ACARA VIII
STRUKTUR TANAH
Dosen Pengampu:
Ibu Ferryati Masitoh, S,Si., M.Si
Oleh:
Nama : Fadillah Syifa Nirwana
NIM : 200722638881
Offering / Angkatan : G/2020
Assisten Praktikum : Andhika Ananda Wijaya
Safira Arum Arysandi
Struktur tanah merupakan salah satu faktor yang penting bagi kualitas tanah. Hal ini
disebabkan karena struktur tanah terbentuk dari bahan organic dan klei. Tanah memiliki
struktur tanah yang bervariasi dimana perbedaan karakteristik struktur tanah terjadi secara
vertikal maupun horizontal. Adanya perbedaan karakteristik tersebut menjadikan
perlunya adanya perbedaan pengelolaan tanah. Tanah pada lapisan pertama memiliki
struktur tanah yang terpecah, berukuran kecil, dan berbentuk bulat karena pada lapisan
pertama sering terjadi peremajaan tanah. Tanah pada lapisan ini lebih mudah ditembus
akar tanaman. Sedangkan tanah pada lapisan 2, struktur tanah memiliki konsistensi yang
lebih mantap. Pengelolaan tanah dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik suatu
struktur tanah. Hal ini perlu dilakukan agar pengelolaan tanah dilakukan tepat sasaran
sesuai kebutuhan dari masing-masing struktur tanah. Dengan pengelolaan tanah yang
tepat, maka terjadinya penurunan fungsi tanah dapat diminimalisir (Sukmawijaya dan
Sartohadi, 2019).
Struktur tanah adalah partikel dalam bentuk pasir, debu, maupun liat. Partikel-partikel
tersebut akan membentuk agregat tanah yang menyatukan antara satu agregat dengan
agregat lainnya. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa struktur tanah
dipengaruhi oleh agregat tanah dan kemantapan agregat tanah. Sehingga secara tidak
langsung struktur tanah juga dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dalam
tanah. Semakin tinggi kandungan bahan organik, maka semakin bagus kualitas dari
struktur tanah tersebut. Struktur tanah dapat dibedakan menjadi 3 yaitu berdasarkan
bentuk, ukuran, dan perkembangannya. Berdasarkan bentuknya, struktur tanah dibedakan
menjadi granular, gumpal, dll. Berdasarkan ukurannya, dapat dibedakan menjadi sangat
halus, halus, sedang, kasar, dan sangat kasar. Sedangkan perkembangannya, struktur
tanah dapat dibedakan menjadi lemah, sedang, dan kuat (Margolang et al., 2014).
Struktur tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang memiliki peran yang cukup
penting. Hal ini disebabkan karena struktur tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman
yang ada di sekitar wilayah tersebut. Struktur tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman karena struktur tanah merupakan faktor yang mempengaruhi peredaran air,
udara, suhu, aktivitas mikroorganisme, dan ketersediaan unsur hara dalam tanaman. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur tanah memiliki peran yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman. Tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah tanah yang
memiliki struktur remah. Hal ini disebabkan karena tanah berstruktur remah memudahkan
pergerakan dan perkembangan akar tanaman. Untuk mendapatkan struktur tanah yang
baik, perlu adanya pengolahan tanah yang baik. Salah satu cara pengolahan tanah yang
baik adalah dengan memperhatikan kandungan bahan organic dalam tanah (Triyono,
2012).
III. ALAT DAN BAHAN
2. Bahan
a) H2O2 30%
b) H2O2 10% H2O2 30% diencerkan tiga kali dengan air aquades
c) HCl 2N encerkan 170 ml HCl 37% teknis dengan air aquades dan diimpitkan hingga 1 l
d) Larutan Na4P2O7 4% larutkan 40g Na4P2O7.10 H2O dengan H2O dan diimpitkan
hingga 1
e)
IV. LANGKAH KERJA
Selanjutnya ditambahkan
Angkat dan setelah agak
180 ml air aquades dan 20
dingin diencerkan dengan air
ml HCl 2N. Didihkan di atas
aquades menjadi 700 ml. Lalu
pemanas listrik selama lebih tunggu hingga mengendap
kurang 10 menit.
Lalu diaduk
Dinginkan dalam
Filtrat dalam selama 1 menit Filtrat
eksikator dan
gelas ukur dan segera dikeringkan pada
ditimbang (berat
diencerkan dipipet sebanyak suhu 105 C (1
debu + liat +
menjadi 500 ml 2. 20 ml ke dalam malam)
peptisator = B
cawan.
b) Pemisahan Liat
1. Untuk pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30
menit pada suhu kamar.
2. Suspensi liat dipipet sebanyak 20 ml pada ke alaman 5,2 cm dari permukaan
cairan dan dimasukkan ke cawan.
3. Suspensi liat dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C (1 malam)
4. Dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat liat + peptisator = C g). Catatan:
Bobot peptisator pada pemipetan 20 ml berdasarkan penghitungan adalah 0,0095
g. Bobot ini dapat pula ditentukan dengan menggunakan blanko. Angka 25 adalah
faktor yang dikonversikan dalam 500 ml dari pemipetan 20 ml
Untuk pemisahan liat diaduk Suspensi liat dipipet sebanyak 20
lagi selama 1 menit lalu ml pada ke alaman 5,2 cm dari
dibiarkan selama 3 jam 30 permukaan cairan dan
menit pada suhu kamar dimasukkan ke cawan.
V. HASIL PRAKTIKUM
Fraksi Pasir =Ag
Fraksi Debu = 25 ( B – C )g
Fraksi Liat = 25(C – 0,0095)g
Jumlah Fraksi = A + 25 (B – 0,0095)g
Keterangan
A = Berat pasir
B = Berat Debu + liat + peptisator
C = Berat liat + Peptisator
100 = Konversi ke %
1062,5
b) Debu (% ¿ = x 100
2377,9625
= 44,6811083%
1312,2625
c) Liat (% ¿ = x 100
2377,9625
= 55,18432271%
Setelah menghitung berat fraksi dilanjutkan dengan menghitung fraksi dari tanah, debu dan
pasir. Fraksi dari pasir sendiri didapat dari perhitungan berat fraksi yang telah diproses.
Fraksi pasir sendiri memiliki berat sebesar 3,2 gram. Selanjutnya Fraksi dari Debu memiliki
berat sebesar 1062,5 gram. Terakhir Fraksi dari Tanah Liat memiliki berat sebesar
1312,2625gram. Setelah mendapatkan Fraksi dari ketiga sample, kemudian menghitung
jumlah fraksi tersebut. Jumlah dari ketiga fraksi tersebut adalah 2377,9625 gram.
Proses yang selanjutnya menghitung persenan tanah setiap sample. Hasil dari pehitungan
persenan tanah yaitu sebesar 0,13456899%, kemudian besar persenan debu sebesar
44,6811083% dan yang terakhir besar persenan dari tanah liat sebesar 55,18432271%.
Setelah menghitung persen dari ketiga sample tersebut, kemudian ditotal dari ketiga sample
tersebut. Dan total dari persenan yang didapat sebesar 100%. Setelah menghitung semuanya,
kemudian hasil dari tanah sample ini dimasukan kedalam segitiga penentu tekstur tanah.
Sample dari kelompok saya, setelah ditarik garis termasuk dalam tanah silty clay.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat kita ketahui bahwa hasil yang didapatkan
pada perhitungan fraksi, hasil yang didapat untuk berat fraksi A sebesar 3,2 gram. Untuk
berat debu sendiri sebesar 42,5 gram, berat tanah liat sebesar 42,5 gram dan berat peptisator
sebesar 10 gram. Kemudian untuk berat fraksi C sebesar 52,5 gram. Fraksi pasir sendiri
memiliki berat sebesar 3,2 gram. Hasil dari pehitungan persenan tanah yaitu sebesar
0,13456899%, kemudian besar persenan debu sebesar 44,6811083%dan yang terakhir besar
persenan dari tanah liat sebesar 55,18432271% Sample dari kelompok saya, setelah ditarik
garis termasuk dalam tanah silty clay.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Margolang, R. D. M. R. D., Jamilah, J., & Sembiring, M. (2014). Karakteristik beberapa sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah pada sistem pertanian organik. Jurnal Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara, 3(2), 717-723.
Triyono, K. (2012). Pengaruh sistem pengolahan tanah dan mulsa terhadap konservasi sumber
daya tanah. INNOFARM: Jurnal Inovasi Pertanian, 6(1), 11-21.
Sukmawijaya, A., & Sartohadi, J. (2019). Kualitas Struktur Tanah di Setiap Bentuklahan di DAS
Kaliwungu. Majalah Geografi Indonesia, 33(2), 81-86.
LAMPIRAN
CEK PLAGIASI
Dasar Teori
Pembahasan
Kesimpulan