Anda di halaman 1dari 14

MODUL

AGRIBISNIS ANEKA TERNAK


KELAS/SEMESTER: XI/II
AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA (ATR)
SIPORA PETRONELA TELNONI, S.Pt, M.Si

PEMERIKSAAN ANTEMORTEM PADA ANEKA TERNAK

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI KUPANG


2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi dan Kompetensi Mata Pelajaran Agribisnis Aneka Ternak

No. Kompetensi Dasar Indikator

1. 1.1 Menggunakan waktu yang 1.1.1 Menyimak dengan serius materi mata pelajaran
diberikan dalam mempelajari agribsinis aneka ternak.
mata pelajaran agribisnis aneka 1.1.2 Bersemangat dalam memberikan pertanyaan dan
ternak. pendapat mengenai potensi agribisnis aneka ternak
di Indonesia dan NTT.
1.1.3 Mampu bekerjasama dalam kelompok belajar dan
praktikum.
2. 1.2 Mengembangkan potensi 1.2.1 Mengenali potensi aneka ternak
peternakan aneka ternak. 1.2.2 Mengetahui kontribusi aneka ternak bagi
pengembangan usaha peternakan
1.2.3 Mengidentifikasi jenis-jenis aneka ternak potensial
yang ada di Indonesia
1.2.4 Menentukan jenis-jenis (4 jenis aneka: kelinci, puyuh,
itik, dan merpati) potensial untuk dikembangkan di
NTT
3. 1.3 Mengenali potensi 2 jenis aneka: 1.3.1 Mengidentifikasi jenis/bangsa kelinci.
kelinci dan puyuh 1.3.2 Membedaka jenis/bangsa kelinci berdasarkan tujuan
pemeliharaan.
1.3.3 Mengetahui keunggulan setiap jenis/bangsa kelinci.
1.3.4 Mengidentifikasi jenis-jenis puyuh.
1.3.5 Membedaka jenis puyuh berdasarkan tujuan
pemeliharaan.
1.3.6 Mengetahui keunggulan puyuh.
4. 1.4 Mengenali potensi 2 jenis aneka: 1.4.1 Mengidentifikasi jenis-jenis itik.
itik dan merpati 1.4.2 Membedaka jenis itik berdasarkan tujuan
pemeliharaan.
1.4.3 Mengetahui keunggulan setiap jenis itik.
1.4.4 Mengidentifikasi jenis-jenis merpati.
1.4.5 Membedaka jenis merpati berdasarkan tujuan
pemeliharaan.
1.4.6 Mengetahui keunggulan setiap jenis merpati.
5. 1.5 Mempelajari dan mengenali 1.5.1 Mengetahui tingkah laku (ciri khas) kelinci.
tingkahlaku aneka ternak (kelinci 1.5.2 Mengetahui tingkah laku makan dan minum kelinci.
dan puyuh) 1.5.3 Mengetahui tingkah laku reproduksi kelinci.
1.5.4 Mengetahui tingkah laku hidup berkelompok kelinci.
1.5.5 Mengetahui tingkah laku beradaptasi kelinci.
1.5.6 Mengetahui tingkah laku (ciri khas) puyuh.
1.5.7 Mengetahui tingkah laku makan dan minum puyuh.
1.5.8 Mengetahui tingkah laku reproduksi puyuh.
1.5.9 Mengetahui tingkah laku hidup berkelompok puyuh.
1.5.10 Mengetahui tingkah laku beradaptasi puyuh.
6. 1.6 Mempelajari dan mengenali 1.6.1 Mengetahui tingkah laku (ciri khas) itik.
tingkahlaku aneka ternak (itik 1.6.2 Mengetahui tingkah laku reproduksi itik.
dan merpati) 1.6.3 Mengetahui tingkah laku makan dan minum itik.
1.6.4 Mengetahui tingkah laku reproduksi itik.
1.6.5 Mengetahui tingkah laku hidup berkelompok itik.
1.6.6 Mengetahui tingkah laku beradaptasi itik.
1.6.7 Mengetahui tingkah laku (ciri khas) merpati.
1.6.8 Mengetahui tingkah laku reproduksi merpati.
1.6.9 Mengetahui tingkah laku makan dan minum merpati.
1.6.10 Mengetahui tingkah laku reproduksi merpati.
1.6.11 Mengetahui tingkah laku hidup berkelompok
merpati.
1.6.12 Mengetahui tingkah laku beradaptasi merpati.
7. 1.7 Memahami sistem anatomi dan 1.7.1 Mengetahui bagian-bagian organ dan saluran
fisiologi reproduksi dan teknologi reproduksi jantan dan betina pada kelinci.
reproduksi aneka ternak: Kelinci, 1.7.2 Mengetahui fungsi organ dan saluran reproduksi
Puyuh, dan Itik kelinci jantan dan betina
1.7.3 Mengetahui dan memahami teknologi reproduksi
(Inseminasi Buatan dan In Vitro Fertilization) pada
kelinci serta manfaatnya.
1.7.4 Mengetahui bagian-bagian organ dan saluran
reproduksi jantan dan betina pada puyuh.
1.7.5 Mengetahui fungsi organ dan saluran reproduksi
puyuh jantan dan betina
1.7.6 Mengetahui dan memahami teknologi reproduksi
(Inseminasi Buatan) pada puyuh serta manfaatnya.
1.7.7 Mengetahui bagian-bagian organ dan saluran
reproduksi jantan dan betina pada itik.
1.7.8 Mengetahui fungsi organ dan saluran reproduksi itik
jantan dan betina
1.7.9 Mengetahui dan memahami teknologi reproduksi
(Inseminasi Buatan) pada itik serta manfaatnya.
8. 1.8 Memahami sistem anatomi dan 1.8.1 Mengetahui bagian-bagian organ dan saluran
fisiologi reproduksi dan teknologi reproduksi jantan dan betina pada merpati.
reproduksi aneka ternak: Merpati 1.8.2 Mengetahui fungsi organ dan saluran reproduksi
dan deteteksi kebuntingan/daya merpati jantan dan betina
fertile aneka ternak 1.8.3 Mengetahui dan memahami teknologi reproduksi
(Inseminasi Buatan) pada merpatiserta manfaatnya.
1.8.4 Mengetahui waktu/cara deteksi kebuntingadan
kelahiran pada kelinci.
1.8.5 Mengetahui waktu/periode fertil dan bertelur pada
puyuh, merpati, dan itik.
9. 1.9 Memahami sistem anatomi dan 1.9.1 Mengetahui alat dan saluran pernapasan,
fisiologi pada Aneka Ternak pencernaan, sirkulasi/peredaran darah dan eksresi
pada kelinci.
1.9.2 Mengetahui fungsi alat dan saluran pencernaan,
pernapasan, sirkulasi/ peredaran darah, dan eksresi
pada kelinci.
1.9.3 Mengetahui alat dan saluran pernapasan,
pencernaan, sirkulasi/peredaran darah dan eksresi
pada puyuh.
1.9.4 Mengetahui fungsi alat dan saluran pencernaan,
pernapasan, sirkulasi/ peredaran darah, dan eksresi
pada puyuh.
1.9.5 Mengetahui alat dan saluran pernapasan,
pencernaan, sirkulasi/peredaran darah dan eksresi
pada itik.
1.9.6 Mengetahui fungsi alat dan saluran pencernaan,
pernapasan, sirkulasi/ peredaran darah, dan eksresi
pada itik.
1.9.7 Mengetahui alat dan saluran pernapasan,
pencernaan, sirkulasi/peredaran darah dan eksresi
pada merpati.
1.9.8 Mengetahui fungsi alat dan saluran pencernaan,
pernapasan, sirkulasi/ peredaran darah, dan eksresi
pada merpati.
10. 1.10 Memahami K3LH dalam Budidaya 1.10.1 Mengetahui teori K3LH dalam usaha pemeliharaan
Aneka Ternak aneka ternak.
1.10.2 Mengetahui prosedur K3LH dalam pemeliharaan
aneka ternak.
1.10.3 Mengetahui tindakan pertolongan pertama pada
kecelakaan kerja di dalam usaha pemeliharaan aneka
ternak.
11. 1.11 Memahami manajemen 1.11.1 Mengetahui jenis-jenis dan model kandang bagi
perkandangan aneka ternak pemeliharaan kelinci.
1.11.2 Mengetahui kelebihan dan kekurangan kandang tipe
kelompok dan invidu pada pemeliharaan kelinci.
1.11.3 Mengetahui jenis kandang berdasarkan
periode/umur dan kondisi fisiologi kelinci: kandang
jantan, kandang indukan, kandang beranak, kandang
laktasi, kandang sakit.
1.11.4 Mengetahui jenis-jenis dan model kandang bagi
pemeliharaan puyuh.
1.11.5 Mengetahui kelebihan dan kekurangan kandang tipe
kelompok dan invidu pada pemeliharaan puyuh.
1.11.6 Mengetahui jenis kandang berdasarkan
periode/umur dan kondisi fisiologi puyuh: kandang
starter, kandang grower-finisher, kandang sakit.
1.11.7 Mengetahui jenis-jenis dan model kandang bagi
pemeliharaan itik.
12. 1.12 Memahami manajemen 1.12.1 Mengetahui kelebihan dan kekurangan kandang tipe
perkandangan aneka ternak kelompok dan invidu pada pemeliharaan itik.
1.12.2 Mengetahui jenis kandang berdasarkan
periode/umur dan kondisi fisiologi itik: kandang
starter, kandang grower-finisher, kandang sakit, dan
kandang kawin.
1.12.3 Mengetahui jenis-jenis dan model kandang bagi
pemeliharaan merpati.
1.12.4 Mengetahui kelebihan dan kekurangan kandang tipe
kelompok dan invidu pada pemeliharaan merpati.
1.12.5 Mengetahui jenis kandang berdasarkan
periode/umur dan kondisi fisiologi merpati: kandang
starter, kandang grower-finisher, kandang sakit.
1.12.6 Mengetahui jenis bahan yang baik untuk membuat
kandang.
1.12.7 Mengetahui tatalaksana pendirian kandang
berdasarkan aturan dirjen peternakan.
13. 1.13 Memahami pembibitan aneka 1.13.1 Mengetahui dasar pembibitan yang baik dan benar
ternak pada usaha pemeliharaan puyuh, merpati, kelinci, dan
itik.
1.13.2 Mengetahui cara seleksi bibit puyuh, merpati, kelinci,
dan itik yang baik.
1.13.3 Mengetahui jenis bibit puyuh, merpati, kelinci, dan
itik yang baik.
14. 1.14 Memahami pakan dan 1.14.1 Mengetahui kebutuhan pakan berdasarkan umur dan
pemberian pakan aneka ternak kondisi fisiologi puyuh, merpati, kelinci, dan itik.
1.14.2 Mengetahui jenis-jenis bahan pakan bagi puyuh,
merpati, kelinci, dan itik.
1.14.3 Mengetahui kriteria/syarat-syarat bahan pakan yang
baik puyuh, merpati, itik, dan kelinci.
1.14.4 Mengetahui metode analisis pakan ternak.
1.14.5 Mengetahui bentuk-bentuk pakan puyuh, merpati,
kelinci, dan itik.
1.14.6 Mengetahui cara perhitungan formulasi pakan
(ransum dan konsentrat) bagi puyuh, merpati, itik,
dan kelinci.
15. 1.15 Mengelola Kesehatan Ternak 1.15.1 Mengetahui cara/teknik penanganan kesehatan pada
ternak.
1.15.2 Mengetahui ciri-ciri ternak sehat dan sakit.
1.15.3 Mengetahui jenis-jenis penyakit pada puyuh, itik,
merapti, dan kelinci.
1.15.4 Mengetahui jenis desinfeksi yang dapat digunakan
dalam sanitasi.
1.15.5 Mengetahui jenis obat-obat, vitamin, dan suplemen
yang digunakan dalam penanganan ternak sakit dan
mendukung kondisi ternak.
16. 1.16 Mengelola produksi pakan 1.16.1 Mengetahui teknik/cara produksi pakan yang baik
aneka ternak berdasarkan bentuk (pellet, mash, dan crumble).
1.16.2 Megetahui cara packing pakan dan distrbusi pakan.
1.16.3 Mengetahui cara evaluasi (job description) produksi
pakan.
17. 1.17 Mengelola penetasan pada 1.17.1 Mengetahui teknik/cara melakukan penetasan yang
puyuh, itik, dan merpati baik.
1.17.2 Mengetahui cara pemilihan bibit petelur yang baik.
1.17.3 Mengetahui cara evaluasi penetasan.
18. 1.18 Mengelola hasil aneka ternak 1.18.1 Mengetahui cara-cara pengelolaan hasil aneka ternak
(karkas dan telur).
1.18.2 Mengetahui cara pemotongan ternak yang baik.
1.18.3 Mengetahui cara pemeriksaan ternak antemortem
dan postmortem.
1.18.4 Mengetahui cara/teknik pengawetan hasil ternak.
19. 1.19 Merencanakan kegiatan usaha 1.19.1 Mengetahui cara perhitungan/analisis kebutuhan
pemeliharaan aneka ternak usaha ternak aneka ternak.
1.19.2 Mengetahui cara menyiapkan kebutuhan sarana dan
prasarana.
20. 1.20 Evaluasi kegiatan usaha aneka 1.20.1 Mengetahui cara perhitungan biaya usaha dalam
ternak usaha aneka ternak.
1.20.2 Mengetahui analisis SWOT dalam usaha
peternakan.
21. 1.21 Mengelola Pemeriksaan Ternak 1.21.1 Mengetahui pengelolaan pemeriksaan postmortem.
1.21.2 Mengetahui Konversi otot menjadi daging.
22. 1.22 Mengelola Pemeriksaan Ternak 1.22.1 Mengetahui pengelolaan pemeriksaan antemortem
1.22.2 Mengetahui manfaat pemeriksaan antemortem

B. Petunjuk Penggunaan Modul Agribisnis Aneka Ternak


1. Modul digunakan/dipelajari sesuai dengan point A diatas, yaitu setiap pertemuan
yang akan membahas mengenai kompetensi dasar (KD) dan indikator yang harus
dicapai oleh semua siswa.
2. Setiap akhir pembelajaran modul siswa harus mencoba menjawab dan memahami
setiap soal atau bagian rangkuman yang dibuat.
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. KEGIATAN BELAJAR XIX


1. Kompetensi Dasar XIX
a. Merencanakan kegiatan usaha pemeliharaan aneka ternak
1. Mengetahui pengelolaan pemeriksaan antemortem
2. Mengetahui manfaat pemerikasaan antemortem

2. Materi Pembelajaran XIX


Pengertian pemeriksaan antemortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan dan
unggas potong sebelum disembelih. Pemeriksaan antemortem didasarkan untuk
menentukan kondisi umum aneka ternak, menentukan penyakit yang ditemui dan
keputusan pemisahan, penundaan potong atau dipotong.
Tujuan pemeriksaan ante-mortem adalah menghasilkan daging dan jeroan yang
sehat dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Tujuan Pemeriksaaan Antemortem Berdasarkan Direktorat Kesmavet (2005):
1. Mencegah pemotongan hewan yang secara nyata menunjukkan gejala klinis
penyakit hewan menular dan zoonosis atau tandatanda yang menyimpang.
2. Mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya untuk keperluan pemeriksaan
post-mortem dan penelurusan penyakit di daerah asal ternak.
3. Mencegah kontaminasi dari hewan atau bagian-bagian hewan yang menderita
penyakit kepada petugas, peralatan RPH, dan lingkungan.
4. Menentukan status hewan dapat dipotong, ditunda atau tidak boleh dipotong.
5. Mencegah pemotongan ternak betina bertanduk produktif

Pelaksana Pemeriksaan Antemortem


1. Dokter hewan berwenang yang ditunjuk.
2. Paramedis yang ditunjuk di bawah pengawasan dokter hewan yang
berwenang dan Petugas Kesmavet.
Syarat Lokasi/Tempat Pemeriksaan Antemortem
1. Dilakukan di kandang penampungan hewan siap potong.
2. Syarat kandang penampungan adalah bersih, kering, terang (intensitas cahaya
minimun 540 lux), serta terhindar dari panas matahari dan hujan.

Peralatan yang Dibutuhkan Dalam Pemeriksaan Antemortem


1. Jas laboratorium yang bersih,
2. Sepatu boot,
3. Stempel/label,
4. Buku catatan, dan
5. Senter.

Tatacara/laksana Pemeriksaan Antemortem pada Aneka Ternak (Unggas)


1. Antemortem pada aneka ternak (unggas) tidak memerlukan pemeriksaan
individual seperti pada ruminansia.
2. Tidak diperlukan restraint khusus pada aneka ternak (unggas).
3. Pemisahan karkas, daging dan/atau jeroan abnormal tidak diperlukan label.
4. Pada unggas tidak dilakukan pemeriksaan suhu/temperature.
5. Hasil pemeriksaan antemortem pada aneka ternak (unggas) yang terduga penyakit
zoonosis dilakukan penolakan secara berdasarkan lokasi asal ternak unggas.
6. Daging unggas yang berasal dari sekelompok unggas yang diuji berresidu
berbahaya dimusnahkan atau unggas hidupnya dilakukan eliminasi kemudian
dibakar.
7. Observasi aspek kesejahteraan aneka ternak yang akan disembelih tidak begitu
diperlukan, akan tetapi saat eliminasi unggas karena kepentingan pengendalian
penyakit hewan menular untuk dimusnahkan diperlukan perhatian aspek
kesejahteraan hewan.
Pengamatan penyakit dalam pemeriksaan antemortem, sejumlah penyakit yang perlu
diperhatikan dalam pemeriksaan antemortem adalah sebagai berikut:
a. Kondisi sayap lemah
b. Tendon slip, disebabkan trauma, terlihat sehat tetapi tidak dapat berjalan)
c. Pembengkakan jengger
d. Kulit mengalami perdarahan
e. Perkembangan sayap buruk dan iritasi mata
f. Adanya parasit
g. Pembesaran oviduk
h. Peradangan pada telapak kaki
i. Kelemahan kaki dan daerah dada
j. Eodema pada jengger
k. Kotoran berwarna hijau atau berdarah diserati ekor dan sayap yang basah

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan antemortem


1. Pemeriksaan antemortem dilakukan berdasarkan jadwal pemotongan aneka ternak
unggas/sebelum dipotong.
2. Pemeriksaan antemortem dilakukan oleh petugas pemeriksa yaitu dokter hewan.
3. Penemuan penyakit (Virus: Avian Influenza dan Bakteri: Avian tuberculosis) bersifat
zoonosis harus segara dilaporkan kepada pihak berwenang (Dinas Peternakan) dan
juga ditolak untuk disembelih.
4. Aneka ternak unggas berpenyakit yang hidup/mati perlu dimusnahkan (dibakar dan
dikubur)/mengikuti prosedur tatalaksana penangan unggas teridentifikasi penyakit
zoonosis.

Tambahan Penyakit-penyakit aneka ternak unggas pada pemeriksaan antemortem


adalah adalah:
1. Avian tuberculosis/Tuberkolosis Unggas mycobacterium avium) merupakan
infeksi kronis pada unggas yang disebabkan oleh mycobacterium avium. Gejala
klinis: kelelahan, diarrhea, penurunan bobot badan da juga produksi telur.
2. Leucosis (Virus) merupakan jenis leukemia pada unggas juga termasuk puyuh.
Virus penyebab Leucosis merupakan family Retroviridae. Gelaja klinis:
kelelahan pada ternak, Diarrhoea, dehidrasi, kehilangan berat badan,
selanjutanya dapat terjadi pembengkakan bursa dan hati.
3. Synovitis merupakan infalmasi/pembekakan pada synovium persendian
unggas.
4. Tumor misalnya avian leucosis complex dengan bentuk tumor seperti
squamous cell carcinoma, adenocarcinoma, leiomyomas, fibromas.

Antemortem pada Kelinci, pada kelinci proses pemeriksaan antemortem juga memiliki
kesamaan dengan pemeriksaan antemortem pada aneka ternak unggas, berikut ini
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemeriksaan antemortem pada
kelinci berdasarkan Petunjuk Pemerintah Australia:
1. Identifikasi jenis/breed dan tipe kelinci juga pasar tempat pembelian.
2. Identifikasi alasan utama dilakukannya pemeriksaan antemortem.
3. Mengetahui prosedur pelaksanaan pemeriksaan antemortem pada kelinci (adanya
tanda abnormalitas, prosedur penanganan dalam kondisi tertentu, dan aspek regulasi
yang memberikan keamanan bagi saat pemeriksaan.
4. Lakukan tindakan pengambilan keputusan secara tepat sebagai hasil pemeriksaan
dan ambil tindakan yang tepat.
5. Identifikasi basis struktur anatomi sistem kelinci.
Model Penanganan Ternak Kelinci dalam Pemeriksaan Antemortem
Pemerintah Australia
Petunjuk pemeriksaan antemortem berdasarkan USDA/Kementerian Pertanian
Amerika:
1. Fasilitas pemrosesan harus mematuhi Aturan dan Ketentuan yang Mengatur
Standar Sanitasi Pangan untuk Perusahaan Pangan, khusus bagian yang berkaitan
dengan perusahaan pengolahan makanan;
2. Penujukan dokter hewan pilihan untuk pemeriksaan antemortem dan post-
mortem dengan memiliki lisensi praktek dari kedokteran hewan;
3. Dokter hewan harus berada di fasilitas pemrosesan selama pemrosesan, dan
penyembelihan tidak boleh dilakukan.
4. Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem
untuk penyakit atau kondisi yang membutuhkan perhatian lebih lanjut oleh
peraturan USDA dimana kelinci yang menderita penyakit atau kondisi tertentu
tidak boleh dapat diterima untuk makanan manusia;
5. Semua kelinci yang tidak lolos inspeksi ante-mortem akan dimatikan/dibakar dan
didenaturasi, dan kelinci yang tidak lolos inspeksi post-mortem akan
didenaturasi;
6. Semua bangkai, bagian, organ, cairan, dan kotoran kelinci harus
dibuang/ditangani pada lokasi yang disetujui oleh dinas kesehatan;
7. Kelinci dari laboratorium patologis tidak boleh dibawa ke lokasi fasilitas
pemrosesan;
8. Adanya lembaga/instansi/badan yang harus memastikan bahwa semua kelinci
yang dipotong bebas dari sisa pakan obat, obat-obatan, pestisida, dan residu
lainnya;
Model Penanganan Ternak Kelinci dalam Pemeriksaan Antemortem
Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA)
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Mata Pelajaran :
Materi Ajar :
Kelas/Semester :
Nama Siswa :

Soal Latihan Mandiri Rumah:

No. Pertanyaan Jawaban


1. Mengapa perlu dilakukannya pemeriksaan
antemortem pada jenis aneka ternak ?
2. Sebutkan 3 jenis penyakit pada aneka ternak
unggas yang perlu diperhatikan pada
pemeriksaan antemortem ?

B. DAFTAR PUSTAKA
https://training.gov.au/TrainingComponentFiles/AMP/AMPA3128_R1.pdf
https://eiph.idaho.gov/EH/Food/Rabbit%20processing.pdf

Anda mungkin juga menyukai