LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
Oleh:
Farhan Zulkarnain
NIM. C4208502
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
Oleh:
Farhan Zulkarnain
NIM. C4208502
Tim Penguji:
Ketua,
Anggota, Anggota,
Mengesahkan : Menyetujui :
Direktur Politeknik Negeri Jember Ketua Jurusan Peternakan
ii
RINGKASAN
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 merupakan salah satu perusahaan
pembibitan (breeding farm) ayam broiler parent stock yang dimiliki oleh PT.
Charoen pokphand Indonesia Tbk. Sedangkan RPA UD. Phalosari Unggul Jaya
merupakan sebuah usaha rumah pemotongan ayam yang dimiliki oleh Bima Sakti
Group.
Tata laksana pemeliharaan ayam broiler parent stock pada periode starter dan
grower yaitu sistem biosecurity, pemberian pakan, pemberian minum,
pencahayaan, ventilasi, grading, uniformity, dan program kesehatan. Manajemen
periode starter merupakan tahap awal pemeliharaan yang sangat penting karena
menentukan pertumbuhan ayam di periode berikutnya. Manajemen grower
bertujuan untuk menjaga laju pertumbuhan ayam broiler parent stock pada saat
selesai periode starter hingga akan memasuki periode layer supaya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Manajemen usaha pemotongan ayam di RPA UD.
Phalosari Unggul Jaya meliputi proses produksi (unloading, penggantungan,
stunning, killing, bleeding, scalding, defeathering, eviscerating, chilling, grading,
parting, boneless, marinating, packaging, dan penanganan hasil) dan pengolahan
limbah (limbah padat dan cair). Tujuan dari usaha rumah potong ayam UD.
Phalosari Unggul Jaya adalah untuk menghasilkan karkas ayam broiler yang
ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
iii
Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Broiler Parent Stock Periode Starter dan
Grower di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
dan
Manajemen Usaha Rumah Potong Ayam di UD. Phalosari Unggul Jaya
Jombang Jawa Timur
ABSTRAK
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 merupakan salah satu perusahaan
pembibitan (breeding farm) ayam broiler parent stock yang dimiliki oleh PT.
Charoen pokphand Indonesia Tbk. Sedangkan RPA UD. Phalosari Unggul Jaya
merupakan sebuah usaha rumah pemotongan ayam yang dimiliki oleh Bima Sakti
Group.
Tata laksana pemeliharaan ayam broiler parent stock pada periode starter dan
grower yaitu sistem biosecurity, pemberian pakan, pemberian minum,
pencahayaan, ventilasi, grading, uniformity, dan program kesehatan. Manajemen
periode starter merupakan tahap awal pemeliharaan yang sangat penting karena
menentukan pertumbuhan ayam di periode berikutnya. Manajemen grower
bertujuan untuk menjaga laju pertumbuhan ayam broiler parent stock pada saat
selesai periode starter hingga akan memasuki periode layer supaya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Manajemen usaha pemotongan ayam di RPA UD.
Phalosari Unggul Jaya meliputi proses produksi (unloading, penggantungan,
stunning, killing, bleeding, scalding, defeathering, eviscerating, chilling, grading,
parting, boneless, marinating, packaging, dan penanganan hasil) dan pengolahan
limbah (limbah padat dan cair). Tujuan dari usaha rumah potong ayam UD.
Phalosari Unggul Jaya adalah untuk menghasilkan karkas ayam broiler yang
ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
iii
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Farhan Zulkarnain
NIM. C4208502
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulisan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan judul Tata
Laksana Pemeliharaan Ayam Broiler Parent Stock Periode Starter dan Grower di
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1dan Manajemen Usaha Rumah
Potong Ayam di UD. Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur dapat
diselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang, baik secara moril maupun
materil utamanya yaitu kepada:
1. Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Ketua Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember.
3. Ketua Program Studi D-IV Manajemen Bisnis Unggas Politeknik Negeri
Jember.
4. Nurkholis, S.Pt., M.P., selaku Dosen Pembimbing Utama (DPU).
5. Budi Prasetyo, S.Pt., M.P., selaku Dosen Penguji.
6. Ir. Anang Sutirtoadi, M.P., selaku Dosen Penguji.
7. Serta semua pihak yang turut serta membantu penyelesaian Laporan Praktek
Kerja Lapang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapang
ini masih jauh dari kesempurnaan dalam penyajiannya, untuk itu saran dan kritik
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …..……….……………………………….………. i
LEMBAR PENGESAHAN .…………………………………………….. ii
RINGKASAN……………………………………………………………. iii
SURAT PERNYATAAN …….…………………………………………. iv
KATA PENGANTAR..………………………………….………………. v
DAFTAR ISI...……………………………………………….…………... vi
DAFTAR TABEL …………………………………..…………………… ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………….…………… x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….…… xi
vi
Halaman
3.4 Program Biosecurity …..……………………………………… 14
3.5 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Starter ………....... 15
3.5.1 Persiapan Kandang sebelum Chick in …………………. 16
3.5.2 Persiapan Brooding …………………….……………… 16
3.5.3 Pemberian Pakan ……………………………………… 17
3.5.4 Pemberian Minum ……………………………………… 17
3.5.5 Pelebaran Sekat Brooding …………………………….. 18
3.5.6 Potong Paruh (debeaking) …………………………….. 19
3.6 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Growing ……....... 20
3.6.1 Pemberian Pakan ………...……………………………. 20
3.6.2 Pemberian Air Minum ………..…….………………….. 21
3.6.3 Program Pencahayaan Periode Growing ………………. 22
3.6.4 Program Ventilasi ……………………………………… 22
3.6.5 Pengambilan Sampel Berat Badan dan Uniformity …… 23
3.6.6 Grading dan Fleshing …………………………….…… 23
3.6.7 Program Kesehatan ……………………………………. 24
3.6.7.1 Pemberian Vaksin ……………………………. 24
3.6.7.2 Pengambilan Sampel Darah …………………. 25
3.6.7.3 Kontrol Kandang …………………………….. 25
3.6.8 Penanganan Limbah dan Bangkai ……………………. 25
vii
4.5.11 Program Kesehatan …………………………………. 39
4.5.11.1 Pemberian Vaksin …………………………. 39
4.5.11.2 Pengambilan Sampel Darah ……………….. 39
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Susunan Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
Bali Unit 1 ………………………………………………….. 7
3.1 Populasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 … 10
3.2 Program Suhu Proses Brooding …………………………… 17
3.3 Pengaturan Ketinggian Nipple Periode Starter ……………. 18
3.4 Luas Area Brooding ……………………………………….. 18
3.5 Kandungan Nutrisi Pakan Kode 532 ……………………… 21
3.6 Pengaturan Ketinggian Nipple Periode Grower ……………. 22
4.1 Program Point Feed CPJF Bali Unit 1 ……………………. 32
4.2 Rekomendasi Program Pencahayaan ayam bibit Parent
Stock …………………………………………………….. 33
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali
Unit 1……………..…………………………………………… 5
3.1 Heater Otomatis merk Purafire ……………………………… 12
3.2 Proses Pemotongan Paruh (Debeaking) …………………….. 20
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Denah PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 …….. 43
2. Program Ventilasi di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali
Unit 1 ………………………………………………………. 44
3. Perhitungan Uniformity …………………………………….. 46
4. Standar Pemeliharaan Parent Stock Strain Ross dan Cobb .. 47
5. Program Vaksinasi Ayam Broiler Parent Stock PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Periode Starter dan Grower …………… 49
6. Dokumentasi saat Kegiatan PKL …………………………… 50
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
Farm Manager
Caretaker
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
Keterangan:
Farm Manager : Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan dalam satu
unit farm.
PGA : Bertugas dalam bidang kepegawaian sekaligus diberi
wewenang dalam pengadaan sarana dan prasarana.
Statistik : Bertugas menganalisis data-data mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan produksi seperti pertumbuhan berat
badan ayam, penggunaan pakan, dan deplesi.
Staf AHL : Bertugas mengawasi dan memastikan bahwa tata laksana
pemeliharaan yang dilakukan sudah sesuai dengan
prosedur.
Supervisor : Bertugas memimpin para caretaker untuk melaksanakan
kegiatan pemeliharaan didampingi oleh assistant
supervisor.
Chief Mekanik : Bertugas memimpin para mekanik dalam kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di farm. Jika
terdapat kerusakan, para mekanik harus segera
melakukan perbaikan.
6
2.2.2 Ketenagakerjaan
Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dbagi
menjadi 3 macam meliputi tenaga kerja tetap, tenaga kerja out source, dan pekerja
harian. Tenaga kerja tetap digaji setiap bulan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm, tenaga kerja out source memperoleh gaji bulanan dari perusahaan out
source yaitu PT. Berkat Karya Indonesia, dan pekerja harian memperoleh gaji
yang diambil dari kas perusahaan.
Tenaga kerja tetap bekerja bersama-sama dengan tenaga kerja out source
selama enam hari kerja dalam seminggu dengan libur mingguan yang tidak tetap
harinya. Pekerjaan dimulai pukul 7.00 WITA sampai dengan 13.30 WITA dengan
waktu istirahat selama 2 jam (11.30 WITA – 13.30 WITA) untuk hari Minggu
hingga Kamis. Pada hari Jumat dan Sabtu, pekerjaan dimulai pukul 7.00 WITA
sampai dengan 16.00 WITA dengan waktu istirahat selama 3 jam (11.00 WITA –
14.00 WITA). Bagi pekerja harian hanya bekerja saat perusahaan membutuhkan
tenaga saja, pengadaannya diatur oleh seorang koordinator lapang. Seluruh tenaga
kerja yang bekerja di area farm diberikan APD (Alat Pelindung Diri) yang harus
digunakan meliputi sepasang sepatu boot karet, seragam kerja, masker, dan
penutup rambut. Apabila terdapat karyawan yang melakukan kesalahan saat
bekerja akan diberikan teguran dan surat peringatan.
7
Jumlah tenaga kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 pada
tahun 2012 ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
Tenaga Kerja Penddikan Jumlah
Farm Manager S1 1 orang
PGA S1 1 orang
Staf AHL S1 1 orang
Supervisor S1 4 orang
Assistant Supervisor SMA 4 orang
Caretaker SMA 40 orang
Chief Mekanik S1 1 orang
Mekanik SMA 4 orang
Koordinator Lapang SMA 1 orang
Pekerja Harian SD, SMP, & SMA diadakan jika
hanya dibutuhkan
TOTAL 58 orang
Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)
3.1 Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit 1 dari sisi Agribisnis
Pada awalnya PT. Charoen Pokphand Jaya Farm hanya memiliki unit
penetasan (hatchery) di Propinsi Bali. Seiring dengan meningkatnya permintaan
pasar akan DOC ayam broiler maka PT. Charoen Pokphand Jaya Farm mulai
membangun suatu breeding farm yang berlokasi di Desa Manistutu Kecamatan
Melaya Kabupaten Jembrana untuk menambah produksi telur tetas (hatching
egg). Setelah proyek pembangunan breeding farm Unit 1 di Desa Manistutu
selesai, rencana pembangunan Unit 2 akan dilanjutkan di kawasan Kabupaten
Jembrana bagian Selatan, setelah itu juga akan dilanjutkan dengan pembangunan
breeding farm di Pulau Lombok. Alasan penambahan jumlah breeding farm di
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm juga dikarenakan oleh para perusahaan
kompetitor yang terus melakukan penambahan breeding farm di wilayah-wilayah
baru seperti PT. Japfa Comfeed, PT. Wonokoyo, dan PT. Medion sehingga PT.
CPJF harus lebih giat melakukan ekspansi untuk wilayah-wilayah baru.
9
10
Tabel 3.1. Populasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
Jumlah
Hen Tanggal Umur Jumlah
Strain Jantan Betina
House Kedatangan (Minggu) (Ekor)
(Ekor) (Ekor)
1 6 Desember 2011 16 Cobb 9.590 1.470 11.060
2 8 Desember 2011 16 Cobb 9.380 1.470 10.850
3 13 Desember 2011 15 Cobb 9.450 1.540 10.990
4 14 Desember 2011 15 Cobb 9.310 1.470 10.780
5 30 Desember 2011 13 Ross 8.680 1.190 9.870
6 31 Desember 2011 13 Ross 9.030 1.540 10.570
7 13 Januari 2012 11 Cobb 9.730 1.470 11.200
8 15 Januari 2012 11 Cobb 9.100 1.470 10.570
9 31 Januari 2012 9 Ross 9.450 1.400 10.850
10 2 Februari 2012 9 Ross 9.450 1.400 10.850
11 4 Februari 2012 9 Cobb 9.170 1.470 10.640
12 5 Februari 2012 9 Cobb 9.450 1.470 10.920
13 17 Februari 2012 7 Ross 9.450 1.470 10.920
14 18 Februari 2012 7 Ross 9.450 1.470 10.920
15 2 Maret 2012 5 Cobb 9.450 1.470 10.920
16 2 Maret 2012 5 Cobb 9.450 1.470 10.920
17 17 Maret 2012 3 Ross 9.030 1.470 10.500
18 18 Maret 2012 3 Ross 9.450 1.470 10.920
19 30 Maret 2012 1 Ross 9.450 1.470 10.920
20 31 Maret 2012 1 Ross 9.450 1.470 10.920
Total 186.970 29.120 216.090
Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)
Heater akan menyala kembali jika suhu ruangan kurang dari suhu minimum yang
telah disetel.
satu kandang terdapat 800 buah nipple karena satu nipple diasumsikan untuk 15
ekor ayam.
b. Kendaraan yang masuk zona 2 harus melewati pintu masuk yang terdapat
semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
c. Barang yang masuk zona 2 harus dilewatkan di box ultraviolet dan
disemprot antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
3. Zona 3, meliputi ruang sanitasi II hingga area menuju kandang.
a. Karyawan yang masuk zona 3 harus melewati ruang sanitasi II untuk
mandi terlebih dahulu menggunakan air biasa, melewati ruangan
semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10), dan
mandi kembali menggunakan air biasa. Karyawan yang keluar dari ruang
sanitasi II harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yaitu dengan
mengenakan seragam berupa baju dan celana warna biru muda, sepatu
boot, masker, dan penutup rambut.
b. Kendaraan yang masuk zona 3 harus melewati pintu masuk yang terdapat
semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
c. Barang yang masuk zona 3 harus dilewatkan di box ultraviolet dan
disemprot antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
4. Zona 4, meliputi area perkandangan.
a. Karyawan yang masuk zona 4 melakukan semprotan spray (campuran
alkohol 70%) pada tangan, mencelupkan kakinya pada bak kecil yang
berisi antiseptic BKC (perbandingan 1 : 5).
b. Kendaraan yang masuk zona 2 harus melewati pintu masuk yang terdapat
semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
c. Barang yang masuk zona 2 harus dilewatkan di box ultraviolet dan
disemprot antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
Standar pemberian pakan tergantung dari nilai point feed yang ditentukan
oleh manager farm. Supervisor farm menghitung nilai point feed yang telah
ditentukan disesuaikan dengan populasi ayam yang ada dalam kandang. Pada
pemeliharaan ayam broiler parent stock tidak terdapat istilah FCR (Feed
Convertion Ratio) karena tidak bertujuan untuk mendapatkan body weight yang
maksimal. Program puasa mulai diterapkan pada periode grower. Tujuan dari
program puasa adalah untuk memperoleh bobot badan sesuai target dan
keseragaman yang baik pada ayam.
karena sifat udara yang cenderung ke atas. Program ventilasi bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan suhu dan kelembaban antara kebutuhan ayam dan
setting yang dilakukan sehingga tercipta kondisi yang nyaman. Fungsi adanya
ventilasi adalah mengeluarkan kelembaban, panas, debu, dan amoniak, mensuplai
oksigen, dan meningkatkan kapasitas hen house. Jadwal program ventilasi di PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dapat dilihat pada Lampiran 2.
pencampuran jantan dan betina. Ayam berukuran normal dan besar segera
dicampur sedangkan ayam berukuran kecil dmasukkan ke dalam area small pen.
pada ayam. Penggunaan vaksin live intra ocular dilakukan dengan meneteskan
pada mata tanpa ujung botol tetes mengenai mata ayam karena bisa menyebabkan
kebutaan pada ayam.
PEMBAHASAN
4.1 Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit 1 dari sisi Agribisnis
Usaha breeding ayam broiler sangat menguntungkan karena didasarkan
pada perhitungan bahwa peternakan unggas broiler pastinya akan terus
berkembang (Jahja, 2013). Permintaan akan daging ayam untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani juga terus meningkat. Bermunculannya pemain baru
dan ekspansi beberapa perusahaan di bidang pembibitan unggas seperti PT.
Medion yang mulai mendirikan farm parent stock di Bogor, PT. Wonokoyo yang
memiliki farm baru di Banjarmasin, dan PT. Japfa Comfeed yang lebih dulu
memiliki breeding farm di Bali mengindikasikan bahwa bisnis breeding farm di
tanah air akan terus bertumbuh. PT. CPJF mengimbangi persaingan dari para
kompetitornya dalam melakukan pengembangan wilayah dan memperbesar
kapasitas produksi dengan menambah breeding farm baru di wilayah Bali yaitu
PT. CPJF Unit 1.
PT. CPJF Bali Unit 1 mendapatkan DOC parent stock dari penetasan telur
grand parent stock PT. CPJF Subang dan Pasuruan. Pemeliharaan parent stock
oleh PT. CPJF Bali Unit 1 menghasilkan telur tetas (hatching egg) yang nantinya
akan dikirimkan ke unit penetasan (hatchery) yang ada di Kecamatan Melaya
Kabupaten Jembrana. Unit penetasan CPJF menghasilkan DOC final stock yang
dapat disalurkan langsung ke peternak, melalui poultry shop, maupun melalui
perusahaan kemitraan. Pada umumnya peternak besar mandiri melakukan
pengadaan DOC final stock dengan sistem pembayaran tunai, alasannya adalah
dengan sistem tunai mereka bisa mendapatkan harga DOC yang lebih murah
dibandingkan sistem pembayaran kredit melaui poultry shop maupun dengan
mengikuti perusahaan kemitraan (Mappigau dan Esso, 2011).
27
28
nipple juga dapat disesuaikan dari panel kontrol. Di atas pipa yang memanjang
melewati tiap-tiap nipple terdapat kawat yang berfungsi supaya ayam tidak dapat
bertengger di atas pipa.
Sistem biosecurity yang dilakukan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
Bali Unit 1 sesuai dengan pendapat Hadi (2010) yaitu pengunjung farm
didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi
khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang juga harus didesinfeksi sebelum
masuk bangunan kandang ataupun meninggalkannya. Sistem biosecurity
dilakukan untuk menghindari kontaminasi lingkungan luar terhadap area kandang.
Sesuai prosedur yang ada di Farm Bali 1, karyawan dan tamu telah
menerapkan program biosecurity dengan baik dan benar, terutama caretaker yang
paling sering ke kandang harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap
produktifitas ayam bibit dengan program biosecurity.
menyatakan bahwa pemotongan paruh yang dilakukan pada DOC atau ayam yang
berumur dibawah satu minggu juga memberikan keuntungan dalam hal
penanganan yang jauh lebih mudah dan paruh yang masih lunak, disamping itu
apabila ayam mengalami stres akibat pemotongan paruh maka masih tersedia
waktu yang cukup panjang untuk mengembalikan kondisinya seperti semula.
Pemberian vitamin sebelum pemotongan paruh dapat mencegah pendarahan
(Rusianto, 2008).
ke-19 pakan di berikan setiap hari hingga seterusnya. Program puasa bertujuan
untuk mendapatkan bobot ayam yang seragam (Anonymous, 2012).
Tabel 4.1. Program Point Feed Periode Starter dan Grower di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
Ross Cobb
Point Feed Point Feed
Umur Use Umur Use
Betina Jantan Betina Jantan
1 Minggu 2,20 2,50 Full 1 Minggu 2,20 2,50 Full
2 Minggu 3,20 5,00 Full 2 Minggu 3,20 5,00 Full
3 Minggu 3,60 8,00 Full 3 Minggu 3,60 8,00 Full
4 Minggu 3,80 8,00 Full 4 Minggu 3,80 8,00 Full
5 Minggu 4,00 8,00 Full 5 Minggu 4,00 8,00 Full
6 Minggu 4,10 6,00 4/3 6 Minggu 4,10 7,00 4/3
7 Minggu 4,20 6,,20 4/3 7 Minggu 4,20 7,20 4/3
8 Minggu 4,40 6,40 4/3 8 Minggu 4,40 7,40 4/3
9 MInggu 4,60 6,60 4/3 9 MInggu 4,60 7,60 4/3
10 Minggu 4,80 6,80 4/3 10 Minggu 4,80 7,80 4/3
11 Minggu 5,00 7,00 5/2 11 Minggu 5,00 8,00 5/2
12 Minggu 5,30 7,30 5/2 12 Minggu 5,30 8,20 5/2
13 MInggu 5,60 7,60 5/2 13 MInggu 5,60 8,40 5/2
14 Minggu 6,10 7,90 6/1 14 Minggu 5,90 8,60 5/2
15 Minggu 6,60 8,20 6/1 15 Minggu 6,40 8,80 6/1
16 Minggu 7,10 8,50 6/1 16 Minggu 6,90 9,00 6/1
17 Minggu 7,80 8,80 6/1 17 Minggu 7,60 9,20 6/1
18 Minggu 8,50 9,20 6/1 18 Minggu 8,30 9,40 6/1
19 Minggu 9,10 9,60 Full 19 Minggu 8,90 9,70 Full
20 Minggu 9,70 10,00 Full 20 Minggu 9,50 10,10 Full
21 Minggu 10,10 10,40 Full 21 Minggu 9,90 10,50 Full
22 Minggu 10,30 10,50 Full 22 Minggu 10,10 10,80 Full
23 Minggu 10,50 11,10 Full 23 Minggu 10,30 11,10 Full
Sumber : PT. Charoen Pokhand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)
kaporit/ klorin) adalah sebagai upaya sanitasi air minum supaya dapat membunuh
bakteri dan mikroorganisme lain yang mencemari air dengan cara memasukkan
klorin sebanyak 3-5 ppm ke dalam air minum.
4.5.9 Uniformity
Penimbangan sampel BW (body weight) dilakukan setiap minggu sekali
untuk mengetahui tingkat uniformity atau disebut juga dengan tingkat
keseragaman BW. Menurut Rasyaf (2003), penimbangan dilakukan secara acak
dengan jumlah sampel lebih kurang 10% dari populasi ayam. Penimbangan
dilakukan sebelum ayam diberi makan. Tujuan dilakukan penimbangan yaitu
untuk mengethui Gain Weight (laju pertumbuhan), kesesuaian body weight
dengan standar, dan mengetahui keseragaman bobot badan. Penimbangan yang
dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 memiliki sampel yang
kurang dari 10%, hal ini dikarenakan populasi yang sangat banyak sehingga
menghabiskan banyak waktu dalam proses penimbangannya. Prosentase nilai
uniformity merupakan gambaran prosentase nilai produksi telur di periode layer.
Jumlah ayam betina atau ayam jantan yang akan di campur dalam pen :
Ukuran pen
X total ayam
Panjang kandang
39
dimana titer antibodi protektif baru melindungi setelah tiga minggu (Anonymous,
2008).
4.5.11.3Kontrol Kandang
Kontrol kandang dilakukan untuk mengetahui kondisi ayam-ayam di
kandang sedang sakit atau tidak. Kontrol kandang dapat dilakukan setiap waktu.
Menurut Anonymous (2009), kontrol kandang hendaknya rutin dilakukan, bisa
waktu pagi, siang, sore, atau malam hari. Kontrol dilakukan untuk mengetahui
apakah ada ayam yang memiliki gejala klinis terserang suatu penyakit, apabila
ditemukan ayam yang tampak sakit maka akan diambil dan dibawa ke luar
kandang untuk kemudian dilakukan bedah bangkai.
BAB V
KESIMPULAN
41
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, R. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penebar
Swadaya. Jakarta.
42
LAMPIRAN
H H
11 19 H
& & 7
12 10 & H
8 5
&
6
H
13 H
& 15
14 & H H H
16 17 H 3 1
& 19 & &
18 & 4 2
20
Keterangan :
PS : Pos Satpam
AP : Area Parkir SM
G Pr : Gudang Peralatan
L S2 G Pk
S 1&2 : Ruang Sanitasi 1 & 2 1
L 1&2 : Ruang Laundry 1 & 2 K
R
MM : Mess Manager
G
MS : Mess Supervisor Pr K MC
MC : Mess Caretaker
M
K : Kantin S
KR : Kantor
G Pk : Gudang Pakan MM
SM : Sumur Bor
S1 L1
H 1-20 : Hen House 1 - 20
PS AP
43
Lampiran 2. Program Ventilasi di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
44
45
Misal:
46
Lampiran 4. Standar Pemeliharaan Parent Stock Strain Ross dan Cobb
Ross
Umur Betina Jantan
(Minggu) PF Inc BW Gain PF Inc BW Gain
(gr) (ekor) (gr) (gr) (gr) (ekor) (gr) (gr)
1 20 2 160 25 160
2 29 9 260 100 50 25 360 200
3 33 4 360 100 80 30 600 240
4 37 4 460 100 80 0 850 250
5 39 2 560 100 80 0 1050 200
6 41 2 650 90 80 0 1250 200
7 43 2 750 100 60 -20 1380 130
8 45 2 850 100 62 2 1500 120
9 47 2 950 100 64 2 1630 130
10 49 2 1050 100 66 2 1750 120
11 51 2 1150 100 68 2 1860 110
12 53 2 1240 90 70 2 1980 120
13 56 3 1330 90 72 2 2100 120
14 59 3 1420 90 75 3 2220 120
15 64 5 1510 90 79 4 2350 130
16 69 5 1630 120 83 4 2480 130
17 76 7 1750 120 87 4 2610 130
18 83 7 1880 130 92 5 2730 120
19 89 6 2010 130 97 5 2850 120
20 95 6 2150 140 102 5 3000 150
21 99 4 2300 150 106 4 3150 150
22 101 2 2400 100 109 3 3300 150
23 103 2 2550 150 111 2 3450 150
24 105 2 2700 150 113 2 3600 150
25 107 2 2800 100 115 2 3700 100
47
48
Cobb
Umur Betina Jantan
(Minggu PF Inc BW Gain Inc BW Gain
(gr) (ekor) (gr) (gr) PF (gr) (ekor) (gr) (gr)
1 20 160 25 160
2 30 10 280 120 50 25 360 200
3 34 4 400 120 80 30 600 240
4 38 4 520 120 80 0 900 300
5 39 1 600 80 80 0 1050 150
6 40 1 700 100 80 0 1250 200
7 41 1 790 90 70 -10 1380 130
8 43 2 880 90 72 2 1500 120
9 45 2 980 100 74 2 1600 100
10 47 2 1080 100 76 2 1700 100
11 49 2 1180 100 78 2 1800 100
12 51 2 1290 110 80 2 1900 100
13 54 3 1370 80 82 2 2000 100
14 57 3 1450 80 84 2 2150 150
15 62 5 1530 80 86 2 2300 150
16 67 5 1610 80 88 2 2450 150
17 74 7 1710 100 90 2 2600 150
18 81 7 1830 120 94 4 2750 150
19 87 6 1960 130 98 4 2900 150
20 93 6 2100 140 102 4 3050 150
21 97 4 2250 150 106 4 3200 150
22 99 2 2350 100 109 3 3380 180
23 101 2 2500 150 111 2 3550 170
24 103 2 2650 150 113 2 3700 150
25 105 2 2800 150 115 2 3850 150
Lampiran 5. Program Vaksinasi Ayam Broiler Parent Stock PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Periode Starter dan Grower
Umur Vaksin Aplikasi
1 Hari MD (CVI 988+HVT) + Bursaplex SC (Hatchery)
Coccivac (Type D) Spray (Hatchery)
IB (H 120) IO (Farm)
7 Hari ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO
Reo (S-1133) SC
14 Hari AI (Killed) 0,3 ml SC
21 Hari ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO
ND (Killed) 0,25 ml SC
FP WW
6 Minggu Coryza (0,5 ml) IM (Leg)
Bivalent Reo (Killed) IM
8 Minggu ND + IB (Lived) IO
ND (Killed) 0,5 ml IM
AI (Killed) 0,5 ml SC
10 Minggu ILT IN
FP + AE WW
14 Minggu ND + IB (Lasota + Mass-Con) IO
ND + IB + EDS (Killed) IM
16 Minggu Coryza (0,1 ml) IM (Leg)
18 Minggu AI (Killed) 0,5 ml SC/ IM
20 Minggu ND + IB (Lasota + Mass-Con) IO
ND + IB + G + Reo (Killed) IM
Sumber: PT. Charoen Pokphand Jaya Farm (2012)
Keterangan:
IM : Intra Muscular
IO : Intra Ocular
SC : Subcutaneous
IN : Intra Nose
WW : Wing Wap
Leg : Injeksi pada paha
49
Lampiran 6. Dokumentasi saat Kegiatan PKL
Panel Kontrol
50
51
Box Ultraviolet
53
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
Oleh:
Farhan Zulkarnain
NIM. C4208502
Halaman
HALAMAN JUDUL ………….………………………………...………. i
DAFTAR ISI...……………………………………………….…………... ii
DAFTAR TABEL …………………………………..…………………… iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………….…………… v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….…… vi
ii
Halaman
3.3.2.10 Marinating ……………………………………. 15
3.3.2.11 Packaging ……………………………………. 15
3.3.2.12 Penanganan Hasil ……………………………. 15
3.3.3 Pemasaran …….….……………………………………. 16
3.3.4 Pengolahan Limbah …..……………….….……………. 16
3.3.4.1 Pengolahan Limbah Cair ………………………. 16
3.3.4.2 Pengolahan Limbah Padat ……………………. 16
3.3.4.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ……... 17
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Jumlah karyawan di RPA Phalosari Unngul Jaya …….….. 7
4.1 Grading Karkas Ayam Broiler …………………..………… 20
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Struktur Organisasi Rumah Potong Ayam UD. Phalosari
Unggul Jaya ………………………..…………………………. 5
3.1 Process Flow Diagram Pemotongan Ayam di RPA UD.
Phalosari Unggul Jaya ……………..…………………….…… 10
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Penentuan Isi Keranjang berdasarkan Grading ………..….. 26
2. Surat Hasil Pemeriksaan dari Laboratorium Kesmavet …… 27
3. Surat Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi ………………………. 28
4. Surat Sertifikat Halal …………………………………………. 29
5. Surat Keterangan Pemeriksaan Bahan Asal Hewan ……….. 30
6. Dokumentasi saat Kegiatan PKL ……………………………. 31
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
seperti sertifikat halal dari MUI, sertifikat bebas flu burung, dan surat uji
laboratorium dari Dinas Peternakan, dll.
Manajemen usaha rumah potong ayam yang baik perlu didukung dengan
adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil guna tercapainya
pembangunan nasional di bidang peternakan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan melalui program pendidikan di perguruan tinggi berusaha mencetak
sumber daya yang handal agar mampu bersaing di bidang peternakan khususnya
dalam mengelola dan mengembangkan usaha peternakan.
Politeknik Negeri Jember adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mencetak tenaga terampil dan siap pakai di bidang peternakan karena sistem
pendidikannya menitikberatkan pada 60% praktek dan didukung 40% kuliah
menjadikan mahasiswa yang berkualitas dan profesional. Salah satu program
yang tercatum dalam kurikulum pendidikan di Politeknik Negeri Jember adalah
mahasiswa semester VIII diprogramkan untuk melaksanakan Praktek Kerja
Lapang (PKL). Program PKL ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan
pengalaman di lapangan yang sesungguhnya dan membandingkan teori yang
didapat selama perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat memiliki keahlian yang
baik di bidang peternakan.
4
5
Kepala Divisi
Koordinator
Area Bersih
Koordinator
Area Gudang
2.2.2 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja dibagi menjadi tiga macam yaitu tenaga kerja tetap dan
tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja tetap digaji setiap bulan, sedangan tenaga kerja
kontrak memperoleh gaji setiap dua minggu sekali. Gaji tenaga kerja antara satu
dengan yang lain berbeda sesuai dengan jabatannya.
Tenaga kerja non produksi bekerja enam hari kerja dalam seminggu mulai
pukul 08.00 sampai 16.00 WIB dengan waktu istirahat selama satu jam mulai
pukul 12.00 sampai 13.00 WIB (senin sampai sabtu). Tenaga kerja produksi
bekerja sesuai bagiannya. Tenaga produksi area kotor yang bertugas menangani
pemotongan bekerja mulai pukul 07.00 WIB. Pekerja yang menangani bagian
eviserasi bekerja mulai pukul 07.30 WIB sedangakn pekerja pda bagian produksi
area bersih bekerja mulai pukul 08.00 WIB. Karyawan yang bekerja di bagian
7
9
10
Stunning
Defeathering Bulu
Kotoran
Eviscerating Jantung
Usus
Perendaman Hati
Ampela
(Suhu Bak I 10oC, Suhu Bak II 2oC) Kepala
Kaki
Grading, Parting, Boneless
(Suhu 20oC)
Freezing
3.3.2.1 Unloading
Unloading merupakan proses penurunan ayam yang akan diproses. Jenis
ayam yang akan dipotong adalah ayam broiler. Ayam yang akan dipotong harus
dalam keadaan sehat. Proses ini dimulai dengan penurunan ayam dari truk dan
penimbangan broiler setiap lima keranjang. Satu keranjang berisi 10-15 ekor
ayam. Dalam satu hari rata-rata jumlah ayam yang dipotong adalah sebanyak 5 rit.
1rit berisi lebih kurang 1600 ekor ayam hidup. Jadi rata-rata jumlah ayam hidup
yang dipotong adalah sebanyak 5 rit x 1600 ekor.
Ayam yang datang segera ditimbang terlebih dahulu. Kelompok ayam
yang datang pertama kali langsung diproses tanpa diistirahatkan. Kelompok ayam
yang datang selanjutnya sebelum dipotong diistirahatkan terlebih dahulu dengan
cara disiram dengan air untuk menurunkan suhu tubuh selama menunggu proses
pemotongan.
3.3.2.2 Penggantungan
Keranjang berisi ayam yang sudah ditimbang diletakkan di area
pemotongan. Ayam-ayam di keranjang dikeluarkan dan digantung pada shackle
dengan posisi kaki diatas, kepala ayam di bawah, dan dada menghadap ke depan.
Ayam yang telah digantung pada shackle diarahkan ke area stunning untuk proses
pemingsanan.
3.3.2.3 Stunning
Ayam dari area penggantungan akan masuk ke area stunning. Ayam
dipingsankan dengan cara melewatkan ayam dalam air yang telah dialiri arus
listrik dengan tegangan 10-15 volt. Ayam melewati air bertegangan listrik selama
7-12 detik.
13
3.3.2.8 Chilling
Chilling adalah proses dalam penanganan karkas yang bertujuan untuk
memperpanjang lama simpan. Karkas setelah melalui proses evisceration,
selanjutnya direndam dalam dua bak yang berbeda. Perendaman ayam pada bak
chilling I menggunakan air bersih yang ditambah es batu sehingga suhu air
menjadi 10oC. Setelah mengalami perendaman pada bak chilling I, ayam
dimasukkan ke dalam bak chilling II yang airnya dicampur dengan chlorine dan
garam selama 5 menit.
3.3.2.10Marinating
Marinating merupakan proses pemberian bumbu pada karkas ayam.
Proses marinating hanya dilakukan jika ada permintaan dari pelanggan. Misalnya,
karkas ayam yang sudah dipotong menjadi 8 bagian ditempatkan dalam keranjang
yang dilapisi karung kemudian diberi bumbu. Bumbu yang digunakan berasal dari
pelanggan yang memesan karkas. Bumbu untuk marinating berisi 300 gram untuk
25 ekor karkas ayam. Karkas yang sudah diberi bumbu selanjutnya dikemas
dalam kantong plastik.
3.3.2.11Packaging
Proses packaging di RPA Phalosari Unggul Jaya dilakukan secara manual
yaitu karkas yang sudah ditimbang dan dikelompokkan dalam keranjang
berdasarkan beratnya dimasukkan ke dalam plastik dan diikat dengan karet.
Karkas utuh dimasukkan ke dalam plastik yang berlogo DIVA sedangkan karkas
hasil parting dikemas dalam kantong plastik berlogo PERMATA. Plastik bening
digunakan untuk mengemas produk sampingan seperti ampela, hati, dan jantung,
kepala, dan kaki ayam.
3.3.2.12Penanganan Hasil
Setelah pengemasan, karkas disusun dalam keranjang berwarna oranye.
Selanjutnya karkas tersebut dimasukkan ke dalam chilling room selama 10 menit
16
pada suhu 0-5oC yang bertujuan untuk menguapkan dan mengeringkan air yang
masih menempel pada karkas. Karkas yang sudah berada di chilling room selama
10 menit, kemudian dimasukkan ke dalam blast freezer selama 15-17 jam dengan
suhu -30 sampai dengan -35oC. Setelah itu karkas disimpan di ruang cold storage.
Suhu ruang cold storage mencapai -15 sampai -20oC. Pada tahap ini karkas ayam
siap untuk dipasarkan. Jika terdapat pesanan dalam bentuk potongan, maka karkas
beku harus dicairkan terlebih dahulu dengan proses thawing. Thawing adalah
proses pencairan es pada karkas untuk menyegarkan kembali daging beku.
3.3.3 Pemasaran
Area pemasaran produk dari RPA UD. Phalosari Unggul Jaya meliputi
Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa. Pemasaran di Pulau Jawa antara lain di
Mojokerto (perusahaan Ajinomoto), Surabaya (Carefour dan pasar-pasar basah),
Malang (Carefour dan pasar-pasar basah), dan dari kota-kota sekitar yang
melakukan pemesanan karkas. Pemasaran di luar Pulau Jawa meliputi Ternate,
Makassar, Pulau Kalimantan, Pulau Batam, Timika, dan Jayapura. Karkas-karkas
yang akan dikirim dikemas dalam karung dan ditimbang.
4.2.2 Penggantungan
Keranjang berisi ayam yang sudah ditimbang dipindahkan ke area
pemotongan. Ayam-ayam hidup di keranjang dikeluarkan dan digantung pada
shackle dengan posisi kaki diatas, kepala ayam di bawah, dan dada menghadap ke
depan untuk memudahkan proses pengeluaran darah nantinya. Hal ini sesuai
18
19
dengan pendapat Syamsuri (2011) yaitu setelah ditimbang dan dihitung, ayam
dikeluarkan dari keranjang kemudian digantung pada shackle berjalaan dengan
posisi kaki ayam di atas, kepalanya di bawah, dan punggung ayam menghadap
petugas. Hal ini dilakukan supaya ayam mudah dipotong dan proses pengeluaran
darah dapat berjalan dengan sempurna.
Terkadang proses pengeluaran ayam dari keranjang hingga digantung
dilakukan dengan tidak hati-hati sehingga ayam ada yang jatuh dan mengalami
memar dan patah tulang. Alangkah baiknya jika proses ini dilakukan dengan hati-
hati.
4.2.3 Stunning
Ayam dari area penggantungan akan masuk ke area stunning. Ayam
dipingsankan dengan cara melewatkan ayam dalam air yang telah dialiri arus
listrik dengan tegangan 10-15 volt selama 7-12 detik. JIka tidak dilakukan
stunning maka ayam akan berontak dan otot-ototnya melakukan konstraksi
sehingga mengurangi kualitas dagingnya. Menurut Wulandari dkk (2005), metode
stunning dapat menghasilkan mutu daging yang lebih baik, selain itu dengan
dilakukan pemingsanan, penyembelihan terasa lebih manusiawi karena hewan
menjadi tidak banyak berontak.
Hati dan ampela dibersihkan dari mepedu dan dicuci bersih dengan air yang
ditambah es untuk mengawetkan organ dalam sehingga tidak mudah busuk.
Selama proses eviscerating, ayam dicuci dengan siraman air bersih. Menurut
Soeparno (1994), proses pengeluaran jerohan dimulai dari pemisahan tembolok
dan trakhea kemudian pembukaan rongga badan dengan membuat irisan dari
kloaka ke arah tulang dada. Jerohan dikeluarkan kemudian dilakukan pemisahan
organ-organ. Kepala, leher, dan kaki juga dipisah.
4.2.8 Chilling
Karkas setelah melalui proses evisceration, selanjutnya direndam dalam
dua bak yang berbeda. Perendaman ayam pada bak chilling I menggunakan air
bersih yang ditambah es batu sehingga suhu air menjadi 10oC. Setelah mengalami
perendaman pada bak chilling I, ayam dimasukkan ke dalam bak chilling II yang
airnya dicampur dengan chlorine dan garam selama 5 menit. Verkamp (1989)
menyatakan chilling bertujuan untuk memperpanjang lama simpan, karena dapat
menghambat aktivitas bakteri sebelum diolah lebih lanjut atau sebelum sampai ke
konsumen.
4.2.10 Marinating
Proses marinating hanya dilakukan jika ada permintaan dari pelanggan.
Marinating merupakan proses pemberian bumbu pada karkas ayam. Menurut
23
Pratama (2012), produk marinated merupakan potongan daging ayam yang telah
diberi bumbu untuk menambah cita rasa sehingga konsumen dapat langsung
memasaknya.
4.2.11 Packaging
Proses packaging atau pengemasan di RPA Phalosari Unggul Jaya
dilakukan secara manual yaitu karkas yang sudah ditimbang dan dikelompokkan
dalam keranjang berdasarkan beratnya dimasukkan ke dalam plastik dan diikat
dengan karet. Hal ini sesuai dengan SNI (1995), jenis pengemasan karkas
ditentukan berdasarkan bobotnya yaitu ukuran kecil (0,8 – 1 kg), ukuran sedang (1
– 1,2 kg), dan ukuran besar (1,2 – 1,5 kg).
berbau dan nantinya layak untuk dibuang ke sungai di samping RPA. Menurut
SNI (1999), sistem saluran pembuangan limbah cair harus cukup besar dan
didisain agar aliran limbah mengalir dengan lancar, terbuat dari bahan yang
mudah dibersihkan dan kedap air supaya tidak mencemari tanah.
1. Proses produksi di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya sudah memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI).
2. Pengolahan limbah cair di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya dilakukan dengan
sistem penyaringan kolam-kolam limbah dan pemberian chlorine sehingga
menghasilkan limbah cair yang layak untuk dialirkan ke sungai di samping
RPA.
26
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, A. 2011. Sistem Jaminan Halal (SJH) di Unit RPA PT. Ciomas
Adisatwa. Malang: Universitas Brawijaya.
27
28
29
30
Shackle
35
Area Stunning
Area Scalding
36
Area Eviserasi
37
Proses Chilling
Proses Grading
38
Proses Parting
Proses Thawing
39
Kolam Limbah