Anda di halaman 1dari 52

KIMIA PRAKTIKUM menggunakan alat pelindung diri

lengkap
VIDEO PRAKTIKUM K3 DAN - Tidak menggunakan mulut untuk
PENGENALAN ALAT INSTRUMEN mengambil larutan bahan kimia,
Rencana kerja : melainkan menggunakan karet
- Judul praktikum bulb/rubber bulp/karet penghisap yang
- Hari/tanggal praktikum telah disediakan
- Tujuan praktikum - Tidak bermain gawai/HP dalam
- Prosedur percobaan laboratorium
- Data percobaan - Berhati-hati saat praktikum, bila terkena
bahan kimia segera hubungi PJP
Perlengkapan praktikum : (penanggung jawab praktikum) untuk
- Kain lap penanganan lebih lanjut
- Alat tulis - Jika ada peralatan yang pecah di meja
- Korek api kerja, bersihkan dengan menggunakan
- Kacamata pelindung sarung tangan dan dikumpulkan dalam
- Jas laboratorium satu wadah
- Buku rencana kerja - Jika ada peralatan yang pecah di lantai,
bersihkan menggunakan sapu dan pengki
Syarat masuk laboratorium :
- Jika terjadi gempa, jangan panik dan
- Mahasiswi berkerudung memasukan
ikuti arahan dari asisten untuk keluar
kerudung ke dalam jas laboratorium,
dari gedung dan berkumpul di titik
sedangkan yang tidak mengenakan
kumpul lapangan depan CCR
kerudung mengikat rambut ke belakang
- Setelah selesai praktikum, buang limbah
tanpa poni
percobaan sesuai jenisnya (limbah asam,
- Saat awal, pastikan alat yg akan
organik, basa) dalam jerigen yang telah
digunakan dalam keadaan baik dan
disediakan
bersih
- Cuci alat gelas yang digunakan
- Tidak diperkenankan datang terlambat,
menggunakan sabun dan air yang
disarankan 15 mnt sebelum mulai
mengalir
praktikum
- Keringkan alat gelas yang telah dicuci
- Tidak bermain dan bercanda di dalam
- Inventarisasi kembali alat sesuai dengan
laboratorium
daftar alat awal yang tersedia, jika ada
- Tidak makan dan minum di dalam
kerusakan akibat pecah segera hubungi
laboratorium
asisten
- Tidak menghirup bahan kimia secara
- Cuci tangan dengan sabun setelah
langsung, melainkan mengibaskannya ke
praktikum selesai
hidung
- Lepas jas laboratorium di luar
- Mereaksikan bahan yang menghasilkan
laboratorium
gas dan percikan di ruang asam
VIDEO PRAKTIKUM - Api berwarna kuning,
PENGENALAN ALAT BAGIAN I bercahaya terang, dan
berjelaga (menimbulkan
Materi : pengenalan peralatan dan instrumen sulang asam berwarna hitam).
laboratorium Terbentuk jika banyak gas
Tujuan : mengenalkan berbagai jenis dan sedikit udara. Tidak boleh
peralatan laboratorium sederhana dan digunakan untuk pemanasan
instrumen laboratorium serta kegunaannya atau reaksi, karena kurang
sebagai pendahuluan untuk percobaan panas dan mengotori alat yang
selanjutnya dipanaskan.
- Api berwarna biru terbentuk
➢ Peralatan pembakar jika banyak udara dan sedikit
1. Pembakar gas/gas burner gas. Api ini boleh digunakan
Fungsi : alat ini berfungsi untuk untuk pemanasan atau reaksi.
pemanasan Bagian api :
Alat ini memiliki bagian bagian - Kerucut luar merupakan
penting, diantaranya : api pengoksidasi,
- Pipa masuknya gas (di bawah) berwarna violet hampir
sebagai tempat masuknya gas tidak tampak
- Keran pengatur gas /main value - Kerucut dalam
(dasar bawah) untuk mengatur merupakan api pereduksi
banyaknya gas yang masuk berwarna biru
- Saluran/lubang masuknya oksigen Pembakaran hanya terjadi
atau udara / air vent (di bagian pada kerucut luar. Sedangkan
tengah), bagian ini bisa diatur pada kerucut dalam tidak
untuk mengatur jumlah udara yang terjadi pembakaran, karena
masuk (dengan cara diputar) terdapat gas-gas yang belum
- Gas berfungsi sebagai bahan terbakar sempurna.
bakar, sedangkan udara sebagai 3. Cawan porselin
oksidator. Fungsi : mereaksikan zat dalam suhu
- Spud sebagai lubang masuknya tinggi dan meng’abu’kan kertas
gas saring
Dengan mengatur keran masuknya 4. Pinggan porselin
gas dan lubang masuknya udara, Fungsi : untuk menguapkan larutan,
perbandingan antara gas dan mengkristalkan dan mensublimasikan
udara yang masuk dapat diubah zat
ubah. 5. Kaki tiga
2. Pembakar spirtus Fungsi : sebagai tungku pemanasan.
Fungsi : alat ini berfungsi untuk Diantara ketiga kakinya merupakan
pemanasan tempat api untuk pemanasan
Jenis api :
6. Kasa - Pipet volumetrik, berfungsi
Fungsi : sebagai alat perata panas mengambil cairan dengan
yang diletakan diatas kaki tiga volume tertentu yang tepat
7. Segitiga porselin - Pipet mohr, berfungsi
Fungsi : menopang wadah bahan mengambil cairan dengan
yang akan digunakan volume sembarang namun
8. Gegep (kayu dan besi) tepat/bermacam macam
Fungsi : sebagai alat bantu untuk volume
mengambil alat-alat yang tidak boleh - Buret, berfungsi untuk
diambil menggunakan tangan, seperti mengambil cairan dengan
wadah panas volume sembarang namun
tepat
VIDEO PRAKTIKUM
PENGENALAN ALAT BAGIAN Hal yang perlu diperhatikan
II dalam menggunakan alat gelas
➢ Peralatan gelas adalah melakukan pencucian
1. Tabung reaksi sebelum dan sesudah
Fungsi : mereaksikan cairan dalam menggunakannya.
jumlah yang sedikit - Sebelum menggunakan alat
2. Gelas piala/beaker gelas, kita perlu mencuci
Fungsi : mereaksikan cairan, dengan akuades kemudian
memanaskan cairan, dan membuat membilasnya dengan sedikit
endapan dalam jumlah yang besar cairan yang akan kita gunakan
3. Labu Erlenmeyer untuk reaksi.
Fungsi : fungsi sama seperti gelas - Setelah selesai menggunakan
piala, namun fungsi utamanya yaitu alat gelas, kita perlu
digunakan untuk titrasi mencucinya lagi
4. Gelas ukur menggunakan akuades
Fungsi : mengukur cairan dengan
tidak tepat
5. Labu takar VIDEO PRAKTIKUM
Fungsi : mengukur volume cairan PENGENALAN ALAT BAGIAN III
dengan jumlah tertentu dan untuk
membuat larutan dari padatan atau ➢ Instrumen laboratorium
cairan dengan konsentrasi tertentu 1. Hot plate
6. Pipet Fungsi : untuk pemanasan, kita
Fungsi : mengukur volume dengan dapat mengatur suhu hot plate
teliti dengan memutar tombol pengatur
Jenis pipet : suhu. Hot plate ini juga bisa
digunakan sebagai
stirrer/pengaduk. Tombol yang
satunya berfungsi mengatur - Kemudian ditekan tombol
kecepatan putaran stirrer CAL dan tunggu hingga
2. Vortex muncul tulisan CFM
Fungsi : menghomogenkan - Setelah muncul tulisan CFM,
campuran kita tekan tombol CFM
Cara penggunaan : - Kemudian kita angkat dan
- Tombol di tengah berfungsi bilas lagi menggunakan
mengatur kecepatan putaran akuades, lalu keringkan
- Kemudian tabung reaksi dengan tisu secara berhati hati
ditekan sehingga vortex - Masukkan batang elektroda ke
berputar dan larutan dalam larutan buffer pH 4
bercampur menjadi homogen - Kemudian tunggu hingga
3. pH meter muncul tulisan CFM, lalu
Fungsi : mengukur pH suatu cairan tunggu hingga tulisan CFM
.pH meter memiliki beberapa muncul
tombol pengaturan : - Setelah muncul, tekan kembali
- Tombol CAL (kalibrasi) tombol CFM
- Tombol CFM (konfirmasi) - Kemudian batang elektroda
- Tombol Δ°C (menaikkan dibilas kembali menggunakan
suhu) akuades, keringkan dengan
- Tombol ∇°𝐶 (menurunkan tisu
suhu) - Selanjutnya pH meter dapat
- Tombol MEM (menyimpan digunakan untuk mengukur
data) pH sampel dengan
- Tombol MR menyelupkan batang elektroda
hingga tercelup sampai batas
Selain tombol pengaturan, sensor ke dalam sampel
terdapat batang elektroda yang - Kemudian pH sampel akan
berfungsi sebagai sensor terbaca
pembaca. Ph yang dicelupkan ke 4. Neraca analitik/OHAUS
dalam larutan elektrolit. Sebelum Fungsi : menimbang bahan
melakukan pengukuran Ph maupun wadah yang akan
sampel, kita perlu melakukan digunakan pada percobaan. Bagian
kalibrasi pH meter. Langkah- neraca analitik :
langkah kalibrasi : - Tombol zero, untuk
- Membilas batang elektroda menghidupkan atau
menggunakan akuades mematikan neraca
- Setelah dibilas, dikeringkan - Tombol print, untuk mencetak
dengan tisu hasil yang terbaca
- Batang elektroda dicelupkan
ke dalam larutan buffer pH 7
- Tombol function, untuk - Pastikan bahan yang kita
mengubah mode ambil diletakan di tengah, dan
- Tombol tare, untuk kalibrasi tidak berceceran
- Gelembung udara/waterpass - Setelah itu, tutup kaca dan
(lubang sebelah atas tombol), tunggu hingga stabil, lalu catat
untuk melihat apakah neraca nilainya
sudah sejajar atau rata - Keluarkan wadah berisi bahan
kimia, lalu tutup kembali kaca
Langkah-langkah menimbang : - Tekan tombol Tare, lalu
- Pastikan colokan belum tombol off
tersambung dengan listrik - Kemudian cabut dari
- Bersihkan lebih dahulu bagian sambungan listrik dan
dalam neraca bersihkan menggunakan kuas
- Lihat waterpass sudah tepat 5. Bulb
belum ditengah lingkaran, Fungsi : untuk memipet
dengan cara Bulb memiliki 3 katup :
menggeser/memutar bagian di - Katup A (paling atas), untuk
bawah kaki neraca mengeluarkan udara, caranya
- Setelah gelembung udara tepat dengan mengatupkan katup
di tengah, kita sambungkan A dan mengempiskan
dengan arus listrik bulbnya
- Lalu tekan tombol zero/on - Katup S (di bawah katup A),
- Kemudian tunggu 15 mnt untuk menyedot larutan
hingga stabil - Katup E (sebelah katup S
- Setelah stabil, kita masukan yang menyamping), untuk
wadah yang digunakan mengeluarkan cairan
menimbang bahan
- Kemudian catat nilainya jika Langkah-langkah mengisi
diperlukan pipet :
- Jika bobot wadah tidak - Ambil bulb, kemudian tekan
diperlukan, kita klik tombol katup A untuk mengeluarkan
Tare supaya nilainya kembali udara
ke 0.00 - Setelah mengempis, ambil
- Setelah itu, kita ambil bahan pipet dan pasangkan bulb di
yang akan ditimbang bagian atas pipet
- Kita buka kaca neraca, - Setelah terpasang, masukan
kemudian masukan bahan pipet ke dalam wadah berisi
yang akan ditimbang cairan yang akan kita ambil,
kemudian tekan katup s agar
cairan tersedot/masuk ke
dalam pipet sampai cairan meniskus (diagram
melebihi tanda tera lingkaran/cekungan) bawah
- Setelah melebihi tanda tera, - Kita perlu bantuan latar
seka menggunakan tisu, belakang gelap berwarna
kemudian ambil wadah dan hitam untuk membaca
keluarkan cairan hingga meniskus bawah pada cairan
sampai pada meniscus batas tidak berwarna
tera dengan cara menekan - Cara memegang cerat,
katup E sampai tepat tanda tangan kiri menahan, dan
tera tangan kanan memegang
- Pindahkan pada wadah yang putarannya, kemudian buka
diinginkan dengan posisi cerat secara perlahan agar
wadah dan pipet pada sudut larutan dapat turun
45° - Setelah beberapa menit,
- Tekan E, sehingga cairan tutup ceratnya kemudian
akan keluar baca meniscus akhir, missal
- Setelah keluar, pastikan 5-10 yg terbaca 5,33
dtk, kemudian kita goreskan - Selanjutnya keluarkan isi
ujung pipet pada wadah buret dengan cepat untuk
bagian dalam berapa saat , lalu tutup cerat,
6. Buret dan baca meniscus akhir
Cara penggunaan : yang terbaca ialah 11,71
- Terdapat cerat, pastikan cerat - Pengeluaran cairan secara
dalam keadaan tertutup cepat dapat mengakibatkan
(bentuk horizontal) tertinggalnya cairan pada
- Isi buret dengan akuades, dinding buret, sehingga
pastikan angka buret pembacaan meniscus
menghadap mata kita menjadi tidak akurat
- Masukan akuades
menggunakan corong Pembacaan buret menggunakan
- Masukan pada sembarang larutan berwarna KMnO4 0,1 M:
angka, pastikan bagian - Tuang kmno4 pada buret dgn
bawah cerat terisi akuades volum sembarang
dengan membuka cerat - Sebelum membaca meniscus
sampai bagian bawah cerat awal, pastikan bagian cerat
terisi penuh akuades lalu bawah terisi larutan kmno4
tutup kembali dgn penuh
- Akuades merupakan cairan - Setelah penuh, baca
tak berwarna sehingga meniscus awal dgn bantuan
pembaca skala pada background wrn putih
- Larutan kmno4 berwarna panjang gelombang yang
sehingga baca buret pada digunakan
meniscus atas - Kompartemen sampel, untuk
- Meniskus awal yg terbaca meletakan pipet berisi
adalah 2.35, kemudian buka larutan yg akan diukur
cerat untuk mengeluarkan 8. Cuvvet
kmno4 lalu tutup kmbali dan Fungsi : wadah untuk larutan
baca meniscus akhir yang yang akan kita ukur, batas
terbaca ialah 3.59 pengisian larutan pada cuvvet
- Larutan kmno4 yg tersisa sampai lingkaran berwarna putih
dalm buret dimasukan ke dan tanda vertikal putih harus
dalam wadah yg semula disesuaikan dngan tanda yg
7. Spektometer UV-VIS berada pada kompartemen
Fungsi: mengukur absorbance/ sampel
penyerapan suatu larutan pada 9. Penangas air
rentang panjang gelombang Fungsi : pemanasan suatu bahan
ultraviolet sampai sinar alfa. dengan menguapkan uap air.
Prinsip alat ini yaitu hukum Bagian :
Lambert Beer. Semakin pekat - Tombol besar, sebagai
warna suatu larutan, maka tombol on off
semakin banyak jumlah zat yang - Tombol kecil, untuk
diserap sehingga nilai mengatur suhu bersamaan dg
absorbance semakin tinggi tombol besar caranya
Bagian spektometer dan alat memencet tombol kecil dan
yang digunakan: memutar tombol besar
- Display, menunjukan nilai kemudian sesuaikan suhu dg
yg terbaca yang diinginkan
- Tombol mode, untuk - Buka penangas air, lalu
mengatur mode (T= masukan wadah yg terisi
transmittance, A bahan lalu tutup
=absorbance,
C=concentration, F=factor) Melalui percobaan ini, kita akan
- Tombol 100% T, untuk mengetahui bahwa setiap alat
mengatur nilai blangko dan instrument laboratorium
- Tombol 0% T memiliki fungsinya masing
- Tombol print, untuk masing.
mencetak
- Pengatur panjang
gelombang, untuk mengatur
PENGENALAN DAN PENANGANAN b. Berbahaya terhadap lingkungan
BAHAN KIMIA Dapat merusak atau mencemari lingkungan
Kebanyakan bahan kimia yang digunakan di tanah dan perairan. Cara mencegahnya yaitu
laboratorium berbahaya, seperti mudah meledak, limbah bahan kimia harus dibuang di tempat
mudah terbakar, beracun, iritasi, korosif, dan pembuangan limbah, serta jangan langsung
merusak lingkungan. Demi keselamatan kerja, kita dibuang ke tanah/air karena menyebabkan
perlu mengetahui bahaya yang mungkin terjadi, efek jangka panjang.
cara pencegahan, dan cara mengatasi. Contoh : Mangan (II) sulfat Mr=169,02
g/mol
Tujuan Percobaan : Mengenal berbagai bahan kimia
c. Beracun/Toxic
serta bahayanya dan sebagai pendahuluan
Bahaya bagi kesehatan jika terhirup, tertelan,
percobaan berikutnya.
dan terkena kulit. Cara mencegahnya yaitu
➢ Pengenalan Simbol Bahan Kimia menghindari kontak dengan tubuh.
Contoh : 1-Butanol Mr=74,12 g/mol
d. Mudah teroksidasi/oksidator
Dapat membakar bahan lain, penyebab
timbulnya api dan sulitnya pemadaman api.
Cara mencegahnya yaitu menghindari bahan
kimia tersebut dengan bahan yang mudah
terbakar atau bersifat reduktor.
Wadah bahan kimia terbuat dari plastik atau
Contoh : Litium nitrat Mr=68,94 g/mol
kaca. Masing-masing wadah dapat memiliki
e. Iritasi
satu atau beberapa simbol bahaya bahan kimia.
Dapat mengiritasi mata, kulit, dan saluran
Simbol-simbol tersebut, diantaranya :
pernapasan. Cara mencegahnya yaitu
a. Korosif
menghindari kontak dengan kulit an mata,
Dapat merusak jaringan tubuh, maka untuk
serta tidak menghirup uapnya.
mencegahnya harus menghindari kontak
Contoh : Tris amino metana Mr=121,04
langsung dengan mata, kulit, pakaian. Serta
g/mol
jangan hirup uapnya pada saat bernapas. Jika
f. Mudah meledak
salah satu bagian tubuh terkena bahan kimia
Umumnya meledak pada kondisi tertentu,
korosif, maka segera bilas dengan air
maka untuk mencegahnya yaitu menghindari
mengalir.
bahan kimia dari guncangan, gesekan,
Contoh : Asam asetat Mr=60,05 g/mol
percikan api, atau panas.
Contoh : Amonium dikromat Mr=252,07
g/mol
perhatikan apa yang terjadi dan warna apa
g. Mudah terbakar yang dihasilkan (ungu berasap)
Cara mencegahnya yaitu menghindari bahan 7. Masukkan juga 1 butir kecil logam kalium
kimia dari percikan api. Jika bahan kimia (K) ke dalam gelas piala kedua, perhatikan
tersebut mudah terbakar karena udara, maka apa yang terjadi (ungu berasap)
hindari kontak dengan udara. Dalam percobaan ini menggunakan tisu
Contoh : Dietil eter Mr=74,12 g/mol sebagai bahan organik.
- Asam sulfat memiliki sifat meng ‘arang’
➢ Pengenalan Bahan Kimia kan bahan organik, sehingga dapat
Mengenal bahan kimia berbahaya di lemari merusak bahan tisu jika terkena secara
asam, pastikan menggunakan APD (alat langsung. Warna hitam yang dihasilkan
pelindung diri seperti masker, sarung tangan, merupakan wujud pengarangan dari
dan kacamata pelindung. Langkah-langkah : bahan organik.
1. Siapkan tisu yang dilipat menjadi 4 bagian, - Kalium dikromat bersifat sebagai
lalu letakkan di masing-masing oksidator kuat dalam kondisi asam,
petridishes/cawan petri sehingga saat campuran asam sulfat dan
2. Tambahkan 1 tetes asam sulfat pekat/H2SO4 kalium dikromat bereaksi dengan tisu
ke tisu pertama, perhatikan apa yang terjadi maka akan merusak hingga melubangi
(bolong seperti terbakar warna hitam bagian tisu.
pinggirannya) - Indikator fenolftaelin digunakan untuk
3. Tambahkan 1 tetes asam sulfat pekat/H2SO4 membuktikan bahwa hasil reaksi logam
dan 1 tetes kalium dikromat/K2Cr2O7 pada alkali dengan air akan menghasilkan pH
tisu kedua, perhatikan apa yang terjadi larutan dalam kondisi basa yang ditandai
(bolong seperti terbakar warna kuning dengan perubahan warna larutan menjadi
pinggirannya) merah muda.
4. Selanjutnya melihat reaksi logam alkali jika
Terlihat bahwa :
dimasukkan ke dalam air. Gunakan logam
- Reaksi antara logam kalium dan air
kalium (K) dan natrium (Na), serta indikator
lebih reaktif dibandingkan dengan
fenolftaelin untuk melihat pH larutan yang
logam natrium yang ditandai dengan
dihasilkan bersifat asam atau basa
timbulnya percikan api. Hal ini
5. Ambil larutan fenolftaelin, tambahkan 2 tetes
dikarenakan ukuran jari-jari atom
masing-masing ke dalam gelas piala/beker
kalium > jari-jari logam natrium.
berisi akuades/air suling
Semakin besar jari-jari atom, maka daya
6. Kemudian masukkan 1 butir kecil logam
tarik antara inti atom dengan elektron
natrium (Na) ke gelas piala pertama,
terluar semakin melemah. Sehingga botol pereaksi. Penggunaan kedua jenis botol
energi yang dibutuhkan untuk pereaksi ini disesuaikan dengan sifat bahan
melepaskan elektron tersebut lebih pereaksinya, diantaranya:
rendah. Mudahnya pelepasan elektron - Botol pereaksi bening
inilah yang menyebabkan logam kalium Digunakan untuk bahan kimia yang tidak
lebih mudah bereaksi dengan air memiliki sensitifitas terhadap cahaya dan
dibandingkan logam natrium. sinar UV.
- Perubahan warna larutan dari bening - Botol pereaksi gelap
jadi merah muda, menunjukan larutan Dibuat secara khusus untuk menyimpan
tsb dalam kondisi basa setelah reaksi bahan kimia yang memiliki sensitifitas
berakhir. terhadap cahaya dan sinar UV.

Maka, Bentuk tutup dari botol pereaksi juga berbeda-


- Reaksi antara logam natrium dengan air beda, diantaranya:
menghasilkan natrium hidroksida dan - Datar
hidrogen : Na + H2O -> NaOH +H2. Botol pereaksi dengan penutup datar terbagi
- Reaksi antara logam kalium dengan air menjadi dua, yaitu botol pereaksi dengan
menghasilkan kalium hidroksida dan leher kecil digunakan untuk menyimpan
hidrogen. K + H2O ->KOH + H2. bahan kimia yang mudah menguap atau
berasap, serta botol pereaksi dengan leher
Kesimpulan : Setiap bahan kimia memiliki
besar digunakan untuk menyimpan bahan
satu atau beberapa simbol bahaya tertentu
kimia yang tidak mudah menguap atau
yang wajib kita ketahui untuk menghindari
tidak berasap. Ketika mengambil larutan,
hal-hal yang tidak diinginkan selama
tutup botol pereaksi datar boleh diletakkan
percobaan di laboratorium.
di meja secara terbalik (posisi tutupnya
➢ Pengenalan Botol Pereaksi Kimia yang terbalik), jangan lupa untuk
Pereaksi/Reagen merupakan suatu jenis bahan menutupnya kembali.
kimia yang beberapa diantaranya memiliki sifat - Pipih
berbahaya dan mudah rusak Oleh karena itu, Ketika mengambil larutan, tutup botol
salah satu caranya dengan melakukan pereaksi pipih tidak boleh diletakkan di
penyimpanan secara tepat menggunakan botol atas meja tapi harus dipegang/dijepit pada
pereaksi. Botol pereaksi atau botol reagen sela-sela jari tangan.
adalah suatu wadah yang dapat terbuat dari kaca - Paruh
atau plastik berfungsi menyimpan suatu reagen Ketika mengambil larutan menggunakan
atau bahan kimia. Secara umum terdapat 2 jenis tutup botol paruh, arah paruh disejajarkan
dengan saluran yang terdapat pada botol, - Pengaduk kaca
kemudian tuangkan larutan. Setelah itu - Termometer
tutup kembali dengan cara menggeser - Sudip (sendok kecil besi)
paruhnya agar tidak sejajar dengan saluran - Kaca arloji
yang terdapat pada botol (kembali ke posisi - Labu takar 50 ml
awal). - Gelas piala/beker 100 ml
- Tetes - Corong
Mengambil larutan menggunakan tutup - Labu semprot
botol tetes yaitu dengan memipet larutan Bahan yang digunakan:
dalam botol kemudian diteteskan. Lalu - Padatan urea
masukkan kembali pipet ke botol semula. - Aquades yang telah terisi dalam labu
Pastikan pipet tetes botol tersebut tidak semprot
digunakan untuk keperluan lainnya Langkah-langkah:
(tidak dicampur-campur dengan pereaksi 1. Timbang sebanyak 3 gram padatan urea.
lain, khusus satu botol saja). Sebelum mulai menimbang, perhatikan
kebersihan dan kedataran dari neraca. Cara
memastikan kedataran atau keseimbangan
PEMBUATAN LARUTAN
neraca yaitu dengan memperhatikan
Sebelum membuat larutan, kita perlu
gelembung pada neraca. [Timbang kaca
memperhatikan wujud senyawa yang akan kita buat
arloji lebih dulu, lalu masukkan padatan
berbentuk padatan atau larutan. Kita dapat
urea menggunakan sudip].
membaca di lembar data keselamatan atau MSDS.
2. Padatan yang telah ditimbang kemudian
Tujuan dari pembuatan larutan ini adalah
dilarutkan ke dalam gelas piala/beker 100
membuat larutan dari padatan murni dan larutan
ml. Hati-hati agar padatan urea tidak
pekat melalui pengenceran serta dapat menghitung
berceceran. Lalu bilas dengan aquades, agar
konsentrasi larutan dengan beberapa satuan yang
tidak ada padatan urea yang tertinggal di
berbeda. Pembuatan larutan dengan konsentrasi
kaca arloji.
yang tepat sangat penting dalam eksperimen di
3. Aduk hingga semua padatan melarut
laboratorium. Pada pembuatan larutan terdapat dua
sempurna. Mengaduk secara pelan-pelan
percobaan, diantaranya:
dan jangan sampai timbul bunyi atau
➢ Membuat larutan urea dari padatannya
mengeluarkan suara. Setelah semua padatan
Alat yang digunakan:
larut sempurna kita bisa merasakan adanya
- Neraca analitik
perubahan suhu larutan. Untuk larutan urea
- Bulb karet
ini lebih dingin dibandingkan larutan
- Pipet volumetrik 10 ml
awalnya. Perubahan suhu yang lebih dingin
ini menandakan reaksi pelarutan urea - Bulb merah
bersifat endoterm. Jika perubahan itu - Pipet volumetrik 10 ml
menjadi lebih panas maka reaksi disebut - Pipet tetes
eksoterm. Bahan yang digunakan:
4. Selanjutnya memindahkan larutan dari - Larutan kalium klorida (KCl) 1 M
gelas piala/beker ke dalam labu takar - Akuades
menggunakan corong. Bilas gelas piala Langkah-langkah:
minimal 3 kali menggunakan akuades untuk 1. Ambil 10 ml larutan kalium klorida (KCl) 1
memastikan semua larutan masuk ke dalam M menggunakan pipet volumetrik.
labu takar. Bilas juga corong menggunakan Kosongkan angin pada bulb merah terlebih
akuades untuk memastikan kembali tidak dahulu (dengan cara menekan hingga
ada yang tertinggal. Membilas gelas piala kempis), kemudian pasangkan ke dalam
dan corong sedikit-sedikit agar tidak pipet volumetrik. Pastikan ujung dari pipet
melebihi tanda tera. volumetrik ini bersih. Ambil 10 ml KCl
5. Tambahkan aquades (ke dalam labu takar dengan menekan tombol S pada bulb
berisi larutan urea) hingga mendekati tanda merah, cairan dilebihkan sedikit di atas
tera. tanda tera. Seka kembali lalu dihimpitkan
6. Seka leher labu takar menggunakan kertas sampai tanda tera dengan menekan tombol
saring atau tisu. hati-hati jangan sampai E.
mengenai larutannya. 2. Masukkan ke dalam labu takar 50 ml KCl.
7. Himpitkan dengan menggunakan aquades Setiap kali memasukkan cairan
hingga miniskus bawah tepat pada tanda menggunakan pipet volumetrik, sudut
tera (larutan pas dengan tanda tera). antara pipet volumetrik dan labu takar harus
8. Homogenkan dengan cara menutup labu 45°.
takar menggunakan telunjuk, lalu naik- 3. Tambahkan akuades hingga mendekati
turunkan labu takar seperti sedang tanda tera. Seka kembali leher labu takar,
menggunakan barbel. lalu himpitkan dengan menggunakan
9. Setelah dirasa homogen maka larutan siap akuades hingga miniskus bawah tepat pada
untuk digunakan. Jangan lupa untuk tanda tera.
menimbang bobot akhir dari labu takar dan 4. Homogenkan dengan cara menutup labu
isinya. takar menggunakan telunjuk, lalu naik-
turunkan labu takar seperti sedang
➢ Mengencerkan larutan kalium klorida (KCl) menggunakan barbel.
Alat yang digunakan: 5. Setelah dirasa homogen, maka larutan siap
- Labu takar 50 ml untuk digunakan.
6. Setelah semua percobaan selesai, kita dapat
menampung limbahnya pada tempat yang
telah disediakan (jirigen).

➢ Menghitung konsentrasi larutan yang telah


kita buat
Satuan konsentrasi yang akan dihitung adalah
molaritas, persen bobot per bobot, persen bobot
per volume, dan molalitas.
- Molaritas
Adalah jumlah mol per volume dalam
satuan liter.
𝑛 𝑔𝑟
𝑀=𝑉 𝑛 = 𝑀𝑟

Ket:
M = molaritas (M)
n = mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (l)
Mr = massa molekul relatif (g/mol)
gr = massa suatu zat (gr)
- Persen bobot per bobot
Adalah bobot zat terlarut dalam gram dibagi
100 gr bobot larutan.
𝑏 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)
% = × 100
𝑏 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑔)
- Persen bobot per volume
Adalah bobot zat terlarut dalam satuan
gram dibagi 100 ml volume larutan.
𝑏 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)
% = × 100
𝑣 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝑙)
- Molalitas
Adalah jumlah mol per bobot pelarut dalam
satuan kg.
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)
𝑚=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑘𝑔)
IKATAN KIMIA : IONIK DAN KOVALEN - Spritus

Tujuan percobaan : - Korek api

- Terampil membedakan senyawa ionik dengan - Tabung thiele (bentuk seperti huruf b)

senyawa kovalen - Termometer

- Mampu menjelaskan kaitan jenis ikatan dan - Klem (yang menghubungkan tabung thiele

struktur molekul terhadap sifat senyawa dengan statif)


- Statif (tiang) yang telah dirangkai
Ikatan kimia adalah gaya yang memegangi atom
atau ion untuk membentuk molekul atau kristal. Langkah-langkah:

Ikatan kimia yang akan dipelajari dalam percobaan Sampel Urea

ini adalah ikatan ionik dan ikatan kovalen. Dalam a. Siapkan sampel yang akan ditentukan titik

materi ikatan kimia adalah 6 percobaan yang akan lelehnya. Ambil sampel urea menggunakan

kita lakukan, diantaranya: ujung sudip, lalu diletakkan di atas kertas

➢ Perbandingan titik leleh yang bersih. Serbuk urea dihaluskan dan

Dalam percobaan perbandingan titik leleh ada 2 dikeringkan dengan cara melipat kertas

senyawa yang akan diamati yaitu senyawa ionik terlebih dahulu.

dan senyawa kovalen. Perlu diketahui titik leleh b. Serbuk halus sampel yang telah dikeringkan

senyawa ionik tidak dapat ditentukan dimasukkan dalam pipa kapiler dengan cara

menggunakan alat-alat laboratorium yang menekan bagian ujung pipa kapiler pada

sederhana. Hal ini disebabkan karena tingginya sampel.

titik leleh senyawa tersebut. Oleh karena itu, c. Balikkan pipa kapiler lalu ketuk-ketuk

anda hanya diminta membandingkan titik leleh sebanyak 10 kali agar serbuk sampel

senyawa ionik dan senyawa kovalen. Berikut bergerak ke dasar pipa kapiler (memastikan

diberikan data titik leleh beberapa senyawa sampel terkemas dengan rapat dalam pipa

ionik yaitu: kapiler). Sampel yang diperlukan yaitu

- Kalium klorida (KCl) = 770 °C setinggi 2 mm dalam pipa kapiler.

- Kalsium klorida (CaCl2) = 772 °C Penggunaan sampel yang melebihi 2 mm

- Magnesium sulfat (MgSO4) = 1124 °C akan menyebabkan kisaran titik leleh

Oleh karena itu dalam percobaan ini kita hanya melebar, sehingga tidak memberikan data

akan menentukan titik leleh senyawa kovalen. yang akurat dalam penentuan kemurniaan

Sampel/bahan yang digunakan: suatu sampel.

- Urea d. Ikat pipa kapiler pada ujung termometer

- Sukrosa menggunakan benang.

Alat yang digunakan: e. Siapkan gliserol, kemudian tuangkan

- Pipa kapiler kedalam tabung thiele. Perkirakan tinggi


gliserol agar pipa kapiler tidak tenggelam. Wujud urea, sukrosa, kalium klorida (KCl),
Perkirakan ujung pipa kapiler dan ujung kalsium klorida (CaCl2), magnesium sulfat
termometer berada di pertigaan tabung (MgSO4) dalam bentuk padatan dan etanol
thiele. dalam bentuk cairan. Senyawa kalium klorida,
f. Panaskan gliserol dengan posisi spirtus kalsium klorida, dan magnesium sulfat
tepat berada di bagian bawan lengan tabung merupakan ikatan ionik sehingga pada kondisi
(yang berbentuk b). Pemanasan ini diatur ruang dalam bentuk padatan. Sedangkan urea,
sedemikian rupa agar kenaikan suhunya sukrosa, dan etanol memiliki ikatan kovalen
5°C per menit. Urea mulai meleleh sehingga dalam suhu ruang dapat berbentuk
sempurna pada suhu 132 °C. padatan maupun cairan. Perbedaan wujud zat
g. Amati sampel terdekat catatlah kisaran suhu disebabkan kekuatan ikatan yang terbentuk.
saat sampai mulai meleleh hingga meleleh Kekuatan ikatan ionik lebih kuat dibanding
sempurna. Kisaran leleh merupakan kekuatan ikatan kovalen.
perbedaan suhu sampel ketika mulai
meleleh dan meleleh sempurna. ➢ Perbandingan kelarutan
h. Bandingkan kisaran titik leleh urea dengan Alat yang digunakan:
titik leleh yang tercantum dalam buku - Tabung reaksi 6 buah
acuan. Berdasarkan teori, sampel murni - Sudip
akan menghasilkan kisaran titik leleh yang Bahan yang digunakan:
sempit yaitu < 2 °C . [Senyawa tidak murni - Urea
jarah dengan - Sukrosa
i. Setelah selesai, gliserol didinginkan - Kalium klorida
kemudian dikembalikan ke botol. - Kalsium klorida
- Magnesium sulfat
Sampel Sukrosa
- Etanol
Percobaan menggunakan sukrosa dilakukan
- Akuades
dengan prosedur yang sama seperti pada urea.
Langkah-langkah:
Setelah dilakukan pengamatan, sukrosa mulai
a. Masukkan aquades ke 6 tabung reaksi
meleleh pada suhu 184°C dan mulai meleleh
masing-masing 3 ml.
sempurna pada suhu 186 °C. Kemudian kita
b. Ambil urea seujung sudip, kemudian kita
bandingkan kembali kisaran titik leleh sukrosa
masukkan ke dalam tabung reaksi. Kocok
dengan titik leleh yang tercantum dalam buku
tabung reaksi berisi urea dan akuades.
acuan.
Dapat dilihat bahwa urea larut dalam air.
➢ Wujud c. Ambil sukrosa seujung sudip, kemudian
kita masukkan ke dalam tabung reaksi.
Kocok tabung reaksi berisi sukrosa dan d. Kalsium klorida tidak larut dalam karbon
akuades. Dapat dilihat bahwa sukrosa larut tetraklorida
dalam air. e. Magnesium sulfat tidak larut dalam
d. Ambil kalium klorida seujung sudip, karbon tetraklorida
kemudian kita masukkan ke dalam tabung f. Etanol larut dalam karbon tetraklorida
reaksi. Kocok tabung reaksi berisi kalium
Suatu senyawa dapat bersifat polar, non-polar,
klorida dan akuades. Dapat dilihat bahwa
dan semi polar (dalam uji kelarutan digunakan
kalium klorida larut dalam air.
2 pelarut). Kepolaran suatu senyawa dapat
e. Ambil kalsium klorida seujung sudip,
diketahui dari sifat kelarutannya dalam pelarut
kemudian kita masukkan ke dalam tabung
polar dan pelarut non polar.
reaksi. Kocok tabung reaksi berisi kalsium
- Senyawa polar dan senyawa ionik akan
klorida dan akuades. Dapat dilihat bahwa
larut dalam pelarut polar
kalsium klorida larut dalam air.
- Senyawa kovalen nonpolar akan larut
f. Ambil magnesium sulfat seujung sudip,
dalam pelarut non polar
kemudian kita masukkan ke dalam tabung
- Senyawa semi polar akan larut dalam
reaksi. Kocok tabung reaksi berisi
pelarut polar dan pelarut non polar
magnesium sulfat dan akuades. Dapat
Pada percobaan ini pelarut polar = air dan
dilihat bahwa magnesium sulfat larut
pelarut non-polar = karbon tetraklorida. Dari
dalam air.
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa semua
g. Ambil etanol menggunakan pipet tetes
senyawa yang diuji larut dalam air, namun
(karena dalam wujud cairan) sebanyak 1
hanya etanol yang larut dalam pelarut karbon
ml, kemudian kita masukkan ke dalam
tetraklorida. Artinya etanol bersifat semipolar.
tabung reaksi. Kocok tabung reaksi berisi
etanol dan akuades. Dapat dilihat bahwa ➢ Daya hantar
etanol larut dalam air. Alat yang digunakan:
- Sudip
Dengan prosedur yang sama kita gunakan
- Gelas piala
pelarut karbon tetraklorida (CCl4), hasilnya
- Daya listrik 6 Volt
sebagai berikut:
- Elektroda
a. Urea tidak larut dalam karbon tetraklorida
Bahan yang digunakan:
(muncul/ada endapan)
- Urea
b. Sukrosa tidak larut dalam karbon
- Sukrosa
tetraklorida
- Kalium klorida
c. Kalium klorida tidak larut dalam karbon
- Kalsium klorida
tetraklorida
- Magnesium sulfat
- Etanol larutan. Sedangkan senyawa urea, sukrosa,
- Akuades dan etanol tidak menghasilkan gelembung
Langkah-langkah: karena tidak mengalami hidrasi.
a. Sediakan 6 gelas piala kemudian masukkan
➢ Kemudahan terbakar
akuades sebanyak 50 ml ke dalam masing-
Langkah-langkah:
masing gelas piala/beker.
a. Ambil senyawa urea seujung sudip,
b. Setelah gelas piala terisi dengan aquades,
kemudian bakar diatas spirtus. Dapat dilihat
masukkan masing-masing senyawa ke
bahwa urea mudah terbakar (meleleh dan
dalam gelas piala sebanyak 2 sudip (untuk
warna berubah coklat).
padatan) dan menggunakan pipet tetes
b. Ambil senyawa sukrosa seujung sudip,
(untuk cairan).
kemudian bakar diatas spirtus. Dapat dilihat
c. Selanjutnya masukkan elektroda ke dalam
bahwa sukrosa mudah terbakar.
gelas piala. Lalu sambungkan dengan listrik
c. Ambil senyawa kalium klorida seujung
(kabel warna hitam = kutub negatif, kabel
sudip, kemudian bakar diatas spirtus. Dapat
warna merah (nyambung ke bohlam) =
dilihat bahwa kalium klorida tidak
kutub positif).
mudah terbakar.
d. Amati gelembung yang terbentuk.
d. Ambil senyawa kalsium klorida seujung
- Urea menghasilkan sedikit gelembung
sudip, kemudian bakar diatas spirtus. Dapat
- Sukrosa menghasilkan sedikit
dilihat bahwa kalsium klorida tidak
gelembung
mudah terbakar.
- Kalium klorida menghasilkan banyak
e. Ambil senyawa magnesium sulfat seujung
gelembung
sudip, kemudian bakar diatas spirtus. Dapat
- Kalsium klorida menghasilkan banyak
dilihat bahwa magnesium sulfat tidak
gelembung
mudah terbakar.
- Magnesium sulfat menghasilkan
f. Ambil etanol menggunakan pipet tetes lalu
banyak gelembung
teteskan di sudip, kemudian bakar diatas
- Etanol tidak menghasilkan gelembung.
spirtus. Dapat dilihat bahwa etanol mudah
Senyawa kalium klorida, kalsium klorida, terbakar.
dan magnesium sulfat memiliki ikatan Ikatan ionik memiliki kekuatan yang lebih
ionik. Apabila dilarutkan dalam air, tinggi dibanding dengan ikatan kovalen.
senyawa ionik akan menghasilkan ion Sedangkan senyawa urea, sukrosa, dan etanol
positif dan ion negatif. Sehingga dapat memiliki ikatan kovalen sehingga mudah
menghantarkan arus listrik yang ditandai terbakar.
dengan banyaknya gelembung dalam
➢ Uji bau - Senyawa ionik berbentuk padatan dalam
Hal yang diperhatikan dalam uji bau, yaitu : suhu ruang
hindari mencium bahan kimia secara langsung, - Senyawa ionik merupakan konduktor yang
tetapi mencium bahan kimia dengan mengipas baik dalam bentuk larutan.
kipas dengan tangan. - Senyawa ionik sulit terbakar dan bau tidak
- Urea memiliki bau yang tidak menyengat menyengat
- Sukrosa memiliki bau yang tidak - Senyawa kovalen memiliki titik leleh yang
menyengat lebih rendah
- Kalium klorida memiliki bau yang tidak - Senyawa kovalen berbentuk padatan dan
menyengat cairan dalam suhu ruang
- Kalsium klorida memiliki bau yang tidak - Senyawa kovalen mudah terbakar dan
menyengat berbau menyengat
- Magnesium sulfat memiliki bau yang tidak
menyengat
- Etanol memiliki bau yang sangat KINETIKA KIMIA
menyengat Kinetika kimia merupakan bagian dari ilmu kimia
yang mempelajari hubungan antara perubahan
Senyawa ionik tidak menghasilkan bau
kimia dengan waktu. Hubungan tersebut dapat
karena pada umumnya senyawa ionik itu
diamati dengan menentukan laju reaksi. Laju
terbentuk dari atom logam dan non logam yang
reaksi adalah hilangnya suatu pereaksi atau
memiliki energi ikat yang kuat. Energi ikat
bertambahnya produk dalam satu satuan waktu.
yang kuat ini menyebabkan senyawa ionik
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
memiliki titik leleh yang tinggi sehingga pada
- Konsentrasi
suhu ruang senyawa ionik tidak berbau dan
- Suhu
tidak menguap. Sementara itu senyawa
- Katalis
kovalen terbentuk dari dua atau lebih atom non
logam yang energi ikatnya tidak sekuat
Tujuan percobaan: mengidentifikasi pengaruh
senyawa ionik sehingga pada suhu ruang
konsentrasi, suhu, dan katalis terhadap laju reaksi
senyawa kovalen akan cenderung
melalui perubahan yang terjadi dalam campuran
menghasilkan bau tertentu.
sebagai bukti adanya reaksi.
Simpulan dari percobaan ini :
Alat yang digunakan:
- Ikatan ionik lebih kuat dibanding dengan
- Bulb merah
ikatan kovalen
- Pipet tetes
- Dibuktikan dengan senyawa ionik yang
- Pipet volumetrik 5 ml
memiliki titik leleh yang lebih tinggi
- Pipet mohr 5 ml 0,1 N dalam tabung reaksi ke-5, dan asam
- Tabung reaksi klorida 0,01 N dalam tabung reaksi ke-6
- Gegep kayu masing-masing sebanyak 5 ml
- Gelas piala c. Ambil tabung reaksi ke-1 dan ke-6, larutan
- Penangas air pada tabung reaksi ke-6 dicampurkan ke
- Stopwatch dalam tabung reaksi ke-1. Kemudian
campuran dikocok dan catat waktu yang
Pada materi ini kita akan melakukan 3 percobaan,
dibutuhkan dari awal pencampuran hingga
diantaranya:
mulai kekeruhan terjadi. Perhatikan awal
➢ Pengaruh konsentrasi
perhitungan waktu adalah ketika kedua
Pengaruh konsentrasi asam klorida (HCL)
larutan yang bercampur tepat saling
Pada reaksi antara asam klorida dengan
bersentuhan bukan ketika endapan mulai
natrium tiosulfat (Na2S2O3) akan
terbentuk. (Awal: 01.18 Akhir (mulai
menghasilkan natrium klorida dan asam
terbentuk endapan): 01.18.99)
tiosulfat.
d. Gunakan latar berwarna hitam untuk
mengidentifikasi mulai terjadinya kekeruhan
Persamaan reaksi:
e. Lakukan hal yang sama dengan
Na2S2O3 (aq) + 2H+ (aq) → 2Na+ (aq) + H2SO3
mencampurkan:
(aq)
H2S2O3 → H2SO3 (aq) + S (s)
Asam tiosulfat akan terurai menjadi asam sulfit
dan endapan sulfur berwarna putih. Untuk
mengamati pengaruh konsentrasi asam klorida
terhadap laju reaksi berikut adalah bahan yang
digunakan:
- Natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N (normal)
- Asam klorida 1 N
- Asam klorida 0,1 N
- Asam klorida 0,01 N - Tabung reaksi ke-5 dengan tabung reaksi

Langkah-langkah: ke-2 (Akhir: 00.40.37)

a. Siapkan 6 tabung reaksi, kemudian isi tabung - Tabung reaksi ke-4 dengan tabung reaksi

reaksi ke-1, ke-2, dan ke-3 dengan 5 ml ke-3 (Akhir: 00.34.97)

larutan natrium tiosulfat 0,1 N - Tabung reaksi ke-6 dengan tabung reaksi

b. Masukkan larutan asam klorida 1 N dalam ke-1 (Akhir: 01.18.99)

tabung reaksi ke-4, kemudian asam klorida


Pengaruh konsentrasi natrium tiosulfat
(Na2S2O3)
Bahan yang digunakan:
- Asam klorida 0,1 N
- Natrium tiosulfat 1 N
- Natrium tiosulfat 0,1 N
- Natrium tiosulfat 0,01 N
- Tabung reaksi ke-6 dengan tabung reaksi
Langkah-langkah: ke-1 (Akhir: 00.23.33 tak keruh)
a. Siapkan 6 tabung reaksi, tabung reaksi ke-1, - Tabung reaksi ke-5 dengan tabung reaksi
ke-2, dan ke-3 diisi 5 ml larutan asam ke-2 (Akhir: 00.23.25 sedikit keruh)
klorida 0,1 N - Tabung reaksi ke-4 dengan tabung reaksi
b. Tabung reaksi ke-4 diisi 5 ml larutan ke-3 (Akhir: 00.10.85 keruh)
natrium tiosulfat 1 N
c. Tabung reaksi ke-5 diisi 5 ml larutan ➢ Pengaruh suhu
natrium tiosulfat 0,1 N Pengaruh suhu terhadap laju reaksi HCl dan
d. Tabung reaksi ke-6 diisi 5 ml larutan Na2S2O3
natrium tiosulfat 0,01 N Bahan yang digunakan:
e. Lakukan prosedur yang sama seperti - HCl 0,1 N
percobaan pengaruh konsentrasi HCl. - Na2S2O3 0,1 N
Berdasarkan percobaan yang telah
Langkah-langkah:
dilakukan terjadi perubahan warna larutan
a. Siapkan 6 tabung reaksi, tabung reaksi ke-1,
dari tidak berwarna menjadi putih keruh.
ke-2, dan ke-3 diisi 5 ml larutan asam
Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan,
klorida 0,1 N
maka laju reaksi semakin cepat. Hal ini
b. Tabung reaksi ke-4, ke-5, dan ke-6 diisi
dikarenakan semakin tinggi konsentrasi
dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N
suatu larutan, memiliki jumlah partikel
c. Tabung reaksi ke-1 dan ke-6 dipanaskan
yang semakin banyak. Sehingga frekuensi
pada suhu 70 °C
terjadinya tumbukan semakin banyak dan
d. Tabung reaksi ke-2 dan ke-5 dipanaskan
waktu yang dibutuhkan semakin cepat.
pada suhu 50 °C
Hasil :
e. Tabung reaksi ke-3 dan ke-4 dipanaskan
pada suhu ruang
f. Perhatikan bahwa pemanasan dilakukan
dengan cara merendam larutan selama 5-10
menit dalam penangas air sebelum proses c. Lakukan proses pemanasan dan pencampuran
pencampuran seperti pada percobaan pengaruh suhu antara
g. Setelah proses pemanasan, dilakukan reaksi asam klorida dan natrium tiosulfat
pencampuran seperti pada percobaan
Hasil :
pengaruh konsentrasi

Hasil :

- Tabung reaksi ke-6 dengan tabung reaksi ke-1


- Tabung reaksi ke-6 dengan tabung reaksi
(Akhir: 00.27.35)
ke-1 (Akhir: 00.18.15 muncul endapan dan
- Tabung reaksi ke-5 dengan tabung reaksi ke-2
keruh)
(Akhir: 00.54.45)
- Tabung reaksi ke-5 dengan tabung reaksi
- Tabung reaksi ke-4 dengan tabung reaksi ke-3
ke-2 (Akhir: 00.18.20 tidak keruh)
(Akhir: 02.14.56)
- Tabung reaksi ke-4 dengan tabung reaksi
ke-3 (Akhir: 00.49.32 sedikit keruh)
➢ Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi (COOH)2 Identifikasi pengaruh suhu terhadap
dan KMnO4 pada suasana asam Pengaruh katalis dari luar dan autokatalis
terhadap laju reaksi
Bahan yang digunakan:
Bahan yang digunakan:
- Asam oksalat (COOH)2 0,1 N
- Asam oksalat (COOH)2 0,1 N
- Asam sulfat (H2SO4) 1 N
- Asam sulfat (H2SO4) 1 N
- Kalium permanganat (KMnO4) 0,1 N
- Mangan sulfat (MnSO4) 1 N
Langkah-langkah: - Kalium permanganat (KMnO4) 0,1 N
a. Siapkan 6 tabung reaksi, tabung reaksi ke-1, ke- - Akuades
2, dan ke-3 diisi 3 ml larutan asam oksalat 0,1 N
b. Tabung reaksi ke-4, ke-5 dan ke-6 diisi 1 ml Langkah-langkah:
larutan asam sulfat 1 N
a. Siapkan 4 tabung reaksi yang masing- Berdasarkan percobaan, pada penambahan
masing diisi 3 ml larutan asam oksalat 0,1 katalis dari luar yaitu tabung reaksi ke-1 dan
N dan 1 ml larutan asam sulfat 1 N ke-2 dapat dilihat perubahan warna larutan dari
b. Tambahkan 2 ml larutan mangan sulfat 1 N kuning menjadi tak berwarna. Sedangkan
dalam tabung reaksi ke-1 dan 0,5 ml dalam adanya autokatalis terjadi perubahan warna dari
tabung reaksi ke-2 ungu menjadi tak berwarna pada tabung reaksi
c. Tambahkan akuades sebanyak 1,5 ml dalam ke-3 dan ke-4. Konsentrasi katalis juga dapat
tabung reaksi ke-3 dan 2 ml dalam tabung memengaruhi laju reaksi. Hal ini terlihat dari
reaksi ke-4 waktu reaksi pada tabung reaksi ke-2 dan ke-4
d. Tambahkan 3 tetes kalium permanganat dengan perlakuan pengenceran lebih lama
(warna ungu) ke dalam masing-masing dibandingkan tabung reaksi ke-1 dan ke-3.
campuran dan mulai hitung waktunya
Simpulan dari percobaan: laju reaksi dapat
Katalis dari luar: mangan sulfat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
Autokatalis: akuades konsentrasi, meningkatkan suhu, dan
Hasil : menambahkan katalis. Peningkatan laju reaksi
dapat diamati dari waktu reaksi yang lebih
singkat.

- Tabung reaksi ke-1 (00.58.55)


- Tabung reaksi ke-2 (01.23.92)
- Tabung reaksi ke-3 (01.52.81)
- Tabung reaksi ke-4 (02.07.76)

Laju reaksi dapat ditingkatkan menggunakan


katalis. Katalis dapat ditambahkan dari luar
atau merupakan produk dari reaksi. Katalis
produk dari reaksi disebut autokatalis.
Percobaan Polimer
Polimer telah banyak digunakan dalam semua aspek seperti industri pertanian dan rumah tangga
menurut asalnya polimer dibagi menjadi dua jenis yaitu

1. Polimer Alam

Salah satu contoh polimer alam adalah protein yang tersusun atas monomer asam amino dengan
ikatan peptida sebagai penghubung antar monomer.

2. Polimer Sintetik

Salah satu contoh polimer sintetik adalah karet sintetik yang tersusun atas monomer isopren
melalui reaksi adisi.

Tujuan dalam percobaan ini yaitu mengidentifikasi sifat fisik dan ciri utama
polimer alam dan polimer sintetik.

Percobaan yang akan dilakukan

1. Karet Sintetik

Alat yang di gunakan pinset, gelas ukur, gelas piala, jangka sorong, dan neraca analitik

Bahan yang digunakan minyak tanah dan potongan karet sintetis

Langkah - Langkah:

- Sediakan karet sintetik yang sudah dilabeli nomor 1, 2, dan 3

- Kemudian kita ukur panjang, lebar, tebal menggunakan jangka sorong

No Panjang Lebar Tebal Massa


(mm) (mm) (mm) (g)
1 11.4 10.3 / 10.4 1.2 /1.4 0.238
2 10.6 9.5 1.4 0.205
3 11.5 10.2 1.3 0.234
- Siapkan 50 ml minyak tanah dalam gelas ukur kemudian masukkan dalam gelas piala
- Masukkan karet sintetik ke dalam minyak tanah sampai terendam dan diamkan selama
( karet 1 = 10 menit, karet 2 = 20 menit dan karet 3 = 30 menit )
- Setelah itu diambil karet sintetik dikeringkan dengan tisu
- Ukur kembali panjang lebar, tebal, dan massa

No Waktu Panjang Lebar Tebal Massa


(menit) (mm) (mm) (mm) (g)
1 10 13.2 11.2 1.5 0.272
2 20 12.8 11.1 1.6 0.255
3 30 14.1 12.1 1.6 0.303

Setelah dilakukan perendaman dengan minyak tanah panjang, lebar, tebal dan massa karet
meningkat. Peningkatan ukuran karet nomor 3 > nomor 2 > nomor 1 hal ini dikarenakan pada karet
telah terjadi proses vulkanisasi yaitu penambahan ikatan taut silang dengan atom-atom sulfur.
Adanya ikatan taut silang menyebabkan karet memiliki struktur 3 dimensi dengan ruang kosong ,
ruang kosong ini dapat ditempati molekul-molekul yang lebih kecil, Hal inilah yang menyebabkan
karet ketika dimasukkan dalam minyak tanah ukurannya meningkat.

2. Protein
Alat yang digunakan dalam percobaan ini gelas ukur, 3 tabung reaksi, gelas piala, dan hot plate
Bahan yang digunakan albumin, asam klorida (HCL), dan Ferri klorida (FeCl3)
Langkah-Langkah :
- Siapkan 3 tabung reaksi langkah awal yang kita
- Kemudian masukkan albumin sebanyak 3 ml ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi
- Tabung 1 ditambahkan asam klorida 2 tetes
- Tabung 2 dimasukkan dalam air pada suhu 100°
- Pada tabung 3 ditambahkan Ferri klorida sebanyak 2 tetes
Albumin yang diberi perlakuan penambahan asam klorida, ferri klorida dan pemanasan
menghasilkan endapan putih artinya protein telah terdenaturasi
Penambahan asam klorida pada albumin menyebabkan terjadinya pelepasan ikatan hidrogen
sehingga menghasilkan sedikit endapan putih
Penambahan Ferri klorida dan pemanasan mengakibatkan terjadinya pelepasan ikatan
peptida sehingga menghasilkan banyak endapan putih.
Kesimpulan dalam percobaan Karet Sintetik yang direndam dalam minyak tanah mengalami
penambahan ukuran akibat proses vulkanisasi.
Kesimpulan dalam percobaan Protein mengalami proses denaturasi akibat perubahan pH,
suhu, dan penambahan logam berat.
HUKUM GAS pingpong ini hanya dapat dilakukan secara

Melakukan salah satu percobaan hukum gas kualitatif, karena kita tidak mengetahui

yaitu “Hukum Charles”. Pada tahun 1780, berapa volume pasti dari sebuah pingpong.

fisikawan asal Perancis bernama Jacques Oleh karena itu dalam percobaan ini kita

Charles menemukan bahwa pada kondisi akan membuktikan Hukum Charles secara

tekanan tetap, volume gas berbanding lurus kuantitatif.

terhadap temperaturnya dengan rumus : Alat yang digunakan :


− Statif beserta klem
𝑉𝑖 𝑉𝑓
= − Gelas ukur
𝑇𝑖 𝑇𝑓
− Erlenmeyer
Keterangan: − Sumbat karet
Vi = volume awal − Termometer
Ti = temperatur awal − Pipa J
Vf = volume akhir
− Alat penangas
Tf = temperatur akhir Langkah-langkah :

Hukum Charles ini dapat dibuktikan a. Nyalakan alat penangas air, kemudian

dengan cara sederhana, diantaranya: atur suhunya pada 45 °C.

a. Sediakan air yang dipanaskan di dalam b. Tunggu hingga suhu penangas air

gelas kimia menggunakan hot plate dan mencapai 45 °C. Setelah penangas air

sebuah bola pingpong. mencapai 45 °C, isi gelas ukur dengan

b. Kemudian bola pingpong dipenyokkan air sampai penuh dan diposisikan secara

sebelah dan dimasukkan ke dalam air terbalik. Pastikan bahwa tidak ada

panas. gelembung gas yang ikut masuk ke

c. Tunggu hingga beberapa saat. Setelah dalam gelas ukur.

beberapa saat dapat dilihat bahwa bola c. Ukur suhu udara erlenmeyer awal

pingpong kembali ke bentuk semula. sebagai Ti, yaitu 30 °C.

Hal ini karena tingginya temperatur d. Selanjutnya pipa J yang terhubung pada

menyebabkan partikel gas di dalam erlenmeyer dimasukkan ke dalam gelas

pingpong bergerak sangat cepat dan ukur. Jangan lupa ujung pipa J ditutup

menumbuk dinding pingpong yang lunak. sebelum dimasukkan.

Percobaan sederhana menggunakan


e. Amati adanya gelembung udara yang 𝑉𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑉𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100%
𝑉𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
mendorong air di dalam gelas ukur. % 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 100% − %𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
f. Jika tidak ada lagi gelembung gas yang
muncul di dalam labu ukur artinya gas Tekanan udara laboratorium dapat kita
sudah tidak mengembang lagi. ketahui dari barometer. Pastikan sebelum
g. Amati volume akhir dari gas yaitu 23 ml membaca skala dibaca dulu instruksi yang
dan suhu akhir yaitu 42 °C. Maka untuk tertera. Ketuk permukaan kaca dari
mengetahui volume gas awal kita barometer untuk menghindari error karena
masukkan air ke dalam erlenmeyer gesekan. Selanjutnya kita baca skala pada
hingga penuh seperti ini. barometer. Namun perlu diketahui bahwa
h. Kemudian kita tutup dengan sumbat pada alat barometer terdapat 2 satuan
karet dengan erat, lalu dilepaskan tekanan udara, yaitu:
kembali. - mmHg (millimeter merkuri)
i. Air di dalam erlenmeyer diukur - hpa (pascal)
volumenya dengan bantuan gelas ukur Pada percobaan ini kita gunakan satuan
100 ml (ada 3 kali tuang, maka total 300 mmHg karena lebih sering digunakan. Dari
ml). Volumenya yaitu 300 ml (lebih alat ini terbaca bahwa tekanan udara
sedikit). Karena air yang bersisa sangat laboratorium adalah 743 mmHg.
sedikit, maka diukur menggunakan gelas
ukur 10 ml. Jadi, volume gas awal SUBLIMASI IODIN
adalah 306 ml. Secara umum terdapat tiga jenis wujud zat,
Volume gas yang terbaca di dalam gelas yaitu padat, cair, dan gas. Perbedaan ketiga
ukur merupakan volume gas basah yang fase tersebut disebabkan karena adanya
berarti tidak hanya berasal dari gas yang perbedaan ikatan dan interaksi molekul.
keluar dari Erlenmeyer, melainkan juga Selain itu adanya perubahan suhu dan
mengandung volume uap air. Oleh karena tekanan juga akan mengakibatkan perubahan
itu terdapat perbedaan volume gas akhir gaya gaya antar molekul didalamnya. Gaya
berdasarkan hasil percobaan dan hasil antar molekul yang lemah dan menguap
perhitungan secara teoritis. Dengan dapat menyebabkan suatu senyawa berubah
demikian kita dapat menghitung persen wujud.
ketepatannya menggunakan rumus :
Tujuan percobaan : terampil dalam menguji menit hingga semua gas kembali kepada
dan membedakan fase-fase senyawa gas dan padatan lagi.
padat. f. Setelah labu Erlenmeyer menjadi dingin,
Alat yang digunakan: dapat dilihat bahwa gas iodin kembali
- Neraca analitik menjadi padatan yang menempel pada
- Kaki tiga dinding labu Erlenmeyer.
- Labu Erlenmeyer g. Hitung kalor sublimasi dari padatan
- Pembakar spiritus iodin dengan menggunakan rumus:
- Kasa asbes 𝑄 = ∆𝐻°. 𝑠𝑢𝑏 × 𝑛
- Korek api Keterangan :
- Sudip Q = kalor sublimasi iodin (kg)
- Kaca arloji ∆H°.sub = entalpi sublimasi (kJ/mol)
Bahan yang digunakan : n = jumlah mol (mol)
- Padatan iodin (I2) Dengan mengalikan jumlah mol terhadap
Langkah-langkah : entalpi sublimasi standar dari iodin, maka
a. Timbang sebanyak 1 sudip padatan kita akan memperoleh kalor sublimasi
iodin, kemudian catat bobot iodin (727 iodin.
gr).
b. Bawa padatan iodin ke ruang asam,
jangan lupa kenakan masker agar tidak
menghirup gas dari iodin.
c. Nyalakan pembakar spiritus dan
panaskan padatan iodin sehingga semua
padatan iodin tersublimasi.
d. Nyalakan blower dari ruang asam dan
amati perubahan ataupun sublimasi dari
padatan iodin (berwarna ungu).
e. Setelah dirasa semua padatan telah
menyublim, maka kita matikan
pembakar spiritus dan diamkan beberapa
Asam Basa
Berdasarkan sifatnya larutan Terbagi menjadi 3
1. Larutan yang bersifat asam (pH < 7)
2. Larutan yang bersifat netral (pH = 7)
3. Larutan yang bersifat basa (pH > 7)
pH merupakan satuan yang digunakan untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan. Alat
yang dapat digunakan untuk menentukan pH suatu larutan yaitu indikator universal, kertas lakmus,
atau pH meter.
Tujuan Percobaan
1. Mampu menjelaskan prinsip deteksi asam dan basa menggunakan indikator
2. Dapat memahami penggunaan PH meter
3. Dapat menentukan kisaran warna dari indikator asam basa
Prosedur Percobaan
Sebelum pH meter ini digunakan terlebih dahulu harus dilakukan kalibrasi agar nilai ph yang
dihasilkan lebih akurat untuk metode kalibrasi ini kita dapat menggunakan satu nilai ph atau
dengan menggunakan 2 nilai ph
jika menggunakan satu nilai ph : menggunakan buffer pH 7
jika menggunakan dua nilai ph : menggunakan buffer pH 7 + PH 4 asam atau buffer pH 7 +
buffer PH 10 basa

mengukur trayek Ph dari beberapa indikator asam basa dengan ph meter.


alat yang kita gunakan adalah PH meter tabung reaksi kelas-kelas batang pengaduk pipet tetes
dan pipet more dan bahan yang kita gunakan adalah aquades larutan sodium hidroksida (naoh)
larutan asam klorida (hcl) indikator bromtimol biru indikator metil Jingga indikator metil merah
indikator fenolftalein dan indikator kayu secang sebelum kita menentukan trayek PH indikator
terlebih dahulu kita harus mengetahui perubahan warna indikator yang kita gunakan pada
kondisi asam netral dan juga basa
kemudian kita siapkan tiga tabung reaksi yang bersih dan kita masukkan sebanyak 2 ml
larutan asam klorida aquades dan larutan sodium hidroksida ke dalam masing-masing
tabung reaksi kita tipe R sebanyak 2 ml larutan asam klorida menggunakan pipet more dan
kita masukkan ke dalam tabung reaksi 1 kemudian 2 mili aquades ke dalam tabung reaksi 2
dan terakhir 2 mili larutan sodium hidroksida ke dalam tabung reaksi 3 indikator pertama
yang kita gunakan adalah indikator metil Jingga kita masukkan sebanyak 2 tetes larutan
indikator metil Jingga ke dalam tabung reaksi 1 2 dan 3 dari hasil yang terlihat bahwa
indikator tersebut berwarna merah pada kondisi asam dan berwarna kuning pada kondisi
netral dan juga basa selanjutnya prosedur yang sama kita lakukan tapi dengan
menggunakan indikator yang berbeda indikator kedua yang kita gunakan adalah indikator
metil merah indikator ini memiliki warna merah muda pada kondisi asam dan warna kuning
pada kondisi netral dan basa indikator ketiga yang kita gunakan adalah indikator bromtimol
biru indikator ini berwarna kuning pada kondisi asam dan netral tetapi berwarna biru pada
kondisi basa indikator keempat adalah indikator fenolftalein indikator ini tidak berwarna pada
kondisi asam dan netral tetapi berwarna merah muda pada kondisi basa indikator kelima
adalah indikator alami yaitu itu ekstrak kayu secang indikator ini berwarna kuning pada
kondisi asam tetapi berwarna merah pada kondisi netral dan juga basah selanjutnya kita
lakukan pengukuran pH dari masing-masing indikator yang kita gunakan kita siapkan 2 gelas
piala dan kita isi dengan 100 ml aquades indikator pertama yang kita gunakan adalah metil
Jingga kita tambahkan sebanyak 10 tetes indikator metil Jingga ke dalam masing-masing
gelas piala yang telah berisi 100 ml aquades pada gelas pertama kita lakukan pengukuran
pH larutan dalam kondisi asam dengan menambahkan larutan asam klorida kita masukkan
beberapa ml larutan asam klorida ke dalam gelas piala selanjutnya kita ukur PH awal larutan
PH awal yang diperoleh yaitu itu 6,4 dengan larutan berwarna kuning kemudian kita teteskan
larutan asam klorida ke dalam gelas piala sambil diaduk larutan menjadi berwarna merah
ketika PH berada dibawah 3,2 dengan penambahan 14 tetes asam klorida kemudian kita
lakukan juga pengukuran pH larutan dalam kondisi basa pada gelas piala kedua kita
masukkan beberapa ml larutan sodium hidroksida kedalam gelas piala kemudian kita
teteskan larutan sodium hidroksida ke dalam larutan sambil diaduk larutan tetap berwarna
kuning ketika PH mencapai 11,5 dengan penambahan 50 tetes sodium hidroksida prosedur
yang sama kita ulangi dengan menggunakan indikator yang berbeda sehingga diperoleh
trayek PH sebagai berikut trayek PH indikator adalah trayek tentang perubahan warna suatu
indikator pada kondisi PH tertentu yang biasanya berguna dalam proses reaksi asam basa
dari trayek PH tersebut maka dapat diketahui kekuatan asam dari indikator yang kita
gunakan adalah sebagai berikut pada hewan ketiga kita akan melakukan percobaan titrasi
asam basa titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia yang digunakan untuk
mengetahui konsentrasi suatu larutan Dimana penentunya merupakan larutan standar yang
sudah diketahui konsentrasinya secara tepat alat yang kita gunakan pada percobaan ini
adalah batang harga Buret labu takar corong gelas piala Erlenmeyer dan pipet tetes
sedangkan bahan yang kita gunakan adalah larutan sodium hidroksida dengan konsentrasi
0,1 molar kemudian larutan asam klorida dengan konsentrasi 0,1 molar kemudian larutan
indikator bromtimol biru dan yang terakhir adalah aquades pertama kita masukkan larutan
sodium hidroksida dengan konsentrasi 0,1 molar ke dalam gelas piala kemudian larutan
yang sudah kita tampung ke dalam gelas piala kita masukkan ke dalam Buret dengan
bantuan corong pastikan Buret tertutup rapat larutan kita masukkan ke dalam Buret titik nol
kemudian kita masukkan larutan asam klorida dengan konsentrasi 0,1 molar ke dalam gelas
piala kemudian kita ambil sebanyak 10 ml larutan tersebut dan dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer selanjutnya dimasukkan indikator bromtimol biru sebanyak 3 tetes ke dalam
larutan tersebut amati warna awal yang dihasilkan pada larutan kemudian larutan yang
sudah kita siapkan kita titrasi dengan larutan standar sodium hidroksida sehingga terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi biru disini kita dapat melihat. akhir titrasi tercapai yang
ditandai dengan perubahan warna dari kuning menjadi biru pada penggunaan larutan
standar sebanyak 10 ml. akhir titrasi ini tercapai setelah melewati titik ekivalensi yaitu titik
dimana jumlah mol asam divalen atau sama dengan jumlah mol basa karena kita mentitrasi
asam dan basa kuat maka indikator yang kita gunakan adalah bromtimol biru indikator
bromtimol biru ini memiliki trayek pH dari rentang 6 sampai 7,6 untuk menghitung
konsentrasi titrat maka kita menggunakan rumus sebagai berikut nah bagaimana
sebenarnya indikator asam-basa ini dapat berubah warna jadi indikator asam basa
cenderung bereaksi dengan kelebihan asam atau basa untuk menghasilkan warna
perubahan warna ini disebabkan oleh adanya resonansi isomer elektron setiap indikator
asam basa memiliki tetapan ionisasi yang berbeda-beda ion yang dihasilkan memiliki sistem
terkonjugasi yang dapat menyerap gelombang warna tertentu dan melepaskan gelombang
warna lainnya gelombang yang diserap adalah bagian dari spektrum warna sehingga ion
tersebut akan terlihat berwarna dari percobaan yang telah kita lakukan maka dapat
disimpulkan pertama kalibrasi PH meter dapat dilakukan dengan menggunakan nilai ph yaitu
7 atau dengan menggunakan 2 nilai ph yaitu buffer pH 7 dan PH 4 atau buffer pH 7 dan PH
10 kedua indikator asam basa dapat berubah warna pada kondisi asam atau basa dan juga
memiliki trayek pH yang berbeda-beda 3 metode titrasi dapat kita gunakan untuk mengetahui
konsentrasi suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya secara tepat dengan
menggunakan bantuan indikator asam basa jangan lupa setelah percobaan selesai limbah
percobaan yang telah tertampung kita buang ke tempat penampungan limbah Nah jadi itulah
percobaan yang kita lakukan pada pertemuan ini semoga dapat dipahami dengan baik ya
sampai jumpa di pertemuan selanjutnya
LARUTAN PENYANGGA - Memahami pembuatan larutan
Buffer atau larutan penyangga adalah suatu penyangga
campuran yang terdiri dari asam lemah atau - Mengaplikasikan penggunaan persamaan
basa lemah dan garamnya yang apabila Anderson-Hasselbalch untuk membuat
ditambahkan sedikit konsentrasi ion H+ atau larutan penyangga
ion OH- tidak menggeser perubahan nilai pH - Mengetahui pengaruh pengenceran
secara signifikan. Secara umum larutan terhadap perubahan pH larutan
penyangga terbagi menjadi dua, yaitu: penyangga
- Mengetahui pengaruh dari penambahan
a. Larutan penyangga yang bersifat asam
asam kuat dan basa kuat terhadap
Larutan penyangga terdiri dari asam
kapasitas buffer
lemah dan basa konjugasinya.
b. Larutan penyangga yang bersifat basa Untuk prosedur percobaan pertama yaitu
Larutan penyangga terdiri dari basa pembuatan larutan penyangga fosfat dari
lemah dan asam konjugasinya. padatan amonium dihidrogen fosfat dan
diamonium hidrogen fosfat.
Biasanya larutan penyangga ini digunakan
oleh para peneliti untuk menjaga suatu Alat yang digunakan:
larutan agar pH-nya tetap berada dalam - Instrumen neraca analitik
keadaan konstan. Persamaan yang dapat kita - pH meter
gunakan untuk mengetahui apakah suatu - Labu takar
larutan dari pasangan asam basa konjugasi - Kaca arloji
bersifat sebagai larutan penyangga adalah - Batang pengaduk
persamaan Henderson Hasselbalch.
Bahan yang digunakan:
Persamaan Henderson hasselbalch sebagai
- Padatan amonium dihidrogen fosfat
berikut:
(NH4) H2PO4 Kristal
[𝐴− ]
pH = pKa + log ([𝐻𝐴])
- Padatan diamonium hidrogen fosfat
Keterangan: (NH4)2 HPO4 Kristal
[A-] = konsentrasi molar dari basa konjugat - Akuades
[HA] = konsentrasi molar asam lemah tidak
Langkah-langkah :
terurai (M)
Tujuan percobaan:
a. Timbang padatan amonium dihidrogen pKa = tetapan disosiasi asam
fosfat sebanyak 0,09 gram. Kemudian V = volume (l)
timbang juga padatan diamonium
Berdasarkan hasil perhitungan, persen
hidrogen fosfat sebanyak 0,16 gram.
kesalahan yang kita peroleh yaitu sebesar
b. Setelah ditimbang, kedua padatan
0,75%.
tersebut dimasukkan ke dalam gelas
piala dan dilarutkan dengan pH percobaan = 7.49
menggunakan aquades. 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100
c. Campuran tersebut dimasukkan ke 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

dalam labu ukur dan ditambahkan 7.49 − 7.434


%𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100 = 0.75%
7.434
dengan aquades hingga mencapai tanda
batas. Prosedur percobaan kedua yaitu
d. Homogenkan (kocok) dan ukur pH-nya pembuatan larutan buffer fosfat 0.01 M
dengan menggunakan pH meter. dengan pH 7.8. Sebelum membuat larutan
e. Setelah diukur ternyata pH yang buffer fosfat dengan konsentrasi 0.01 M pH
didapatkan sebesar 7,49. pH yang 7.8 terlebih dahulu kita harus menghitung
diperoleh kemudian dibandingkan volume larutan stok yang kita butuhkan
dengan data secara teoritis. Kemudian dengan persamaan sebagai berikut:
dihitung persen kesalahan dengan Langkah 1
menggunakan persamaan sebagai [𝐴− ]
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔
[𝐻𝐴]
berikut:
[𝐴− ]
𝑚𝑜𝑙 0.0012 7.8 = 7.2 + 𝑙𝑜𝑔
[𝐴− ] = = = 0.0060 𝑀 [𝐻𝐴]
𝑉 0.2
𝑚𝑜𝑙 0.0007 [𝐴− ] 1
[𝐻𝐴] = = = 0.0035 𝑀 = 0.25 =
𝑉 0.2 [𝐻𝐴] 4
[𝐴− ] Langkah 2
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔
[𝐻𝐴] 1
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝐴− = = 0.2
𝑝𝐻 = 7.2 + log 1.714 1+4
4
𝑝𝐻 = 7.2 + 0.234 = 7.434 𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝐻𝐴 = = 0.8
4+1
Keterangan :
[𝐴− ] 1
[A-] = konsentrasi basa konjugasi (M) = 0.25 =
[𝐻𝐴] 4
[HA] = konsentrasi asam lemah (M)
Langkah 3 c. Selanjutnya larutan tersebut
𝑀𝐴− = 0.01 𝑀 × 0.2 = 2 × 10−3 𝑀 dihomogenkan (kocok/aduk) dan diukur
𝑀𝐻𝐴 = 0.01 𝑀 × 0.8 = 2 × 10−3 𝑀 pH nya dengan menggunakan pH meter.
Langkah 4 pH larutan buffer yang diperoleh yaitu
𝑀𝑜𝑙 𝐴− = 𝑀𝐴− × 𝑉 = 2 × 10−3 × 0.2 𝑀 = 4 × 10−4 sebesar 7,97. Untuk menghitung persen
𝑀𝑜𝑙 𝐻𝐴 = 𝑀𝐻𝐴 × 𝑉 = 8 × 10−3 × 0.2 𝑀 = 16 × 10−4
kesalahannya maka kita gunakan
Langkah 5
persamaan sebagai berikut:
𝑚𝑜𝑙 𝐴− 4 × 10−4
𝑉𝐴− = = = 4 × 10−2 𝑙 = 40 𝑚𝑙 Karena pH percobaan = 7.37, maka
𝑀 𝐴− 0.01
𝑚𝑜𝑙𝐻𝐴 16 × 10 −4 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
𝑉𝐻𝐴 = = = 16 × 10−2 𝑙 = 160 𝑚𝑙 %𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100
𝑀𝐻𝐴 0.01 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
7.97 − 7.8
%𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100 = 2.3%
7.8
Alat yang digunakan:
Persen kesalahan yang kita peroleh yaitu
- pH meter
sebesar 2.3%.
- Labu takar 200 ml
- Gelas piala Prosedur percobaan ketiga yaitu
- Gelas ukur penentuan kapasitas buffer.

Bahan yang digunakan: Alat yang digunakan:


- Larutan amonium dihidrogen fosfat - pH meter
(NH4) H2PO4 0.01 M - Pipet volume 10 ml
- Larutan diamonium hidrogen fosfat - Pipet volume 1 ml
(NH4)2 HPO4 Kristal 0.01 M - Labu ukur
- Akuades - Gelas piala
- Gelas takar
Langkah-langkah:
a. Siapkan sebanyak 160 ml larutan Bahan yang digunakan:
amonium dihidrogen fosfat dan kita - Larutan penyangga yang telah kita
masukkan ke dalam gelas piala. siapkan pada prosedur percobaan
b. Siapkan juga sebanyak 40 ml larutan pertama
diamonium hidrogen fosfat dan - Larutan penyangga yang telah kita
dimasukkan ke dalam gelas piala yang siapkan pada prosedur percobaan kedua
sama. - Larutan asam klorida dengan konsentrasi
0.25 M
- Larutan sodium hidroksida dengan Dari hasil tersebut dapat diketahui
konsentrasi 0.25 M bahwa pengenceran tidak mempengaruhi
- Aquades pH dari larutan penyangga secara signifikan.
Hal ini dikarenakan pengenceran hanya
Langkah-langkah:
mengurangi konsentrasi dari larutan
a. Untuk mengetahui pengaruh
penyangga, namun tidak menambah atau
pengenceran terhadap perubahan nilai
mengurangi ion OH- dan ion H+ dalam
pH larutan penyangga, maka kita
larutan.
encerkan larutan penyangga yang telah
kita buat pada prosedur percobaan Untuk mengetahui pengaruh
pertama dengan faktor pengenceran 10 penambahan asam kuat terhadap nilai pH
kali dan 100 kali. larutan penyangga, maka :
b. Untuk pengenceran 10 kali, maka kita a. Ambil sebanyak 100 ml larutan
ambil sebanyak 10 ml larutan penyangga penyangga yang telah kita buat pada
yang telah kita buat. Kemudian kita prosedur percobaan kedua dan kita ukur
masukkan ke dalam labu ukur. pH nya. pH awalnya sebesar 7.78.
c. Setelah dimasukkan ke dalam labu ukur b. Kemudian kita tambahkan tetes demi
100 ml, kemudian ditambahkan dengan tetes larutan asam klorida dengan
aquades hingga mencapai tanda batas. konsentrasi 0,25 M ke dalam larutan
d. Untuk pengenceran sebesar 100 kali tersebut.
maka kita ambil 1 ml dari larutan c. Setiap penetesan larutan asam klorida
penyangga. Kemudian kita masukkan ke diaduk larutannya hingga homogen dan
dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan ukur pH yang dihasilkan.
aquades hingga mencapai tanda batas. d. Penetesan dilanjutkan hingga pH larutan
e. Selanjutnya kedua larutan tersebut kita penyangga berkurang 1 satuan. Nilai pH
ukur pH nya dengan menggunakan pH yang dihasilkan dari tiap penetesan
meter. Dan pH yang dihasilkan kita larutan asam klorida terdapat pada tabel
bandingkan. berikut:
f. Untuk pengenceran 10 kali nilai pH e. Kemudian dari data yang dihasilkan kita
sebesar 7.49. Sedangkan, untuk hitung nilai kapasitas larutan penyangga
pengenceran 100 kali diperoleh nilai pH dan juga persen kesalahan yang kita
sebesar 7.5.
peroleh dengan menggunakan antara Feri klorida (FeCl3) dengan kalium
persamaan sebagai berikut: tiosianat (KSCN) yang dipengaruhi oleh
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100 konsentrasi dan volume zat.
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
Bahan yang digunakan:
Dari percobaan yang telah dilakukan maka
- Aquades
dapat disimpulkan bahwa:
- Feri klorida 0,5 M
❖ Larutan penyangga dapat dibuat dari
- Kalium tiosianat 0,5 M
asam lemah dan juga basa konjugasinya.
- Natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M
❖ Persamaan Henderson hasselbalch dapat
kita gunakan untuk menghitung pH dari Alat yang digunakan:
larutan penyangga. - Gelas ukur
❖ Pengenceran tidak mempengaruhi - Gelas piala
perubahan nilai pH dari larutan - Tabung reaksi
penyangga secara signifikan, namun - Kuvet
penambahan larutan asam klorida - Pipet volumetrik
dengan konsentrasi yang tinggi dapat - Batang pengaduk
membuat nilai ph berubah. - Bulb
- Instrumen Vortex mixer
KESETIMBANGAN KIMIA
- Spektrofotometer (pastikan alat
Tujuan percobaan: Menentukan pengaruh
spektrofotometer sudah dinyalakan
konsentrasi dan volume zat terhadap
minimal 15 menit sebelum percobaan
kesetimbangan kimia.
dilakukan)
Pergeseran kesetimbangan kimia
Langkah –langkah:
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Siapkan sebanyak 80 ml aquades
- Konsentrasi zat
yang dituangkan ke dalam gelas
- Volume
piala.
- Suhu
b. Kemudian ditambahkan larutan besi
- Tekanan
3 klorida (FeCl3) 0,5 M sebanyak 2
tetes.
Dalam percobaan kali ini kita akan c. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes
mengamati pergeseran kesetimbangan reaksi larutan kalium tiosianat 0,5 M.
d. Diaduk hingga homogen, kemudian 2. Atur panjang gelombang hingga
ambil sebanyak 10 ml campuran 490 nm
menggunakan pipet volumetrik dan 3. Koreksi spektrofotometer
dimasukkan ke dalam tabung reaksi menggunakan akuades sebagai
1. blanko dan atur transmitan hingga
e. Ulangi prosedur yang sama pada nilainya 100%.
tabung reaksi 2, 3, dan 4. Sedangkan 4. Ukur transmitan sampel pada
untuk tabung reaksi 5 hanya tabung reaksi 1. Catat nilainya
dimasukkan 5 ml campuran. (58.2)
f. Tabung reaksi 1 sebagai kontrol 5. Lakukan hal yang sama untuk
g. Tabung reaksi 2 ditambahkan 1 tetes tabung reaksi 2 (35.8), 3 (23.3), 4
KSCN (67.0), dan 5 (81.6)
h. Tabung reaksi 3 ditambahkan 1 tetes
Fenomena pergeseran kesetimbangan kimia
FeCl3
dapat diamati berdasarkan perubahan
i. Tabung reaksi 4 ditambahkan 1 tetes
warna yang terbentuk apabila warna produk
natrium hidroksida
dan warna reaktan berbeda.
j. Tabung reaksi 5 tambahkan 5 ml
akuades Semakin pekat warna produk artinya
k. Setiap campuran dalam tabung reaksi pergeseran kesetimbangan berlangsung ke
kecuali tabung reaksi pertama arah produk.
dihomogenkan menggunakan vortex
Konsentrasi larutan berwarna dapat diukur
mixer (Caranya pegang tabung reaksi
menggunakan spektrofotometer.
yang disentuhkan pada vortex, lalu
tergoyangkan sendirinya). Konsentrasi larutan sebanding dengan
l. Ukur absorbans tiap sampel absorbansi pada panjang gelombang
campuran menggunakan alat tertentu.
spektrofotometer.
Semakin pekat warna suatu larutan maka
1. Pilih mode transmittan untuk
semakin banyak jumlah cahaya yang diserap
mengukur intensitas (jika nilai
artinya nilai absorbansinya semakin tinggi
yang muncul tidak 100, maka
dan nilai transmitan nya semakin rendah.
tekan tombol 100%T)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
dapat diamati bahwa, penambahan reaktan
Feri klorida dan kalium tiosianat
menghasilkan warna larutan yang lebih
pekat.

Fe3+ (kuning) + 6KSCN (tak berwarna) ->


[Fe(SCN)6] 3- (merah darah)

Dengan nilai transmitan lebih rendah dan


nilai absorban lebih tinggi dibandingkan
kontrol. Artinya kesetimbangan reaksi
bergeser ke arah produk.

Sebaliknya penambahan larutan natrium


hidroksida dan aquades menghasilkan warna
campuran yang kurang pekat dibandingkan
control. Dengan nilai absorbansi yang lebih
tinggi dan nilai transmitan yang lebih
rendah.

Kesimpulan dari percobaan ini :


Penambahan konsentrasi maupun volume
dari reaktan akan menggeser kesetimbangan
reaksi ke arah produk. Sedangkan
pengurangan konsentrasi reaktan dengan
cara menambahkan senyawa lain maupun
pengenceran dapat menggeser
kesetimbangan reaksi ke arah reaktan.
sekian percobaan kesetimbangan kimia
MODEL MOLEKUL DNA - Untuk model atom warna biru
Seorang saintis biasanya menggunakan merupakan model atom nitrogen dengan
model molekul sebagai alat bantu untuk 4 lubang
memperjelas struktur suatu molekul - Untuk model atom warna perak
kompleks yang sedang dipelajari, seperti merupakan model atom sulfur dengan 6
DNA. lubang
- Untuk model atom warna coklat
Tujuan percobaan:
merupakan model atom fosfor dan boron
- Mampu mengenal model molekul yang
dengan 5 lubang
sederhana
- Mampu menjelaskan hubungan antara Selain itu terdapat tiga model ikatan:
bentuk molekul dan momen dipol nya - Model ikatan putih pendek digunakan
untuk ikatan tunggal dan model pengisi
Alat yang digunakan:
ruang
- Model molekul sederhana
- Model ikatan abu-abu sedang
- Model molekul DNA
digunakan untuk ikatan tunggal dan
model rantai terbuka
Setiap atom yang dibuat sebagai model
- Model ikatan abu-abu panjang
molekul memiliki warna dan jumlah
digunakan untuk ikatan ganda dua dan
lubang tertentu.
ganda tiga
- Untuk model atom warna hijau
merupakan model atom klorin dengan 1 Membuat model molekul:
lubang - Geometri elekton AX3, yang artinya 1
- Untuk model atom warna putih atom pusat mengikat 3 atom lainnya
merupakan model atom hidrogen dengan dengan geometri molekul berbentuk
1 lubang segitiga planar. Contoh : BCl3, SO3,
- untuk model atom warna hitam BF3.
merupakan model atom karbon dengan 4 - Geometri elektron AX4, yang artinya
lubang atom pusat mengikat 4 atom lain dan
- Untuk model atom warna merah tidak memiliki PEB (pasangan elektron
merupakan model atom oksigen dengan bebas) dengan bentuk molekulnya
2 lubang adalah tetrahedral Contoh : CH4, CCl4.
- Geometri elektron AX5, yang artinya 1 elektronnya sama tetrahedral, namun
atom pusat mengikat 5 atom lainnya adanya 1 PEB di atas ini menjadikan
dengan bentuk molekul segitiga geometri molekulnya berbentuk
bipyramidal. Contoh: PCl5, PF5. piramida segitiga (AX4).
- Geometri elektron AX6, yang artinya 1
Membuat model molekul air atau H2O:
atom pusat mengikat 6 atom lainnya
a. Model atom yang dibutuhkan sama
dengan bentuk molekul octahedral.
seperti sebelumnya, hanya saja kita
Contoh: SF6.
mengganti satu model atom hidrogen
Membuat model molekul senyawa metana yang berwarna putih ini dengan 1 model
atau CH4: ikatan putih pendek sebagai PEB
a. Siapkan 1 model atom karbon yang (pasangan elektron bebas).
berwarna hitam, 4 model atom hidrogen b. Pembuatannya tinggal dipasangkan ini,
yang berwarna putih, dan 4 model ikatan sehingga dapat melihat bentuk geometri
abu-abu sedang. elektron dari H2O adalah AX4.
b. Rangkai atom karbon ini sebagai atom
Dari model molekul tersebut kita dapat
pusat. Dapat dilihat bahwa model
melihat bahwa ketiga senyawa ini memiliki
molekul untuk CH4 ini merupakan
geometri elektron yang sama yaitu AX4
geometri elektron AX4
(tetrahedral). Akan tetapi geometri molekul
Membuat model molekul amonia atau yang berbeda. Selain itu adanya tolakan
NH3: dari PEB (pasangan elektron bebas)
a. Model atom yang digunakan sama mengakibatkan perbedaan sudut ikatan dari
seperti sebelumnya hanya mengganti ketiga senyawa ini. Tolakan:
satu model atom hidrogen yang PEI – PEI < PEB – PEI < PEB – PEB
berwarna putih ini dengan model ikatan
Oleh karena itu sudut ikatan:
putih pendek sebagai pasangan elektron
CH4 > NH3 > H2O
bebas.
CH4 = 109°
b. Pembuatannya sama jadi langsung
NH3 = 107°
dipasangkan saja, hanya satu ikatannya
H2O = 105 °
kita ganti dengan PEB (pasangan
elektron bebas). Geometris susunan
Perbedaan momen dipol dari ketiga senyawa bahwa bentuk geometri dari BF3 adalah
ini. Momen dipol adalah ukuran kepolaran segitiga planar.
dari suatu molekul atau senyawa dari ketiga
Membuat model molekul fosfor
senyawa ini hanya metana yang memiliki
pentaflorida atau PF5
momen dipol = 0, sedangkan amonia dan air
a. Model atom yang dibutuhkan adalah
memiliki momen dipol ≠ 0. Oleh karena itu,
model atom berwarna coklat sebagai
dapat kita simpulkan bahwa metana bersifat
atom fosfor, 5 model atom berwarna
non-polar sedangkan amonia dan air bersifat
hijau sebagai atom klor, dan juga 5
polar.
model ikatan abu-abu sedang.
b. Pembuatannya sama seperti yang
Membuat model molekul berilium
sebelum-sebelumnya, dapat dilihat
diklorida atau BeCl2:
bahwa bentuk dari model molekul PF5
a. Model atom yang digunakan adalah satu
adalah segitga bipiramida.
model atom berwarna coklat untuk
model atom berilium dan dua model Membuat model molekul sulfur
atom berwarna hijau untuk model atom heksafluorida atau SF6:
klori. Gunakan model ikatan abu-abu a. Model atom yang dibutuhkan adalah
sedang untuk mengikat antara atom model atom berwarna perak sebagai
berilium dengan atom klorin. atom sulfur dan 6 model atom berwarna
b. Pasang seperti biasa, untuk BeCl2 hijau sebagai atom klorida. Gunakan
memiliki bentuk lurus. model ikatan abu-abu sedang.
b. Proses pembuatannya yaitu pasangkan
Membuat model molekul boron trifluorida
pada lubang yang telah tersedia, setelah
atau BF3:
jadi dapat dilihat bahwa bentuk geometri
a. Model atom yang digunakan adalah
molekul dari senyawa SF6 adalah
model atom berwarna coklat untuk atom
octahedral.
boron dan model atom berwarna hijau
untuk atom klor.Gunakan model ikatan Membuat model molekul anion karbonat
abu-abu sedang. atau CO32-:
b. Pembuatannya sama seperti yang a. Model atom yang dibutuhkan adalah
sebelumnya, sehingga dapat dilihat model atom berwarna hitam sebagai
atom karbon, tiga model atom berwarna
merah sebagai atom oksigen, model g. Setelah membuat struktur lewisnya, bisa
ikatan abu-abu sedang, dan model ikatan langsung membuat model molekul nya
abu-abu panjang. mengikuti struktur Lewis yang telah
b. Untuk senyawa yang lebih kompleks, digambar.
biasanya diawali dengan menghitung h. Pada struktur Lewis terdapat satu ikatan
jumlah elektron valensi dari atom atom ganda dan sisanya ikatan tunggal.
penyusunnya. i. Untuk senyawa karbonat memiliki
c. Pada senyawa ini terdapat 2 atom geometri segitiga planar.
penyusun, yaitu atom karbon dengan 4 j. Ada 2- atau bermuatan 2-, karena 2
elektron valensi dan 3 atom oksigen oksigen ini tidak memiliki satu ikatan.
dengan 6 elektron valensi. CO32-
d. Perhatikan muatan dari senyawanya. Notasinya AX3
Jika negatif maka perlu diperhitungkan Dengan geometri molekulnya segitiga
dalam menghitung jumlah elektron. Jika planar.
positif maka dikurangi untuk
Membuat model molekul anion nitrit atau
perhitungan jumlah elektron.
NO2- :
e. Pada senyawa ini muatannya 2 negatif,
a. Pada senyawa nitrit terdapat 2 atom
sehingga jumlah elektronnya menjadi 24
penyusun, yaitu nitrogen dengan 5
elektron.
elektron valensi dan 2 oksigen dengan
C=4
masing-masing 6 elektron valensi.
O2 = 6 x 3 = 18
b. Senyawa ini memiliki muatan 1-,
eV = 4 + 18 = 22
sehingga jumlah elektron yang
= 2-
diperhitungkan menjadi 18.
Total = 22 + 2 = 24
N=5
f. Sehingga dapat dibuat struktur lewisnya
O2 = 6 x 2 = 12
seperti ini:
eV = 5 + 12 = 17
= 1-
Total = 17 + 1 = 18
c. Setelah itu dapat digambarkan struktur
lewisnya seperti ini:
= 2-
Total = 24 + 2 = 24 elektron
c. Dapat dibuat struktur Lewis nya seperti
ini:

d. Model atom yang dibutuhkan adalah


model atom berwarna biru untuk atom
nitrogen, 2 model atom berwarna merah
untuk atom oksigen. Selain itu juga
d. Model atom yang dibutuhkan adalah 1
menggunakan model ikatan putih
model atom berwarna perak sebagai
pendek, abu-abu sedang, dan juga abu-
atom sulfur, 4 model atom berwarna
abu macam.
merah sebagai atom oksigen.
e. Berdasarkan gambar dan struktur lewis
e. Rangkai model molekulnya seperti
dapat dibuat model molekulnya.
gambar yang telah dibuat.
Terdapat satu ikatan ganda tunggal dan
f. Senyawa ini memiliki geometri molekul
satu ikatan ganda 2.
berbentuk tetrahedral dengan notasi
f. Senyawa ini memiliki geometri molekul
VSEPR AX4.
berbentuk V dengan notasi VSEPR
AX2E. Membuat model molekul oksigen:
a. Model atom yang dibutuhkan adalah
Membuat model molekul anion sulfat
model atom berwarna merah sebagai
atau SO42- :
atom oksigen dan model ikatan abu-abu
a. Pada senyawa ini terdapat dua atom
panjang.
penyusun yaitu 1 atom sulfur dengan 6
b. Rangkai dan pasang sehingga
elektron dan 4 atom oksigen dengan 6
memperoleh bentuk model molekul dari
elektron.
oksigen.
b. Selain itu hanya memiliki muatan 2-,
c. Molekul oksigen memiliki geometri
sehingga jumlah elektronnya menjadi
molekul linear dengan ikatan ganda 2
32.
S=6 Membuat model molekul nitrogen atau
O = 6 X 3 = 18 N2:
eV = 24
a. Model atom yang dibutuhkan adalah c. Bila dihitung atom karbonnya ada 1
model atom warna biru sebagai atom warna hitam di sebelah kiri, di sebelah
nitrogen dan juga model ikatan abu-abu kanan juga ada satu. Atom hidrogen
panjang. yang ada empat, sebelah kanan juga ada
b. Rangkai dan pasangkan. Senyawa 4. Atom oksigen ada 4 di sebelah kiri
nitrogen memiliki geometri molekul dan sebelah kanan pun ada 4. Sehingga
linear dengan ikatan rangkap tiga. reaksi ini sudah setara.

Membuat model molekul senyawa Pada tahun 1953, Watson dan Crick
benzena atau C6H6: mengusulkan bentuk dari DNA adalah
a. Model atom yang kita gunakan adalah double helix. DNA atau asam
model atom berwarna hitam untuk atom deoksiribonukleotida merupakan biopolimer
karbon, model atom yang berwarna putih yang mengandung informasi genetik. Unit
untuk atom hydrogen, model ikatan abu- terkecil dari DNA terdiri atas :
abu sedang untuk ikatan tunggal, dan - 1 molekul gula
model ikatan abu-abu panjang untuk - 1 molekul fosfat
ikatan ganda. - 1 molekul basa nitrogen (Nukleotida)
b. Buat untuk ikatan ganda duanya. Setelah
Pada percobaan ini diharapkan:
itu, sambungkan dengan ikatan tunggal
- Mampu memahami bentuk tiga dimensi
dan pasang atom hidrogennya.
dari DNA
c. Senyawa benzena dengan geometri
- Mampu menjelaskan molekul penyusun
molekulnya planar.
DNA dan titik sambung ikatannya
Membuat model molekul dari reaksi
Model molekul yang digunakan pada
pembakaran metana:
percobaan ini adalah model molekul
a. Terdapat 1 mol metana direaksikan
berbentuk pipa. Dalam satu set terdapat:
dengan 2 mol oksigen menghasilkan 1
- 8 basa nitrogen pirimidina, terdiri atas 4
mol gas CO2 dan 2 mol H2O.
pipa biru sitosina dan 4 pipa hijau timina
b. Dari sini dapat dilihat bahwa jumlah
- 8 basa nitrogen purina, terdiri atas 4 pipa
atom yang ada di sebelah kiri sebanding
jingga adenina dan 4 pipa kuning
dengan jumlah atom yang ada di sebelah
guanina
kanan.
- 16 pipa putih sebagai gugus fosfat
- 16 penghubung hitam sebagai purina hanya dapat berikatan
deoksiribosa hidrogen dengan basa pirimidina.
- 8 pipa/batang putih sebagai ikatan Ini merupakan bentuk molekul DNA
hidrogen yang belum terpilin. Setelah dipilin,
maka akan melihat bentuk dari
Langkah-langkah merangkai model
DNA sebagai double helix yang
molekul DNA:
terpilin.
a. Pasangkan pipa putih sebagai gugus
- DNA dapat mengalami mutasi,
fosfat dengan penghubung hitam sebagai
mutasi ini mengakibatkan
gugus deoksiribosa. Dipasangkan terus
ketidaknormalan dari suatu
hingga membentuk 8 pengikat hitam.
organisme. Sebagai contoh adalah
b. Lakukan hal yang sama untuk 8 pengikat
orang yang terkena kanker atau pun
hitam sisanya, sehingga kita memiliki
terkena radiasi nuklir. Mutasi DNA
dua rantai utama.
tidak selalu dinilai negatif, ada juga
c. Pasangkan basa adenina pipa berwarna
yang sengaja melakukan mutasi
jingga dengan basa timina pipa berwarna
DNA untuk mendapatkan varietas
hijau menggunakan batang putih sebagai
baru, seperti buah-buahan tanpa biji.
penghubung.
d. Dilanjutkan dengan menghubungkan
basa guanine pipa berwarna kuning
dengan basa sitosina pipa berwarna biru.
e. Lakukan hal yang sama hingga selesai.
f. Perlu diperhatikan bahwa:
- Adenina selalu berpasangan dengan
timina
- Sitosina selalu berpasangan dengan
guanine
- Basa basa purina tidak mungkin
saling berikatan. Begitu juga basa
basa pirimidina untuk saling
berikatan. Karena konfigurasi
molekul dan gugus fungsi basa
REDOKS ❖ Contoh reaksi redoks yang merugikan
Istilah redoks berasal dari dua konsep yaitu pengkaratan besi atau korosi besi.
yaitu reduksi dan oksidasi. Reaksi oksidasi
yaitu reaksi yang melibatkan pelepasan
elektron, pelepasan hidrogen, atau
penangkapan oksigen, sehingga terjadi
kenaikan bilangan oksidasi. Sebaliknya,
reaksi reduksi ditandai dengan penurunan
bilangan oksidasi karena adanya Hal ini terjadi karena teroksidasinya
penangkapan elektron, penangkapan logam besi dengan oksigen yang ada di
hidrogen, atau pelepasan oksigen. Reaksi lingkungan, sehingga menghasilkan
redoks memiliki banyak peran dalam oksida besi. Korosi ini sangat merugikan
kehidupan sehari-hari baik yang karena merusak banyak peralatan dan
menguntungkan maupun yang merugikan. bangunan yang terbuat dari besi.

❖ Contoh reaksi redoks yang


Tujuan percobaan:
menguntungkan yaitu reaksi yang
- Memahami reaksi oksidasi reduksi
terjadi dalam proses respirasi pada
sederhana
tumbuhan.
- Mengidentifikasi zat yang
teroksidasi dan tereduksi
- Mengidentifikasi logam yang
berguna sebagai anode dan katode
untuk mencegah korosi
Dalam proses ini terjadi reaksi oksidasi
glukosa menjadi karbon dioksida dan Terdapat 4 percobaan yang akan
reaksi reduksi oksigen menjadi air. dilakukan yaitu:
Selain itu prinsip reaksi redoks juga ❖ Reaksi logam dengan air dan
diaplikasikan dalam bidang industri asam klorida
seperti pembuatan baterai dan aki, Alat yang digunakan:
pemisahan, dan pelapisan logam dengan - Tabung reaksi
logam lain seperti emas, perak dan - Gelas ukur 10 ml
kromium. - Pinset
Bahan yang digunakan: Hal ini karena logam Mg dan
- Amplas Al berada di sebelah kiri air
- Potongan logam aluminium dalam deret volta, sedangkan
(Al) logam Zn, Fe, dan Cu berada di
- Potongan logam tembaga (Cu) sebelah kanan air.
- Potongan logam besi (Fe)
- Potongan logam magnesium “Semakin kiri kedudukan logam
(Mg) dalam deret volta, maka suatu
- Potongan logam zinc (Zn) logam semakin reaktif (mudah
- Aquades melepaskan elektron). Sebaliknya,
- Asam klorida 4M semakin ke kanan kedudukan suatu
logam dalam deret volta, maka
Langkah-langkah (logam+air):
logam tersebut menjadi kurang
a. Ambil masing-masing 2 potong
reaktif (sukar melepaskan
logam dan bersihkan dengan
elektron).”
amplas untuk menghilangkan
oksida yang mungkin terbentuk Langkah-langkah (logam+HCl):
di permukaan logam. a. Sediakan 5 tabung reaksi dan
b. Sediakan 5 tabung reaksi dan isi masukkan masing-masing 5 ml
masing-masing dengan 5 ml asam klorida 4 molar
aquades. Kemudian masing- b. Masukkan masing-masing
masing logam dimasukkan ke potongan logam ke dalam
dalam tabung reaksi dan amati tabung reaksi dan amati apa
apa yang terjadi. yang terjadi
c. Dari percobaan reaksi logam c. Dari hasil percobaan reaksi
dengan air dapat diamati reaksi antara logam dan HCl 4M dapat
logam Mg dengan air dilihat bahwa logam Mg, Zn,
menghasilkan banyak Al, dan Fe menghasilkan
gelembung gas dibandingkan gelembung gas yang banyak.
logam Al. Sedangkan logam Sedangkan logam Cu tidak
Zn, Fe, dan Cu tidak menghasilkan gelembung gas
menghasilkan gelembung gas. sama sekali.
Berdasarkan deret volta, tingkat ❖ Reaksi larutan ion logam dengan
kereaktifan logam-logam tersebut aluminium
dari yang paling tinggi ke rendah Alat dan bahan yang digunakan:
adalah Mg > Al > Zn > Fe > Cu. - Amplas
Hal ini dibuktikan dengan: - Logam aluminium
- Logam Mg dan Al - Larutan garam tembaga 2 sulfat
menghasilkan banyak (CuSO4)
gelembung gas yang habis - Larutan besi 2 sulfat (FeSO4)
bereaksi. - Larutan magnesium sulfat
- Logam zink dan besi (MgSO4)
menghasilkan banyak - Larutan natrium klorida (NaCl)
gelembung gas tapi tidak habis - Larutan zinc sulfat (ZnSO4)
bereaksi.
- Logam tembaga tidak Langkah-langkah:
menghasilkan gelembung gas a. Siapkan 5 potongan logam Al
sama sekali. dan bersihksn dengan amplas
b. Siapkan 5 tabung reaksi yang
Persamaan reaksi yang terjadi
masing-masing diisi dengan 5
dalam percobaan:
ml larutan-larutan garam
c. Setiap tabung reaksi diisi 1
potong logam Al, lalu amati
perubahan yang terjadi
d. Jika ion logam dalam larutan
memiliki potensial reduksi lebih
besar daripada sampel logam
yang dimasukkan, maka reaksi
redoks dapat terjadi.

Dari hasil pengamatan dapat dilihat


bahwa:
Potensial reduksi dapat diketahui
dari deret volta. Logam yang
berada di sebelah kiri memiliki
potensial reduksi bertanda negatif,
sedangkan logam yang berada di
sebelah kanan memiliki nilai
potensial reduksi standar positif.

❖ Korosi besi
- Logam Al dapat bereaksi
Alat dan bahan yang digunakan:
dalam larutan yang
- Amplas
mengandung ion Cu, Fe, dan
- Elektroda karbon
Zn. Hal ini karena Al memiliki
- Elektroda besi
potensial reduksi yang lebih
- Tabung U
kecil dibandingkan logam-
- Sumber daya listrik
logam tersebut. Hal ini
- Bahan yang digunakan:
dibuktikan dengan adanya
- Aquades
gelembung gas yang terbentuk
- Indikator fenolftalein
pada ion logam tersebut.
- Larutan kalium ferisianida
Meskipun pada larutan garam,
(K3(Fe(CN)6)) 1M
besi dan zinc, gelembung gas
yang terbentuk sangat sedikit
Langkah-langkah:
bahkan hampir tidak bisa
a. Bersihkan elektroda besi yang
terlihat.
akan digunakan dengan amplas
- Sebaliknya tidak ada reaksi
b. Isi tabung U dengan aquades
yang terjadi antara logam Al
hingga hampir penuh
dengan ion logam Mg dan Na.
c. Masukkan ke dalam masing-
Hal ini karena potensial reduksi
masing tabung U larutan
logam Al lebih besar daripada
fenolftalein 2 tetes dan larutan
logam-logam tersebut, sehingga
kalium ferisianida 5 tetes
Al tidak dapat mereduksi Mg
d. Perhatikan bahwa fenoftalin
dan Na.
hanya diteteskan pada mulut
tabung U yang akan - Pada tabung ukur pertama terjadi
dimasukkan elektroda karbon perubahan di anode dari larutan
dan kalium ferisianida kuning menjadi larutan hijau dan
diteteskan pada tabung U yang perubahan di katoda dari tidak
akan dimasukkan elektroda besi berwarna menjadi merah muda.
e. Perlu diketahui bahwa capit Pada anode terjadi reaksi
merah bertanda positif, oksidasi besi dan pada katode
sedangkan capit hitam bertanda terjadi reaksi reduksi air.
negatif - Pada tabung ukur kedua diamati
f. Pada tabung ukur pertama bahwa tidak ada perubahan
dihubungkan capit merah pada warna pada katode, tetapi muncul
elektroda besi dan capit hitam gelembung-gelembung gas
pada elektroda karbon begitu juga pada anode.
g. Pada tabung ukur kedua
dihubungkan capit merah pada Reaksi yang terjadi pada anode dan
elektroda karbon dan capit katode adalah sebagai berikut:
hitam pada elektroda besi
h. Pada tabung ukur ketiga tidak
dihubungkan arus listrik
i. Nyalakan sumber daya listrik,
kemudian amati perubahan-
perubahan yang terjadi pada
ketiga tabung ukur
Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi
j. Elektroda yang dihubungkan
pada sel elektrolisis dapat terjadi
pada kutub positif sebagai
dengan adanya arus listrik. Oleh
anode, sedangkan elektroda
karena itu, pada tabung ketiga tidak
yang dihubungkan pada kutub
ada terjadi perubahan apapun karena
negatif sebagai katode
elektroda besi dan elektron karbon
tidak dihubungkan pada sumber
Dari hasil pengamatan dapat dilihat
daya listrik.
bahwa:
❖ Aplikasi redoks sederhana
Alat dan bahan yang digunakan: sedangkan medium direduksi
- Gelas piala menjadi iodida
- Lumpang
- Sudip Reaksinya seperti berikut:
- Bahan yang digunakan:
- Aquades
- Povidone-iodine (betadine)
Reaksi redoks yang terjadi antara
- Vitamin C
asam askorbat dan iodin ini akan
Langkah-langkah:
mengakibatkan hilangnya iodin
a. Siapkan 2 gelas piala yang
terlarut di dalam air dan air akan
masing-masing diisi sebanyak
menjadi tidak berwarna. Prinsip ini
30 ml aquades
dimanfaatkan untuk menjernihkan
b. Teteskan sebanyak 5 tetes
air dalam instalasi air minum. Iodin
larutan povidone-iodine
biasa digunakan untuk membunuh
(masing-masing gelas)
bakteri, jamur, dan virus. Dengan
c. Haluskan 1 tablet vitamin C
ditambahkan asam askorbat, maka
menggunakan alu dan lumpang
iodin akan dinetralkan bau, warna
hingga menjadi serbuk
dan rasa sehingga air minum dapat
d. Masukkan serbuk vitamin C ke
dikonsumsi.
dalam gelas piala yang kedua
dan amati perubahan yang
Kesimpulan:
terjadi
- Reaksi redoks dapat terjadi
e. Gelas piala yang pertama
secara spontan ditandai dengan
dibiarkan sebagai kontrol
adanya gelembung gas,
f. Bila dalam larutan povidone-
perubahan warna, atau mengikis
iodine ditambahkan vitamin C,
logamnya tanpa diberikan
maka akan terjadi reaksi antara
energy tambahan dari luar
asam askorbat yang terkandung
sistem
di dalam vitamin C dengan ion
- Pada reaksi redoks terdapat zat
iodin. Asam askorbat dioksidasi
yang mengalami oksidasi dan
menjadi asam dehidroaskorbat,
zat yang mengalami reduksi.
Dari percobaan yang telah kita
lakukan, zat yang teroksidasi
dapat diamati dengan adanya
perubahan zat dari padatan
menjadi ion. Sedangkan, zat
yang tereduksi dapat diamati
dengan adanya perubahan dari
ion menjadi padatan atau gas
- Korosi logam terjadi di anode,
yang mana logam mengalami
oksidasi. Oleh karena itu korosi
dapat dicegah dengan
menggunakan logam yang
memiliki potensial reduksi lebih
kecil daripada logam yang ingin
dilindungi sebagai anode. Pada
percobaan korosi besi kita dapat
mencegah terjadinya korosi besi
dengan logam Al, Mg, atau Zn
sebagai anode dan Fe sebagai
katode
- Prinsip redoks dapat
diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti untuk
pencegahan korosi besi dan
juga pemanfaatan pada
penjernihan air

Anda mungkin juga menyukai