Anda di halaman 1dari 4

1

PENENTUAN KADAR AIR, Cara Pemanasan


(AOAC 1970, Ranggana, 1979)
Buku “Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian”, Slamet Sudarmadji. Edisi Keempat

1. Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 gram
dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.
2. Kemudian keringkan dalam oven pada suhu 100-1500 C selama 3-5 jam tergantung bahnnya.
Kemudian dinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Panaskan lagi dalam oven 30 menit,
dinginkan dalam eksikator dan timbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan
(selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg)
3. Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan

Berat awal bahan – berat akhir bahan


Rumus Kadar Air (%wb) = x 100 %
Berat awal bahan

PENENTUAN KADAR ABU, Cara AOAC, 1925


1. Pijarkan krus porselin dengan tutupnya dalam muffle furnace. Dinginkan dalam oven, kemudian
masukkkan kedalam eksikator sampai dingin. Baru kemudian ditimbang.
2. Timbang sampel dalam krus porselin yang telah diketahui beratnya (kira-kira 2-10 gram sampel),
selanjutnya panaskan diatas kompor listrik sehingga bahan menjadi arang. Kemudian dipijarkan
dalam muffle sampai sampel menjadi abu berwarna keputih-putihan. Masukkan ke dalam oven
100oC untuk mendinginkan. Kemudian dimasukkan ke dalam eksikator sampai dingin, baru
kemudian ditimbang.
3. Ulangi pemijaran abu tersebut selama 30 menit sampai diperoleh berat konnstan. Tentukan persen
abu dry-basis
Berat Abu (g)
Rumus Kadar Abu (%wb) = x 100 %
Berat Sampel (g)
2

PENENTUAN KADAR PROTEIN, Cara Mikro Kjeldahl


1. Standarisasi larutan HCl 0.02 N
 Penimbangan 4 ml Na-tetraborat, pemasukan ke dalam Erlenmeyer
 Penambahan 25 ml aquades diikuti dengan penambahan indicator BCG-MR
 Penitrasian dengan larutan HCl yang telah dibuat
2 x mg Na-tetraborat
 Rumus N HCL =
BM Na-tetraborat x volume titrasi (ml)

2. Penentuan Kadar Protein


 Timbang bahan kering sebanyak 50-60 mg atau 0,0-0,5 g bahan basah dan masukan kedalam
labu Kjeldahl, kapasitas 50 ml dan tambhakan 2 ml asam sulfat (93+98% bebas N)
 Panaskan diruang asap sampai jernih dan lanjutkan pendidihan 30 menit lagi. Setelah dingin
cucilah dinding pada labu Kjeldahl dengan aquades dan didihkan lagi selama 30 menit.
 Setelah dingin ditambah 5-10ml aquades dan tambahkan 6-15ml larutan NaOH-Na2S2O3 (40 :
5g dan encerkan dengan aquades sampai 100ml).
 Kemudian lakukan destilasi dengan mikro kjeldahl; destilat ditampung dalam Erlenmeyer yang
telah diisi dengan 5ml asam borat 40% (jenuh) dan berikan indicator campuran metil merah-
metilin biru atau mtil merah-brom (erescol green). Didtilasi di akhiri bila semua N terdestilasi
yaitu tetesan destilat tidak bersifat basis.
 Titrasilah destilat dengan 0,02 n HCl
 Hitunglah total N atau % protein dalam bahan

(ml HCL sampel - ml HCl blanko) x N HCL x 14,008


Rumus % Nitrogen = x 100 %
mg bahan

% Protein = % N x 6,25 (fk)


3

PENENTUAN KADAR LEMAK , Cara Soxlhet (Sudarmaji dkk, 1981)


Bahan yang telah dihaluskan ditimbang sebayak 1-2 g, dibungkus dengan kertas saring dan
dimasukan ke dalam tabung ekstraksi Soxlhet . pasang tabung ekstraksi pada alat distilat Soxlet dan labu
penampung yang telah diketahui beratnya dipasng. Air pendingin dialirkan melalui kondesor.
Menambahkan petroleum eter 15 ml selanjutnya selama 4 jam sedtilasi dilakukan. Labu yang berisi
ekstrak lemak diuapkan diatas pemanas air. Pengering dalam oven 100oC sampai berat konstan. Berat
residu dalam botol timbang dinyatakan sebagai berat lemak dan minyak.
Berat tabung sesudah – berat tabung setelah
Rumus Kadar Lemak (%) = x 100 %
Berat sampel
4

PENENTUAN KADAR SERAT KASAR, Cara Hidrolisa Asam Basa


1. Haluskan bahan sehingga bisa melalui ayakan diameter 1 mm dan campurlan baik-baik. Kaau
bahan tidak dapat dihaluskan, hancurkan sebaik mungkin.
2. Timbang 2 g bahan kering dan ekstraksi lemaknya dengan Soxhlet. Kalau bahan sedikit
mengandung lemak, misalnya sayur-sayuran gunakan 10g bahan; tidak perlu dikeringkan dan
diekstraksi lemaknya.
3. Pindahkan bahan ke dalam erlemeyer 600 ml. kalau ada tambahkan 0,5 g asbes yang telah
dipijarkan dan 3 tetes zat anti buih (abtifoam agent).
4. Tambahkan 200 ml larutan H2SO4 mendidih (1,25 gr H2SO4 pekat/100ml = 0,255 N H2SO4) dan
tutuplah dengan pendingin balik, didihkan selama 30 menit dengan kadangkala digoyang-
goyangkan.
5. Saring suspensi melalui kertas saring dan residu yang tertinggal dalam erlemeyer dicuci dengan
aquades mendidih. Cucilah residu dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi
(di uji dengan kertas lakmus).
6. Pindahkan secara kuantitatif residu dari kertas saring ke dalam erlemeyer kembali dengan spatula,
dan sisanya dicuci dengan larutan NaOH mendidih (1,25g NaOH/100 ml = 0,313 N NaOH)
sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk kedalam erlemeyer. Didihkan dengan pendingin
balik sambil kadang kala di goyang-goyangkan selama 30 menit.
7. Saringlah melalui kertas saring yang diketahui berat konstannya atau krus Gooch yang telah
dipijarkan dan diketahui beratnya, sambil dicuci dengan larutan K2SO4 10%. Cuci lagi dengan
aquades mendidih dan kemudian dengan lebih kurang 15 ml aklohol 95%.
8. Keringkan kertas saring atau krus dengan isinya pada 100oC sampai berat konstan (1-2jam),
dinginkan dalam eksikator dan timbang. Jangan lupa mengurangkan beras asbes, kalau digunakan.
Berat Residu = berat serat kasar

Anda mungkin juga menyukai