Anda di halaman 1dari 3

PERHITUNGAN KEBERHASILAN

TERNAK BROILER
Contoh kasus :
Sebuah peternakan ayam broiler milik ibu Estina Nuranita memiliki recording sebagai berikut :
Populasi awal : 10.000 ekor
Populasi akhir : 9.930 ekor
Umur panen : 30 hari
Berat panen total : 14.872,7 kg
Jumlah pakan total : 18.900 kg
Berat DOC : 40 g/ ekor
Ayam mati : 40 ekor
Ayam afkir : 30 ekor
Waktu panen :
Umur 23 hari panen 430 ekor berat rata-rata 0.89 kg
Umur 27 hari panen 9200 ekor berat rata-rata 1,5 kg
Umur 34 hari panen 300 ekor berat rata-rata 2.3 kg

Maka perhitungannya adalah :

1. Tingkat Kematian (deplesi )

D = (40+30( ekor) x 100%


10.000 ekor
D = 0.7 % (presentasi deplesi maksimal 5 %)

Berat Badan

= (300 x 2.3) + (9200 x 1.5) + (430 x 0.89) kg


300 + 9200 + 430 ekor
= 1.49 kg
2. FCR (feed corversion rate)

= 18.900
14.872,7 kg – (0.04 kg x 10.000)
= 1.3 kg

Ada yang bertanya, angka 0,04 kg itu apa? itu adalah berat DOC (40 g). karena kita menghitung
berat yang dihasilkan, berarti harus dikurangi berat awal (berat DOC)

Rata-Rata umur panen

= (23 x 430)+(27 x 9200)+(34×300)


9.930 ekor
= 27. 03 hari

3. Indeks Prestasi (IP)

= (100%-0.7%) x 1.3 kg x 100


1.3 kg x 27.03 hari
= 367,36 (standar IP: ≥ 300)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa peternakan tersebut telah
berjalan dengan optimal. Kesimpulan tersebut diangkat berdasarkan beberapa hal di bawah ini:
1. Persen deplesi ayam di peternakan (0.7%) lebih rendah dibanding target maksimal
deplesi yaitu +5%. Hal ini disebabkan baiknya tata laksana pemeliharaan, pengobatan,
vaksinasi dan juga pakan yang berujung pada rendahnya persentase deplesi.
2. Nilai A/U (27,03 hari) yang berselisih 0,3 hari dengan umur panen ter-banyak di umur 27
hari dikarenakan penjualan ayam sesuai BB berdasarkan permintaan pasar yaitu pada BB
0,89 kg (430 ekor), 1,5 kg (9.200 ekor) dan 2.3 kg (300 ekor). Peternak memutuskan
untuk menyisakan sebagian ayam untuk dipanen dengan BB 2.3 kg. Seperti diketahui,
masing-masing BB ayam memiliki pangsa pasar tersendiri. Misalnya, ayam BB 0,8-0,9
kg disukai rumah makan dan pasar tradisional sedangkan BB di atas 1,5 kg disukai
industri mie instan dan kaldu ayam
3. Rata-rata BB ayam saat tiga kali panen ialah 1,49 kg. Menilik perbandingan hari
penjualan dan berat badan, ayam sudah memenuhi standar sejak umur panen 21 hari.
Terpenuhinya standar ini sejak panen pertama (21 hari,red) memang patut diusahakan
bahkan sejak masa brooding. Lakukan kontrol BB rutin agar ayam yang BB tidak sesuai
standar dapat segera dipisahkan dan diberi perlakuan khusus yaitu penambahan jumlah
pakan 10% (maksimal +15 g) dan vitamin. Anda bisa mengkombinasikan pemberian
vitamin sesuai umur pemeliharaan misalnya improlin-G, dan imunose untuk umur 0-
sampai panen (praktis).
4. Pencapaian IP peternakan tersebut (367,36) sudah sangat baik karena melebihi standar
yaitu ≥300. Tingginya IP tersebut menandakan suatu peternakan telah menerapkan sistem
manajemen yang cukup efisien dan efektif.
5. Untuk meningkatkan performa produksi peternakan Anda maka dapat menggunakan
Improlin-G serta Imunose sebagai pencegahan penyakit. Dan tentunya ditunjang dengan
managemen yang baik.

Anda mungkin juga menyukai