Anda di halaman 1dari 74

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

PERSIAPAN KANDANG DAN PERALATAN AGRIBISNIS TERNAK


RUMINANSIA PEDAGING

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, peserta didik mampu melakukan pengelolaan


perkandangan ternak ruminansia sesuai prosedur yang benar

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kandang


ternak ruminansia pedaging
2. Menerapkan persyaratan kandang ternak ruminansia pedaging
3. Menerapkan bangunan kandang, lokasi dan tata letaknya kandang ternak
ruminansia pedaging
4. Menjelaskan jenis-jenis dan kontruksi kandang ternak ruminansia
pedaging
5. Menjelaskan bagian-bagian kandang ternak ruminansia pedaging

C. URAIAN MATERI

1. MEMILIH JENIS-JENIS PERALATAN FARM BUDIDAYA PADA


TERNAK RUMINANSIA

Demi keberhasilan dalam usaha bidang agribisnis ternak ruminansia


pedaging (dalam kegiatan penggemukan sapi, kerbau, domba dan
kambing) sangat ditentukan oleh bagaimana peternak mampu
mempersiapkan kandang, peralatan dan sarana kandang.

Ada beberapa macam jenis peralatan dan sarana pendukung kandang


yang perlu dipersiapkan oleh peternak apabila akan memulai usaha
penggemukan ternak diantaranya:

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 1


a. Alat-Alat Kebersihan dan Sanitasi
1) Sapu
Adalah peralatan kandang yang dipergunakan untuk
membersihkan kandang dan lingkungan di sekitar kandang, sapu
ini sebaiknya yang dibuat dari lidi daun pohon aren atau daun
pohon kelapa. Karena sapu dari lidi ini lebih kuat dan lebih
cocok dipergunakan di kandang ternak
2) Cangkul
Cangkul adalah peralatan farm yang biasanya digunakan untuk
mencangkul tanah di sawah atau ladang. cangkul ini dapat juga
dipergunakan untuk membersihkan saluran-saluran atau selokan
yang agak macet. Saluran atau drainase yang macet menyebabkan
lingkungan kandang jadi basah, lembab dan kotor, yang
merupakan media yang cocok bagi bibit-bibit penyakit. Cangkul
juga bisa dipergunakan untuk membersihkan semak, gulma yang
ada dilingkungan kandang.
3) Sabit
Adalah peralatan farm yang sejenis pisau/golok yang dapat
dipergunakan untuk membabat, mengarit rumput disekitar
kandang
4) Parang
Dipergunakan untuk memotong dan mencincang hijauan makanan
ternak, disamping itu dapat juga dipergunakan untuk membabat
alang-alang atau semak-semak belukar yang berada di
lingkungan sekitar kandang
5) Skop
Peralatan ini dapat dipergunakan untuk mengambil atau
membuang kotoran, baik kotoran ternak sapi, kerbau, domba
maupun kambing, disamping untuk membuang kotoran ternak
dapat juga membuang limbah padat yang ada di lingkungan
sekitar kandang. Disamping itu peralatan ini juga dapat

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 2


dipergunakan untuk mengaduk atau mencampur pakan kosentrat
atau penguat.
6) Ember
Ember dipergunakan juga untuk menampung air, membawa atau
mengangkat air, susu, makanan penguat, untuk memandikan
ternak dan lain-lain.
7) Slang Air
Peralatan slang air ini dipergunakan untuk mengalirkan air dari
tempat yang permukaannya lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Disamping itu slang juga dapat dipergunakan untuk
memandikan ternak, mencuci kandang dan peralatan.
8) Sikat
Sikat merupakan peralatan farm yang dipergunakan untuk
membersihkan lantai kandang, dinding kandang, tempat pakan,
tempat minum, menggosok badan ternak pada saat ternak
dimandikan. Sikat ini sebaiknya yang terbuat dari bahan ijuk.
9) Kereta dorong (whell barrow)
Untuk mengangkut pakan konsentrat, pakan hijaun yang sudah
dicacah, kotoran atau limbah padat seperti (sampah, sisa-sisa
rumput) ke tempat pembuangan sampat, tempat penampungan
ataupun tempat penanganan limbah maka dipergunakan alat
angkut yang disebut Kereta dorong (wheel barrow).
10) Sprayer
Sprayer adalah alat yang dipergunakan untuk menyemprot
tanaman yang terserang hama, namun dalam bidang peternakan
sprayer ini dipergunakan juga untuk kegiatan sanitasi kandang
dan peralatan. Ada beberapa macam jenis sprayer yang sering
digunakan oleh petani/peternak, dan cara kerjanya pun berbeda-
beda tergantung dari spesifikasinya.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 3


Gambar 1. Alat-alat kebersihan kandang

b. Alat – Alat Kesehatan


1) Gunting Kuku
Gunting kuku merupakan peralatan kandang yang perlu juga
dipersiapan oleh peternakan. Sapi-sapi yang dapat berjalan-jalan
setiap hari kukunya akan lebih sehat dari pada yang dipelihara di
kandang terus-menerus. sapi-sapi tersebut sering mengalami sakit
kuku. Hal ini disebabkan bentuk kuku dan kualitas kukunya jadi
jelek, sehingga berat badan tersebut tak ditampung oleh kukunya
secara merata. Disamping itu peredaran darah di kaki/kuku tidak
baik. Untuk memperbaiki keadaan tersebut perlu dilakukan
pemotongan kuku
2) Gunting bulu
Satu-satunya ternak ruminansia yang mempunyai bulu adalah
ternak domba. Ternak domba mempunyai bulu yang
pertumbuhannya cepat, sehingga apabila tidak digunting/
dipotong akan tumbuh memanjang dan cepat kotor. Oleh sebab
itu membutuhkan pemotongan bulu secara berkala sehingga
kebersihan bulu domba terjamin
3) Pisau Kuku / Renet
Renet atau pisau kuku adalah alat yang dapat dipergunakan untuk
membersihkan dan memotong kuku ternak ruminansia. Renet
pada umumnya terdiri satu pasang kanan dan kiri.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 4


Gambar 2. Pisau kuku atau renet

4) Trokar
Trokar merupakan salah satu alat kesehatan yang dipergunakan
untuk penanganan terhadap ternak ruminansia yang terkena
penyakit bload. Dengan alat trokar ini ternak yang terserang
penyakit bload dapat ditangani, dengan cara menusukkan alat
trokar tersebut ke perut, kemudian mencabutnya agar angin atau
gas yang berada di dalam perut ternak dapat keluar. Dalam
penggunaan alat trokar ini disarankan bagi yang sudah ahli,
sehingga perlu ketrampilan atau kompetensi yang cukup

Gambar 3 . Trokar

5) Drenching Gun
Alat drencing gun atau alat pencekok ini dapat dipergunakan
untuk memberi obat cacing pada ternak, baik itu ternak yang baru
sakit atau tidak sakit. Drenching gun ini sebetulnya peralatan
yang sangat sederhana. yang digunakan untuk memberkan obat
cacing.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 5


Untuk usaha pembibitan dan produsi air susu karena masa
pemeliharaannya cukup lama, maka pemberian obat cacing harus
diberikan secara berkala.

Gambar 4. Drenching gun

6) Alat Suntik/ spuit/ syringe


Alat suntik adalah alat yang dipergunakan untuk menyuntik
ternak, baik itu pada waktu pemberian obat terhadap ternak yang
sakit atau pada saat pemberian vitamin pada ternak. Sebetulnya
secara aturan yang berhak menggunakan alat suntik ini adalah
dokter hewan, namun kenyataan di lapangan tidak jarang ditemui
petani peternak atau pengelola ternak menggunakan alat ini untuk
memberi vitamin atau mengobati pada saat ternaknya sedang
sakit.

Gambar 5. Alat suntik

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 6


c. Peralatan Pakan dan Pembuatan Pakan
1) Mesin pencacah rumput ( Chopper)
Mesin ini berfungsi untuk memotong/mencacah rumput baik
kering maupun basah. Panjang potongan dapat diatur dari 3 -10
cm, sesuai dengan kebutuhan ternak sapi perah yang di pelihara.

Gambar 6. Alat pencacah rumput “Chopper”

2) Alat pencampur Pakan (Mixer)


Mixer adalah mesin mencampur pakan ternak, dengan tujuan agar
bahan pakan yang dicampur dapat homogen. Sehingga antara
partikel satu dengan yang lain menjadi pakan yang siap diberikan
kepada ternak untuk konsumsi.

d. Peralatan Penanganan dan Pengukuran Ternak

1) Tali
Peralatan untuk mengikat ternak baik itu ternak sapi, kerbau,
domba dan kambing ataupun untuk keperluan lainnya.

2) Measuring stick, Altitude Stick dan Caliper, Measuring Tape


Dalam memberikan penilaian pada ternak, terutama dalam
penentuan berat badan ternak, perlu dilakukan pengukuran-
pengukuran bagian-bagian tubuh tertentu.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 7


e. Alat Pemberian Tanda atau Penandaan (Marking/Branding)
Pemberian tanda (marking/branding) merupakan salah satu cara untuk
melakukan identifikasi pada ternak yang dipelihara agar memudahkan
pencatatan atau recording. Banyak cara dan pilihan untuk identifikasi
tersebut, seperti pamasangan anting telinga, tattoo, foto dengan marka
berwarna dan paling populer adalah pemberian cap atau branding.
Alat yang dapat digunakan dalam penandaan, antara lain :
 Branding
Branding merupakan alat untuk identifikasi pada anak atau induk
sapi, branding terdapat 2 macam, yaitu hot branding, dan freeze
branding. Hot branding adalah pemberian cap besi panas, cap
besi harus benar-benar panas sampai alat brandingnya membara,
lalu ditempelkan pada tubuh ternak selama lima detik. Freeze
branding menggunakan besi tembaga yang disimpan dalam es
kering atau nitrogen cair.
 Elektric Tattoo, menggunakan listrik sebagai sumber arus.
 Paint Stick, alat penomoran yang berbentuk lipstick untuk
menuliskan nomor atau tanda tertentu di bagian badan ternak.
 Ear Notch Tang
Alat yang berfungsi mengidentifikasi dengan cara merobek daun
telinga dengan kode dan ukuran tertentu. Ear notch ini bersifat
permanen
 Ear tag
Ear tag adalah sejenis anting bernomor yang biasanya
dipasangkan pada daun kuping, terbuat dari bahan karet, plastik,
atau alumunium. Pemasangannya dilakukan dengan bantuan alat
yang disebut ear tag aplicator, jenis-jenis aplicator antara lain :
- Applicator tang, adalah alat untuk memasangkan ear tag pada
kuping ternak,
- Aplicator gun, adalah tang aplikator yang berbentuk pistol.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 8


- Rotary Tattoo. Rotary tatoo adalah alat penomoran atau
pentatoan berbentuk tang dan memiliki nomor-nomor yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
 Diggit Tatto Tag
Alat identifikasi ternak pada bagian telinga dengan tiga kombinasi
huruf atau angka
 Plastic Ear Tag
Dipasangkan pada telinga, dapat diberi nama, tanggal lahir,
ataupun turunan darimana
 Alluminium Ear Tag
Alat yang dipasang pada daun telinga sebagai ciri individual
ternak sapi yang terbuat dari alumunium.
 Outfit Tattoo
Outfit tattoo, adalah alat penomoran atau pentatoan berbentuk
tang dengan nomor-nomor yang dapat dipasang dan dikeluarkan
sesuai dengan kebutuhan.
 Ankle strep
Ankle strep merupakan gelang kaki plastik yang bernomor
 Neck Chain
Necks Chains dilakukan dengan menggunakan sabuk kulit atau
rantai diberi penomoran, dikalungkan pada leher ternak

f. Sarana pendukung kandang


Selain peralatan kandang seperti tersebut di atas, masih ada peralatan
atau sarana pendukung lainnya yang sangat penting pada saat
pemeliharaan ternak ruminansia di antaranya:
1) Sarana angkutan
Sarana angkutan ada bermacam-macam di antaranya : truk, mobil
pickup, mini traktor, hand traktor, kendaraan roda dua dll. Jenis
sarana angkutan berupa traktor biasanya dipergunakan untuk
mengangkut sarana produksi seperti pakan hijauan, pakan
konsentrat maupun pupuk kandang di lingkungan dalam

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 9


peternakan. Sedangkan sarana angkutan seperti truk, mobil pickup
pada umumnya terutama digunakan pada saat pengangkutan
ternak baik pada saat penjualan maupun pada saat pengadaan.
2) Bak Penampungan Air
Bak penampungan air pada umumnya dibangun atau diletakkan
dekat dengan bangunan kandang. Bak penampungan air berfungsi
untuk menampung air bersih, air tersebut dipergunakan untuk air
minum ternak, memandikan ternak, mencuci kandang.
3) Saluran Air (drainase kandang)
Saluran air pada umumnya dibuat di tepi kandang, berfungsi
untuk mengalirkan air kencing, air bekas memandikan ternak, air
bekas mencuci kandang dan air hujan. Hal ini dibuat agar air
tidak menggenang di dalam kandang dan lingkungan sekitarnya.
4) Gudang Pakan
Gudang pakan adalah tempat untuk menampung, menimbun dan
menyimpan pakan sebelum digunakan. Gudang pakan sebaiknya
di bangun dekat kandang, dengan harapan untuk mempermudah
pengangkutan atau mempercepat pada saat pengambilan pakan di
saat diperlukan. Besar kecilnya ukuran bangunan gudang pakan
disesuaikan dengan jumlah pakan yang akan di simpan dalam
gudang.
5) Gudang alat
Gudang alat atau gudang penyimpanan peralatan di setiap
perusahan peternakan, pasti ada. Gudang alat pada umumnya
dibangun tidak jauh dari bangunan kandang, karena untuk
mempermudah pekerja atau petugas untuk mengambil dan
mengembalikannya setelah alat tersebut dipergunakan.
6) Exercise Yard atau tempat gerak jalan sapi
Tempat gerak jalan diperlukan sapi untuk menjaga kesehatan sapi
untuk menghindari sapi dari kelumpuhan. Pada pemeliharaan
sapi di ladang ternak (ranch) tempat gerak jalan (exercise yard)

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 10


ini tidak diperlukan karena di areal tersebut sudah dianggap lebih
dari cukup.
7) Paddock atau lapang ternak
Lapang ternak adalah suatu tempat pemeliharaan ternak sapi
dalam areal terbatas atau sesuai dengan daya tampungnya yang
dilengkapi dengan padang rumput, tempat gerak jalan dan juga
tempat bernaung.
8) Timbangan
Ada beberapa macam jenis timbangan yang sering dipergunakan
selama proses penggemukan berlansung, dan spesifikasinyapun
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Tinggal
peternak memilih dalam menyediakan dan memakainya, untuk
menimbang apa Timbangan yang dipergunakan dalam usaha
peternakan khususnya ternak ruminansia di antaranya: Timbangan
yang berbentuk gantung, timbangan duduk dan timbangan
digital besar yang berkapasitas 1.000 kg.
Timbangan digital besar dapat dipergunakan untuk menimbang
bobot badan ternak ruminansia baik sapi dan kerbau yang baru
datang dibeli, sapi dan kerbau yang akan dijual maupun sapi dan
kerbau yang sedang dalam proses penggemukkan.
9) Tempat Penampungan Kotoran
Agar kotoran ternak atau limbah ternak tidak mencemari
lingkungan sekitar, baik pencemaran air maupun bau yang tidak
sedap, maka kotoran atau limbah tersebut perlu dikelola baik.
Tempat untuk mengelola kotoran atau limbah ternak tersebut
dapat dibuatkan tempat penampungan kotoran (tempat
kompos/rumah kompos).
10) Unit Biogas
Unit biogas ini berfungsi untuk menampung kotoran ternak yang
berupa cair. Kotoran ternak yang baru keluar dan air, baik air
kencing maupun air bekas memandikan diaduk kemudian
dialirkan kedalam unit biogas. Untuk menghasilkan gas yang

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 11


optimal, maka campuran kotoran dan air sebaiknya antara 1: 1
(kotoran satu bagian dan air satu bagian)
11) Kantor pengelola.
Kantor pengelola merupakan pusat pengelolaan dan pengawasan
peternakan administrasinya. Letaknya sebaiknya berada didepan
lokasi kandang dengan jarak sekitar 25-50 meter dari kandang.
12) Rumah karyawan
Rumah karyawan digunakan sebagai tempat tinggal karyawan
guna pengawasan atau keamanan ternak dan lingkungan.
13) Kebun hijauan
Kebun hijauan sangat diperluan untuk menunjang pemenuhan
pakan hijauan ternak. Lasnya disesuaian dengan jumlah ternak
yang dipelihara atau disesuaikan dengan kebutuhan ternak.
14) Jalan
Jalan berfungsi untuk mempermudah pengelolaan, pengawasan
dan pengontrolan lokasi.

2. MENDESKRIPSIKAN KANDANG TERNAK RUMINANSIA


a. Pengertian Kandang

Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan


kandang dan sarana prasarana yang bersifat sebagai penunjang
kelengkapan dalam suatu peternakan. Sarana fisik tersebut antara
lain : kantor pengelola, gudang, kebun hijauan dan jalan. Sedangkan
pengertian kandang merupakan satu unit tempat ternak (rumansia )
berdiam dan berproduksi yang memenuhi persyaratan.

Kandang pembibitan atau penggemukan sapi potong adalah kandang


yang dirancang untuk hidup sapi dalam proses usaha
pembibitan/penggemukan pada periode tertentu, mulai dari pedet, sapi
dara dan sapi dewasa secara baik, aman, sehat, dan cukup pergerakan.
sedangkan pengertian dari kandang sapi perah adalah kandang yang
dirancang untuk hidup sapi dalam proses usaha pembibitan dan
produksi susu pada periode tertentu, mulai dari pedet, sapi dara dan

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 12


sapi dewasa secara baik, aman, sehat, dan cukup pergerakan, sehingga
sapi dapat hidup secara leluasa produktif dan masa hidupnya lebih
panjang.

b. Fungsi Kandang
Secara umum kandang berfungsi untuk :
- Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrim
(panas, hujan dan angin).
- Mempermudah dalam pengelolaan dan pengawasan terhadap
penggunaan pakan, pertumbuhan,
- Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.
- Menjaga keamanan ternak dari pencurian.
- Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti
pemberian pakan, minum, pengelolaaan kotoran/limbah dan
perkawinan.
- Meningatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja

c. Syarat Kandang
Kandang ternak sebaiknya dirancang agar efektif untuk memenuhi
persyaratan kesehatan dan kenyamanan ternak, enak dan nyaman
untuk pekerja, efisien untuk tenaga dan alat-alat, pelaksanaannya
dapat disesuaikan dengan peraturan kesehatan. Kandang yang
memiliki persyaratan akan membuat usaha ternak semakin baik.
Dengan semakin baiknya persyaratan kandang, ternak yang dipelihara
akan semakin sehat.

1) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun


kandang

 Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan


jumlah sapi perah yang dipelihara.
 Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang
dilapisi alas tidur jerami.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 13


 Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan
keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup
langsung ke arah sapi perah.
 Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke
dalam kandang
 Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih
memperhatikan lagi keadaan ini.
 Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan
gangguan yang mungkin timbul di kandang.

2) Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat


kandang ruminansia

Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat


kandang ternak ruminansia, yaitu:
 Faktor bilogis
Faktor biologis ternak yang perlu dipertimbangkan adalah
sensitif atas respon ternak terhadap unsur iklim.
 Faktor teknis
Kandang ternak perlu dibuat kuat agar dapat memberikan
fungsi dengan baik. Kontruksi, bahan dan tata letak bangunan
harus dihitung berdasarkan perhitungan arsitektur yang sesuai.
 Faktor ekonomis
Tujuan pemeliharaan ternak adalah memberikan nilai ekonomi
bagi peternak pemeliharaannya.

3) Beberapa ketentuan umum dalam membuat kandang sapi


potong

 Letak dan arah kandang :


Pertumbuhan bobot badan sapi dengan kandang (bagian kepala
sapi) yang menghadap ke timur lebih baik dibandingkan
dengan sapi yang kandangnya menghadap arah lain. Maka, jika
membangun kandang tunggal, sebaiknya dibuat menghadap ke

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 14


timur. Namun, jika membangun kandang ganda, buatlah
membujur utara – selatan.
 Ukuran kandang
Ukuran kandang harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi
dan jenis kandang yang digunakan, apakah kandang individu
atau kandang kelompok. Umumnya, kebutuhan luas kandang
sapi per ekor sekitar 1.5 x 2.5 m, 1.5 x 2 m, atau 1 x 1.5 m.
Apa pun jenis kandang yang dibuat, baik kandang kelompok
ataupun individu, peternak harus memenuhi kebutuhan luas
kandang per ekor tersebut.
 Konstruksi kandang

Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan-bahan


yang ekonomis dan mudah diperoleh. Di dalam kandang harus
ada drainase dan saluran pembuangan Iimbah yang mudah
dibersihkan. Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu
berbentuk bulat agar Iebih tahan lama dibandingkan dengan
kayu berbentuk kotak. Selain itu, kayu bulat tidak akan
melukai tubuh sapi, berbeda dengan kayu kotak yang memiliki
sudut tajam.
 Bahan kandang
Pemilihan bahan kandang hendaknya minimal untuk jangka waktu 5-10
tahun, dengan memanfaatkan dari bahan-bahan lokal yang banyak
tersedia
 Lantai kandang
Lantai kandang harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak
teralu kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang beban
yang ada di atasnya. Lantai kandang sapi biasanya dibuat dari
bahan semen atau tanah yang dipadatkan dan dibuat lebih
tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai bisa dialasi jerami, karpet,
kayu datar, papan, atau serbuk gergaji. Pemberian alas
bertujuan agar kaki dan tubuh sapi tidak terluka terkena lantai
semen yang kasar.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 15


Pemberian alas juga membuat kaki dan tubuh sapi tidak
mudah kotor serta tidak terserang kuman penyakit. Selain itu,
lantai yang diberi alas juga menjadi tidak cepat rusak akibat
tergerus kaki sapi. Lantai kandang harus kuat, tidak licin, dan
dibuat dengan kemiringan 15 derajat ke arah selokan di
belakang sapi untuk mempermudah penampungan kotoran
sapi dan pakan yang jatuh. Lantai miring ke arah saluran
pembuangan dan tidak licin. Dengan demikian, kotoran
kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got.
Kemiringan lantai hendaknya sebesar 5º atau 0,5% dan 2%
masing-masing untuk kandang sapi laktasi dan dara
 Atap kandang
Atap kandang bisa terbuat dari bahan asbes, genting, rumbia,
atau seng. Kandang untuk sapi potong bisa menggunakan atap
dari asbes, karena sapi potong lebih tahan terhadap panas.
Sebaiknya menggunakan bahan genting sebagai atap
kandang. Kemiringan atap untuk bahan genting sebagai atap
kandang. Kemiringan atap untuk bahan genting adalah 30-
45%, asbes atau seng sebesar 15-20% dan rumbia atau alang-
alang sebesar 25-30%. Ketinggian atap untuk dataran rendah
3,5-4,5 dan dataran tinggi 2,5-3,5 meter.

Berdasarkan bentuk atap kandang, beberapa model atap yaitu


atap monitor, semi monitor, gable dan shade. Untuk model
atap daerah dataran tinggi hendaknya menggunakan shade
atau gable, sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor
atau semi monitor.
 Lorong
Di kandang individu, biasanya terdapat lorong di tengah
kandang sebagai area lalu lintas peternak atau pekerja untuk
memberi pakan atau minum sapi. Lorong ini biasanya
berukuran 0.5–1 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan
dan model kandang. Lorong dibuat dari bahan semen. Lantai

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 16


semen sebaiknya diberi corak garis-garis agar tidak licin.
Lorong ini dibuat untuk memudahkan pengelolaan seperti
pemberian pakan, minum dan pembuangan kotoran
 Selokan
Selokan berfungsi sebagai tempat pembuangan kotoran.
Selokan biasanya dibuat dengan lebar 20–30 cm dan
kedalaman 10–20 cm. Selokan ini dibuat di dalam kandang di
bagian ekor sapi, baik itu di kandang tunggal maupun kandang
ganda. Tujuannya, agar pekerja mudah membersihkan kotoran
dan urine sapi.
 Bak pakan dan air minum (palungan)
Bak pakan dan bak air minum dibuat di depan kandang
dengan perbandingan 2 : 1. Artinya, jika panjang bak pakan
satu meter, maka panjang bak air minum setengah meter.

3. MENENTUKAN LOKASI KANDANG TERNAK RUMINANSIA

a. Beberapa Pertimbangan Pemilihan Lokasi Kandang Secara


Umum
 Tersedianya sumber air, terutama untuk minum, memandikan
ternak dan membersihkan kandang
Dekat dengan sumber pakan dan areal yang ada dapat diperluas
 Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan
pemasaran
b. Beberapa Pertimbangan Letak Bangunan:
 Mempunyai permukaan yang lebih tinggi dengan kondisi
sekelilingnya, sehingga tidak terjadi   genangan air dan
pembuangan kotoran lebih mudah
 Tidak berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan,
minimal 10 meter
 Tidak menggangu kesehatan lingkungan
 Agak jauh dengan jalan umum
 Air limbah tersalur dengan baik

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 17


c. Persyaratan yang Harus Dipenuhi untuk Menentukan Lokasi
Usaha Pembibitan Sapi Perah

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menentukan


lokasi usaha pembibitan sapi perah
Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)
dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD) setempat
Mempunyai potensi sebagai sumber bibit sapi perah serta
dapat ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit ternak
Terkonsentrasi dalam satu kawasan atau satu Village Breeding
Center (VBC) atau satu unit pembibitan ternak
Tidak mengganggu ketertiban dan kepentingan umum setempat,
untuk peternakan yang sudah berbentuk perusahaan dibuktikan
dengan izin tempat usaha
 Memperhatikan lingkungan dan topografi sehingga kotoran dan
limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan;
Jarak antara usaha pembibitan sapi perah dengan usaha
pembibitan unggas minimal 1.000 meter

4. MENENTUKAN JENIS-JENIS KANDANG TERNAK RUMINANSIA

a. Model Kandang Secara Umum


Secara umum kandang dikenal dua macam model kandang sapi, yaitu:
kandang bebas (loose hausing) dan kandang konvensional
(conventional stanchion barn).

1)Kandang bebas,
Kandang bebas merupakan kandang terbuka tanpa penyekat
antara ternak sehingga ternak bebas bergerak pada areal yang
cukup luas. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode
penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. satu ekor sapi
memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 18


Gambar 7. Sistem Kandang Bebas (Lose Housing System)

Kelemahan model kandang kelompok yaitu terjadi kompetisi


dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kat
cenderung cepat tumbuh dariada yang lemah, karena lebih
banyak mendapatan pakan. Pada sistem kandang ini semua sapi
dilepas di dalam kandang yang luas sehingga sapi-sapi dapat
bergerak bebas dan berkeliaran sesukanya. Dengan menggunakan
sistem kandang ini memungkinkan biaya membuat kandang
lebih murah, dan untuk usaha peternakan yang besar serta
membutuhkan sedikit tenaga kerja. Penggunaan sistem kandang
ini juga mengurangi terjadinya luka pada puting susu, mengurangi
terjadinya mastitis, kesehatan ternak lebih baik. Bak makanan
biasanya diletakkan di tengah-tengah atau di pinggir sepanjang
kandang tersebut. Sistem kandang ini hanya terdapat di negara-
negara maju dan jarang sekali terdapat di Indonesia, karena
dengan sistem ini hanya efisien bila menggunakan mesin
pemerah dan memerlukan tanah yang cukup luas. Pada sistem
kandang ini memerlukan luas 4,65 m2/ekor sapi.
2) Kandang konvensional
Kandang konvensional merupakan kandang yang diberi penyekat
sehingga ternak tidak mempunyai kesempatan untuk bergerak
bebas. Model kandang ini dapat memacu pertumbuhan lebih
pesat karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan
dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 19


diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi
daging tidak hilang karena banyak bergerak.
Ada dua tipe kandang konvensional yaitu :
 Kandang tunggal
Penempatan sapi dalam satu baris biasa dilakukan jika
menggunaan kandang tipe tunggal. Kandang individu atau
kandang tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu
kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat
palungan (tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian
belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat pemisah
pada kandang tipe ini lebih diutamakan pada bagian depan
ternak mulai palungan sampai bagian badan ternak atau mulai
palungan sampai batas pinggul ternak. Tinggi sekat pemisah
sekat sekitar 1 m atau setinggi badan sapi. Sapi di kandang
individu diikat dengan tali tampar pada lantai depan guna
menghindari perkelahian sesamanya. Luas kandang individu
disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar panjang
2,5 meter dan lebar 1,5 meter

Di kandang individu, biasanya terdapat lorong di tengah


kandang sebagai area lalu lintas  peternak atau pekerja untuk
memberi pakan atau minum sapi. Lorong ini biasanya
berukuran 0.5--1 meter dan dibuat dari bahan semen. Lantai
semen sebaiknya diberi corak garis-garis agar tidak licin.
Kelebihan kandang individu dibanding kandang kelompok
yaitu sapi lebih tenang dan tidak mudah stress, pemberian
pakan dapat terkontrol sesuai dengan kebutuhan ternak,
menghindari persaingan pakan dan keributan dalam kandang.
Menurut susunannya, terdapat beberapa macam kandang
individu yaitu :
- Satu baris dengan posisi kepala searah
- Dua baris dengan posisi kepala searah, dengan lorong di
tengah

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 20


- Dua baris dengan posisi kepala berlawanan, dengan
lorong di tengah

Gambar 8. Kandang Tunggal

 Kandang ganda atau kandang kelompok


Kandang kelompok atau kandang koloni atau kandang
komunal merupakan kandang dalam suatu ruangan kandang
ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa diikat.
Kadang koloni atau kandang komunal merupakan model
kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa
ekor ternak, secara bebas tanpa diikat. Penggunaan tenaga
kerja lebih efisien dibanding kandang model individu, karena
pekerjaan rutin harian adalah cukup membersihkan tempat
pakan, minum dan memberikan pakan. Berdasarkan bentuk
atap, kandang kelompok terdapat dua macam yaitu: Kandang
kelompok beratap seluruhnya dan kandang kelompok
beratap sebagian. Tipe lantai yang digunakan kandang
beratap penuh adalah alas litter. Pembongkaran litter lantai
kandang dilakukan apabila tinggi litter mencapai 40 cm, atau
dilakukan pembersihan sekitar 3-4 kali dalam setahun.
Kapasitas tampung ternak dalam satu kandang model ini
adalah sekitar 5-6 meter2 per ekor.
Pada sisi kandang dilengkapi dengan tempat palungan. Pada
sisi depan untuk tempat pakan hijauan dan tempat air minum

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 21


secara terpisah, sedangkan pada sisi belakang untuk tempat
pakan (palungan) penguat atau konsentrat.

Gambar 9. Kandang Kelompok

b.Model Kandang Berdasarkan Cara Penempatannya

Berdasarkan cara penempatannya maka kandang ternak


ruminansia, dapat dibedakan :

o Tipe kandang sapi head to head


Kandang tipe ini artinya bahwa tempat palung atau tempat pakan
saling berhadapan sehingga akan memudahkan petugas dalam
memberi pakan, karena tidak perlu berputar mengelilingi
kandang.

Gambar 10. Tipe kandang head to head

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 22


o Type kandang sapi Tail to Tail
Kandang tipe ini artinya antar ekor sapi saling berhadapan.
Keuntungan dari tipe kandang ini akan memudahkan petugas
dalam membersihkan kotoran sapi. Kandang tipe ini biasanya
banyak dipergunakan dalam peternakan sapi perah.

Gambar 11. Tipe kandang tail to tail

c. Tipe kandang konvensional


Berdasarkan bangsa sapi yang dipelihara, ada tiga tipe yang bisa
digunakan pada kandang konvensional dengan ukuran yang
berbeda tergantung pada bangsa sapi yang dipelihara. Tipe-tipe
tersebut adalah:

1) Stanchion Stalls
Stanchion Stalls adalah tipe kandang dimana sapi-sapi
Iehernya dimasukkan ke dalam jeruji, terbuat dari pipa besi
atau kayu yang kuat. (pada ternak kambing) disebut Heck
system. Sistem ini dapat dibuat untuk keseluruhan sapi-sapi
atau dibuat untuk tiap ekor sapi. Sistem ini sapi-sapi kurang
dapat bergerak bebas, tetapi mendapatkan keuntungan
kebersihan dari sapi-sapi tersebut.

2) Tie Stalls
Tie stalls yaitu tipe kandang di mana sapi-sapi diikat Iehernya
dengan rantai besi atau tali yang kuat dan ditambatkan pada

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 23


pipa besi atau ring yang dibuat khusus pada bagian dalam bak
makanan. Kebanyakan peternak ebih menyukai tipe kandang
ini, karena selain biaya lebih murah

Gambar 12. Tie Stall

3) Comfort Stalls
Comfort stalls adalah sistem kandang dimana sapi-sapi
dibariskan sampai batas maksimal sepanjang kandang.
Sapi-sapi tidak diikat tetapi di atas bagian pinggul (kurang
lebih 5-7,5 cm) dari tiap-tiap sapi digantungkan besi yang
dialirkan arus listrik, sehingga apabila sapi tersebut akan
bergerak ke kanan atau ke kiri badan sapi terkena besi
tersebut, akhirnya sapi akan terdiam.

5. MENENTUKAN TATA LETAK / LAYOUT KANDANG TERNAK


RUMINANSIA
a. Lokasi Kandang
Letak kandang harus lebih tinggi dari lingkungan dan sekitarnya agar
tidak tergenang. Selain itu juga memudahkan pembuangan limbah
cair. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan
sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih
baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan. Kandang
dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan
mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan
dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya. Untuk kandang

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 24


satu baris lebih baik jika kepala sapi menghadap ke timur. Walaupun
belum ada penelitian akan hal ini, tetapi dari beberapa pengalaman
sapi yang menghadap ke timur hasilnya akan lebih baik. Jia kandang
dua baris maka kandang membujur utara selatan.

b. Jarak Kandang
Jarak antar kandang sebaiknya dibangu dengan jarak 6 sampai 8 meter
yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi
dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m
atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m.
Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan
kotoran terletak 100 m dari kandang.

Kandang di daerah tropik tidak perlu dibatasi dengan dinding yang


rapat. Daerah tropik sebaiknya menggunakan kandang terbuka atau
tanpa dinding. Dengan demikian, ventilasi berjalan baik, temperatur
tidak panas dan sinar matahari dapat masuk kedalam kandang. Yang
perlu diperhatikan hanyalah tiupan angin keras yang langsung masuk
ke kandang. Letak kandang perlu diatur atau diberi pelindung angin.
Atap sebaiknya dibuat tinggi. Temperatur di dalam kandang dijaga
relatif konstan dengan mengatur ketinggian dinding luar dan tepi atap
sebelah bawah. Tinggi dinding luar kandang di dataran rendah 3 m,
sedangkan dataran tinggi 2,1 m. Tinggi atap sebelah bawah pada
kandang di dataran rendah 2,2 m dan di dataran tinggi 1,75 m.

6. MENENTUKAN KONSTRUKSI KANDANG TERNAK


RUMINANSIA
Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan-bahan yang
ekonomis dan mudah diperoleh, sirkulasi udara lancar, mudah dalam
pengelolaan.

a. Bahan kandang
Bahan untuk konstruksi kandang bisa dari kayu, beton atau besi
disesuaikan dengan dana dan ketersediaan di daerah masing-masing,

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 25


setidaknya bahan yang digunakan mampu bertahan 5 sampai 10
tahun. Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu berbentuk bulat agar
Iebih tahan lama dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain
itu, kayu bulat tidak akan melukai tubuh sapi, berbeda dengan kayu
kotak yang memiliki sudut tajam.

b. Konstruksi Kandang Sapi


Konstruksi kandang harus kuat agar tidak mudah roboh. Bahan yang
digunakan murah, mudah didapat dan mudah dalam pengelolaannya.

1) Atap kandang
Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya
miring. Bahan terbuat dari genteng, seng, rumbia , asbes dan lain-
lain. Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya
menggunakan bahan genting sebagai atap kandang.

Kemiringan atap untuk bahan genting adalah 30-45%, asbes atau


seng sebesar 15-20% dan rumbia atau alang-alang sebesar 25-
30%. Ketinggian atap untuk dataran rendah 3,5-4,5 meter dan
pada dataran tinggi 2,5-3,5 meter. Bentuk dan model atap
kandang hedaknya menghasilkan sirklasi udara yang baik di
dalam kandang, sehingga kondisi lingkungan dalam kandang
memberikan. Berdasarkan bentuk atap kandang, beberapa model
atap yaitu atap monitor, semi monitor, gable dan shade. Untu
model atap untuk daerah dataran tinggi hendaknya menggunakan
shade atau gable, sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor
atau semi monitor.
2) Lantai kandang
Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah
sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang.
Lantai tidak boleh licin agar ternak tidak terpeleset. Bahan lantai
bisa dari beton, papan kayu atau tanah yang dipadatkan dengan
dilapisi jerami kering agar urine mudah terserap. Lantai dibuat
miring 2-5%. Kemiringan lantai tidak boleh terlalu miring. Jika

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 26


lantai kandang terlalu miring menyebabkan sapi terpelecet dan
cidera, selain itu beban bobot badan sapi akan tertumpu pada
kaki belakang yang menyebabkan kuku dan kaki belakang
bengkok.

3) Dinding kandang
Dibuat   dari tembok, kayu, bambu atau bahan lainnya, dibangun
lebih tinggi dari sapi   waktu berdiri. Untuk dataran rendah, yang
suhu udaranya panas dan tidak ada angin kencang, bentuk dinding
kandang adalah lebih terbuka, sehingga cukup menggunakan  
kayu atau bambu yang berfungsi   sebagai pagar agar sapi tidak
keluar. Untuk daerah dataran tinggi dan udaranya dingin atau
daerah pinggir pantai yang anginnya kencang, dinding kandang
harus lebih tertutup atau rapat.

4) Lorong kandang
Kandang dapat dilengkapi dengan satu atau dua baris lorong.
Lorong ini dibuat agak lebar yaitu 1-2 meter, agar memudahkan
mengangkat pakan, khususnya untuk kandang head to head. Atau
memudahkan pembersihan untuk kandang tipe tail to tail.

5) Perlengkapan kandang
Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi potong meliputi :

 Palungan (tempat pakan, tempat minum) berada didepan


ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan ukuran
mengikuti lebar kandang. Ukuran lebar palungan 50 cm, tinggi
bagian luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40 Cm. Ukuran
palungan untuk kandang kelompok adalah mengikuti panjang
kandang, dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari
tempat pakan.

 Selokan (saluran drainase) merupakan saluran pembuangan


kotoran/air kencing yang berada dibelakang kandang ternak
individu. Ukuran selokan kandang disesuaikan dengan kondisi
kandang dan tujan pemeliharaannya. Ukuran selokan kandang

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 27


individu ukuran lebar 30-40 cm dan dalam 5-10 cm. Di atas
(tangki air) yang dihubungkan dengan pipa ke seluruh
kandang.

 Tempat penampungan kotoran atau bak penampungan terletak


di belakang kandang. Ukuran dan bentuknya disesuaikan
dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya. Pembuangan
kotoran untuk kandang kelompok dilakukan setiap 3-4 bulan
sekali atau sesuai kebutuhan. Bak penampungan limbah padat
berupa feeces, berfungsi untuk proses pengeringan dan
pembusukan feeces untuk menjadi kompos. Untuk limbah cair
seperti air kencing, air sisa pencucian kandang yang bercampur
kotoran dapat langsung masuk digester biogas. jika tidak dapat
juga langsung masuk ke kolam yang tentunya letaknya lebih
rendah daripada kandang.

7. MENENTUKAN KAPASITAS KANDANG TERNAK


RUMINANSIA
Berapa luasnya kandang, harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi,
jenis kandang (kandang individu atau kelompok) dan jumlah sapi yang
dipelihara serta perencanaan kedepannya. Untuk kandang individu
umumnya berukuran :

- Sapi betina dewasa 1,5 X 2 m/ekor


- Sapi jantan dewasa 1,8 X 2 m/ekor
- Anak sapi 1,5 X 2 m/ekor.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 28


D. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Judul : Mengidentifikasi jenis-jenis peralatan dan sarana


pendukung kandang untuk penggemukan ternak
ruminansia pedaging
Tujuan : Pesert diklat mampu melakukan identifikasi jenis-jenis
peralatan dan sarana pendukung kandang untuk
penggemukan ternak ruminansia pedaging dengan teliti
Waktu : 2 x 45 menit
Alat dan Bahan : ATK
Langkah Kerja : 1. Lakukan dan biasakan berdoa sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan
2. Bagilah Anda menjadi beberapa kelompok
3. Mintalah ijin dan buatlah kesepakatan kepada
peternak/pengelola ternak yang ada di lingkungan
sekitar Anda
4. Masing-masing kelompok lakukan pengamatan dan
lakukakan identifikasi terhadap jenis-jenis peralatan
dan sarana pendukung kandang yang digunakan
selama proses penggemukan ternak ruminansia
pedaging
5. Catatlah hasil pengamatan dan identifikasi Anda,
sesuai kondisi kandang yang ada, bandingkan hasil
pengamatan dan identikasi Anda dengan teori
yang anda peroleh dari membaca uraian materi
/baca buku/literatur
6. Diskusikan dengan kelompok Anda, dengan
mengedepankan saling menghargai pendapat orang
lain.
7. Presentasikan hasil diskusi kelompok anda dan
buatlah laporan hasil kegiatan ini.

E. LATIHAN SOAL

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 29


Jawablah pertanyaan-pertanyan berikut ini!

1. Apakah kegunaan dari :


a. dranching gun
b. trokar
c. Ear tag
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan kandang ternak
ruminansia pedaging?
3. Jelaskan persyaratan dalam membuat kandang ternak ruminansia pedaging!
4. Tuliskanlah jenis-jenis dan konstruksi kandang ternak ternak ruminansia
pedaging!
5. Jelaskanlah bagaimana menentukan tata letak kandang ternak ruminansia
pedaging!

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 30


PENGADAAN BIBIT (BAKALAN) TERNAK RUMINANSIA PEDAGING

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, dengan disediakan beberapa ekor jenis bibit
ternak ruminansia pedaging/potong dan sarana pendukung lainnya, peserta
didik dapat melakukan pengadaan bibit

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menjelaskan tingkah laku ternak ruminansia pedaging


2. Mengidentifikasi peralatan dan bahan penandaan ternak (identifikasi
ternak) ruminansia pedaging
3. Menerapkan macam-macam teknik penandaan ternak (identitas ternak)
ruminansia pedaging
4. Menjelaskan dampak pemberian tanda pada ternak ruminansia pedagiing
5. Menerapkan prosedur pemberian tanda (identifikasi ternak) ruminansia
pedaging

C. URAIAN MATERI

1. MENGIDENTIFIKASI BIBIT TERNAK RUMINANSIA YANG BAIK


SECARA EKSTERIOR

a. Ciri-Ciri Bibit Ternak Ruminansia Yang Baik Secara Umum

Keberhasilan di dalam agribisnis ternak ruminansia pedaging salah


satunya ditentukan oleh bagaimana peternak mampu melakukan
pemilihan bibit ( bakalan ) ternak yang baik. Untuk melakukan
kegiatan pemilihan dan pengadaan bibit ( bakalan ) ternak, peternak
harus tahu dan paham tentang ciri-ciri ternak ruminansia yang baik
secara umum. Ternak ruminansia (seperti sapi, kerbau, domba dan
kambing) yang baik dapat dilihat dari bentuk luarnya (eksterior)
maupun dilihat dari keturunannya (genetisnya).

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 31


Adapun ciri-ciri ternak ruminansia yang baik secara umum adalah
sebagai berikut:

 Sehat tidak berpenyakitan


 Tidak cacat
 Lincah
 Tidak loyo
 Mata bersinar
 Nafsu makan tinggi atau baik
 Berdiri tegak dengan keempat kakinya
 Kulit halus, mengkilat dan tidak mengidap penyakit kulit.
 Punggung lurus dan dada lebar
 Jumlah gigi lengkap, dll

1) Sapi
Sapi adalah salah satu jenis ternak ruminansia yang cukup dikenal
oleh masyarakat luas, baik di desa maupun di kota. Anak kecilpun
sudah tau tentang apa itu sapi, apalagi orang tua. Beternak sapi
mempunyai beberapa manfaat dan merupakan suatu usaha yang
mempunyai prospek yang cukup menjanjikan. Sapi juga
merupakan ternak yang paling berperan dalam memenuhi
kebutuhan sumber protein hewani. Salah satu manfaat yang
secara langsung dapat dirasakan pada kita semua adalah ternak
sapi sangat bermanfaat bagi manusia sebagai sumber protein
hewani yang paling besar yaitu sebagai penghasil daging. Dengan
kata lain dikatakan bahwa kebutuhan daging sapi meningkat
sejajar dengan meningkatnya taraf hidup bangsa.

Sumberdaya manusia berkualitas dapat terpenuhi apabila


makanan yang dikonsumsi setiap harinya memenuhi gizi. Gizi
yang berasal dari hewani dapat berupa, susu, telur dan daging.
Kebutuhan akan daging salah satunya dapat dipenuhi dari ternak
sapi. Walaupun mudah dalam pemeliharaannya agar ternak sapi

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 32


dapat berproduksi secara optimal maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain : kandang dan perlengkapannya,
bibit, pemberian pakan dan minum, penanganan kesehatan dan
pemanenan.

Pemilihan bibit sapi tergantung dari tujuannya apakah bibit


tersebut dipersiapkan untuk diggemukkan atau untuk di
budidayakan (dalam arti sapi dipelihara untuk menghasilkan
keturunan atau anak). Beberapa tahun terakhir ini banyak petani
mengusaha sapi untuk menghasilkan anak. Apabila
petani/peternak ingin mengusahakan/membudidaya ternak sapi
untuk menghasilkan keturunan, maka harus didukung oleh
pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang reproduksi dan
pemuliaan ternak, sehingga akan menghasilkan bibit sapi yang
mempunyai kualitas yang baik. Sedangkan apabila
petani/peternak memilih bibit/bakalan untuk digemukkan juga
harus mempunyai ketrampilan dalam memilih, apakah sapi
tersebut bisa cepat tumbuh besar dan bisa cepat gemuk apabila
digemukkan.

Usaha penggemukan pada ternak sapi pedaging/potong pada


dasarnya sudah dirintis sejak dahulu kala, namun ternak yang
digemukkan adalah ternak sapi yang sudah mencapai umur 2-3
tahun. Akan tetapi, dewasa ini ternak sapi yang digemukkan pada
umur yang sangat muda, yaitu 12-18 bulan atau paling tua umur
2,5 tahun, karena pada umur tersebut ternak sapi sudah memasuki
fase pertumbuhan baik pembentukan kerangka maupun jaringan
daging. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka
petani/peternak perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dalam usaha penggemukan ternak sapi yang meliputi:

o Keragaman Ternak
Ternak calon untuk digemukkan yang baik adalah bila ternak-
ternak yang digemukkan memiliki keseragaman, baik umur

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 33


maupun besar/berat tubuhnya. Kelompok ternak yang memiliki
keseragaman semacam ini akan lebih menguntungkan peternak
dalam berbagai hal, diantaranya ternak yang seragam akan
lebih mempermudah tatalaksana dan pada umumnya ternak
yang seragam akan mempunyai pertumbuhan yang relatif
seragam, karena dalam persaingan mendapatkan pakan tidak
ada yang selalu dikalahkan.

o Jumlah Ternak
Jumlah ternak yang akan digemukkan sebenarnya tidak ada
batasan, akan tetapi hal ini tergantung kepada peternak itu
sendiri sehubungan dengan penyediaan fasilitas penunjang
yang ada, seperti lahan untuk penyediaan pakan hijauan, atau
kemudahan untuk memperoleh pakan, kandang serta
kemampuan peternak dalam pengelolaan.

o Penggunaan Bangsa Ternak


Pada dasarnya setiap jenis atau bangsa ternak sapi akan
memiliki keunggulan dan kelemahan, akan tetapi agar
diperoleh hasil yang baik diperlukan bangsa atau jenis ternak
tertentu yang laju pertumbuhan dan mutu dagingnya bagus.
Selain itu peternak yang berhasil pada umumnya bisa memilih
bangsa-bangsa ternak sapi yang adaptasi terhadap
lingkungannyabaik dan bangsa-bangsa ternak sapi yang telah
populer dikalangan peternak.
Selain tersebut diatas, agar diperoleh calon bakalan yang baik
yang dapat digunakan sebagai ternak penggemukan, maka
peternak perlu mengetahui kriteria dasar sebagai pedoman
untuk pemilihan ternak, antara lain genetis ternak (keturunan)
dan bentuk luar.
Namun pada umumnya keturunan sapi yang dihasilkan atau
diperoleh dari induk dan jantan yang mempunyai sifat unggul
akan menghasilkan keturunan sapi yang unggul pula.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 34


Walaupun faktor –faktor lainnya juga sangat
mempengaruhinya, seperti kualitas pakan yang diberikan dan
manajemen pemeliharaan yang dilakukan.
Ciri-ciri sapi pedaging/potong yang baik berdasarkan
keturunan dapat dilihat dari, berapa berat badan pada saat
sapi dilahirkan dan berapa berat badan sapi setelah disapih.
o Sapi Berdasarkan Bentuk Luar
Ada beberapa ciri-ciri tubuh luar sapi yang langsung dapat
dilihat, dan dapat di pergunakan sebagai salah satu kriteria
awal atau kriteria pelengkap dalam melakukan seleksi
diantaranya:
(1) Kesesuaian warna tubuh dengan bangsanya.
Sapi PO harus berwarna putih, sapi Madura harus
berwarna coklat, sapi Bali betina harus berwarna merah
bata dan yang jantan saat telah dewasa berwarna hitam.
(2) Keserasian bentuk dan ukuran antara kepala, leher dan
tubuh ternak.
(3) Tingkat pertambahan dan pencapaian berat badan ternak
pada umur tertentu yang tinggi.
(4) Ukuran minimal tinggi punuk/gumba pada sapi potong
calon bibit (indukan dan pejantan), mengacu pada stándar
bibit populasi setempat, regional atau Nasional.
(5) Tidak adanya cacat tubuh yang dapat menurun, baik yang
dominan (terjadi di sapi yang bersangkutan) maupun yang
resesif (tidak terjadi di sapi yang bersangkutan. tetapi
terjadi di sapi tetua dan atau di sapi keturunannya).
(6) Untuk pejantan, testes sapi umur di atas 18 bulan harus
simetris (bentuk dan ukuran yang sama antara scrotum
kanan dan kiri), menggantung dan mempunyai ukuran
lingkaran terpanjangnya lebih dari 32 cm (32-37 cm).
(7) Kondisi sapi sehat yang ditunjukkan dengan mata yang
bersinar, gerakannya lincah tetapi tidak liar dan tidak

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 35


menunjukkan tanda-tanda kelainan pada organ reproduksi
luar, serta bebas dari penyakit menular terutama yang
dapat disebarkan melalui aktifitas reproduksi.
(8) Seleksi dapat dilakukan pada saat sapi umur sapih (205
hari), umur muda (365 hari) dan atau umur dewasa (2
tahun), tergantung pada kriteria seleksinya.
Untuk menentukan / mendapatkan besaran patokan minimal
suatu kriteria seleksi,dapat dihitung dari rata-rata ukuran
kriteria yang dimaksud dipopulasi (sapi dengan umur yang
sama yang ada di daerah sekitar peternak atau di populasinya),
dan atau ditambah sedikitnya satu standar deviasi.

Gambar 13. Posisi kaki dari belakang

Gambar 14. Posisi kaki dari samping

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 36


Gambar 15. Posisi kakdi dari samping

Gambar 16. Poisisi kejajaran kaki depan

Sebelum peternak memilih bibit (bakalan) sapi


pedaging/potong dengan cara melihat dari bentuk luar.
Peternak harus paham dahulu tentang ciri-ciri sapi
pedaging/potong yang baik. Adapun ciri-ciri sapi
pedaging/potong yang baik secara eksterior ( bentuk luar)
adalah sebagai berikut:
o Tubuh besar dan bentuk badan segi empat
o Kaki kuat dan kokoh
o Mata tampak cerah bersih
o Paha sampai pergelangan penuh berisi daging
o Kualitas daging maksimum dan mudah dipasarkan
o Jaringan lemak dibawah kulit tebal
o Kulit lentur, bersih dan bulu halus
o Perut tidak buncit
o Berat badan sesuai dengan umur ternak

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 37


2) Kerbau
Agribisnis ternak ruminansia pedaging adalah identik dengan
usaha penggemukan. Penggemukan kerbau sebetulnya dapat
dimulai dari segala umur. Sebagian peternak pada saat
melaksanakan program penggemukan kerbau menggunakan
anak kerbau. Pada umur anak ini adalah waktu yang tepat untuk
membesarkannya. Hanya saja sangatlah jarang petani peternak
yang menjual ternaknya diusia anak. Karena pada usia ini
pertumbuhan dan perkembangannya sangat cepat, sehingga
apabila petani peternak menjual ternaknya di usia anak akan
mengalami kerugian.

Berbeda orang beda pula dalam hal pemikirannya, ada peternak


yang lebih senang apabila memilih atau mengadakan bibit
( bakalan) pada umur belasan bulan. Akan tetapi tidak jarang
pula ada peternak yang memilih ternak untuk digemukkan setelah
kerbau tersebut dewasa, yaitu pada umur 18-24 bulan. Pemilihan
kerbau tersebut tergantung dari ketersediaan bibit (bakalan) yang
ada di pasar. Ada pula orang menggemukkan kerbau karena rasa
senang terhadap hewan tersebut. Namun tujuan yang utama dari
penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar mungkin dalam waktu sesingkat mungkin.

Sebagai peternak ruminansia pedaging harus mempunyai


pemikiran, wawasan yang luas tentang membaca pasar dan
peluangnya. Kapan dan dimana harga ternak yang digemukkan
tersebut di minta pasar dan harganya tinggi. Berdasarkan
informasi yang ada dilapangan bahwa ternak kerbau yang
digemukkan, pertambahan bobot badan per hari dapat mencapai 1
kg. Hal ini menunjukkan bahwa kerbau apabila di pelihara
dengan manajemen yang baik tidak kalah produktif dengan sapi.
Karena kerbau lebih mampu memanfaatkan pakan yang
berkualitas lebih jelek dari pada sapi, lebih efisien mencerna
bahan kering dan cellulosa dari pada sapi. Kerbau lebih mampu

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 38


merubah bahan makanan yang kualitas lebih jelek menjadi
daging dan mampu juga bertahan hidup di lingkungan yang
kurang baik , tetapi sebaliknya kerbau juga lebih mudah
menyesuaikan diri mengikuti irama produksi yang baik dan
menguntungkan.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka petani/peternak yang
akan melakukan kegiatan penggemukan kerbau juga harus
memperhatikan:

(1) Keseragaman ternak yang akan digemukkan seperti pada


ternak sapi yaitu : keseragaman umur dan besar/berat
tubuhnya karena untuk memudahkan tatalaksana
pemeliharaannya.
(2) Jumlah kerbau dan jenis bangsa yang digunakan. Kalau
semua mencukupi baik dari segi keuangan dan fasilitas
akan tetapi kemampuan mengelola terbatas jangan
diteruskan. Karena apabila penggemukan ini diteruskan
yang terjadi adalah akan mengalami kerugian. Begitu pula
untuk jenis bangsa kerbau yang digemukkan harus dipilih
bibit (bakalan) mempunyai sifat-sifat yang unggul, baik
dilihat dari genetis ternak (keturunan) dan bentuk luar.

Gambar 17. Kerbau bakalan

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 39


3) Domba

Agar agribisnis ternak ruminansia pedaging khususnya, dalam hal


penggemukan domba dapat menguntungkan maka diperlukan
pengetahuan, ketrampilan dan teknologi yang mudah untuk
diaplikasikan. Penggemukan domba merupakan salah satu usaha
untuk meningkatkan produktivitas ternak. Tujuan penggemukan
domba adalah untuk mendapatkan pertambahan bobot badan yang
tinggi dalam waktu singkat, dan untuk menghasilkan kuantitas
dan kualitas karkas yang tinggi. Usaha penggemukan domba pada
saat ini memiliki prospek cerah karena kebutuhan daging domba
semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk
yang semakin meningkat pula. Pada hari-hari tertentu permintaan
daging domba sangat tinggi, terutama ketika mendekati hari raya
idul adha atau hari-hari besar lainnya.

Domba yang mempunyai nilai jual tinggi adalah domba yang


gemuk, sehat, tidak cacat, warna bulu putih bersih, keadaan
tanduk bagus, keadaan tubuh panjang dan rata. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa domba yang gemuk memiliki daging yang
bagus atau karkasnya tinggi, rasa dagingnya enak, dan kandungan
gizi tinggi. Atas dasar hal tersebut maka untuk meningkatkan nilai
jual domba, banyak petani /peternak yang melakukan kegiatan
penggemukan domba. Keberhasilan dalam melakukan kegiatan
penggemukan domba salah satunya ditentukan oleh bagaimana
petani /peternak dapat memilih atau mengadakan bibit
(bakalannya).

Adapun tujuan dari pemilihan bibit (bakalan) adalah untuk


mendapatkan bibit (bakalan ) domba yang memiliki sifat-sifat
unggul. Sifat-sifat unggul yang dimiliki domba misalnya :
kecepatan pertumbuhannya baik, yakni dalam waktu pendek
dapat menghasilkan persentase karkas atau daging yang tinggi
baik kuantitas maupun kualitasnya, memiliki kemampuan daya

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 40


adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga tidak mudah
terserang penyakit dan mempunyai angka kematian yang
rendah.

Untuk mendapatkan sifat-sifat unggul seperti tersebut di atas,


seleksi bibit dapat dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri fisik
atau keadaan eksterior domba tersebut. Hampir sama pada ternak
sapi dan kerbau, bahwa penilaian keadaan domba bisa dilakukan
dengan cara memegang atau pengamatan. Penilaian domba
dengan cara pengamatan memang tidaklah mudah, berbeda
apabila di banding dengan penilaian pada ternak sapi, kerbau dan
kambing, karena domba mempunyai bulu yang tebal dan
menutupi seluruh tubuhnya. Agar pada saat penilaian domba
tidak banyak kesalahan, dan harapannya pada saat penilaian
paling tidak mendekati kebenaran, maka penilaian dapat
dilakukan pengamatan dari arah depan, belakang dan samping,
serta perabaan.

Adapun ciri- ciri domba pejantan yang baik :

o Tidak terserang penyakit dan tidak cacat tubuh.


o Umur 1,5 – 2 tahun dan bentuk tubuh simetris
o Memiliki garis punggung lurus.
o Kaki lurus dan berdiri kokoh / kuat dan tumit tinggi
o Tubuh mempunyai penampilan yang gagah dan lincah.
o Mempunyai buah zakar yang sama besarnya (jumlah 2 buah)
o Alat kelaminnya dapat ereksi.
o Ukuran dada dalam dan lebar.
o Kepala pendek dan lebar serta bulu bersih mengkilap
o Garis perut bagian bawah rata.
o Paha dalam/panjang.
o Keturunan induk yang melahirkan dua anak

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 41


4) Kambing
Berbicara tentang kambing, apa beda antara domba dan
kambing ?
Agar lebih mengerti atau memahami tentang domba dan kambing
di bawah ini adalah tabel perbedaannya.

Tabel 1. Perbedaan Domba dan Kambing


No Domba Kambing
1 Dicelah antara kedua bilah Tidak mempunyai sekresi
kuku keluar sekresi yang yang berbau khas di celah
berbau khas pada saat jalan kedua bilah kuku
2 Tanduk berpenampang segi Tanduk berpenampang
tiga dan tumbuh melilit bulat/berbentuk pipih dan
tumbuh lurus
3 Bulu sangat tebal Bulu tipis halus
4 Bulu sangat baik digunakana Bulu tidak dapat
sebagai bahan wol atau bulu dimanfaatkan atau bulu
dicukur tidak dicukur
5 Domba jantan tidak berbau Kambing jantan mempunyai
prengus kelenjar bau yang sangat
mencolok ( prengus)
6 Mempunyai kelenjar di bawah Tidak mempunyai kelenjar
mata yang menghasilkan dibawah mata yang
sekresi seperti air mata menghasilkan sekresi seperti
air mata
7 Tidak suka memanjat Kalau makan suka
memanjatkan kaki bagian
depan
8 Domba merumput dengan Tingkah laku makan dengan
memotong sampai di cara menjengut pakan
permukaaan tanah hijauan seperti dedauanan,
9 Tidak berjenggot Ada yang berjenggot
10 Sangat gelisah apabila Mempunyai sifat igin tahu
terpisah dengan kelompoknya dan lebih mandiri
dibandingkan domba
11 Ekor domba menggantung Ekornya berdiri, kecuali

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 42


kebawah jika dalam posisi ketakutan,
sakit atau dalam kondisi
berbahaya /terancam

Penggunaan bibit (bakalan) kambing yang baik atau unggul akan


memberikan nilai yang positif terhadap keberhasilan dalam
agribisnis ternak ruminansia pedaging/potong.
Adapun ciri-ciri beberapa bibit (bakalan) kambing jantan yang
baik antara lain:
o Umur 1,5 – 5 tahun dan sehat tidak penyakitan
o Lincah dan aktif bergerak, nafsu makan tinggi
o Mata bersinar, bulu halus dan bersih
o Kaki kelihatan kokoh dan kuat dan tidak cacat tubuh
o Alat kelamin normal dan simetris serta sering terlihat ereksi
o Tidak cacat tubuh misalnya
o Mempunyai sifat kejantanan

Gambar 18. Kambing Jantan

b. Ciri-Ciri Bibit (Bakalan ) Ternak Ruminansia Pedaging Yang


Untuk Digemukkan

1) Sapi
Sapi yang akan digemukkan, sebaiknya harus mempunyai ciri-ciri
seperti sapi tipe pedaging. Adapun ciri-ciri sapi pedaging
adalah sbb:

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 43


o Tubuh dalam dan besar, berbentuk balok atau segi empat
o Laju pertumbuhannya cepat
o Cepat mencapai dewasa
o Kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan
o Efisiensi pakannya tinggi.
Mengacu pada ciri –ciri sapi pedaging /potong yang baik
seperti telah dijelaskan dibagian atas, dibawah ini ada beberapa
bibit (bakalan) ternak sapi yang dapat dipilih untuk digemukkan
antara lain :

 Bakalan Sapi Pedet


Sapi pedet yang akan dipelihara untuk tujuan penggemukan
perlu diseleksi terlebih dahulu, agar bakalan sapi pedet yang
digemukkan benar-benar memberikan keuntungan yang
diharapkan. Bakalan sapi pedet yang lepas kolostrum yang
berumur antara 6 – 7 hari dapat digemukkan. Penggemukan
pada bakalan sapi pedet berlangsung selama 3-4 bulan untuk
produksi veal. Yang dimaksud veal adalah anak sapi perah
yang sejak dari lahir hingga disapih. Bangsa ternak yang
umum digunakan produksi veal adalah bangsa ternak Holstein
Friesien dengan bobot potong yang dicapai umumnya sekitar
120 kg. Pelaksanaan penggemukan veal tidak semudah yang
diperkirkan, karena anak sapi lebih mudah terkena gangguan
diare.
 Bakalan Ternak Muda
Bakalan yang digunakan untuk penggemukan adalah ternak
sapi pedaging/potong yang lepas sapih yaitu pada umur 6-7
bulan dengan lama penggemukan berkisar antara 15-20 bulan
tergantung dari kecepatan pertumbuhan. Pada ternak muda
yang pertambahannya cepat umumnya dipotong pada umur 15
bulan dengan bobot potongan antara 350 – 450 kg.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 44


 Bakalan Ternak Dewasa
Bakalan yang digunakan untuk penggemukan biasanya
berumur lebih dari 2 tahun dari bangsa daging yang mutu
genetiknya tidak terlalu bagus atau kondisi badannya kurang
baik.Lama penggemukan pada bakalan ternak dewasa berkisar
antara 3-6 bulan, tetapi tidak boleh melebihi dari 6 bulan,
karena setelah lebih dari 6 bulan pertambahan berat badannya
akan menurun. Bakalan yang digunakan adalah bakalan ternak
dewasa yang kondisi tubuhnya kurus tetapi sehat, sehingga
dengan diberikan ransum yang baik akan memperlihatkan
pertambahan berat badan yang tinggi selama 2-3 bulan.
Pemilihan ternak bakalan sebagai calon penggemukan harus
benar-benar diperhatikan, karena dengan pemilihan yang
cermat akan menentukan berhasilnya usaha penggemukan
tersebut. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah cara
penilaian terhadap ternak itu sendiri.Penilaian dapat dilakukan
dengan cara mengamati ternak dari jarak dekat, yang meliputi
pengamatan dari arah depan, samping, arah belakang serta
dengan cara meraba atau memegang bagian tertentu tubuh
ternak, seperti pada pangkal ekor, tulang duduk, tulang iga dan
penilaian pada bagian kemudi.

2) Kerbau
Kerbau juga termasuk hewan adalah penghasil daging seperti
sapi, walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa, kualitas
daging kerbau lebih rendah dari pada kualitas daging sapi.
Apabila ada orang mengatakan hal ini tidaklah selalu benar.
Mengapa demikian ? karena kebanyakan kerbau yang dipotong
adalah kerbau yang sudah tua, kerbau yang sudah tidak kuat lagi
apabila dipekerjakan di sawah, sehingga kualitas daging sudah
menurun. Kerbau termasuk hewan yang hidup sangat sederhana,

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 45


mudah dipeliharaanya dan mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Ia mempunyai ketahanan hidup yang tinggi dari lingkungan yang
sangat jelek sampai lingkungan yang paling baik. Kerbau juga
mempunyai sifat yang lembut, penurut dan mudah ditangani.

Populasi kerbau yang ada di Indonesia terdiri dari kerbau perah


dan kerbau potong. Kerbau – kerbau yang ada di Indonesia pada
umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: warna abu-abu,
hitam, bule atau belang, ambing kecil dan hasil susu sedikit.
Berikut ini adalah beberapa jenis kerbau yang berkembang di
beberapa daerah atau wilayah:
 Kerbau Murrah
Kerbau murrah adalah salah satu kerbau yang paling banyak
diternakkan di Indonesia. Khususnya di daerah sekitar Medan
(Sumatra Utara). Adapun ciri-cirinya adalah punggung pendek
dan luas, tubuh kuat, padat, kepala seimbang dengan bangun
tubuh. Bobot badan rata-rata 550 kg untuk jantan dan 450 kg
kerbau betina.
 Kerbau Surti
Kerbau ini berasal dari Gujarat, dengan ciri-ciri: bentuk tubuh
besar, kaki agak pendek, kepala panjang, muka lebar, lubang
hidung besar, tanduk pipih berbentuk sabit, warna kulit kelabu-
cokelat dll.

 Kerbau Nilli - Ravi


Nilli dan Ravi berasal dari Pakistan termasuk kerbau perah
keturunan Murrah. Dengan ciri-cirinya yang khas; yaitu
tanduk berukuran kecil , telingga runcing, terdapat warna
putih pada bagian dahi, muka, moncong , paha dan rambut
ekor. Umumnya berwarna tubuh hitam.
 Kerbau Kundi
Kerbau kundi pada mulanya di temukan di daerah Sindhi,
sehingga dikenal sebagai Sindhi Murrah. Nama kundi

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 46


bermula dari adanya bentuk tanduk yang mirip dengan bentuk
pancing. Adapun ciri-cirinya adalah: warna kulit hitam-coklat,
bentuk badan kecil, dasar tanduk tebal mengarah kebelakang
dan atas yang akhirnya melengkung membentuk ukiran seperti
pancing.

Gambar 19. Kerbau Murrah

Gambar 20. Kerbau Surti

3) Domba
Domba pada umumnya dipelihara dalam skala yang relatif kecil,
3-5 ekor per keluarga petani. Rata-rata pertambahan bobot badan
domba yang dipelihara secara tradisional ini relatif kecil, yaitu
20-30 gram/ekor/hari. Apabila tata laksana pemeliharaannya lebih
intensif lagi maka laju pertambahan bobot badan akan dapat terus
ditingkatkan dan mencapai 50-150 gram/ekor/hari. Ada beberapa
jenis atau bangsa domba yang ada di Indonesia diantaranya :

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 47


 Domba Ekor Tipis
Domba ekor tipis ini termasuk domba lokal asli Indonesia,
tersebar di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sedangkan
ciri yang umum dapat dilihat karena tubuhnya yang kecil
berkisar antara 20 – 30 kg dan tumbuhnya lambat. Sedangkan
ciri lain adalah warna tubuh putih dengan bercak hitam di
sekeliling mata. Di bagian ekor tidak ada lemak, wol
kasar,dan daging relatif sedikit. Domba jenis ini tidak kenal
musim kawin dan sering melahirkan anak kembar. Domba ini
mampu hidup di daerah yang gersang, dengan tubuhnya kecil
sehingga sering disebut domba kacang atau domba jawa.

Gambar 21. Domba Lokal

 Domba Ekor Gemuk


Asal domba ekor gemuk ini adalah dari Asia Barat.
Sedangkan ciri dari domba ini adalah baik itu domba jantan
maupun betina mempunyai bentuk ekornya panjang, lebar,
tebal, besar, dan semakin ke ujung semakin kecil. Ekor ini
digunakan sebagai tempat penimbunan lemak (cadangan
energi). Pada saat banyak pakan, ekor domba ini penuh dengan
lemak sehingga terlihat membesar. Namun bila pakan kurang,
ekornya akan mengecil karena cadangan energinya dibongkar
untuk mensuplai energi yang diperlukan tubuh. Ciri lain

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 48


domba ini adalah tidak bertanduk dan telinga berukuran
sedang, sedangkan bulu badannya berwarna putih merata.
Bangsa domba ini tahan terhadap cuaca panas dengan
kelembaban tinggi. Domba ekor gemuk banyak ditemui di
Jawa Timur, Madura, Sulawesi, dan Lombok.

Gambar 22. Domba Ekor Gemuk

 Domba Garut
Domba garut ini merupakan hasil persilangan dari beberapa
bangsa domba, diantaranya bangsa domba lokal dan domba
merino. Domba garut sebagian orang menyebutnya sebagai
domba priyangan. Domba Garut jantan yang baik
performansinya digunakan sebagai domba aduan. Domba
priangan atau garut yang digunakan sebagai domba aduan yang
memiliki nilai harga jual tinggi apabila selalu menang setiap
diadu dan menang setiap kontes
Domba garut ini mempunyai sifat adaptasi dengan
lingkungan mudah, pertumbuhannya baik, berat domba jantan
bisa mencapai antara 60 -80 kg. Dan domba betina berat
berkisar antara 30 - 40 kg. Sedangkan keadaan bulunya
berwarna putih, hitam, cokelat, atau warna campuran. Untuk
ciri umum domba garut ini adalah telinganya kecil dan kuat.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 49


Gambar 23. Domba Garut

Sedangkan ciri – ciri calon bakalan domba yang baik adalah :


o Sehat tidak penyakitan
o Lincah dan aktif bergerak
o Mata bersih dan bersinar
o Nafsu makan tinggi
o Bulu halus dan bersih
o Kaki kelihatan kokoh dan kuat
o Tidak cacat tubuh
o Umur relatif muda ( selepas disapih)
o Badan bulat dan padat

4) Kambing
Kambing adalah ternak berkaki empat, suka makan dedaunan dan
rumput-rumputan, penghasil daging, kulit, susu dan hasil
sampingannya berupa kotoran yang bermanfaat bagi tanaman.
Adapun ciri-cirinya adalah bulu tipis halus, ada yang berjenggot,
tanduk berbentuk pipih, tubuhnya ramping, ekor umumnya
mengarah keatas, dan kalau makan suka memanjatkan kaki
bagian depannya keatas. Ada beberapa jenis kambing yang
umum dipelihara oleh petani peternak antara lain :

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 50


 Kambing Kacang
Kambing kacang ini sesuai dengan namanya yaitu : dengan
ukuran tubuh kecil dan pendek, telinga pendek dan tegak,
warna bulu sangat berwariasi ada yang coklat, hitam, merah,
belang putih hitam, jantan maupun betina ( hampir semua)
bertanduk dan berat badan antara 15- 20 kg, bobot hidup
kambing jantan dewasa sekitar 25 kg. Jenis kambing ini sering
disebut kambing jawa dan asli dari Indonesia.

Gambar 24. Kambing Kacang

 Kambing Ettawa
Kambing Ettawa dengan ciri telinga panjang ( sampai 30 cm)
dan terkulai ke bawah, ukuran tubuh tinggi dan panjang, warna
bulu bervariasi dari putih, kecoklatan hingga hitam, terdapat
bulu panjang pada kaki belakang, kambing betina merupakan
penghasil susu yang sangat baik. Adapun asal kambing ini
dari India.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 51


Gambar 25. Kambing Ettawa

 Kambing Peranakan Ettawa


Kambing peranakan Ettawa (PE) ini adalah kambing hasil
persilangan antara kambing Ettawa dengan kambing kacang
lokal. Jenis kambing ini dapat beradaptasi terhadap kondisi
dan habitat Indonesia. Adapun cirinya adalah: bobot badan
hidup jantan sekitar 40 kg, betina sekitar 35 kg, telinga panjang
15-30 cm menggantung kebawah sedikit kaku, warna bulu
bervariasi hitam dan coklat.

Gambar 261. Kambing Peranakan Ettawa

 Kambing Gembrong
Kambing gembrong ini banyak kita jumpai di daerah Bali, dan
termasuk kambing lokal Indonesia. Degan ciri ukuran
tubuhnya lebih besar bila dibandingkan dengan kambing
kacang danberbulu lebat dan panjang.
 Kambing Merica
Kambing Merica merupakan jenis kambing asli Indonesia.
Sesuai dengan sebutan namanya, kambing merica mempunyai
ukuran tubuh atau badan yang relatif kecil di bandingkan

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 52


dengan kambing kacang. Jenis kambing ini banyak terdapat di
Pulau Sulawesi.
Adapun ciri-ciri bibit ( bakalan) kambing yang baik adalah
sebagai berikut :
 Sehat tidak penyakitan
 Lincah dan aktif bergerak
 Mata bersih dan bersinar
 Nafsu makan tinggi
 Bulu halus dan bersih
 Kaki kelihatan kokoh dan kuat
 Tidak cacat tubuh
 Umur relatif muda ( selepas disapih)
 Badan bulat dan padat

2. MENILAI TERNAK RUMINANSIA PEDAGING BERDASARKAN


GIGI, KESEHATAN DAN PEDIGREE

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada saat pengadaan bibit ternak


untuk digemukkan diantaranya : umur, jenis /bangsa, jenis kelamin,
kesehatan , berat badan dan berdasarkan harga di pasar.

a. Umur
Keadaan umur sapi pedaging/potong yang akan dipilih untuk
digemukkan akan mempengaruhi harga pada saat pembeliannya dan
juga akan berpengaruh terhadap waktu atau lamanya proses

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 53


penggemukkan yang akan dilakukan. Sapi pedet yang akan dipelihara
untuk tujuan penggemukan ataupun untuk ternak bibit ( bakalan) perlu
diseleksi terlebih dahulu. Dengan tujuan agar supaya ternak tersebut
benar-benar memberikan keuntungan sesuai dengan harapan.
Pembelian pedet atau ternak muda sebagai bibit (bakalan) pada
umumnya dilakukan oleh peternak disaat umur 7 - 9 bulan atau
kurang dari 1 tahun. Sedangkan pembelian ternak sapi dewasa yang
akan dipergunakan untuk bibit (bakalan) untuk digemukkan berumur
kurang lebih 1,5 tahun sampai 3 tahun. Tergantung dari kondisi
keuangan yang dimiliki peternak tersebut.

Untuk menentukan umur ternak sapi pedaging/potong dapat dilihat


dari susunan giginya. Penentuan umur sapi dengan susunan gigi ini,
agak relatif lebih akurat. Namun harus mempunyai keberanian,
ketrampilan dan perlu latihan secara berkala. Menaksir umur sapi
bakalan dapat dengan cara mengamati dan menghitung pertumbuhan
gigi rahang bawah, pergantian gigi dan keausan gigi. Selama proses
kehidupannya sapi mengalami pertumbuhan gigi dalam tiga
tahapan. Tahapan yang pertama adalah pertumbuhan gigi susu,
tahapan kedua adalah pergantian gigi susu dengan gigi tetap.
Sedangkan tahapan ketiga adalah keausan gigi. Berikut ini adalah
susunan gigi dan perkiraan umur ternak sapi.

Tabel 2. Perkiraan umur ternak sapi

No Susunan Gigi Perkiraan Umur Ternak

1 Mempunyai gigi susu Umur 1,5 tahun


lengkap pada rahang bawah
2 Mempunyai sepasang gigi Umur 2 tahun
tetap pada rahang bawah
( gigi susu telah tanggal)
3 Mempunyai dua pasang Umur sekitar 3 tahun
gigi tetap
4 Mempunyai tiga pasang gigi Umur sekitar 3,5 tahun
tetap
5 Mempunyai empat pasang Umur sekitar 4 tahun

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 54


gigi tetap
6 Mempunyai empat pasang Umur sekitar 6 tahun
gigi tetap dalam kondisi 25
% aus
7 Mempunyai empat pasang Umur sekitar 7,5 tahun
gigi tetap dalam kondisi 50
% aus
8 Mempunyai empat pasang Umur sekitar 8 tahun
gigi tetap dalam kondisi 75
% aus

Sedang untuk ternak ruminansia kecil seperti domba umur berapa


domba yang baik untuk digemukkan, untuk menjawab hal tersebut
maka perlu dilihat dari tujuannya. Kalau tujuannya untuk dijual pada
saat lebaran haji maka bibit(bakalan) domba tersebut harus sudah
berumur diatas satu tahun. Atau bibit(bakalan) tersebut sudah tanggal
giginya atau lepas giginya (poel). Disamping itu bisa juga dillihat
dari lama proses penggemukkannya. Berapa lama proses
penggemukkan yang akan dilakukkan apakah 45 hari, 2-3 bulan , 4-6
bulan atau bahkan diatas 6 bulan. Untuk melihat umur domba sama
dengan sapi dapat dilihat dari susunan pertumbuhan giginya.

Menurut pertumbuhannya gigi domba dapat dikelompokan menjadi 3


fase yaitu :

o Fase gigi susu  dari lahir sampai gigi itu berganti dengan gigi
baru
o Fase pergantian gigi  dari awal pergantian sampai selesa9
o Fase keausan gigi atau pecah  gigi tak berganti lagi, akan tetapi
sedikit demi sedikit gigi menjadi aus/usang atau pecah.Berikut
adalah tabel perkiraan umur ternak domba/kambing.

Tabel 3. Perkiraan umur domba

No Susunan Gigi Perkiraan Umur


Ternak
1 Mempunyai gigi susu lengkap Umur kurang dari
pada rahang bawah 1tahun
2 Mempunyai sepasang gigi Umur 1 tahun

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 55


tetap pada rahang bawah
( gigi susu telah tanggal)
3 Mempunyai dua pasang gigi Umur sekitar 2 tahun
tetap pada rahang bawah
4 Mempunyai tiga pasang gigi Umur sekitar 3 tahun
tetap pada rahang bawah
5 Mempunyai empat pasang Umur sekitar 4 tahun
gigi tetap pada rahang bawah
6 Gigi sudah banyak yang aus, Umur sudah tua di atas
ompong/tanggal 4/5 tahun

Gambar 27 . Menentukan umur domba

Untuk kambing sama dengan domba untuk melihat umur dapat dilihat
dari susunan giginya. Anak kambing biasanya lahir dengan gigi seri
susu lengkap atau 8 buah gigi. Penggantian gigi seri susu dengan gigi
seri tetap dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk menentukan
umur atau usia kambing tersebut. Penaksiran umur dengan melihat
susunan gigi tidaklah mudah perlu latihan tersendiri agar lebih
terampil. Berikut tabel pedoman penentuan atau perkiraan umur
kambing dengan melihat susunan giginya.

Tabel 4 . Perkiraan umur kambing

No Gigi seri yang berganti Perkiraan Umur Ternak

1 Sepasang gigi seri dalam Umur 1 -1,5 tahun


berganti

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 56


2 sepasang gigi seri tengah Umur 1 ,5 - 2 tahun
dalam berganti
3 sepasang gigi seri tengah Umur 2,5 - 3 tahun
luar bergnti
4 Sepasang gigi seri luar Umur 3 - 4 tahun
berganti

b. Jenis/ bangsa Ternak


Pada dasarnya setiap jenis atau bangsa ternak sapi akan memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Agar diperoleh hasil yang
baik diperlukan bangsa atau jenis ternak sapi tertentu yang laju
pertumbuhan dan mutu dagingnya bagus. Seorang peternak yang
berhasil pada umumnya bisa memilih bangsa-bangsa ternak sapi yang
mempunyai adaptasi terhadap lingkungannya baik dan jenis /bangsa-
bangsa ternak sapi yang telah populer dikalangan peternak atau
masyarakat. Selain hal tersebut diatas, agar diperoleh calon bibit
(bakalan) yang baik untuk digemukkan , maka peternak perlu
mengetahui kriteria dasar sebagai pedoman untuk memilih ternak
sapi, misalnya keadaan genetis ternak, bentuk luar dan kesehatan
ternak

Seperti apa yang telah di jelaskan di bagian atas, bahwa ada bebera
jenis sapi potong yang dapat dikembangkan diantaranya: sapi
Brahman, Ongole, Sumba Ongole (SO), Hereford, Shorthorn,
Brangus, Aberden Angus, Santa Gartudis, Droughtmaster, Australian
Commercial Cross, Australian Commercial Cross (ACC), Sahiwal
Cross, Limousin, Simental dan Peranakan Ongole (PO).

Sedangkan jenis atau bangsa domba atau kambing yang akan dipilih
untuk bibit(bakalan) digemukkan, sebaiknya pilihlah yang saju jenis
atau satu bangsa. Dengan saju jenis atau satu bangsa, maka dalam
proses pengelolaannya akan lebih mudah. Karena kebutuhan pakan,
lingkungan kandang, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan
adaptasi dengan lingkungannya relatif sama. Jenis domba lokal
merupakan domba yang sudah beradaptasi dengan lingkungan
setempat. Jika bibit(bakalan) domba terpaksa didatangkan dari suatu

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 57


lokasi yang kondisinya berbeda dengan lokasi untuk penggemukan
maka perlu waktu untuk adaptasi sekitar 2 – 3 minggu, sehingga
menambah anggaran biaya untuk pakan atau pemeliharaan selama
adaptasi tersebut. Begitu juga untuk ternak kambing sebaiknya
pilihlah kambing yang berkembang disekitar lokasi setempat.

c. Jenis Kelamin

Jenis kelamin sapi yang akan dibeli peternak tergantung dari


tujuannya, apakah sapi tersebut dengan tujuan untuk dibesarkan
/digemApabila tujuan dari pembelian sapi adalah untuk program
penggemukan, maka sapi yang dibeli alangkah baiknya sapi jantan,
karena sapi jantan mempunyai kelebihan dari pada sapi betina yaitu
pertumbuhan dan pertambahan berat badan lebih cepat. Akan tetapi
tidak menutup kemungkinan bahwa sapi yang akan digemukkan juga
ada yang betina. Seandainya ada sapi yang betina untuk digemukkan
pilihlah sapi yang tidak produktif lagi ( seperti sapi yang tua dan sapi
betina mandul/majir). Sapi betina yang tidak produktif atau sudah tua
pada umumnya harganya lebih murah, walaupun untuk pertumbuhan
dan pertambahan berat badan agak lambat.

Sama dengan ternak sapi bahwa jenis kelamin, ternak yang akan
digemukkan sebaiknya dipilih yang jantan baik itu kerbau, domba
dan kambing,Karena kerbau, domba dan kambing yang berkelamin
jantan pertumbuhannya lebih cepat dari pada yang betina.

d. Kesehatan ternak

Faktor kesehatan ternak dapat juga mempengaruhi saat pemilihan bibit


( bakalan) sapi. Apabila sapi dalam keadaan sakit, alangkah baiknya
tidak usah dipilih atau dibeli. Sapi sakit pada umumnya akan
menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut : nafsu makannya
berkurang, bulu kelihatan tidak normal (bulu beridiri atau rontok),
moncong atau cungur nampak kering , sapi kelihatan lemah dan lesu,
sapi bila didekati tidak memberi respon, mata sayu dll.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 58


Adapun tanda-tanda sapi yang sehat antara laian : keadaan kulit
lemas, dapat dilipat namun mudah kembali ke bentuk semula. Bulu
yang terdapat pada permukaan kulit tanpak licin dan mengkilat, ujung
hidung bersih, sedikit basah, lidah dapat bergerak dengan bebas, peka
terhadap lingkungan (berdiri apabila ada orang yang mendekat),
nafasnya nampak teratur, mata nampak cerah dan lain sebagainya.

Begitu juga untuk kesehatan ternak domba dan kambing bibit


(bakalan) yang akan dibeli juga harus diperhatikan. Jangan membeli
bibit (bakalan) domba dan kambing yang sedang sakit. Usahakan
bibit(bakalan) domba dan kambing yang akan dibeli dalam keadaan
sehat. Domba dan kambing yang sehat akan menunjukkan gerakan
yang lincah, nafsu makan tinggi, mata nampak bersinar, bulu nampak
halus dan tidak mencret.

e. Berat badan dan berdasarkan harga di pasar.

Harga sapi/domba/kambing/kerbau pada umumnya dijual


berdasarkan berat badan hidup atau harga perekor dilihat
performanya. Apabila ingin membeli sapi/domba/kambing/kerbau
berdasarkan berat badan alangkah baik peternak harus melakukan
survay pasar terlebihdahulu, sehingga mengetahui persis berapa
harga per kg berat badan hidup sapi/domba/kambing/kerbau dan
berapa harga pasaran perekor sapi/domba/kambing/kerbau
berdasarkan ukuran besar atau kecilnya sapi dilihat dari penampilan
luarnya.

f. Pedigree (performansi orang tua)


Performansi bakalan dapat dilihat dari performansi induknya, terutama
pejantannya. Pada pembibitan profesional biasanya terdapat sisilah
prestasi bapaknya. Misal prestasi pertumbuhan, berat maksimum,
ketahanan terhadap penyakit dll. Sifat-sifat yang baik dari induknya
akan diturunkan kepada sifat anaknya.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 59


Sebelum kita memelihara sapi , perlu mengetahui koefisien teknis agar
dapat menghitung analsisis usaha ternak. Koefisien teknis ternak yang
perlu diperhatian adalah berat dewasa, berat lahir, produksi, bobot
sapih dll.

Silsilah merupakan catatan atau rekording dari tetua suatu individu.


Adapun manfaat dari silsilah tergantung dari seberapa dekat hubungan
keluarga antara individu tersebut dengan tetuanya. Kekerabatan ini
akan berhubungan dengan persentase kesamaan gen-gen antara dua
ternak. Dalam kegiatan seleksi ternak berdasarkan garis keturunan
( silsilah), sebaiknya tidak terfokus pada keunggulan tetua saja.
Sebab tidak ada sifat yang seratus persen diturunkan dari tetuanya.
Oleh karena itu dalam menggunakan data /cacatan atau rekording
yang diperoleh dari silsilah sebaiknya menggunakan data/catatan atau
rekaman yang paling dekat dengan individu tersebut.

Sebagai contoh jika performa sapi jantan sangat baik dan catatan atau
rekording dari kedua tetuanya juga sangat baik, maka kemungkinan
besar bahwa sapi jantan tersebut memiliki mutu genetik baik pula.
Akan tetapi kemungkinan akan terjadi pula bahwa seekor ternak
jantan memiliki mutu genetik yang unggul, tetapi tidak satupun
tetuanya mempunyai sifat unggul, hal ini merupakan suatu petunjuk
bahwa keunggulan ternak pejantan tersebut kemungkinan besar
disebabkan oleh pengaruh heterozigositas.

D. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Judul : Memilih bibit ( bakalan) sapi/kerbau potong yang baik secara


eksterior

Tujuan : Siswa dapat memilih bibit ( bakalan) sapi /kerbau potong yang baik
secara eksterior untuk digemukkan

Waktu : 2 x 45 Menit

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 60


Keselamatan Kerja: Hati-hatilah dalam bekerja

Alat dan bahan


Alat : ATK
Bahan : Sapi/kerbau potong, kandang dan perlengkapannya.

Langkah Kerja:
1. Bagilah anda menjadi beberapa kelompok
2. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
3. Amati keadaan beberapa ekor sapi potong /kerbau yang ada di dalam kandang
baik dari arah depan, belakang dan samping. ( pada saat pangamatan ambillah
jarak Anda dengan sapi kurang lebih 3 m )
4. Lakukan penilaian terhadap sapi/kerbau, mana yang cocok untuk digunakan
sebagai bibit (bakalan) untuk digemukkan
5. Catatlah hasil pengamatan Anda, dan diskusikan dengan teman Anda.

E. LATIHAN SOAL

Jawablah soal – soal berikut!


1. Tuliskanlah 7 ciri –ciri ternak ruminansia (sapi, kerbau kambing) yang baik
secara umum!
2. Jelaskanlah 3 perbedaan antara kambing dengan domba!
3. Faktor – faktor apa saja yang perlu diperhatikan pada saat pengadaan bibit
(bakalan ) ternak untuk digemukkan?

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 61


4. Mengapa pada saat melakukan usaha penggemukan ternak, keseragaman
bobot badan ternak perlu diperhatikan ?

EVALUASI

1. Trokar adalah aperalatan farm yang fungsinya untuk....


A. penanganan penyakit bload
B. Pencekok obat cacing
C. Alat pemotong tanduk
D. Alat pemotong kuku
2. Manual Dehorner merupakan ....
A. Metode potong tanduk dengan gergaji

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 62


B. Metode pemotong tanduk electrik
C. Metode pemotong tanduk dengan pasta
D. Metode pemotongan tanduk dengan soda kaustik
3. Syringe adalah....
A. bagian dari dari mesin pemerah susu
B. alat yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk memasukkan obat
melalui pembuluh darah
C. Gelas pemerah air susu
D.mesin dirancang menyerupai cakar (Claw) dengan empat mangkuk putting
(teatcups)
4. Type mesin perah yang terdiri dari meja putar dengan fasilitas pemerahan
individu sebanyak 12-100 unit. Meja putar akan diputar oleh motor elektrik,
dengan waktu 1 putaran sama dengan waktu pemerahan sampai selesai. Sapi
yang selesai diperah akan keluar dan sapi yang baru (akan diperah) masuk.
A.Tipe heringbone
B. Tipe Rotary Milking Sheds
C. Tipe Rotary Milking Sheds
D.Mesin Perah Portable
5. Mesin pencacah rumput disebut....
A.Shering
B. Chopper
C. Measuring stick
D.Branding
6. Alat untuk memasang penanda “ anting bernomor”
A. Aplicator gun
B. Ear aplicator
C. Aplicator tang
D. Diggit tatto tang
7. Kandang pedet yang dapat atau mudah dibongkar, dipasang kembali atau
dipindahkan
A. Individual pens
B. Group pens

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 63


C. Portable pens
D. Calf pens
8. Tipe kandang dimana sapi-sapi dibariskan sampai batas maksimal sepanjang
kandang
A. Convensional dairy barm
B. Stanchion Stalls
C. Tie stalls
D. Comfort Stalls
9. Luas minimal untuk kandang sapi perah dara / dewasa untuk umur 6-12 bulan,
minimal per ekor adalah
A. 2,1 m2
B. 2,7 m2
C. 3,1 m2
D. 3,7 m2
10. Tipe kandang dimana sapi-sapi diikat lehernya dengan rantai besi tau ali yang
kuat dan ditambatkan di pipa besi atau ring yang dibuat khusus pada bagian
dalam bak makanan
A. Tie Stalls
B. Comfort Stalls
C. Stanchion Stalls
D. Heck Stalls

11. Untuk membuat lay out kandang, sebaiknya jarak antara kandang isolasi dan
andang karantina dengan bangunan kandang lainnya adalah
A. sekurang-kurangnya 25 meter dengan tinggi tembok pembatas 2 meter
B. sekurang-kurangnya 20 meter dengan tinggi tembok pembatas 2 meter
C. sekurang-kurangnya 15 meter dengan tinggi tembok pembatas 2 meter
D. sekurang-kurangnya 10 meter dengan tinggi tembok pembatas 2 meter
12. Dalam membuat perkandangan sapi perah, jarak antar bangunan kandang adalah
A. 4-6 meter
B. 5-7 meter

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 64


C. 6- 8 meter
D. 8- 10 meter
13. Sapi-sapi dara dapat dikawinkan untuk pertama kali adalah pada umur....
A. 12 – 15 bulan
B. 14 - 17 bulan
C. 15 – 18 bulan
D. 18 - 24 bulan
14. Beberapa kegiatan di bawah ini yang tidak boleh dilakukan pada saat
melakukan pemerahan sapi
A. Sebelum diperah diberi makanan penguat
B. saat pemerahan diberi rumput/ hijauan biar tenang
C. sebelum diperah cuci pada bagian badan sapi daerah lipat papa dan bagian
belakang
D. sebelum diperah diuji ada tidaknya mastitis
15. Adalah sistem penggemukan sapi dengan pemberian ransum atau pakan yang
mengutamakan biji-bijian seperti jagung, cantel atau kacang-kacangan.
A. Over grassing
B. Pasture fattening
C. Dry lot fattening
D. Kombinasi pasture dry fattening

16. Penggemukkan sistem kereman adalah penggemukan dengan cara menempatkan


sapi dalam kandang secara terus menerus selama beberapa bulan dengan cara
yang sangat sederhana
A. Kereman
B. Dry fattening
C. Full housing
D. Dry lot fattening
17. Salah satu manfaat pemberian kolostrum pada pada pedet yang baru lahir adalah
membantu mengeluarkan mekonium. Mekonium adalah....

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 65


A. toxin / racun dalam tubuh pedet
B. Hormone yang berfungsi membantu pencernakan pertama
C. Enzym yang berfungsi untuk dapat mencerna kolostrum secara langsung
D. Kotoran anak sapi atau pedet yang pertama berwarna hitam kehijauan.
18. Kandungan Immunoglobulin pada perahan pertama kolostrum biasanya berkisar
antara
A. 1% (10 g/L) sampai 10% (100 g/L).
B. 2% (20 g/L) sampai 15% (150 g/L).
C. 3% (30 g/L) sampai 20% (200 g/L).
D. 4% (40 g/L) sampai 25% (250 g/L).
19. Penandaan pada ternak dengan cara membuat lubang-lubang kecil
menggunakan jarum khusus di sekitar bagian dalam telinga lalu lubang- lubang
tersebut diolesi dengan tinta khusus
A. Ear tatoos
B. Ear notching
C. Ear Sketches
D. Ear tag
20. Bobot Badan (kg) = {lingkar dada (cm) + 22} dikuadratkan dibagi 100. Adalah
rumus perkiraan bobot badan menurut....
A. Schoorl
B. Winter
C. Ardjodarmoko
D. Scheiffer

KUNCI JAWABAN

A. KUNCI JAWABAN LATIHAN SOAL KEGIATAN PEMBELAJARAN


1

1. Yang ketahui tentang:

a. Dranching gun
Dranching gun adalah Alat pencekok yang dipergunakan untuk
memberi obat cacing pada ternak

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 66


b. Trokar
Trokar merupakan salah satu alat kesehatan yang dipergunakan untuk
penanganan terhadap ternak ruminansia yang terkena penyakit bload.
dengan cara menusukkannya alat trokar tersebut ke perut, kemudian
mencabutnya agar angin atau gas yang berada di dalam perut ternak
dapat keluar
c. Ear tag
Ear tag adalah sejenis anting bernomor yang biasanya dipasangkan pada
daun kuping, terbuat dari bahan karet, plastik, atau alumunium alat
pemotong
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan kandang ternak ruminanisa
pedaging adalah :

a. Faktor bilogis
Faktor biologis ternak yang perlu dipertimbangkan adalah sensitif atas
respon ternak terhadap unsur iklim.
b. Faktor teknis
Kandang ternak perlu dibuat kuat agar dapat memberikan fungsi dengan
baik. Kontruksi, bahan dan tata letak bangunan harus dihitung
berdasarkan perhitungan arsitektur yang sesuai.
c. Faktor ekonomis
Tujuan pemeliharaan ternak adalah memberikan nilai ekonomi bagi
peternak pemeliharaannya

3. Kandang ternak sebaiknya dirancang agar efektif untuk memenuhi


persyaratan kesehatan dan kenyamanan ternak, enak dan nyaman untuk
pekerja, efisien untuk tenaga dan alat-alat, pelaksanaannya dapat disesuaikan
dengan peraturan kesehatan. Kandang yang memiliki persyaratan akan
membuat usaha ternak semakin baik. Dengan semakin baiknya persyaratan
kandang, ternak yang dipelihara akan semakin sehat.

4. Secara umum kandang dikenal dua jenis kandang sapi, yaitu: kandang bebas
(loose hausing) dan kandang konvensional (conventional stanchion barn).

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 67


Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan-bahan yang ekonomis
dan mudah diperoleh. Di dalam kandang harus ada drainase dan saluran
pembuangan Iimbah yang mudah dibersihkan. Tiang kandang sebaiknya
dibuat dari kayu berbentuk bulat agar Iebih tahan lama dibandingkan dengan
kayu berbentuk kotak. Selain itu, kayu bulat tidak akan melukai tubuh sapi,
berbeda dengan kayu kotak yang memiliki sudut tajam.

5. Tata letak / lokasi kandang


 Letak kandang harus lebih tinggi dari lingkungan dan sekitarnya agar
tidak tergenang
 Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter
yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang.
 Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi
jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok
pembatas 2 m.
 Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan
kotoran terletak 100 m dari kandang.
 Tinggi dinding luar kandang di dataran rendah 3 m, sedangkan dataran
tinggi 2,1 m.
 Tinggi atap sebelah bawah pada kandang di dataran rendah 2,2 m dan di
dataran tinggi 1,75 m.

B. KUNCI JAWABAN LATIHAN SOAL KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

1. Ciri –ciri ternak ruminansia yang baik secara umum adalah sebagai berikut:
1) Sehat tidak berpenyakitan dan tidak cacat
2) Lincah dan tidak loyo
3) Punggung lurus, dada lebar

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 68


4) Mata bersinar
5) Nafsu makan tinggi atau baik
6) Berdiri tegak dengan keempat kakinya
7) Kulit halus, mengkilat dan tidak mengidap penyakit kulit.

2. Perbedaan antara kambing dengan domba adalah :


No Domba Kambing

1 Dicelah antara kedua bilah kuku Tidak mempunyai sekresi yang


keluar sekresi yang berbau khas berbau khas di celah kedua
pada saat jalan bilah kuku
2 Tanduk berpenampang segi tiga Tanduk berpenampang
dan tumbuh melilit bulat/berbentuk pipih dan
tumbuh lurus
3 Bulu sangat tebal Bulu tipis halus
4 Bulu sangat baik digunakana Bulu tidak dapat dimanfaatkan
sebagai bahan wol atau bulu atau bulu tidak dicukur
dicukur
5 Domba jantan tidak berbau Kambing jantan mempunyai
prengus kelenjar bau yang sangat
mencolok ( prengus)

3. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan pada saat pengadaan bakalan ternak
untuk digemukkan adalah :
1) Keragaman Ternak
2) Jumlah Ternak
3) Penggunaan Bangsa Ternak

4. Ternak calon untuk digemukkan yang baik adalah bila ternak-ternak yang
digemukkan memiliki keseragaman, baik umur maupun besar/berat tubuhnya.
Kelompok ternak yang memiliki keseragaman semacam ini akan lebih
menguntungkan peternak dalam berbagai hal, diantaranya ternak yang
seragam akan lebih mempermudah tatalaksana dan pada umumnya ternak
yang seragam akan mempunyai pertumbuhan yang relatif seragam, karena
dalam persaingan mendapatkan pakan tidak ada yang selalu dikalahkan.

C. KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 69


1. A 11. D
2. A 12. C
3. B 13. C
4. B 14. A
5. B 15. C
6. C 16. A
7. C 17. D
8. D 18. B
9. B 19. A
10. A 20. A

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Dasar-dasar pemeliharaan ternak. Buku Teks bahan Ajar Siswa.
Direktorat Pembinaan sekolah Mennengah Kejuruan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia

Arif Hidayat, Pepen Effendi, Asep Ali Fuad, Yadi Patyadi, Koseki, Kimiaki Taguchi,
Teruo Sugiwaka. 2013. Manajemen Kesehatan Pemerahan. UPTD BPPIBTSP
Bunikasih Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 70


Nugroho, C.P. 2008. Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging. Dinas Pendidikan
Nasional. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.

Zumrotun, 2016. Pengelolaan Perkandangan dan Pemeliharaan Ternak Ruminansia.


Modul Diklat Keahlian Ganda. Kementrian Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian. Cianjur

GLOSARIUM

Alluminium ear tag : Alat yang dipasang pada daun telinga sebagai ciri
individual ternak sapi yang terbuat dari
alumunium
Altitut stick : Alat untuk mengukur panjang badan, tinggi

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 71


badan, lebar dada, lebar pinggul
Ankle strep : Ankle strep merupakan gelang kaki plastik yang
bernomor
Calf housr/calf pens : Kandang pedet
Caliper : Alat untuk mengukur lebar dada, lebar panggul.
Chooper : Mesin pencacah rumput
Comfort Stalls sapi-sapi dibariskan sampai batas maksimal
sepanjang kandang)
Dehorner : Alat pemotong tanduk
Drencing gun : Alat pencekok untuk memberikan obat cacing
Diggit Tatto Tang : Alat identifikasi ternak pada bagian telinga
dengan tiga kombinasi huruf atau angka
Disc mill : Mesin penggiling pakan
Dry Lot fattening : adalah sistem penggemukan sapi dengan
pemberian ransum atau pakan yang
mengutamakan biji-bijian seperti jagung, cantel
atau kacang-kacangan
Ear Notch Tang : Alat yang berfungsi mengidentifikasi dengan cara
merobek daun telingan dengan kode dan ukuran
tertentu
Electric tatto : penandaan dengan menggunakan listrik sebagai
sumber arus.
Marking/branding : Alat pmberian tanda atau penandaan
Milk can : Ember untuk menampung susu
Mixer : Alat pencampur pakan
Measuring tape : Alat untuk mengukur panjang badan, lingkar
dada.
Measuring stick : Tongkat ukur yaitu alat untuk mengukur tinggi
badan, panjang badan, lebar dada, lebar pinggul,
tinggi punggung
Mesin perah portable : Mesin perah untuk pemakaian satu sapi dan
dilengkapi dnegan roda
Neck Chain : Alat penandaan yang dilakukan dengan
menggunakan sabuk kulit atau rantai diberi

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 72


penomoran dan dikalungkan pada leher ternak
Outfit Tattoo ; Alat penomoran atau pentatoan berbentuk tang
dengan nomor-nomor yang dapat dipasang dan
dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan.

renet : adalah alat yang dapat dipergunakan untuk


e membersihkan dan memotong kuku ternak
ruminansia
Paint stick : Alat penomoran yang berbentuk lipstick untuk
menuliskan nomor pada badan ternak
Pastur fettning : sistem penggemukan sapi yang dilakukan dengan
: cara menggembalakan sapi di padang
penggembahan
Plstic ear tag : Alat yang dipasang pada daun telinga sebagai ciri
individual ternak sapi yang terbuat dari
alumunium
Pita gordas : Alat / tali untuk mengukur lingkar dada ternak
Kandang pedet yang bisa dibonnkar, dipasang dan
dipindahkan.
Portable pens : kandang anak sapi yang dapat atau mudah
dibongkar atau dipasang dan dipindahkan
Stanchion Stalls : sapi-sapi Iehernya dimasukkan ke dalam jeruji,
terbuat dari pipa besi atau kayu yang kuat
Teatcups : Mangkok putting
Timbangan salter : Timbangan yang berbentuk bulat dan digunakan
dengan cara digantung
Tie stalls : tipe kandang di mana sapi-sapi diikat Iehernya
dengan ran- tai besi atau tali yang kuat dan
ditambatkan pada pipa besi atau ring yang
dibuat khusus pada bagian dalam bak makanan

Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 73


Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging 74

Anda mungkin juga menyukai