Anda di halaman 1dari 5

PENENTUAN KADAR SULFAMETOKSAZOL DAN TRIMETOPRIM DALAM

TABLET SECARA MULTIKOMPONEN DAN MATRIKS DENGAN METODE


SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET (UV)

Siti Fatmala

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan Jalan Dr.T.Mansyur No. 9 Kampus
USU Padang Bulan Medan 20155

ABSTRAK

Kotrimoksazol merupakan kombinasi dari sulfametoksazol dan trimetoprim dengan


perbandingan 5:1, bersifat bakterisid dengan spektrum kerja lebih lebar dibandingkan dengan
sulfonamida. Trimetoprim dan sulfametoksazol menghambat reaksi enzimatik obligat pada
dua tahap yang berurutan pada bakteri sehingga kombinasi kedua obat memberikan efek
sinergistik. pengujian ini bertujuan untuk menetapkan kadar sulfametoksazol dan trimetoprim
dalam sediaan tablet menggunakan spektrofotometri ultra violet. Persyaratan kadar tablet
kotrimoksazol menurut Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995 baik untuk
sulfametoksazol maupun trimetoprim mengandung tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih
dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Hasil pengujian menunjukkan bahawa kadar
tablet kotrimoksazol yang di uji tersebut tidak memenuhi persyaratan, yaitu untuk kadar
sulfametoksazol sebesar 66,6285% - 86,1455% dan kadar trimetoprim sebesar 27,5212% -
176,098%.
Kata kunci : Spektrofotometri, Sulfametoksazol, Trimetoprim, Tablet

Pendahuluan ini mempunyai gugus kromofor sehingga


memberikan serapan dalam pelarut yang
Banyaknya sediaan obat sama dalam pelarut NaOH 0,1 N pada
antibakteri yang beredar dengan panjang gelombang maksimum yang
menggunakan kombinasi bahan aktif berdekatan dan bila dilakukan pengukuran
Sulfametoksazol dan Trimetoprim (5:l), pada daerah UV akan didapatkan
Kombinasi obat ini mempunyai penjumlahan dari masing-masing serapan.
keuntungan yaitu sinergi atau potensiasi Spektra ultraviolet kedua senyawa
bila dibandingkan dengan masing masing menunjukkan puncak berbeda, , yaitu 256-
penyusunnya. Sulfametoksazol 287 nm dalam larutan NaOH 0.1N,
mempunyai sifat kompetitif antagonis sehingga dimungkinkan untuk dilakukan
terhadap asam p-amino benzoate yaitu penetapan kadar kedua senyawa tersebut.
dengan menutup perubahan asam p-amino Dengan dasar perbedaan di atas
benzoate menjadi asam dihidrofolat yang diharapkan kombinasi kotrimoksazol dapat
merupakan bentuk tereduksi asam folat, ditetapkan kadarnya dengan
sedang Trimetoprim adalah penghambat spektrofotometer ultraviolet.
enzim dihidrofolat reduktase yang Metode spektrofotometri dapat
mempengaruhi metabolisme nucleoprotein digunakan untuk kualitatif maupun
mikroorganisme dengan mengganggu
system asam folat-folinatt. Kedua senyawa
kuantitatif. Penggunaan metode untuk Sulfametoksazol dan Trimetoprim dengan
analisa kuantitaif didasarkan atas hukum metode Spektrofotometri UV.
Lambert-
Beer, yaitu : Metode Penelitian
A = abc Alat dan Bahan
dimana A : absorpi atau serapan Alat yang digunakan adalah
a : absorptivitas, karakteristik untuk Spektrofotometer UV-Vis Merk Shimadzu
meolekul atau ion penyerap dalam larutan 1240, Neraca analitik, alat-alat gelas,
tertentu dan panjang gelombang tertentu mortar dan stamper. Bahan yang
b : ketebalan media yang dilewati digunakan: Sulfametoksazol
c : kadar larutan baku,trimetoprim baku, tablet
Bila sistem mengandung lebih dari kotrimoksazol, dan NaOH 0,1 N.
satu komponen penyerap, ternyata bahwa Prosedur Penelitian
senyawa-senyawa tersebut berkelakuan Pembuatan larutan induk baku
tidak tergantung satu terhadap lain dan Sulfametoksazol konsentrasi 1000 dan 100
absorbansinya adalah aditif. Oleh karena ppm
itu, penetapan kadar lebih dari satu Sebanyak 50 mg Sulfametoksazol
komponen BPFI, dimasukkan dalam labu takar 50 ml,
menggunakan persamaan multikomponen, tambahkan 15 ml etanol, kocok sampai
yaitu menggunakan persamaan : larut, encerkan dengan NaOH 0,1 N
ASulfametoksazol = AS + AT sampai volumenya tepat 50 ml sehingga
= αs . b . cs + αT . b . akan diperoleh konsentrasi 1000 μg/mL
cT ………………………………….. (1) (1000,0 ppm). Dari larutan baku
konsentrasi 1000,0 ppm diambil 5 ml
ATrimetoprim = AS
- AT Masukkan dalam labu takar 50 ml,
= αs . b . cs
- αT . b . cukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai
cT ………………………………….. (2) tanda sehingga
diperoleh konsentrasi 100,0 ppm, yang
Spektrofotometri UV-Vis adalah
akan digunakan untuk pembuatan seri
anggota teknik analisa spektroskopi
konsentrasi.
memakai sumber radiasi elektromagnetik
Penentuan panjang gelombang maksimum
ultraviolet dan sinar tampak dengan
Sulfametoksazol
memakai instrument spektrofotometer
Pipet 3 ml dari larutan induk baku
(Mulya, & Suharman 1995: 26).
sulfametoksazol 100,0 ppm, masukkan
Spektrofotometri UV-Vis melibatkan
kedalam labu tentukur 50 ml, encerkan
energi elektronik yang cukup besar pada
dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda
molekul yang dianalisa, sehingga dapat
sehingga diperoleh konsentrasi 6 ppm.
digunakan untuk analisa kuantitatif
Larutan baku dengan konsentrasi 6,0 ppm
maupun kualitatif. Pada penelitian ini akan
tersebut dikocok hingga homogen dan
dilakukan penetapan kadar
dimasukkan ke dalam kuvet kemudian
sulfametoksazol dan trimetoprim pada
dibaca absorbansinya pada panjang
sediaan tablet dengan menggunakan
gelombang 200-400 nm.
NaOH 0,1 N sebagai pelarut yang
digunakan untuk keperluan analisis
Pembuatan larutan induk baku Pipet 1 ml dari Larutan Induk Baku
Trimetoprim konsentrasi 1000 dan 100 Trimetoprim 100,0 ppm , masukkan dalam
ppm labu tentukur 50 ml, cukupkan dengan
Sebanyak 50 mg Trimetoprim NaOH 0,1 N sampai garis tanda sehingga
BPFI, dimasukkan dalam labu takar 50 ml, diperoleh konsentrasi 2,0 ppm. Larutan
tambahkan 15 ml etanol, kocok sampai baku dengan konsentrasi 2,0 ppm tersebut
larut, encerkan dengan NaOH 0,1 N dikocok hingga homogen dan dimasukkan
sampai volumenya tepat 50 ml sehingga ke dalam kuvet kemudian dibaca
akan diperoleh konsentrasi 1000 μg/mL absorbansinya pada panjang gelombang
(1000,0 ppm). Dari larutan baku sulfametoksazol dan trimetoprim.
konsentrasi 1000,0 ppm diambil 5 ml, Pembuatan Kurva Overlapping dari
masukkan dalam labu takar 50 ml, sulfametoksazol dan trimetoprim
cukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai Larutan baku sulfametoksazol
tanda sehingga dengan konsentrasi 10,0 ppm dan larutan
diperoleh konsentrasi 100,0 ppm, yang baku trimetoprim dengan konsentrasi 2,0
akan digunakan untuk pembuatan seri ppm, masing-masing diukur pada rentang
konsentrasi. panjang gelombang 200 – 400 nm.
Penentuan panjang gelombang maksimum Kemudian dibuat kurva overlapping.
Trimetoprim Penetapan Kadar Sampel
Pipet 8,5 ml dari larutan induk Dua puluh tablet yang telah
baku trimetoprim 100,0 ppm, masukkan memenuhi keseragaman bobot kemudian
kedalam labu tentukur 50 ml, encerkan digerus hingga halus dan homogen.
dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda Sampel serbuk ditimbang setara dengan 25
sehingga diperoleh konsentrasi 17 ppm. mg Sulfametoksazol, masukkan kedalam
Larutan baku dengan konsentrasi 17,0 ppm labu tentukur 50 ml, tambahkan 15 ml
tersebut dikocok hingga homogen dan etanol, kocok dan cukupkan dengan NaOH
dimasukkan ke dalam kuvet kemudian 0,1 N sampai garis tanda sehingga
dibaca absorbansinya pada panjang diperoleh konsentrasi sulfametoksazol
gelombang 200-400 nm. 500,0 ppm dan trimetoprim 100,0 ppm.
Penentuan Absorptivitas (α) Saring dengan kertas saring, buang 10 ml
Sulfametoksazol filtrat pertama.
Pipet 5 ml dari Larutan Induk Baku Pipet 1,0 ml filtrat masukkan
sulfametoksazol 100,0 ppm , masukkan kedalam labu tentukur 50 ml, encerkan
dalam labu tentukur 50 ml, cukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda
dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi
sehingga diperoleh konsentrasi 10,0 ppm. sulfametoksazol 10,0 ppm dan trimetoprim
Larutan baku dengan konsentrasi 10,0 ppm 2,0 ppm. Kemudian ukur serapan pada
tersebut dikocok hingga homogen dan panjang gelombang maksimum
dimasukkan ke dalam kuvet kemudian sulfametoksazol dan trimetoprim.
dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang sulfametoksazol dan Hasil dan Pembahasan
trimetoprim. Penentuan Panjang Gelombang
Penentuan Absorptivitas (α) Trimetoprim Maksimum
Panjang gelombang maksimum Sulfanmetoksazo
0,861 0,0861
(λmaks) merupakan panjang gelombang l (256 nm)
dimana terjadi eksitasi elektronik yang Trimetoprim
0,225 0,0225
memberikan absorbansi maksimum. (287 nm)
Alasan dilakukan pengukuran pada
panjang gelombang maksimum adalah Tabel 2 Perhitungan Absorptivitas (α)
perubahan absorban untuk setiap satuan Trimetoprim
konsentrasi adalah paling besar pada Absorptivita
Panjang Serapa
panjang gelombang maksimum, sehingga s (α)
Gelombang n
akan diperoleh kepekaan analisis yang 𝐴
Maksimum (A) 𝛼=
maksimum. Dari hasil penelitian yang 𝑏 .𝑐
dilakukan panjang gelombang maksimum Sulfanmetoksazo
0,031 0,0155
yang diperoleh adalah 287 nm. l (256 nm)
Penentuan Absorptivitas (α) Trimetoprim
0,044 0,022
Sulfametoksazol dan Trimetoprim (287 nm)
Absorptivitas merupakan
karakteristik suatu zat yang Penetapan Kadar Sampel
menginformasikan berapa banyak cahaya Pada percobaan Penetapan Kadar
yang diserap oleh molekul zat tersebut Sulfametoksazol dan Trimetoprim dalam
pada panjang gelombang tertentu. Semakin tablet secara multikomponen dengan
besar nilai Absorptivitas suatu zat maka metode spektrofotometri UV diperoleh
semakin banyak cahaya yang diabsorbsi kadar sulfametoksazol sebesar 66,6285% -
olehnya, atau dengan kata lain nilai 86,1455% dan kadar trimetoprim sebesar
serapan (A) akan semakin besar. Dari hasil 27,5212% - 176,098%, sedangkan
penelitian yang dilakukan absorptivitas persyaratan kadar sulfametoksazol dan
sulfametoksazol yang diperoleh dapat trimetoprim menurut Farmakope Indonesia
dilihat pada tabel 1 dan absorptivitas edisi IV tahun 1995 adalah tidak kurang
trimetoprim yang diperoleh dapat dilihat dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0%
pada tabel 2. dari jumlah yang tertera pada etiket.
Sehingga hasil range kadar yang diperoleh
Tabel 1 Perhitungan Absorptivitas (α) tidak memenuhi persyaratan Farmakope
Sulfametoksazol Indonesia Edisi IV tahun 1995 untuk
Absorptivita sulfametoksazol dan trimetoprim. Hasil
Panjang Serapa
s (α) penetapan kadar kotrimoksazol dapat
Gelombang n
𝐴 dilihat pada tabel 3.
Maksimum (A) 𝛼=
𝑏 .𝑐
sazol 3%
Tabel 3. Penetapan Kadar 73,5
2 0,656 7,4375
Kotrimoksazol 8%
Konsent % 71,6
Absorb 3 0,664 7,3125
rasi etike 8%
ansi
(ppm) t 87,1
4 0,709 8,625
Sulfametok 1 0,607 6,875 68,3 4%
81,8 Daftar Pustaka
5 0,712 7,8125
3%
Akbar, Arahman.2013. Penetapan Kadar
81,7
6 0,732 7,9375 Kotrimoksazol Dengan metode
4%
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt).
48,4
1 0,151 0,9742 Medan
1%
Susilo, Jatmiko.2006. Penetapan kadar
49,7
2 0,161 1,0065 co.trimoksazol yang dilakukan
8%
dengan Menggunakan
108,
spektrofotometer ultraviolet Secara
3 0,185 2,2193 77
simultan.klt
%
Rahayu, dkk.2009. Penetapan kadar tablet
Trimetopri 109,
ranitidin menggunakan metode
m 4 0,118 2,1685 54
Spektrofotometri uv-vis dengan
%
pelarut methanol
132,
Gunawan, gan sulistia.Farmakologi Dan
5 0,207 2,5383 95
Terapi Edisi 5. Departemen.
%
Farmakologi dan
161, Terapeutik FKUI.2007
6 0,218 3,1343 48 Ditjen POM .1995. Farmakope
% Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Departemen. Kesehatan R.I.
Ketidaksesuaian hasil range kadar yang Staf Laboratorium Kimia Farmasi
diperoleh dikarenakan ketidaktelitian dan Kuantitatif. Panduan Praktikum
ketidak akuratan praktikan pada Analisis Farmasi. Medan
pelaksanaan percobaan seperti pada saat
penimbangan bahan, pemipetan larutan,
pemindahan larutan, pelarutan sampel,
bersihan kertas saring, dan lain-lain.
Sehigga range kadar yang diperoleh jauh
dari persyaratan Farmakope Indonesia
Edisi IV tahun 1995.

Kesimpulan
Kadar sulfametoksazol yang diperoleh
66,6285% - 86,1455% dan kadar
trimetoprim yang diperoleh 27,5212% -
176,098%, sedangkan menurut farmakope
Indonesia edisi IV kadar sulfametoksazol
dan trimetoprim tidak boleh kurang dari
93,0% - 107,0% dari yang tertera pada
etiket. Sehingga data tidak memenuhi
persyaratan yang tertera pada etiket.

Anda mungkin juga menyukai