Anda di halaman 1dari 53

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan


Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Pemeliharaan Ternak
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Unggas
Materi Pokok : Biosecurity Ternak
Kelas / Semester : X /1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Pertemuan ke : 1-3
Alokasi Waktu : 3 x 4 JP @45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisisdan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar dan metakognitif sesuai dengan lingkup
kerja Agribisnis Ternak pada tingkat teknis, spesifik,detail dan kompleks
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah,
dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional dan internasional.
KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat informasi dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sesuai dengan bidang
kerja Agribisnis Ternak. Menampilkan kinerja dibawah bimbingan dengan mutu
dan kualitas yang terukur sesuai dengan standard kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif dan solutif dalam ranah
abstrak, terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah serta
mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak
mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah kongkrit terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik dibawah pengawasan langsung
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan prinsipBiosecurity
4.1 Melakukan Biosecurity

C. IndikatorPencapaian Kompetensi:
Aspek Pengetahuan
3.1.1 Menjelaskan prinsip dan konsep biosecuritypada ternak
3.1.2 Menerapkan prosedur dan program biosecurity pada ternak
3.1.3 Menjelaskan perangkat biosecurity pada ternak

Aspek Ketrampilan
4.1.1 Menyiapkan penerapan biosecurity pada ternak
4.1.2 Melaksanakan prosedur dan prinsip biosecurity pada ternak

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran ini, siswa diharapkan dengan penuh percaya diri, jujur dan
bertanggung jawab mampu :
 Mengamati untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah tentang
Biosecurity
 Mengumpulkan dan mendiskusikan data tentang Biosecurity
 Mengeksplorasi / ekaperimen data tentangBiosecurity
 Mengolah data tentang Biosecurity
 Mengkomunikasikan dan meyimpulkan data tentang Biosecurity

E. Materi Pembelajaran
 Biosecurity ternak
 Program dan prosedur pelaksanaan biosecurity pada ternak
 Perangkat biosecurity pada ternak
F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, ceramah, diskusi, penugasan, tutorial, praktik

G. Kegiatan Pembelajaran,
Pertemuan ke 1-4
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Ketua kelas memimpin doa pada saat pembelajaran 15menit
akan dimulai
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik baik berbentuk kemampuan
proses maupun kemampuan produk serta manfaat
penguasan kompetensi bagi karir peserta didik
(Motivasi)
3. Memberikan Pre Tes
4. Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok yang
5. beranggota 4-5 orang secara heterogen
Kegiatan Inti Mengamati (Stimulation, pemberian rangsangan) 90menit
 Setiap kelompok peserta didikmembaca dan
memahami materi tentang “Biosecurity ternak”.
 Setiap kelompok peserta didik meperhatikan/
menyimak tayangan video dan atau gambar tentang
“Program dan prosedur pelaksanaan
biosecurity pada ternak” yang ditayangkan
oleh guru
 Setiap kelompok peserta didik melihat langsung ke
kandang unggas dan melakukan wawancara dengan
penanggung jawab kandang atau tenaga kerja
kandang tentang Perangkat biosecurity pada
ternak
Menanya (Pernyataan/identifikasi masalah) 90 menit
 Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
dan untuk meningkatkan pemahaman setiap
kelompok peserta didik tentang Biosecurity
ternak

Mengumpulkan Informasi (Data Collection) 90 enit


 Setiap kelompok peserta didik mencari informasi
dari berbagai sumber (internet, modul, buku-buku
referensi, atau sumber–sumber lain yang relevan)
tentang Biosecurityternak
 Setiap kelompok peserta didik melakukan suatu
proses penerapan Biosecurityternak dalam
budidaya ternak unggas dengan menggunakan
lembar kerja (lembar kerja terlampir)
Pengolahan Data / Mencoba dan Verification 115 menit
( pembuktian)
Berdasarkan teori dari beberapa referensi yang dibaca,
hasil informasi yang telah dperoleh, hasil pengamatan
langsung, dan hasil praktek Biosecurityternak dalam
budidaya ternak unggas, setiap kelompok peserta didik
melakukan analisis atau penalaran tentang :
1. Pelaksanaan Biosecurity ternak dalam budidaya
ternak unggas!
2. Perbedaan antara teori dengan praktek/lapangan
pada Biosecurity ternak dalam budidaya ternak
unggas!
Mengkomunikasikan 115 menit
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan informasi
dan identifikasi serta analisis yang telah dilakukan
terhadap Biosecuriy ternak dalam budidaya ternak
unggas :
 Setiap kelompok peserta didik membuat laporan
tertulis
 Setiap kelompok peserta didik membuat bahan
presentasi dan mempresentasikan di depan kelas
secara kelompok
 Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua
peserta didik pada kesimpulan mengenai konsep
studi kelayakan usaha terutama mengenai data
produksi, berdasarkan hasil review terhadap
presentasi salah satu kelompok
 Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap
kelompok

Penutup  Peserta didik diminta menyimpulkan tentang 25 menit


Biosecurity ternak dalam budidaya ternak ungags
dan Perbedaan antara teori dengan praktek/
lapangan pada Biosecurity ternak dalam budidaya
ternak unggas .
 Sebagai kegiatan penutup guru memberikan pesan
untuk tetap belajar.
 Ketua kelas memimpin do’a penutup .
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan salam

H. Media, Alat/bahan, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
 Video/gambar-gambar peralatan farm
 Jaringan internet
2. Alat/bahan
 Laptop
 LCD Proyektor
3. Sumber Belajar
 Buku Teks Bahan Ajar, Dasar-Dasar pemeliharaan Ternak, Kelas X Sem.1, Direktorat
Pembinaan SMK, Kemdikbud, Republik Indonesia.
 Media cetak

I. Penilaian Pembelajar, Pengayaan dan Remedial


1. Teknik Penilaian
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan pertama
b. Pertemuan kedua
c. Pertemuan ketiga
3. Pembelajaran Pengayaan dan Remidial

a. Sikap Disiplin
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
Jumlah Skor
Keterangan:
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

4. PenilaianPengetahuan
Kisi-Kisi dan Soal
Kompetensi Jenis
Indikator IndikatorSoal Soal
Dasar Soal
3.1 Mener 3.1.1 Menjelaskan Tertulis 1. Apa yang di maksud
apkan Menjelaska penerapkan Biosecurity ternak!
prinsip n prinsip prinsip
Biosec dan konsep Biosecurity 2. Sebutkan program
urity biosecurityp dalam dan prosedur
ada ternak agribisnis pelaksanaan
3.1.2 ternak biosecurity pada
Menerapka ternak
n prosedur
dan 3. Sebutkan jenis-jenis
program Biosecurty pada
biosecurity ternak!
pada
ternak 4. Apakah tujuan dari
3.1.3 pelaksanaan
Menjelaska Biosecurity!
n perangkat
biosecurity 5. Masalah apa yang
pada ternak akan terjadi apabla
tidak dilakukan
Biosecurity!

Rubrik: Indikator penilaian pengetahuan:


1. Menunjukan jawaban tentang Apa yang di maksud Biosecurity ternaka.
a. Jika menjawab minimal 4 jawaban denganbenarskor 4
b. Jika menjawab minimal 3 jawaban denganbenarskor 3
c. Jika menjawab minimal 2 jawaban denganbenarskor 2
d. Jika menjawab minimal 1 jawaban denganbenarskor 1
2. Menunjukan jawaban tentang Sebutkan program dan prosedur pelaksanaan biosecurity
pada ternak
a. Jikamenjawab 8 jawaban denganbenarskor 4
b. Jikamenjawab 6 jawaban denganbenarskor 3
c. Jikamenjawab 3 jawaban denganbenarskor 2
d. Jikamenjawab 2 jawaban denganbenarskor 1
3. Menunjukan jawaban tentang cara menentukan tata letak bangunan dan kandang ternak
a) Jikamenjawab 4 jawaban denganbenarskor 4
b) Jikamenjawab 3 jawaban denganbenarskor 3
c) Jikamenjawab 2 jawaban denganbenarskor 2
d) Jikamenjawab 1 jawaban denganbenarskor 1
4. Menunjukan jawaban tentang bagian –bagian dari konstruksi kandang
a) Jikamenjawab 4 jawaban denganbenarskor 4
b) Jikamenjawab 3 jawaban denganbenarskor 3
c) Jikamenjawab 2 jawaban denganbenarskor 2
d) Jikamenjawab 1 jawaban denganbenarskor 1

Rumus Konversi Nilai,


Jumlahskor yang diperoleh
Nilai = ------------------------------------- X 4=.......................
Jumlahskormaksimal

3.Ketrampilan
Skor
No Aspek Penilaian Ketrampilan
1 2 3 4
1 Melakukan analisis kandang ternak unggas sesuai dengan
persyaratannya.
2 Melakukan analisis tataletak bangunan kandang ternak sesuai
dengan jenis ternak yang dipelihara
3 Melakukan kegiatan desain tataletak kandang ternak sesuai
dengan ternak yang akan dipeliharan
4 Melakukan analisis tentang konstruksi bangunan kandang
ternak
5 Melakukan analisis kandang ternak berdasarkan bentuk/tipe
dan kebutuhan
6 Melakukan kegiatan menghitung kebutuhan kandang dan
peralatan
Jumlah Skor

Rubrik: Indikator Penilaian Ketrampilan


1. Menunjukan jawaban tentang analisis kandang ternak unggas sesuai dengan
persyaratannya.
a) Jikamenjawab minimal 4 jawaban denganbenarskor 4
b) Jikamenjawab minimal 3 jawaban denganbenarskor 3
c) Jikamenjawab minimal 2 jawaban denganbenarskor 2
d) Jikamenjawab minimal 1 jawaban denganbenarskor 1
2. Menunjukan jawaban tentang analisis tataletak bangunan kandang ternak sesuai dengan
jenis ternak yang dipelihara
a) Jikamenjawab minimal 4 jawaban denganbenarskor 4
b) Jikamenjawab minimal 3 jawaban denganbenarskor 3
c) Jikamenjawab minimal 2 jawaban denganbenarskor 2
d) Jikamenjawab minimal 1 jawaban denganbenarskor 1
3. Menunjukan jawaban tentang kegiatan desain tataletak kandang ternak sesuai dengan
ternak yang akan dipeliharan
a) Jikamenjawab minimal 4 jawaban denganbenarskor 4
b) Jikamenjawab minimal 3 jawaban denganbenarskor 3
c) Jikamenjawab minimal 2 jawaban denganbenarskor 2
d) Jikamenjawab minimal 1 jawaban denganbenarskor 1
4. Menunjukan jawaban tentang analisis tentang konstruksi bangunan kandang ternak
a) Jikamenjawab minimal 4 jawaban denganbenarskor 4
b) Jikamenjawab minimal 3 jawaban denganbenarskor 3
c) Jikamenjawab minimal 2 jawaban denganbenarskor 2
d) Jikamenjawab minimal 1 jawaban denganbenarskor 1
5. Menunjukan jawaban tentang analisis kandang ternak berdasarkan bentuk/tipe dan
kebutuhan
a) Jikamenjawab minimal 4 jawaban denganbenarskor 4
b) Jikamenjawab minimal 3 jawaban denganbenarskor 3
c) Jikamenjawab minimal 2 jawaban denganbenarskor 2
d) Jikamenjawab minimal 1 jawaban denganbenarskor 1
6. Menunjukan jawaban tentang kegiatan menghitung kebutuhan kandang dan peralatan
a) Jikamenjawab minimal 4 jawaban denganbenarskor 4
b) Jikamenjawab minimal 3 jawaban denganbenarskor 3
c) Jikamenjawab minimal 2 jawaban denganbenarskor 2
d) Jikamenjawab minimal 1 jawaban denganbenarskor 1

RumusKonversiNilai,
Jumlahskor yang diperoleh
Nilai = ------------------------------------- X 4=.......................
Jumlahskormaksima

Tabel . Konversi Skor

Interval Skor Hasil Konversi Predikat Kriteria


96-100 4.00 A
SB
91-95 3.67 A-
86-90 3.33 B
81-85 3.00 B+ B
75-80 2.67 B-
70-74 2.33 C+
65-69 2.00 C C
60-64 1.67 C-
55-59 1.33 D+
K
<54 1.00 D
Sumber: SK Dirjen Dikmen No 781 Tahun 2013 tentang LCK SMK.
Mengetahui, Handil Sohor, Juli 2019
Kepala SMK Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan, Guru Mapel,

RASYIDI, S.Pd WASIS, S.Pd


NIP. 19591225 198303 1 020 NIP. 19800222200904 1 001
LAMPIRAN

Lembar Kerja 1.1


Judul : Mengidentifikasi pelaksanaan kegiatan K3 pada perusahaan
peternakan ayam pedaging
: Peserta diharapkan mampu mengidentifikasi pelaksanaan kegiatan
Tujuan
K3 pada perusahaan peternakan ayam pedaging.
Waktu : 4 x 45 menit
Alat dan : 1. Lingkungan kandang peternakan ayam pedaging besertaseluruh
bahan aktifitas kerja pada perusahaan tersebut.
2. ATK
3. Kertas Koran
Langkah : 1. Bagilah anda menjadi kelompok-kelompok
Kerja 2. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang
3. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
4. Buatlah lembar observasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Lakukan identifikasi berkaitan dengan pelaksanaankegiatan K3
pada perusahaan ayam pedaging tersebut.
6. Lengkapi identifikasi yang anda lakukan denganwawancara
terhadap karyawan dan pimpinan perusahaanberkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan K3. diperusahaantersebut.
7. Apakah perusahaan tersebut telah melaksanakan kegiatanK3?
8. Diskusikan dengan kelompok anda
9. Apa yang dapat anda simpulkan?
10. Apa yang dapat anda sarankan?
11. Presentasikan hasil diskusi kelompok anda dengankelompok
yang lain.

Lembar Kerja 1.2


Judul : Mengidentifikasi sumber-sumber bahaya yang
dapatmenimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dipeternakan ayam pedaging.
Tujuan : Peserta diharapkan mampu mengidentifikasi sumber bahayaatau
dampak yang ditimbulkan serta mencari alternatif
/solusipemecahannya dari setiap kegiatan budidaya ayam pedaging.
Waktu :
3 x 45 menit
Alat dan :  Lingkungan kandang budidaya ayam broiler beserta
bahan seluruhaktifitas budidayanya.
 ATK
 Kertas Koran
Langkah : 1. Bagilah anda menjadi kelompok-kelompok
Kerja 2. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang
3. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
4. Buatlah lembar observasi sesuai dngan kebutuhan.
5. Identifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengankegiatan
budidaya ayam pedaging yang meliputi kegiatanpersiapan
kandang, pemilihan bibit atau pengadaan bibit,pemberian
pakan, penanganan kesehatan dan pemanenan.
6. Identifikasi dampak yang ditimbulkan akibat dari
kegiatantersebut.
7. Carilah alternatif pemecahan dari masing-masing
dampaktersebut dan buatkan program K3 nya.
8. Diskusikan dengan kelompok anda
9. Apa yang dapat anda simpulkan?
10. Presentasikan hasil diskusi kelompok anda dengankelompok
yang lain.

Lembar Kerja 1.3


: Melakukan pertolongan pernafasan (Expired AirResuciation –
Judul
EAR) / Pernapasan Buatan
Peserta diharapkan mampu melakukan pernapasan buatanpada
Tujuan :
korban kecelakaan kerja yang membutuhkan pernapasanbuatan.
Waktu : 3 x 45 menit
Alat dan :
bahan
Langkah : 1. Buatlah menjadi berpasang-pasangan (2 orang)
Kerja 2. Satu orang berperan sebagai korban, satu lainnya
berperansebagai penolong yang akan melakukan
pernapasanbuatan.
3. Buatlah prosedur pertolongan pada korban kecelakaankerja
yang membutuhkan pernapasan buatan.
4. Lakukan simulasi prosedur pertolongan pada korbankecelakaan
kerja yang membutuhkan pernapasan buatan.
5. Lakukan simulasi ini saling bergantian sehingga setiappeserta
dapat melakukan pernapasan buatan.
6. Lakukan diskusi
7. Apa yang dapat anda simpulkan.

Materi 1
Dasar-dasar pemeliharaan ternak
Tentang
Menerapkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Dan Lingkungan Hidup
1. Konsep Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Safe adalah aman atau selamat.
Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasandari bahaya dan
kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakankeadaan lingkungan
kerja yang aman bebas dari kecelakaan.
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atautidak
disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupunjiwa manusia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungankerja atau sedang
melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan,baik jasmaniah
maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanyatertuju pada kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan manusia padakhususnya.
Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah :
1) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
3) Mencegah/ mengurangi kematian.
4) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
5) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat
kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
6) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
7) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber produksi lainnya.
8) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta
pembangunan.
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
1) Manusia (pekerja dan masyarakat)
2) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
3) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh- tumbuhan).
Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat- syaratkeselamatan kerja
ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undanganditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktukebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya
5) Memberi pertolongan pada kecelakaan
6) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
7) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnyasuhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,sinar atau radiasi, suara dan
gelora.
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisikmaupun
psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
11) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
12) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang,tanaman atau
barang.
13) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
14) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
danpenyimpanan barang.
15) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
16) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaanyang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri,
manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah,namun sebenarnya setiap
kecelakaan disebabkan oleh salah satu factor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri
atau bersama-sama, yaitu :
1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)
a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurangaman, bising
dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,ventilasi atau
pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhutempat kerja, tata ruang
kerja/kebersihan dan lain-lain).
Apakah kecelakaan dapat dicegah?
Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu dapatdicegah?
Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegahkarena :
a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.
b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan makakecelakaan dapat
dicegah.
Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?
Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakantindakan
yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerjayang tidak
mengandung factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition)
Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman
a) Karena tidak serius/disiplin.
b) Karena tidak mampu/tidak bisa.
c) Karena tidak mau.
Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman?
a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebutagar tidak
lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak digantiatau diperbaiki.
b) Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agartidak lagi
menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar padamesin diberi
tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis,misalnya
memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi,memasang alat-alat
kontrol dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yangseksama
terhadap lingkungan kerja.
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/MEN/1996tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, SistemManajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Sistem Manajemen K3)merupakan bagian dari sistem manajemen
secara keseluruhan yang meliputistruktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur,proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan,pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dankesehatan
kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengankegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah untuk menciptakansuatu sistem
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga
kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasidalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerjaserta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Sistem Manajemen K3 wajib diterapkan oleh setiap perusahaan
yangmempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih; perusahaan
yangmempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses ataubahan
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,kebakaran, pencemaran
dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan Pasal 4Permenaker tentang Sistem Manajemen
K3, terdapat 5 (lima) ketentuan yangharus perusahaan/pengusaha laksanakan, yaitu :
1) menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjaminkomitmen
terhadap penerapan Sistem Manajemen K3;
2) merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapankeselamatan dan
kesehatan kerja;
3) menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektifdengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yangdiperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dankesehatan kerja;
4) mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dankesehatan kerja serta
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan;
5) meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem ManajemenK3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerjakeselamatan dan kesehatan
kerja.
b. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terdapat beberapa alasan yang mengungkapan pentingnya SistemManajemen K3
diterapkan dalam suatu perusahaan/laboratorium. Alasantersebut dapat dilihat dari aspek
manusiawi, ekonomi, UU dan Peraturan, sertanama baik (Adrian, dkk, 2009). Berikut
adalah argumentasi betapa pentingnyaSistem Manajemen K3.
1) Alasan Manusiawi. Membiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa
berusahamelakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan, merupakan suatu
tindakanyang tidak manusiawi. Hal ini di karenakan kecelakaan yang terjadi
tidakhanya menimbulkan penderitaan bagi korbannya (misalnya kematian,cacat/luka
berat, luka ringan), melainkan juga penderitaan bagi keluarganya.Oleh karena itu
pengusaha atau sekolah mempunyai kewajiban untuk melindungi pekerja atau
siswanya dengan cara menyediakan lapangan kerjayang aman.
2) Alasan Ekonomi. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkankerugian
ekonomi, seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan,biaya pengobatan,
dan biaya santunan kecelakaan. Oleh karena itu, denganmelakukan langkah-langkah
pencegahan kecelakaan, maka selain dapatmencegah terjadinya cedera pada pekerja,
kontraktor juga dapat menghematbiaya yang harus dikeluarkan.
3) Alasan UU dan Peraturan. UU dan peraturan dikeluarkan oleh pemerintahatau suatu
organisasi bidang keselamatan kerja dengan pertimbangan bahwamasih banyak
kecelakaan yang terjadi, makin meningkatnya pembangunandengan menggunakan
teknologi modern, pekerjaan konstruksi merupakankompleksitas kerja yang dapat
merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerjadan pentingnya arti tenaga kerja di
bidang konstruksi.
4) Nama Baik Institusi. Suatu perusahaan yang mempunyai reputasi yang baikdapat
mempengaruhi kemampuannya dalam bersaing dengan perusahaanlain. Reputasi atau
citra perusahaan juga merupakan sumber daya pentingterutama bagi industry jasa,
termasuk jasa konstruksi, karena berhubungandengan kepercayaan dari pemberi
tugas/pemilik proyek. Prestasi keselamatankerja perusahaan mendukung reputasi
perusahaan itu, sehingga dapatdikatakan bahwa prestasi keselamatan kerja yang baik
akan memberikankeuntungan kepada perusahaan secara tidak langsung.
c. Teori Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada awal perkembangannya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)mengalami
beberapa perubahan konsep. Konsep K3 pertama kali dimulai diAmerika Tahun 1911
dimana K3 sama sekali tidak memperhatikan keselamatandan kesehatan para pekerjanya.
Kegagalan terjadi pada saat terdapat pekerjaanyang mengakibatkan kecelakaan bagi
pekerja dan perusahaan. Kecelakaantersebut dianggap sebagi nasib yang harus diterima
oleh perusahaan dan tenagakerja. Bahkan, tidak jarang, tenaga kerja yang menjadi korban
tidak mendapatperhatian baik moril maupun materiil dari perusahaan. Perusahaan
berargumenbahwa kecelakaan yang terjadi karena kesalahan tenaga kerja sendiri
untukmenghindari kewajiban membayar kompensasi kepada tenaga kerja.
Pada Tahun 1931, H.W. Heinrich mengeluarkan suatu konsep yangdikenal dengan
Teori Domino. Konsep Domino memberikan perhatianterhadap kecelakaan yang terjadi.
Berdasar Teori Domino, kecelakaan dapatterjadi karena adanya kekurangan dalam
ingkungan kerja dan atau kesalahantenaga kerja. Dalam perkembangannya, konsep ini
mengenal kondisi tidak aman(unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act).
Pada awal pengelolaan K3, konsep yang dikembangkan masih bersifatkuratif
terhadap kecelakaan kerja yang terjadi. Bersifat kuratif berarti K3dilaksanakan setelah
terjadi kecelakaan kerja. Pengelolaan K3 yang seharusnyaadalah bersifat pencegahan
(preventif) terhadap adanya kecelakaan.Pengelolaan K3 secara preventif bermakna bahwa
kecelakaan yang terjadimerupakan kegagalan dalam pengelolaan K3 yang berakibat pada
kerugian yangtidak sedikit bagi perusahaan dan tenaga kerja. Pengelolaan K3
dalampendekatan modern mulai lebih maju dengan diperhatikannya dan diikutkannyaK3
sebagai bagian dari manajemen perusahaan. Hal ini mulai disadari dari databahwa
kecelakaan yang terjadi juga mengakibatkan kerugian yang cukup besar.Dengan
memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh perusahaan, makamulailah diterapkan
Manajemen Resiko, sebagai inti dan cikal bakal SistemManajemen K3. Melalui konsep
ini sudah mulai menerapkan pola preventifterhadap kecelakaan yang akan terjadi.
Manajemen Resiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajementetapi juga
komitmen manajemen dan seluruh pihak terkait termasuk pekerja.Dalam penerapan K3 di
sekolah, maka diperlukan keterlibatan manajemensekolah, guru, teknisi, dan siswa. Pada
konsep ini, bahaya sebagai sumberkecelakaan harus teridentifikasi, kemudian perhitungan
dan prioritas terhadapresiko dari potensi bahaya, dan terakhir pengendalian resiko. Peran
manajemensangat diperlukan terutama pada tahap pengendalian resiko,
karenapengendalian resiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yangdimiliki
oleh perusahaan/sekolah dan hanya pihak manajemen yang dapatmemenuhi kebutuhan
tersebut.
Dari perjalanan pengelolaan K3 diatas semakin menyadarkan akanpentingnya K3
dalam bentuk manajemen yang sistematis dan mendasarkan agardapat terintegrasi dengan
manajemen perusahaan yang lain. Integrasi ini diawalidengan kebijakan dari perusahaan
untuk menerapkan suatu Sistem ManajemenK3 untuk mengelola K3. Sistem Manajemen
K3 mempunyai pola PengendalianKerugian secara Terintegrasi (Total Loss Control) yaitu
sebuah kebijakan untukmengindarkan kerugian bagi perusahaan, property, personel di
perusahaan danlingkungan melalui peerapan Sistem Manajemen K3 yang
engintegrasikansumber daya manusia, material, peralatan, proses, bahan, fasilitas
danlingkungan dengan pola penerapan prinsip manajemen yaitu perencanaan
(plan),pelaksanaan (do), pemeriksaan (check), peningkatan (action).
Dalam sejarah perjalanan Sistem Manajemen K3, tercipta beberapastandar yang
dapat dipakai perusahaan. Standar-standar tersebut antara lain:
 HASAS Systems,18000/18001OccupationalHealthandSafetyManagement
 Voluntary Protective Program OSHA,
 BS 8800,
 Five Star System,
 International Safety Rating System (ISRS),
 Safety Map,
 DR 96311
 Aposho Standar 1000
 AS/ANZ 4801/4804, dan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 (SMK3 yang
berbentukPeraturan Perundang-Undangan)
Kini pengelolaan K3 dengan penerapan Sistem Manajemen K3 sudahmenjadi
bagian yang dipersyaratkan dalam ISO 9000:2000 dan CEPAA SocialAccountability
8000:1997. Akan tetapi sampai saat ini belum terdapat satustandar internasional tentang
Sistem Manajemen K3 yang disepakati dan dapatditerima banyak negara, sebagaimana
halnya Sistem Manajemen Mutu ISO9000 dan Sistem Manajemen Mutu Lingkungan ISO
14000.

d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium atau Kandang


Dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium/kandang, semua pihakharus
menyadari bahwa dalam setiap kegiatan tersebut mempunyai potensibahaya dan
menimbulkan dampak lingkungan sehingga penting sekali aspekKeselamatan dan
Kesehatan Kerja di dalam laboratorium. Penerapan K3 didalam laboratorium merupakan
kebijakan yang harus diambil oleh manajemen(pimpinan) sekolah/universitas. Setelah
kebijakan penerapan K3 diambil, makasetiap pengguna laboratorium harus mempunyai
rasa tanggung jawab yangpenuh akan K3 di dalam laboratorium. Oleh karena itu perlu
ditetapkan peraturandan prosedur standar yang harus ditaati pada setiap kegiatan yang
dilakukan didalam laboratorium. Setiap pelanggaran terhadap peraturan dan prosedur
kerjadapat dikenakan sanksi.
Dalam laboratorium diperlukan suatu panduan untuk keselamatan kerjadan
keselamatan laboratorium harus ditempatkan di tingkatan prioritas tertinggidan setiap
pratikan bertanggung jawab akan laboratorium yang aman. Padatahap awal penerapan K3
di laboratorium terdapat beberapa hal yang harusdiketahui, yaitu:
 kegiatan yang akan dilakukan di laboratorium,
 bahan-bahan yang terdapat di laboratorium baik bahan kimia, biologi,obat-obat
hewan,
 fasilitas dan peralatan proses yang tersedia di laboratorium,
 fasilitas dan peralatan K3 yang tersedia di laboratorium.
Dalam rangka mendukung penerapan K3 di laboratorium maka diperlukansuatu
peraturan khusus tentang K3. Adapun peraturan yang dapat diterapkanantara lain:
1) Melaksanakan pembelajaran di laboratorium hanya ketika ada guru/dosenatau
pengawas/teknisi, dan tidak diijinkan mengadakan percobaanlaboratorium yang tidak
diijinkan.
2) Perhatian untuk keselamatan sudah dimulaui bahkan sebelum melaksanakanaktivitas
pertama dalam pembelajaran di laboratorium. Oleh karenanya setiappratikan harus
sudah membaca dan memikirkan tugas laboratorium masingmasing sebelum
pembelajaran dimulai.
3) Mengetahui letak penempatan dan penggunaan dari semua fasilitas danperalatan K3
di laboratorium seperti kotak P3K, pemadam api, shower,pencuci mata, wastafel.
4) Memakai celemek atau mantel laboratorium, sepatu, dan lebih baik gunakanpengikat
rambut, serta alat lain yang dapat dijadikan pelindung diri dalamkerja. Jika
pembelajaran di laboratorium kimia maka gunakan kaca mata.
5) Membersihkan meja kerja dari semua bahan tidak perlu seperti buku dan tassebelum
pekerjaan dimulai
6) Jika berhubungan dengan bahan kimia (di laboratorium kimia), periksalahlabel bahan
kimia sebanyak dua kali untuk meyakinkan bahwa bahankimia yang akan digunakan
memnyai unsure yang benar dan sesuaidengan pekerjaan yang akan dilakukan. Hal
ini perlu dilakukan mengingatbeberapa bahan kimia mempunyai rumusan dan nama
yang berbeda hanyadalam satu nama dan nomor. Perhatikan penggolongan resiko
yang ada padalabel dan perhatikan juga diagram resiko serta maksud dari angka-
angkayang tertera pada tabel diagram resiko.
7) Hindari pergerakan dan pembicaraan yang tidak perlu di dalamlaboratorium
8) Jangan pernah mencicipi bahan yang ada di laboratorium (terutama diLaboratorium
Kimia). Sebaiknya tidak makan dan minum di dalamlaboratorium.
9) Khusus di Laboratorium Kimia, jangan pernah melihat secara langsung kedalam
suatu tabung tes. Pandangilah dari samping.
10) Setiap kecelakaan, meskipun itu kecil, harus dilakporkan dengan seketikakepada
teknisi atau guru/dosen.
11) Dalam hal suatu bahan kimia tertumpahkan pada pakaian atau kulit,bilaslah area yang
terkena dengan air yang banyak. Apabila bahan kimiamengenai mata, bersihkanlah
seketika dengan water-washing selama 10-15menit atau sampai diperoleh bantuan
medis secara profesional.
12) Membuang bahan sisa kerja harus sesuai perintah dan dilakukan denganhati-hati
terutama bahan kimia.
13) Kembalikan semua peralatan pelindung diri pada tempat yang telahditetapkan.
14) Sebelum meninggalkan laboratorium, pastikan mesin dan listrik dalamkondisi mati.
e. Keselamatan Kerja
Selain kesehatan yang tak kalah pentingnya adalah Keselamatan
Kerja.Keselamatan kerja merupakan keadaan terhindar dari bahaya saat melakukankerja.
Menurut Suma’mur (1987:1), keselamatan kerja adalah keselamatan yangbertalian dengan
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-caramelakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja menyangkut semua proses produksi dan distribusi baik
barang maupun jasa. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yangbekerja.
Keselamatan adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja maupunmasyarakat pada
umumnya. Tasliman (1993:1) sependapat dengan Suma’murbahwa keselamatan dan
kesehatan kerja menyangkut semua unsur yang terkaitdi dalam aktifitas kerja. Ia
menyangkut subjek atau orang yang melakukanpekerjaan, objek (material) yaitu benda-
benda atau barang-barang yangdikerjakan, alat-alat kerja yang dipergunakan dalam
bekerja berupa mesin-mesindan peralatan lainnya, serta menyangkut lingkungannya, baik
manusia maupunbenda-benda atau barang.Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk
pencegahan kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan
kerja yangbaik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Kecelakaan
selainmenjadi hambatan langsung, juga merugikan secara tidak langsung yaknikerusakan
mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untukbeberapa saat, kerusakan
pada lingkungan kerja, dan lain-lain. (Suma’mur,1985:2) Secara umum keselamatan kerja
dapat dikatakan sebagai ilmu danpenerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan danproses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja
serta caramelakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan asset
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatankerja juga
meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin danpengaturan jam
kerja yang manusiawi. Pendapat lain mengatakan Keselamatan(safety) meliputi :
1) mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss) dan
2) kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol)resiko yang
tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminateunacceptable risks)
Pengertian K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan gunamencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkanoleh pekerjaan dan
lingkungan kerja. Menurut America Society of Safety andEngineering (ASSE), K3
diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untukmencegah semua jenis kecelakaan
yang ada kaitannya dengan lingkungan dansituasi kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) difilosofikan sebagai suatupemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmanimaupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasilkarya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkanpengertian secara keilmuan adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannyadalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibatkerja. Kesehatan dan Keselamatan (K3) tidak dapat
dipisahkan dengan prosesproduksi baik jasa maupun industri. Istilah lainnya adalah
ergonomi yangmerupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal sistem dan desain
kerja,keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan gunatercapainya
pelakasanaan pekerjaan secara baik. Perkembangan pembangunansetelah Indonesia
merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitaskerja yang mengakibatkan
pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungankerja. Dalam K3 ada tiga norma yang
selalu harus dipahami, yaitu: (1) aturanberkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja;
(2) diterapkan untukmelindungi tenaga kerja; (3) resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
f. Kesehatan Kerja
Produktifitas optimal dalam dunia pekerjaan merupakan dambaan setiapmanager
atau pemilik usaha, karena dengan demikian sasaran keuntungan akandapat dicapai.
Kesehatan (Health) berarti derajat/ tingkat keadaan fisik danpsikologi individu (the degree
of physiological and psychological well being of theindividual). Kesehatan Kerja, yaitu
suatu ilmu yang penerapannya untukmeningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui
peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit akibat kerjayang diwujudkan melaluii
pemeriksaankesehatan, pengobatan dan asupan makanan yang bergizi.
Program kesehatan di usaha peternakan unggas bertujuan untukmewujudkan
lingkungan usaha peternakan unggas yang aman, nyaman dansehat bagi seluruh pekerja,
dan pengunjung, di dalam dan di lingkungan Usahapeternakan ungags. Sehingga kejadian
pencemaran lingkungan dan gangguankesehatan yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha
peternakan unggas dapat ditekan atau bila mungkin di hilangkan. Empat pilar strategi
yang telah ditetapkantuntuk mendukung visi Kementrian Kesehatan dalam rangka
merujudkan“kesehatan kerja” adalah :
1) Strategi paradigma sehat yang harus dilaksanakan secara serempak danbertanggung
jawab dari semua lapisan. Termasuk partisipasi aktif lintassektor dan seluruh potendi
masyarakat.
2) Strategi Profesionalisme, yaitu memelihara pelayanan kesehatan yangbermutu,
merata dan terjangkau.
3) Strategi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), gunamemantapkan
kemandirian masyarakat hidup sehat, diperlukan peran aktifdan pembiayaan.
4) Strategi Desentralisasi, intinya adalah pendelegasian wewenang yang lebihbesar
kepada pemerintah daerah untuk mengatur system pemerintahankerumahtanggaannya
sendiri.
Pada symposium internasionalmengenaipenyakitakibathubungan pekerjaan yang
diselenggarakan oleh ILO di Linz Australia, dihasilkanbeberapa definisi sebagai berikut :
1) Penyakit Akibat Kerja: penyakit akibat kerja ini mempunyai penyebab yangspesifik
atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnyaterdiri dari satu agen
penyebeb yang mudah diakui.(pekerjaan sebagaipencetus sakit atau penyakit) atau
lebih dikenal dengan sebagai man madedisease. Pencegahan dapat dimulai dengan
pengendalian secermatmungkin pengganggu kesehatan atau pengganggu kerja.
Gangguan initerdiri dari:
a) Beban kerja (berat, sedang, ringan, atau fisik, psikis, dan sosial).
b) Beban tambahan oleh faktor-faktor lingkungan kerja seperti faktor fisik,kimia,
biologi, dan psikologi.
c) Kapasitas kerja, atau kualitas karyawan sendiri yang meliputi:
kemahiran,ketrampilan, usia, daya tahan tubuh, jenis kelamin, gizi, ukuran tubuh,
danmotivasi kerja.
2) Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, Work related disease adalahpenyakit
yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor padapekerjaan memegang
peranan bersama dengan faktor resiko lainnya dalamberkembangnya penyakit yang
mempunyai etiologi yang kompleks.
3) Penyakit yang mengenai populasi pekerja adalah penyakit yang terjadi padapopulasi
pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun dapatdiperberat oleh
kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
g. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada prinsipnya sasaran atau tujuan dari K3 adalah :
1) Menjamin keselamatan operator dan orang lain
2) Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3) Menjamin proses produksi aman dan lancer
Sedangkan tujuan keselamatan kerja menurut Suma’mur, (1985:1) adalahsebagai
berikut :
1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukanpekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi sertaproduktivitas masyarakat.
2) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Sementara itu, peraturan perundangan No. I tahun 1970 Pasal 3 tentangkeselamatan kerja
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaranatau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
5) Memberi pertolongan pada kecelakaan;
6) Memberi alat-alat pelindung diri pada para pekerja;
7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinarradiasi, suara dan getaran;
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physic maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
9) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara danproses
kerjanya;
14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanamanatau
barang;
15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
danpenyimpanan barang;
17) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yangbahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. (Tia , Setiawan danHarun, 1980:11-12)
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggidalam
mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupunjenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yangdilaksanakan
tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokokpokok mengenai tenaga
kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadiUU No.12 tahun 2003 tentang
ketenaga kerjaan. Dalam pasal 86 UU No.13tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja
mempunyai hak untuk memperolehperlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan danperlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-
nilai agama, akantetapi pekerja mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi pada
kondisitersebut dengan berperilaku yang bertanggung jawab. Setiap cidera atau kasussakit
akibat hubungan kerja, dapat dihindari dengan sistem kerja peralatan,substansi, training
dan supervisi yang tepat. Sakit, Cidera dan perilaku yang tidakmendukung kesehatan
keselamatan dan keamanan kerja akan mengakibatkanmenurunnya produktifitas kerja.
Salah satu masalah yang hampir setiap hariterjadi di tempat kerja adalah kecelakaan yang
menimbulkan hal-hal yang tidakkita inginkan, seperti kerusakan peralatan, cedera tubuh,
kecacatan bahkankematian.

h. Sebab-Sebab Terjadinya Kecelakaan dalam Bekerja


Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untukmenciptakan
tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaranlingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan yangpada akhirnya dapat meningkatkan
sistem dan produktifitas kerja.
Kecelakaan, adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan. Takterduga oleh
karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kengajaan,lebih-lebih dalam bentuk
perencanaan. Ttidak diharapkan oleh karena peristiwakecelakaan disertai kerugian
materiil maupun penderitaan dari yang paling ringansampai kepada yang paling berat dan
tidak diinginkan. Secara teoritis istilahistilah bahaya yang sering ditemui dalam
lingkungan kerja meliputi beberapa halsebagai berikut :
1) Hazard (sumber bahaya). Suatu keadaan yang memungkinkan/dapatmenimbulkan
kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambatkemampuan pekerja yang ada
2) Danger (tingkat bahaya). Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahayasudah ada
tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan preventif.
3) Risk, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
4) Insident. Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidakdiinginkan, yang
dapat/ telah mengadakan kontak dengan sumber energy yang melebihi ambang batas
badan/struktur
5) Accident. Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau
kerugian(manusia/benda)
Dalam beberapa industri, kemungkinan terjadinya kecelakaan akibatkurang
terjaganya keselamatan kerja lebih tinggi daripada yang lainnya. Sekitardua dari tiga
kecelakaan terjadi akibat orang jatuh, terpeleset, tergelincir, tertimpabalok, dan
kejatuhan benda di tempat kerja. (Daryanto, 2001: 2)
Suma’mur (1987:3) mengatakan bahwa 85% dari sebab-sebabkecelakaan adalah
faktor manusia. Lebih lanjut Suma’mur mengatakan bahwakecelakaan akibat kerja dapat
menyebabkan 5 jenis kerugian (K) yakni : (1)kerusakan, (2) kekacauan organisasi, (3)
keluhan dan kesedihan, (4) kelainandan cacat, dan (5) kematian.
Bagian mesin, pesawat, alat kerja, bahan, proses, tempat dan lingkungankerja
mungkin rusak oleh kecelakaan. Akibat dari itu, terjadilah kekacauanorganisasi dalam
proses produksi. Orang yang ditimpa kecelakaan mengeluhdan menderita, sedangkan
keluarga dan kawan-kawan sekerja akan bersedihhati. Kecelakaan tidak jarang
mengakibatkan luka-luka, terjadinya kelainan tubuhdan cacat. Bahkan tidak jarang
kecelakaan merenggut nyawa dan berakibatkematian (Suma’mur, 1985:6)
Kecelakaan adalah kejadian yang timbul tiba-tiba, tidak diduga dan
tidakdiharapkan. Setiap kecelakaan baik di industri, di bengkel, atau di tempat
lainyapasti ada sebabnya. Secara umum terdapat dua hal pokok yang
menyebabkankecelakaan kerja (Suma’mur, 1985:9) yaitu:
1) Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafehuman acts).
2) Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (usafe conditions)
Tasliman (1993:19-27) juga sependapat dengan Suma’mur bahwakecelakaan dapat
terjadi dengan sebab-sebab tertentu, yaitu:
1) Kesalahan manusia (human erorr), misalnya kebodohan atauketidaktahuan,
kemampuan keterampilan yang tidak memadai, tidakkonsentrasi pada waktu
bekerja, salah prosedur atau salah langkah, bekerjasembrono tanpa mengingat
resiko, bekerja tanpa alat pelindung,mengambil resiko untung-untungan dan bekerja
dengan senda gurau.
2) Kondisi yang tidak aman, misalnya tempat kerja yang tidak memenuhi
syaratkeselamatan kerja, kondisi mesin yang berbahaya (machinery hazards),kondisi
tidak aman pada pemindahan barang-barang serta alat- alat tanganyang kondisinya
tidak aman.
Bernet N.B. Silalahi dan Rumondang (1985:109) secara spesifikmengatakan
bahwa tiga sebab mengapa seorang karyawan melakukan kegiatantidak selamat dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya adalah karena yangbersangkutan :
1) tidak mengetahui tata cara yang aman atau perbuatan-perbuatan yangberbahaya;
2) tidak mampu memenuhi persyaratan kerja sehingga terjadilah tindakan dibawah
standar;
3) mengetahui seluruh peraturan dan persyaratan kerja, tetapi dia
engganmemenuhinya.

2. K3 Agribisnis Ternak Unggas


a. Pendahuluan
Bagi setiap perusahaan, sumberdaya manusia adalah aset yangsangat berharga. Di
satu sisi, tingkat efisiensi dan produktifitas suatuperusahaan sangat tergantung oleh
sumberdaya manusia yang ada didalamnya, di sisi lain baik langsung maupun tidak
langsung kegiatanusaha senantiasa bersinggungan dengan faktor-faktor
yangmembahayakan bagi keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Olehkarena itu
sumberdaya manusia keberadaannya perlu mendapatkanperlindungan terhadap
keselamatan dan kesehatannya melalui system manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (SMK3). Sistemmanajemen K3 merupakan bagian dari sistem manajemen
secarakeseluruhan yang pada intinya bertujuan menciptakan tempat kerja yangaman,
efisien dan efektif. Dengan penerapan sistem manajemen K3dapat menjamin
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orangyang berada di tempat kerja
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996, tentang sistem keselamatan dan
kesehatan kerja).
Pada prinsipnya setiap orang atau karyawan yang bekerja dalamsuatu perusahaan
harus bertanggung jawab dan harus berpartisifasidalam setiap kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja, sertabertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan dirinya
masingmasing dilingkungan kerjanya.
Penerapan Sistem Manajemen K3 bertujuan untuk menciptakansuatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja denganmelibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerjayang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaandan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang
aman,efisien dan produktif.
Berkaitan dengan sistem manajemen K3 di atas ada beberapapengertian yang perlu
dipahami, antara lain :
Tempat kerja adalah, setiap ruangan atau lapangan tertutup atauterbuka, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yangsering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimanaterdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik
didarat, didalamtanah, dipermukaan air, didalam air, diudara, yang berada di
dalamwilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia,
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerjadengan tujuan
mencari laba/keuntungan atau tidak, baik milik swastamapun milik negara.
Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baikdidalam maupun
diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa ataubarang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Pengusaha adalah orang atau badan hukum yang menjalankan suatuusaha milik sendiri
dan untuk keperluan itu menggunakan tempat kerja.
Pengusaha adalah orang atau badan hukum yang secara berdiri sendirimenjalankan
sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itumenggunakan tempat kerja.
b. Dasar Hukum Pelaksanaan Program K3
Bagi suatu perusahaan, tenaga kerja merupakan aset yang sangatberharga. Agar
dapat melakukan tugasnya secara efektif dan efisien,maka kesejahteraan tenaga kerja
perlu diperhatikan. Salah satu bentukkesejahteraan bagi tenaga kerja adalah
perlindungan terhadap K3.Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
maupun oranglain yang berada di tempat kerja, serta menjamin keamanan
terhadapsumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja, perlu penerapansistem
manajemen K3.Penerapan sistem manajemen K3 ini sesuai dengan
peraturanperundangan yang berlaku di Indonesia. Peraturan perundangan yangdimaksud
antara lain:
 Pasal 27 ayat (2), UUD tahun 1945.”Setiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yanglayak bagi kemanusiaan”.
 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ”Ketenagakerjaan”
Pasal 86
1) Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
 Keselamatan dan kesehatan kerja
 Moral dan kesusilaan
 Perlakuan yang sesuai dengan hak-hak dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama.
2) Untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkanproduktifitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya K3
3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakansesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 87
1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasidengan sistem
manajemen perusahaan.
2) Ketentuan mengenai penerapan SMK3 sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
diatur dengan PP
 Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI, Nomor: Per. 05/Men/1996,tentang: ”Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”(SMK3).
c. Komitmen Terhadap Program K3
Sistem manajemen K3 pada suatu perusahaan merupakanbagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan, danpada prinsipnya tanggung jawab tehadap
K3 berada pada setiap orang.Setiap tingkat pimpinan di suatu perusahaan harus
menunjukankomitmen terhadap pelaksanaan K3 dan setiap tenaga kerja ataukaryawan
perusahaan dan orang lain yang berada ditempat kerja harusberperan serta dalam
menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3.Penerapan sistem manajemen K3 pada
suatu perusahaan perludilandasi adanya ”komitmen dan kebijakan” dari pimpinan
perusahaanyang secara berkala harus ditinjau secara teratur. Komitmen
tersebutdilakukan dengan cara menyediakan sumberdaya yang memadai, yangmeliputi :
1) Membentuk Organisasi (Safety Team) dan menempatkan organisasiK3 pada posisi
yang dapat menentukan keputusan perusahaan
2) Menyediakan anggaran,
3) Menyediakan tenaga kerja yang berkualitas (Safety Officer)
4) Menyediakan sarana lain yang diperlukan untuk keselamatan dankesehatan kerja
(Hydrant, Fire system Alarm, dll)
5) Menetapkan tanggung jawab, wewenang, dan kewajiban yang jelasdalam
penanganan K3 (job deskription)
6) Membangun dan memelihara kesadaran, motivasi dan keterlibatanseluruh pihak di
perusahaan.
d. Kebijakan K3
Kebijakan K3 suatu perusahaan merupakan pernyataan tertulistentang sistem
manajemen K3 yang akan diberlakukan di perusahaanyang ditandatangani oleh
pengusaha dan atau pengurus.
Kebijakan K3 memuat antara lain: Komitmen dan tekad untukmelaksanakan K3,
serta Kerangka program kerja yang menyangkutkegiatan perusahaan secara menyeluruh.
Kebijakan K3 dibuat melaluiproses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja,
yangselanjutnya harus dikomunikasikan, disosialisasikan ke seluruh karyawan,pemasok
dan pelanggan. Kebijakan ini bersifat dinamis dan selau ditinjauulang dalam rangka
peningkatan kinerja K3 di perusahaan.
e. Melakukan Tinjauan Awal terhadap Kondisi K3
Kebijakan K3 suatu perusahaan perlu diawali dengan tinjauanawal kondisi K3.
Peninjauan awal merupakan bahan yang sangatberharga untuk penyusunan perencanaan
dan pengembangan SMK3.Peninjauan awal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1) Identifikasi kondisi yang ada dan dibandingkan dengan ketentuanperundangan yang
berlaku.
2) Identifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatanperusahaan.
3) Penilaian tingkat pengetahuan, pemenuhan peraturan perundanganserta standar
keselamatan dan kesehatan kerja.
4) Membandingkan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan perusahaan
dan sektor lain yang lebih baik.
5) Meninjau sebab akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi,dan gangguan
serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitandengan keselamatan dan kesehatan
kerja.
6) Menilai efisiensi dan efektifitas sumberdaya yang disediakan.
f. Merencanakan Program K3
Berkaitan sistem manajemen K3, maka suatu perusahaan harusmembuat
perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilanpenerapan sistem manajemen K3
dengan sasaran yang jelas dan dapatdiukur. Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran,
dan indikator kinerjaserta program K3 yang diterapkan dengan mempertimbangkan
indikasisumber bahaya, penilaian resiko, pengendalian resiko, dan sesuaidengan
persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
Sumber bahaya harus diidentifikasi dan harus dinilai untukmenentukan tingkat
resiko yang merupakan tolok ukur kemungkinanterjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, yang selanjutnyadilakukan pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko.
Identifikasiresiko dilakukan dengan mempertimbangkan:
1) Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya
2) Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi.
Peniaian resiko merupakan proses untuk menentukan prioritaspengendalian
terhadap tingkat resiko kecelakaan dan penyakit akibatkerja
Program K3 mencakup empat (4) faktor yaitu Bahan (material), orang danmetode
kerja, alat / mesin dan lingkungan kerja.
3. Melaksanakan Prosedur K3
a. Tugas, wewenang, hak dan kewajiban dalam Pelaksanaan K3
K3 pada dasarnya merupakan tanggung jawab seluruh karyawanperusahaan, oleh
karena itu ”keterlibatan” seluruh karyawan dalampelaksanaan K3 merupakan penentu
keberhasilan penerapan K3. Keterlibatantersebut diawali dengan adanya kesepakatan-
kesepakatan antara pihakpengelola dan perwakilan karyawan, terutama yang berkaitan
dengantanggung jawab, wewenang, hak dan kewajiban yang jelas baik untuk
pihakpengelola maupun pihak karyawan.Tanggung jawab dan wewenang antara lain:
1) SMK3 harus didokumentasikan dan disosialisasikan kepada seluruhkaryawan
2) Penunjukan penanggung jawab K3 harus sesuai dengan peraturanperundangan
3) Pimpinan unit kerja dalam suatu perusahaan bertanggung jawab ataskinerja K3 pada
unit kerjanya.
4) Perusahaan mendapatkan saran dari ahli K3 yang berasal dari dalam danluar
perusahaan.
5) Petugas yang bertanggung jawab menangani keadaan darurat harusmendapatkan
pelatihan dan diberi tanda pengenal agar diketahui olehseluruh orang yang ada di
dalam perusahaan.
6) Kinerja K3 dimasukkan sebagai bagian dari laporan tahunan perusahaan
7) Pimpinan unit kerja harus diberi informasi tentang tanggungjawabnyayang
berkaitan dengan orang yang memasuki tempat unit kerjanya.
8) Pengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan K3.
Kewajiban yang timbul berkaitan dengan pelaksanaan K3 adalah:
1) Kewajiban pengurus
a) Memeriksakan kesehatan fisik dan mental dan kemampuan fisik tenagakerja
yang akan diterima maupun akan dipindahkan
b) Memeriksakan kesehatan tenaga kerja secara berkala
c) Kepada tenaga kerja baru wajib menunjukkan dan menjelaskan :
 Kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan di tempatkerja
 Alat pelindung diri bagi tenaga kerja
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.
2) Tenaga kerja dapat dipekerjakan setelah memahami syarat-syarat K3
a) Menyelenggarakan pembinaan K3
b) Memenuhi semua syarat dan ketentuan K3
c) Melaporkan kecelakaan
d) Secara tertulis menempatkan syarat-syarat K3 pada lingkungan kerja
e) Memasang gambar-gambar K3
f) f) Menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung diri bagi tenaga kerjadan
orang lain yang memasuki tempat kerja
3) Kewajiban tenaga kerja
a) Memberikan keterangan yang benar
b) Memakai alat pelindung diri yang diwajibkan
c) Memenuhi dan mentaati semua syarat K3 yang diwajibkan
d) Meminta kepada pengurus agar melaksanakan syarat K3 yangdiwajibkan.
b. Mengidentifikasi Potensi Kondisi Darurat yang MembahayakanKeselamatan Dan
Kesehatan Kerja.
Di depan telah dijelaskan bahwa sebelum membuat perencanaansistem manajemen
K3 perlu dilakukan tinjauan awal. Salah satu kegiatantinjauan awal ini adalah
mengidentifikasi potensi yang membahayakankeselamatan dan kesehatan kerja.
Langkah ini juga merupakan tahapandalam menetapkan prosedur K3.
Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak diduga semula dantidak
dikehendaki, yang mengacaukan proses dari suatu aktivitas yang telahditentukan.
Kecelakaan merupakan kejadian yang tiba-tiba dan tidak dapatdikendalikan sehingga
menimbulkan cedera dan kerugian.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi dua (2), yaitu :
1) Kecelakaan Industri, Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karenaadanya sumber
bahaya.
2) Kecelakaan dalam perjalanan, Kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerjadalam
kaitannya dengan adanya hubungan kerja.
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kerugian yang bersifat ekonomimaupun non
ekonomi. Beberapa kerugian ekonomi yang timbul sebagaiakibat kecelakaan kerja
antara lain:
1) Alat dan bahan hancur
2) Ganti rugi kecelakaan
3) Terhentinya proses produksi
4) Melatih tenaga kerja baru
5) Penggantian/perbaikan alat yang rusak
Kerugian yang bersifat non ekonomi sebagai akibat kecelakaan kerja antaralain:
1) Penderitaan si korban
2) Penderitaan keluarganya.
Kerugian-kerugian yang timbul karena terjadinya kecelakaan kerja tentunyadapat
berakibat buruk terhadap pekerja, terhadap pimpinan perusahaan,terhadap keluarga dan
terhadap bangsa.
1) Akibat buruk terhadap penderita/pekerja
a) Sakit, penderitaan dan kekhawatiran
b) Ketidakmampuan permanen (kehilangan anggota badan)
c) Tidak bisa lagi melakukan pekerjaan yang sama
d) Pengaruh psikologis karena luka yang tetap
e) Kehilangan pendapatan
f) Tidak dapat menikmati kehidupan sosial dengan baik
2) Akibat buruk terhadap pimpinan perusahaan
a) Kehilangan produksi (karena pekerja terluka)
b) Kualitas dan kuantitas produksi menurun.
c) c) Kerja lembur dibutuhkan untuk mengejar produksi
d) Penggantian dan perbaikan mesin/peralatan yang rusak
e) Rehabilitasi pekerja yang terluka
f) Kehilangan waktu kerja
g) Melakukan pelatihan untuk penggantian pekerja
h) Ongkos pengobatan
i) Ongkos pertanggungan/kompensasi
j) Kehilangan hubungan dengan pekerja
k) Tidak mudah menarik pekerja baru karena pekerjaan berisiko
3) Akibat buruk terhadap keluarga
a) Kehilangan orang tercinta
b) Tidak ada yang mengurus keluarga
c) Keterbatasan kegiatan di rumah
4) Akibat buruk terhadap bangsa
a) Kehilangan pekerja trampil
b) Menurunnya minat kerja bidang tertentu yang berisika kecelakaan kerja(akan
terjadi kekurangan tenaga kerja)
Ditinjau dari penyebabnya, timbulnya kecelakaan kerja dan penyakitakibat kerja
dikarenakan adanya penyebab langsung yang terdiri dari dua (2)jenis yaitu :
1) Tindakan yang tidak stadar, yaitu tindakan yang menyimpang dari proseduryang
semestinya, yang bisa berasal dari korban atau orang lain yangberada di sekitarnya.
Misalnya :
 Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa pengaman,
lupaperingatan/pemberitahuan
 Bekerja dengan kecepatan berbahaya
 Alat pengaman tidak berfungsi / tidak menggunakan alat pengaman
 Mengambil posisi/bersikap tidak aman
 Mengalihkan perhatian, mengganggu atau mengagetkan
2) Kondisi yang tidak standar, yaitu kondisi yang tidak aman secara fisikmaupun
mekanik yang mendukung terjadinya kecelakaan kerja danpenyakit akibat kerja.,
misalnya:
 Pengamanan tidak sempurna
 Pakaian dan kelengkapan lain yang tidak aman
 Peralatan/bahan tidak seharusnya
 Prosedur yang tidak aman
 Kurang penerangan
 Kurang ventilasi
 Bising
Penyebab langsung tersebut di atas dikarenakan adanya penyebab dasaryaitu karena
faktor manusia dan faktor pekerjaan,
1) Faktor manusia (Personal factor)
 Tidak cukup kemampuan fisik
 Tidak cukup kemampuan mental
 Stres fisik (physiological)
 Stres mental (psychological)
 Kurang pengetahuan
 Kurang ketrampilan
 Motivasi yang tidak benar
2) Faktor pekerjaan (Job Factor)
 Tidak cukup kepemimpinan/pengawasan
 Tidak cukup mesin
 Tidak cukup peralatan
 Tidak cukup pembelian
 Tidak cukup perawatan
 Aus/ habis karena penggunaan
 Salah penggunaan
Kesemua penyebab di atas bermuara pada lemahnya control (Lack of control) atau
lemahnya manajemen. Misalnya tidak adaprogram, program tidak standar, dan
pelaksanaan program tidakstandar.
Penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerjajuga dapat
dibedakan berdasarkan sumber bahayanya, yaitu :
1) Faktor fisik (kabisingan, cahaya, radiasi, temperatur, benda danperalatan kerja)
2) Faktor kimia (B3, asap, debu)
3) Faktor bologis (Virus, bakteri, jamur, tikus
4) Faktor psychologis (stres)
5) Faktor Ergonomi (salah posisi, lay out)
c. Prosedur Penanganan Resiko K3
Berkaitan dengan penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan penyakitakibat kerja,
dapat diupayakan penanganannya melalui prosedurpenanganan resiko. Prosedur
penanganan resiko tersebut dapat dibedakanmenjadi 3 (tiga) tahap, yaitu :
1) Pre contact (sebelum terjadi)Pengendalian ini merupakan tindakan preventif, dapat
berupa :
a) Kepemimpinan
b) Pelatihan
c) Inspeksi terrencana
d) Analisis pekerjaan
e) Observasi
f) Rapat K3
g) Evaluasi program
2) Contack
Tindakan pengendalian saat bersinggungan dengan sumber bahaya:
a) Substitusi peralatan dan bahan
b) Mengurangi energi yang dilepaskan
c) Penyediaan alat pelindung diri
d) Memasang pengaman/pelindung
3) Post contact
Tindakan pengendalian setelah terjadi kasus :
a) Tanggap darurat
b) Pertolongan pertama (P3K)
c) Penyelamatan korban
d) Pengendalian Kejadian (mematikan mesin, memadamkan kebakaran,dan
sebagainya)
e) Perbaikan mesin dan peralatan.

4. Menerapkan Ketentuan PPPK


Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan daruratatau bencana,
yang diuji secara berkala untuk mengetahui keandalan pada saatkejadian sebenarnya.
Pengujian tersebut dilakukan oleh personil yang memilikikompetensi kerja, dan untuk
instalasi yang memiliki bahaya besar harusdikoordinasikan dengan instansi terkait yang
berwenang.Untuk mengurangi pengaruh yang ditimbulkan akibat insiden perusahaan
harusmemiliki prosedur yang meliputi :
a. Penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang memadai sampai
mendapatkanpertolongan medic
b. Melakukan proses perawatan lanjutan
Berkaitan dengan pasca insiden, perusahaan juga harus memiliki prosedurrencana pemulihan
keadaan darurat melalui kegiatan PPPK untuk secara cepatmengembalikan pada kondisi yang
normal dan membantu pemulihan tenagakerja yang mengalami trauma.
a. Apa yang harus dilakukan dengan PPPK
1) Mengetahui hal – hal penting yang berkaitan dengan PPPK :
a) Pelajari apa yang tidak boleh dilakukan (Tidak ditolong lebih baikdaripada
pertolongan yang salah)
b) Pelajari dengan benar apa yang harus dilakukan
c) Lakukan dengan segera bila hidupnya terancam
d) Kirimkan kepada ahli P3K dan kepada dokter dengan segera setiapterjadi
kecelakaan gawat
2) Mengetahui letak kotak P3K atau ruang tempat pertolongan pertama
3) Pertolongan pertama yang mutlak dilakukan untuk keselamatan adalah:
a) Usaha menyadarkan kembali
b) Menghindari pendarahanPenderita luka parah membutuhkan pertolongan segera
oleh tenaga P3Kyang terlatih atau tenaga medis. Jika tidak sedikitnya harus
mengetahuitindakan yang harus dilakukan sampai pertolongan datang.
b. Jenis Kecelakaan Pada Waktu Kerja dan Penanggulangannya.
Suatu saat, ada kemungkinan kita harus melakukan pertolongan pertama,apabila terjadi
peristiwa sebagai berikut :
1) Pendarahan,
Penghentian pendarahan, pada umumnya dapat dilakukan denganmenekan luka
berdarah tersebut. Jika pada kasus tertentu pendarahantidak bisa dihentikan dengan
cara ini, panggil segera tenaga medis, dokter.
a) Pendarahan hidung
 Dudukan korban dengan kepala menunduk
 Cegahlah korban memaksa darah keluar dari hidungnya
 Pijit / mintalah korban untuk memijit cuping hidungnya keras – keras
 Jika pendarahan tidak berhenti selama 5 – 10 menit usahakan agarmendapat
perawatan medis
b) Pendarahan karena luka
 Mintalah pertolongan medis
 Perlihatkan semua luka
 Tutup dan tekanlah luka dengan tangan atau pencet tepi lukabersama –
sama agar menutup, jika sempat tutuplah luka dengansapu tangan, atau
kain yang bersih sebelum ditekan
 Penekanan dapat dilakukan dengan memberi bantalan tipis pada
lukakemudian diikat erat – erat dengan perban. Bantalan harus
cukuplebar menutupi seluruh luka dan seluruh bantalan harus
tetutupperban.
 Jika penderita merasakan kesakitan karena ikatan perban terlalukencang,
ikatan perban dikendorkan.
 Jika pendarahan masih berlangsung, beri bantalan dan perbanlahlagi,
tanpa melepas ikatan bantalan yang pertama.
 Bahan yang dipakai untuk menekan pendarahan terbuat dari bahankayu,
atau logam. Cara seperti ini dapat pula digunakan untukmenolong
korban yang patah tulang.
2) Kejutan
Hampir setiap kecelakaan, cedera atau luka-luka, selalu diikuti olehkejutan. Keadaan
penderita pucat, dingin dan lunak kulitnya, lemas badan,dan denyut nadi makin cepat,
mungkin juga tidak sadarkan diri.
a) Pindahkan korban di tempat yang nyaman dan tenang.
b) Jaga korban agar tenang dan tetap hangat badannya.
c) Longgarkan baju.
d) Usahakan agar korban merasa tenang dan yakinkan bahwa pertolongansegera
datang.
3) Keracunan
Untuk semua peristiwa keracunan, Kirimkan kepada tenaga medis secepatmungkin.
a) Pindahkan ketempat yang segar.
b) Lakukan seperti merawat shock.
c) Buat pertolongan pernafasan, jika pernafasan berhenti. Janganmelakukan
pertolongan pernafasan melalui kontak mulut ke mulut, bilaterjadi racun
terminum melalui mulut (asam, alkali, dan lain-lain)
d) Amankan dan simpan cairan yang diduga racun untuk contoh
e) Ambil dan muntahkan korban untuk pemeriksaan dokter/klinik
4) Luka Bakar Api
Penanganan segera secara medis tergantung pada sejauh mana
tingkatpenderitanyaannya.
a) Penanganan terbaik luka bakar adalah denggan mengucurkan air dingindan bersih
kebagian yang terbakar.
b) Jangan menarik, atau menyobek baju dari luka bakarnya.
c) Jangan mencoba memindah benda-benda yang menempel pada kulityang
terbakar.
d) Lakukan perawatan seperti menangani kejutan (shock).
e) Tutuplah luka bakar dengan bahan-bahan steeril seperti perbankering,handuk
ataukertas,jika ada.
f) Jangan sentuh bagian luka bakar yang menggelembung, atau bagianotot-otot yang
terbakar.
5) Kecelakaan dan Luka Pada Mata
Janganlah menggosok-gosok mata jika ada benda-benda yang masukdidalamnya.
a) Usahakan agar mata tetap dibuka
b) Jangan sentuh mata dengan apapun juga
c) Usahakan mendapat perawatan medis
d) Longgarkan perban pada mata
e) Bimbinglah korban ketempat perawatan medis
6) Luka Goresan dan Memar
Setiap luka meskipun ringan harus diobati dan dicatat kejadiannya. Setiapluka akan
berakibat infeksi dan membusuk jika tidak segera diobati.
a) Pada luka goresan, biarkan darah mengalir beberapa menit,untukmembuang
kemungkinan infeksi.
b) Jangan membalut luka dengan baju-baju lusuh,atau sapu tangan yangkotor pada
luka.
c) Bersihkan luka dengan bahan-bahan yang lunak.
d) Berilah obat anti septic, steril, atau bahan aid untuk luka-luka ringan.
e) Panggilkan tenaga medis jika lukanya parah dan terlalu dalam
f) Luka memar yang berat memerlukan perawatan medis segera janganditunda.
7) Kecelakaan Sengatan Listrik
Kecelakaan karena sengatan listrik dapat mengakibatkan kebakaran, jatuh,dan kejutan
listrik. Kecelakan listrik sering menimbulkan luka sampingan.Masing-masing
menyebabkan gejala yang berbeda pada korban.
Bila menghadapi kecelakaan karena listrik, kerjakanlah segera tindakandengan urutan
sebagai berikut :
a) Matikan aliran listrik, atau jika tidak mungkin,usahakan agar korbanterbebas dari
sengatan listrik
b) Beri pertolongan pertama sesuai gejalanya.
Cara Membebaskan Korban Dari Aliran Listrik
Begitu melihat korban terkena aliran listrik,cepat perhatikan keadaansekitar.Tentukan
cara terbaik untuk melepaskannya tanpa korbanmenderita lebih lanjut, karena jatuh
dan lain-lain. Jika mungkinmatikan aliran listrik, dan jadikan ini sebagai tindakan
utama. Jikatidak mungkin anggap korban masih tetap terkena aliran listrik.
Jangan sekali-sekali menganggap korban telah terbebas dari aliranlistrik. Dorong atau
tarik korban dengan bahan-bahan yang tidakmenghantar arus listrik (tidak konduktif)
agar terbebas dari sengatanlistrik. Hendaknya seseorang selalu mengetahui letak dan
daerahpelayanan setiap tombol listrik didaerah kerja masing-masing.
Untuk tegangan rendah (240 V, atau kurang), bila aliran listrik tidakdapat segera
dimatikan, gunakan benda yang tidak konduktif, dankering untuk melepaskan korban
(jangan gunakan logam atau bendabenda yang basah).
a) Tariklah dengan menggunakan tali kering, kain kering, karet,atau plastic.
b) Tariklah baju korban, pada tempat yang longgar dan kering.
c) Berdirilah diatas papan kering ketika mendorong atau menarikkorban
d) Doronglah dengan kayu kering
Jika mendorong korban hendaknya dilakukan dalam sekali gerak,agar selekas
mungkin terbebas dari aliran listrik. Siapkan tenaga yangcukup untuk melepaskan
korban yang menggenggam konduktorberarus listrik. Dengan memakai sarung tangan
anda dapat memukulpergelangan tangan,atau punggung telapak tangan korban sampai
iaterbebas.Untuk tegangan tinggi (650 v, atau lebih) dan aliran listrik tidak
dapatsegera dimatikan jangan mendekat dalam radius 1,5 m. Gunakantongkat yang
panjangnya lebih dari 1,5 m terbut dari material yangtidak konduktif dan kering,
untuk melepas korban.
Catatan :
Ingat bahwa korban karena listrik, badannya juga berarus listrik,karena itu
jangan sekali-sekali memegang tubuh korban, bajuyang melekat atau sepatunya,
tanpa sarung pelindung tangan.
8) Cara Menyadarkan Kembali Korban yang Pingsan.
Luka bisa semakin parah karena memindahkan korban. Pemindahan hanya dilakukan
jika:
a) Korban dalam bahaya akan terkena api, kejatuhan benda, karenaaliran listrik atau
penyebab yang lain.
b) Letak korban menyulitkan pemberian pertolongan dasar, misalnyauntuk :
 Melancarkan saluran pernafasan
 Melakukan penyadaran korban
 Penghentian pendarahan
c) Jika korban harus dipindah :
 Lakukan bersama-sama 3 – 4 orang
 Tetap perlu melakukan penyadaran, sementara korbandipindah.
 Usahakan agar badan tetap lurus jangan sampai leher ataupunggung
tertekuk.
 Buat agar korban tetap lurus, muka menghadap keatas, agarterlihat
wajahnya. Penyadaran tetap dapat dilakukan dan diusahakan saluran
pernafasan tetap lancar.Penyadaran kembali akan lebih besar hasilnya, jika
dimulaidalam selang waktu satu menit setelah pernafasan terhenti.
 Jangan ditunda usaha penyadaran kembali tersebut.
 Kirimlah tenaga medis dan beri pertolongan secepat mungkin.
Ingatlah urut-urutan dan cara menangani korban pada setiapterjadi
kecelakaan.
1) ” saluran pernafasan” – Lancarkan!
2) ” pernafasan” – Periksa atau bantulah!
3) ”Aliran darah” – Periksa atau bantulah! (Hentikan bilakemudian terjadi
pendarahan atau perhatikan luka-luka yanglain).
4) Lancarkan dengan cepat saluran pernafasan dan usahakantetap lancar.
5) Perhatikan apakah dia bernafas atau tidak.
6) Perhatikan naik turunnya dada atau perut.
7) Dengarkan pernafasannya jika ternyata tidak ada gerakan.
8) Rasakan apakah pernafasannya lemah, dengan caramedekatkan punggung
tangan anda ke mulut korban.
Catatan :
Nafas yang berisik adalah tanda bahaya bahwa saluranpernafasan agak
tersumbat, cepat lakukan pembersihan jangansekali-kali memberi bantalan di
bawah kepala pada korban yangtidak sadarkan diri.
d) Jika korban tidak bernafas, atau pernafasan sangat lambat :
1) Lakukan pertolongan pernafasan (Expired Air Resuciation –EAR ). Metode
ini dikenal juga sebagai pernafasan buatan,pertolongan pernafasan paru-paru,
pertolongan pernafasandari mulut ke mulut, pengalian udara buatan.
2) Harus dilakukan pertama kali, untuk menjamin tersedianyacukup oksigen
dalam darah.
3) Periksa sirkulasi darah, rasakanlah melalui denyut jantungpada leher sebelah
atas disamping jakun. Gunakanlah telapaktelunjuk jari tengan, jangan
gunakan ujung jari.
4) Jika denyut nadi masih ada, lanjutkan EAR, jika denyut tidakada, lakukan
pertolongan darurat pemompaan ke ronggajantung. Ini disebut pertolongan
gabungan EAR denganpemompaan. (ECC/External Cadiac Compression)
untukmemperbaiki peredaran darah.
Pertolongan Pernafasan E.A.R. dilakukan pada korban yangtidak bisa
bernafas tetapi denyut nadinya masih baik. Ada halpenting yang dilakukan
untuk pertolongan ini, yaitu :
 Tindakan cepat
 Pembersihan saluran pernafasan
 Usahakan agar udara tidak bocor.
Prosedur :
 Bersihkan mulut dari muntahan atau darah
 Baringkan korban terlentang
 Angkat leher dan gerakkan kepala agar dagu mengarah keatasTutup
hidung dan memijitnya
 Ambillah nafas yang dalam
 Buka mulut lebar-lebar dan letakkan diatas mulut korban,pastikan
bahwa udara tidak bocor
 Tiup mulutnya keras – keras.
 Lihatlah, sementara anda meniup, dadanya akan naik, inimenunjukkan
bahwa udara masuk ke paru – paru.
 Perhatikanlah bahwa tidak ada udara yang lolos padapertolongan
mulut ke mulut. Jika anda tidak bisa dengancara ini tutuplah mulutnya
dan letakkan mulut anda padahidungnya, dan tiup keras-keras.
 Lepaskan mulutnya dan biarkan udara keluar dari dadakorban. Untuk
orang dewasa, lakukan 12 kali tiap menityang berarti 2 kali tiupan tiap
5 detik.Ulangi, tiuplah mulut/ hidungnya keras-keras dan
lepaskansampai korban bernafas sendiri, atau sampai dokterdatang.
 Setelah saluran pernafasan lancar, korban mungkin akanbernafas
sendiri.
5. Lingkungan Hidup
a. Pendidikan Lingkungan Hidup
Sasaran pembangunan lingkungan hidup di Indonesia adalahmeningkatnya
kualitas lingkungan hidup wilayah dan terselenggaranya kegiatanpembangunan yang
memperhatikan daya dukung lahan secara serasi danberkelanjutan. Ini saat yang tepat
bagi SMK Pertanian untuk mempelopori dansekaligus sebagai model dalam membangun
kawasan yang berorientasipembangunan berkelanjutan berwawasan berkelanjutan sesuai
kaidahkonservasi.
Kebijakan penerapan sekolah hijau (Green school) merupakan kebijakanyang
tepat, tidak saja sejalan dengan kebijakan kementerian lingkungan hidup,tetapi juga
sejalan dengan kebijakan nasional serta strategi pelestarian dunia.
Pada diri manusia memiliki pikiran dan rasa, keduanya harus dijalankansecara
seimbang. Melalui pikiran manusia berpikir dan melalui rasa manusiadalam melakukan
penalaran. Namun dalam mempelajari lingkungan rasamenjadi penting untuk digerakkan
terlebih dahulu, karena Pendidikan LingkunganHidup (PLH) harus dimulai dari hati.
Tanpa sikap mental yang tepat, semuapengetahuan dan keterampilan yang diberikan
tidak akan membawa perubahansikap dan perilaku. Untuk membangkitkan kesadaran
manusia terhadaplingkungan hidup di sekitarnya, proses yang paling penting dan
harusdilakukan adalah dengan menyentuh hati. Jika proses penyadaran telah terjadidan
perubahan sikap dan pola pikir terhadap lingkungan telah terjadi,
makadapatdilakukanpeningkatanpengetahuandanpemahamanmengenai lingkungan hidup, serta
peningkatan keterampilan dalam mengelola lingkunganhidup.
PLH merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukanoleh berbagai
pihak elemen atau masyarakat yang bertujuan untuk meingkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu
permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakay untuk
berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarangdan yang akan datang. Pendidikan lingkungan hidup mempelajari
permasalahanlingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran,
kerusakanlingkungan serta sumber daya dan konservasi.
Perubahan lingkungan semakin cepat terjadi, berbagai bencana datangsilih
berganti, sungguh merupakan fenomena yang menyentak pemikiran kita.Beberapa
musibah bencana disebabkan oleh penurunan kualitas lingkungan,menjadikan kita
berpikir kebelakang dan menghubungkan kejadian tersebutdengan proses pendidikan
yang diterapkan. Musibah hutan gundul yangmenyebabkan erosi dan longsor
mengakibatkan banyak korban dikarenakanlongsoran menimpa kawasan permukiman
padat, permasalahan polusi udara dikota besar dikarenakan banyaknya penggunaan
kendaraan bermotor, sikappenduduk yang masih membuang sampah sembarangan, dan
masih banyakpenyimpangan perilaku yang dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Permasalahan diatas membuat kita berpikir apakah kepedulianmasyarakat akan
lingkungan sedang mengalami krisis, apakah selama inipendidikan yang mengupayakan
peningkatan kepedulian masyakat masihkurang atau kurang optimum. Hal tersebut yang
menyebabkan kita harus berpikirbagaimana upaya-upaya yang perlu di tempuh agar
masyarakat dapatmeningkat kepeduliaannya terhadap lingkungan.
Pernyataan yang sampai saat ini masih terngiang dari Sumarwoto (1997)adalah
pembangunan dapat dan telah merusak lingkungan, tetapi pembangunanjuga diperlukan
untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Kita semua memangmenginginkan keadaan
lingkungan yang lestari, yaitu kondisi lingkunganyang secara terus menerus dapat
menjamin kesejahteraan hidup manusia danjuga mahluk hidup lainnya. Untuk
memelihara kelestarian lingkungan ini setiappengelolaan harus dilakukan secara
bijaksana. Pengelolaan yang bijaksanamenuntut adanya pengetahuan yang cukup tentang
lingkungan dan akibat yangdapat timbul karena gangguan manusia. Pengelolaan yang
bijaksana jugamenuntut kesadaran akan tanggung jawab manusia terhadap
kelangsungangenerasi mendatang. Pengetahuan dan kesadaran akan pengelolaan
lingkunganini dapat diperoleh melalui pendidikan dan sejenisnya.
Bagaimana perkembangan dan pendidikan lingkungan di Indonesia?Indonesia ikut
serta dalam berbagai kegiatan internasional. Bahkan sebelumdiselenggarakan konferensi
di Stockholm 5-11 Juni 1972, Indonesia menurutSoemarwoto (1997) telah
menyelenggarakan pertemuan untuk pertama kalinyamengenai lingkungan ini 15-18 Mei
1972. Kemajuan berikutnya adalah dengandibentuknya Kementrian Kependudukan dan
Lingkungan Hidup yangmenghasilkan UURI No.4 Th 1982 kemudian diperbaiki dengan
UURI No.23Th 1997. Selanjutnya Depdiknas telah memasukkan pendidikan
lingkunganini, baik terintegrasi dengan mata pelajaran lain maupun dalam muatan
lokal.Pembukaan konferensi Stockholm pada tanggal 5 Juni diperingati sebagai
harilingkungan hidup.
Pendidikan lingkungan hidup di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun1975,
dimulai oleh IKIP Jakarta dengan membuat GBPP bidang lingkunganhidup untuk
pendidikan dasar yang kemudian pada tahun ajaran 1977/1978dilakukan uji coba di 15
sekolah dasar. Perkembangan selanjutnya PLH padatahun 1996 ditetapkan
Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikandan Kebudayaan dengan Kantor
Menteri Negara Lingkungan Hidup No.0142/U/1996 dan No Kep: 89/MENLH/5/1996
tentang Pembinaan danPengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup, tanggal 21 Mei
1996. Sejalandengan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah(Dikdasmen) Depdikbud juga terus mendorong pengembangan
danpemantapan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di sekolah-sekolahantara lain
melalui penataran guru, penggalakkan bulan bakti lingkungan,penyiapan Buku Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan danLingkungan Hidup (PKLH) untuk Guru SD,
SLTP, SMU dan SMK, programsekolah asri, dan lain-lain. LSM dan perguruan tinggi
terus mendukung danmembantu dalam dalam mengembangkan PLH melalui kegiatan
seminar,sarasehan, lokakarya, penataran guru, pengembangan sarana pendidikan
sepertipenyusunan modul-modul integrasi, buku-buku bacaan dan lain-lain.
Pada tanggal 5 Juli 2005, Menteri Lingkungan Hidup dan MenteriPendidikan
Nasional mengeluarkan SK bersama nomor: 07/MenLH/06/2005 No05/VI/KB/2005
untuk pembinaan dan pengembangan pendidikan lingkunganhidup. Di dalam keputusan
bersama ini, sangat ditekankan bahwa pendidikanlingkungan hidup dilakukan secara
integrasi dengan mata ajaran yang telahada.Selanjutnya dibuat surat Edaran Direktur
Jendral Manajemen Dasar danMenengah No.5555/C/C5/TU/2005 tentang pelaksanaan
pendidikan lingkunganhidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan
surat inidiharapkan jajaran pendidikan di tingkat provinsi, kota dan kabupaten
dapatsegera menindaklanjuti dengan menyusun program, strategi dan materi PLHuntuk
diaplikasikan sejakSD.Berbagaipermasalahan memang banyakdihadapi, mulai dari
padatnya kurikulum, pelatihan yang belum merata, SDMbelum siap untuk menyediakan
materi/ bahan ajar dan alat.
Departemen Pendidikan Nasional melalui Proyek Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup, sejak 2004, telah mengadakan sosialisasidan pelatihan (TOT)
tingkat nasional tentang konsep pendidikan lingkungan padapendidikan dasar dan
menengah. Jika pada tingkat satuan pendidikan SD, SMPsegerajat, SMA/SMK sederajat
sudah memulai pendidikan lingkungan hidup,maka di tingkat perguruan tinggi,
mahasiswa diseluruh program studi diwajibkanuntuk mengambil mata kuliah PLH ini.
Apalagi jika diperhatikan di Perancispendidikan berbasis lingkungan (ekopedagodi) ini
telah dikembangkan sejakawal tahun 60-an. Apakah ekopedagogi itu? Ekopedagogi
adalah :
1) Alam jangan dipandang sebagai lingkungan hidup (environment) sematatetapi
sebagai ruang pemberi dan pemakna kehidupan (lebenstraum).
2) Pendidikan yang dapat mengubah paragidma ilmu dan bersifat
mekanistik,reduksionis, parsial dan bebas nilai menjadi ekologis, holistik dan
terikatnilai sehingga dapat tumbuh kearifan (wisdom), misalnya dengan
membangunwatak dan menghargai hak hidup mahluk hidup lainnya.
3) Pendidikan lebih menekankan pendekatan biosentrisme dan ekosentrisme,bukan
lagi antroposentrisme.
4) Pendidikan untuk mengenali alam, sehingga tumbuh rasa cinta/ respekterhadap alam
beserta isinya.
Dengan melihat masih banyaknya sampah (domestik, industri,transportasi) di
sungai, pantai; penebangan liar pohon tanpa penanamankembali; pengambilan secara
berlebihan sumber daya tak terbarukan,mengingatkan kepada kita bahwa pendidikan
lingkungan hidup (PLH) masihsangat diperlukan. Bahkan harus secara terus menerus
disampaikan kepadasemua lapisan, sampai kesadaran akan pentingnya kualitas yang
baik darilingkungan telah dimiliki oleh sebagian besar bangsa ini.
Aspek penting yang diterapkan dalam pembelajaran PLH adalah kognitifdan
afektif. Aspek kognitif meliputi proses pemahanan, dan menjagakeseimbangan aspek-
aspek yang lain. Materi PLH harus diberikan sebagaimateri yang harus diketahui dan
dipahami oleh semua fihak, selanjutnyadikembangkan sendiri oleh seluruh masyarakat.
Aspek afektif yang dapatditerapkan dalam PLH meliputi tingkah laku, nilai dan
komitmen yang diperlukanuntuk membangun masyarakat yang berkelanjutan
(sustainable).
Apa Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup? Selain ada tujuanpembelajaran PLH,
maka secara global ada 5 tujuan pendidikan lingkungan yangdisepakati usai pertemuan
di Tbilisi 1977 oleh dunia internasional. Fien dalamMiyake, dkk. (2003) mengemukakan
kelima tujuan yaitu sebagai berikut :
1) Bidang pengetahuan : membantu individu, kelompok dan masyarakatuntuk
mendapatkan berbagai pengalaman dan mendapat pengetahuantentang apa yang
diperlukan untuk menciptakan dan menjaga lingkunganyang berkelanjutan.
2) Bidang kesadaran : membantu kelompok sosial dan individu untukmendapatkan
kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan secarakeseluruhan beserta isu-isu
yang menyertainya, pertanyaan, danpermasalahan yang berhubungan dengan
lingkungan dan pembangunan.
3) Bidang perilaku : membantu individu, kelompok dan masyarakat untukmemperoleh
serangkaian nilai perasaan peduli terhadap lingkungan danmotivasi untuk
berpartisipasi aktif dalam perbaikan dan perlindunganlingkungan.
4) Bidang ketrampilan: membantu individu, kelompok dan masyarakatuntuk
mendapatkan ketrampilan untuk megidentifikasi, mengantisipasi,mencegah, dan
memecahkan permasalahan lingkungan.
5) Bidang partisipasi: memberikan kesempatan dan motivasi terhadapindividu,
kelompok dan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalammenciptakan lingkungan
yang berkelanjutan.
Jadi pendidikan lingkungan hidup diperlukan untuk dapat mengelolasecara
bijaksana sumber daya kita dan menumbuhkan rasa tanggung jawabterhadap
kepentingan generasi yang akan datang diperlukan pengetahuan, sikapdan ketrampilan
atau perilaku yang membuat sumber daya kita tetap dapatdimanfaatkan secara lestari
atau dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan(sutainable used). Tentu tidak kalah
penting adalah peranan pendidikan baik ditingkat sekolah dasar, menengah maupun
pendidikan tinggi.
b. Manusia dan Lingkungan Hidupnya
Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa sebagai Kholifah di mukabumi
(Qur’an Albaqarah ayat 30), yang bertanggung jawab untuk memakmurkanbumi.
Kesadaran dan kepedulian manusia terhadap lingkungan tidak dapattumbuh begitu saja
secara alamiah, namun harus diupayakan pembentukannyasecara terus menerus sejak
usia dini, melalui kegiatan-kegiatan nyata yang dekatdengan kehidupan sehari-hari.
Untuk menanamkan kesadaran terhadapLingkungan Hidup, langkah yang paling
strategis adalah melalui pendidikan, baikpendidikan formal atau pendidikan non-formal.
Pendidikan merupakan salah satu amanah UUD 1945, bahwa Negarakesatuan RI
didirikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan diriakan memberdayakan
manusia Indonesia untuk melaksanakan pembangunanbagi kelangsungan peri kehidupan
dan kesejahteraan bersama dalam perubahanperadapan dan budaya yang selalu
berlangsung. Pembangunan yang berhasilmemerlukan kearifan dalam menetapkan arah,
tujuan dan sasaran melaluiberbagai sektor secara adil dan bijaksana agar tercapai
peningkatan kualitashidup bagi seluruh bangsa.
Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, manusia akanmusnah jika
lingkungan hidupnya rusak. Lingkungan hidup yang rusak adalahlingkungan hidup yang
tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukungkehidupan. Keinginan setiap
manusia untuk meningkatkan kualitas hidupmerupakan sesuatu yang tak dapat dihindari,
namun tanpa disertai kearifandalam proses pencapaiannya, justru kemerosotan kualitas
hidup yang akandiperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan
eksploitasisumberdaya alam. Seiring dengan perubahan peradapan, kebutuhan
terusberkembang baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan penyediaan sumberdayaalam
terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnyadaya dukung
alam.
Disisi lain dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia jugaakan
dihasilkan limbah, limbah yang dihasilkan menjadi beban bagi lingkunganuntuk
mendegradasinya. Jumlah limbah yang semakin besar yang tidakterdegradasi akan
menimbulkan masalah pencemaran.Langkah efisiensi dan rehabilitasi dalam pengelolaan
sumberdaya alamharus dilakukan agar peningkatan kualitas hidup dapat dicapai secara
adilmerata dan berkesinambungan.
c. Konsep Lingkungan Hidup
1) Lingkungan Hidup Sebagai suatu Sistem
Lingkungan hidup adalah sistem kehidupan yang merupakankesatuan ruang
dengan semua benda ( materi), daya ( energi), keadaan(tatanan alam) dan mahluk
hidup, termasuk manusia dengan perilakunyayang mempengaruhi kelangsungan
peri kehidupan dan kesejahteraanmanusia serta makhluk hidup lainnya.
Menurut difinisi di atas Lingkungan hidup merupakan suatu system sehingga
tentu terdiri dari sub-sistem yang merupakan komponen penyusunsistem.
Lingkungan hidup tersusun dari tiga komponen yakni Abiotik, Biotikdan Kultur.
Ketiga komponen tersebut memiliki hubungan salingmempengaruhi dan saling
kebergantungan antara satu dan lainnya. Secaralebih jelas tergambar pada diagram
berikut
2) Siklus Materi dan Energi
Lingkungan hidup sebagai suatu sistem dilengkapi perangkatpenggerak
sistem, berupa siklus materi dan siklus energi . Siklus materidan siklus energi
berjalan seiring mengikuti alur rantai makanan, shinggakehidupan di muka bumi
dapat berlangsung.
Siklus materi dan siklus energi dimulai dari proses fotosintesa yangterjadi
pada tumbuhan berklorofil membentuk C6H12O6, merupakan senyawaorganik
pertama yang akan disintesa membentuk seluruh biomassa dimukabumi. Melalui
rantai makanan materi biomassa akan berpindah dari biota satuke biota lainnya,
dirombak dan disintesa kembali menjadi bentuk yang lain.Pada akhirnya jika biota
mati, akan terjadi proses dekomposisi biomassa olehbiota dekomposer menjadi
unsur hara yang siap diserap kembali olehtumbuhan hijau untuk proses fotosintesa.
Kata energi berasal dari kata Yunani ”Ergenia” yang berarti daya.Energi tidak
dapat dikreasi maupun dimusnahkan, melainkan dapat berubahdari satu bentuk ke
bentuk yang lain. Energi tidak tampak hanya dapat dilihatdari kinerjanya, tetapi
jumlahnya dapat diukur. Sumber utama dari segalabentuk energi yang tersedia bagi
manusia di bumi adalah matahari yangmemasok bumi dengan energi cahaya. Energi
cahaya yang dipancarkanmatahari selanjutnya akan diubah menjadi energi
biokimiawi melalui prosesfotosintesa. Selanjutnya energi biomassa ini akan berubah
kebentuk energy biomassa yang lain seiring dengan perubahan materi dalam rantai
makanan.Perbedaan antara siklus materi dan siklus energi adalah, siklus
materimerupakan siklus tertutup, sedangkan siklus energi tidak tertutup.
3) Kesetimbangan Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan suatu sistem yang yang tersusun darisub-sistem
abiotik, biotik dan kultur. Ketiga sub-sistem tersebut mempunyaihubungan saling
keterkaitan dan saling ketergantungan. Oleh sebab ituLingkungan Hidup akan
mengikuti azas kesetimbangan sistem sebagaimanasistem yang lain.Semua sistem
akan mencapai suatu kesetimbangan, jika terjadiperubahan pada sub-sistem akan
berpengaruh pada kesetimbangan seluruhsistem dan akan menuju kesetimbangan
yang baru. Sebagai ilustrasi,ekosistem aquarium yang terdiri dari komponen air,
batu, ikan dan tumbuhanair. Jika kita mengisi ikan terlalu banyak maka kualitas air
akan cepat turundan jenis ikan yang tidak dapat beradaptasi terhadap turunnya
kualitas airakan mati, sehingga terjadi kesetimbangan baru pada ekosistem
aquarium.Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan beradaptasi
terhadapperubahan lingkungan, namun kemampuannya sangat terbatas.
Adaptasimakhluk hidup terhadap perubahan lingkungan juga bisa terjadi
melaluievolusi, bahkan secara keseluruhan suatu ekosistem dapat
memulihkankondisinya dari kerusakan melalui suksesi, namun kedua hal
tersebutmemerlukan waktu yang panjang.
4) Pembelajaran Lingkungan Hidup
a) Kurikuler
Pembelajaran Lingkungan hidup di Indonesia ditempuh denganstrategi
pembelajaran terintegrasi. Pembelajaran lingkungan hidup tidakdikemas dalam
bentuk mata diklat (mata pelajaran), namun diintegrasikanke seluruh mata
diklat dalam struktur program kurikulum yang berlaku.
Melalui strategi pembelajaran terintegrasi, diharapkan siswamemperoleh
pengalaman langsung dan aplikatif dari konsep Lingkunganhidup. Selanjutnya
diharapkan dapat menambah kekuatan pemahaman,ketrampilan dalam
penerapan dan kepekaan analisis kemungkinan sertapenemuan alternatif
pemecahan masalah. Cara pengemasan pengalamanbelajar yang dirancang guru
sangat berpengaruh terhadap kebermaknaanpengalaman bagi siswa.
b) Ektra kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler diarahkan kepada pembentukan sikap
peduliterhadap pelestarian fungsi lingkungan, dengan menambah
pengetahuanmelalui ceramah lingkungan hidup, pembinaan sikap melalui
kegiatan nyata “Jelajah Lingkungan” dan pembinaan prestasi melalui Lomba
KaryaLingkungan.

(1) Ceramah Lingkungan Hidup


Ceramah Lingkungan Hidup merupakan salah satu pilihan
kegiatanekstra kurikuler, dimaksudkan untuk memberi pengetahuan dan
wawasankepada siswa tentang lingkungan hidup.
Ruang lingkup materi dapat dipilih materi-materi yang
sedangmenjadi kasus hangat, misalnya masalah sampah, banjir, krisis
energi,pembalakan hutan dsb. Materi dapat disampaikan oleh orang-orang
yangkompeten, baik dari dalam maupun dari luar sekolah.
Kegiatan ceramah lingkungan hidup dapat dilaksanakan padawaktu-
waktu yang tepat dengan peringatan Lingkungan Hidup. MisalnyaHari
Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN), Hari air, Hari bumi dsb.
(2) Jelajah Lingkungan
Materi Jelajah dikemas dari komponen lingkungan hidup
yangpotensial timbul masalah atau kasus-kasus lingkungan yang
sedanghangat di masyarakat. Sebagai contoh Jelajah Sampah, Jelajah
Sungai,Jelajah Hutan, Jelajah Gunung, Jelajah Ngarai, Jelajah Tradisi,
JelajahSitus Budaya, Jelajah Pencemaran Air, Jelajah Polusi Udara
dsb.Ruang lingkup materi meliputi, diskripsi objek jelajah, masalah-
masalahlingkungan hidup yang timbul, pencegahan dan
penanggulangannya,bentuk-bentuk pemberdayaan, serta cara meyikapinya.
Pelaksanaan jelajah dilakukan diluar ruangan denganmemanfaatkan
Laboratorium Alam secara berkelompok. Kegiatan Jelajahlingkungan
yang dikemas dalam paket extra kurikuler di sekolahmerupakan bentuk
kegiatan yang inovatif, produktif dan rekreatif,diharapkan dapat menjadi
wahana pembinaan sikap peduli lingkungan dandapat memberi tambahan
ketrampilan-ketrampilan praktis yangbermanfaat, serta dapat menjadi
wahana pembelajaran kecakapan hidup(life skill Learning). Kegiatan
jelajah lingkungan dapat dikolaborasikandengan tugas terstruktur mata
pelajaran-mata pelajaran lain, sepertiBiologi, fisika, kimia, bahasa
Indonesia, IPS dan Agama.
Lokasi jelajah lingkungan disesuaikan dengan daya dukung danaserta
kesiapan siswa dan guru pembimbing. Misalnya pelaksanaan “Jelajah
Sungai “, jika jaminan keselamatan terbatas bisa dilaksanakanpada sistem
air mengalir yang lebih aman.Pada akhir kegiatan jelajah setiap kelompok
akan mendiskusikanhasil pengamatan / wawancara, praktek dan simulasi,
sertamengkomunikasikan kepada kelompok lain.
(3) Lomba Karya Lingkungan
Kegiatan lomba karya lingkungan sebagai salah satu kegiatanekstra
kurikuler dimaksudkan untuk pembinaan prestasi di bidangLingkungan
Hidup bagi para siswa. Lomba karya lingkungan dapat berupa,lomba karya
ilmiah dengan tema Lingkungan Hidup, lomba pengelolaanlingkungan
antar Program Keahlian, lomba mengarang, lomba membuatposter, lomba
perancangan dsb.
Materi lomba dapat disesuaikan dengan Program Keahlian
yangdimiliki oleh sekolah, issu lingkungan Hidup dan atau kondisi
Lingkungansekitar sekolah (Regional).
Pelaksanaan lomba dapat berkelompok atau perorangandisesuaikan
dengan materi atau jenis lomba. Jenis lomba tertentu dapatdilaksanakan
secara periodik tepat pada peringatan hari-hari besartertentu.
(4) Pengelolaan Lingkungan Sekolah
Perilaku peduli lingkungan merupakan hasil dari proses belajar dan
pembiasaan secara terus menerus, yang dimulai dari usia dini.Pembelajaran
Lingkungan Hidup di sekolah ditempuh dengan pelaksananprogram
kurikuler dan ekstra kurikuler.
Upaya peningkatan efektivitas pembelajaran yang mengarahkepada
pembentukan perilaku bagi siswa, ditempuh dengan
pendekatanpembelajaran yang aplikatif dan materi yang menyentuh
kehidupan anaksehari-hari. Sedangkan lingkungan kehidupan sekolah
harus dapat menjadi
wahana pembiasaan berprilaku peduli lingkungan sehari-hari.
E.School/ green school merupakan ujud sekolah yang
dikemassedemikian rupa, sehingga seluruh aspek dari program sekolah
diarahkankepada pembelajaran dan pembiasaan peduli lingkungan.
Komponenlingkungan yang menjadi objek pengelolaan meliputi
lingkungan fisik danlingkungan sosial.
(a) Pengelolaan fisik meliputipengelolaan kebersihan dan
penghijauan,pengelolaanlimbah,pengelolaanair,pengelolaanlahandanpe
ngelolaan energi.
- Areal lahan sekolah ditata secara holistik, bersih, hijau
sehinggadapat menjadi laboratorium alam.
- Pengelolaan air dan egergi diarahkan kepada pembiasaan hemat
sumberdaya
- Pengelolaan limbah/ sampah diarahkan kepada pembiasaankaidah
4 R (Reduse, Reuse, Recycle dan Recovery) danmengarah kepada
zero waste
(b) Pengelolaan Lingkungan sosial meliputi kekeluargaan,
keagamaan,keamanan dan seni budaya. Tatanan kehidupan sosial
disekolahdibentuk menjadi wahana pembiasaan prilaku-prilaku sosial
yangpositif bagi siswa, seperti disiplin, kerjasama, kepedulian,
keberanian,kejujuran, menghargai orang lain dan sportivitas.
d. Pembangunan Berkelanjutan Dan Pencemaran Lingkungan
1) Pembangunan berkelanjutan
Dinamika perkembangan kehidupan manusia menunjukkan bahwasemakin
modern tingkat kehidupan manusia semakin besar kerusakandan pencemaran
lingkungan hidup yang ditimbulkannya. Di samping ituperkembangan kehidupan
tersebut juga menyebabkan makin menipisnyasumberdaya alam yang ada di bumi
ini. Jika kegiatan kelompok masyarakatjaman dahulu hanya menimbulkan
kerusakan dan pencemaran lingkunganhidup serta penurunan persediaan
sumberdaya dalam jumlah minimal, makakegiatan kelompok masyarakat pada masa
sekarang ternyata menimbulkanakibat yang berlipat ganda dan tidak terpulihkan.
Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusiadan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dankesejahteraan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Benda dan daya biasanyadikelompokkan ke
dalam komponen fisik dari lingkungan hidup atau biasajuga disebut sebagai
komponen abiotik; makhluk hidup yang terdiri dari satwadan tumbuh-tumbuhan
termasuk dalam komponen biotis, sedang makhlukhidup yang berupa manusia
termasuk dalam komponen sosial, ekonomi,budaya dan kesehatan masyarakat atau
biasa juga disebut sebagaikomponen kultur. Untuk singkatnya lingkungan hidup
terdiri dari tigakomponen utama yaitu komponen fisik (abiotik); komponen biotis
dankomponen kultur.
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalahsuatu pro-ses
pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber dayaalam sumber daya
manusia, dengan menyerasikan sumber alam denganmanusia dalam pembangunan
(Emil Salim). Menurut Sofyan Effendi,pembangunan berkelanjutan adalah suatu
proses pembangunan yangpengembangan teknologinya dan perubahan
kelembagaannya dilakukansecara harmonis dan dengan amat memperhatikan
potensi pada saat ini danmasa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat.
Pembangunan berkelanjutan dapat diartikan pula perubahan positifsosial
ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial di manamasyarakat
bergantung kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan,
perencanaan dan proses pembelajaran sosial yangterpadu, viabilitas politiknya
bergantung pada dukungan penuh
masyarakat melalui pemerintah, kelembagaan sosial dan kegiatan duniausaha
Sumarwoto, 2006).
Pembangunan berkelanjutan sesungguhnya merupakan wacana moraldan
kultural. Hal ini disebabkan karena yang menjadi persoalan utama adalahpada
bentuk dan arah peradaban seperti apa yang akan dikembangkanmanusia di Bumi
ini. Kearifan lingkungan lokal, sekaligus plural perlu terusdikembangkan. Tetapi
tidak hanya diposisikan sebagai upaya untuk”melawan” kecenderungan globalisasi
dan westernisasi, melainkan satu”pilihan”. Dengan kata lain, pengem-bangkan
kearifan lingkungan tidak selalu harus “dibenturkan” globalisasi/westernisasi,
karena dia adalah”keyakinan” sekaligus ”pilihan-pilihan” sadar tiap kelom- pok
manusia di Bumiuntuk mengembangkan peradaban yang plural, sekaligus identitas
yangberagam.
Dalam proses pelaksanaan pembangunan atau kegiatan ekonomi,komponen-
komponen lingkungan tersebut kemungkinan akan mengalamiperubahan atau lebih
dikenal terkena dampak dari suatu kegiatanpembangunan. Perubahan lingkungan
tersebut dapat bersifat global, nasionalmaupun lokal. Ketiganya harus dilihat secara
menyeluruh dan terpadu olehkarena memang ketiganya tidaklah dapat dipisahkan
dan saling terkait. Lebihlanjut, perlu dipahami bahwa keterkaitan antara
permasalahan lingkungan
global dan lokal sangatlah erat. Sebagai contoh, membicarakan Agenda 21Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari Agenda 21 Rio karena yang terakhirinilah yang
mendasari terciptanya Agenda 21 Indonesia. Demikian juga,dalam membicarakan
isu lingkungan global perlu juga diimbangi denganpembicaraan tentang isu
lingkungan nasional (Indonesia) untuk melihatketerkaitan permasalahan lingkungan
Indonesia dengan permasalahan global.
Konsep pembangunan berkelanjutan memberikan himbauan bahwapemba-
ngunan akan memungkinkan generasi sekarang meningkatkankesejahteraan, tanpa
mengurangi hak generasi masa depan juga meningkat kesejahteraannya. Terdapat
tiga pilar pembangunan berkelanjutanyang ditekankan perlunya koordinasi dan
integrasi yakni aspek sosial,ekonomi dan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan
memerlukan
keterpaduaan koordinasi yang mantap antara pemanfaatan sumber dayaalam,
sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan dalam suatu kurunwaktu, dimensi
ruang agar tepat guna, berhasil guna dan berdaya guna.
2) Pencemaran lingkungan
Kegiatan yang menimbulkan penurunan kualitas dan kuantitaslingkungan
hidup tersebut ironisnya disebabkan terutama oleh kegiatanpembangunan ekonomi
yang diharapkan dapat mensejahterakan manusia.Oleh karenanya dibutuh-kan
adanya paradigma pembangunan baru yangdapat mencegah kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup menjadi lebih® Modul Diklat Guru Pembelajar
Agribisnis Ternak Unggas 63parah lagi. Paradigma tersebut diharapkan dapat
mengintegrasikanpertimbangan lingkungan dalam setiap kegiatan
pembangunan.Pembangunan semacam inilah yang disebut sebagai pembangunan
yangberwawasan lingkungan atau pembangunan yang berkelanjutan.
Disebutberkelanjutan karena pembangunan tersebut didasari oleh falsafah
yangbertujuan untuk melestarikan kemampuan sumberdaya yang ada dilingkungan
hidup dalam menunjang kehidupan manusia secara berlanjut. Apa
dan bagaimana suatu lingkungan hidup mengalami pencemaran dan/ataukerusakan?
Lingkungan hidup (environment) didefinisikan sebagai kesatuan ruangdengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungankehidupan dan kesejahteraan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Benda dandaya biasanya dikelompokkan ke
dalam komponen fisik dari lingkunganhidup atau biasa juga disebut sebagai
komponen abiotik; makhluk hidupyang terdiri dari satwa dan tumbuh-tumbuhan
termasuk dalam komponenbiotis, sedang makhluk hidup yang berupa manusia
termasuk dalamkomponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat atau
biasajuga disebut sebagi komponen kultur. Untuk singkatnya lingkungan
hidupterdiri dari tiga komponen utama yaitu komponen fisik (abiotik);
komponenbiotis dan komponen kultur. Berdasarkan pemahaman pada definisi ini,
makasegala akibat yang ditimbulkan oleh faktor eksternal dan internal yang
masuk dalam lingkungan dapat mempengaruhi kualitas lingkungan.
Pencemaran lingkungan hidup (environmental pollution) adalahmasuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponenlain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnyaturun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidakdapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya (UU No. 23/1997 pasal 1 ayat12). Para ahli lingkungan
bahkan menyatakan bahwa masuknya komponen“asing” ke dalam lingkungan baik
secara kualitas maupun kuantitas dikatakansebagai pencemaran. Bumi sebagai
tempat berpijak manusia pada dasarnyaterdiri dari tiga wilayah, yakni udara, air,
dan tanah. Ketiga wilayah inimerupakan penyangga utama kehidupan manusia di
muka bumi. Apabilaketiga wilayah ini terganggu maka terjadi ketidakseim- bangan
antaraketiganya. Masuknya (sengaja atau tidak disengaja) komponen “asing” ke
dalam wilayah udara, air, dan/atau tanah sehingga tidak dapat berfungsi
sesuai peruntukannya. Komponen “asing” ini disebut sebagai (bahan)
pencemar atau “polutan”.
a) Pencemaran udara
Berdasarkan pada definisi pencemaran lingkungan hidup (UU
No.23/1997) maka pencemaran yang terjadi di udara atau atmosfer
disebutsebagai pencemaran udara (air pollution). Pada waktu planet
bumiterbentuk pertama kali, komposisi, temperatur, dan kemampuan
untukmembersihkan diri oleh atmosfer bumi berjalan dengan wajar.
Tetapiselama dua abad belakangan ini, terutama sejak dekade revolusi industry
komposisi atmosfer menjadi berubah sangat nyata akibat aktivitasmanusia.
Aktivitas tersebut berupa proses pembakaran minyak,penggundulan hutan,
kebakaran hutan, dan aktivitas industri danpertanian. Bahan kimia di udara
yang berpengaruh negatif pada manusia,hewan, tanaman, barang dari logam,
batuan dan material lain dapatdikategorikan sebagai pencemar udara. Banyak
bahan pencemar udaraterdapat dalam lapisan troposfer, tetapi ada 9 jenis bahan
pencemarudara yang dianggap penting.
Lapisan kedua dari atmosfer ialah stratosfer yang mempunyaiketebalan
sekitar 30 km sehingga jarak dari permukaan bumi sekitar 17 kmsampai dengan
48 km di atas permukaan bumi. Pada lapisan kedua iniditemukan sejumlah kecil
gas ozon (O3) yang dapat menyaring 99% sinarberbahaya dari matahari yaitu
radiasi sinar ultraviolet. Fungsi dari filter gasO3 yang tipis di stratosfer ialah
mencegah/mengurangi intensitas sinarmatahari khususnya radiasi ultraviolet.
Berbagai bahaya akibat radiasiultraviolet, antara lain kanker kulit, kanker mata,
dan katarak. Tentunyakesemuanya ini dapat dicehag oleh adanya lapisan ozon
tersebut. Selainitu, lapisan ozon juga mencegah kerusakan tanaman dan hewan
air.Dengan menyaring radiasi energi tinggi dari sinar ultraviolet, lapisan
ozonjuga menyimpan cadangan oksigen (O2) pada lapisan troposfer
sebelumberubah menjadi ozon. Sejumlah kecil ozon yang terbentuk di
lapisantroposfer merupakan hasil buangan gas dari aktivitas manusia. Gas ozon
ditroposfer merusak tanaman, sistem saluran pernapasan manusia danhewan
serta bahan-bahan yang terbuat dari karet. Sehingga dalamkehidupan makhluk
hidup sangat bergantung terhadap “ozon yang baik”yang berada di lapisan
stratosfer dan sedikit “ozon yang buruk” dalamlapisan troposfer. Sayang sekali
aktivitas manusia dapat menurunkankadar ozon dari stratosfer dan menaikkan
kadar ozon di troposfer.
Masing-masing bahan kimia atau bentuk energi (panas dan
suara)penyebab polusi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai polutan
udaraprimer dan polutan udara sekunder. Polutan primer (seperti SO2)
dapatlangsung mencemari udara sebagai proses alamiah atau aktivitas
manusia.Polutan sekunder seperti asam sulfat terbentuk di udara melalui
reaksikimia antara polusi primer dengan komponen kimia yang sudah ada
diudara.
Polutan seperti bahan suspensi partikel berada di udara atmosferdalam
jangka waktu tertentu, bergantung pada ukuran partikel tersebut daniklim
setempat. Partikel normal berada di troposfer sekitar 1 atau 2 harisebelum jatuh
ke bumi karena proses gravitasi atau presipitasi, sedangkanpartikel ukuran 1–10
mikrometer atau lebih ringan cenderung memerlukanwaktu beberapa hari
melayang di udara. Partikel yang kecil dengan ukurankurang dari 1 mikrometer
dapat bertahan lama dan melayang diudara, yaitu sekitar 1-2 minggu di
troposfer dan dapat mencapai waktu1-5 tahun di lapisan statosfer, sehingga
cukup lama dapat terbawaangin ke seluruh penjuru dunia. Partikel yang sangat
kecil ini palingberbahaya terhadap kesehatan manusia karena dapat meresap ke
dalamparu-paru, dan juga menjadi pembawa toksik yang menyebabkan kanker.
Ditinjau dari asalnya, pencemaran udara dapat disebabkan secaraalamiah
dan akibat aktivitas manusia. Namur sumbangan terbesar adalahakibat aktivitas
manusia. Penyebab pencemaran udara secara alamiahialah kebakaran hutan,
penyebaran benang sari dari beberapa jenisbunga, erosi tanah oleh angin,
gunung meletus, penguapan bahan organic dari beberapa jenis daun (seperti
jenis pohon cemara yang mengeluarkanterpenten hidrokarbon), dekomposisi
dari beberapa jenis bakteri pengurai,deburan ombak air laut (sulfat dan garam),
dan radioaktivitas secaraalamiah (gas radon 222, gas dari deposit uranium,
fosfat, dan granit).
Hampir semua emisi bahan pencemar yang berasal dari prosesalamiah
selalu tersebar ke seluruh permukaan bumi sehingga jarangterkonsentrasi dan
mengakibatkan dampak secara global. Pencemaransulfur oksida dan partikel
debu dari gunung berapi yang meletus ke dalamatmosfer dapat merusak
lingkungan alam sekitarnya. Pencemaran udarayang terjadi sejak revolusi
industri telah banyak dilaporkan, dan dari tahunke tahun jenis dan jumlah bahan
pencemar terus meningkat.

Sekilas tentang Asap dan Deposit Asam


Campuran antara polutan primer dengan polutan sekunder dalamlapisan
troposfer bagian bawah akan mengakibatkan interaksi di antarakedua jenis
polutan tersebut. Interaksi kedua jenis polutan dipengaruhioleh sinar matahari,
sehingga asap tersebut dinamakan asap fotokimia.Pada umumnya asap
fotokimia (photochemical smog) selalu ditemukan dikota besar, tetapi juga
banyak di temukan di kota yang beriklim panas,banyak sinar matahari, dan
kering. Kota yang banyak mengandung asapfotokimia, misalnya Los Angeles
(USA), Sydney (Australia), Mexico City(Meksiko), Buenos Aires (Brazil), dan
Jakarta, Bandung, dan Surabaya(Indonesia). Kadar asap fotokimia tersebut
menjadi tinggi pada musimkemarau (di daerah tropis) atau musim panas (di
daerah subtropis).Sebagian besar gas polutan yang menghasilkan gas
fotokimiatersebut adalah reaksi dari ozon yang dapat mengakibatkan iritasi
padamata, mengganggu fungsi paru-paru, dan mematikan pohon dan
tanamanpangan. Gas yang berbahaya tersebut biasanya erat hubungannya
dengan konsentrasi ozon di lapisan bawah atmosfer. Komponen gas
lainpenyebab kerusakan adalah aldehid, peroksasil nitrat, dan asam
nitrat.Kandungan komponen gas sekunder dalam asap fotokimia
tersebutbiasanya mencapai maksimal pada sore hari yang panas,
sehinggamenjadi penyebab utama gangguan mata dan pernapasan. Orang
yangmenderita biasanya berpenyakit asma atau gangguan pernapasan
lainnya. Orang yang sehat akan menderita gangguan mata danpernapasan bila
berolah raga di ruangan terbuka sejak pukul 11.00 pagi sampai 16.00 sore.
Semakin panas udara, semakin tinggi pula kadar ozondan komponen gas yang
tergolong dalam asap fotokimia ini.
Sekitar tahun 1960-an kota besar seperti London, Chicago, danPittsburg
membakar batubara dan minyak dalam jumlah besar untuktenaga listrik yang
digunakan dalam perindustrian, yang mengandungsulfur (S). Oleh karena itu,
pada musim dingin kota tersebut dipenuhi olehasap industri yang banyak
mengandung sulfur dioksida, embun asamsulfat dari SO2, dan partikel
tersuspensi. Dewasa ini pembakaran batubaradan minyak tersebut hanya
dilakukan dalam tempat yang besar dandengan sarana filter yang memadai
sehingga asap industri tidak menjadimasalah lagi. Tentunya negara lain yang
mulai melaksanakan prosesindustrialisasi, hal tersebut masih merupakan
masalah.
Pembakaran batu bara dan minyak dari pabrik, pembangkittenaga listrik,
dan sejenisnya akan mengemisikan sejumlah besar bahanpencemar seperti SO2,
partikel, dan nitrogen oksida. Pabrik dan pembangkit tenaga listrik biasanya
mengeluarkan SO2 90-95% dan NO2 +57%. Sebanyak 60% dari emisi SO2
dibebaskan dari cerobong asap yangtinggi dan di buang ke udara, dan terbawa
angin ke mana-mana.
Zat-zat seperti SO2 dan NO akan beraksi di udara membentukpolutan
sekunder seperti NO2, asam nitrat, butiran asam sulfat dan garamnitrat serta
garam sulfat. Bahan kimia tersebut kemudian jatuh ke bumidalam bentuk hujan
asam, embun asam, dan partikel asam. Bahan kimiayang berbentuk gas akan
diabsorpsi oleh daun tanaman. Kombinasideposit kering, basah atau bentuk
asam yang diserap tanaman tersebutdisebut deposit asam dan air yang jatuh dari
udara disebut hujan asam.Deposit asam juga dapat terbentuk dari emisi NO dan
SO dari asapkendaraan di daerah perkotaan.
Presipitasi (hujan) secara alamiah mempunyai derajat keasamanrata-rata
pH sekitar 5,6. Deposit asam yang kurang dari 5,6 dapatmenyebabkan pengaruh
negatif terhadap makhluk hidup, terutama pH dibawah 5,1 yakni:
1) Merusak monumen, patung, bangunan, bahan logam dan mobil.
2) Membunuh ikan, tanaman, dan mikroorganisme perairan.
3) Mengurangi daya reproduksi beberapa jenis ikan, seperti ikan salmonpada
pH di bawah 5,5.
4) Membunuh dan menghambat daya reproduksi beberapa jenisplankton di
bawah pH optimum 6.
5) Merusak akar pohon dan kematian beberapa jenis ikan karenaterbebasnya
ion logam beracun seperti Al, Pb, Hg, dan Cd dari tanahdan sedimen
Mengganggu sirkulasi nitrogen dalam danau pada pH5,4–5,7.
6) Membunuh pohon, terutama jenis pohon cemara karenamengakibatkan
berkurangnya unsur hara tanah seperti Ca, Na, dan K.
7) Makin lemahnya daya tahan pohon sehingga peka terhadap
seranganpenyakit, serangga, kekeringan, dan jamur.
8) Menghambat pertumbuhan tanaman pangan, sayuran seperti tomat,kedelai,
kacang, bayam, wortel, brokoli, dan tanaman kapas.
9) Meningkatkan populasi mikroorganisme seperti giardia, protozoa
yangmenyebabkan penyakit diare yang menyerang pendaki gunung
yangbiasanya meminum air daerah pegunungan.
10) Terjadinya erosi logam beracun seperti tembaga dan timbal di kota
danperumahan melalui pipa air ke dalam air minum.
11) Memyebabkan penyakit pernapasan pada orang atau ibu hamilsehingga
banyak bayi lahir prematur dan meninggal.
12) Deposit asam yang terdapat di tanah, danau, dan sungai yangbersifat alkalis
dapat dinetralkan melalui reaksi asam-basa. Biladeposit asam berlangsung
terus sepanjang tahun, deposit asam akandapat mengurangi daya netralisasi
tersebut. Akibatnya, pohon dalamjumlah besar mulai layu dan ikan mati
mengambang dalam danau dansungai. Tanah yang mengandung
mineral/zat alkalis dapat
menetralkan deposit asam, tetapi daya netralisasinya sangat rendah.Bila
terjadi deposit asam terus-menerus kemampuan untukmenetralisasikan
menjadi berkurang.
13) Deposit asam ini telah menjadi masalah yang serius di Eropa,Amerika
Utara, Kanada, Cina, Brazil, dan Nigeria; juga menjadimasalah di beberapa
negara industri baru di Asia, Amerika Latin, danAfrika termasuk Indonesia.
b) Pencemaran Air
Terjadinya pencemaran air sebagaimana pencemaran udara, dapatsecara
alamiah maupun akibat aktivitas manusia. Tsunami yang beberapawaktu lalu
melanda masyarakat Indonesia, khsususnya Aceh, Nias, danJawa Barat bagian
selatan merupakan contoh kejadian yang manusiatidak bisa untuk
mencegahnya. Namun demikian, penyebab alamiah inicenderung lebih segera
teratasi dilihat dari sudut pandang pencemaran.Karena, secara alamiah akan
terjadi naturalisasi kondisi alam tersebut. Halini tentunya berbeda dengan
dengan apabila terjadi tumpahan minyak bumike laut, masuknya berbagai jenis
pupuk anorganik sintetis dan
pestisida ke dalam perairan. Bahan kimia yang demikian tentunya
sangattergantung pada kearifan manusia untuk mencegah dan
menanggulanginya.
Bahan-bahan kimia polutan air secara garis besar dapatdikelompokkan
sebagai berikut
1) Minyak bumi dan turunannya (akibat tumpahan)
2) Pupuk dan pestisida (terutama residu dan penggunaan secara berlebih)dan
limbah pertanian lainnya
3) Padatan tersuspensi
4) Limbah logam berat
5) Limbah berbagai industry
6) Limbah lainnya
Adapun parameter penentu kualitas air dan perairan untuk mengenalitercemar
tidaknya badan air terserbut adalah :
1) Parameter kelompok fisika :
(a) Suhu, warna, bau, dan rasa
(b) Kekeruhan, TS (total solid, artinya zat padat total), TSS
(totalsuspended solid, artinya zat padat tersuspensi total), dan
TDS(total dissolved solid, artinya zat padat terlarut total)
(c) Daya hantar linstrik (DHL) atau sering dikenal dengan konduktansi
2) Parameter kelompok kimia :
(a) COD (chemical oxygen demand: kebutuhan oksigen untuk
proseskimiawi dalam badan air), dan Nilai (Angka) permanganate.
(b) BOD (biochemical oxygen demand : banyaknya oksigen
yangdibutuhkan oleh bakteri dan mikrooragnisme untuk proses
kimiawidalam badan air). Makin tinggi nilai BOD mengindikasikan
makintingginya tingkat pencemaran.
(c) DO (disolved of oxygen, artinya jumlah oksigen yang larut
dalambadan air). Makin rendah nilai DO menggambarkan
tingkatpencemaran yang semakin tinggi.
(d) Derajad keasaman (pH dan alkalinitas.
(e) Kesadahan, kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
(f) Logam berat (Fe, Pb, Cu, Hg, Co, Cr, Cd, Zn, dsb.)
(g) Garam-garam anorganik: klorida, sulfat, sianida, nitrat, nitrit,amoniak
bebas, dsb.
(h) Bahan organik: senyawa aktif methylene blue, minyak dan lemak,
PCB, fenol, dsb
3) Parameter bakteriologi (bilogi) :
(a) Kelompok Koliform
(b) Kuman parasitik dan patogenik
4) Keradioaktifan :
(a) Aktivitas sinar beta total
(b) Strontium-90
(c) Radium-226
c) Pencemaran Tanah
Sebagaimana halnya dengan pencemaran udara dan air,pencemaran tanah
didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannyabahan pencemar atau
polutan ke badan sehingga terjadi perubahanperuntukkannya. Polutan air pada
dasarnya identik dengan polutan tanah.Berkurangnya bahkan hilangnya
kegemburan, kesuburan, dan unsurunsur hara yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman banyak diakibatkan olehpenggunaan pupuk dan pestisida secara
berlebihan dan berbagai ragameksploitasi terhadap tanah, khususnya tanah
permukaan. Misalnya,eksploitasi tanah untuk diolah menjadi batu bata (bata
merah),pengerukan pasir permukaan, hilangnya penyangga tanah
permukaankarena longsor, dan sebagainya.
e. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Bagaimana upaya pencegahan terhadap pencemaran udara?Menghentikan secara
total terhadap aktivitas manusia sesuai dengan tuntutandan perkembangan zaman jelas
bukan solusi terbaik yang dapat diterima semuapihak. Demikian juga, mampukah
manusia menghentikan kehendak TuhanYang Maha Kuasa agar tak terjadi bencana
(seperti gunung meletus). Namun demikian, upaya yang bijaksana dari manusia sebagai
pelaku utama dibumi hádala satu keharusan. Upaya berikut kiranya dapat digunakan
untukmengendalikan pencemaran lingkungan, antara lain:
1) Penggunaan bahan bakar secara hemat, pola konsumsi yangmenurunkan bahkan
menghilangkan sampah secara berlebih, konversipenggunaan bahan bakar fosil
menjadi bahan bakar nabati, dan tentunyamasih banyak lagi yang perlu direnungkan
dan ditindalanjuti, terutama parapengambil kebijakan dan pelaku kegiatan.
2) Pengurangan penggunaan energi batubara dan menggantikannya dengangas alam,
biogas, dan energi alternatif lainnya.
3) Peningkatan penggunaan energi alternatif, khususnya energi bersumbermateri yang
terbarukan (renewable material): cahaya matahari, angin, panasbumi, dan gas alam.
4) Pengurangan/penghentian penebangan hutan dan peningkatan upayapenghutanan
kembali (reboisasi).
5) Pengelolaan dan pengolahan sampah (baik domestik maupun industri)
menjadi sumber energi.
6) Peningkatan produksi pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan danberbasis pada
bahan organik, dan sesedikit mungkin menggunakan pupukdan pestisida anorganik
sintetik. Penggunaan pupuk model tablet dapatmengurangi emisi oksida nitrogen
dibanding pupuk tabur.
7) Pengendalian dan pengawasan pembuangan limbah ke lingkungan kecualidilakukan
treatment terlebih dahulu dan relatif telah ramah lingkungan.
8) Dan tentunya masih banyak alternatif yang menjadi solusi. Bagaimana sarandan
masukan Anda?
Pada dasarnya Pengendalian Pencemaran Lingkungan adalah setiapupaya (1)
pencegahan, (2) penanggulangan, dan (3) pemulihan pencemaranlingkungan untuk
menjamin kualitas lingkungan agar sesuai denganperuntukannya. Pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan pencemaranlingkungan agar sesuai dengan
peruntukannya tentunya harus disadari sebagaitanggungjawab baik individu,
masyarakat, maupun pemerintah. Sebagairegulator dan penjamin bagi keberlangsungan
fungsi lingkungan, pemerintahtelah mengeluarkan berbagai kebijakan yang tertuang
dalam berbagaiperaturam, baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Daerah,dan sebagainya.Beberapa Rambu- rambu Pengendalian Pencemaran adalah :
1) Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan LingkunganHidup
2) Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Jo. PP 85 Tahun 1999 tentangPengelolaan
Limbah B3, beserta peraturan pelaksanaannya
3) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian KualitasAir dan
Pencemaran Air, beserta peraturan pelaksanaannya
4) Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang PengendalianPencemaran Udara,
beserta peraturan pelaksanaannya
5) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis MengenaiDampak
Lingkungan, beserta peraturan pelaksanaannya
6) Baku Mutu Lingkungan
7) Beberapa peraturan Daerah dan SK Gubernur
8) Dan lain-lain
Di samping aturan yuridis formal sebagaimana diuraikan di atas,suatu kegiatan
usaha khususnya aktivitas Agribisnis Ternak Unggas yangberkecenderungan mengolah
material dan berlimbah, serta menggunakanbahan kimia harus ada paradigma baru
dalam aktivitasnya. Paradigma barutersebut adalah Tinggalkan pendekatan end of pipe
tetapi Kembangkan
pendekatan efisiensi. Pendekatan efisiensi yang dimaksud adalah (1)
pollutionprevention, (2) waste minimization, (3) cleaner production, dan (4) Reduce–
Reuse–Recycle (3R). Sebagai bagian dari paradigma efisiensi ini, setiap usaha,aktivitas,
dan sejenisnya di bidang Agribisnis Ternak Unggas harus berusahapada Tindakan
pencegahan sebagai upaya pengendalian pencemaranlingkungan, meliputi :
a) Cleaner Production (produksi bersih, artinya menghasilkan barang atauproduk yang
tidak mencemari lingkungan, baik dari segi bahan baku, selamaproses produksi,
maupun hasil-hasil yang diproduksi).
b) Minimizes limbah (meminimalkan limbah yang timbul akibat kegiatan,bahkan
menghilangkannya)
c) ISO 14000 (manajemen berbasis pada upaya pelestarian dan peningkatankualitas
lingkungan. (ISO adalah singkatan dari The InternationalOrganization for
Standardization, sedang 14000 merupakan seri yangdikeluarkan oleh badan atau
lembaga tersebut)
d) Ecolable (memberikan tanda, simbol, atau label pada proses, barang, ataujasa yang
mengedepankan pelestarian peningkatan kualias lingkungan)
e) AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
f) Audit lingkungan
g) Baku mutu lingkungan hidup
Sedang pada tataran global, sebagai upaya pengendalian pencemaranlingkungan
oleh aktivitas industri, telah dikembangkan paradigma baru,yakni Green Chemistry
(baca: Kimia yang Ramah Lingkungan).
Green merupakan salah satu kata dengan berbagai konotasi,namun dalam kajian
ini hubungan yang lebih penting adalah denganlingkungan, dan untuk pertama kalinya
penggunaan kata ini di awal 1970-an.Green Chemistry (Kimia Ramah Lingkungan)
pertama kali digunakan secaraluas di USA selama 1990-an. Pada 1996 EPA
(Environmental ProtectionAgency) menginisiasi Program Green Chemistry
(GreenChemistry Program).
Dalam program ini termasuk di dalamnya riset,pendidikan, usaha lain seperti
Presidential Green Chemistry ChallengesAwards, dan program tahunan invasi dalam
“cleaner, cheaper, smarterchemistry”. Pada mulanya, EPA mengenalkan dan
mempelopori program inidalam kerangka pencegahan polusi dan toksisitas (EPA, 2003).
Demikianjuga Himpunan Kimia Amerika (The American Chemical Society) secara
aktiftelah mempromosikan Green Chemistry (Gambar 1), dan Himpunan KimiaInggris
Raya (The Royal Chemistry Society in England) secara rutin telahmempublikasikan
Jurnal Riset Green Chemistry. Beberapa universitas dikedua negeri tersebut telah
membuka program gelar di bidang Green
Chemistry (Kotz, dkk., 2006). Pada akhir-akhir ini konsep Green Chemistrytelah
berkembang di belahan dunia lainnya, seperti Eropa, Australia, danJepang.
Sebagai bidang kajian, Green Chemistry merupakan bidang kajian yangrelatif
baru. Kata green yang bisa diartikan sebagai ramah lingkunganatau bersahabat dengan
lingkungan, bagaimana dengan chemistry be green.Masyarakat sudah tidak asing dengan
istilah kimia atau bahan kimia(chemistry dan chemicals), dan kata ini sering
disinonimkan untuk bahanbahan toksik (racun) atau bahan-bahan yang berbahaya. Hal
ini memangjuga tidak terlalu salah. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak asing
lagidengan antibiotik dan berbagai macam obat-obatan, plastik, pupuk, pestisida,zat
aditif makanan, dan sebagainya.
Green Chemistry mencakup rancangan bagaimana produk bahan kimiadan proses
pembuatannya sedapat mungkin menurunkan atau mengeliminasibahan-bahan kimia dan
generasinya yang bersifat racun dan berbahaya(Dintzner, 2006). ACS mendeifnisikan
Green Chemistry sebagai rancanganproduk kimia dan prosesnya yang bersifat
mengurangi atau menghilangkanpenggunaan dan pembebasan bahan-bahan yang
berbahaya, sedangkan EPAmendefinisikannya seagai penggunaan kimia untuk
pencegahan polusi (Kotz,2006). Menurut Anastas dan Warner (1998), green chemistry
merupakanpenerapan sejumlah kaidah fundamental kimia untuk mengurangipemakaian
atau memproduksi bahan kimia yang berbahaya yang terkonsepdalam merancang,
menggunakan, dan memproduksi bahan kimia. Greenchemistry bertujuan untuk
mencegah atau mengurangi bahaya polusi padasegala lini atau jalur timbulnya polusi
tersebut. Menurut prinsip green chemistrydalam mendesain suatu proses atau reaksi
kimia, kimiawan atau insinyur kimiaharus memperhatikan dan mempertimbangkan
segala aspek tentangkemungkinan bahaya suatu bahan kimia terhadap kesehatan
maupunlingkungan, baik dari sisi bahan baku atau bahan dasar (raw material
danfeedstock), proses, maupun produknya. Secara umum green chemistryberprinsip
pada (a) meminimalkan bahan buangan, (b) penggunaan katalisdalam reaksi, (c)
penggunaan reagen yang tidak/kurang berbahaya, (d)penggunaan bahan baku yang dapat
diperbarui (renewable), (e) peningkatanefisiensi secara ekonomi, (f) penggunaan sistem
yang memungkinkan bebas
pelarut atau pelarut yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang (Rahayu,2003).
Dintzner, dkk. (2006) menyatakan bahwa penggunaan radiasigelombang mikro
(microwave irradiation) reaksi kimia dapat mempercepat lajureaksi dan bahan kimia
yang lebih bersih, dan hal ini merupakan salah satukomponen penting dalam green
chemistry

Anda mungkin juga menyukai