Anda di halaman 1dari 111

TATA LAKSANA PEMELIHARAAN AYAM BROILER

PARENT STOCK PERIODE STARTER DAN GROWER


DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM
BALI UNIT 1
DAN
MANAJEMEN USAHA RUMAH POTONG AYAM DI
UD. PHALOSARI UNGGUL JAYA
JOMBANG JAWA TIMUR

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi D-IV Manajemen Bisnis Unggas
Jurusan Peternakan

Oleh:

Farhan Zulkarnain
NIM. C4208502

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PETERNAKAN
2014
TATA LAKSANA PEMELIHARAAN AYAM BROILER
PARENT STOCK PERIODE STARTER DAN GROWER
DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM
BALI UNIT 1

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi D-IV Manajemen Bisnis Unggas
Jurusan Peternakan

Oleh:

Farhan Zulkarnain
NIM. C4208502

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PETERNAKAN
2014
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER

TATA LAKSANA PEMELIHARAAN AYAM BROILER


PARENT STOCK PERIODE STARTER DAN GROWER
DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM
BALI UNIT 1
DAN
MANAJEMEN USAHA RUMAH POTONG AYAM DI
UD. PHALOSARI UNGGUL JAYA
JOMBANG JAWA TIMUR

Telah Diuji pada Tanggal 4 Desember 2013


Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat

Tim Penguji:

Ketua,

Nurkholis, S.Pt., M.P.


NIP. 19780103 200812 1 001

Anggota, Anggota,

Budi Prasetyo, S.Pt., M.P. Ir. Anang Sutirtoadi, M.P.


NIP. 19710621 200112 1 001 NIP. 19671217 200212 1 002

Mengesahkan : Menyetujui :
Direktur Politeknik Negeri Jember Ketua Jurusan Peternakan

Ir. Nanang Dwi Wahyono, M.M. Ir. Rosa Trihertamawati, M.Si.


NIP. 19590822 198803 1 001 NIP. 19680625 199512 2 001

ii
RINGKASAN

ZULKARNAIN, FARHAN. Program Studi Manajemen Bisnis Unggas, Jurusan


Peternakan, Politeknik Negeri Jember, 1 September 2013. Tata Laksana
Pemeliharaan Ayam Broiler Parent Stock Periode Starter dan Grower di PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dan Manajemen Usaha Rumah Potong
Ayam di UD. Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur. Komisi Pembimbing :
Nurkholis, S.Pt., M.P.

Perkembangan teknologi industri perunggasan didukung oleh pemanfaatan


teknologi modern baik dalam bidang pembibitan ternak, pakan ternak, obat-
obatan, budidaya ternak, pengolahan hasil ternak, serta sumber daya manusia
sebagai tenaga professional dalam bidang perunggasan.

Tujuan melaksanakan praktek kerja lapang yaitu meningkatkan keterampilan dan


kemampuan manajerial di bidang peternakan dan meningkatkan wawasan dan
pengetahuan mengenai perusahaan peternakan. Kegiatan praktek kerja lapang ini
dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dan RPA UD.
Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur.

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 merupakan salah satu perusahaan
pembibitan (breeding farm) ayam broiler parent stock yang dimiliki oleh PT.
Charoen pokphand Indonesia Tbk. Sedangkan RPA UD. Phalosari Unggul Jaya
merupakan sebuah usaha rumah pemotongan ayam yang dimiliki oleh Bima Sakti
Group.

Tata laksana pemeliharaan ayam broiler parent stock pada periode starter dan
grower yaitu sistem biosecurity, pemberian pakan, pemberian minum,
pencahayaan, ventilasi, grading, uniformity, dan program kesehatan. Manajemen
periode starter merupakan tahap awal pemeliharaan yang sangat penting karena
menentukan pertumbuhan ayam di periode berikutnya. Manajemen grower
bertujuan untuk menjaga laju pertumbuhan ayam broiler parent stock pada saat
selesai periode starter hingga akan memasuki periode layer supaya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Manajemen usaha pemotongan ayam di RPA UD.
Phalosari Unggul Jaya meliputi proses produksi (unloading, penggantungan,
stunning, killing, bleeding, scalding, defeathering, eviscerating, chilling, grading,
parting, boneless, marinating, packaging, dan penanganan hasil) dan pengolahan
limbah (limbah padat dan cair). Tujuan dari usaha rumah potong ayam UD.
Phalosari Unggul Jaya adalah untuk menghasilkan karkas ayam broiler yang
ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).

iii
Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Broiler Parent Stock Periode Starter dan
Grower di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
dan
Manajemen Usaha Rumah Potong Ayam di UD. Phalosari Unggul Jaya
Jombang Jawa Timur

ABSTRAK

ZULKARNAIN, FARHAN. Program Studi Manajemen Bisnis Unggas, Jurusan


Peternakan, Politeknik Negeri Jember, 1 September 2013.. Komisi Pembimbing :
Nurkholis, S.Pt., M.P.

Perkembangan teknologi industri perunggasan didukung oleh pemanfaatan


teknologi modern baik dalam bidang pembibitan ternak, pakan ternak, obat-
obatan, budidaya ternak, pengolahan hasil ternak, serta sumber daya manusia
sebagai tenaga professional dalam bidang perunggasan.

Tujuan melaksanakan praktek kerja lapang yaitu meningkatkan keterampilan dan


kemampuan manajerial di bidang peternakan dan meningkatkan wawasan dan
pengetahuan mengenai perusahaan peternakan. Kegiatan praktek kerja lapang ini
dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dan RPA UD.
Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur.

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 merupakan salah satu perusahaan
pembibitan (breeding farm) ayam broiler parent stock yang dimiliki oleh PT.
Charoen pokphand Indonesia Tbk. Sedangkan RPA UD. Phalosari Unggul Jaya
merupakan sebuah usaha rumah pemotongan ayam yang dimiliki oleh Bima Sakti
Group.

Tata laksana pemeliharaan ayam broiler parent stock pada periode starter dan
grower yaitu sistem biosecurity, pemberian pakan, pemberian minum,
pencahayaan, ventilasi, grading, uniformity, dan program kesehatan. Manajemen
periode starter merupakan tahap awal pemeliharaan yang sangat penting karena
menentukan pertumbuhan ayam di periode berikutnya. Manajemen grower
bertujuan untuk menjaga laju pertumbuhan ayam broiler parent stock pada saat
selesai periode starter hingga akan memasuki periode layer supaya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Manajemen usaha pemotongan ayam di RPA UD.
Phalosari Unggul Jaya meliputi proses produksi (unloading, penggantungan,
stunning, killing, bleeding, scalding, defeathering, eviscerating, chilling, grading,
parting, boneless, marinating, packaging, dan penanganan hasil) dan pengolahan
limbah (limbah padat dan cair). Tujuan dari usaha rumah potong ayam UD.
Phalosari Unggul Jaya adalah untuk menghasilkan karkas ayam broiler yang
ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).

Kata kunci: PKL, Breeding farm, RPA

iii
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Farhan Zulkarnain


NIM : C4208502
Program Studi : Manajemen Bisnis Unggas
Jurusan : Peternakan

Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan


kepada UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember, Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif (Non-Executive Royalty Free Right) atas Karya Ilmiah berupa laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) saya yang berjudul: Tata Laksana Pemeliharaan
Ayam Broiler Parent Stock Periode Starter dan Grower di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dan Manajemen Usaha Rumah Potong
Ayam di UD. Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur.
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini UPT. Perpustakaan Politeknik
Negeri Jember berhak menyimpan, mengalih media atau format, mengelola dalam
bentuk Pangkalan Data (Database), mendistribusikan karya, dan menampilkan
atau mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis atau pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Politeknik Negeri Jember. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
Pelanggaran Hak Cipta dalam Karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jember, 24 Februari 2014


Yang menyatakan,

Farhan Zulkarnain
NIM. C4208502

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulisan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan judul Tata
Laksana Pemeliharaan Ayam Broiler Parent Stock Periode Starter dan Grower di
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1dan Manajemen Usaha Rumah
Potong Ayam di UD. Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur dapat
diselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang, baik secara moril maupun
materil utamanya yaitu kepada:
1. Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Ketua Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember.
3. Ketua Program Studi D-IV Manajemen Bisnis Unggas Politeknik Negeri
Jember.
4. Nurkholis, S.Pt., M.P., selaku Dosen Pembimbing Utama (DPU).
5. Budi Prasetyo, S.Pt., M.P., selaku Dosen Penguji.
6. Ir. Anang Sutirtoadi, M.P., selaku Dosen Penguji.
7. Serta semua pihak yang turut serta membantu penyelesaian Laporan Praktek
Kerja Lapang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapang
ini masih jauh dari kesempurnaan dalam penyajiannya, untuk itu saran dan kritik
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Jember, 24 Februari 2014

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …..……….……………………………….………. i
LEMBAR PENGESAHAN .…………………………………………….. ii
RINGKASAN……………………………………………………………. iii
SURAT PERNYATAAN …….…………………………………………. iv
KATA PENGANTAR..………………………………….………………. v
DAFTAR ISI...……………………………………………….…………... vi
DAFTAR TABEL …………………………………..…………………… ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………….…………… x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….…… xi

BAB I. PENDAHULUAN ………………………….…………………... 1


1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang ….……………………………. 2
1.2.1 Tujuan Umum …………………………..…………….. 2
1.2.1 Tujuan Khusus …………………………………………. 2
1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja ….…………………………………. 2
1.4 Metode Pelaksanaan …………..……………………………… 3

BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ……..……………….…. 4


2.1 Sejarah Perusahaan ………….………………………………. 4
2.2 Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 …... 4
2.2.1 Struktur Organisasi …………………………………….. 4
2.2.2 Ketenagakerjaan ……………………………………….. 6
2.2.3 Jaminan Sosial …………………………………………. 7
2.2.4 Fungsi Sosial ………………….….….…….….….……. 7
2.3 Kondisi Lingkungan …………………………………………. 8
2.2.3 Lingkungan Fisik ………………………………………. 8
2.2.3 Lingkungan Non Fisik …………………………………. 8

BAB III. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN ….…………..….….… 9


3.1 Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit 1 dari sisi Agribisnis ….... 9
3.2 Struktur Populasi ……………………………………………. 9
3.3 Sistem Perkandangan ………………………………………… 10
3.3.1 Model Kandang …….…………………………………. 10
3.3.2 Peralatan Kandang …….………………………………. 11
3.3.2.1 Pemanas (Heater) ….…………………………. 11
3.2.2.2 Panel Kontrol …………………………………. 12
3.2.2.3 Peralatan Air dan Tempat Minum ……………. 12
3.2.2.4 Peralatan Tempat Pakan Jantan ………………. 13
3.2.2.5 Peralatan Tempat Pakan Betina ………………. 13
3.2.2.6 Peralatan Ventilasi ……………………………. 13
3.2.2.7 Peralatan-peralatan lain ………………………. 14

vi
Halaman
3.4 Program Biosecurity …..……………………………………… 14
3.5 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Starter ………....... 15
3.5.1 Persiapan Kandang sebelum Chick in …………………. 16
3.5.2 Persiapan Brooding …………………….……………… 16
3.5.3 Pemberian Pakan ……………………………………… 17
3.5.4 Pemberian Minum ……………………………………… 17
3.5.5 Pelebaran Sekat Brooding …………………………….. 18
3.5.6 Potong Paruh (debeaking) …………………………….. 19
3.6 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Growing ……....... 20
3.6.1 Pemberian Pakan ………...……………………………. 20
3.6.2 Pemberian Air Minum ………..…….………………….. 21
3.6.3 Program Pencahayaan Periode Growing ………………. 22
3.6.4 Program Ventilasi ……………………………………… 22
3.6.5 Pengambilan Sampel Berat Badan dan Uniformity …… 23
3.6.6 Grading dan Fleshing …………………………….…… 23
3.6.7 Program Kesehatan ……………………………………. 24
3.6.7.1 Pemberian Vaksin ……………………………. 24
3.6.7.2 Pengambilan Sampel Darah …………………. 25
3.6.7.3 Kontrol Kandang …………………………….. 25
3.6.8 Penanganan Limbah dan Bangkai ……………………. 25

BAB IV. PEMBAHASAN …………………….……….………….…..... 27


4.1 Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit1 dari Sisi Agribisnis …... 27
4.2 Struktur Populasi …………….………………………………. 28
4.3 Sistem Perkandangan …………..……………………………. 28
4.3.1 Model Kandang ……………………………………….. 28
4.3.2 Peralatan Kandang …………………………………….. 29
4.3.2.1 Pemanas (Heater) ….…………………………. 29
4.3.2.2 Panel Kontrol …………………………………. 29
4.3.2.3 Peralatan Air dan Tempat Minum ……………. 29
4.3.2.4 Peralatan Tempat Pakan Jantan ………………. 30
4.3.2.5 Peralatan Tempat Pakan Betina ………………. 30
4.3.2.6 Peralatan Ventilasi ……………………………. 31
4.4 Program Biosecurity …………………………………………. 31
4.5 Tata Lakasana Pemeliharaan ………………………………… 32
4.5.1 Persiapan Kandang sebelum Chick in …………………. 32
4.5.2 Persiapan Brooding ……………………………………. 32
4.5.3 Pelebaran Sekat Brooding …………………………….. 33
4.5.4 Potong Paruh (Debeaking) …………………………….. 33
4.5.5 Pemberian Pakan ………...……………………………. 34
4.5.6 Pemberian Air Minum ………..…….………………….. 35
4.5.7 Program Pencahayaan (Lighting Program) ……………. 36
4.5.8 Program Ventilasi ……………………………………… 37
4.5.9 Uniformity …………………………...………………… 37
4.5.10 Grading dan Fleshing …………………….…….…..… 37

vii
4.5.11 Program Kesehatan …………………………………. 39
4.5.11.1 Pemberian Vaksin …………………………. 39
4.5.11.2 Pengambilan Sampel Darah ……………….. 39

BAB V. KESIMPULAN ……………….………………………………... 41

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 42


LAMPIRAN …………………………………………………………….. 43

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Susunan Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
Bali Unit 1 ………………………………………………….. 7
3.1 Populasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 … 10
3.2 Program Suhu Proses Brooding …………………………… 17
3.3 Pengaturan Ketinggian Nipple Periode Starter ……………. 18
3.4 Luas Area Brooding ……………………………………….. 18
3.5 Kandungan Nutrisi Pakan Kode 532 ……………………… 21
3.6 Pengaturan Ketinggian Nipple Periode Grower ……………. 22
4.1 Program Point Feed CPJF Bali Unit 1 ……………………. 32
4.2 Rekomendasi Program Pencahayaan ayam bibit Parent
Stock …………………………………………………….. 33

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali
Unit 1……………..…………………………………………… 5
3.1 Heater Otomatis merk Purafire ……………………………… 12
3.2 Proses Pemotongan Paruh (Debeaking) …………………….. 20

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Denah PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 …….. 43
2. Program Ventilasi di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali
Unit 1 ………………………………………………………. 44
3. Perhitungan Uniformity …………………………………….. 46
4. Standar Pemeliharaan Parent Stock Strain Ross dan Cobb .. 47
5. Program Vaksinasi Ayam Broiler Parent Stock PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Periode Starter dan Grower …………… 49
6. Dokumentasi saat Kegiatan PKL …………………………… 50

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis perunggasan di Indonesia telah menjadi sebuah industri yang
memiliki komponen lengkap dari hulu ke hilir. Perkembangannya memberikan
kontribusi yang nyata dalam pembangunan di bidang peternakan dan berperan
dalam ketersediaan lapangan pekerjaan.
Industri perunggasan di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan
perunggasan global yang bertujuan untuk mencapai tingkat efisiensi usaha yang
optimal. Salah satu industri perunggasan yang berkembang saat ini adalah usaha
pembibitan ayam broiler parent stock yang bertujuan untuk memproduksi telur
tetas (hatching egg).
PT. Charoen pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di usaha pembibitan ayam broiler parent stock. DOC
parent stock didatangkan dari penetasan telur grand parent stock yang ada di PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm Purwosari Jawa Timur dan Subang Jawa Barat.
Proses pemeliharaan ayam broiler parent stock di PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm Bali Unit 1 terdiri dari 3 tahap meliputi periode starter yaitu di umur 1 - 4
minggu, periode growing yaitu di umur lima minggu sampai dengan awal masa
produksi (di kisaran umur 24 minggu), dan periode laying yaitu di awal masa
produksi hingga usia afkir (48 minggu dari awal masa produksi).
Manajemen usaha pembibitan ayam yang baik perlu didukung dengan
adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil guna tercapainya
pembangunan nasional. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui
program pendidikan di perguruan tinggi berusaha mencatak sumber daya yang
handal agar mampu bersaing dalam mengelola dan mengembangkan usaha
peternakan.
Politeknik Negeri Jember adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mencetak tenaga terampil dan siap pakai di bidang peternakan karena sistem
pendidikannya menitikberatkan pada 60% praktek dan didukung 40% kuliah

1
2

menjadikan mahasiswa yang berkualitas dan professional. Salah satu program


yang tercantum dalam kurikulum pendidikan di Politeknik Negeri Jember adalah
mahasiswa semester VIII diprogramkan untuk melaksanakan Praktek Kerja
Lapang (PKL). Program PKL ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan
pengalaman di lapangan yang sesungguhnya dan membandingkan dengan teori
yang didapat selama perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat memiliki keahlian
yang baik di bidang peternakan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang


1.2.1 Tujuan Umum
1. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan manajerial mahasiswa di
bidang peternakan secara umum.
2. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai
perusahaan peternakan.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Melatih mahasiswa untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalar
dengan berkomentar terhadap kegiatan yang dijadikan dalam bentuk
laporan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, dan memahami rangkaian
kegiatan pemeliharaan ayam broiler parent stock di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1.

1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja


Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan mulai tanggal 2 April sampai
dengan 2 Mei 2012 di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1, Desa
Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali dengan
komoditi ayam broiler parent stock.
3

1.4 Metode Pelaksanaan


1. Berpartisipasi aktif dengan melakukan kegiatan rutin dan melakukan
pencatatan data di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1.
2. Mengumpulkan data primer yang dilakukan dengan cara wawancara
langsung dengan karyawan perusahaan dan juga data sekunder yang
diperoleh dari catatan perusahaan.
3. Membandingkan data yang diperoleh dengan pustaka, kemudian disusun
menjadi sebuah laporan Praktek Kerja Lapang (PKL).
BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM BALI UNIT 1

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. Charoen Pokphand Jaya Farm merupakan anak perusahaan dari
Charoen Pokphand Group, sebuah perusahaan besar di Thailand yang bergerak di
berbagai bidang diantaranya bidang peternakan. Charoen Pokphand Group
diketahui bahwa perusahaan tersebut masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun
1972 yaitu dengan mendirikan pabrik pakan pertama di Ancol, Jakarta, dengan
nama PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Kemudian didirikan pembibitan
(breeding farm) dan penetasan (hatchery) guna memenuhi kebutuhan DOC di
Indonesia.
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm adalah perusahaan pembibitan ayam
broiler (breeding farm) yang memproduksi telur tetas (hatching egg). Perusahaan
ini memiliki banyak farm, salah satunya adalah farm Bali Unit 1 yang berlokasi di
Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali. Farm
Bali Unit 1 memiliki 20 hen house yang masing-masing berisi rata-rata lebih
kurang 10.800 ekor ayam broiler parent stock.

2.2 Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1


2.2.1 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antar bagian
secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi dari PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
Bali Unit 1 dapat dilihat pada Gambar 2.1.

4
5

Farm Manager

PGA Statistik Staf AHL Supervisor Chief Koordinator


(Personalia (Animal Mekanik Lapang
General Health
Affair) Laboratory) Assistant
Supervisor Mekanik Pekerja
harian

Caretaker

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1

Keterangan:
Farm Manager : Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan dalam satu
unit farm.
PGA : Bertugas dalam bidang kepegawaian sekaligus diberi
wewenang dalam pengadaan sarana dan prasarana.
Statistik : Bertugas menganalisis data-data mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan produksi seperti pertumbuhan berat
badan ayam, penggunaan pakan, dan deplesi.
Staf AHL : Bertugas mengawasi dan memastikan bahwa tata laksana
pemeliharaan yang dilakukan sudah sesuai dengan
prosedur.
Supervisor : Bertugas memimpin para caretaker untuk melaksanakan
kegiatan pemeliharaan didampingi oleh assistant
supervisor.
Chief Mekanik : Bertugas memimpin para mekanik dalam kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di farm. Jika
terdapat kerusakan, para mekanik harus segera
melakukan perbaikan.
6

Koordinator Lapang : Bertugas mengatur pembagian kerja para karyawan


supaya pekerjaan yang ada terlaksana secara merata dan
saling membantu pada tiap-tiap kandang. Koordinator
Lapang mempekerjakan beberapa warga sekitar untuk
dijadikan pekerja harian untuk membantu kegiatan
perkandangan, hal ini hanya dilakukan saat pekerjaan
yang ada sangat banyak dan dalam kondisi kekurangan
tenaga.

2.2.2 Ketenagakerjaan
Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dbagi
menjadi 3 macam meliputi tenaga kerja tetap, tenaga kerja out source, dan pekerja
harian. Tenaga kerja tetap digaji setiap bulan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm, tenaga kerja out source memperoleh gaji bulanan dari perusahaan out
source yaitu PT. Berkat Karya Indonesia, dan pekerja harian memperoleh gaji
yang diambil dari kas perusahaan.
Tenaga kerja tetap bekerja bersama-sama dengan tenaga kerja out source
selama enam hari kerja dalam seminggu dengan libur mingguan yang tidak tetap
harinya. Pekerjaan dimulai pukul 7.00 WITA sampai dengan 13.30 WITA dengan
waktu istirahat selama 2 jam (11.30 WITA – 13.30 WITA) untuk hari Minggu
hingga Kamis. Pada hari Jumat dan Sabtu, pekerjaan dimulai pukul 7.00 WITA
sampai dengan 16.00 WITA dengan waktu istirahat selama 3 jam (11.00 WITA –
14.00 WITA). Bagi pekerja harian hanya bekerja saat perusahaan membutuhkan
tenaga saja, pengadaannya diatur oleh seorang koordinator lapang. Seluruh tenaga
kerja yang bekerja di area farm diberikan APD (Alat Pelindung Diri) yang harus
digunakan meliputi sepasang sepatu boot karet, seragam kerja, masker, dan
penutup rambut. Apabila terdapat karyawan yang melakukan kesalahan saat
bekerja akan diberikan teguran dan surat peringatan.
7

Jumlah tenaga kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 pada
tahun 2012 ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
Tenaga Kerja Penddikan Jumlah
Farm Manager S1 1 orang
PGA S1 1 orang
Staf AHL S1 1 orang
Supervisor S1 4 orang
Assistant Supervisor SMA 4 orang
Caretaker SMA 40 orang
Chief Mekanik S1 1 orang
Mekanik SMA 4 orang
Koordinator Lapang SMA 1 orang
Pekerja Harian SD, SMP, & SMA diadakan jika
hanya dibutuhkan
TOTAL 58 orang
Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

2.2.3 Jaminan Sosial


PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 memberikan beberapa
jaminan sosial untuk seluruh karyawannya. Jaminan-jaminan sosial tersebut
antara lain berupa asuransi kesehatan, penyediaan tempat tinggal berupa mess
bagi karyawan, bonus bagi karyawan yang berprestasi, uang lembur bagi tenaga
kerja yang menambah jam kerja atau bekerja pada hari libur, insentif bagi yang
aktif bekerja di masa produksi (masa ayam bertelur), dan pemberian THR
(Tunjangan Hari Raya) tiap tahun.

2.2.4 Fungsi Sosial


Fungsi sosial dari PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 adalah
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat umum dan sekitar perusahaan,
memberikan sarana fasilitas tempat ibadah bagi karyawan perusahaan, dan
memberikan kontribusi dalam pembangunan desa setempat seperti memperbaiki
jalan yang rusak, dan pembangunan jembatan.
8

2.3 Kondisi Lingkungan


2.3.1 Lingkungan Fisik
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 yang berada di Desa
Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali, menempati
lahan seluas lebih kurang 9 Ha. Lokasi berada di daerah dataran rendah dengan
suhu rata-rata 310 C. Letak perusahaan dibatasi dengan lahan perkebunan dan di
sebelah timur terdapat jalan raya. Sarana dari perusahaan antara lain berupa
bangunan yang terdiri dari ruang sanitasi, gudang, kantor, mess, dan pos satpam.

2.3.2 Lingkungan Non Fisik


Mayoritas masyarakat di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten
Jembrana, Propinsi Bali, beragama Hindu. Penduduk sekitar perusahaan sebagian
besar bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan sebagian kecil pegawai
dengan latar belakang pendidikan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi yang
mempunyai sifat kekeluargaan dan toleransinya yang tinggi terhadap kelancaran
usaha di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1.
BAB III. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN
PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM BALI UNIT 1

3.1 Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit 1 dari sisi Agribisnis
Pada awalnya PT. Charoen Pokphand Jaya Farm hanya memiliki unit
penetasan (hatchery) di Propinsi Bali. Seiring dengan meningkatnya permintaan
pasar akan DOC ayam broiler maka PT. Charoen Pokphand Jaya Farm mulai
membangun suatu breeding farm yang berlokasi di Desa Manistutu Kecamatan
Melaya Kabupaten Jembrana untuk menambah produksi telur tetas (hatching
egg). Setelah proyek pembangunan breeding farm Unit 1 di Desa Manistutu
selesai, rencana pembangunan Unit 2 akan dilanjutkan di kawasan Kabupaten
Jembrana bagian Selatan, setelah itu juga akan dilanjutkan dengan pembangunan
breeding farm di Pulau Lombok. Alasan penambahan jumlah breeding farm di
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm juga dikarenakan oleh para perusahaan
kompetitor yang terus melakukan penambahan breeding farm di wilayah-wilayah
baru seperti PT. Japfa Comfeed, PT. Wonokoyo, dan PT. Medion sehingga PT.
CPJF harus lebih giat melakukan ekspansi untuk wilayah-wilayah baru.

3.2 Struktur Populasi


Ayam yang dipelihara di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
adalah ayam broiler parent stock dengan jenis strain cobb dan ross. Kedua strain
tersebut memiliki ciri-ciri yang hampir sama yaitu bulu putih, jengger single
berwarna merah, dan paruh berwarna kuning. Perbedaan kedua strain tersebut
terletak pada sifatnya. Pada periode layer, strain cobb memiliki kuantitas produksi
telur sebanyak 84% dari jumlah populasi betina, sedangkan strain ross memiliki
kuantitas produksi telur sebanyak 87% dari jumlah populasi betina. Di lain hal
strain Cobb memiliki pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan strain Ross. Kedua strain tersebut digunakan oleh PT. Charoen Pokphand
Jaya Farm karena bertujuan unuk memenuhi permintaan dari segmentasi pasar
yang berbeda-beda sehingga konsumen dapat memilih strain mana yang sesuai
dengan kebutuhan mereka.

9
10

Jumlah ayam broiler parent stock yang dipelihara di PT. Charoen


Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 pada saat penulis mulai melaksanakan Praktek
Kerja Lapang yaitu sejumlah lebih kurang 10.800 ekor untuk tiap hen house.
Bangunan kandang berjumlah 10 dan bertingkat dua, sehingga seluruhnya
terdapat 20 hen house.

Tabel 3.1. Populasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
Jumlah
Hen Tanggal Umur Jumlah
Strain Jantan Betina
House Kedatangan (Minggu) (Ekor)
(Ekor) (Ekor)
1 6 Desember 2011 16 Cobb 9.590 1.470 11.060
2 8 Desember 2011 16 Cobb 9.380 1.470 10.850
3 13 Desember 2011 15 Cobb 9.450 1.540 10.990
4 14 Desember 2011 15 Cobb 9.310 1.470 10.780
5 30 Desember 2011 13 Ross 8.680 1.190 9.870
6 31 Desember 2011 13 Ross 9.030 1.540 10.570
7 13 Januari 2012 11 Cobb 9.730 1.470 11.200
8 15 Januari 2012 11 Cobb 9.100 1.470 10.570
9 31 Januari 2012 9 Ross 9.450 1.400 10.850
10 2 Februari 2012 9 Ross 9.450 1.400 10.850
11 4 Februari 2012 9 Cobb 9.170 1.470 10.640
12 5 Februari 2012 9 Cobb 9.450 1.470 10.920
13 17 Februari 2012 7 Ross 9.450 1.470 10.920
14 18 Februari 2012 7 Ross 9.450 1.470 10.920
15 2 Maret 2012 5 Cobb 9.450 1.470 10.920
16 2 Maret 2012 5 Cobb 9.450 1.470 10.920
17 17 Maret 2012 3 Ross 9.030 1.470 10.500
18 18 Maret 2012 3 Ross 9.450 1.470 10.920
19 30 Maret 2012 1 Ross 9.450 1.470 10.920
20 31 Maret 2012 1 Ross 9.450 1.470 10.920
Total 186.970 29.120 216.090
Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

3.3 Sistem Perkandangan


3.3.1 Model Kandang
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 memiliki 10 bangunan
kandang yang menggunakan sistem close house. Sistem kandang close house
adalah sistem kandang yang seluruh bagian dindingynya tertutup. Bangunan
kandang berjumlah 10 dan bertingkat dua sehingga seluruhnya terdapat 20 hen
11

house. Penggunaan kandang tingkat dua bertujuan untuk meminimalisir


kebutuhan lahan. Kandang menggunakan perlengkapan otomatis, dimana bagian
sisi kanan dan sisi kiri kandang menggunakan kawat ram sebagai dinding dan
ditutup dengan tirai, yang dilengkapi juga dengan alarm. Jika suhu dalam kandang
terlalu panas, maka tirai terbuka secara otomatis.
Tiap bangunan kandang berukuran panjang 120 meter, lebar 12 meter, dan
tinggi 9 meter (4,5 meter lantai atas dan 4,5 meter lantai bawah). Dalam kandang
dibagi menjadi empat bagian (pen), pen 1 berukuran 42 m, pen 2 berukuran 12 m,
pen 3 berukuran 42 m, dan pen 4 berukuran 24 m. Kandang dibangun membujur
dari timur ke barat agar sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam kandang.
Jarak antar kandang sekitar 24 m. Jarak exhaust fan dengan pagar luar sekitar 10
m sampai dengan 100 m. Bagian depan kandang terdapat ruang grading telur dan
tempat pakan yang memiliki luas 36 m2 dengan ukuran 3 x 12 m. Pada ruangan ini
terdapat berbagai macam peralatan kandang yaitu panel kontrol dan tandon air.
Atap kandang terbuat dari bahan seng bergelombang dan di bawah
terdapat lapisan penahan panas berupa parsec thermo brite system dan polinum
untuk menahan resapan panas sinar matahari oleh atap seng. Rangka atap kandang
berupa besi WF (Wide Flange) dengan lebar 17 cm dan panjang 400 cm. Setiap
kandang terdapat 30 batang besi WF dengan jarak antar besi 4 m.
Area dalam kandang memiliki 2 jenis lantai yaitu slat plastik dan litter.
Slat plastik sisi kanan dan sisi kiri masing-masing memiliki lebar 4 m, dan litter
berupa serutan kayu dengan ketebalan 10 sampai 15 cm terletak di antara slat
plastik.

3.3.2 Peralatan Kandang


3.3.2.1 Pemanas (Heater)
Proses brooding menggunakan pemanas ruangan berupa dua unit heater
dengan merk purafire dalam satu kandang. Heater dilengkapi dengan sistem
thermoregulator sehingga dapat hidup dan mati dengan sendirinya. Jika suhu
ruangan lebih dari suhu maksimum yang telah disetel, maka heater akan mati.
12

Heater akan menyala kembali jika suhu ruangan kurang dari suhu minimum yang
telah disetel.

Gambar 3.1 Heater merk Purafire

3.3.2.2 Panel Kontrol


Panel kontrol berfungsi untuk memprogram kerja peralatan secara
otomatis yang ada di tiap-tiap kandang. Panel kontrol terdiri atas, electric switch,
saklar lampu, saklar nipple, saklar exhaust fan, saklar cooling pad, saklar tempat
pakan jantan, dan saklar tempat pakan betina.

3.3.2.3 Peralatan Air dan Tempat Minum


Sumber air di PT. Charoen pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 berasal dari
sumur bor yang dialirkan ke bak penampungan air yang berkapasitas 100.000
liter, kemudian dinaikkan menggunakan motor pompa ke tandon air utama,
setelah itu dialirkan ke seluruh tendon air yang ada di tiap-tiap kandang
berkapasitas 1.000 liter. Air dari tandon kemudian ditarik oleh pompa air ke pipa
nipple melalui regulator. Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan air pada
nipple agar mengalir ke semua ujung nipple dengan tekanan yang sama. Dalam
13

satu kandang terdapat 800 buah nipple karena satu nipple diasumsikan untuk 15
ekor ayam.

3.3.2.4 Peralatan Tempat Pakan Jantan


Tempat pakan jantan menggunakan pan feeder yang dijalankan secara
otomatis. Satu buah tempat pakan jantan diasumsikan untuk 8 ekor ayam jantan.
Pada saat pemberian pakan, tempat pakan ayam jantan di turunkan setinggi 30 cm.
Pan feeder disetiap kandang berjumlah 140 buah yang dapat di naik turunkan
secara otomatis melalui panel kontrol.

3.3.2.5 Peralatan Tempat Pakan Betina


Tempat pakan ayam betina menggunakan trough feeder yang djalankan
secara otomatis. Trough feeder terdiri dari box pakan utama (main hopper), box
pakan tambahan (extra hopper), tempat distribusi pakan (loop), kawat besi
penutup loop (gril ) dengan tinggi 65 mm dan lebar 48 mm, rantai loop (chain),
dan motor penggerak loop. Cara menggunakan through feeder ini yaitu pakan di
berikan di masukkan ke dalam box hopper kemudian dijalankan oleh chain secara
otomatis sehingga pakan tersebar rata sepanjang loop.

3.3.2.6 Peralatan Ventilasi


Komponen peralatan yang membantu sirkulasi di dalam kandang antara
lain terdiri dari dua macam yaitu peralatan ventilasi utama yang terdiri dari
exhaust fan dan cooling pad, dan peralatan ventilasi pendukung yaitu temptron
dan spoiler.
Exhaust fan merupakan kipas angin berdiameter 48 inchi yang berada di
kandang bagian belakang yang berfungsi untuk mengeluarkan udara kotor di
dalam kandang. Jumlah exhaust fan dalam tiap kandang ada 7 buah.
Cooling pad merupakan bantalan pendingin yang terbuat dari karton
bercelah sebagai lubang untuk penyalur udara segar dari luar ke dalam kandang.
Cooling pad dapat menurunkan suhu udara yang masuk ke dalam kandang sebesar
1,50 – 20 C.
14

Temptron dan spoiler merupakan alat tambahan yang ada di dalam


kandang. Jumlah temptron di dalam tiap-tiap kandang sebanyak dua buah yang
memiliki fungsi secara otomatis untuk pengatur aktivitas exhaust fan dan cooling
pad. Spoiler adalah alat yang terbuat dari plastik berbentuk segitiga yang dipasang
dekat dengan atap kandang fungsinya untuk menjaga kecepatan udara di dalam
kandang supaya tetap baik dan stabil.

3.3.2.7 Peralatan-peralatan lain


Peralatan-peralatan lain seperti timbangan, waring (cover slat), debeaker,
sangkar (nest box), sepatu boot, sapu, alat tulis, buku recording dan lori berada di
ruang grading. Lori adalah rel kereta gantung, yang di pasang menggantung pada
besi WF, rel membentang dari ujung depan hingga ujung belakang kandang. Lori
berfungsi sebagai alat pengangkut pakan dan telur

3.4 Program Biosecurity


Program biosecurity merupakan rangkaian kegiatan yang wajib dilakukan
setiap hari oleh seluruh karyawan perusahaan yang ada di area farm. Program
biosecurity dilakukan untuk menghindari masuknya virus atau bibit penyakit dari
luar yang terbawa oleh manusia, kendaraan, atau barang yang memasuki area
farm. Berdasarkan prioritas zona keamanan, program biosecurity di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1dilakukan pada empat zona yatu:
1. Zona 1, meliputi gerbang depan, pos satpam, mess karyawan, kantin, area
parkir kendaraan, dan lapangan olahraga (lapangan voli).
a. Kendaraan yang masuk zona 1 disemprot menggunakan air biasa oleh
satpam setelah melewati gerbang depan.
2. Zona 2, meliputi ruang sanitasi I, kantor, dan gudang.
a. Karyawan yang masuk zona 2 harus melewati ruang sanitasi I untuk mandi
terlebih dahulu menggunakan air biasa, melewati ruangan semprotan
otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10), dan mandi kembali
menggunakan air biasa. Karyawan yang keluar dari ruang sanitasi I
mengenakan seragam berupa kaos dan celana warna biru tua.
15

b. Kendaraan yang masuk zona 2 harus melewati pintu masuk yang terdapat
semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
c. Barang yang masuk zona 2 harus dilewatkan di box ultraviolet dan
disemprot antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
3. Zona 3, meliputi ruang sanitasi II hingga area menuju kandang.
a. Karyawan yang masuk zona 3 harus melewati ruang sanitasi II untuk
mandi terlebih dahulu menggunakan air biasa, melewati ruangan
semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10), dan
mandi kembali menggunakan air biasa. Karyawan yang keluar dari ruang
sanitasi II harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yaitu dengan
mengenakan seragam berupa baju dan celana warna biru muda, sepatu
boot, masker, dan penutup rambut.
b. Kendaraan yang masuk zona 3 harus melewati pintu masuk yang terdapat
semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
c. Barang yang masuk zona 3 harus dilewatkan di box ultraviolet dan
disemprot antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
4. Zona 4, meliputi area perkandangan.
a. Karyawan yang masuk zona 4 melakukan semprotan spray (campuran
alkohol 70%) pada tangan, mencelupkan kakinya pada bak kecil yang
berisi antiseptic BKC (perbandingan 1 : 5).
b. Kendaraan yang masuk zona 2 harus melewati pintu masuk yang terdapat
semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).
c. Barang yang masuk zona 2 harus dilewatkan di box ultraviolet dan
disemprot antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).

3.5 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Starter


Periode starter merupakan masa awal pemeliharaan ayam yang
menentukan keberhasilan periode selanjutnya. Periode starter dipelihara pada
umur 1 hari sampai dengan 4 minggu. Manajemen pemeliharaan periode starter
terdiri dari persiapan kandang saat chick in, proses brooding, pemberian pakan
16

dan minum, pelebaran brooder, program ventilasi, program pencahayaan


(lighting), dan pemotongan paruh (debeaking).

3.5.1 Persiapan Kandang sebelum Chick in


Persiapan kandang meliputi kegiatan sanitasi kandang. Sanitasi adalah
usaha untuk menciptakan suatu keadaan menjadi bersih, sehat, teratur, dan
terkontrol. Tujuan sanitasi yaitu menyuci hamakan area tertentu misalnya,
pembersihan lantai, gudang, cooling pad, exhaust fan, tempat pakan dan minum.
Sanitasi dilakukan dengan cara membersihkan sisa-sisa pemeliharaan sebelumnya
atau kotoran yang ada dalam kandang, kemudian menyemprotkan insectisida ke
dalam dan luar kandang (kandang dalam keadaan kosong). Dua hari sebelum
DOC datang kandang disemprot dengan formalin.

3.5.2 Persiapan Brooding


Brooding dilakukan untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan
sehat, untuk menunjang pertumbuhan secara optimal. Kegiatan persiapan
brooding yaitu menyiapkan waring (cover slat) dan memasang waring sebagai
alas dasar litter, menabur serutan kayu di atas waring dengan ketebalan 3-5cm,
menutup serutan kayu dengan koran, memasang tirai plastik di dalam kandang
bagian depan, menyemprot kandang dengan desinfektan, dan memasang pemanas
(heater). Suhu ideal kandang untuk DOC adalah 320-350 C, dan suhu harus sudah
stabil 2 jam sebelum DOC datang.
Sebelum DOC datang, suhu brooder harus sudah stabil yaitu 320-340C dan
saat DOC datang pakan dan air minum harus sudah disiapkan. Air minum diberi
multivitamin dan elektrolit. Sebelum DOC dilepaskan ke dalam brooder, DOC
ditimbang dan divaksin IB.
17

Tabel 3.2 Program Suhu Proses Brooding


Umur (hari) Suhu (0C)
0-3 32 - 35
3-7 31 - 34
8 - 14 30 - 31
15 - 21 29 - 30
22 - 28 26 - 28
Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

3.5.3 Pemberian Pakan


Pakan yang diberikan pada periode starter yaitu pakan produksi PT.
Charoen Pokphand Indonesia (feed mill) dengan kode pakan 500 dan 531 (pada
umur 1 - 2 hari). Pakan diberikan berdasarkan standar pemberian pakan (point
feed) yang telah ditentukan. Standar pemberian pakan terdapat pada Lampiran 4.
Pakan diberikan melalui tempat pakan manual yaitu feeder tray. Feeder tray harus
cukup untuk memastikan empat jam pertama 95% DOC sudah makan.

3.5.4 Pemberian Minum


Air minum diberikan secara ad libitum menggunakan tempat minum
otomatis nipple drinker system10-40 psi, air mengalir bersamaan dengan nyala
lampu. Air minum yang digunakan berasal dari sumur bor yang ditampung di
tandon dalam kandang dengan kapasitas 1.000 liter. Pada tandon dimasukkan
chlorine yang berfungsi untuk membunuh kuman dan sterilisasi air minum dengan
kadar 3 ppm. Air dari tandon masuk melewati filter, kemudian masuk ke dalam
pipa nipple, dan selanjutnya akan mengalir ke masing-masing nipple. Konsumsi
air dapat dilihat dari meteran air yang selalu dicatat pada sore hari, jika konsumsi
berlebih maka dilakukan pengecekan pada nipple, karena bisa diduga ada
kebocoran/kemacetan pada nipple. Konsumsi air minum normal pada ayam adalah
dua kali jumlah pakan yang diberikan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam
pemberian air minum menggunakan nipple drinker yaitu posisi nipple harus lurus
dengan putting menghadap ke bawah, mengatur tekanan agar air merata dari
ujung depan sampai belakang, tidak ada tali nipple putus, nipple tidak bocor,
nipple selalu bersih, dan ketinggian nipple yang teratur.
18

Tabel 3.3 Pengaturan Ketinggian Nipple Periode Starter Farm Bali 1.


Umur Tinggi Nipple
(hari) (cm)
1-3 12
4 13
5 14
6 15
7 16
8-9 17
10 18
11 - 12 19
13 - 14 20
15 - 17 21
18 - 20 22
21 - 22 23
23 - 26 24
27 - 28 25
Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

3.5.5 Pelebaran Sekat Brooding


Pelebaran sekat brooding dilakukan dengan memperhatikan kondisi DOC
dalam area brooding. Pelebaran sekat brooding harus selalu memperhatikan
kenyamanan DOC dan mengikuti pertumbuhan DOC. Pelebaran dilakukan jika
ayam-ayam di dalam sekat tampak mulai padat.

Tabel 3.4 Luas area brooding


Umur Luas
(hari)
1–2 8 x 3,5 m
3–4 10 x 3,5 m
5–6 12 x 3,5 m
7–8 16 x 3,5 m
9 – 11 20 x 3,5 m
12 > maksimal
Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)
19

Kegiatan pelebaran sekat brooding yang sudah mencapai lebar maksimal


diikuti dengan pelepasan litter. Pelepasan litter dilakukan mulai ayam umur 22
hari secara bertahap sampai umur 24 hari. Tahap pertama umur 22 melepas alas
litter bagian sebelah kiri, umur 23 melepas litter sebelah kanan, umur 24 melepas
bagian tengah.

3.5.6 Potong Paruh (debeaking)


Pemotongan paruh (debeaking) dilakukan untuk mengurangi kanibalisme
dan mengefisiensi penggunaan pakan. Farm Bali 1 melakukan debeaking pada
ayam umur 6 hari. Pemotongan paruh yang dilakukan pada ayam yang berumur di
bawah satu minggu bertujuan supaya memudahkan proses pemotongannya karena
paruh masih lunak, disamping itu apabila ayam mengalami stres akibat
pemotongan paruh maka masih tersedia waktu yang cukup panjang untuk
mengembalikan kondisinya seperti semula. Pemotongan paruh dilakukan pagi hari
karena suasana sejuk dapat mengurangi stress pada ayam. Pemotongan paruh
dilakukan menggunakan electric debeaker yang terdapat pisau di dalamnya
dengan suhu 1.1000 F – 1.5000 F (5930 C – 8150 C). Paruh yang sudah dipotong
dipanaskan kembali pada pisau debeaker agar tidak terjadi pendarahan kemudian
diberikan betadine. Sebelum dan sesudah pemotongan paruh, DOC diberikan
multivitamin melalui air minum untuk mencegah stres.
20

Gambar 3.2 Proses Pemotongan Paruh (Debeaking)

3.6 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Grower


Periode grower merupakan masa dimana ayam sudah melewati periode
starter (masa brooding) yang kritis. Periode grower juga disebut masa transisi
antara periode starter dan periode layer. Tata laksana pemeliharaan ayam di
periode grower meliputi pemberian pakan dan minum, program pencahayaan
(lighting), manajemen ventilasi, grading, fleshing, uniformity, dan program
kesehatan.

3.6.1 Pemberian Pakan


Pakan ayam broiler parent stock yang digunakan oleh PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 adalah pakan yang diproduksi sendiri oleh PT.
Charoen Pokphand Indonesia dengan kode 532. Sistem pendistribusian pakan
dilakukan dengan cara pemesanan sebulan sekali oleh supervisor farm sesuai
dengan program. Pakan disimpan terlebih dahulu di dalam gudang utama sebelum
didistribusikan ke seluruh gudang di tiap-tiap kandang. Pakan yang datang
terlebih dahulu harus didistribusikan terlebih dahulu ke dalam kandang (first in
first out) supaya pakan tidak terlalu lama tersimpan dan berjamur.
21

Proses pemberian pakan dilakukan secara otomatis. Through berjalan pada


pukul 04.45 WITA sebelum lampu menyala agar pakan merata terlebih dahulu,
dan ayam akan makan bersamaan dengan waktu lampu menyala. Pan feeder
diturunkan bersamaan dengan waktu through di jalankan. Setelah pakan habis pan
feeder segera di naikkan kembali. Jumlah pakan yang di berikan sesuai dengan
point feed. Pengisian pakan dalam box di lakukan dengan cara, mengangkut pakan
dari gudang menggunakan lori kemudian pakan di masukkan dalam box secara
manual, begitu juga dengan pengisian pan feeder dan sesuai dengan perhitungan
kebutuhan pakan harian.

Tabel 3.5 Kandungan Nutrisi Pakan kode 532


No. Zat Gizi Jumlah
1. Air Max 13%
2. Protein 22 – 23 %
3. Lemak Min 5%
4. Serat Max 5%
5. Abu Max 7%
6. Kalsium Min 0,9%
7. Phospor Min 0,6%
Sumber: Label pakan kode 532 PT. Charoen Pokphand Indonesia (2012)

Standar pemberian pakan tergantung dari nilai point feed yang ditentukan
oleh manager farm. Supervisor farm menghitung nilai point feed yang telah
ditentukan disesuaikan dengan populasi ayam yang ada dalam kandang. Pada
pemeliharaan ayam broiler parent stock tidak terdapat istilah FCR (Feed
Convertion Ratio) karena tidak bertujuan untuk mendapatkan body weight yang
maksimal. Program puasa mulai diterapkan pada periode grower. Tujuan dari
program puasa adalah untuk memperoleh bobot badan sesuai target dan
keseragaman yang baik pada ayam.

3.6.2 Pemberian Air Minum


Pemberian air minum diberikan secara adlibitum, sama dengan program
pemberian air minum periode starter. Berikut Tabel 3.6 mengenai pengaturan
tinggi nipple periode grower.
22

Tabel 3.6 Pengaturan tinggi nipple periode grower Farm Bali 1


Umur Tinggi
(minggu) nipple
5 25
6 26
7 28
8 30
9 32
10 34
11 36
12 38
13 40
14 41
15 42
16 43
17 – 18 44
19 – 20 45
Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

3.6.3 Program Pencahayaan (Lighting Program)


Pengaturan program pencahayaan diatur oleh time switch yang terdapat
pada panel kontrol dekat pintu kandang dan telah diatur berdasarkan waktu yang
telah diprogramkan. Lampu dipasang berjajar sebanyak 3 baris yaitu baris tengah,
samping kiri kandang bagian dalam, dan samping kanan kandang bagian dalam.
Program pencahayaan dilakukan dengan cara, menyalakan lampu pukul 05.00
WITA sampai pukul 18.00 WITA (13 jam). Malam hari tidak diberikan
penerangan untuk mencegah terjadinya dewasa kelamin dini.

3.6.4 Program Ventilasi


Ventilasi berfungsi untuk mengeluarkan kelembaban, panas , debu,
amoniak, dan mensuplai oksigen. Program ventilasi ini di lakukan dengan cara
mengatur inlet dan outlet. Inlet yaitu masukknya udara ke dalam kandang yang di
hasilkan oleh cooling pad, dan outlet yaitu mengeluarkan udara kotor di dalam
kandang yang mengandung amoniak dan karbondioksida dengan menggunakan
exhaust fan. Spoiler berfungsi sebagai pembelok udara agar bergerak ke bawah
23

karena sifat udara yang cenderung ke atas. Program ventilasi bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan suhu dan kelembaban antara kebutuhan ayam dan
setting yang dilakukan sehingga tercipta kondisi yang nyaman. Fungsi adanya
ventilasi adalah mengeluarkan kelembaban, panas, debu, dan amoniak, mensuplai
oksigen, dan meningkatkan kapasitas hen house. Jadwal program ventilasi di PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.6.5 Pengambilan Sampel Berat Badan dan Uniformity


Pengambilan sampel berat badan dilakukan setiap seminggu sekali,
dengan cara mengambil 20 sampai 30 ekor ayam per pen, total berat badan di bagi
dengan jumlah ayam. Pengambilan sampel uniformity dilakukan setiap minggu,
bertujuan untuk mengetahui tingkat uniformity, baik jantan maupun betina.
Contoh cara perhitungan uniformity terdapat pada lampiran 3 dan standar bobot
ayam parent stock strain Ross dan Cobb dapat dilihat pada lampiran 4.

3.6.6 Grading dan Fleshing


Grading adalah seleksi ayam yang bertujuan untuk memisahkan ayam
yang tidak memenuhi standar berat badan untuk dpindahkan ke dalam small pen.
Grading di lakukan setiap seminggu sekali selama pemeliharaan. Small pen
adalah area berukuran 3 m x 12 m x 2 yang berada tepat di tengah kandang
sebagai tempat untuk ayam yang ukurannya lebih kecil dari yang lain. Ayam yang
berada di small pen diberi pakan tambahan supaya ukuran tubuhnya bisa sama
dengan yang lain. Ayam di area small pen yang besarnya sudah sama dengan yang
lain akan dikeluarkan dari small pen untuk dicampur dengan ayam-ayam bertubuh
normal lainnya.
Fleshing dilakukan untuk mengetahui indikasi kesiapan ayam untuk
memasuki periode layer yaitu melihat ciri-ciri fisik ayam yang produktif dalam
bertelur, dengan cara menimbang berat badan, mengukur jarak tulang pubis
dengan jari tangan, mengukur jarak antara tulang dada dengan tulang pubis dan
mengamati bentuk tulang dada (tulang dada yang baik berbentuk U). Fleshing
dilakukan pada minggu ke-18 sampai dengan minggu ke-22 yaitu pada saat
24

pencampuran jantan dan betina. Ayam berukuran normal dan besar segera
dicampur sedangkan ayam berukuran kecil dmasukkan ke dalam area small pen.

3.6.7 Program Kesehatan


Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu usaha peternakan agar ayam bebas dari gangguan penyakit dan
dapat berproduksi secara optimum. Program kesehatan di PT. Charoen Pokphand
Jaya Farm Bali Unit 1 terdiri dari pemberian vaksin, pengambilan sampel darah,
dan kontrol kandang.

3.6.7.1 Pemberian Vaksin


Program Vaksinasi selama periode starter dan grower terdiri atas
vaksinasi avian influenza (AI), newcastle disease (ND), coryza, infectious laringo
trachitis (ILT), infectious bursal disease (IB), fowl pox (FP), Avian
Encephalomyelitis (AE). Jenis vaksin yang digunakan ada dua yaitu vaksin live
(aktif) dan vaksin killed (inaktif). Vaksin live diaplikasikan dengan cara dicampur
terlebih dahulu dengan diluent (pengencer) kemudian diteteskan pada mata ayam
(intra ocular). Vaksin killed diaplikasikan dengan cara injeksi di bawah kulit
(subcutaneous), injeksi pada otot (intra muscular), dan tusukan pada sayap (wing
wap). Program vaksinasi periode starter dan grower di PT. Charoen Pokphand
Jaya Farm Bali Unit 1 dapat dilihat pada Lampiran 5.
Kegiatan vaksinasi dilakukan oleh para caretaker dengan dipimpin oleh
para supervisor yang didampingi oleh para asisten supervisor. Proses vaksinasi
menggunakan jaring untuk menyekat kandang menjadi bagian-bagian di tiap jarak
panjang lima meter berisi ayam-ayam yang belum divaksin dan lima meter
selanjutnya dikosongkan sebagai area ayam yang sudah divaksin, begitu
seterusnya dari kandang bagian depan hingga kandang bagian belakang.
Proses vaksinasi dilakukan dengan hati-hati supaya tidak menyebabkan
kematian pada ayam. Penggunaan vaksin killed intra muscular (pada otot dada
atau otot paha), vaksin killed subcutaneous (di bawah kulit leher), serta vaksin
wing wap tidak boleh mengenai tulang karena dapat menyebabkan kelumpuhan
25

pada ayam. Penggunaan vaksin live intra ocular dilakukan dengan meneteskan
pada mata tanpa ujung botol tetes mengenai mata ayam karena bisa menyebabkan
kebutaan pada ayam.

3.6.7.2 Pengambilan sampel darah


Pengambilan sampel darah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
titer ayam. Kegiatan ini dilakukan pada saat 2 minggu setelah pemberian vaksin
aktif dan 3 minggu setelah pemberian vaksin inaktif untuk mengetahui pengaruh
vaksin yang sudah diberikan. Sampel darah diambil di bagian lipatan sayap
menggunakan spet kecil yang ditusukkan dengan hati-hati ke pembuluh darah.
Setelah sampel darah diperoleh, sampel darah tersebut dibawa ke laboratorium
untuk diteliti. Penelitian dilakukan dengan mengambil serum darah kemudian
menganalisis titer antibodi ayam. Hasil titer yang tinggi memiliki dua
kemungkinan yaitu:
1. Titer antibodi yang tinggi karena efek dari vaksin yang telah diberikan.
2. Titer antibodi yang tinggi karena tubuh ayam yang sedang membentuk
antibodi untuk melawan penyakit.

3.6.7.3 Kontrol Kandang


Kontrol kandang dilakukan untuk mengetahui kondisi ayam-ayam di
kandang sedang sakit atau tidak. Kontrol kandang dapat dilakukan setiap waktu.
Contoh penyakit yang pernah ditemukan pada saat kontrol kandang adalah snot
(ayam yang berkepala bengkak, mata ngantuk, dan mata berair). Ayam yang
terkena snot diberi obat bernama quinabic dengan cara disemprotkan ke dalam
mulut ayam menggunakan injektor tanpa jarum. Pengawasan terhadap ayam harus
dilakukan dengan teliti karena jika ada ayam yang terkena penyakit bisa menular
ke ayam yang lain.

3.6.8 Penanganan Limbah dan Bangkai


Limbah ada dua macam yaitu faeces dan bangkai, pembuangan faeces
dilakukan pada saat ayam afkir dan di ambil oleh pengepul yang telah bekerja
26

sama dengan perusahaan. Karena pembuangan faeces di lakukan sekali selama


pemeliharaan maka jika kondisi faeces basah dan bau mulai menyengat segera di
taburkan kapur dari atas slat, untuk menghindari kadar amoniak tinggi dan
penyakit.
Jumlah ayam yang mati (bangkai) di catat dalam recording di setiap
kandang, untuk mengetahui jumlah ayam jantan dan betina yang ada dalam
kandang. Jika setiap hari ayam mati lebih dari 10 ekor dan terus bertambah pada
hari berikutnya maka di lakukan bedah bangkai oleh dokter hewan farm Bali 1.
Bangkai ditangani setiap pagi pada saat kontrol kandang dan dipastikan tidak ada
bangkai yang tertinggal dalam kandang karena bangkai memiliki potensi sumber
penyakit. Bangkai di buang ke tempat pembuangan bangkai kemudian di bakar.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit 1 dari sisi Agribisnis
Usaha breeding ayam broiler sangat menguntungkan karena didasarkan
pada perhitungan bahwa peternakan unggas broiler pastinya akan terus
berkembang (Jahja, 2013). Permintaan akan daging ayam untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani juga terus meningkat. Bermunculannya pemain baru
dan ekspansi beberapa perusahaan di bidang pembibitan unggas seperti PT.
Medion yang mulai mendirikan farm parent stock di Bogor, PT. Wonokoyo yang
memiliki farm baru di Banjarmasin, dan PT. Japfa Comfeed yang lebih dulu
memiliki breeding farm di Bali mengindikasikan bahwa bisnis breeding farm di
tanah air akan terus bertumbuh. PT. CPJF mengimbangi persaingan dari para
kompetitornya dalam melakukan pengembangan wilayah dan memperbesar
kapasitas produksi dengan menambah breeding farm baru di wilayah Bali yaitu
PT. CPJF Unit 1.
PT. CPJF Bali Unit 1 mendapatkan DOC parent stock dari penetasan telur
grand parent stock PT. CPJF Subang dan Pasuruan. Pemeliharaan parent stock
oleh PT. CPJF Bali Unit 1 menghasilkan telur tetas (hatching egg) yang nantinya
akan dikirimkan ke unit penetasan (hatchery) yang ada di Kecamatan Melaya
Kabupaten Jembrana. Unit penetasan CPJF menghasilkan DOC final stock yang
dapat disalurkan langsung ke peternak, melalui poultry shop, maupun melalui
perusahaan kemitraan. Pada umumnya peternak besar mandiri melakukan
pengadaan DOC final stock dengan sistem pembayaran tunai, alasannya adalah
dengan sistem tunai mereka bisa mendapatkan harga DOC yang lebih murah
dibandingkan sistem pembayaran kredit melaui poultry shop maupun dengan
mengikuti perusahaan kemitraan (Mappigau dan Esso, 2011).

27
28

4.2 Struktur Populasi


Strain yang dipelihara oleh PT. CPJF Bali Unit 1 adalah strain cobb dan
ross. Kedua strain tersebut digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
karena bertujuan unuk memenuhi permintaan dari segmentasi pasar yang berbeda-
beda sehingga konsumen dapat memilih strain mana yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Konsumen dari strain ross sebagian besar berupa perusahaan
di bidang breeding farm karena memiliki kuantitas produksi telur lebih banyak
yaitu 87 % dari populasi betina sedangkan konsumen dari strain cobb sebagian
besar berupa perusahaan di bidang commercial farm karena bersifat memiliki
pertambahan bobot badan yang lebih tinggi (CPJF, 2012).
Jumlah ayam broiler parent stock yang dipelihara di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 sejumlah lebih kurang 10.800 ekor untuk tiap
ruangan kandang (hen house). Tiap hen house memiliki ukuran panjang 120 meter
dan lebar 12 meter sehingga tingkat kepadatan adalah 1 m2 : 7 ekor. Perhitungan
ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi kepadatan kandang yang maksimal
saat ayam mencapai usia afkir dengan berat rata-rata 4 – 4,1 kg untuk ayam betina
dan 4,9 – 5 kg untuk ayam jantan. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonymous
(2012) yang menyatakan bahwa luas kandang close house menurut standar
kepadatan ayam broiler parent stock adalah 6 – 8 ekor/ m2.

4.3 Sistem Perkandangan


4.3.1 Model Kandang
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 menggunakan kandang
dengan model sistem tertutup (close house). Penggunaan kandang close house
dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi lingkungan yang buruk dan perubahan
cuaca yang tidak menentu. Kandang sistem close house merupakan sistem
kandang yang sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas
yang berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi
lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam (Ahmadi, 2009).
Maka dari itu kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu
29

meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan


produktivitas yang dipunyai ayam.

4.3.2 Peralatan Kandang


PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 telah menerapkan sistem
close house secara full automatic artinya seluruh peralatan dijalankan secara
otomatis. Ahmadi (2009) menyatakan, struktur umum kandang sistem full
automatic close house meliputi bangunan kandang, exhaust fan, cooling pad,
dinding kandang (solid wall dan curtain system), dan panel kontrol.

4.3.2.1 Pemanas (Heater)


Pemakaian heater merk purafire dilengkapi dengan sistem
thermoregulator sehingga dapat hidup dan mati secara otomatis. Jika suhu
ruangan lebih dari suhu maksimum yang telah disetel, maka heater akan mati.
Heater akan menyala kembali jika suhu ruangan kurang dari suhu minimum yang
telah disetel. Heater merk purafire ini lebih hemat terhadap pemakaian gas
sebanyak 70 % daripada pemakaian heater model gasolec (CPJF, 2012).

4.3.2.2 Panel Kontrol


Menurut Anonymous (2009), panel kontrol digunakan sebagai
perlengkapan untuk mendukung teknik close house. Panel kontrol berfungsi untuk
memprogram kerja peralatan secara otomatis yang ada di tiap-tiap kandang. Panel
kontrol terdiri atas, electric switch, saklar lampu, saklar nipple, saklar exhaust fan,
saklar cooling pad, saklar tempat pakan jantan, dan saklar tempat pakan betina.

4.3.2.3 Peralatan Tempat Minum


Nipple drinker system memiliki beberapa tujuan yaitu kebersihan yang
lebih baik, meminimalkan air minum yang tumpah, mudah dibersihkan, dan
kemudahan bagi ayam untuk minum (Anonymous, 2013). Air diarahkan ke
regulator menggunakan panel kontrol sehingga tekanan air berkurang dan air
mengalir secara optimal ke tiap nipple dengan tekanan yang sama. Ketinggian
30

nipple juga dapat disesuaikan dari panel kontrol. Di atas pipa yang memanjang
melewati tiap-tiap nipple terdapat kawat yang berfungsi supaya ayam tidak dapat
bertengger di atas pipa.

4.3.2.4 Peralatan Tempat Pakan Jantan


Tempat pakan jantan menggunakan pan feeder. Pan feeder memiliki
pengatur otomatis supaya tidak tejadi kelebihan pakan di wadah. Hal ini dapat
memastikan bahwa pakan berada di tingkat tertinggi di dalam wadah tanpa adanya
kelebihan pakan. Pada wadah pakan terdapat pelindung luar agar sayap ayam
tidak membawa pakan keluar dari wadah saat proses feeding. Pan feeder
merupakan tempat pakan yang sangat mudah dibersihkan dengan menggunakan
semprotan air bertekanan tinggi yang diarahkan ke atas wadah sehingga tempat
pakan dapat berputar dengan sendirinya (Anonymous, 2013).

4.3.2.5 Peralatan Tempat Pakan Betina


Tempat pakan betina disebut trough feeder. Tempat pakan ini dilengkapi
dengan grill, motor penggerak, hopper, trough, dan rantai pengedar pakan.
Hopper sebanyak tiga buah berfungsi sebagai bak pakan sebelum pakan diedarkan
ke dalam kandang. Kapasitas tiap hopper yaitu 150 kg. Trough berfungsi sebagai
tempat pakan yang berbentuk persegi panjang dan terbuat dari bahan seng baja.
Lebar trough 11 cm dan panjangnya sejajar dengan panjang kandang. Grill adalah
penutup trough yang berbentuk segitiga sebagai tempat masuknya kepala ayam
dengan ukuran lubang-lubang grill disesuaikan dengan ukuran kepala ayam.
Ukuran grill pada betina 6 cm x 7 cm. Menurut Sudaryani dan Santoso (2004),
keuntungan menggunakan grill yaitu dapat meningkatkan efisiensi pakan dan
pemberian pakan jadi lebih terkontrol. Rantai pengedar pakan berhubungan
langsung dengan motor penggerak. Rantai ini akan mengedarkan pakan secara
merata ke dalam kandang.
31

4.3.2.6 Peralatan Ventilasi


Menurut data dari PT. Agrinusa (2011), daya sedot exhaust fan 48 inchi
yaitu sepanjang 120 meter. Perhitungan ini sesuai dengan yang diterapkan di
kandang PT. CPJF Bali Unit 1 yang memiliki panjang kandang 120 meter dan
memiliki 7 buah exhaust fan yang disesuaikan dengan lebar kandang 12 meter.
Penggunaan cooling pad juga sudah sesuai dengan pendapat Anonymous
(2012) yang menyatakan cooling pad dapat menurunkan suhu udara yang masuk
ke dalam kandang sebesar 1,50 – 20 C. Terbukti pada saat suhu udara di luar
kandang terasa panas, suhu kandang bagian dalam tetap lebih rendah.
Setting exhaust fan dan cooling pad masing-masing kandang dipegang
oleh supervisor tiap kandang (CPJF, 2012). Cooling pad pada panel kontrol akan
hidup jika suhu dalam kandang melebihi suhu maksimum pada settingan
temptron. Jika suhu melebihi setting maka cooling pad dengan sendirinya akan
hidup.

4.4 Program Biosecurity


Dalam pemeliharaan ayam broiler parent stock, program biosecurity
merupakan suatu hal yang penting yang harus dijlankan. Biosekuritas merupakan
suatu sistem untuk mencegah penyakit yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan
produksi unggas secara keseluruhan dan merupakan bagian untuk
mensejahterakan hewan (Winkel, 1997).
Terdapat 3 aspek biosecurity yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand
Jaya Farm Bali Unit 1 yaitu biosecurity pada kendaraan, barang, dan manusia.
Biosecurity pada kendaraan dilakukan dengan menyemprotkan antiseptik pada
semua kendaraan yang masuk area farm. Barang-barang yang akan masuk area
farm disemprot dengan antiseptik dan dilewatkan pada box ultraviolet. Setiap
karyawan dan pengunjung yang masuk ke area farm diwajibkan mandi dan
disemprot dengan antiseptik. Jika karyawan atau pengunjung memasuki pintu
kandang maka diwajibkan mencelupkan kaki dengan antiseptik dan menyemprot
tangan dengan alkohol 70% serta memakai perlengkapan alat pelindung seperti
sepatu boot, topi, dan seragam yang telah disediakan.
32

Sistem biosecurity yang dilakukan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
Bali Unit 1 sesuai dengan pendapat Hadi (2010) yaitu pengunjung farm
didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi
khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang juga harus didesinfeksi sebelum
masuk bangunan kandang ataupun meninggalkannya. Sistem biosecurity
dilakukan untuk menghindari kontaminasi lingkungan luar terhadap area kandang.
Sesuai prosedur yang ada di Farm Bali 1, karyawan dan tamu telah
menerapkan program biosecurity dengan baik dan benar, terutama caretaker yang
paling sering ke kandang harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap
produktifitas ayam bibit dengan program biosecurity.

4.5 Tata Laksana Pemeliharaan


4.5.1 Persiapan Kandang sebelum Chick in
Hal yang dilakukan pada persiapan kandang saat chick in adalah kegiatan
sanitasi untuk pembersihan lantai, gudang, cooling pad, exhaust fan, tempat pakan
dan minum. Sanitasi dilakukan dengan cara membersihkan sisa-sisa pemeliharaan
sebelumnya atau kotoran yang ada dalam kandang, kemudian menyemprotkan
insectisida ke dalam dan luar kandang (kandang dalam keadaan kosong).
Masa persiapan kandang mempunyai andil yang besar terhadap
keberhasilan pemeliharaan ayam. Saat kondisi kandang kotor, konsentrasi atau
tantangan bibit penyakit dalam kandang meningkat. Kondisi ini akan
memperlebar peluang ayam terinfeksi atau terserang penyakit. Dan kebalikannya,
saat kondisi kandang bersih dan telah didesinfeksi maka konsentrasi bibit penyakit
akan menurun sehingga tantangan bibit penyakit berkurang dan ayam aman dari
infeksi atau serangan penyakit (Anonymous, 2009).

4.5.2 Persiapan Brooding


Kegiatan persiapan brooding yaitu menyiapkan waring (cover slat) dan
memasang waring sebagai alas dasar litter, menabur serutan kayu di atas waring
dengan ketebalan 3-5cm, menutup serutan kayu dengan koran, memasang tirai
plastik di dalam kandang bagian depan, menyemprot kandang dengan desinfektan,
33

dan memasang pemanas (heater) yang sudah disemprot desinfektan. Bahan-bahan


yang digunakan sebagai alas litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap yang
baik, tidak berdebu, dan tidak berjamur (Anonymous, 2013). Litter yang sudah
didesinfeksi didiamkan minimal selama dua jam untuk memaksimalkan kontak
dengan desinfektan. PT. CPJF Bali Unit 1 menggunakan serutan kayu sebagai alas
litter karena memiliki daya serap yang tinggi dan tidak mudah lembab.
Pemanas (heater) yang digunakan Farm Bali 1 adalah pemanas otomatis.
Setiap kandang menggunakan 2 heater sampai umur 9 hari, umur 10 hari sampai
umur 18 hari memakai 1 heater. Umur 20 hari sudah tidak memakai heater.
Pengaturan heater kandang lantai atas dan lantai bawah berbeda, suhu yang
diperoleh heater pada kandang bawah lebih panas dibandingkan dengan kandang
lantai atas. Suhu kandang lantai bawah cenderung lebih dingin dibandingkan
dengan suhu kandang lantai atas yang lebih panas, karena kandang lantai atas
memiliki rongga atap yang mampu menyimpan panas dari sinar matahari.
Menurut Purwanto (2006) panas didalam rongga atap yang berasal dari sinar
matahari tidak terdistribusikan, sehingga menyebabkan panas merambat ke ruang
bawah atap.

4.5.3 Pelebaran Sekat Brooding


Pelebaran sekat brooding dilakukan dengan memperhatikan kondisi DOC
dalam area brooding. Pelebaran sekat brooding harus selalu memperhatikan
pertumbuhan DOC. Menurut Anonymous (2010), pelebaran sekat brooding
dimulai pada umur 3 hari, kemudian dilanjutkan tiap 3 hari sekali dengan
menyesuaikan kenyamanan dari DOC.

4.5.4 Potong Paruh (Debeaking)


Farm Bali 1 melakukan debeaking pada ayam umur 6 hari. Pemotongan
paruh dilakukan menggunakan electric debeaker. Paruh yang sudah dipotong
dipanaskan kembali pada pisau debeaker agar tidak terjadi pendarahan kemudian
diberikan betadine. Sebelum dan sesudah pemotongan paruh, DOC diberikan
multivitamin melalui air minum untuk mencegah stres. Anonymous (2005)
34

menyatakan bahwa pemotongan paruh yang dilakukan pada DOC atau ayam yang
berumur dibawah satu minggu juga memberikan keuntungan dalam hal
penanganan yang jauh lebih mudah dan paruh yang masih lunak, disamping itu
apabila ayam mengalami stres akibat pemotongan paruh maka masih tersedia
waktu yang cukup panjang untuk mengembalikan kondisinya seperti semula.
Pemberian vitamin sebelum pemotongan paruh dapat mencegah pendarahan
(Rusianto, 2008).

4.5.5 Pemberian Pakan


Pemberian pakan setiap hari disesuaikan dengan nilai point feed yang telah
ditentukan oleh manager kemudian supervisor tinggal menghitung kilogram
pakan yang akan diberikan pada hari tersebut. Pakan yang digunakan pada periode
grower merupakan pakan jenis crumble. Pemberian pakan pada ternak
disesuaikan dengan umur, kesukaan terhadap pakan, dan jenis pakan (Alamsyah,
2005).
Standar pemberian pakan tergantung dari nilai point feed yang ditentukan
oleh manager farm. Supervisor farm menghitung nilai point feed yang telah
ditentukan disesuaikan dengan populasi ayam yang ada dalam kandang. Point
feed adalah pakan (dalam satuan kg) untuk 100 ekor ayam. Misalkan nilai point
feed adalah 10, artinya 10 kg pakan untuk 100 ekor ayam. Penentuan point feed
juga memperhatikan actual body weight, jika body weight kurang dari standar
maka point feed ditambah dan jika body weight lebih dari standar maka point feed
dikurangi. Pada pemeliharaan ayam broiler parent stock tidak terdapat istilah FCR
(Feed Convertion Ratio) karena tidak bertujuan untuk mendapatkan body weight
yang maksimal.
Program puasa mulai diterapkan pada periode grower. Tujuan dari
program puasa adalah untuk memperoleh bobot badan sesuai target dan
keseragaman yang baik pada ayam. Program puasa dilakukan dengan cara
memberi pakan empat hari dan tiga hari puasa (4/3) di minggu ke-6 sampai
dengan minggu ke-10, pada minggu ke-11 sampai minggu ke-13 puasa diterapkan
5/2, pada minggu ke-14 sampai minggu ke-18 puasa diterapkan 6/1, pada minggu
35

ke-19 pakan di berikan setiap hari hingga seterusnya. Program puasa bertujuan
untuk mendapatkan bobot ayam yang seragam (Anonymous, 2012).

Tabel 4.1. Program Point Feed Periode Starter dan Grower di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1

Ross Cobb
Point Feed Point Feed
Umur Use Umur Use
Betina Jantan Betina Jantan
1 Minggu 2,20 2,50 Full 1 Minggu 2,20 2,50 Full
2 Minggu 3,20 5,00 Full 2 Minggu 3,20 5,00 Full
3 Minggu 3,60 8,00 Full 3 Minggu 3,60 8,00 Full
4 Minggu 3,80 8,00 Full 4 Minggu 3,80 8,00 Full
5 Minggu 4,00 8,00 Full 5 Minggu 4,00 8,00 Full
6 Minggu 4,10 6,00 4/3 6 Minggu 4,10 7,00 4/3
7 Minggu 4,20 6,,20 4/3 7 Minggu 4,20 7,20 4/3
8 Minggu 4,40 6,40 4/3 8 Minggu 4,40 7,40 4/3
9 MInggu 4,60 6,60 4/3 9 MInggu 4,60 7,60 4/3
10 Minggu 4,80 6,80 4/3 10 Minggu 4,80 7,80 4/3
11 Minggu 5,00 7,00 5/2 11 Minggu 5,00 8,00 5/2
12 Minggu 5,30 7,30 5/2 12 Minggu 5,30 8,20 5/2
13 MInggu 5,60 7,60 5/2 13 MInggu 5,60 8,40 5/2
14 Minggu 6,10 7,90 6/1 14 Minggu 5,90 8,60 5/2
15 Minggu 6,60 8,20 6/1 15 Minggu 6,40 8,80 6/1
16 Minggu 7,10 8,50 6/1 16 Minggu 6,90 9,00 6/1
17 Minggu 7,80 8,80 6/1 17 Minggu 7,60 9,20 6/1
18 Minggu 8,50 9,20 6/1 18 Minggu 8,30 9,40 6/1
19 Minggu 9,10 9,60 Full 19 Minggu 8,90 9,70 Full
20 Minggu 9,70 10,00 Full 20 Minggu 9,50 10,10 Full
21 Minggu 10,10 10,40 Full 21 Minggu 9,90 10,50 Full
22 Minggu 10,30 10,50 Full 22 Minggu 10,10 10,80 Full
23 Minggu 10,50 11,10 Full 23 Minggu 10,30 11,10 Full
Sumber : PT. Charoen Pokhand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

4.5.6 Pemberian Air Minum


Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum dengan penambahan
chlorine sebanyak 3 ppm. Pemberian minum secara adlibitum bertujuan
memperlancar proses pencernaan. Pemberian chlorine bertujuan untuk
menetralisir air dan membunuh bakteri dan kuman yang ada dalam air. Hal ini
sesuai dengan pendapat Anonymous (2011) yaitu tujuan dari klorinasi (pemberian
36

kaporit/ klorin) adalah sebagai upaya sanitasi air minum supaya dapat membunuh
bakteri dan mikroorganisme lain yang mencemari air dengan cara memasukkan
klorin sebanyak 3-5 ppm ke dalam air minum.

4.5.7 Program Pencahayaan (Lighting Program)


Adanya pencahayaan pada ayam dapat menstimulasi hipotalamus pada
otak ayam, kemudian cahaya akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar tubuh, seperti
hipofisa, tiroid, dan paratiroid untuk menstimulasi disekresikannya hormon.
Adanya sinyal cahaya menstimulasi kelenjar tiroid mensekresikan hormon
tiroksin yang berfungsi mengatur kecepatan metabolisme tubuh sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan. Kelenjar paratiroid juga terstimulasi oleh adanya
cahaya untuk mensekresikan hormon paratiroksin yang berperan dalam
pengaturan metabolisme kalsium (Ca) dan fosfor (P). Pada periode grower
keberadaan cahaya memungkinkan ayam untuk mampu melihat lingkungan
sekitar, terutama makanan dan air minum yang tersedia sehingga keberadaan
cahaya tersebut tentu saja akan meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi
oleh ayam (Anonymous, 2009). Sementara, jumlah makanan yang masuk kedalam
tubuh (feed intake), juga berpengaruh besar terhadap proses produksi. Program
pencahayaan pada ayam broiler parent stock dapat dlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Rekomendasi Program Pencahayaan ayam bibit Parent Stock


Umur Lampu Intensitas
No
(minggu) (jam) (lux)
1 0-1 24/22 30
2 2-5 20/12 30
3 6 - 21 8 5-8
4 22 - 24 14 40 - 60
5 25 - dst 16 40 - 60
Sumber : PT. Charoen Pokhand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)
37

4.5.8 Program Ventilasi


Sistem ventilasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
menggunakan sistem tekanan negatif (negative pressure system) yaitu udara
mengalir dari dalam kandang menuju keluar akibat adanya daya sedot dari
exhaust fan sehingga terjadi tekanan negatif. Udara dari luar masuk ke dalam
kandang melalui cooling pad. Sistem ventilasi yang paling baik untuk model
kandang close house adalah sistem tekanan negatif, yaitu udara masuk ke dalam
kandang melalui cooling pad, kemudian udara di dalam kandang yang biasanya
bercampur dengan amonia dan CO2 disedot oleh exhaust fan untuk dibuang ke
luar kandang (Fadilah, 2013). Sementara itu dinding kandang ditutup rapat
menggunakan tirai. Sistem ventilasi udara yang baik akan menjaga kualitas udara
tetap optimal bagi ayam.

4.5.9 Uniformity
Penimbangan sampel BW (body weight) dilakukan setiap minggu sekali
untuk mengetahui tingkat uniformity atau disebut juga dengan tingkat
keseragaman BW. Menurut Rasyaf (2003), penimbangan dilakukan secara acak
dengan jumlah sampel lebih kurang 10% dari populasi ayam. Penimbangan
dilakukan sebelum ayam diberi makan. Tujuan dilakukan penimbangan yaitu
untuk mengethui Gain Weight (laju pertumbuhan), kesesuaian body weight
dengan standar, dan mengetahui keseragaman bobot badan. Penimbangan yang
dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 memiliki sampel yang
kurang dari 10%, hal ini dikarenakan populasi yang sangat banyak sehingga
menghabiskan banyak waktu dalam proses penimbangannya. Prosentase nilai
uniformity merupakan gambaran prosentase nilai produksi telur di periode layer.

4.5.10 Grading dan Fleshing


Kegiatan grading dilakukan untuk mengelompokkan ayam yang
ukurannya lebih kecil dari yang lainnya ke area small pen. Harrison (2006)
menyatakan bahwa mengelola ayam yang berukuran lebih kecil dari yang lain
pada area tersendiri akan lebih mudah karena dapat mengatur konsumsi pakannya
38

supaya pertumbuhannya sama dengan ayam yang lainnya. Grading dilakukan


dengan cara menyeleksi ayam setiap kandang secara rutin tiap minggu, dengan
memisahkan ayam yang mengalami masalah seperti berat badan kurang,
kelebihan berat badan, warna pucat, cacat, sakit dan kelainan (error sex) dari
ayam yang sehat. Ayam yang tidak memenuhi standart segera dipindahkan ke
small pen sampai kondisi ayam normal, jika ayam tidak kunjung normal maka
ayam segera di keluarkan (culling).
Fleshing yaitu program yang dilakukan untuk mengetahui prosentase
ayam-ayam betina yang matang organ reproduksinya, dan juga untuk
mengidentifikasi produktifitas ayam melalui konformasi tubuhnya. Fleshing
dilakukan dengan cara mengumpulkan ayam secara acak dari setiap pen sebanyak
12 %. Hal yang dilakukan pada proses fleshing ayam betina adalah:
1. Menimbang berat badan, berat badan yang baik adalah berat badan yang
mencapai standart berdasarkan umur.
2. Mengukur jarak tulang pubis dengan jari tangan dimana nilai yang baik
adalah berjarak tiga jari.
3. Mengukur jarak antara tulang dada dengan tulang pubis yaitu berjarak tiga
sampai empat jari.
4. Bentuk dada yang baik adalah berbentuk U.
Cara mengetahui dewasa kelamin pada ayam jantan antaralain dari tingkah laku
seksualnya, jengger dan pial yang lebar dan berwarna merah, serta suara khas
pejantan yang keras.
Pencampuran ayam jantan dan betina dilakukan antara minggu ke 18
hingga ke 22. Berikut rumus pencampuran ayam betina dengan ayam jantan:

Jumlah ayam betina atau ayam jantan yang akan di campur dalam pen :
Ukuran pen
X total ayam
Panjang kandang
39

4.5.11 Program Kesehatan


4.5.11.1Pemberian Vaksin
Keberhasilan vaksinasi dipengaruhi oleh cara memberikannya. Jika
pemberiannya tidak tepat sasaran maka titer antibodi tidak akan terbentuk. Begitu
pula jika terdapat kesalahan yang biasanya dilakukan oleh caretaker pada cara
pemberiannya yang dapat menyebabkan cacat fisik dan bahkan kematian pada
ayam.
Vaksin yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif diberikan dengan cara
meneteskan langsung di mata ayam. Vaksin inaktif diaplikasikan dengan cara
injeksi dibawah kulit, di bawah otot, dan tusukan pada sayap. Pemberian vaksin
aktif dan inaktif harus dilakukan dengan cara yang hati-hati karena jika terjadi
kesalahan akan berakibat fatal pada ayam, seperti yang dilakukan oleh para
caretaker karena banyaknya ayam yang harus divaksin maka mereka tergesa-gesa
dalam proses pemberian vaksin. Pada pemberian vaksin tusuk sayap, beberapa
ayam ada yang ditusuk sampai mengenai tulang sehingga menyebabkan cacat
pada ayam. Vaksinasi dengan metode tusuk sayap harus dilakukan dengan cara
hati-hati yaitu jarum penusuk yang telah dicelupkan pada larutan vaksin
ditusukkan pada sayap ayam yang telah direntangkan, diusahakan menusuknya
pada lipatan sayap yang tipis dan jangan sampai mengenai tulang, otot, dan
pembuluh darah karena dapat mengakibatkan cacat fisik pada ayam (Anonymous,
2009).

4.5.11.2Pengambilan Sampel Darah


Pengambilan sampel darah dilakukan untuk mengetahui tingkat titer anti
bodi ayam yang berhubungan erat dengan program vaksin inaktif yang sedang
dijalankan. Kegiatan ini dilakukan pada saat tiga minggu setelah pemberian
vaksin inaktif yaitu saat titer antibodi mencapai titer protektif. Pengambilan
sampel darah untuk pemantauan titer antibodi vaksin inaktif sebaiknya dilakukan
pada tiga minggu setelah vaksinasi sesuai dengan lama pembentukan titer antibodi
40

dimana titer antibodi protektif baru melindungi setelah tiga minggu (Anonymous,
2008).

4.5.11.3Kontrol Kandang
Kontrol kandang dilakukan untuk mengetahui kondisi ayam-ayam di
kandang sedang sakit atau tidak. Kontrol kandang dapat dilakukan setiap waktu.
Menurut Anonymous (2009), kontrol kandang hendaknya rutin dilakukan, bisa
waktu pagi, siang, sore, atau malam hari. Kontrol dilakukan untuk mengetahui
apakah ada ayam yang memiliki gejala klinis terserang suatu penyakit, apabila
ditemukan ayam yang tampak sakit maka akan diambil dan dibawa ke luar
kandang untuk kemudian dilakukan bedah bangkai.
BAB V

KESIMPULAN

Sistem biosecurity yang diterapkan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm


Bali Unit 1 sudah baik dan kegiatan kontrol kandang yang dilakukan secara rutin
dapat mengantisipasi lolosnya penyakit yang masuk area farm.

41
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2009. Saatnya Rekonstruksi Kandang. http://www.majalahinfovet.com/


2009/01/saatnya-rekonstruksi-kandang-open-atau.html. Diunduh pada
tanggal 21 Juli 2013.

Alamsyah, R. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Anonymous. 2008. Tak selamanya titer antibody tinggi ayam aman.


http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/pengobatan-a-
vaksinasi/titer-antibodi-tinggi. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2009. Mengenal Berbagai Macam cara Vaksinasi.


http:www.ilmupeternakan.com/2009/10/mengenal-berbagai-macam-cara-
vaksinasi_15.html. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2010. Charoen Pokphand. http://en.wikipedia.org/wiki/


Charoen_Pokphand. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2011. Konsultasi Air Minum Berkaporit.


http://info.medion.co.id/index.php/konsultasi-teknis/broiler/tata-
laksana/air-minum-berkaporit. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2012. About PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. cp.co.id.


Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2012. Konsultasi Membagun Kandang.


http://info.medion.co.id/index.php/konsultasi-teknis/broiler/tata-
laksana/membangun-kandang. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

Fadilah, R. 2013. Super Lengkap Beternak Ayam Broiler. Cetakan ke-1.


AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Hadi, W.P. 2010. Pelaksanaan Biosekuritas pada Peternakan Ayam. Departemen


Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas
Kedokteran Hewan IPB.

Harrison, J. 2006. Management of broiler parent stock in rear after grading to 15


weeks. http://www.zootecnicainternational.com/article-archive/
management/800-management-of-broiler-parent-stock-in-rear-after-
grading-to-15-weeks-.html. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

Wingkel, W.P. 1997. Biosecurity in Poultry Production. Prosiding 11th


International Congress of The World Poultry Association.

42
LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1

H H
11 19 H
& & 7
12 10 & H
8 5
&
6

H
13 H
& 15
14 & H H H
16 17 H 3 1
& 19 & &
18 & 4 2
20
Keterangan :
PS : Pos Satpam
AP : Area Parkir SM

G Pr : Gudang Peralatan
L S2 G Pk
S 1&2 : Ruang Sanitasi 1 & 2 1
L 1&2 : Ruang Laundry 1 & 2 K
R
MM : Mess Manager
G
MS : Mess Supervisor Pr K MC
MC : Mess Caretaker
M
K : Kantin S
KR : Kantor
G Pk : Gudang Pakan MM
SM : Sumur Bor
S1 L1
H 1-20 : Hen House 1 - 20

PS AP

43
Lampiran 2. Program Ventilasi di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1

Umur Cooling Pad (inlet) Blower (Outlet) Heater


hari mggu Suhu On Off 1 2 3 4 5 6 7
1 - - - - - - 32,5 on - - 33
2 - - - - - - 32,5 - - - 32
3 - - - - - - 32 - - - 31
4 31 30dtk 6mnt - - - 31 - - - 30
5 31 30dtk 6mnt - - - 31 - - - 30
6 31 30dtk 6mnt - - 30,5 - - - - 30
7 31 30dtk 6mnt - - 30,5 - - - - 29,7
1
8 30,5 60dtk 5mnt - - 30 - - - - 29,4
9 30,5 60dtk 5mnt - - 30 - - - - 29
10 30,5 60dtk 5mnt - - 29,5 - - - - 28,5
11 30,5 60dtk 5mnt - - 29,5 - - - - 28,3
12 30,5 60dtk 5mnt - - 29 - - - - 28
13 30,5 60dtk 5mnt - - 29 - - - - 28
14 30,5 60dtk 5mnt - - 29 - - - - 27
2
15 30 1mnt 5mnt - - 28,7 - 30,5 - - 27
16 30 1mnt 5mnt - - 28,7 - 30.5 - - 27
17 30 1mnt 5mnt - - 28,5 - 30 - - 26
18 30 1mnt 5mnt - - 28,5 - 30 - - 26
19 30 1mnt 5mnt - - 28,5 - 30 - - 25
20 30 1mnt 5mnt - - 28,3 - 30 - - 25
21 30 1mnt 5mnt - - 28,3 30 - - 25
3
22 30 1mnt 5mnt - - 28 - 29,5 - - -
23 30 1mnt 5mnt - - 28 - 29,5 - - -
24 30 1mnt 5mnt - - 27,5 - 29,5 - - -
25 30 1mnt 5mnt - - 27,5 - 29,3 - - -
26 30 1mnt 5mnt - - 27 - 29,3 - - -
27 30 1mnt 5mnt - - 27 - 29 - - -
28 30 1mnt 5mnt - - 26,5 - 29 - - -
4
5 30 1mnt 4mnt - - - - 29 - - -
6 30 1mnt 4mnt - - - - 29 - - -
7 30 1mnt 4mnt - 30 - - 28,5 - - -
8 30 1mnt 4mnt - 30 - - 28,5 - - -

44
45

9 30 1mnt 4mnt - 29,5 - - 28,5 - -


10 30 1mnt 4mnt - 29,5 - - 28 - -
11 30 1mnt 4mnt - 29 - - 27,5 - -
12 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -
13 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -
14 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -
15 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -
16 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -
17 30 1mnt 4mnt - 29 - - - 30 -
18 30 1mnt 4mnt - 28,5 - - - 30 -
19 30 1mnt 4mnt - 28,5 - - - 29,5 -
20 30 1mnt 4mnt - 28,5 - - - 29,5 -
21 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -
22 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -
23 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -
24 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -
25 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -
26 30 1mnt 4mnt 28 - - - 29,5 -
Lampiran 3. Penghitungan Uniformity

Rata-rata BW = Total BW yang ditimbang


Banyak ayam
Rata-rata BW = ± 10%

Misal:

Rata-rata BW = 320.840 gram = 1.234 gram


260
10% x 1.234 gram = 123,4 gram
Rata-rata + 10% = 1.234 gram + 123,4 gram = 1.357,4 gram
Rata-rata – 10% = 1.234 gram – 123,4 gram = 1.110,6 gram
Jika dari penimbangan BW diperoleh 208 ekor ayam yang memiliki BW di
kisaran angka tersebut maka tingkat uniformity dapat diperoleh dari perhitungan
sebagai berikut.

Uniformity = 208 x 100% = 80%


260

46
Lampiran 4. Standar Pemeliharaan Parent Stock Strain Ross dan Cobb

Ross
Umur Betina Jantan
(Minggu) PF Inc BW Gain PF Inc BW Gain
(gr) (ekor) (gr) (gr) (gr) (ekor) (gr) (gr)
1 20 2 160 25 160
2 29 9 260 100 50 25 360 200
3 33 4 360 100 80 30 600 240
4 37 4 460 100 80 0 850 250
5 39 2 560 100 80 0 1050 200
6 41 2 650 90 80 0 1250 200
7 43 2 750 100 60 -20 1380 130
8 45 2 850 100 62 2 1500 120
9 47 2 950 100 64 2 1630 130
10 49 2 1050 100 66 2 1750 120
11 51 2 1150 100 68 2 1860 110
12 53 2 1240 90 70 2 1980 120
13 56 3 1330 90 72 2 2100 120
14 59 3 1420 90 75 3 2220 120
15 64 5 1510 90 79 4 2350 130
16 69 5 1630 120 83 4 2480 130
17 76 7 1750 120 87 4 2610 130
18 83 7 1880 130 92 5 2730 120
19 89 6 2010 130 97 5 2850 120
20 95 6 2150 140 102 5 3000 150
21 99 4 2300 150 106 4 3150 150
22 101 2 2400 100 109 3 3300 150
23 103 2 2550 150 111 2 3450 150
24 105 2 2700 150 113 2 3600 150
25 107 2 2800 100 115 2 3700 100

47
48

Cobb
Umur Betina Jantan
(Minggu PF Inc BW Gain Inc BW Gain
(gr) (ekor) (gr) (gr) PF (gr) (ekor) (gr) (gr)
1 20 160 25 160
2 30 10 280 120 50 25 360 200
3 34 4 400 120 80 30 600 240
4 38 4 520 120 80 0 900 300
5 39 1 600 80 80 0 1050 150
6 40 1 700 100 80 0 1250 200
7 41 1 790 90 70 -10 1380 130
8 43 2 880 90 72 2 1500 120
9 45 2 980 100 74 2 1600 100
10 47 2 1080 100 76 2 1700 100
11 49 2 1180 100 78 2 1800 100
12 51 2 1290 110 80 2 1900 100
13 54 3 1370 80 82 2 2000 100
14 57 3 1450 80 84 2 2150 150
15 62 5 1530 80 86 2 2300 150
16 67 5 1610 80 88 2 2450 150
17 74 7 1710 100 90 2 2600 150
18 81 7 1830 120 94 4 2750 150
19 87 6 1960 130 98 4 2900 150
20 93 6 2100 140 102 4 3050 150
21 97 4 2250 150 106 4 3200 150
22 99 2 2350 100 109 3 3380 180
23 101 2 2500 150 111 2 3550 170
24 103 2 2650 150 113 2 3700 150
25 105 2 2800 150 115 2 3850 150
Lampiran 5. Program Vaksinasi Ayam Broiler Parent Stock PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Periode Starter dan Grower
Umur Vaksin Aplikasi
1 Hari MD (CVI 988+HVT) + Bursaplex SC (Hatchery)
Coccivac (Type D) Spray (Hatchery)
IB (H 120) IO (Farm)
7 Hari ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO
Reo (S-1133) SC
14 Hari AI (Killed) 0,3 ml SC
21 Hari ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO
ND (Killed) 0,25 ml SC
FP WW
6 Minggu Coryza (0,5 ml) IM (Leg)
Bivalent Reo (Killed) IM
8 Minggu ND + IB (Lived) IO
ND (Killed) 0,5 ml IM
AI (Killed) 0,5 ml SC
10 Minggu ILT IN
FP + AE WW
14 Minggu ND + IB (Lasota + Mass-Con) IO
ND + IB + EDS (Killed) IM
16 Minggu Coryza (0,1 ml) IM (Leg)
18 Minggu AI (Killed) 0,5 ml SC/ IM
20 Minggu ND + IB (Lasota + Mass-Con) IO
ND + IB + G + Reo (Killed) IM
Sumber: PT. Charoen Pokphand Jaya Farm (2012)

Keterangan:
IM : Intra Muscular
IO : Intra Ocular
SC : Subcutaneous
IN : Intra Nose
WW : Wing Wap
Leg : Injeksi pada paha

49
Lampiran 6. Dokumentasi saat Kegiatan PKL

Cooling pad dan Exhaust Fan

Panel Kontrol

50
51

Nipple Drinker System

Pan Feeder dan Trough Feeder


52

Semprotan Desinfektan Otomatis di Ruang Sanitasi

Box Ultraviolet
53

Proses Vaksinasi Intra Ocular dan Subcutaneous

Proses Pengambilan Sampel Darah


MANAJEMEN USAHA RUMAH POTONG AYAM
DI UD. PHALOSARI UNGGUL JAYA
JOMBANG JAWA TIMUR

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi D-IV Manajemen Bisnis Unggas
Jurusan Peternakan

Oleh:

Farhan Zulkarnain
NIM. C4208502

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PETERNAKAN
2014
i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ………….………………………………...………. i
DAFTAR ISI...……………………………………………….…………... ii
DAFTAR TABEL …………………………………..…………………… iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………….…………… v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….…… vi

BAB I. PENDAHULUAN ………………………….…………………... 1


1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang ….……………………………. 2
1.2.1 Tujuan Umum …………………………..…………….. 2
1.2.1 Tujuan Khusus …………………………………………. 2
1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja ….…………………………………. 3
1.4 Metode Pelaksanaan …………..……………………………… 3

BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ……..……………….…. 4


2.1 Sejarah Perusahaan ………….………………………………. 4
2.2 Organisasi RPA UD. Phalosari Unggul Jaya …………….…... 4
2.2.1 Struktur Organisasi …………………………………….. 4
2.2.2 Ketenagakerjaan ……………………………………….. 6
2.2.3 Jaminan Sosial …………………………………………. 8
2.2.4 Fungsi Sosial ………………….….….…….….….……. 8
2.3 Kondisi Lingkungan …………………………………………. 8
2.2.3 Lingkungan Fisik ………………………………………. 8
2.2.3 Lingkungan Non Fisik …………………………………. 8

BAB III. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN ….…………..….….… 9


3.1 HACCP di RPA UD Phalosari Unguul Jaya ………………… 9
3.2 Struktur Populasi ………………………………..……………. 9
3.3 Tata Laksana Rutin …………………………………………… 10
3.3.1 Pengadaan Ayam Hidup ……….………………………. 10
3.3.2 Proses Produksi ………..………………………………. 11
3.3.2.1 Unloading …….………………………………. 12
3.3.2.2 Penggantungan ………………………………. 12
3.3.2.3 Stunning ………………………...……………. 12
3.3.2.4 Killing dan Bleeding …………………………. 13
3.3.2.5 Scalding (Perendaman Air Panas) ……………. 13
3.3.2.6 Defeathering (Pencabutan Bulu) …….………. 13
3.3.2.7 Eviscerating (Pengeluaran Organ Dalam) .….. 14
3.3.2.8 Chilling .………………………………………. 14
3.3.2.9 Grading, Parting, dan Boneless …………...…. 14

ii
Halaman
3.3.2.10 Marinating ……………………………………. 15
3.3.2.11 Packaging ……………………………………. 15
3.3.2.12 Penanganan Hasil ……………………………. 15
3.3.3 Pemasaran …….….……………………………………. 16
3.3.4 Pengolahan Limbah …..……………….….……………. 16
3.3.4.1 Pengolahan Limbah Cair ………………………. 16
3.3.4.2 Pengolahan Limbah Padat ……………………. 16
3.3.4.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ……... 17

BAB IV. PEMBAHASAN …………………….……….………….…..... 18


4.1 Proses Produksi ………………………………………………. 18
4.1.1 Unloading …….…………………………………..……. 18
4.1.2 Penggantungan …………………………….………….. 18
4.1.3 Stunning ………………………...……………….……. 19
4.1.4 Killing dan Bleeding ………………………….…….…. 19
4.1.5 Scalding (Perendaman Air Panas) ……………….……. 20
4.1.6 Defeathering (Pencabutan Bulu) …….………..………. 20
4.1.7 Eviscerating (Pengeluaran Organ Dalam) .………….... 20
4.1.8 Chilling .…………………………………….…………. 21
4.1.9 Grading, Parting, dan Boneless …………..………...…. 21
4.1.10 Marinating …………………………………….………. 22
4.1.11 Packaging ………………………………………..……. 23
4.1.12 Penanganan Hasil ……………………….……………. 23
4.2 Pengolahan Limbah …..……………….………..……………. 23
4.2.1 Pengolahan Limbah Cair ………………………….……. 23
4.2.2 Pengolahan Limbah Padat ………………………..……. 24
4.2.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) …... 24

BAB V. KESIMPULAN ………………………………………………... 26

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 27


LAMPIRAN …………………………………………………………….. 29

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Jumlah karyawan di RPA Phalosari Unngul Jaya …….….. 7
4.1 Grading Karkas Ayam Broiler …………………..………… 20

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Struktur Organisasi Rumah Potong Ayam UD. Phalosari
Unggul Jaya ………………………..…………………………. 5
3.1 Process Flow Diagram Pemotongan Ayam di RPA UD.
Phalosari Unggul Jaya ……………..…………………….…… 10

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Penentuan Isi Keranjang berdasarkan Grading ………..….. 26
2. Surat Hasil Pemeriksaan dari Laboratorium Kesmavet …… 27
3. Surat Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi ………………………. 28
4. Surat Sertifikat Halal …………………………………………. 29
5. Surat Keterangan Pemeriksaan Bahan Asal Hewan ……….. 30
6. Dokumentasi saat Kegiatan PKL ……………………………. 31

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan.
Zaman yang semakin berkembang dan tingkat pendidikan masyarakat yang
semakin maju menyebabkan masyarakat semakin menyadari pentingnya makanan
sehat. Daging merupakan salah satu bahan makanan yang bergizi yang dibutuhkan
oleh tubuh.
Daging ayam broiler adalah bahan makanan yang mengandung gizi tinggi,
memiliki rasa yang enak, dan tekstur yang lunak, sehingga disukai hampir semua
orang. Komposisi zat gizi daging ayam per 100 gram terdiri dari protein 18,2
gram, energi 302 K, lemak 25 gram, kalsium 14 mg, zat besi 1,5 mg, dan vitamin
A 810 SI (Anonymous, 2012).
Rumah Potong Ayam (RPA) sebagai titik awal penyedia daging di
masyarakat merupakan salah satu bagian yang menentukan kualitas produk dan
jaminan keamanan bagi konsumen. RPA yang baik selalu menjaga kualitas
produk untuk menjamin kesehatannya. Setiap proses pemotongan ayam memiliki
resiko terjadinya pencemaran baik berupa fisik, kimia, maupun biologis.
Pencemaran fisik dapat berupa patah, memar, dan adanya logam pada bagian
karkas, pencemaran kimia dapat disebabkan oleh residu dari antibiotika maupun
bahan sanitizer, dan pencemaran biologis disebabkan oleh adanya
mikroorganisme yang merugikan. Kualitas daging yang dihasilkan sangat
ditentukan oleh proses pemotongan di rumah potong ayam.
Rumah potong ayam adalah kompleks bangunan dengan desain dan
kontruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu serta
digunakan sebagai tempat memotong ayam bagi konsumsi masyarakat umum.
RPA UD. Phalosari Unggul Jaya merupakan salah satu perusahaan penyedia
produk peternakan yaitu daging ayam. RPA ini telah didukung dan ditunjang oleh
tata ruang yang sudah memenuhi standart dan telah dilengkapi dengan surat-surat

1
2

seperti sertifikat halal dari MUI, sertifikat bebas flu burung, dan surat uji
laboratorium dari Dinas Peternakan, dll.
Manajemen usaha rumah potong ayam yang baik perlu didukung dengan
adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil guna tercapainya
pembangunan nasional di bidang peternakan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan melalui program pendidikan di perguruan tinggi berusaha mencetak
sumber daya yang handal agar mampu bersaing di bidang peternakan khususnya
dalam mengelola dan mengembangkan usaha peternakan.
Politeknik Negeri Jember adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mencetak tenaga terampil dan siap pakai di bidang peternakan karena sistem
pendidikannya menitikberatkan pada 60% praktek dan didukung 40% kuliah
menjadikan mahasiswa yang berkualitas dan profesional. Salah satu program
yang tercatum dalam kurikulum pendidikan di Politeknik Negeri Jember adalah
mahasiswa semester VIII diprogramkan untuk melaksanakan Praktek Kerja
Lapang (PKL). Program PKL ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan
pengalaman di lapangan yang sesungguhnya dan membandingkan teori yang
didapat selama perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat memiliki keahlian yang
baik di bidang peternakan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang


1.2.1 Tujuan Umum
1. Meningkatkan keterampilan intelektual, sosial, dan manajerial di bidang
peternakan secara umum.
2. Meningkatkan wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
mengenai perusahaan peternakan.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Melatih diri untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalar dengan
berkomentar terhadap kegiatan yang dijadikan dalam bentuk laporan.
2. Dapat mengetahui, mengerti, dan memahami, rangkaian kegiatan proses
pemotongan ayam yang dilaksanakan di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya.
3

1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja


Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan mulai tanggal 9 Mei sampai
dengan 9 Juni 2012 di Rumah Potong Ayam UD. Phalosari Unggul Jaya, Dusun
Bulak, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, dengan
komoditi karkas ayam broiler.

1.4 Metode Pelaksanaan


Metode yang dilakukan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah:
1. Mengikuti dan mengerjakan langsung kegiatan di lapang.
2. Diskusi langsung dengan pekerja dan pembimbing lapang.
3. Studi pustaka dengan mempelajari literatur mengenai manajemen usaha
Rumah Potong Ayam.
BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
UD. PHALOSARI UNGGUL JAYA

2.1 Sejarah Perusahaan


Rumah Potong Ayam UD. Phalosari Unggul Jaya yang berlokasi di
Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur didirikan pada tanggal 4 Juni 2008.
Usaha ini merupakan anak perusahaan yang paling baru dari Bima Sakti Group.
Bima Sakti Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis yang
memiliki beberapa unit usaha antara lain Commercial Farm Unggas Bima Sakti,
Rumah Potong Ayam Phalosari Unggul Jaya, Pupuk Organik, Pupuk Cair,
Pertanian, dan Ekspedisi (penyedia jasa transportasi untuk kebutuhan perusahaan).
RPA UD. Phalosari Unggul Jaya memiliki berbagai peralatan dan tata
ruang yang telah memenuhi standard HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point). Perusahaan ini juga telah dilengkapi dengan surat-surat dari berbagai
perijinan. Surat-surat tersebut antara lain SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan),
NPWP (Nomor Peserta Wajib Pajak), Surat Rekomendasi Tata Niaga dari Dinas
Peternakan Kabupaten Jombang, Sertifikat Bebas Flu Burung, Sertifikat Halal
dari MUI (Majelis Ulama Indonesia), Surat Uji Laboratorium Kesmavet
(Kesehatan Masyarakat Veteriner), dan Surat Bahan Asal Hewan.

2.2 Organisasi RPA UD. Phalosari Unggul Jaya


2.2.1 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi dari RPA UD. Phalosari Unggul Jaya
dapat dilihat pada Gambar 2.1.

4
5

Kepala Divisi

Purchasing Ko. Quality Kepala Finance Personalia


Ayam Hidup Produksi Ansure Marketing & Accounting General Affair

Quality Marketing Account Koordinator


Administrasi Asisten Control Receivable Teknik
Produksi Produksi Administrasi
Marketing Kasir Office Boy
Gudang Bahan
Penunjang Koordinator Driver & Helper Unit Pengolahan
Area Kotor Limbah
Logistik
Koordinator Satpam
Eviserasi

Koordinator
Area Bersih

Koordinator
Area Gudang

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Rumah Potong Ayam


UD. Phalosari Unggul Jaya

Kepemimpinan tertinggi di RPA Phalosari Unggul Jaya dipegang oleh


seorang Kepala Divisi yang bertanggung jawab pada pemegang saham selaku
pemilik perusahaan. Kepala Divisi membawahi beberapa divisi sebagai berikut:
1. Bagian Purchasing ayam hidup, bertugas dalam pengadaan ayam hidup.
2. Koordinator produksi, bertanggung jawab terhadap semua kegiatan proses
produksi. Koordinator produksi membawahi beberapa bagian yaitu
Administrasi Produksi, Gudang, Logistik, Asisten produksi, Co. Area Kotor,
Co. Eviserasi, Co. Area Bersih, dan Co. Gudang. Co. Area kotor yang
bertugas mengawasi seluruh kegiatan sejak ayam datang sampai proses
pemotongan. Koordinator eviserasi bertugas mengawasi seluruh proses
6

pengeluaran jerohan. Koordinator Area bersih mengawasi seluruh rangkaian


proses grading, parting dan packing.
3. Quality Ansure, bertugas mengawasi keamanan pangan dan membawahi satu
bagian yaitu Quality Control yang bertugas sebagai gugus kendali mutu
produk dan berkaitan langsung dengan pengawasan proses produksi.
4. Koordinator Marketing, bertugas terhadap penjualan karkas dan
pendistribusiannya. Ko. Marketing juga membawahi bagian Marketing dan
Administrasi Marketing.
5. Finance and Accounting, menangani tugas-tugas yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan serta bertanggung jawab atas laporan keuangan
perusahaan. Finance and Accounting membawahi Acc. Receivable yang
bertugas mentransfer keuangan yang keluar dari perusahaan dan menangani
masalah perbankan, dan bagian Kasir yang menangani pembayaran dari
pembelian produk-produk Phalosari Unggul Jaya oleh para pelanggan.
6. Personalia General Affair, bertugas menangani ketenagakerjaan, karyawan
baru, atau juga surat peringatan. PGA juga membawahi lima bagian yaitu
Koordinator Teknik, Teknik, Koordinator Office Boy, Unit Pengolahan
Limbah (UPL), dan Satpam.

2.2.2 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja dibagi menjadi tiga macam yaitu tenaga kerja tetap dan
tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja tetap digaji setiap bulan, sedangan tenaga kerja
kontrak memperoleh gaji setiap dua minggu sekali. Gaji tenaga kerja antara satu
dengan yang lain berbeda sesuai dengan jabatannya.
Tenaga kerja non produksi bekerja enam hari kerja dalam seminggu mulai
pukul 08.00 sampai 16.00 WIB dengan waktu istirahat selama satu jam mulai
pukul 12.00 sampai 13.00 WIB (senin sampai sabtu). Tenaga kerja produksi
bekerja sesuai bagiannya. Tenaga produksi area kotor yang bertugas menangani
pemotongan bekerja mulai pukul 07.00 WIB. Pekerja yang menangani bagian
eviserasi bekerja mulai pukul 07.30 WIB sedangakn pekerja pda bagian produksi
area bersih bekerja mulai pukul 08.00 WIB. Karyawan yang bekerja di bagian
7

produksi diberikan seragam yang harus digunakan di ruang produksi, yaitu


sepasang sepatu boot karet dan sarung tangan kain. Apabila karyawan melakukan
kesalahan dalam bekerja akan diberikan teguran dan surat peringatan.
Jumlah karyawan beserta tingkat pendidikannya di RPA UD. Phalosari
Unngul Jaya pada tahun 2012 ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 2.1. Jumlah karyawan di RPA Phalosari Unngul Jaya
Tenaga Kerja Tingkat Pendidikan Jumlah
Kepala Divisi S1 1 orang
Purchasing Ayam Hidup D3 1 orang
Koordinator Produksi S1 1 orang
 Administrasi Produksi S1 1 orang
 Asisten Produksi SMA 1 orang
 Ko. Area Kotor & anggota SMA & SMP 17 orang
 Ko. Evicerasi & anggota SMA & SMP 15 orang
 Ko. Area Bersih & anggota SMA & SMP 18 orang
 Ko. Gudang Karkas SMA & SMP 10 orang
 Gudang Perlengkapan SMA 1 orang
 Logistik SMA 2 orang
Quality Ansure S1 Profesi 1 orang
 Quality Control D3 1 orang
(Merangkap
Purchasing
Ayam Hidup)
Koordinator Marketing S1 1 orang
 Marketing S1 2 orang
 Administrasi Marketing S1 1 orang
 Sopir SMA & SMP 3 orang
 Helper SMA & SMP 3 orang
Finance & Accounting S1 1 orang
 Account Receivable S1 1 orang
 Kasir S1 1 orang
Personalia General Affair S1 1 orang
 Ko. Teknik & Teknik SMA 3 orang
 Unit Pengolahan Limbah SMA 1 orang
 Office Boy SMA 4 orang
 Satpam SMA 4 orang
Total Karyawan 95 orang
Sumber: RPA UD. Phalosari Unggul Jaya (18 Oktober 2011)
8

2.2.3 Jaminan Sosial


RPA UD. Phalosari Unggul Jaya memberikan beberapa jaminan sosial
untuk seluruh pekerja dan karyawannya. Jaminan-jaminan sosial itu antara lain
jaminan kesehatan, penyediaan tempat tinggal berupa mess bagi karyawan, dan
pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) tiap tahun.

2.2.4 Fungsi Sosial


Fungsi sosial dari RPA UD. Phalosari Unggul jaya adalah menciptakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat umum dan sekitar perusahaan, memberikan
sarana fasilitas tempat ibadah bagi karyawan perusahaan, dan memberikan
kontribusi dalam pembangunan desa setempat seperti memperbaiki jalan raya
yang rusak dan membangun mesjid.

2.3 Kondisi Lingkungan


2.3.2 Lingkungan Fisik
Rumah Potong Ayam UD. Phalosari Unggul Jaya di Dusun Bulak, Desa
Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, menempati lahan
seluas lebih kurang 6.000 m2. Lokasi berada di daerah dataran rendah dengan suhu
rata-rata 300C. Letak perusahaan dibatasi dengan lahan pertanian dan di sebelah
barat terdapat jalan raya. Sarana dari perusahaan antara lain berupa bangunan
yang terbagi menjadi beberapa ruangan (area kotor, area eviserasi, area bersih,
dan area gudang), kantor, musholla, area limbah, dan pos satpam.

2.3.3 Lingkungan Non Fisik


Mayoritas masyarakat Dusun Bulak, Desa Mojokrapak, Kecamatan
Tembelang, Kabupaten Jombang, bersuku Jawa dan beragama Islam. Penduduk
sekitar perusahaan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, pedagang,
dan sebagian kecil pegawai dengan latar belakang pendidikan SD, SMP, SMA,
dan Perguruan Tinggi yang mempunyai sifat kekeluargaan dan toleransinya yang
tinggi terhadap kelancaran usaha di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya.
BAB III. TATALAKSANA
RPA UD. PHALOSARI UNGGUL JAYA

3.1 HACCP di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya


HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem
kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas
identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi.
Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk
mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan
guna memenuhi tututan konsumen.
Salah satu contoh dari proses produksi yang mengutamakan penerapan
HACPP adalah penggunaan pisau. Pada proses pemotongan dan retail cut yang
perlu diutamakan adalah ketajaman dan kebersihan pisau. Sebaiknya pisau
senantiasa dibersihkan dan didesinfeksi menggunakan air panas (suhu >820C).
Setiap pekerja yang menangani daging hendaknya memiliki dua pisau, pisau
pertama digunakan dan pisau kedua direndam dalam air panas >820C, kemudian
ditukar, sehingga memperkecil terjadinya pencemaran silang pada daging.

3.2 Struktur Populasi


Jumlah ayam yang dipotong di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya tiap hari
sebanyak 5 rit (5 truk) ayam hidup dan terkadang sampai 6-7 rit. Ayam-ayam
tersebut dibeli dari beberapa perusahaan kemitraan ayam broiler di daerah Jawa
Timur seperti Bima, Ciomas, Malindo, Wonokoyo, dan Sierad. Ayam diangkut
dari kandang peternak ke RPA UD. Phalosari Unggul Jaya menggunakan jasa
ekspedisi dari Bima Sakti Group. Ayam hidup sebanyak 1 rit harus memiliki berat
2,7 ton yaitu lebih kurang sejumlah 1.600 ekor. Jika pada satu hari dipotong ayam
hidup sebanyak 5 rit di RPA, maka total berat ayam hidup yang dipotong adalah
sebanyak 5 rit x 2,7 ton = 13,5 ton yaitu lebih kurang sejumlah 8.000 ekor.

9
10

3.3 Tatalaksana Rutin


Tatalaksana rutin di Rumah Potong Ayam UD. Phalosari Unggul Jaya
terjadi di seluruh area produksi meliputi area kotor, ruang eviserasi, area bersih,
area gudang, dan area limbah. Kegiatan harian yang ada di RPA diatur oleh para
tenaga kerja produksi perusahaan yang ada di ruangan administrasi. Seluruh
kegiatan yang ada di RPA ini saling berkaitan antara satu dan yang lainnya.

3.3.1 Pengadaan Ayam Hidup


Pengadaan ayam hidup di RPA ditangani oleh bagian purchasing ayam
hidup. Karyawan pada jabatan ini bertugas membeli ayam hidup dari beberapa
perusahaan kemitraan seperti Bima, Ciomas, Malindo, Wonokoyo, dan Sierad.
Karyawan purchasing ayam hidup harus benar-benar memperhatikan masalah
harga yang fluktuatif dari waktu ke waktu.
11

3.3.2 Proses Produksi


Proses produksi RPA merupakan serangkaian proses dimulai dari
pemotongan ayam hidup siap potong sampai menjadi produk siap jual. Proses
produksi pada Rumah Potong Ayam Phalosari Unggul Jaya ditunjukkan pada PFD
(process flow diagram) berikut ini:

Input Proses Limbah

Ayam broiler Unloading


siap potong
Penggantungan

Stunning

Killing dan Bleeding Darah

Scalding (Suhu 58oC) Air limbah

Defeathering Bulu

Kotoran
Eviscerating Jantung
Usus
Perendaman Hati
Ampela
(Suhu Bak I 10oC, Suhu Bak II 2oC) Kepala
Kaki
Grading, Parting, Boneless
(Suhu 20oC)

Packaging (Suhu 20oC)

Freezing

Chilling Room BlaztFreezer Cold Storage


o
(Suhu 0-5 C) (Suhu -30 C – (-35) C)
o o
(Suhu -15oC – (-20)oC)

Gambar 3.1 Process Flow Diagram Pemotongan Ayam di RPA


UD. Phalosari Unggul Jaya
12

3.3.2.1 Unloading
Unloading merupakan proses penurunan ayam yang akan diproses. Jenis
ayam yang akan dipotong adalah ayam broiler. Ayam yang akan dipotong harus
dalam keadaan sehat. Proses ini dimulai dengan penurunan ayam dari truk dan
penimbangan broiler setiap lima keranjang. Satu keranjang berisi 10-15 ekor
ayam. Dalam satu hari rata-rata jumlah ayam yang dipotong adalah sebanyak 5 rit.
1rit berisi lebih kurang 1600 ekor ayam hidup. Jadi rata-rata jumlah ayam hidup
yang dipotong adalah sebanyak 5 rit x 1600 ekor.
Ayam yang datang segera ditimbang terlebih dahulu. Kelompok ayam
yang datang pertama kali langsung diproses tanpa diistirahatkan. Kelompok ayam
yang datang selanjutnya sebelum dipotong diistirahatkan terlebih dahulu dengan
cara disiram dengan air untuk menurunkan suhu tubuh selama menunggu proses
pemotongan.

3.3.2.2 Penggantungan
Keranjang berisi ayam yang sudah ditimbang diletakkan di area
pemotongan. Ayam-ayam di keranjang dikeluarkan dan digantung pada shackle
dengan posisi kaki diatas, kepala ayam di bawah, dan dada menghadap ke depan.
Ayam yang telah digantung pada shackle diarahkan ke area stunning untuk proses
pemingsanan.

3.3.2.3 Stunning
Ayam dari area penggantungan akan masuk ke area stunning. Ayam
dipingsankan dengan cara melewatkan ayam dalam air yang telah dialiri arus
listrik dengan tegangan 10-15 volt. Ayam melewati air bertegangan listrik selama
7-12 detik.
13

3.3.2.4 Killing dan Bleeding


Proses pemotongan ayam di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya dilakukan
secara manual oleh manusia menggunakan pisau. Penyembelihannya secara alami
yaitu dilakukan oleh seorang muslim dewasa, berakal sehat, dan dilakukan atas
nama Allah. Karyawan penyembelih harus beragama islam dan memiliki sertifikat
untuk menjaga mutu produk. Pisau yang digunakan sangat tajam sehingga proses
bleeding berlangsung secara sempurna. Lama waktu bleeding di shackle berjalan
selama 2 menit. Setelah itu ayam masuk ke area scalding.

3.3.2.5 Scalding (Perendaman Air Panas)


Ayam yang sudah disembelih dan mengalami proses bleeding, selanjutnya
masuk ke dalam scald tank selama 20 detik. Proses scalding di RPA UD.
Phalosari Unggul Jaya berlangsung dalam tank yang berisi air dengan suhu 58oC.
Pada proses ini bakteri yang menempel pada bagian luar badan ayam akan terlarut
ke dalam air dan non aktif karena panas. Selain itu protein pada kulit yang
mengikat bulu ayam akan terbuka sehingga kulit sedikit melunak dan
memudahkan proses defeathering.

3.3.2.6 Defeathering (Pencabutan Bulu)


Bulu unggas, setelah melalui proses scalding dilakukan pembersihan atau
pencabutan, segera setelah scalding dengan menggunakan mesin pencabut bulu
(plucking machine). Pencabutan bulu dilakukan dengan kekuatan 1300-1400 rpm
selama 30-45 detik. Mesin plucker terdiri dari drum yang didalamnya terdapat
karet-karet yang berputar untuk mencabut bulu dari badan ayam. Saat ayam
masuk ke dalam mesin plucker, ayam disiram dengan air suhu ruang untuk
mempermudah proses defeathering. Jika masih terdapat bulu yang tersisa pada
badan ayam maka dilakukan pencabutan bulu secara manual di area eviserasi.
14

3.3.2.7 Eviscerating (Pengeluaran Organ Dalam)


Proses eviscerating di RPA Phalosari Unggul Jaya dilakukan secara
manual. Ayam yang keluar dari mesin plucker langsung masuk ke dalam bak
penampungan, selanjutnya kepala dan pangkal leher dipotong. Proses selanjutnya
merobek kloaka dengan tujuan untuk memudahkan mengeluarkan organ dalam
yaitu tembolok, usus, hati, dan ampela. Hati dan ampela dibersihkan dari mepedu
dan dicuci bersih dengan air yang ditambah es untuk mengawetkan organ dalam
sehingga tidak mudah busuk. Hati dan ampela dikemas dalam kantong plastik
bening yaitu 1 kantong plastik berisi 15 potong hati dan ampela. Pemisahan organ
dalam tergantung dari pesanan pelanggan. Selama proses eviscerating, ayam
dicuci dengan siraman air bersih.

3.3.2.8 Chilling
Chilling adalah proses dalam penanganan karkas yang bertujuan untuk
memperpanjang lama simpan. Karkas setelah melalui proses evisceration,
selanjutnya direndam dalam dua bak yang berbeda. Perendaman ayam pada bak
chilling I menggunakan air bersih yang ditambah es batu sehingga suhu air
menjadi 10oC. Setelah mengalami perendaman pada bak chilling I, ayam
dimasukkan ke dalam bak chilling II yang airnya dicampur dengan chlorine dan
garam selama 5 menit.

3.3.2.9 Grading, Parting dan Boneless


Karkas ayam yang telah melalui proses chilling, selanjutnya ditimbang
dengan timbangan digital, dimana ayam diletakkan dalam wadah kemudian
dikelompokkan secara manual berdasarkan beratnya dan dikumpulkan dalam
keranjang. Proses ini disebut dengan proses grading.
15

Parting adalah proses pemotongan karkas ayam menjadi beberapa bagian


tertentu. Bagian-bagian tersebut sesuai dengan permintaan dari konsumen. Proses
parting dilakukan menurut bagiannya sesuai dengan order parting, dari cut 1-22.
Sebagai contoh, cut 8 menghasilkan 2 sayap, 2 paha atas, 2 paha bawah, dan 2
bagian dada. Parting dilakukan dengan mesin parting.
Proses boneless merupakan proses pemisahan daging karkas dengan
tulangnya. Di RPA Phalosari Unggul Jaya, proses ini dilakukan secara manual
oleh manusia menggunakan pisau.

3.3.2.10Marinating
Marinating merupakan proses pemberian bumbu pada karkas ayam.
Proses marinating hanya dilakukan jika ada permintaan dari pelanggan. Misalnya,
karkas ayam yang sudah dipotong menjadi 8 bagian ditempatkan dalam keranjang
yang dilapisi karung kemudian diberi bumbu. Bumbu yang digunakan berasal dari
pelanggan yang memesan karkas. Bumbu untuk marinating berisi 300 gram untuk
25 ekor karkas ayam. Karkas yang sudah diberi bumbu selanjutnya dikemas
dalam kantong plastik.

3.3.2.11Packaging
Proses packaging di RPA Phalosari Unggul Jaya dilakukan secara manual
yaitu karkas yang sudah ditimbang dan dikelompokkan dalam keranjang
berdasarkan beratnya dimasukkan ke dalam plastik dan diikat dengan karet.
Karkas utuh dimasukkan ke dalam plastik yang berlogo DIVA sedangkan karkas
hasil parting dikemas dalam kantong plastik berlogo PERMATA. Plastik bening
digunakan untuk mengemas produk sampingan seperti ampela, hati, dan jantung,
kepala, dan kaki ayam.

3.3.2.12Penanganan Hasil
Setelah pengemasan, karkas disusun dalam keranjang berwarna oranye.
Selanjutnya karkas tersebut dimasukkan ke dalam chilling room selama 10 menit
16

pada suhu 0-5oC yang bertujuan untuk menguapkan dan mengeringkan air yang
masih menempel pada karkas. Karkas yang sudah berada di chilling room selama
10 menit, kemudian dimasukkan ke dalam blast freezer selama 15-17 jam dengan
suhu -30 sampai dengan -35oC. Setelah itu karkas disimpan di ruang cold storage.
Suhu ruang cold storage mencapai -15 sampai -20oC. Pada tahap ini karkas ayam
siap untuk dipasarkan. Jika terdapat pesanan dalam bentuk potongan, maka karkas
beku harus dicairkan terlebih dahulu dengan proses thawing. Thawing adalah
proses pencairan es pada karkas untuk menyegarkan kembali daging beku.

3.3.3 Pemasaran
Area pemasaran produk dari RPA UD. Phalosari Unggul Jaya meliputi
Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa. Pemasaran di Pulau Jawa antara lain di
Mojokerto (perusahaan Ajinomoto), Surabaya (Carefour dan pasar-pasar basah),
Malang (Carefour dan pasar-pasar basah), dan dari kota-kota sekitar yang
melakukan pemesanan karkas. Pemasaran di luar Pulau Jawa meliputi Ternate,
Makassar, Pulau Kalimantan, Pulau Batam, Timika, dan Jayapura. Karkas-karkas
yang akan dikirim dikemas dalam karung dan ditimbang.

3.3.4 Pengolahan Limbah


3.3.4.1 Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair dlakukan dengan sistem bertahap, dimana limbah
cair dari ruang produksi dialirkan ke beberapa kolam limbah. Terdapat tiga kolam
limbah yang memiliki tiga ruang untuk setiap kolam. Keberadaan tiga kolam
tersebut berfungsi sebagai penyaring limbah supaya tidak berbau dan layak
nantinya untuk dibuang ke sungai di samping RPA. Pemberian chlorine juga
dilakukan untuk menahan perkembangan bakteri di kolam limbah.

3.3.4.2 Pengolahan Limbah Padat


Pengolahan limbah padat dipisah dari limbah cair karena tidak bisa
diproses menggunakan sistem filter di kolam limbah. Limbah padat (kotoran dari
ruang produksi, tembolok ayam, dan endapan dari kolam limbah cair)
17

dikumpulkan di suatu tempat menyerupai septictank yang jika sudah penuh


nantinya akan dikuras menggunakan mesin penyedot WC. Limbah yang berupa
bulu dikumpulkan untuk dijual.

3.3.4.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)


Sistem pengolahan limbah di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya dilakukan
dengan baik sehingga hasil buangan limbahnya tidak berdampak buruk bagi
lingkungan di sekitarnya. Pemisahan antara limbah cair dan limbah padat
dilakukan supaya lebih mudah dalam proses pengolahannya. Limbah padat harus
disendirikan karena terdiri dari padatan yang sulit terurai sehingga satu-satunya
cara harus diangkut dan dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA). Penggunaan
kolam limbah cair yang dibagi menjadi beberapa ruang dibuat supaya berfungsi
sebagai filter dengan sistem endapan di tiap ruangannya. Pemberian chlorine pada
kolam limbah juga dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang ada
pada limbah cair.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 HACCP di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya


Menurut Setyono (2009), beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu
industri pangan dengan penerapan sistem HACCP antara lain meningkatkan
keamanan pangan pada produk makanan yang dihasilkan, meningkatkan kepuasan
konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang, memperbaiki fungsi
pengendalian, dan mengurangi limbah dan kerusakan produk atau waste. Sebagai
contoh penggunaan pisau yang tajam dan bersih juga harus benar-benar
diterapkan oleh para karyawan dengan pengawasan dari pihak Quality Control.
Hal utama yang mutlak dan sangat penting supaya penerapan sistem product
safety di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya tetap terlaksana adalah adanya
komitmen dari manajemen dan seluruh sumber daya manusia. Setelah itu
komitmen dan keseriusan diterapkan pada perencanaan dan pelaksanaan sistem.

4.2 Proses Produksi


4.2.1 Unloading
Pada proses unloading di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya, penurunan
keranjang berisi ayam dari truk keranjang terkadang masih terlihat kasar sehingga
terdapat ayam yang stres. Para tenaga kerja bekerja mengutamakan kecepatan
sehingga mengesampingkan pemeriksaan terhadap kondisi ayam dan bekerja
kurang hati-hati. Di dalam unloading room dilakukan kegiatan penerimaan ayam
hidup, pemeriksaan kondisi ayam, penghitungan berat ayam, dan pengistirahatan
ayam (Anonymous, 2009).

4.2.2 Penggantungan
Keranjang berisi ayam yang sudah ditimbang dipindahkan ke area
pemotongan. Ayam-ayam hidup di keranjang dikeluarkan dan digantung pada
shackle dengan posisi kaki diatas, kepala ayam di bawah, dan dada menghadap ke
depan untuk memudahkan proses pengeluaran darah nantinya. Hal ini sesuai
18
19

dengan pendapat Syamsuri (2011) yaitu setelah ditimbang dan dihitung, ayam
dikeluarkan dari keranjang kemudian digantung pada shackle berjalaan dengan
posisi kaki ayam di atas, kepalanya di bawah, dan punggung ayam menghadap
petugas. Hal ini dilakukan supaya ayam mudah dipotong dan proses pengeluaran
darah dapat berjalan dengan sempurna.
Terkadang proses pengeluaran ayam dari keranjang hingga digantung
dilakukan dengan tidak hati-hati sehingga ayam ada yang jatuh dan mengalami
memar dan patah tulang. Alangkah baiknya jika proses ini dilakukan dengan hati-
hati.

4.2.3 Stunning
Ayam dari area penggantungan akan masuk ke area stunning. Ayam
dipingsankan dengan cara melewatkan ayam dalam air yang telah dialiri arus
listrik dengan tegangan 10-15 volt selama 7-12 detik. JIka tidak dilakukan
stunning maka ayam akan berontak dan otot-ototnya melakukan konstraksi
sehingga mengurangi kualitas dagingnya. Menurut Wulandari dkk (2005), metode
stunning dapat menghasilkan mutu daging yang lebih baik, selain itu dengan
dilakukan pemingsanan, penyembelihan terasa lebih manusiawi karena hewan
menjadi tidak banyak berontak.

4.2.4 Killing dan Bleeding


Proses pemotongan ayam di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya dilakukan
secara manual oleh manusia menggunakan pisau. Penyembelihannya secara alami
yaitu dilakukan oleh seorang muslim dewasa, berakal sehat, dan dilakukan atas
nama Allah. Karyawan penyembelih harus beragama islam dan memiliki sertifikat
untuk menjaga mutu produk. Pisau yang digunakan sangat tajam sehingga proses
bleeding berlangsung secara sempurna. Lama waktu bleeding di shackle berjalan
selama 3 menit. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuri (2011) yang
menyatakan bahwa proses penyembelihan ayam harus menerapkan Sistem
Jaminan Halal, mengacu pada syariat Islam dan terus dalam pengawasan LPPOM
MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
20

Indonesia). Penyembelihan dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin


khusus. Setelah disembelih, ayam masuk ke dalam blooding tunnel selama 3-4
menit untuk penirisan darah.

4.2.5 Scalding (Perendaman Air Panas)


Proses scalding berlangsung dalam tank yang berisi air dengan suhu 580 C.
Pada proses scalding, bakteri yang menempel pada bagian luar badan ayam akan
terlarut ke dalam air dan non aktif karena panas. Selain itu protein pada kulit yang
mengikat bulu ayam akan terbuka sehingga kulit sedikit melunak dan
memudahkan proses defeathering. Ayam dicelupkan ke dalam air hangat untuk
mempermudah pencabutan bulu setelah proses penyembelihan (Soeparno dalam
Abubakar, 2003). Lama pencelupan dan suhu air pencelup tergantung pada
kondisi ayam. Perendaman pada temperatur yang lebih tinggi dari 580 C dapat
menyebabkan kulit menjadi gelap dan mudah terserang bakteri.

4.2.6 Defeathering (Pencabutan Bulu)


Pencabutan bulu dilakukan dengan mesin plucker dengan kekuatan 1300-
1400 rpm selama 30-45 detik. Saat ayam masuk ke dalam mesin plucker, ayam
disiram dengan air suhu ruang untuk mempermudah proses defeathering. Jika
masih terdapat bulu yang tersisa pada badan ayam maka dilakukan pencabutan
bulu secara manual di area eviserasi. Mesin pencabut bulu unggas mampu
mencabut bulu unggas hingga bersih tanpa menimbulkan luka. Keuntungan
menggunakan mesin pencabut bulu unggas yaitu menghemat waktu dan tenaga
karena dalam waktu singkat, biaya menjadi lebih murah, lebih praktis dan efisien
waktu, dan karkas yang diperoleh lebih bersih dan mulus (Anonymous, 2000).

4.2.7 Eviscerating (Pengeluaran Organ Dalam)


Proses eviscerating di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya dilakukan secara
manual. Kepala dan pangkal leher dipotong, kloaka dirobek dengan tujuan untuk
memudahkan mengeluarkan organ dalam yaitu tembolok, usus, hati, dan ampela.
21

Hati dan ampela dibersihkan dari mepedu dan dicuci bersih dengan air yang
ditambah es untuk mengawetkan organ dalam sehingga tidak mudah busuk.
Selama proses eviscerating, ayam dicuci dengan siraman air bersih. Menurut
Soeparno (1994), proses pengeluaran jerohan dimulai dari pemisahan tembolok
dan trakhea kemudian pembukaan rongga badan dengan membuat irisan dari
kloaka ke arah tulang dada. Jerohan dikeluarkan kemudian dilakukan pemisahan
organ-organ. Kepala, leher, dan kaki juga dipisah.

4.2.8 Chilling
Karkas setelah melalui proses evisceration, selanjutnya direndam dalam
dua bak yang berbeda. Perendaman ayam pada bak chilling I menggunakan air
bersih yang ditambah es batu sehingga suhu air menjadi 10oC. Setelah mengalami
perendaman pada bak chilling I, ayam dimasukkan ke dalam bak chilling II yang
airnya dicampur dengan chlorine dan garam selama 5 menit. Verkamp (1989)
menyatakan chilling bertujuan untuk memperpanjang lama simpan, karena dapat
menghambat aktivitas bakteri sebelum diolah lebih lanjut atau sebelum sampai ke
konsumen.

4.2.9 Grading, Parting dan Boneless


Setelah melalui proses chilling, karkas ditimbang dengan timbangan
digital kemudian dikelompokkan secara manual berdasarkan beratnya dan
dikumpulkan dalam keranjang. Proses ini disebut dengan proses grading.
Terkadang proses grading dlakukan tidak dengan hati-hati sehingga terdapat
karkas yang terlempar secara keras ke keranjang sehingga karkas jadi memar dan
bahkan ada yang hancur. Menurut Mountney (1976), ada tiga macam kualitas
karkas dalam proses grading yaitu kualitas A (kualitas nomor 1), B (kualitas
nomor 2), dan C (kualitas nomor 3). Penjelasan mengenai tiga macam kualitas
grading karkas tersebut dijelaskan pada Tabel 4.1.
22

Tabel 4.1 Grading Karkas Ayam Broiler


Faktor Grade A Grade B Grade C
Perdagingan Perdagingan bagus, Perdagingan agak Dada kurang baik
dada lebar dan bagus. perkembangannya,
panjang. sempit dan tipis.

Perlemakan Lemak menyelimuti Sedikit Kurang diselimuti


dengan baik. penampakan lemak.
Beberapa lemak di lemak pada dada
bawah kulit dan kaki yang
sebagian besar melindungi
menyelimuti penampilan
karkas. permukaan daging.

Cacat fisik Sedikit terdapat Cacat fisik sedang. Banyak bagian


memar, goresan, yang cacat.
dan pengerasan.
Sumber: Mountney (1976)

Parting adalah proses pemotongan karkas ayam menjadi beberapa bagian


tertentu sesuai dengan permintaan dari konsumen. Judge et al. (1989) menyatakan
bahwa karkas ayam broiler terdiri dari beberapa bagian yaitu dua buah sayap, satu
bagian dada, satu bagian punggung, dan dua bagian paha. Menurut Swatland
(1984), sayap adalah bagian yang terdiri dari daging pada tulang radius, ulna, dan
humerus. Dada terdiri dari tulang-tulang sternum dan daging yang melekat
padanya. Punggung adalah bagian yang memanjang dari pangkal leher sampai
pada bagian pelvis dengan daging dan tulang yang ada padanya. Paha terdiri dari
daging yang melekat pada pelvis.
Proses boneless merupakan proses pemisahan daging karkas dengan
tulangnya. Di RPA Phalosari Unggul Jaya, proses ini dilakukan secara manual
oleh manusia menggunakan pisau. Hasil proses boneless meliputi daging paha
ayam tanpa tulang (tanpa atau pakai kulit atau lemak) dan daging dada ayam tanpa
tulang (tanpa atau pakai kulit atau lemak) (Anonymous, 2012).

4.2.10 Marinating
Proses marinating hanya dilakukan jika ada permintaan dari pelanggan.
Marinating merupakan proses pemberian bumbu pada karkas ayam. Menurut
23

Pratama (2012), produk marinated merupakan potongan daging ayam yang telah
diberi bumbu untuk menambah cita rasa sehingga konsumen dapat langsung
memasaknya.

4.2.11 Packaging
Proses packaging atau pengemasan di RPA Phalosari Unggul Jaya
dilakukan secara manual yaitu karkas yang sudah ditimbang dan dikelompokkan
dalam keranjang berdasarkan beratnya dimasukkan ke dalam plastik dan diikat
dengan karet. Hal ini sesuai dengan SNI (1995), jenis pengemasan karkas
ditentukan berdasarkan bobotnya yaitu ukuran kecil (0,8 – 1 kg), ukuran sedang (1
– 1,2 kg), dan ukuran besar (1,2 – 1,5 kg).

4.2.12 Penanganan Hasil


Setelah proses pengemasan, karkas disusun dalam keranjang berwarna
oranye. Selanjutnya karkas tersebut dimasukkan ke dalam chilling room selama
10 menit pada suhu 0-5oC yang bertujuan untuk mengeringkan air yang masih
menempel pada karkas, kemudian dimasukkan ke dalam blast freezer selama 15-
17 jam dengan suhu -30 sampai dengan -35oC, setelah itu karkas disimpan di
ruang cold storage. Suhu ruang cold storage mencapai -15 sampai -20oC. Hal ini
sesuai dengan SNI (1995) yang menyatakan bahwa penanganan hasil bertujuan
untuk mencegah perkembangan mikroba pembusuk yang tergolong bakteri
psychrophyl, khamir, dan kapang dengan cara karkas harus segera didinginkan
setelah selesai diproses. Penyimpanan dalam jangka waktu pendek (± 2 hari)
harus didinginkan pada suhu paling tinggi 100 C sedangkan penyimpanan dalam
jangka panjang harus dibekukan.

4.3 Pengolahan Limbah


4.3.1 Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair dilakukan dengan sistem bertahap dimana limbah
cair dari ruang produksi dialirkan ke beberapa kolam limbah. Keberadaan
beberapa kolam limbah tersebut berfungsi sebagai penyaring limbah supaya tidak
24

berbau dan nantinya layak untuk dibuang ke sungai di samping RPA. Menurut
SNI (1999), sistem saluran pembuangan limbah cair harus cukup besar dan
didisain agar aliran limbah mengalir dengan lancar, terbuat dari bahan yang
mudah dibersihkan dan kedap air supaya tidak mencemari tanah.

4.3.2 Pengolahan Limbah Padat


Limbah padat dikumpulkan di suatu tempat menyerupai septictank yang
jika sudah penuh nantinya akan dikuras menggunakan mesin penyedot WC.
Nurtjahya dalam Erlita (2011) menyatakan bahwa limbah padat dari pemotongan
ayam yang berupa isi perut, tembolok, afkiran daging, dan lemak dapat bertindak
sebagai media pertumbuhan dan perkembangan mikroba sehingga limbah tersebut
mudah mengalami pembusukan. Limbah padat yang mengandung padatan organik
yang tinggi harus dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

4.3.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)


Menurut Sudiarto (2008) setiap pendirian usaha peternakan berpotensi
mengakibatkan dampak penting terhadap lingkungan yang dikenal dengan istilah
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) diatur dalam undang-undang
RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Di dalamnya
terdapat penjelasan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu dan
menyebabkan lingkungan hidup tersebut tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya (pasal 1 ayat 12). Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh
perubahan terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau
kegiatan (pasal 1 ayat 20). Menurut Kartakusuma (2004) AMDAL merupakan
suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu kegiatan yang dipakai
pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan tersebut layak atau tidak
layak bagi lingkungan.
Pengolahan limbah di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya benar-benar
memperhatikan aturan AMDAL. Limbah cair yang dihasilkan diolah
25

menggunakan sistem kolam-kolam limbah sebagai filter dengan sistem endapan di


tiap kolam. Pemberian chlorine juga ditujukan guna menghambat tumbuhnya
bakteri. Hasil akhir pengolahan limbah cair sudah layak dibuang ke sungai di
samping RPA. Air yang dihasilkan bersih dan tidak berbau sehingga tidak
mencemari sungai. Penanganan untuk limbah padat adalah dengan
memindahkannya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
BAB V
KESIMPULAN

1. Proses produksi di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya sudah memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI).
2. Pengolahan limbah cair di RPA UD. Phalosari Unggul Jaya dilakukan dengan
sistem penyaringan kolam-kolam limbah dan pemberian chlorine sehingga
menghasilkan limbah cair yang layak untuk dialirkan ke sungai di samping
RPA.

26
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar. 2003. Mutu Karkas Ayam Hasil Pemotongan Tradisional dan


Penerapan Sistem Hazard Analysis Critical Control Point. Jurnal Litbang
Pertanian. 22(1).

Anonymous. 2009. Strategi Manajemen Mutu Karkas Ayam Pedaging di Rumah


Potong Ayam PT. Sierad Produce Tbk, Parung, Bogor. Bogor: Fakultas
Peternakan IPB.

Anonymous. 2010. Peluang Usaha Pemotongan Ayam.


http://sentralternak.com/index.php/2010/12/27/peluang-usaha-
pemotongan-ayam/. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

Erlita, D. C. 2011. Pengelolaan Limbah Pemotongan Ayam dan Dampaknya


Terhadap Masyarakat Sekitar. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Diponegoro Semarang.

Judge, M. D., E. D. Aberle, J. C. Forrest, H. B. Hedrick, dan R. A. Merkel. 1989.


Princoples of Meat Science. 2nd ed. Dubuque, Iowa: Hunt Publishing Co.

Mountney, G. J. 1976. Poultry Product Technology. 2nd ed. Westport,


Connecticut: The Avi Publishing Co., Inc.

Pratama, K. K. A. 2012. Identifikasi dan Analisis ResikoKeselamatan dan


Kesehatan Kerja Pada Area Produksi di PT. Sierad Produce. Jakarta:
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Standar Nasional Indonesia. 1995. Karkas Ayam Pedaging. Jakarta: Dewan


Standardisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia. 1999. Rumah Pemotongan Unggas. Jakarta: Badan


Standardisasi Nasional.

Swatland, H. J. 1984. Structure and Development of Meat Animals.


Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Syamsuri, A. 2011. Sistem Jaminan Halal (SJH) di Unit RPA PT. Ciomas
Adisatwa. Malang: Universitas Brawijaya.

27
28

Veerkamp, C. H. 1989. Chilling, Freezing and Thawing in Processing of Poultry.


Mead, G. C. England: Elsevier Applied Science.

Wulandari, W.A, Estuti, W, danGunawan. 2005. Pengembangan Konsep Model


Sistem Jaminan Halal Produk Daging Ayam di Rumah Potong Ayam.
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan
LAMPIRAN

Lampiran 1. Penentuan isi keranjang berdasarkan grading.


Ukuran Isi tiap keranjang Range berat tiap ekor Range berat tiap keranjang
grading (Ekor) (Kg) (Kg)
0,5 40 0,5 - 0,55 20,0 – 22,0
0,6 40 0,56 - 0,65 22,4 – 26,0
0,7 35 0,66 - 0,75 23,1 – 26,2
0,8 35 0,76 - 0,85 26,6 – 29,7
0,9 30 0,86 - 0,95 25,8 – 28,5
1,0 25 0,96 - 1,05 24,0 – 26,2
1,1 25 1,06 - 1,15 26,5 – 28,7
1,2 20 1,16 - 1,25 23,2 – 25,0
1,3 20 1,26 - 1,35 25,2 – 27,0
1,4 20 1,36 - 1,45 27,2 – 29,0
1,5 20 1,46 - 1,55 29,2 – 31,0
1,6 15 > 1,56 > 23,4
Sumber: RPA Phalosari Unggul Jaya (18 Oktober 2011)

29
30

Lampiran 2. Surat Hasil Pemeriksaan dari Laboratorium Kesmavet


31

Lampiran 3. Surat Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi


32

Lampiran 4. Surat Sertifikat Halal


33

Lampiran 5. Gambar Surat Keterangan Pemeriksaan Bahan Asal Hewan


34

Lampiran 6. Dokumentasi saat Kegiatan PKL

Penimbangan Ayam Hidup saat Unloading

Shackle
35

Area Stunning

Area Scalding
36

Mesin PencabutBulu (Plucker)

Area Eviserasi
37

Proses Chilling

Proses Grading
38

Proses Parting

Proses Thawing
39

Kolam Limbah

Septictank Limbah Padat

Anda mungkin juga menyukai