pembuatan larutan baku paracetamol dan ibuprofen


1. Larutan Stock Parasetamol

Ditimbang Parasetamol baku kurang lebih 100 mg

Dilarutkan dengan methanol dalam labu takar 100,0


ml hingga tanda batas

2. Larutan Stock Ibuprofen

Ditimbang ibuprofen baku kurang lebih 100,0


ditimbang seksama

Dilarutkan dengan methanol dalam labu takar 100,0


ml hingga tanda batas
C. Optimasi Metode KCKT
1. Penetapan panjang gelombang pengamatan paracetamol dan ibuprofen dengan
spektrofotometer UV

Larutan stok parasetamol diambil 0,105 ml dan


diencerkan dengan methanol dalam labu takar 10,0 ml
hingga tanda, sehingga didapatkan konsentrasi sebesar
10,5 ppm

Larutan stok ibuorofen diambil 0,060 ml dan dan


diencerkan dengan methanol dalam labu takar 10,0 ml
hingga tanda, sehingga didapatkan konsentrasi sebesar 6
ppm

Dari kadar paarsetamol dan ibuorofen tersebut dilakukan


pengukuran absorbansi pada rentang panjang gelombang
220 – 280 nm, sehingga dapat diketahui absorbansi
masing – masing larutan kemudian dibuat spektrum
serapan antara panjang gelombang versus absorbansi

Dari kurva paracetamol dan ibuprofen, spectra


ditumpang tindihkan untuk mengetahui panjang
gelombang pengamatan dengan KCKT fase terbalik
2. Pembuatan kurva baku parasetamol dan ibuprofen
 Kurva Baku Paracetamol

Larutan stok parasetamol diambil 0,350; 0,525;


0,615; 0,700; 0,790; dan 0,875 ml dan
diencerkan dengan methanol dalam labu takar
5,0 ml hingga tanda, sehingga didapatkan
konsentrasi sebesar 70; 105; 122,5; 140; 157,5
dan 175 ppm

Disaring dengan milipore dan di degassing


selama 15 menit

Masing – masing seri larutan baku parasetamol


sebanyak 50,0 μl disuntikkan ke KCKT dengan
kolom ODS (5 mm x 30 cm) menggunakan
fase gerak methanol : aquabidest (90 : 10)
ditambah dengan asam asetat glasial hingga ph
4 dan kecepatan alir 1,5 ml/menit

Replikasi dilakukan 3 kali dan dipilih


persamaan kurva baku yang paling baik
 Kurva Baku Ibuprofen

Larutan stok ibuprofen diambil 0,2; 0,3; 0,35; 0,4; 0,45 dan 0,5
ml dan diencerkan dengan methanol dalam labu takar 5,0 ml
hingga tanda, sehingga didapatkan konsentrasi sebesar 40; 60; 70;
80; 90 dan 100 ppm

Disaring dengan milipore dan di degassing selama 15 menit

Masing – masing seri larutan baku parasetamol sebanyak 50,0 μl


disuntikkan ke KCKT dengan kolom ODS (5 mm x 30 cm)
menggunakan fase gerak methanol : aquabidest (90 : 10)
ditambah dengan asam asetat glasial hingga ph 4 dan kecepatan
alir 1,5 ml/menit

Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali dan dipilih persamaan kurva


baku yang paling baik
D. Penetapan kadar campuran paracetamol dan ibuprofen dalam tablet merek “X”

Tablet campuran parasetamol dan ibuprofen merk “X”


sebanyak 20 tablet ditimbang seksama kemudian dihitung
bobot rata – rata tablet kemudian seluruh tablet digerus

Serbuk campuran parasetamol ibuprofen lebih kurang


100 mg ditimbang seksama, kemudian dilarutkan dengan
methanol ke dalam labu takar 10,0 ml

Larutan disaring dengan kertas saring dan sebanyak 3,0


ml larutan diencerkan dengan methanol hingga 10,0 ml
(sebagai larutan intermediet).

Larutan intermediet 0,440 ml diencerkan dengan


methanol hingga 5,0 ml (sebagai larutan kerja) kemudian
saring dengan milipore dan di degassing selama 15 menit

Larutan kerja 20,0 μl disuntikkan ke dalam system KCKT


dengan kolom C18 (5 mm x 30 cm). Replikasi sebanyak
10 kali

5. DATA HASIL PERCOBAAN

6. PERHITUNGAN
7. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai