LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelas: E
Kelompok 4
200110160275
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah manajmen ternak unggas
dengan tepat waktu.
Penyusun
1ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................. 2
II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pupuk Organik Cair (POC) ................................................................... 3
2.2 Pakan Imbuhan....................................................................................... 4
2.3 Vermikompos ............................................................................................ 5
2.4 Biogas ....................................................................................................... 7
3.1.5.1 Alat………………………………………………………………….. 10
3.1.5.2 Bahan……………………………………………………………… 10
3.2 Prosedur Kerja ................................................................................................ 10
imbuhan…………………………………………………..……………………. 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 22
1iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
PENDAHULUAN
Limbah merupakan sesuatu dari hasil keiatan produksi yang sudah tidak
merupakan salah satu kegiatan produksi yang menyumbang limbah dengan jumlah
besar. Limbah ternak tidak hanya berasal dari usaha on farm saja, usaha lain seperti
limbah. Feses, urin, darah, bulu, dan limbah hasil pengolahan merupakan limbah
yang dihasilkan.
apabila tidak dapat dikelola dengan baik. Limbah peternakan dapat mencemari
lingkungan melalui berbagai media seperti, udara, air, dan tanah. Tidak hanya
mencemari, bahan karena tercemarnya udara, air, dan tanah dapat menimbulkan
menjadi 1 produk saja, sehingga masih ada yang terbuang dari proses produksi
tersebut. Pengolahan secara terpadu merupakan cara yang terbaik untuk mengolah
limbah peternakan, dimana seluruh limbah khususnya feses dapat diolah menjadi
beberapa produk hingga tidak ada yang terbuang kembali. Produk yang dapat dibuat
seperti POC (Pupuk organik cair), pakan imbuhan, vermikompos dan biogas.
1
2
2
Tujuan
(1) Mengetahui pengolahan feses sapi perah dan jerami padi menjadi POC.
(2) Mengetahui pengolahan feses sapi perah dan jerami padi menjadi pakan
imbuhan
(3) Mengetahui pengolahan feses sapi perah dan jerami padi menjadi biogas.
II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pupuk organik cair merupakan pupuk yang berbentuk cair yang sifatnya
mudah larut dan membawa nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Pupuk oranik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan oranik yang berasal
dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsure haranya
lebih dari satu unsure. Pupuk organik cair memiliki mamfaat bagi tanaman yaitu
Untuk menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah,
(Suriadikarta, 2006).
pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun
digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk organik cair juga memiliki
bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan kepermukaan tanah bisa
Pupuk organik cair mengandung unsur kalium yang berperan penting dalam
setiap proses metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein
dari ion-ion ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan
Pupuk organik cair dapat dibuat dari bahan organik cair (limbah organik
dapat dihasilkan pupuk organik cair yang stabil dan mengandung unsur hara
lengkap (Oman,2003).
Standar mutu pupuk organik cair adalah pH 4-8, kadar total N, P dan K ,
dibutuhkan oleh tanaman dengan sejumlah nutrisi yang terdiri atas 1-7% N, 2-12%
P dan 0-10% K dan nisbak C : N : P yang ideal untuk bahan organik tanah adalah
Pakan Imbuhan adalah bahan yang tidak termasuk zat makanan yang ditambahkan
meningkatkan efisiensi pakan pada ayam, antara lain antibiotic dan hormon
(Nuningtyas, 2014).
sebagai nutrien bagi bakteri menguntungkan. Asam organik seperti asam propionat
1
22
2.3 Vermikompos
(Dominguez et al, 1997). Proses ini berlangsung dalam rentang waktu suhu
mesofilik (35-40oC) dimana zat hara tumbuhan seperti nitrogen, kalium dan fosfor
menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tumbuhan (Ndegwa & Thompson,
2001).
kaya hara yang bersifat lepas lambat (Ndegwa dan Thompson, 2001).
tanah (Ndegwa dan Thompson, 2001), dan tanpa memberikan efek negatif bagi
Penambahan cacing tanah yang dikenal dengan nama pupuk kascing atau
penambahan bahan organik dengan cacing tanah dalam pembuatan pupuk kompos,
(Munroe, 2003).
2.4 Biogas
gas yang ditimbulkan jika bahan-bahan organik, seperti kotoran hewan, kotoran
mausia, atau sampah, direndam didalam air dan disimpan di dalam tempat tertutup
tergantung terhadap berbagai faktor seperti suhu, pH, hydraulic retention, rasio C:N
dan sebagainya sehingga proses ini berjalan lambat (Yadvika dkk, 2004). Biogas
biasa terjadi secara alami di tanah yang basah, seperti dasar danau dan di dalam
proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri
asidogenik pada kondisi tanpa udara (Haryati, 2006). Bakteri ini secara alami
1
terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang,
feses manusia, dan sampah organik rumah tangga. Bahan organik yang bisa
digunakan sebagai bahan baku industri ini adalah sampah organik, limbah yang
sebagian besar terdiri dari kotoran dan potongan-potongan kecil sisa-sisa tanaman,
seperti jerami dan sebagainya serta air yang cukup banyak. Teknologi biogas pada
methanogen yang produknya berupa gas methan (CH4). Gas metan hasil pencernaan
bakteri tersebut dapat mencapai 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor biogas
(1) Hidrolisis
asam lemak dan asam amino oleh bakteri hidrolitik. Proses hidrolisis adalah proses
yang sangat penting pada limbah organik tinggi. Solubilisasi melibatkan proses
monomer – monomer. Lemak dihidrolisis menjadi asam – asam lemak atau gliserol;
8
protein dihidrolisis menjadi asam – asam amino atau peptida sedangkan karbohidrat2
Pada tahap ini produk yang telah dihidrolisa dikonversikan menjadi asam
lemak volatil, alkohol, aldehid, keton, amonia, karbondioksida, air dan hidrogen
oleh bakteri pembentuk asam. Asam – asam organik yang terbentuk adalah asam
asetat, asam propionat, asam butirat dan asam valerat (Lang, 2007).
1
(3) Asetogenesis
Asam lemak volatil dengan empat atau lebih rantai karbon tidak dapat
terlebih dahulu menjadi asam asetat dan hidrogen oleh bakteri asetogenik penghasil
pada produksi asetat dari hidrogen dan karbon dioksida oleh asetogen dan
homoasetogen.
(4) Metagenesis
Pada akhirnya gas metana diproduksi dengan dua cara. Pertama adalah
asetropik dan cara lainnya adalah dengan mereduksi Metanogen yang dominan
III
3.1.1.1 Alat
2. Timbangan
3. Terpal
4. Tongkat kayu
5. Jarum
6. Karung
7. Tali rapia
8. Karton bula
3.1.1.2 Bahan
2. Jerami padi
3.1.2.1 Alat
1. Kotak kayu
3.1.2.2 Bahan
Imbuhan
1
102
3.1.3.1 Alat
1. Baskom
2. Garukan
3. Timbangan
4. Papan kayu
3.1.3.2 Bahan
1. Substrat kering
2. Air
3.1.4 Pembuatan Vermikompos
3.1.4.1 Alat
1. Baskom
3.1.4.2 Bahan
3.1.5.1 Alat
1. Digester
2. Ban
3.1.5.2 Bahan
1. Substrat POC
2. Air
111
2. Menghitung air dari masing-masing campuran. Bila kurang dari 55% hitung
kg
homogen/merata
10. Mengikat bagian atas karung dan lap pinggiran karung yang kotor
selama 7 hari
Imbuhan
dengan cara merendam dengan air panas sebanyak 11 liter sampai seluruh
5. Melakukan aerasi setiap hari selama 15 menit sampai larutan tidak berbau
1. Menyiapkan instalasi biogas yang terdiri dari digester dan penampung gas
2. Merangkai instalasi biogas yang terdiri dari digester (tong plastik dengan
3. Menyiapkan penampung gas terbuat dari ban karet bagian dalam yang telah
dilepaskan pentilnya
selang plastik dengan diameter sama dengan lubang kran angin pada ban
substrat 75%
11. Menyisipkan sealer yang terbuat dari karet pada antara tong dan penutupnya
minggu
3. Menimbang substrat 2 kg dan media asal cacing 250 g, masukan pada wadah
5. Menutup kotak plastik dengan karton tebal yang telah dilubangi, sampai
IV
Pakan Imbuhan
Warna Coklat
Rasa Asam
Aroma Harum
Tekstur Cair
Biogas
Aktivitas gerak baik ketika dibuka cacing langsung menghilang kedalam media
tanam.
Terdapat coccon
4.2 Pembahasan
berikutnya adalah pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) dari dekomposan yang
sudah dikeringkan. Pupuk Organik Cair adalah jenis pupuk yang berbentuk cair
tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting
ditampung di dalam bak penampung. Hasil filtrasi atau filtrat dalam bak
(Pupuk Organik Cair) siap pakai. Pupuk organik cair dapat memberikan hara yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair, maka
jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman
akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan. Pupuk cair
organik dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan
POC (Pupuk Organik Cair) yang siap pakai ditandai dengan perubahan
warna menjadi coklat, kental, dan tidak berbau karena bahan organik sudah terurai
Hasil dari ekstraksi dan filtrasi berbentuk kental dan encer. Filtrat kental
akan diolah menjadi POC, sedangkan filtrat encer dijadikan pakan imbuhan.
Menurut Fathul dkk.(2013), pakan aditif yaitu suatu substansi yang ditambahkan
kedalam ransum dalam jumlah yang relatif sedikit untuk meningkatkan nilai
Imbuhan adalah suatu bahan pakan yang ditambahkan dalam pakan ternak, bahan
ataupun keadaan gizi ternak dan metabolisme dalam tubuh terna (Adams, 2000).
produktivitas, kesehatan ternak serta efisiensi produksi. Pakan Imbuhan yang biasa
18
1
perairan (Hidayat dkk., 2006). Molases mengandung nutrisi cukup tinggi untuk
sumber energi dalam media fermentasi. Guna sumber energi yaitu untuk
organoleptik yang meliputih rasa, warna, kekentalan, serta bau. Masing masing
tersebut memiliki rasa asam, warna coklat tua, baunya seperti bau asam dan
biodegradable menjadi pupuk dengan mutu tinggi dengan bantuan cacing tanah
aktivitas cacing tanah, yang bekerja sama dengan mikrobiota tanah, sehingga
bermanfaat bagi tanaman, enzim-enzim tanah, dan kaya hara yang bersifat lepas
lambat (Ndegwa dan Thompson, 2001). Pada praktikum kali ini pembuatan
ditimbang dan didapat 250 gram cacing. Kemudian, substrat dimasukkan kedalam
bak plastik beserta cacing dan tanahnya. Setelah itu tanah kembali digemburkan
untuk meningkatkan kadar oksigen dalam media untuk cacing. Setelah itu, bak
plastik ditutup menggunakan triplek agar terhindar dari hama dan cacing tetap
berada di dalam. Tutup triplek dilubangi agar oksigen tetap tersedia untuk tumbuh
cacing.
bagian substrat, serta terdapat coccoon atau cikal bakal cacing. Dengan begitu dapat
Filtrat padat hasil ekstraksi dan filtrasi dibuat menjadi biogas. Biogas
merupakan gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2), dan gas lainnya
yang didapat dari hasil penguraian bahan organik (seperti kotoran hewan, kotoran
dipasang keran pada tutupnya. Setelah digester berhasil dibuat, dimasukkan filtrat
padat kedalamnya, tetapi tidak sampai penuh untuk menghindari terjadinya ledakan
oleh organisme asetropik dan cara lainnya adalah dengan karbon dioksida dengan
kemudian dipasang selang dan ban untuk mengetahui keberhasilan biogas setelah 1
minggu kemudian. Setelah 1 minggu didapat gas terisi di dalam ban, namun hanya
sedikit. Hal ini kemungkinan terjadi karena gas yang dihasilkan terserap kembali
kedalam digester.
1
SIMPULAN
(2) Pakan Imbuhan merupakan pakan imbuhan yang dibuat dari filtrate encer
(3) Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari filtrat padat atau dekomposan
DAFTAR PUSTAKA
Haryati, T. 2006. Biogas : Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi
Alternatif. Balai Penelitian Ternak. Wartazoa. Vol. 16.
Hayawin, Nahrul.Z., Astimar, A.A., Hakim, M,. Khalil Abdul, H.P.S., Ibrahim,
Zawawi. 2012. Vermicomposting Of Empty Fruit Bunch With Addition Of
Palm Oill Mill Effluent Solid. Journal of Oil Palm Research. Vol 24:1542-
15.
Kuruparan, p. 2005. Vermicomposting As An Eco Tool In Sustainable Solid Wate
Management. Anna university.
Lesson, S and J. D. Summers. 2000. Broiler Breeder Production. University Books.
Guelph, Ontario, Canada.
Ling Yu Lang.2007. Treatability of Palm Oil Mill Effluent (POME) Using Black
Liquor inan Anaerobic Treatment Process. Thesis for The Degree of Master
of Science. Universitas Sains Malaysia. Malaysia.
Munroe, G. 2003. Manual Of On-Farm Vermicomposting And Vermiculture.
Oranik agriculture centre of Canada. Kanada.
Murtidjo, A. G. 2003. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Ndegwa, P.M., Thompson, S.A., 2001. Integrating Composting and
Vermicomposting In the Treatment and Bioconversion of Biosolids. J. Bio.
Tech. 76 : 107-112.
Nuningtyas,Y.2014..Pengaruh Penambahan Tepung Bawang Putih (Allium
Sativum) Sebagai Aditif Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging. J.
Ternak Tropika Vol. 15, No.1: 21-30, 2014.Fakultas
Peternakan.Universitasy Brawijaya
Oman. 2003. Kandungan Nitrogen (N) Pupuk Organik Cair Dari Hasil
Penambahan Urine Pada Limbah (Sludge) Keluaran Instalasi Biogas
Dengan Masukan Feces Sapi. Skripsi. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 28/PERMENTAN/SR.130/5/2009 Tahun
2009 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah.
Purwowidodo, 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa Persada.
Bandung.
Slamet, R., Abrianti dan Daryanto. 2005. Pengolahan Limbah Organik (Fenol) dan
Logam Berat (Cr6+ atau Pt4+) Secara Simultan dengan Fotokatalis TiO2,
ZnO- TiO2. Jurnal Makara Teknologi Vol. 9(2) Hal. 1-3.
Willyan, D. 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos Dari Kotoran Ternak. Agro
Media. Jakarta