Anda di halaman 1dari 13

KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

LAPORAN PRATIKUM
KIMIA DASAR
“ IODATOMETRI ”

DI SUSUN OLEH KELEMPOK Ⅱ :

Nurmarisa Malasari ( F.23036 )


Salsabilla Aulia ( F.23022 )
Minarti Solissa ( F.23012 )
Gildha Salsabila Gracia ( F.23031 )
Rizka Putri ( F.23021 )
Sahrini ( F.23037 )
Muh. Alfin ( F.23014 )
Lindah ( F.23011 )

LABORATORIUM KIMIA TERPADU


PROGRAM STUDI D3 FARMASI
POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI
2023
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

Ⅰ. JUDUL : IODATOMETRI

Ⅱ. TUJUAN : Untuk menentukan kadar vitamin c serbuk dengan metode


Iodatometri

Ⅲ. Landasan Teori

Iodatometri adalah titrasi yang dilakukan secara langsung dengan


menggunakan larutan k103. Iodaf merupakan oksidator yang lebih kuat dari
pada iodium, dimana reaksi oksidasi berlangsung dalam suasana asam dan iod
yang terbentuk dapat di tujukan dengan suatu indikator. (chandra.2008).

Larutan kalium iodat dibuat dengan melakukan sejumlah tertentu


kalium iodat dalam air secekupnya kalium iodat dapat diperoleh dalam
keadaan murni dan bersifat stabil sehingga larutan ini tidak perlu dibekukan
kembali. Larutan kalium iodat tidak menggunakan normalitas akan tetapi
molaritas karena normalitasnya dapat bermacam -macam tergantung
reaksinya. (chandra 2008).
Pada penetapan kadar vitamin c dengan iodatometri digunakan
kalium iodat sebagai peniter. Indikator yang digunakan adalah Cc14 atau CHc13
untuk menetapkan titik pertama akan terbebtuk warna ungu kemaudian
kesamaan dipertinggi 5 N lalu dititrasi kembali hingga lapisan CHc1 3 hilang
warna. (chandra 2008).

Dengan adanya konsentrasi Hc1 yang cukup maka kalium iodium


membentuk iodomonokrida yang kemudian terjadi stabilitas dengan
membentuk ion kompleks. (chandra 2008).
Beberapa tindakan pencegahan perlu di ambil dan menganai
larutan kI untuk menghindari galat(eror).misalnya ,ion ioda oleh oksigen dari
udara contoh maksinya sebagai berikut:
4H++41-+02212+

Reaksi ini lambat dalam larutan netral,namun lebih cepat dalam


asam di percepat uv.setelah penambahan kI dalam suatu larutan asam suatu
zat pengoksidasi,larutan tidak boleh di biarkan terlalu lama bersentuhan
dengan udara, karena akan terbentuk tambahan iod oleh reaksi tersebut.di
atas, nitrit menaksida yang kemudian dioksida kembali menjadi nitrit oleh
oksigen dari udara.reaksi iodat sangat kuat,reaksi ini hanya membutuhkan
sedikit sekali kelebihan ion hidrogen untuk melengkapi reaksi,kekurangan
utama iodat sebagai standar primer
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

BE nya rendah (BE k103=39,67),agar terhindar galat yang benar dalam


menimbang biasanya di timbang banyak sampel,di encerkan dalam sebuah
labu volumetri dan di ambil alikuot-alikuot.pada penetapan kadar kalium iodat
digunakan kloroform atau karbon untuk menetapan titik akhirnya,selain
peralut organik,dapat juga digunakan zat warna tertentu
seperti,amaranth,brilianth,poncequ dan sebagiannya.

Larutan baku kalium iodat tidak menggunakan normalitas akan


tetapi molaritasnya karena normalitasnya dapat bermacam-macam
,tergantung reaksinya sebagaimana kalium iodat menjadi iodida tidak bisa
seragam sebagaimana kalium bromat.

Banyak zat pengoksida kuat dapat dianalisis dengan


menembahan Ki berlebih dan mentitrasi iod yang di bebaskan karena banyak
zat pengoksida yang menurut larutan asam untuk breaksi dengan iodida,Na-
thiosulfat lazim di gunakan sebagai titran.
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

Ⅳ. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Buret 25 ml
2. Batang pengaduk
3. Erienmeyer 250 ml
4. Gela kimia 100 ml dan 1000 ml
5. Klem dan statif
6. Kaca arloji
7. Karet penghisap
8. Labu ukur 250 ml
9. Labu ukur 500 ml
10. Pipet volume 10 ml
11. Pipet ukur 5 ml
12. Pipet tetes

B. Bahan
1. Aquadest (H2O)
2. Asam askobat (vit.c)
3. Asam klorida (HC1) 2N
4. Indikator kanji (amilium) 2%
5. Kalium todida (k1)
6. Kalium iodat (k102) 0.1 N
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

Ⅴ. Perhitungan pembuatan reagen


A. K102 0.1 N. 500 ml
𝑔𝑟 1000
N = 𝑚𝑟 × 𝑣 × valensi

𝑔𝑟 1000
0.1 N = 214 × ×6
500

0.1 × 214 ×500


𝑔𝑟 = 6000

10.700
𝑔𝑟 = 6000

= 1.783 𝑔𝑟

B. Hc1 2 N. 250 ml
𝜌. % . 1000
N = 𝐵𝐸(𝑚1⁄𝑢)

P = 1.19
% = 37 %
BE = 36,5

1.9 ×37 % ×1000


N = 36,5

44,3
N = 36,5
= 12,06 N

Rumus pengenceran :
N 1. V 1 = N1 . V2

12,06 . V1 = 2 . 250

500
V1 = 12,06

= 41,45 ml
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

C. Indikator kanji ( amilum ) 2 % dalam 50 ml


𝑔𝑟
% = × 100 %
𝑉

𝑔𝑟
2% = × 100 %
50

2.50
𝑔𝑟 =
100

100
𝑔𝑟 =
100

= 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

Ⅵ. Prosedur kerja
A. Prosedur pembuatan reagen
1. K103 0.1 N dalam 500 ml
a.) Disiapkan alat dan bahan
b.) Ditimbang k103 sebanyak 1.783 gram
c.) Dilarutkan dengan aquadest dalam
gelas kimia hingga larut
d.) Dimasukkan dalam labu ukur 500 ml
hingga tanda batas
e.) Dihomogemkan dan diberi etiket.

2. HC1 2 N dalam 250 ml


a.) Disiapkan alat dan bahan
b.) Dipipet dengan seksama 41,5 ml HC1 pekat
kedalam labu ukur 250 ml yang telah berisi
2/3 aquadest volume dari labu takar.
c.) Dicukupkan volumenya dengan aquadest
hingga tanda batas.
d.) Dikocok hingga homogen
e.) Diberi etiket.

3. Indikator kanji (amilum) 2 % dalam 50 ml


a.) Disiapkan alat dan bahan
b.) Ditimbang amilum serbanyak 1 gr
c.) Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 50 ml
d.) Dipanaskan amilum menggunakan hot plate
Sambil diaduk hingga larut dan bening
e.) Didinginkan dan diberi etiket.
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

B. Prosedur kerja penetapan kadar vit c serbuk


a.) Disiapkan alat dan bahan
b.) Ditimbang seksama 0,162 gram ( trip10 )
vitamin c serbuk
c.) Ditambahkan aquadest
d.) Dimasukan kedalam emenmeyeriki 2 gram
+ 10 ml HCL 2 N
e.) Ditambahkan indikator amilum
f.) Dititrasikan dengan larutan baku k103 dari
tidak berwarna menjadi biru mantap
g.) Dihitung kadar vitamin c dalam sampai
Dan diberi etiket.
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

Ⅶ. Data pengamatan
A. Data penimbangan k103 = 1.7833 gr
Normalitas k103 secara praktikum

𝑔𝑟 1000
N = × × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑚𝑟 𝑣

1,7833 1000
N = × ×6
214 500

= 0,0999 𝐸𝐾⁄𝐿

B. Tabel penatapan kadar vit c serbuk

Erienmeyer Berat vit. C Vol. k103 Perubahan warna


(𝑔) ( 𝑚𝑙 )
Ⅰ 0,1621 𝑔 18.3 Bening – Biru gelap
Ⅱ 0,1620 𝑔 17.6 Bening – Biru gelap
Ⅲ 0,1622 𝑔 17.7 Bening – Biru gelap

C. Perhitungan kadar vit. C serbuk


𝑁 𝑘103. 𝑣 𝑘10 1𝐿
3× × 𝑒𝑚. 𝑣𝑖𝑡 𝑐 9/𝑒𝑘
1000 𝐿
% kadar vit. C (1) = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑔
( Erlenmeyer1 )
0,0999𝑒𝑘⁄ 1𝐿 𝑔
𝐿 ×18,3 × ×176,13 ⁄𝑒𝑘
1000 𝑚𝑙
= × 100 %
0,1621 𝑔

0,3219
= × 100 %
0,1621 𝑔𝑟

= 198,58 %
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

𝑁 𝑘101. 𝑣 𝑘10 1𝐿 𝑔
1× ×𝐵𝑀.𝑣𝑖𝑡 𝑐. ⁄𝑒𝑘
1000 𝐿
% kadar vit c (2) = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑔
( Erlenmeyer Ⅱ )
0,0999𝑒𝑘⁄ 1𝐿 𝑔
𝐿 ×17,6 × ×176,13 ⁄𝑒𝑘
1000 𝑚𝑙
= × 100%
0,1620 𝑔

0,3096
= × 100%
0,1620

= 1,9111 × 100 %

= 191,11 %

𝑁 𝑘101 𝑉 𝑘10 1𝐿 𝑔
1× ×𝐵𝑚.𝑣𝑖𝑡 𝑐 ⁄𝑒𝑘
1000 𝐿
% kadar vit c ( 3 ) = × 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑔
( Erlenmeyer (Ⅲ)
0,0999 𝑒𝑘⁄ 1𝐿
𝐿 ×17,7 ×
1000 𝐿
= 0,1622 𝑔
× 100 %

0,3114
= × 100 %
0,1622

= 191,98 %

198,58 % ×191,11 % ×191,98 %


Rata – rata = 3

59,67
=
3

= 193,89 %
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

Ⅷ. Pembahasan
Dalam proses pembekuan larutan baku k103 yang paling
penting diperhatikan adalah pada waktu menimbang dengan teliti,
kita harus menghitung lebih dulu beberapa k103 yang harus ditimbang
dan setelah dilakukan perhitungan didapat jumlah k103
yang harus ditimbang yaitu 1,783 gr dan setelah dilakukan perhitungan
berdasarkan / secara praktikum diperoleh konsentrasi k103 sebesar
0,0999 𝑒𝑘⁄𝐿
Dalam menetukan titrasi untukl menentukan kadar vitamin c
serbuk sebelum melakukan titrasi terlebih dahulu menimbang vitamin c
serbuk sebanyak 0,162 gram sebanyak tiga kali (trip10), kemudian
ditambahkan aquadest 20 ml dan dimasukan
Kedalam erlenmeyer dan ditambahkan indikator amyilom 2% 50 ml,
kemudia tetrasi dengan larutan k103 yang telah dimasukkan atau diisikan
kedalam buret 25 ml
Titrasi akhir akan ditandai dengan terjadinya perubahan
warna biru mantap. Titrasi ini dilakukan sebanyak 3 kali dimana pada
titrasi pertama diperoleh volume k103 yaitu 18,3 m. pada titrasi kedua
diperoleh volume k103
Sebanyak 16,7 ml.
Kemudian langka terakhir yaitu penentuan kadar vitamin c
serbuk dengan mengalikan normalitas k103. Volume k103, BE vitamin c
dengan 100 % dan dibagi dengan berat vitamin c sebanyak 3 kali,
kemuduian ditambahkan ketiga hasil perhitungan % vitamin c dibagi 3
untuk mendapatkan % rata-rat kadar vitamin c.
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

Ⅸ. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil kadar rat-rata
vitamin c Serbuk yaitu 193,89 % dan berdasarkan kadar vitamin c dalam
farmakope Indonesia adalah ≤ 90 % dan ≥ 110 % jadi dapat di simpulkan
hasil kadar vitamin c yang diperoleh tidak memenuhi syarat.
KIMIA DASAR KELAS 1 FARMASI

DAFTAR PUSTAKA
Chandra. B 2008. Penetapan kadar vitamin c dan B1
Pada buah naga merah dengan metode spektrofotometri uv-vis.
Jurnal Farmasi Higra.

Anda mungkin juga menyukai