Anda di halaman 1dari 31

MODUL

AGRIBISNIS ANEKA TERNAK


KELAS/SEMESTER: XI/I
AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA (ATR)
SIPORA PETRONELA TELNONI, S.Pt, M.Si

PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN BAGI ANEKA TERNAK


(ITIK, PUYUH, MERPATI, DAN KELINCI) DAN ANALISIS BAHAN PAKAN

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI KUPANG


KUPANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi dan Kompetensi Mata Pelajaran Agribisnis Aneka Ternak

No. Kompetensi Dasar Indikator

1. 1.1 Menggunakan waktu yang diberikan 1.1.1 Menyimak dengan serius materi mata
dalam mempelajari mata pelajaran pelajaran agribsinis aneka ternak.
agribisnis aneka ternak. 1.1.2 Bersemangat dalam memberikan
pertanyaan dan pendapat mengenai potensi
agribisnis aneka ternak di Indonesia dan
NTT.
1.1.3 Mampu bekerjasama dalam kelompok
belajar dan praktikum.
2. 1.2 Mengembangkan potensi peternakan 1.2.1 Mengenali potensi aneka ternak
aneka ternak. 1.2.2 Mengetahui kontribusi aneka ternak bagi
pengembangan usaha peternakan
1.2.3 Mengidentifikasi jenis-jenis aneka ternak
potensial yang ada di Indonesia
1.2.4 Menentukan jenis-jenis (4 jenis aneka:
kelinci, puyuh, itik, dan merpati) potensial
untuk dikembangkan di NTT
3. 1.3 Mengenali potensi 2 jenis aneka: 1.3.1 Mengidentifikasi jenis/bangsa kelinci.
kelinci dan puyuh 1.3.2 Membedaka jenis/bangsa kelinci
berdasarkan tujuan pemeliharaan.
1.3.3 Mengetahui keunggulan setiap jenis/bangsa
kelinci.
1.3.4 Mengidentifikasi jenis-jenis puyuh.
1.3.5 Membedaka jenis puyuh berdasarkan tujuan
pemeliharaan.
1.3.6 Mengetahui keunggulan puyuh.
4. 1.4 Mengenali potensi 2 jenis aneka: itik 1.4.1 Mengidentifikasi jenis-jenis itik.
dan merpati 1.4.2 Membedaka jenis itik berdasarkan tujuan
pemeliharaan.
1.4.3 Mengetahui keunggulan setiap jenis itik.
1.4.4 Mengidentifikasi jenis-jenis merpati.
1.4.5 Membedaka jenis merpati berdasarkan
tujuan pemeliharaan.
1.4.6 Mengetahui keunggulan setiap jenis
merpati.
5. 1.5 Mempelajari dan mengenali 1.5.1 Mengetahui tingkah laku (ciri khas) kelinci.
tingkahlaku aneka ternak (kelinci 1.5.2 Mengetahui tingkah laku makan dan minum
dan puyuh) kelinci.
1.5.3 Mengetahui tingkah laku reproduksi kelinci.
1.5.4 Mengetahui tingkah laku hidup
berkelompok kelinci.
1.5.5 Mengetahui tingkah laku beradaptasi
kelinci.
1.5.6 Mengetahui tingkah laku (ciri khas) puyuh.
1.5.7 Mengetahui tingkah laku makan dan minum
puyuh.
1.5.8 Mengetahui tingkah laku reproduksi puyuh.
1.5.9 Mengetahui tingkah laku hidup
berkelompok puyuh.
1.5.10 Mengetahui tingkah laku beradaptasi
puyuh.
6. 1.6 Mempelajari dan mengenali 1.6.1 Mengetahui tingkah laku (ciri khas) itik.
tingkahlaku aneka ternak (itik dan 1.6.2 Mengetahui tingkah laku reproduksi itik.
merpati) 1.6.3 Mengetahui tingkah laku makan dan minum
itik.
1.6.4 Mengetahui tingkah laku reproduksi itik.
1.6.5 Mengetahui tingkah laku hidup
berkelompok itik.
1.6.6 Mengetahui tingkah laku beradaptasi itik.
1.6.7 Mengetahui tingkah laku (ciri khas)
merpati.
1.6.8 Mengetahui tingkah laku reproduksi
merpati.
1.6.9 Mengetahui tingkah laku makan dan minum
merpati.
1.6.10 Mengetahui tingkah laku reproduksi
merpati.
1.6.11 Mengetahui tingkah laku hidup
berkelompok merpati.
1.6.12 Mengetahui tingkah laku beradaptasi
merpati.
7. 1.7 Memahami sistem anatomi dan 1.7.1 Mengetahui bagian-bagian organ dan
fisiologi reproduksi dan teknologi saluran reproduksi jantan dan betina pada
reproduksi aneka ternak: Kelinci, kelinci.
Puyuh, dan Itik 1.7.2 Mengetahui fungsi organ dan saluran
reproduksi kelinci jantan dan betina
1.7.3 Mengetahui dan memahami teknologi
reproduksi (Inseminasi Buatan dan In Vitro
Fertilization) pada kelinci serta manfaatnya.
1.7.4 Mengetahui bagian-bagian organ dan
saluran reproduksi jantan dan betina pada
puyuh.
1.7.5 Mengetahui fungsi organ dan saluran
reproduksi puyuh jantan dan betina
1.7.6 Mengetahui dan memahami teknologi
reproduksi (Inseminasi Buatan) pada puyuh
serta manfaatnya.
1.7.7 Mengetahui bagian-bagian organ dan
saluran reproduksi jantan dan betina pada
itik.
1.7.8 Mengetahui fungsi organ dan saluran
reproduksi itik jantan dan betina
1.7.9 Mengetahui dan memahami teknologi
reproduksi (Inseminasi Buatan) pada itik
serta manfaatnya.
8. 1.8 Memahami sistem anatomi dan 1.8.1 Mengetahui bagian-bagian organ dan
fisiologi reproduksi dan teknologi saluran reproduksi jantan dan betina pada
reproduksi aneka ternak: Merpati dan merpati.
deteteksi kebuntingan/daya fertile 1.8.2 Mengetahui fungsi organ dan saluran
aneka ternak reproduksi merpati jantan dan betina
1.8.3 Mengetahui dan memahami teknologi
reproduksi (Inseminasi Buatan) pada
merpatiserta manfaatnya.
1.8.4 Mengetahui waktu/cara deteksi
kebuntingadan kelahiran pada kelinci.
1.8.5 Mengetahui waktu/periode fertil dan
bertelur pada puyuh, merpati, dan itik.
9. 1.9 Memahami sistem anatomi dan 1.9.1 Mengetahui alat dan saluran pernapasan,
fisiologi pada Aneka Ternak pencernaan, sirkulasi/peredaran darah dan
eksresi pada kelinci.
1.9.2 Mengetahui fungsi alat dan saluran
pencernaan, pernapasan, sirkulasi/
peredaran darah, dan eksresi pada kelinci.
1.9.3 Mengetahui alat dan saluran pernapasan,
pencernaan, sirkulasi/peredaran darah dan
eksresi pada puyuh.
1.9.4 Mengetahui fungsi alat dan saluran
pencernaan, pernapasan, sirkulasi/
peredaran darah, dan eksresi pada puyuh.
1.9.5 Mengetahui alat dan saluran pernapasan,
pencernaan, sirkulasi/peredaran darah dan
eksresi pada itik.
1.9.6 Mengetahui fungsi alat dan saluran
pencernaan, pernapasan, sirkulasi/
peredaran darah, dan eksresi pada itik.
1.9.7 Mengetahui alat dan saluran pernapasan,
pencernaan, sirkulasi/peredaran darah dan
eksresi pada merpati.
1.9.8 Mengetahui fungsi alat dan saluran
pencernaan, pernapasan, sirkulasi/
peredaran darah, dan eksresi pada merpati.
10. 1.10 Memahami K3LH dalam Budidaya 1.10.1 Mengetahui teori K3LH dalam usaha
Aneka Ternak pemeliharaan aneka ternak.
1.10.2 Mengetahui prosedur K3LH dalam
pemeliharaan aneka ternak.
1.10.3 Mengetahui tindakan pertolongan pertama
pada kecelakaan kerja di dalam usaha
pemeliharaan aneka ternak.
11. 1.11 Memahami manajemen 1.11.1 Mengetahui jenis-jenis dan model kandang
perkandangan aneka ternak bagi pemeliharaan kelinci.
1.11.2 Mengetahui kelebihan dan kekurangan
kandang tipe kelompok dan invidu pada
pemeliharaan kelinci.
1.11.3 Mengetahui jenis kandang berdasarkan
periode/umur dan kondisi fisiologi kelinci:
kandang jantan, kandang indukan, kandang
beranak, kandang laktasi, kandang sakit.
1.11.4 Mengetahui jenis-jenis dan model kandang
bagi pemeliharaan puyuh.
1.11.5 Mengetahui kelebihan dan kekurangan
kandang tipe kelompok dan invidu pada
pemeliharaan puyuh.
1.11.6 Mengetahui jenis kandang berdasarkan
periode/umur dan kondisi fisiologi puyuh:
kandang starter, kandang grower-finisher,
kandang sakit.
1.11.7 Mengetahui jenis-jenis dan model kandang
bagi pemeliharaan itik.
12. 1.12 Memahami manajemen 1.12.1 Mengetahui kelebihan dan kekurangan
perkandangan aneka ternak kandang tipe kelompok dan invidu pada
pemeliharaan itik.
1.12.2 Mengetahui jenis kandang berdasarkan
periode/umur dan kondisi fisiologi itik:
kandang starter, kandang grower-finisher,
kandang sakit, dan kandang kawin.
1.12.3 Mengetahui jenis-jenis dan model kandang
bagi pemeliharaan merpati.
1.12.4 Mengetahui kelebihan dan kekurangan
kandang tipe kelompok dan invidu pada
pemeliharaan merpati.
1.12.5 Mengetahui jenis kandang berdasarkan
periode/umur dan kondisi fisiologi merpati:
kandang starter, kandang grower-finisher,
kandang sakit.
1.12.6 Mengetahui jenis bahan yang baik untuk
membuat kandang.
1.12.7 Mengetahui tatalaksana pendirian kandang
berdasarkan aturan dirjen peternakan.
13. 1.13 Memahami pembibitan aneka ternak 1.13.1 Mengetahui dasar pembibitan yang baik dan
benar pada usaha pemeliharaan puyuh,
merpati, kelinci, dan itik.
1.13.2 Mengetahui cara seleksi bibit puyuh,
merpati, kelinci, dan itik yang baik.
1.13.3 Mengetahui jenis bibit puyuh, merpati,
kelinci, dan itik yang baik.
14. 1.14 Memahami pakan dan pemberian 1.14.1 Mengetahui kebutuhan pakan berdasarkan
pakan aneka ternak umur dan kondisi fisiologi puyuh, merpati,
kelinci, dan itik.
1.14.2 Mengetahui jenis-jenis bahan pakan bagi
puyuh, merpati, kelinci, dan itik.
1.14.3 Mengetahui kriteria/syarat-syarat bahan
pakan yang baik puyuh, merpati, itik, dan
kelinci.
1.14.4 Mengetahui metode analisis pakan ternak.
1.14.5 Mengetahui bentuk-bentuk pakan puyuh,
merpati, kelinci, dan itik.
1.14.6 Mengetahui cara perhitungan formulasi
pakan (ransum dan konsentrat) bagi puyuh,
merpati, itik, dan kelinci.
1.14.7 Mengetahui jenis analisis bahan pakan
ternak.
15. 1.15 Mengelola Kesehatan Ternak 1.15.1 Mengetahui cara/teknik penanganan
kesehatan pada ternak.
1.15.2 Mengetahui ciri-ciri ternak sehat dan sakit.
1.15.3 Mengetahui jenis-jenis penyakit pada
puyuh, itik, merapti, dan kelinci.
1.15.4 Mengetahui jenis desinfeksi yang dapat
digunakan dalam sanitasi.
1.15.5 Mengetahui jenis obat-obat, vitamin, dan
suplemen yang digunakan dalam
penanganan ternak sakit dan mendukung
kondisi ternak.
16. 1.16 Mengelola produksi pakan aneka 1.16.1 Mengetahui teknik/cara produksi pakan
ternak yang baik berdasarkan bentuk (pellet, mash,
dan crumble).
1.16.2 Megetahui cara packing pakan dan distrbusi
pakan.
1.16.3 Mengetahui cara evaluasi (job description)
produksi pakan.
17. 1.17 Mengelola penetasan pada puyuh, 1.17.1 Mengetahui teknik/cara melakukan
itik, dan merpati penetasan yang baik.
1.17.2 Mengetahui cara pemilihan bibit petelur
yang baik.
1.17.3 Mengetahui cara evaluasi penetasan.
18. 1.18 Mengelola hasil aneka ternak 1.18.1 Mengetahui cara-cara pengelolaan hasil
aneka ternak (karkas dan telur).
1.18.2 Mengetahui cara pemotongan ternak yang
baik.
1.18.3 Mengetahui cara pemeriksaan ternak
antemortem dan postmortem.
1.18.4 Mengetahui cara/teknik pengawetan hasil
ternak.
19. 1.19 Mengelola limbah aneka ternak 1.19.1 Mengetahui cara/teknik pengelolaan limbah
aneka ternak.
1.19.2 Mengetahui manfaat limbah ternak.
1.19.3 Mengetahui dampak positif dan negatif
adanya limbah ternak.
1.19.4 Mengetahui cara pembuatan bokashi dan
pupuk kandang.
20. 1.20 Merencanakan kegiatan usaha 1.20.1 Mengetahui cara perhitungan/analisis
pemeliharaan aneka ternak kebutuhan usaha ternak aneka ternak.
1.20.2 Mengetahui cara menyiapkan kebutuhan
sarana dan prasarana.
21. 1.21 Evaluasi kegiatan usaha aneka ternak 1.21.1 Mengetahui cara perhitungan biaya usaha
dalam usaha aneka ternak.
1.21.2 Mengetahui analisis SWOT dalam usaha
peternakan.

B. Petunjuk Penggunaan Modul Agribisnis Aneka Ternak


1. Modul digunakan/dipelajari sesuai dengan point A diatas, yaitu setiap pertemuan
yang akan membahas mengenai kompetensi dasar (KD) dan indikator yang harus
dicapai oleh semua siswa.
2. Setiap akhir pembelajaran modul siswa harus mencoba menjawab dan memahami
setiap soal atau bagian rangkuman yang dibuat.

BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. KEGIATAN BELAJAR IX
1. Kompetensi Dasar IX
a. Memahami pakan dan pemberian pakan aneka ternak
1. Mengetahui kebutuhan pakan berdasarkan umur dan kondisi fisiologi puyuh,
merpati, kelinci, dan itik.
2. Mengetahui jenis-jenis bahan pakan bagi puyuh, merpati, kelinci, dan itik.
3. Mengetahui kriteria/syarat-syarat bahan pakan yang baik puyuh, merpati, itik,
dan kelinci.
4. Mengetahui metode analisis pakan ternak.
5. Mengetahui bentuk-bentuk pakan puyuh, merpati, kelinci, dan itik.
6. Mengetahui cara perhitungan formulasi pakan (ransum dan konsentrat) bagi
puyuh, merpati, itik, dan kelinci.
7. Mengetahui jenis analisis bahan pakan.

2. Materi Pembelajaran IX
Pengertian pakan, pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk
hewan sedangkan food untuk manusia. Bahan pakan (feed) adalah segala sesuatu
yang dapat diberikan kepada ternak (baik berupa bahan organik maupun
anorganik) yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu
kesehatan ternak. Pakan berhubungan dengan kuantitatif (jumlah), kualitatif
(nutrisi pakan), kontinuitas (ketersediaan), dan keseimbangan zat pakan yang
terkandung di dalamnya.
Penggolongan bahan pakan:
• Bahan pakan: Hewan dan Tumbuhan.
• Bahan pakan Tumbuhan: Bijian, Hijauan, dan Umbian
• Bahan pakan Hewan: asal ternak dan limbah ternak
• Bahan pakan Konvensional dan Inkonvensional
Fungsi pakan bagi ternak, digunakan oleh ternak digunakan untuk
mempertahankan hidup, pertumbuhan dan produksi/reproduksi. Bahan pakan
memiliki 3 fungsi/peran: peran social, peran psikologis, dan peran fisiologis.
• Peran social: Segala sesuatu yang menyangkut penggunaan bahan makanan
dalam hidup bermasyarakat (nampak jelas pada manusia).
• Peran psikologis: Peran Psikologis (sulit dimengerti dan dilihat karena seringkali
tidak ada sangkut pautnya dengan nilai gizi atau cita rasa bahan makanan), peran
ini erat hubungannya dengan adat kebiasaan, agama, aroma dan aspek bahan
makanan. Ayam misalnya lebih menyukai pakan yang berbentuk butiran
daripada tepung, warna tertentu (merah atau hijau); ternak ruminansia
mempunyai kebiasaan mengendus-endus makanan selama makan, dan
menghindari bau yang asin.
• Peran Fisiologis: 1) menyediakan energi untuk melangsungkan berbagai proses
dalam tubuh, 2) menyediakan bahan-bahan untuk membangun dan
memperbaharui jaringan tubuh yang aus atau terpakai, 3) Mengatur kelestarian
proses-proses dalam tubuh dan kondisi lingkungan dalam tubuh.
Pada pemeliharaan ternak dalam hal aneka ternak secara intensif pakan
merupakan biaya terbesar yang dapat mencapai 70% dari biaya produksi
(Zainuddin, 2005).
Zat pakan (zat makanan) adalah bagian dari bahan pakan yang dapat dicerna,
dapat diserap dan bermanfaat bagi tubuh. 6 macam zat pakan: air, mineral,
karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin). Ransum adalah campuran 2 atau lebih
bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan ternak selama 24 jam.

PENGGOLONGAN BAHAN PAKAN (INTERNASIONAL) DIBAGI DALAM 8 KELAS


1. Pakan kasar (roughage), adalah bahan pakan yang banyak mengandung serat
kasar (lebih dari 18%) dan rendah energinya. Contoh: jerami (jerami dari
padi, jagung, pucuk tebu), hijauan kering dan lain-lain.
2. Hijauan segar (green forage, pasture), contoh: rumput/hijauan segar lainnya
yang baru dipotong, padang rumput dan lain-lain.
3. Silase (silage) adalah hijauan yang sengaja diawetkan melalui proses
fermentasi secara tanpa udara/oksigen (anaerob) dalam suatu tempat yang
disebut silo.
4. Sumber energi adalah pakan yang banyak mengandung energi (kandungan
energi lebih dari 2250 Kkal/kg). Contoh: butir-butiran (jagung,
sorghum/cantel, kedele, kacang dll), umbi-umbian (ketela pohon, ketela
rambat, kentang dll.), minyak (kelapa, sawit, kedele dll.), lemak hewan
(tallow) dan minyak, hasil samping industri pertanian (bekatul, pollard, tetes
dan lain-lain).
5. Sumber protein adalah pakan yang mengandung protein lebih dari 20%.
Contoh: umumnya pakan asal hewani (tepung ikan, tepung daging, susu skim,
tepung darah dan lain-lain), kacang-kacangan/leguminosa (kacang tanah,
kedele, turi, gamal, lamtoro, dan lain-lain); bungkil (bungkil dari kelapa;
kelapa sawit; kedele; kacang; kapok; kapas ; jagung, dan lain-lain).
6. Sumber mineral, contoh: tepung tulang, kerang, kapur,dicaphos (dicalcium
phosphate), tricaphos (tricalcium phosphate), garam dan lain-lain.
7. Sumber vitamin, contoh: buah-buahan, tauge, hijauan kacang-kacangan,
wortel dan lain-lain.
8. Bahan aditif adalah bahan yang perlu ditambahkan dalam jumlah relatif
sedikit yang kadangkala diperlukan untuk melengkapi ransum yang disusun.
Contoh: penambah aroma/cita rasa, asam amino/campuran asam amino, vit-
min mix (kombinasi vitamin dan mineral).

SYARAT PEMILIHAN BAHAN PAKAN


Dalam pemilihan bahan pakan atau ransum sebaiknya memperhatikan beberapa
persyaratan/pertimbangan antara lain: a) bahan itu mudah didapat/tidak
bersaing dengan manusia, b) murah harganya, c) tidak bersaing penggunaannya
dengan manusia, d) tidak beracun, e) mengandung zat pakan/nutrisi yang sesuai
dengan tujuan beternak.
PENGGOLONGAN BAHAN PAKAN BERDASARKAN PENGGUNAANYA

Konvensional adalah bahan pakan konvensional merupakan bahan pakan yang


umum digunakan dalam formulasi pakan/ransum dan sudah banyak
diperdagangkan.

Inkonvensional adalah bahan-bahan pakan inkonvensional adalah bahan pakan


yang tidak lazim digunakan, ketersediaannya masih terbatas
dan direkomendasikan dapat dimanfaatkan untuk formulasi
pakan, karena mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan dan
produksi ternak.
Kandungan Zat-zat Nutrisi Beberapa Bahan Pakan Konvensional

Kandungan zat-zat
nutrisi beberapa bahan
pakan inkonvensional
ASPEK DALAM PEMILIHAN BAHAN PAKAN

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menggunakan


bahan pakan inkonvensional adalah sifat dan karakteristik
bahan pakan tersebut, seperti secara fisik tidak terlihat ada
perubahan warna dan bau yang menyengat, segar, tekstur
lembut, sedangkan secara kimia untuk mengetahui kandungan
zat-zat nutrisi dan zat anti nutrisinya perlu dilakukan analisa
laboratorium.
Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Konsumsi Pakan: Sifat fisiologi dapat dilihat
dari umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (lemah atau sakit). Konsumsi
pakan/nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah
konsentrasi energi yang terkandung didalam pakan, konsentrasi energi ini
berbending terbalik dengan tingkat tingkat konsumsinya jika makin tinggi
konsentrasi energi didalam pakan maka jumlah konsumsinya makin menurun
sebaliknya konsumsi pakan meningkat jika konsentrasi energi yang terkandung
dalam pakan rendah.

FAKTOR PEMBATAS DALAM PENGGUNAAN PAKAN

Beberapa upaya atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan faktor pembatas (zat anti nutrisi):
1. Pencucian
2. Perendaman
3. Pemanasan (pengukusan/perebusan/penyangraian/penguapan)
4. Pengeringan (sinar matahari atau oven)
5. Ekstraksi/pemerasan/penekanan (mengurangi kadar air)
6. Pencacahan/pemarutan (menjadi partikel kecil)
7. Penggilingan
8. Pendinginan
9. Penambahan bahan kimia
10. Fermentasi
11. Metode pengolahan lainnya

PAKAN ITIK
• Bahan pakan yang digunakan untuk ternak itik sebaiknya murah, tidak beracun,
tidak asin, kering, tidak berjamur, tidak busuk/bau/apek, tidak menggumpal,
mudah diperoleh dan palatable.
• Pakan sumber energi utama adalah: menir, jagung, tepung ubi kayu dan tepung
sagu dan sumber protein utama adalah tepung ikan, bungkil kedelai dan bungkil
kelapa.
• Bahan pakan yang digunakan untuk ransum ternak itik pada prinsipnya sama
dengan ternak ayam, penggunaan bahan pakan lokal yang murah, tidak bersaing
dengan kebutuhan manusia dan berkualitas baik sangat disarankan agar usaha
ternak itik dapat menguntungkan.

Jenis bahan pakan itik

Kandungan Gizi Berbagai Bahan Pakan Ternak Itik (Berdasarkan Bahan Kering)
dan Batas Penggunaannya
Alternatif Bahan Pakan Lokal Dan Batasan Maksimum (%) dalam Ransum Itik
KEBUTUHAN GIZI ITIK (STARTER, GROWER, DAN LAYER)

FORMULASI RANSUM DAN ANALISIS BIAYA PROUDKSI PAKAN ITIK


Penggunaan Pakan Sumber Protein Hewani
• Keong yang ditumbuk segar sebagai sumber protein/Ca untuk itik. Tepung keong
(Achatina fulica) yang dibuat dari keong mentah mengandung 52% protein
sedangkan keong rebus mengandung 32,7%. Keong mentah dapat digunakan
sebanyak 15% dan tepung keong rebus dapat digunakan sebanyak 20% dalam
pakan itik yang sedang tumbuh.
• Siput murbei (Pomacea caniculata) yang merupakan hama bagi tanaman padi
dapat digunakan sebagai bahan pakan itik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan 20% daging segar siput murbei atau pengganti sebanyak 20% tepung
ikan dapat digunakan dalam pakan itik tanpa pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan itik jantan umur 3-7 minggu (Suhendi, 2002).

KEBUTUHAN AIR UNTUK ITIK


Air adalah kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh jenis ternak (Leeson dan
Summers, 1991). Misalnya, ayam tanpa air minum akan lebih menderita dan bahkan
lebih cepat mati dibanding ayam tanpa pakan. Sebagai contoh, sekitar 58 % dari
tubuh ayam dan 66% dari telur adalah air ( Esmail, 1996). Mutu air sering diabaikan
oleh peternak karena kenyataan yang mereka lihat yaitu itik mencari makan dan
minum ditempat kotor seperti kali, sawah atau bahkan di selokan. Air juga dapat
berfungsi sebagai sumber berbagai mineral seperti Na, Mg dan Sulfur. Air yang sesuai
untuk itik adalah air bersih, sejuk dengan pH antara 5-7, tidak berbau, tawar/tidak
asin dan tidak mengandung racun. Jumlah kebutuhan air untuk unggas secara umum
termasuk ternak itik diperkirakan sebanyak 2 kali dari kebutuhan pakan/ekor/hari.

PAKAN PUYUH
Dibedakan menurut bentuk dan kegunaannya dalam fase pemeliharaan puyuh.
Menurut bentuknya dibedakan menjadi3,yaitu: 1). Mash (pakan yang berbentuk
tepung), 2). Crumble (pakan yang berbentuk remah-remah). Pakan jenis crumble
memiliki keuntungan lebih mudah dikonsumsi atau diaptuk puyuh sehingga lebih
disukai., dan 3). Pellet (pakan yang berbentuk biji-bijian), jenis pakan ini juga
digemari puyuh.
Menurut kegunaan pada masa pemeliharaan, jenis pakan puyuh dibedakan menjadi
2 jenis yaitu: 1). Pakan fase starter yaitu pakan yang diberikan pada masa
pertumbuhan, fase tersebut dimulai dari DOQ masuk sampai siap bertelur. Pakan ini
juga digunakan untuk puyuh fase grower., 2). Pakan fase layer, pakan yang diberikan
pada puyuh yang memasuki masa bertelur.
Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh

Protein, terkandung dalam bahan pakan nabati dan hewani antara lain bungkil
kedelai, tepung ikan, bungkil kacang tanah, tepung hati dan tepung cacing. Fungsi
protein antara lain sebagai materi penyusun dasar semua jaringan tubuh yang
dibentuk. Jaringan tubuh tersebut berupa otot, sel darah, kuku dan tulang. Selain
itu, protein berfungsi untuk pertumbuhan jaringan baru, bahan pembuat telur,
dan sperma. Bila kadar protein dalam pakan tidak cukup, pertumbuhan menjadi
tidak normal. Bila keadaan tersebut dibiarkan berlarut-larut , puyuh dapat
mengalami kematian.
Karbohidrat, dibutuhkan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Energi digunakan untuk kebutuhan hidup pokok, gerak otot, sintesa jaringan-
jaringan baru, aktivitas kerja, serta memelihara temperatur tubuh. Karbohidrat
terdapat dalam bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jagung,
dedak padi, minyak kelapa, minyak jagung dan minyak wijen. Diantara bahan
pakan tersebut, jagung paling sering digunakan karena selain sebagai sumber
karbohidrat, karoten yang terkandung di dalamnya berfungsi untuk memberi
warna kuning pada telur dan bagian kuning lainnya pada organ tubuh burung
puyuh. Ransum berenergi tinggi, biasanya mengandung minyak ikan, lemak
hewan, atau minyak nabati, dapat mengakibatkan naiknya angka kematian.
Namun hal tersebut dapat dihindari dengan meningkatkan kadar kholin, vitamin
B12 dan vitamin E.
Lemak, merupakan sumber karbohidrat, yang berarti pula sebagai sumber
energi. Fungsi lemak adalah membantu penyerapan vitamin (A, D, E, dan K),
menambah palatabilitas (rasa), menyediakan asam-asam lemak esensial,
mempengaruhi penyerapan vitamin A dan karoten dalam saluran pencernaan,
berpengaruh penting dalam penyerapan Ca (kalsium), serta menambah efisiensi
penggunaan energi. Sumber lemak terdapat dalam bahan pakan seperti minyak
kelapa, minyak kacang kedelai, minyak jagung, dan minyak biji kapas.
Vitamin, merupakan senyawa organik yang harus selalu tersedia walaupun dalam
jumlah yang sangat kecil, untuk metabolisme jaringan normal. Secara langsung
maupun tidak langsung, defisiensi vitamin pada burung puyuh mengakibatkan
kerugian seperti lebih mudah terserang penyakit sehingga menurunkan
produktivitas, bahkan menimbulkan kematian. Sumber pakan yang mengandung
vitamin bermacam-macam, diantaranya jagung kuning, daun-daunan, biji-bijian.
Mineral, semua jenis ternak, termasuk burung puyuh sangat memerlukan mineral
dalam ransumnya, baik berupa mineral makro (Ca, P, Na, K dan Cl) atau mineral
mikro (Fe, Cu, I, Co, Zn, Mn, Se, dan Mo). Bahan pakan yang mengandung mineral
antara lain adalah probiotik, tepung tulang, kulit kerang, biji-bijian, dan garam
dapur. Bahan pakan yang umum diberikan pada ternak, yang disusun dalam
ransum yaitu jagung, dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, bungkil kelapa
dan minyak nabati.

PAKAN MERPATI
• Merpati sangat menyukai biji-bijian seperti jagung, padi, sorgum, cantel, kacang hijau,
kedelai, jewawut, kacang tanah dan kurang menyukai pellet.
• Pakan biji-bijian terdiri dari 50% jagung, 35% beras, 10% jewawut, 5% kacang-
kacangan dalam bentuk butiran pecah, ditambah grit – terutama menjelang bertelur.
• Pakan campuran biji-bijian dan pellet, pakannya dapat tersusun dari butiran 50%
jagung pecah, 48% pellet, ditambah 2% tepung kulit kerang, dan premix. Pakan
merpati potong rata-rata mengandung protein 14-15%, karbohidrat 60-70%, lemak
2-5%, dan serat kasar maksimal 5%.

Jenis pakan Merpati

Jenis pakan Merpati


Formulasi Ransum 10 Biji-bijian Berdasarkan Rataan Uji Kafetaria

Konsumsi pakan oleh Merpati

Kebutuhan Air, peranan air dalam tubuh erat hubungannya dengan sifat fisik dan
kimianya, yaitu: a) sebagai pelarut zat pakan; b) sebagai pengangkut zat pakan; c)
membantu kelancaran proses pencernaan, penyerapan dan pembangunan ampas
metabolisme; d) memperlancar reaksi kimia dalam tubuh; e) sebagai pengatur suhu
tubuh; f) membantu kelancaran kerja.
PAKAN KELINCI
Pakan kelinci merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
produktivitas ternak. Kelinci termasuk herbivora yang tidak dapat mencerna
serat-serat secara baik hal ini dimungkinkan karena kelinci tidak memiliki perut
rumen seperti halnya hewan herbivora yang lain seperti sapi, kambing.
Jenis pakan kelinci:
I. Pakan Konvensional: Hijauan (rumput, leguminosa, berbagai jenis herba,
dan limbah sayuran seperti daun wortel, kobis, kangkung. Limbah
pertanian seperti dedak, onggok, ampas tahu.
II. Pakan Inkonvensional: bahan pakan inkonvensional yang tersedia daun
rami (Boehmeria nivea L Goud) protein tinggi (18,97%) dan ampas teh
protein (17,57%).
Pakan memiliki kandungan nilai gizi: (Protein, Lemak, Karbohidrat, Vitamin,
Mineral, Serat Kasar, dan Air).
Pemberian pakan harus mengacu kepada kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh
kelinci. Berdasarkan tiga sumber referensi (Lebas, 1980 dalam Cheeke, 1987;
Cheeke, 1987; Ensminger, 1991) kebutuhan zat gizi pakan bervariasi. Menurut
Cheeke (1987), kebutuhan protein kelinci berkisar antara 12−18%, tertinggi
pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12%), kebutuhan serat
kasar induk menyusui, bunting dan muda (10−12%), kebutuhan serat kasar
kelinci dewasa (14%) sedangkan kebutuhan lemak pada setiap periode
pemeliharaan tidak berbeda (2%) (Tabel 1). Pemberian pakan kelinci juga
ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Pakan kelinci dibedakan
menjadi hijauan dan konsentrat. Pada peternakan kelinci intensif, hijauan
diberikan 60-80%, sisanya konsentrat.
Pola Pemberian Pakan: Imbangan Hijauan Dan Konsentrat, Pemberian Hijauan
dan Pemberian Konsentrat.
Imbangan/Kombinasi Hijauan Dan Konsentrat: Mendukung kecukupan gizi
yang seimbang pemberian hijauan perlu diimbangi dengan konsentrat. Pada
peternakan kelinci intensif hijauan diberikan 60–80%, sisanya konsentrat.
Pakan komersial bentuk pellet yang merupakan campuran hijauan dan
kosentrat pada peternakan intensif dibuat dengan imbangan 50–60% hijauan,
50–40% konsentrat (Ensminger, 1991). Pemberian pakan (kombinasi) hijauan
dan konsentrat memberikan nilai produktivitas yang tinggi dibandingkan
dengan tanpa konsentrat.
Pemberian Hijauan: sebelum diberikan pada ternak hijauan sebaiknya
dilayukan terlebih dahulu dengan cara membiarkan/diangin-anginkan pada
ruangan sekitar kandang. Zat toksik pada beberapa hijauan seperti adanya HCN
pada daun singkong dapat membahayakan kesehatan ternak. Melalui proses
pelayuan zat toksik yang terkandung pada hijauan dapat dikurangi. Selain itu
pelayuan dapat menurunkan kadar air hijauan yang sangat basah, dimana
hijauan yang basah dapat mengakibatkan kembung (bloat) dan diare (enteritis)
pada kelinci). Diantara jenis hijauan ada yang sangat bergetah bahkan ada
struktur hijauan yang dapat menyebabkan gatal-gatal dan merusak mulut
kelinci (Sitorus et al., 1982). Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan
pencacahan. Pencacahan dilakukan dengan memotong-motong hijauan
sepanjang 2-3 cm dengan cara manual atau mekanis. Melalui proses pencacahan
tekstur hijauan yang kasar dan getah hijauan dapat dikurangi.
Pemberian Konsentrat: konsentrat yang diberikan dipilih dari bahan yang
disukai, mudah didapat dan tersedia secara kontinyu. Konsentrat harus bersih,
tidak rusak, tidak berjamur. Konsentar diberikan pada tempat pakan yang
mudah dijangkau oleh kelinci. Tempat pakan harus selalu dijaga kebersihannya
dan sisa pakan yang berjamjr harus segera dibuang. Bentuk pakan yang
diberikan adalah crumble, konsentrat bentuk all mash (tepung) sebaiknya
dicampur dengan air panas atau diseduh kemudian dikepal-kepal sehingga
pakan mudah dikonsumsi. Sebaliknya pemberian konsentrat kering
menyebabkan kelinci sering berbangkisdan menyebabkan intake makanan
rendah. Kelinci yang mendapat pakan dari gandumyang telah dikukus
menunjukkan pertumbuhan lebih cepat (Lebas, 1976 dalam Lang, 1981).
Pemberian Air Minun: air sangat diperlukan untuk melancarkan pakan dalam
saluran pencernaan, terlebih lagi terkait dengan produksi susu bagi induk
yang sedang menyusui. Air minum diberikan secara adlibitum. Pemberian dapat
dilakukan dengan menyediakan tempat minum pada masing-masing kandang.
Padabeberapa peternakan intesif air minumdiberikan dengan sistem nipple
yangdiinstalasikan pada masing-masing kandang.

ANALISIS BAHAN PAKAN


Henneberg dan Stohmann dari Weende Experiment Station di Jerman membagi
pakan menjadi 6 (enam) fraksi, yaitu: kadar air, abu, protein, lemak kasar, serat
kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (Beta-N). Pembagian zat makanan ini
kemudian dikenal sebagai Skema Proksimat menjadi Analisis Proksimat.

Analisis Air: analisis kadar air bahan menggunakan oven dengan temperatur
sedikit diatas temperatur didih air yaitu 105 °C. Sampel dimasukan ke dalam
oven beberapa waktu sehingga tercapai berat tetap. Kadar air adalah selisih
berat awal dan akhir dalam satuan persen. Umumnya pakan yang telah
mengalami pengeringan matahari/oven 70 °C masih mengandung kadar air.
Dari analisis ini akan diperoleh kadar bahan kering (bahan yang sudah bebas
air/uap air) dengan cara 100% dikurangi dengan kadar air.
Analisa Abu: analisis abu adalah bagian dari sisa pembakaran dalam tanur
dengan temperatur 400-600 °C yang terdiri atas zat-zat anorganik atau mineral.
Dari abu ini dapat dilanjutkan untuk mengetahui kadar mineral.
Analisa Protein Kasar: pengertian protein kasar adalah semua zat yang
mengandung nitrogen. Diketahui bahwa dalam protein rata-rata mengandung
nitrogen 10% (kisaran 13-19%). Metode yang sering digunakan dalam analisa
protein adalah metode Kjeldhal yang melalui proses destruksi, destialsi, titrasi
dan perhitungan. Analisis ini yang dianalisis adalah unsur nitrogen bahan,
sehingga hasilnya harus dikalikan dengan faktor protein untuk memperoleh
nilai protein kasarnya. Apabila diketahui secara tepat macam pakan yang
dianalisis misal air susu maka faktor proteinnya adalah 6.38, tetapi secara
umum biasanya menggunakan 6.25.

Beberapa Faktor Protein Bahan Makanan Ternak

Analisa Lemak Kasar: metode yang digunakan antara lain extraksi soxhlet
dengan pelarut lemak petroleum ether. Analisis lemak dipergunakan istilah
lemak kasar karena dalam analisis ini yang diperoleh adalah suatu zat yang
larut dalam proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik antara lain
ether, petroleum ether atau chloroform. Kemungkinan yang terlarut dalam
pelarut organik ini bukan hanya lemak tetapi juga antara lain: glyserida,
chlorophyl, asam lemak terbang, cholesterol, lechitin dan lain-lain dimana zat-
zat tersebut tidak termasuk zat makanan tetapi terlarut dalam pelarut lemak.
Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen (Beta-N): memperoleh beta-N adalah dengan cara
perhitungan: 100% - (Air + Abu + Protein Kasar + Lemak Kasar + Serat
Kasar)%. Dalam fraksi ini termasuk karbohidrat yang umumnya mudah
tercerna antara lain pati dan gula.

Skema Pembagian Fraksi Serat Berdasarkan Analisa Van Soest

Analisa Van Soest: Metode ini digunakan untuk mengestimasi kandungan serat
dalam pakan dan fraksi-fraksinya kedalam kelompok-kelompok tertentu
didasarkan atas keterikatanya dengan anion atau kation detergen (metode
detergen). Metode ini dikembangkan oleh Van Soest (1963), kemudian
disempurnakan oleh Van Soest dan Wine (1967) dan oleh Goering dan Van
Soest (1970). Tujuan awalnya metode ini adalah untuk menentukan jumlah
kandungan serat dalam pakan ruminan tetapi kemudaian dapat digunakan juga
untuk menentukan kandungan serat baik untuk nonruminant maupun dalam
pangan.
Metode detergen terdiri dari 2 bagian yaitu : Sistem netral untuk mengukur total
serat atau serat yang tidak larut dalam detergen netral (NDF) dan sistem
detergen asam digunakan untuk mengisolasi sellulosa yang tidak larut dan
lignin serta beberapa komponen yang terikat dengan keduanya (ADF).
Peralatan: (gelas beaker, alat pendingin/kondensor, Hot plate, dan Crusibel atau
kertas saring).
Bahan Kimia: (Sodium lauryl sulfate, Disodium ethylenediaminetetraacetate
(EDTA) dihydrate crystal, Sodium borate decahydrate, Sulfuric acid 1 N dan
lain-lain).
Analisa Energi: perubahan energi kimia dalam molekul bahan makanan ke
dalam bentuk energi kinetik dari suatu reaksi metabolic yang dapat
menimbulkan kerja atau panas. Menurut La voisier dan La place tahun 1780 dari
Perancis bahwa panas yang diproduksi hewan berasal dari oksidasi zat organik
bahan makanan yang disuplai, dapat dijadikan sumber energi akibatnya nilai
energi yang dihasilkan dapat dijadikan kriteria nilai gizi pakan atau ransum
yang dikonsumsi hewan tersebut.

2. Rangkuman
Bahan pakan (feed) adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak
(baik berupa bahan organik maupun anorganik) yang sebagian atau seluruhnya
dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak. Pakan berhubungan dengan
kuantitatif (jumlah), kualitatif (nutrisi pakan), kontinuitas (ketersediaan), dan
keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Bahan pakan
digolongkan menjadi beberapa: bahan pakan asal hewan dan tumbuhan. Asal
Tumbuhan: hijauan, bijian, dan umbian, asal hewan: asal ternak dan limbah
ternak serta bahan pakan Konvensional dan Inkonvensional. Penggolongan
bahan pakan berdasarkan kelas internasional: kasar, hijauan segar, silage,
sumber energy, protein, vitamin, mineral, dan bahan aditif. Analisis bahan pakan
terbagai menjadi: Analisis air, analisis abu, analisis protein kasar, analisis lemak
kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen (Beta-N), dan analisa Van Soest.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS)


Mata Pelajaran :
Materi Ajar :
Kelas/Semester :
Nama Siswa :

Soal:
No. Pertanyaan Jawaban

1. Mengapa bahan pakan menjadi


bagian penting dalam menjalankan
usaha peternakan.
2. Mengapa pentingnya dilakukan Jawaban
penggolongan bahan pakan
konvensional dan inkovensional.
3. Mengapa analisis bahan pakan Jawaban
diperlukan ?

B. REFLEKSI DIRI X
1. Sebutkan dan klasifikasikan jenis bahan pakan asal tumbuhan dan hewan yang ada
disekitar daerah tinggal anda ?

C. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai