Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH

ACARA VIII
STRUKTUR TANAH

Dosen Pengampu:
Ibu Ferryati Masitoh, S,Si., M.Si

Oleh:
Nama : Fadillah Syifa Nirwana
NIM : 200722638881
Offering / Angkatan : G/2020
Assisten Praktikum : Andhika Ananda Wijaya
Safira Arum Arysandi

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGAM STUDI S1 GEOGRAFI
MEI 2021
I. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang apa yang dimaksud


dengan tekstur tanah
2. Mahasiswa mampu melakukan penetapan tekstur tanah dengan menggunakan
metode 3 fraksi
3. Mahasiswa mampu menganalisis setiap hasil dari penetapan tekstur tanah metode
tiga fraksi

II. DASAR TEORI

Struktur tanah merupakan salah satu faktor yang penting bagi kualitas tanah. Hal ini
disebabkan karena struktur tanah terbentuk dari bahan organic dan klei. Tanah memiliki
struktur tanah yang bervariasi dimana perbedaan karakteristik struktur tanah terjadi secara
vertikal maupun horizontal. Adanya perbedaan karakteristik tersebut menjadikan
perlunya adanya perbedaan pengelolaan tanah. Tanah pada lapisan pertama memiliki
struktur tanah yang terpecah, berukuran kecil, dan berbentuk bulat karena pada lapisan
pertama sering terjadi peremajaan tanah. Tanah pada lapisan ini lebih mudah ditembus
akar tanaman. Sedangkan tanah pada lapisan 2, struktur tanah memiliki konsistensi yang
lebih mantap. Pengelolaan tanah dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik suatu
struktur tanah. Hal ini perlu dilakukan agar pengelolaan tanah dilakukan tepat sasaran
sesuai kebutuhan dari masing-masing struktur tanah. Dengan pengelolaan tanah yang
tepat, maka terjadinya penurunan fungsi tanah dapat diminimalisir (Sukmawijaya dan
Sartohadi, 2019).

Struktur tanah adalah partikel dalam bentuk pasir, debu, maupun liat. Partikel-partikel
tersebut akan membentuk agregat tanah yang menyatukan antara satu agregat dengan
agregat lainnya. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa struktur tanah
dipengaruhi oleh agregat tanah dan kemantapan agregat tanah. Sehingga secara tidak
langsung struktur tanah juga dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dalam
tanah. Semakin tinggi kandungan bahan organik, maka semakin bagus kualitas dari
struktur tanah tersebut. Struktur tanah dapat dibedakan menjadi 3 yaitu berdasarkan
bentuk, ukuran, dan perkembangannya. Berdasarkan bentuknya, struktur tanah dibedakan
menjadi granular, gumpal, dll. Berdasarkan ukurannya, dapat dibedakan menjadi sangat
halus, halus, sedang, kasar, dan sangat kasar. Sedangkan perkembangannya, struktur
tanah dapat dibedakan menjadi lemah, sedang, dan kuat (Margolang et al., 2014).

Struktur tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang memiliki peran yang cukup
penting. Hal ini disebabkan karena struktur tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman
yang ada di sekitar wilayah tersebut. Struktur tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman karena struktur tanah merupakan faktor yang mempengaruhi peredaran air,
udara, suhu, aktivitas mikroorganisme, dan ketersediaan unsur hara dalam tanaman. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur tanah memiliki peran yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman. Tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah tanah yang
memiliki struktur remah. Hal ini disebabkan karena tanah berstruktur remah memudahkan
pergerakan dan perkembangan akar tanaman. Untuk mendapatkan struktur tanah yang
baik, perlu adanya pengolahan tanah yang baik. Salah satu cara pengolahan tanah yang
baik adalah dengan memperhatikan kandungan bahan organic dalam tanah (Triyono,
2012).
III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat dan Bahan


a) Tabung Erlenmeyer 800 ml
b) Penyaring Berkefeld
c) Ayakan 50 mikron
d) Gelas ukur 5000 ml
e) Pipet 20m
f) Cawan
g) Dispenser 50 ml
h) Stopwatch
i) Oven berkipas
j) Pemanas listrik
k) Neraca analitik ketelitian empat decimal

2. Bahan
a) H2O2 30%
b) H2O2 10% H2O2 30% diencerkan tiga kali dengan air aquades
c) HCl 2N encerkan 170 ml HCl 37% teknis dengan air aquades dan diimpitkan hingga 1 l
d) Larutan Na4P2O7 4% larutkan 40g Na4P2O7.10 H2O dengan H2O dan diimpitkan
hingga 1
e)
IV. LANGKAH KERJA

1. Tumbuk tanah hingga halus


2. Timbang 10g tanah yang dihaluskan
3. Tambahkan 50 ml H2O2 10% kemudian dibiarkan semalam.
4. Keesokan harinya ditambah 25 ml H2O2 30% lalu dipanaskan sampai tidak berbusa
5. Selanjutnya ditambahkan 180 ml air aquades dan 20 ml HCl 2N. Didihkan di atas pemanas
listrik selama lebih kurang 10 menit.
6. Angkat dan setelah agak dingin diencerkan dengan air aquades menjadi 700 ml. Lalu tunggu
hingga mengendap
7. Jika sudah terendapkan, buang airnya. Jangan sampai tanah endapan terbuang, lakukan tahap
ini sebanyak dua kali
8. Dicuci dengan air aquades menggunakan penyaring Berkefield atau dienap-tuangkan sampai
bebas asam, kemudian ditambah 10 ml larutan peptisator Na4P2O7 4%.

Tumbuk tanah hingga Timbang 10g tanah


halus yang dihaluskan

Keesokan harinya Tambahkan 50 ml


ditambah 25 ml H2O2
30% lalu dipanaskan H2O2 10% kemudian
sampai tidak berbusa dibiarkan semalam.

Selanjutnya ditambahkan
Angkat dan setelah agak
180 ml air aquades dan 20
dingin diencerkan dengan air
ml HCl 2N. Didihkan di atas
aquades menjadi 700 ml. Lalu
pemanas listrik selama lebih tunggu hingga mengendap
kurang 10 menit.

Dicuci dengan air aquades Jika sudah terendapkan,


menggunakan penyaring Berkefield buang airnya. Jangan
atau dienap-tuangkan sampai bebas sampai tanah endapan
asam, kemudian ditambah 10 ml terbuang, lakukan tahap ini
larutan peptisator Na4P2O7 4%. sebanyak dua kali
a) Pemisahan Debu
1. Filtrat dalam gelas ukur diencerkan menjadi 500 ml
2. Lalu diaduk selama 1 menit dan segera dipipet sebanyak 20 ml ke dalam cawan.
3.
3. Filtrat dikeringkan pada suhu 105 C (1 malam) 4.
4. Dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat debu + liat + peptisator = B

Lalu diaduk
Dinginkan dalam
Filtrat dalam selama 1 menit Filtrat
eksikator dan
gelas ukur dan segera dikeringkan pada
ditimbang (berat
diencerkan dipipet sebanyak suhu 105 C (1
debu + liat +
menjadi 500 ml 2. 20 ml ke dalam malam)
peptisator = B
cawan.

b) Pemisahan Liat
1. Untuk pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30
menit pada suhu kamar.
2. Suspensi liat dipipet sebanyak 20 ml pada ke alaman 5,2 cm dari permukaan
cairan dan dimasukkan ke cawan.
3. Suspensi liat dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C (1 malam)
4. Dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat liat + peptisator = C g). Catatan:
Bobot peptisator pada pemipetan 20 ml berdasarkan penghitungan adalah 0,0095
g. Bobot ini dapat pula ditentukan dengan menggunakan blanko. Angka 25 adalah
faktor yang dikonversikan dalam 500 ml dari pemipetan 20 ml
Untuk pemisahan liat diaduk Suspensi liat dipipet sebanyak 20
lagi selama 1 menit lalu ml pada ke alaman 5,2 cm dari
dibiarkan selama 3 jam 30 permukaan cairan dan
menit pada suhu kamar dimasukkan ke cawan.

Dinginkan dalam eksikator dan ditimbang


(berat liat + peptisator = C g). Catatan:
Suspensi liat dikeringkan Bobot peptisator pada pemipetan 20 ml
berdasarkan penghitungan adalah 0,0095
dalam oven pada suhu 105 g. Bobot ini dapat pula ditentukan dengan
C (1 malam) menggunakan blanko. Angka 25 adalah
faktor yang dikonversikan dalam 500 ml
dari pemipetan 20 ml

V. HASIL PRAKTIKUM
Fraksi Pasir =Ag
Fraksi Debu = 25 ( B – C )g
Fraksi Liat = 25(C – 0,0095)g
Jumlah Fraksi = A + 25 (B – 0,0095)g

Pasir (% ¿ = A / { A+25 (B−0,0095) } x 100


Debu (% ¿ = { 25( B−C) } / { A+25 (B−0,0095) } x 100
Liat (% ¿ = { 25(C−0,0095) } / { A+25 (B−0,0095) } x 100

Keterangan
A = Berat pasir
B = Berat Debu + liat + peptisator
C = Berat liat + Peptisator
100 = Konversi ke %

a) Hitungan Berat Fraksi

A = 45,6 – 42,4 = 3,2 gram


B = 42,5 + 42,5 + 10 = 95 gram
C = 42,5 + 10 = 52,5 gram

Fraksi Pasir = 45,6 gram


Fraksi Debu = 25 (95-52,5)
= 25 x 42,5
= 1062,5
Fraksi Liat = 25(52,5 - 0,0095)
= 25 x 52,490
= 1312,2625

Jumlah Fraksi = 3,2 + 25(95-0,0095)


= 25 x 94,9905
= 3,2 + 2374,7625
= 2377,9625
Catatan :
Hitungan A adalah berat cawan yang berisi pasir yang telah dioven dikurangi dengan
berat cawan kosong yang telah dicuci bersih

b) Perhitungan Persen Tanah


3,2
a) Pasir (%) = x 100
2377,9625
= 0,13456899%

1062,5
b) Debu (% ¿ = x 100
2377,9625
= 44,6811083%

1312,2625
c) Liat (% ¿ = x 100
2377,9625
= 55,18432271%

d) Total Persentase = 0,13456899 + 44,6811083 + 55,18432271


= 100 %
VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini akan membahas mengenai jumlah kandungan pasir, tanah liat dan debu
pada sample tanah yang diambli di Brau, Kota Batu. Pada perhitungan fraksi, hasil yang
didapat untuk berat fraksi A sebesar 3,2 gram. Perhitungan A didapat dari berat cawan yang
berisi pasir yang telah dioven dikurangi dengan berat cawan kosong yang telah dicuci
bersih. Kemudian untuk berat fraksi B sebesar 95 gram. Nilai B ini didapat dari berat debu +
berat tanah liat + peptisator. Untuk berat debu sendiri sebesar 42,5 gram, berat tanah liat
sebesar 42,5 gram dan berat peptisator sebesar 10 gram. Kemudian untuk berat fraksi C
sebesar 52,5 gram. Berat fraksi nilai C ini didapat dari berat tanah liat ditambah dengan
peptisator. Berat tanah liat sebesar 42,5 gram dan bert peptisator sebesar 10 gram.

Setelah menghitung berat fraksi dilanjutkan dengan menghitung fraksi dari tanah, debu dan
pasir. Fraksi dari pasir sendiri didapat dari perhitungan berat fraksi yang telah diproses.
Fraksi pasir sendiri memiliki berat sebesar 3,2 gram. Selanjutnya Fraksi dari Debu memiliki
berat sebesar 1062,5 gram. Terakhir Fraksi dari Tanah Liat memiliki berat sebesar
1312,2625gram. Setelah mendapatkan Fraksi dari ketiga sample, kemudian menghitung
jumlah fraksi tersebut. Jumlah dari ketiga fraksi tersebut adalah 2377,9625 gram.

Proses yang selanjutnya menghitung persenan tanah setiap sample. Hasil dari pehitungan
persenan tanah yaitu sebesar 0,13456899%, kemudian besar persenan debu sebesar
44,6811083% dan yang terakhir besar persenan dari tanah liat sebesar 55,18432271%.
Setelah menghitung persen dari ketiga sample tersebut, kemudian ditotal dari ketiga sample
tersebut. Dan total dari persenan yang didapat sebesar 100%. Setelah menghitung semuanya,
kemudian hasil dari tanah sample ini dimasukan kedalam segitiga penentu tekstur tanah.
Sample dari kelompok saya, setelah ditarik garis termasuk dalam tanah silty clay.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat kita ketahui bahwa hasil yang didapatkan
pada perhitungan fraksi, hasil yang didapat untuk berat fraksi A sebesar 3,2 gram. Untuk
berat debu sendiri sebesar 42,5 gram, berat tanah liat sebesar 42,5 gram dan berat peptisator
sebesar 10 gram. Kemudian untuk berat fraksi C sebesar 52,5 gram. Fraksi pasir sendiri
memiliki berat sebesar 3,2 gram. Hasil dari pehitungan persenan tanah yaitu sebesar
0,13456899%, kemudian besar persenan debu sebesar 44,6811083%dan yang terakhir besar
persenan dari tanah liat sebesar 55,18432271% Sample dari kelompok saya, setelah ditarik
garis termasuk dalam tanah silty clay.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Margolang, R. D. M. R. D., Jamilah, J., & Sembiring, M. (2014). Karakteristik beberapa sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah pada sistem pertanian organik. Jurnal Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara, 3(2), 717-723.

Triyono, K. (2012). Pengaruh sistem pengolahan tanah dan mulsa terhadap konservasi sumber
daya tanah. INNOFARM: Jurnal Inovasi Pertanian, 6(1), 11-21.

Sukmawijaya, A., & Sartohadi, J. (2019). Kualitas Struktur Tanah di Setiap Bentuklahan di DAS
Kaliwungu. Majalah Geografi Indonesia, 33(2), 81-86.
LAMPIRAN

CEK PLAGIASI
Dasar Teori

Pembahasan

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai