DISUSUN OLEH :
Prio Prihatomo E24190022
Siti Churotul Aini E24190028
Tiara Sulistiana Putri E24190029
M. Taufiqurrachman E24190054
M. Luthfi Fahrezi E24190057
Fakhrul Rozi E24190064
DOSEN PRAKTIKUM :
1.2 Tujuan
1. Mengetahui kualitas pulp dari kayu sengon yang digunakan berdasarkan kadar rendemen
yang dihasilkan.
2. Mengetahui pengaruh dari waktu pemasakan yang digunakan terhadap kadar lignin dari
pulp yang dihasilkan.
BAB 2 METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di bulan Mei - Juni 2022 secara offline di Laboratorium Kimia
Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan, IPB, Bogor, Jawa Barat.
Metode pembuatan larutan Na2S yang dilakukan pertama yaitu, menimbang 1000
gram Na2Skemudian dilarutkan dan diencerkan sampai mencapai volume 2 liter. Setelah
itu, larutan disaring dengan kain kasa dan didiamkan selama 2-3 hari.
Rumus penentuan volume larutan Na2S :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎2𝑆 (𝑔)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑁𝑎2𝑆 (𝑚𝑙) = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑁𝑎2𝑆 (𝑔/𝑙)
× 1000 ml,
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎2𝑆(𝑔)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑁𝑎2𝑆 (𝑚𝑙) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑁𝑎2𝑆(𝑔/𝐿)
× 1000𝑚𝑙
Larutan NaOH 5 ml dimasukkan kedalam labu ukur dan diencerkan sampai tanda
tera dan kocok sampai homogen, kemudian didiamkan selama ±1 jam. Selanjutnya
diambil 25 larutan tersebut, tambahkan indikator PP (2-3 tetes) hingga bewarna merah
muda. Lalu dilakukan titrasi dengan HCL 0,1 N sampai bening (a ml) dan kemudian
ditambahkan indikator sindur metil 2-3 tetes hingga berwarna kuning.Kemudian
dilakukan titrasi kembali dengan HCL 0,1 N hingga bewarna orange (b ml). Berikut ini
rumus untuk menghitung konsentrasi volume NaOH:
250
[ 𝑁𝑎𝑂𝐻] (𝑔/𝐿) = 25 𝑋 5
× (2𝑎 − 𝑏) × 𝑁𝐻𝐶𝐿 × 𝐵𝑒 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑔)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑚𝑙) = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
× 1000𝑚𝑙
𝐶
𝐵
𝑥𝐴
Rendemen = 𝐵𝐾𝑇 𝐶ℎ𝑖𝑝
2.2.7 Penentuan Kappa Number
Pulp never dry ditimbang seberat 1 gram atau setengah berat dari jumlah yang
mengonsumsi 50% KMnO4, Sampel dimasukkan ke dalam tabung erlenmayer 200 mL
lalu ditambah aquades sebanyak 100 mL dan diaduk menggunakan magnetic stirer.
Setelah itu, aquades ditambahkan sebanyak 55 mL untuk menghomogenkan larutan.
Kemudian, ditambahkan H2SO4 4 N sebanyak 20 mL dan KMnO4 0.1 N sebanyak 20
mL juga. Lalu, larutan dimasukkan ke dalam pulp. Kemudian didiamkan selama 10 menit
sekaligus ditambahkan 5 mL aquades ke dalam wadah bekas larutan H2SO4 dan KMnO4
untuk mencuci bahan kimia. Setelah 10 menit, ditambahkan KI 1 N sebanyak 4 mL untuk
menghentikan reaksi dan indikator pati sebanyak 3 - 5 tetes. Kemudian, dilakukan titrasi
menggunakan cairan Na2S2O3 0.2 N hingga warna larutan menjadi bening kemudian
dihitung menggunakan rumus :
𝑃×𝐹 (𝑏−𝑎)𝑁
K= 𝑊
sedangkan 𝑃 = 0.1
Rendemen tersaring adalah banyaknya pulp yang dihasilkan dari proses pemasakan yang
tersaring pada proses screening dengan ukuran saringan 5mesh. Jumlah pulp tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan berat chip yang digunakan dengan kedua bahan tersebut dalam kondisi
kering tanur (Rinaldi 2004). Pada grafik pertama Rendemen tersaring yang diperoleh paling
tinggi sebesar 62,64 Pada kayu sengon dengan konsentrasi Alkali Aktif 17,5%, Sedangkan
rendemen tersaring paling rendah sebesar 27,6 dengan konsentrasi Alkali Aktif 27,5. Pada grafik
kedua Rendemen tersaring yang diperoleh paling tinggi sebesar 57,28 pada kayu sengon dengan
waktu pemasakan 2 jam, sedangkan rendemen tersaring paling rendah sebesar 39,07 dengan
waktu pemasakan selama 1 jam. Selain perbedaan konsentrasi alkali aktif dan perbedaan waktu
pemasakan kondisi chip juga berperan dalam proses delignifikasi. Kondisi chip tersebut meliputi
jenis, kadar air, dan keseragaman ukuran dimensi chip (Santos et al.2011).
3.2 Konsumsi Alkali
Konsumsi alkali aktif merupakan jumlah natrium hidroksida (NaOH) dan natrium
sulfida (Na2S) yang dinyatakan sebagai natrium oksida (Na2O), yang digunakan selama proses
pengolahan pulp (Lestari dan Yoswita 2003). Pada grafik 3 Konsumsi alkali yang diperoleh
paling tinggi sebesar 22,24 % Pada kayu sengon dengan waktu pemasakan 4 jam, Sedangkan
rendemen tersaring paling rendah sebesar 20,46 % dengan waktu pemasakan 2 jam. Pada grafik
4 Konsumsi alkali yang diperoleh paling tinggi sebesar 30,96 % pada kayu sengon dengan
konsentrasi alkali aktif 27,5 %, sedangkan konsumsi alkali paling rendah sebesar 19,80 %
dengan konsentrasi alkali aktif 17,5 %. Menurut Lestari dan Yoswita (2003), menyatakan makin
rendah nilai konsumsi alkali yang dihasilkan, makin rendah kebutuhan bahan kimia yang
diperlukan dalam pengolahan pulp.
3.3 Bilangan Kappa
4.2 Saran
● Jumlah sampel dalam penelitian bisa ditingkatkan lagi agar data yang didapat lebih jelas
dan tidak bias.
● Perlu adanya pengawasan yang lebih ketat lagi untuk meminimalisir kesalahan yang
dilakukan saat pengujian.
DAFTAR PUSTAKA
Wibisono I, Leonardo H. Antaresti, Atlianawati. 2011. Pembuatan pulp dari alang-alang. Widya
Teknik. 10(1):11-20.
Lestari SB, Yoswita. 2003. Sifat pengolahan dan sifat fisik pulp sembilan jenis kayu dari
Indonesia bagian timur. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Vol 21(2):91-98
Rahmati, H., Navaee-Ardeh, S. and H. Aminian. 2007. Influence of Sulfi dity and Active Alkali
Charge on the Properties of Pulp Produce from Eucalyptus Camaldulensis. Journal of
Plant Sciences, 2(6): 600–606.
Rinaldi. 2004. Pengaruh etanol dalam pembuatan pulp soda dari kulit waru
laut[skripsi].Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Santos RB, Capanema EA, Balakshin MY, Chang HM, Jameel H. 2011. Effect of hardwood
characteristic on kraft pulping process :emphasis on lignin structure.Bioresources
6(4):3623-3637.
Syamsu K, Haditjaroko L, Pradikta GI, Roliadi H. 2014. Campuran pulp tandan kosong kelapa
sawit dan selulosa mikrobial Nata de Cassava dalam pembuatan kertas. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia (JIPI). 19(1): 14-1.
[FAO] Food and Agricultural Organization of the United Nations. 2011. State of the World’s
Forests 2011. Food and Agriculture Organization of United Nations, Roma (IT).
LAMPIRAN
A. Perhitungan
3. Perhitungan Rendemen
a) BKO Total Pulp = (BB/(1+(KA Pulp/100)) = (221,33/(1+(277,68/100)) = 58,68
b) Rendemen = BKO Total Pulp/BKO Chips × 100% = 58,68/150 × 100% =
39,07%
4. Perhitungan Kappa Number
a) Sampel 1
Kappa Number = (P × F)/W = (70% × 1,044)/0,5 = 17,748
b) Sampel 2
Kappa Number = (P × F)/W = (60% × 1,39)/0,5 = 17,347
c) Rata-rata
Kappa Number = 17,4977