Anda di halaman 1dari 17

Proses Financial Due Diligence pada PT PQR:

Dalam Rangka Akuisisi oleh PT TUV Tbk


Novisantia Rangga
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Catur Sasongko
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Abstrak
Laporan ini membahas mengenai proses due diligence pada PT PQR yang difokuskan pada
laporan keuangan perusahaan. Proses ini dilakukan dalam rangka akuisisi oleh PT TUV Tbk
dengan tujuan untuk memeriksa dan memverifikasi bahwa fakta-fakta yang diberikan oleh
Perusahaan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan dalam
proses financial due diligence adalah agreed upon procedure. Proses yang dilakukan telah
mengikuti standar yang berlaku dan hasilnya menyimpulkan PT PQR telah menjalankan
proses pencatatannya dengan baik, namun ada beberapa hal yang kurang sesuai.
Kata kunci : Financial Due Diligence

Abstract
This internship report discusses the due diligence process that mainly focus on company’s
financial statement. This process is conducted based on the acquisition planning of PT PQR
by PT TUV Tbk with purpose to check and verify that all data provided by the company is true
and reliable. In doing financial due diligence process, the consultant used agreed upon
procedure as a method. The process that have been done by KAP AAJ has met the standard
and conclude that PT PQR’s reporting is good; however there are several practices that have
not met standard.
Keyword : Financial Due Diligence

1. Latar Belakang Program Magang


Sumber daya manusia merupakan aset terpenting bagi keberhasilan suatu perusahaan dalam
proses penciptaan competitive advantage. Dunia kerja mencari sumber daya terbaik guna
mendukung kegiatan usahanya untuk menjadi yang terbaik. Hal ini mendorong perusahaan
untuk menyeleksi dan menerima tenaga kerja yang kompeten dalam pengetahuan konseptual,
keterampilan (skill), dan perilaku yang sesuai dengan standar yang diharapkan perusahaan.
Faktor ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan yang tersedia dengan jumlah tenaga
kerja yang ada membuat hanya tenaga kerja dengan kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan pasar saja yang akan diterima.

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai sebuah lembaga


pendidikan tinggi, menyadari betul tuntutan untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajaran

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


bagi mahasiswanya sebagai bekal utama dalam menghadapi persaingan tersebut. Peningkatan
kualitas tidak hanya diwujudkan dalam bentuk penyempurnaan metode dan kurikulum
pembelajaran di ruang kuliah, namun juga diwujudkan dalam bentuk penyediaan kesempatan
bagi mahasiswa untuk melaksanakan program magang yang juga merupakan salah satu
pilihan bagi mahasiswa sebagai prasyarat kelulusan di akhir masa studi.

Program magang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis


dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan perangkat-perangkat akuntansi dan
manajemen yang telah dipelajari selama perkuliahan, meningkatkan kemampuan
intrapersonal, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk membiasakan diri dengan
budaya dunia kerja, serta memperluas jaringan dalam dunia kerja. Tujuan penulisan laporan
magang yaitu menggali lebih jauh mengenai praktik financial due diligence yang dilakukan
oleh Kantor Akuntan Publik sebagai Financial Advisor untuk klien yang berencana
melakukan akuisisi dan membandingkan proses financial due diligence antara teori dengan
praktik di lapangan.

Penulis melakukan program magang di Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar
& Saptoto yang berafiliasi dengan firma internasional dari KAP Global yaitu RSM
Internasional (biasa disebut RSM AAJ Associates). Kegiatan magang ini dilaksanakan selama
jangka waktu 4 bulan, terhitung sejak tanggal 11 Juni 2012 hingga 12 Oktober 2012. Penulis
ditempatkan di divisi Orange (Corporate Finance and Transcation Support) sebagai junior
konsultan.

2. Tinjauan Teoritis
Persaingan bisnis yang semakin meningkat dan menuntut perusahaan untuk melakukan
berbagai upaya agar bisa survive mulai memunculkan ekspansi perusahaan dengan cara
merger, akuisisi, dan joint venture. Untuk melakukan berbagai jenis ekspansi tersebut, pihak
yang berkepentingan membutuhkan kepastian mengenai prospek, kekuatan, dan kelemahan
perusahaan yang akan bergabung. Maka muncullah jenis audit yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan khusus itu yaitu due diligence.

Kantor Akuntan Publik (KAP) menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance
lainnya. KAP juga memberikan jasa tertentu yang memungkinkan kliennya mengoperasikan

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


bisnis secara lebih efektif, yang disebut jasa konsultasi manajemen atau jasa penasihat
manajemen.

Istilah “Akuisisi” berasal dari bahasa inggris, yaitu acquisition, dan sering juga disebut
dengan istilah takeover. Dalam Pasal 1 ayat 11 UU No 40 didefinisikan akuisisi atau yang
disebut sebagai “Pengambilalihan” merupakaan perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan
hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut. Pengambilalihan dapat dilakukan dengan
cara pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan
melalui Direksi Perseroan atau langsung dari pemegang saham.

Terdapat empat jenis akuisisi jika dilihat dari segi jenis usaha perusahaan-perusahaan yang
terlibat dalam transaksi (Fuady 2001), yaitu akuisisi horizontal, akuisisi vertikal, akusisi
pemusatan (concentric), dan akuisisi konglomerat. Apabila dilihat dari objek transaksi,
akuisisi dapat diklasifikasikan sebagai (Fuady 2001): akusisi saham, akuisisi asset, akuisisi
kombinasi, dan akuisisi kegiatan usaha.

Dalam buku teks auditing, hanya sedikit yang membahas mengenai jenis pekerjaan atau jasa
akuntan publik dengan sebutan due diligence. Menurut Theodorus M. Tuannakota (2000), jika
di cari padanannya dalam auditing, due diligence ini sebenarnya merupakan agreed-upon
procedures atau prosedur yang disepakati (salah satu bentuk attestation service) yang
diterapkan dengan penekanan pada hal-hal tertentu. Tidak terdapat kewajiban atas sebuah
perusahaan untuk melaksanakan due diligence dalam rangka penggabungan usaha. Prosedur
ini dilakukan sukarela atas perusahaan yang membutuhkan jasa konsultasi.

Unsur Due Diligence dalam proses merger dan akuisisi adalah:

a. Suatu upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan ataupun terlibat dalam
financial transaction berupa penjualan atau pembelian bisnis untuk menghindari
terjadinya kerugian terhadap pihak lain.
b. Due diligence merupakan proses riset dan analisis yang dilakukan sebagai tahap awal dari
financial transaction seperti investasi, takeover dan business partnership.

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


c. Merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat, dimana kewajiban
utamanya adalah untuk menginvestigasi dan mengidentifikasi exposures dan issues yang
mungkin timbul.
d. Tidak didasarkan atas standar tertentu melainkan tergantung pada prosedur yang
disepakati.

Perbedaan antara due diligence dan audit adalah:


Due Diligence Audit

 Procedures defined by GAAS in each country


 Scope and Procedures agreed with client
 Tests underlying accuracy of the information
 Does not test the underlying accuracy of information
 Mainly backwards looking; does not cover forecast
 Can cover future periods
period

 Typically balance sheet focused


 Focuses mainly on quality of earnings
 Financial statements (report) prepared as per GAAP
 No defined form for deliverables
 Scheduled timetables
 Limited access and timetable

 Uses audit output

 Level of materiality may be adjusted to meet client


needs

Tujuan FDD diantaranya sebagai berikut (Aurora 2010):

a. Mengidentifikasi potensi risiko bagi pembeli dalam keputusan investasinya. Adanya


penambahan pengetahuan bagi pihak manajemen mengenai hal-hal apa saja yang
berpotensi muncul setelah terjadinya transaksi (risk assessment). FDD memberikan
highlights mengenai kekuatan dan kelemahan serta masalah potensial dan kesempatan
yang akan diperoleh dari bisnis target.
b. Mengevaluasi kualitas laba (quality of earning) yang dilaporkan dan mengidentifikasi
value driver terhadap transaksi. FDD meningkatkan pemahaman pembeli mengenai
kesehatan keuangan dan operasional dari perusahaan target, membantu mengidentifikasi
mengenai faktor-faktor sukses utama perusahaan.
c. Meyakinkan asersi buyer mengenai posisi keuangan target. FDD menyediakan informasi
dan pertimbangan finansial yang transparan dan bermutu tentang akuisisi potensial untuk
menentukan dan memastikan proses akuisisi yang efisien dan keberhasilan transaksi.
d. Mengidentifikasi issue yang perlu dibahas dalam perjanjian pembelian
e. Menilai keunggulan personil dan sistem keuangan

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


f. Memperbaiki struktur transaksi.
g. Mengidentifikasi area untuk menjadi perhatian pasca-akuisisi. Dengan mengetahui luar
dalam perusahaan maka akan membantu perusahaan pembeli dalam melakukan
perencanaan integrasi dan penyesuaian budaya setelah terjadinya transaksi.
h. Membantu dalam negosiasi yang lebih baik dengan informasi yang ditemukan mengenai
dalam dan luar perusahaan yang akan dibeli (stronger negotiating position).

Pada prinsipnya, due diligence dilakukan untuk memeriksa dan memverifikasi bahwa fakta-
fakta yang diberikan oleh Perusahaan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Drs. Theo Tuannakota (Tuannakota, 2000, pp 4-5), unsur yang melandasi due
diligence adalah prinsip kehati-hatian (prudence), yaitu melihat apakah ada hal-hal yang dapat
menimbulkan kerugian bagi investasi klien, perhatian penuh atau yang biasa disebut ketelitian
dan juga persisten, serta judgement yang kontekstual.

Bruner menambahkan bahwa prinsip lain yang harus dianut seorang pelaku due diligence
adalah (Safiera 2011):
a. “to think like an investor”, tidak hanya memperhitungkan risiko namun juga tingkat
pengembalian pasca merger dan akuisisi.
b. “due diligence as risk management device”
c. “risk bearing is always costly”, yang menunjukkan bahwa dengan melakukan due
diligence, perusahaan membayar lebih mahal pada tahap awal, namun hal itu merupakan
pembagian risiko atau sebuah asuransi terhadap perusahaan target di masa depan.

Suatu penugasan due diligence biasanya melibatkan pihak-pihak berikut ini (Azhar 2009):
Klien, yaitu pihak pemberi tugas yang memiliki otoritas terhadap target; Auditor, yaitu pihak
yang dikontrak untuk melaksanakan due diligence; dan Target, yaitu entitas yang menjadi
objek due diligence.

Spedding (Spedding et al, 2009, pp 7) menjabarkan mengenai cakupan dari proses due
diligence secara umum. Aspek penting dalam cakupan due diligence tersebut adalah: asset,
kontrak, pelanggan, perjanjian kepegawaian, tunjangan karyawan, isu lingkungan hidup,
fasilitas, pabrik, dan peralatan, kondisi keuangan, operasi dan aktivitas di luar negeri, faktor
hukum, isu produk, isu pemasok, dan isu perpajakan.

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


Kegiatan selengkapnya yang dilakukan oleh auditor dalam suatu penugasan due diligence
dapat dilihat pada gambar berikut ini (Arens: 2008):

Berdasarkan gambar 2.1, ada empat kegiatan utama dalam due diligence yang mengandung
delapan unit kegiatan yang dilakukan oleh auditor dalam suatu penugasan, yaitu:

1. Preliminary actions, yaitu kegiatan pendahuluan sebelum due diligence dilakukan, yang
terdiri atas:
a. Terms of reference/engagement letter, kegiatan ini merupakan langkah awal
dimulainya suatu penugasan due diligence sebagai tanda diterimanya penugasan
tersebut. Isi engagement letter antara lain meliputi (Azhar 2009):
o Identitas klien
o Maksud dan tujuan dari penugasan
o Pertimbangan konfidensial khusus, jika ada
o Prosedur-prosedur yang diminta oleh klien dengan mendefinisikan lingkup
penugasan.
o Pembatasan yang diberikan bagi auditor, jika ada.
o Akses terhadap informasi
o Kerjasama dari personel target
o Nama-nama dan kualifikasi pihak-pihak yang diharapkan berpartisipasi dalam
penugasan, termasuk ahli-ahli yang diperlukan.
o Bentuk laporan yang diharapkan dan pendistribusiannya
o Perkiraan jadwal penyelesaian dan pengkoordinasian pekerjaan
o Pengaturan fee
b. Preliminary analysis, yaitu analisis pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal
mengenai target. Kegiatan ini sebenarnya sudah memasuki wilayah posedur audit.

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


2. Fieldwork, adalah kegiatan dilapangan atau di perusahaan target yang merupakan
pelaksanaan prosedur audit yang sudah disepakati, yang terdiri atas Fact Finding,
Analysis, dan Interpretation.
3. Reporting, merupakan kegiatan pengikhtisaran hasil audit ke dalam laporan, yang dapat
berupa: Oral presentation dan Written report.
4. Debriefing, merupakan kegiatan terakhir dari penugasan due diligence dimana klien dan
tim auditor bertemu dan melakukan pembicaraan akhir mengenai hasil dari due diligence.

Prosedur audit dalam due diligence sangat bervariasi tergantung dari penugasan dan tujuan
due diligence itu sendiri. Yang menjadi acuan atau patokan bagi auditor dalam hal ini adalah
prosedur yang disepakatinya dengan klien.

Hasil dari proses due diligence harus didokumentasikan oleh auditor/konsultan sebagai bahan
bukti yang dapat di pertanggungjawabkan jika terjadi permasalahan pasca integrasi. Bruner
mengatakan bahwa merger dan akuisisi memiliki bentuk-bentuk dokumentasi di bawah ini
(Safiera 2011):

• Kertas kerja atau working paper


• Ringkasan oleh spesialis
• Sintesis akan diligence
• Rekomendasi integrasi
• Ringkasan Eksekutif

3. Gambaran Umum Perusahaan


a. Perusahaan Tempat Magang
RSM AAJ didirikan pada tahun 1985 oleh Amir Abadi Jusuf. Kantor pusat RSM AAJ
beralamat di Gedung Plaza ABDA lantai 10-11, Jl. Jenderal Sudirman kav.59 Jakarta. Setelah
beberapa kali mengalami pergantian nama, saat ini nama resmi RSM AAJ sesuai dengan izin
usaha dari menteri keuangan adalah KAP Aryanto, Amir Jusuf, dan Mawar & Saptoto. RSM
AAJ juga memiliki kantor cabang yang terletak di kota Surabaya. RSM AAJ adalah anggota
dari RSM internasional, salah satu dari jaringan independent accounting and consulting firms
terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 25.000 tenaga profesional dari 662 kantor yang
berada di lebih dari 64 negara di dunia.

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


RSM AAJ menyediakan banyak jenis jasa yang dapat membantu proses bisnis perusahaan,
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Jasa Akuntansi dan Administrasi
b. Tax Advisory Service
- Tax Consulting
- Tax Complience
c. Business Establishment & Corporate Secretarial Services
d. Audit & Assurance Service
e. Transaction Support & Capital Market Services
meliputi analisis transaksi; solusi bisnis; divestasi, merger dan akusisi; perputaran bisnis;
pre IPO Advisory; pengaturan dana; valuasi
f. Risk & Internal Audit Advisory Services
g. Internal Financial Reporting Standards (IFRS) Services
Core business RSM AAJ adalah jasa audit, karena mayoritas klien kantor akuntan publik ini
yang bekerjasama dengannya menggunakan jasa audit and assurance service.

b. Profil Umum Perusahaan Target


PT GHI didirikan pada 20 Oktober 2003 dan bertindak sebagai pemimpin perusahaan Grup G
yang terutama berfokus pada agribisnis kelapa sawit sebagai bisnis intinya. PT GHI didirikan
oleh Bapak Gading dan keluarganya.

Grup G mendiversifikasi usahanya ke sektor lain seperti semen, pembangkit listrik, dan bio-
energi dan pengolahannya. Salah satu anak perusahaan PT GHI adalah perusahaan target yang
penulis tangani, yaitu PT PQR.

PT PQR didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 1 Mei 2004 oleh Akta Notaris No 1
dari Notaris Musa D, SH., Notaris di Samarinda. Perusahaan saat ini sedang dalam proses
pembangunan perkebunan di Samarinda. Perusahaan berlokasi di Samarinda.
Ruang lingkup kegiatan usaha PT PQR adalah sebagai berikut:

1. Industri pertanian, termasuk tanaman pangan, tanaman perkebunan, dan hortikultura


2. Industri perkebunan
3. Agro-industri yang meliputi budidaya, pengolahan pascapanen, dan pembibitan
4. Agro-bisnis dengan perdagangan hasil dari pertanian dan perkebunan

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


4. Analisis dan Pembahasan
Dilihat dari segi jenis usaha PT PQR-PT PQR yang terlibat, transaksi ini termasuk jenis
akuisisi konglomerat, karena PT TUV Tbk dan PT PQR tidak saling berhubungan baik secara
horizontal (lini bisnis) maupun vertikal (mata rantai produksi). Apabila dilihat dari objek
transaksi, akuisisi yang akan dilakukan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai akusisi saham,
yaitu pengambilalihan saham PT PQR oleh PT TUV Tbk, yang mengakibatkan penguasaan
mayoritas atas saham dan akan membawa ke arah penguasaan manajemen dan jalannya
perseroan. Tujuan utamanya adalah mengambil alih pengendalian atas PT PQR. PT PQR akan
dimiliki perusahaan yang mengambil alih yaitu PT TUV Tbk, termasuk hak-hak yang melekat
pada PT PQR (seperti perjanjian-perjanjian yang dibuat, segala periizinan yang dipunyai, dan
kerugian atau keuntungan pajak) serta kewajiban-kewajiban yang menjadi beban PT PQR.

Tujuan dilakukannya akuisisi ini yaitu PT TUV Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang batu
bara, ingin mengembangkan usaha dan menghasilkan produk lain selain dari produk yang
sudah ada saat ini. Dengan kata lain, ia ingin menambah portofolio produknya ke bidang
pertanian, yaitu kelapa sawit. Hal ini bisa berguna bagi PT TUV Tbk untuk mendapatkan
pasar yang baru sehingga pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Selain
dapat meningkatkan pendapatan perusahaan, akuisisi ini juga diharapkan dapat meningkatkan
harga saham PT TUV Tbk.

Dalam suatu transaksi keuangan berupa jual beli bisnis, maka proses yang terjadi adalah pihak
pembeli dan pihak penjual akan mencari/menjual bisnis yang diperkirakan sesuai dengan
strategi perusahaannya masing-masing dalam mengembangkan bisnis. Untuk membantu
kedua belah pihak dalam bertransaksi harus ada pihak independen yang dapat meyakinkan
bahwa transaksi yang akan terjadi tidak akan merugikan kedua belah pihak. Yang berperan
sebagai pihak independen adalah Financial Advisor, yaitu pihak yang berperan dalam
menjalankan due diligence yang umumnya merupakan investment bank, big 4 corporate
finance, dan strategic consultant.

Untuk rencana akuisisi yang akan dilakukan, PT TUV Tbk (perusahaan buyer) membutuhkan
kepastian mengenai prospek, kekuatan, dan kelemahan perusahaan yang akan dibeli, yaitu PT
PQR (perusahaan target). Oleh sebab itu, PT TUV Tbk menunjuk beberapa pihak independen
untuk mengevaluasi kinerja dan juga memverifikasi data-data yang dimiliki oleh PT PQR.

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


Dalam rencana akuisisi ini, pihak-pihak yang terlibat adalah:
• KAP AAJ, sebagai Financial Advisor, melakukan jasa Financial Due Diligence
(dilakukan oleh divisi Orange) dan Tax Due Diligence (dilakukan oleh divisi Purple)
terhadap PT PQR pada periode 31 Desember 2011 dan 30 Juni 2012.
• LDD (Legal Due Diligence) = ASCO. Mereka adalah pihak yang memeriksa perijinan
lengkap atau tidak dan segala aspek hukum dari data PT PQR
• KJPP Asset : KJPP SR & Rekan. Mereka mengevaluasi penilaian asset (valuation) yang
dimiliki PT PQR
• KJPP Bisnis : KJPP JK dan Rekan. Mereka mengevaluasi valuation dari bisnis milik PT
PQR

Proses financial due diligence atas PT PQR dilakukan melalui beberapa tahap berikut ini:
1. Pengisian client acceptance check list
Ketika PT TUV Tbk selaku klien mengontak KAP AAJ untuk melakukan jasa financial
due diligence, maka seorang partner in charge atau project manager wajib mengisi
formulir client acceptance check list sebelum menerima penugasan tersebut. Formulir ini
berisi informasi mengenai tugas yang akan dilaksanakan. Dalam formulir tersebut
diuraikan mengenai nama klien, bidang usaha, jenis penugasan, latar belakang penugasan
(client background), fee yang akan diterima, cara mendapatkan penugasan tersebut,
pengecekan terhadap benturan kepentingan (conflict of interest) dan penilaian resiko (risk
assessment).
2. Pembuatan engagement letter
Engagement Letter (EL) ini berisi mengenai:
• Preliminary Understanding, mencakup latar belakang dan juga tujuan dari penugasan
tersebut, dimana PT TUV Tbk berencana ingin mengakuisisi PT PQR untuk
menambah portofolio usahanya.
• Scope of work, yaitu ruang lingkup penugasan, meliputi identifikasi akun atau pos
tertentu pada laporan keuangan yang akan menjadi fokus penugasan dan metode yang
digunakan.
• Limitation of scope of work, menguraikan batasan atas ruang lingkup dan prosedur
yang akan dilaksanakan, bergantung pada data yang diberikan oleh PT PQR, baik atas
penunjukan PT PQR ataupun PT TUV Tbk. Deliverables, yaitu output dari penugasan

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


berupa 2 salinan report dalam bahasa inggris yang akan diserahkan kepada Direktur
PT TUV Tbk.
• Period of assignment, menguraikan mengenai waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan penugasan mulai dari fase pengumpulan data, kerja di lapangan,
sampai ke tahap pelaporan adalah sekitar 4 minggu.
• Work Team, mendeskripsikan mengenai orang-orang yang terlibat dalam penugasan.
• Fee yang dikenakan atas jasa yang diberikan dan juga termin pembayarannya.
• Disclaimer atau pernyataan tidak memberikan pendapat atas prosedur yang
dilaksanakan yang harus dicantumkan dalam laporan akuntan.
• Confidentiality atau batasan penggunaan.
• Communication by E-mail, menyatakan keterlibatan termasuk persetujuan PT TUV
Tbk untuk penggunaan email.
• Release and Indemnification.
• Limitation of Liability atau batasan tanggung jawab.
• Acceptance and Approval atau Penerimaan dan Persetujuan.

Jika di bandingkan dengan teori, maka komponen dari engagement letter ini sudah
lengkap dan sudah membahas seluruh hal yang penting untuk disepakati. Setelah EL
disusun, maka di review dan ditandatangani oleh partner in charge, lalu dikirimkan
kepada klien untuk mendapatkan persetujuannya. Setelah klien menyetujuinya, maka
proyek financial due diligence PT PQR dapat dimulai.

3. Perencanaan Agreed Upon Procedure


Dalam tahap ini, partner in charge memberikan arahan kepada anggota tim mengenai
prosedur apa yang akan dilaksanakan dan area mana yang harus menjadi fokus utamanya.
Prosedur yang akan dilaksanakan tersebut dijelaskan secara terperinci.
4. Kick off Meeting
Untuk tahap ini, partner in charge beserta anggota tim melakukan rapat permulaan dengan
manajemen PT PQR. Dalam rapat ini dibahas ruang lingkup yang akan dilaksanakan KAP
AAJ, tujuan pelaksanaan, waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penugasan, serta
data-data yang diperlukan untuk menjalankan prosedur yang disepakati. Dalam tahap ini
manajemen PT PQR juga memberikan gambaran umum mengenai kondisi PT PQR dari
sisi keuangan maupun dari sisi teknis operasionalnya.

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


5. Pelaksanaan kerja lapangan (fieldwork)
Dalam tahap ini tim mulai melaksanakan prosedur-prosedur yang sudah disepakati. Team
Leader biasanya akan membagi tugas, setiap staf yang terlibat akan memiliki tanggung
jawab masing-masing dalam melakukan review dan analisa terhadap suatu account agar
dapat mengidentifikasi potensial issues yang akan muncul. Berdasarkan data yang
diperoleh, area yang menjadi fokus untuk dianalisa adalah posisi keuangan historis dan
akun-akun dari income statement, balance sheet, cash flow, budget and projections,
perpajakan, pensiun dan hukum ketenagakerjaan, contingent liabilities dimana memiliki
potential issues yang cukup besar, serta sistem akuntansi.
Pelaksanaan review dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai yang tercatat di
laporan keuangan PT PQR, dengan nilai yang terdapat di general ledger dan trial balance.
Selain itu, tim juga melakukan tanya jawab dengan PT PQR, melakukan penghitungan
kembali, vouching dan footing, serta pengecekan terhadap dokumen-dokumen pendukung
yang ada. Setelah dilaksanakan, hasil dari pelaksanaan prosedur di atas diuraikan dalam
working paper.
6. Penyusunan draft laporan final
Sesuai dengan pedoman Standar Profesionalisme Akuntan Publik, maka laporan untuk
agreed upon procedures disusun dalam bentuk pemaparan prosedur yang dilaksanakan
dan temuan yang didapat. Laporan yang dibuat oleh anggota tim ini kemudian di review
oleh partner in charge. Setelah disetujui, laporan ini ditandatangani dan siap diberikan
kepada klien untuk selanjutnya didiskusikan. Dari hasil diskusi tersebut kemudian
dilakukan final review oleh engagement partner yang akan menghasilkan laporan akhir
(final report).
7. Presentasi hasil penugasan financial due diligence
Salah seorang anggota tim mewakili KAP AAJ mempresentasikan hasil penugasan
tersebut kepada klien PT TUV Tbk. Selanjutnya mengenai keputusan lebih jauh
menyikapi hasil penugasan KAP AAJ berada di tangan PT TUV Tbk. Presentasi ini sering
disebut sebagai post-closing meeting.

Secara keseluruhan, proses financial due diligence yang telah dilakukan oleh KAP AAJ
terhadap PT PQR sesuai dengan teori yang ada. Prosedur yang disepakati dengan klien juga
telah disetujui, prosedur inilah yang penting dan selanjutnya menjadi acuan. Proses yang
dilakukan sudah mampu memenuhi tujuan dari FDD, yaitu untuk memastikan bahwa semua
data yang diberikan PT PQR adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


Berikut ini merupakan prosedur dari beberapa akun yang ditangani oleh penulis dan juga hasil
temuannya.
a. Cash and Bank
1. Inquire to management about significant items in cash and equivalents;
2. Test the mathematical accuracy of the reconciliation;
3. Determine nature and amounts of cash restrictions including credit arrangements;
4. Examine supporting documentation in respect of significant or unusual items detected;
5. To confirm balances from bank statements.

Hasil penerapan prosedur:


Cash and Bank PT PQR terdiri dari Cash on Hand dan Cash in Bank. Cash on Hand terdiri
dari Kas kebun dan Kas Kantor yang digunakan terutama untuk operasi perkebunan. PT PQR
memiliki Kas di beberapa Bank antara lain Bank Mandiri, BCA. dan Bank Danamon.
Perusahaan tidak melakukan rekonsiliasi dan tidak memiliki cash restriction ataupun cash
credit arrangement. Berdasarkan peninjauan tim KAP AAJ menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan dalam saldo di Bank yang terlihat dari Laporan Keuangan PT PQR dengan
Rekening Koran dari Bank.

b. Fixed Assets
1. Obtain the detail schedule of fixed assets;
2. Inquire to management about significant additions and disposals of fixed assets;
3. Review the cost capitalization;
4. Review evidence of ownership;
5. Review the consistency of the depreciation method and the reasonableness of the
depreciation rate, the estimated residual value and the period of depreciation.
6. Determine whether events or changes in circumstances indicate there is potential
impairment (i.e. due to a change in how used or physical condition, etc).

Hasil penerapan prosedur:


Hanya ada satu akses jalan ke area perkebunan yang dinilai dalam kondisi baik berdasarkan
informasi dari KJPP. HGU untuk jangka waktu 30 tahun tidak diamortisasi sudah benar.
Perbedaan saldo aset tetap terkait disposal dari aset tetap tahun 2012 sebesar Rp 1,44 miliar.
Pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan aset tetap akan dikapitalisasi. Perusahaan
hanya mampu memberikan bukti kepemilikan dari beberapa aset tetapnya. Ada beberapa Alat
Berat Perusahaan Afiliasi yang sedang digunakan oleh Perusahaan namun tidak ada perjanjian
kontrak atau legalitas. Perbedaan Akumulasi Depresiasi disebabkan perbedaan Aset Tetap

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


yang dicatat dalam Laporan Keuangan dan list of Fixed Assets yang diberikan oleh
Perusahaan. Ada beberapa Alat Berat yang saat ini sangat rusak sehingga nilai ekonomi dari
aset-aset tersebut bisa dibilang sangat rendah senilai 2.7 M.

c. Loan from Related Parties


1. Inquire about any existing credit and financing facilities, obtain and read the relevant
documents. Inquire whether any significant covenants have been breached previously;
2. Obtain and analyze a schedule of loans as of the historical balance sheet date;
3. Obtain and analyze a schedule of asset pledges and guarantees against the borrowings;
4. Inquire of management the relationship with the third parties and obtain an
understanding regarding the purposes for the third parties borrowings.

Hasil penerapan prosedur:


Dana yang ditransfer dari Related Parties tanpa bunga dan tidak ada dokumen pendukung.
Jika syarat dalam PP No 94/2010 tidak terpenuhi, pinjaman dikenakan bunga pada tingkat
suku bunga wajar dan Kantor Pajak dapat menganggap adanya bunga, yang kemudian akan
dikenakan Witholding Tax Pasal 23/26.
Perusahaan tidak mempunyai Loan Schedule dengan Pemegang Saham dan pihak yang
memiliki hubungan istimewa. Hutang tidak memiliki perjanjian asset yang dijaminkan.

d. Loan from Banks or Financial Institutions


1. Inquire about any existing credit and financing facilities, obtain and read the relevant
documents. Inquire whether any significant covenants have been breached previously;
2. Obtain and analyze a schedule of loans as of the historical balance sheet date;
3. Obtain and analyze a schedule of asset pledges and guarantees against the borrowings;
4. Inquire of management the relationship with the Banks and obtain an understanding
regarding the purposes for the third parties borrowings.

Hasil penerapan prosedur:


Perusahaan telah memperoleh Fasilitas Pinjaman dari "BCA“ dan Bank Danamon. Ada sedikit
perbedaan pada Bank Loan tahun 2012 sebagai akibat dari understatement pembayaran pokok
pinjaman dan overstatement pembayaran bunga pinjaman sebesar Rp 1.666.039. Perusahaan
telah menjaminkan aktiva tetap dan jaminan lainnya terkait pinjaman dari Bank BCA dan
Bank Danamon. Terdapat indikasi bahwa Perusahaan telah melanggar Perjanjian Pinjaman
dengan BCA karena Pembayaran Shareholder Loan yang dilakukan perusahaan pada tahun

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


2010 dan 2011. Tidak ada hubungan istimewa antara Perusahaan dan BCA atau Bank
Danamon.

e. Equity
1. Inquire to management about any significant changes in the entity’s capital from the
previous years;
2. Obtain and check shareholders meeting.

Hasil penerapan prosedur:


Tidak ada perubahan pada Komposisi Pemegang Saham Perusahaan ini. Ada Share Purchase
Agreement antara PT Alam Jaya Persada dan PT GHI.

f. Commitments and Contigencies


Obtain from management a description and evaluation of litigation, asserted and
1. unasserted claims and assessments and, where applicable, the policies and procedures
adopted for identifying, evaluating and accounting for litigation, claims and
assessments;
2. Examine documents in the Company’s possession concerning the above matters;
3. Examine changes in balance sheet amounts from those audited at the year end.

Hasil penerapan prosedur:


PT PQR sedang bermasalah dengan penduduk lokal berkaitan dengan partnership agreement
dan skemanya. PT PQR menggunakan beberapa Alat Berat dari Afiliasi tanpa dokumen
perjanjian pendukung, sehingga dikhawatirkan ada kewajiban membayar sewa di masa
mendatang. Terdapat indikasi telah melanggar perjanjian pinjaman dengan Bank, sehingga
ditakutkan terjadi credit default. Tim KAP AAJ hanya bergantung terhadap Laporan
Keuangan Perusahaan, General Ledger dan Informasi KJPP.

5. Saran
Saran bagi PT PQR adalah:
a. Lebih memperhatikan cara-cara menilai dan mengamortisasi asetnya, misalnya saja
dengan melakukan evaluasi terhadap jumlah tercatat asset tetap untuk mengetahui adanya
indikasi penurunan nilai asset atau yang biasa disebut dengan impairment.
b. Perusahaan harus mematuhi perjanjian pinjaman yang telah dibuatnya dengan pihak Bank,
karena jika hal ini dilanggar di khawatirkan akan terjadi credit default, yang nantinya

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


justru akan mengancam keberlangsungan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus
memperhatikan peraturan pemerintah yang berlaku.
c. Meningkatkan koordinasi antara perusahaan dan KAP AAJ
d. Tidak bersikap defensif

Adapun saran bagi KAP AAJ adalah:

a. Meningkatkan kualitas laporan due diligence, baik dari segi packaging maupun konten.
Dari segi packaging, laporan sebaiknya memakai cover yang lebih modern, layout yang
lebih menarik, serta grafik dan gambar yang lebih banyak. Dari segi konten, sebaiknya
KAP AAJ berlangganan database industry dari internet agar mudah dalam mencari data
yang dibutuhkan, karena proyek yang biasanya dilakukan di divisi Orange ini
membutuhkan banyak data sebagai benchmark, misalnya saja data makroekonomi,
industri, maupun perusahaan. Hal ini akan berguna untuk menghemat waktu, dan data
yang diperoleh nantinya juga akan lebih reliable. Selain itu, dalam melakukan penugasan,
sebaiknya pembahasan digali lagi lebih mendalam, tidak hanya deskriptif tetapi juga
memberikan value added lain bagi klien, misalnya saja rekomendasi untuk membeli
perusahaan target atau tidak, serta saran-saran lain terkait pengendalian, manajemen
perusahaan, serta solusi dari hambatan yang dialami klien. Diharapkan biaya yang
dikeluarkan untuk memperbaiki hal-hal ini akan sebanding dengan peningkatan kualitas
laporan, sehingga nantinya akan menambah jumlah klien yang ditangani divisi Orange
KAP AAJ.
b. Meningkatkan supervisi kepada para auditor juniornya.
c. Memberikan training yang memadai kepada personel divisi Orange. Dalam hal ini,
cakupan project pada Divisi Corporate Finance dan Transaction Support sangat luas dan
beragam, oleh sebab itu training sangat diperlukan agar karyawan memiliki pengetahuan
teknis yang lebih baik sehingga due diligence akan berjalan dengan lebih efisien dengan
kontribusi pegawai magang yang lebih besar.
d. Lebih memperhatikan kesejahteraan karyawannya sehingga hal ini bisa meningkatkan
sense of belonging karyawan terhadap perusahaan.

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013


DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin, Beasley, Elder, Amir Abadi Jusuf. Auditing and Assurance Services an
Integrated Approach-An Indonesian Adaptation. Prentice Hall, 2009.

Aurora, Nitin. Corporate Catalyst India. August 26, 2010.


http://www.cci.in/upload/ConfrenceSeminar/file/FileHGJBJDNFinancial%20Due%20Diligen
ce_NA.pdf (accessed November 2012).

Azhar, Al. "Due Diligence : Dalam Peran dan Tanggung Jawab Auditor." Indonesian
Scientific Journal Database. 2009.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=72260&idc=28 (accessed
November 2012).

Fuady, Munir. Hukum tentang Akuisisi, Takeover, dan LBO. Bandung: Citra Aditya Bakti,
2001.

Pustika, Tiara. "Kompetensi yang Dibutuhkan dalam Bidang Corporate Finance." Depok:
RLC FEUI, Mei 2006.

Safiera, Donna Frida. "Analisis Due Diligence atas Kredit pada Bank Target." Depok: RLC
FEUI, Januari 2011.

Proses financial..., Novisantia Rangga, FE UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai