Anda di halaman 1dari 7

Pertanyaan Diskusi

Kasus 3
1. Mengapa bukti dokumen tersebut diperlukan dan apa yang harus disertakan?
Tujuan umum dokumentasi audit ini adalah membantu auditor menyediakan jaminan
wajar bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit yang umum
diterima.
Tujuan khusus, dokumentasi audit (KKP) adalah sebagai pendukung dalam memberikan
opini, memberikan sebuah dasar untuk merencanakan audit, sebuah catatan bukti yang
diakumulasikan dan hasil dari ujian, sebagai bahan supervise oleh supervisor dan rekan,
sebagai acuan untuk audit tahun berikutnya, sebagai referensi bila ada pertanyaan oleh
pihak lain.
Dokumentasi audit adalah cara utama untuk mendokumentasikan dimana sebuah audit
yang memadai telah dilakukan. Dokumentasi audit memberikan sumber informasi penting
untuk membantu auditor dalam menentukan laporan audit yang tepat untuk dibuat dalam
keadaan tertentu. Selain itu bukti dokumen juga sebagai dokumentasi tertulis atas
perikatan yang dilakukan yang memiliki kekutan hukum, sehingga apabila ada suatu
wanprestasi, dokumen ini bisa dijadikan sebagai bukti pendukung.
Analisis surat perikatan?
Dalam PSA No. 55 SA 320, disebutkan bahwa : Baik klien maupun auditor
berkepentingan untuk mengirim surat perikatan, lebih baik sebelum dimulainya suatu
perikatan, untuk menghindari salah paham berkenaan dengan perikatan tersebut. Surat
perikatan dapat pula mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas
penunjukan perikatan, tujuan dan lingkup audit, dan luasnya tanggung jawab auditor
kepada klien dan bentuk laporan.
Bukti Dokumen bahwa perikatan telah dilakukan merupakan salah satu bentuk Kertas
Kerja yang dimiliki oleh KAP. Dan berdasarkan PSA No. 15 SA 339, dijelaskan bahwa,
Kertas kerja terutama berfungsi untuk:
a. Menyediakan penunjang utama bagi laporan auditor, termasuk representasi tentang
pengamatan atas standar pekerjaan lapangan, yang tersirat ditunjukkan dalam laporan
auditor dengan disebutkannya frasa berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
b. Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit

Tanggungjawab spesifik yang diterima KAP?


-

Melakukan audit atas Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun yang teah
ditetapkan.
Pengetahuan yang cukup terkait perusahaan. Hal ini bermanfaat untuk memberikan
opini mengenai kewajran dan kesesuaian Laporan Keuangan yang disusun klien
sesuai dengan standar yang ada.
Perencanaan audit dilakukan untuk menentukan sifat, waktu, dan perluasan prosedur
audit, namun tidak didesain untuk memberikan keyakinan terhadap pengendalian
internal.
Melaksanakan audit berdasar standar audiitng yang disusun oleh IAI.
Merencanakan dan melaksanakan audit untuk memeroleh keyakinan yang layak dan
bukan keyakinan absolut terkait Laporan euangan bebas salah saji material.
Audit tidak didesain untuk mendeteksi kesalahan atau kecurangan yang tidak material
terhadap Laporan Keuangan.
Memastikan komite audit tanggap terhadap situasi dari perusahaan yang dilaporkan.

Tanggungjawab yang harus dilakukan perusahaan klien?


-

Bertanggungjawab atas Laporan Keuangan yang telah disusun pada periode tertentu.
Menyediakan semua catatan dan informasi yang berkaitan dengan proses audit.
Mengidentifikasi dan memastikan bahwa perusahaan patuh pada huum dan peraturan
yang berlaku.
Menyediakan representation letter.
Menciptakan dan memelihara pengendalian internal yang efektif

2. Informasi yang dibutuhan untuk Auditor menaksir HPP?


Auditor perlu menggali informasi lebih dalam yang berhubungan dengan Penjualan,
khususnya Harga Pokok Penjualan. Secara detail akun yang perlu diperhatikan adalah
Penentuan harga jual, biaya kirim produk elektronik, persediaan awal dan akhir, retur dan
diskon pembelian, retur dan diskon penjualan, pembelian tunai dan kredit, penjualan tunai
dan kredit, serta hal lain yang berpengaruh terhadap barang yang dijual.
3. Potensi masalah dalam mengaudit PT. Maju Makmur?
PSA No. 25 SA 312 menjelaskan bahwa Risiko bawaan (Inherent risk) adalah kerentanan
suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi
bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait sistem akuntansi yang digunakan
perusahaan klien.
Mengingat bahwa PT. Maju Makmur mempunyai beberapa kelemahan dalam
manajemennya, terutama sistem akuntansi yang digunakan masih tergolong sederhana.
Bagi perusahaan yang berencana untuk going public, tentunya perlu melakukan
penyesuaian sistem akuntansi sesuai dengan standar yang berlaku. Hal ini perlu
didiskusikan lebih lanjut sebelum memulai perikatan.
Akun atau transaksi apa?

Potensi tersebut dapat ditemukan dalam :


-

Kas dan setara kas terkait dengan sifatnya sangat liquid dan mudah sekali dihilangkan
akan
meningkatkan
risiko kehilangannya, mengingat persediaan PT Maju Makmur
merupakan persediaan yang ekonomis dan dapat diperjualbelikan dengan mudah.
Biaya terkait dengan penjualan,
penjualan (biaya
kaitannya
kirim,
terhadap
biaya promosi,
pengakuan,
dll)pengukuran
kaitannya dan
terhadap
penilaian biaya, semakin rendah biaya, maka akan semakin tinggi laba, sehingga
perhitungan bonus akan semakin tinggi, hal ini yang bisa memicu munculnya
kecurangan dengan kecenderungan menekan biaya untuk laba yang tinggi

4. Bagaimana auditor dapat mengetahui bahwa bukti telah cukup diperoleh?


Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan. Audit yang dilakukan auditor independen
bertujuan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk dipakai sebagai
dasar memadai dalam merumuskan pendapatnya. Seperti yang disampaikan dalam BPSA
No. 07 SA 326.
Jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor untuk mendukung
pendapatnya memerlukan pertimbangan profesional auditor setelah mempelajari
dengan teliti keadaan yang dihadapinya. Dalam banyak hal, auditor independen lebih
mengandalkan bukti yang bersifat mengarahkan (persuasive evidence) daripada bukti
yang bersifat meyakinkan (convincing evidence).
Auditor bekerja dalam batas-batas pertimbangan ekonomi; agar secara
ekonomis bermanfaat, pendapatnya harus dirumuskan dalam jangka waktu yang pantas
dan dengan biaya yang masuk akal. Auditor harus memutuskan, sekali lagi
dengan menggunakan pertimbangan profesionalnya, apakah bukti audit yang tersedia
baginya dengan batasan waktu dan biaya, cukup memadai untuk membenarkan
pernyataan pendapatnya. Sebagai pegangan, harus terdapat hubungan yang rasional
antara biaya untuk mendapatkan bukti dengan manfaat informasi yang diperoleh.
Masalah kesulitan dan biaya pengujian suatu pos bukan merupakan dasar yang sah untuk
menghilangkan pengujian tersebut dalam proses audit.
Bukti audit dikatakan cukup apabila bukti audit yang diperoleh mampu
memberikan keyakinan yang memadai terhadap opini yang akan diberikan auditor atas
Laporan Keuangan yang telah diaudit.
5. Bagaimana kualitas bukti yang dikumpulkan melalui tes subtantif?
Prosedur pengujian substantif dirancang untuk memperoleh bukti mengenai
kelengkapan, keakuratan dan keabsahan data-data yang dihasilkan oleh sistim akuntansi
serta ketepatan penerapan perlakuan akuntansi terhadap transaksi-transaksi dan
saldo-saldo. Hal ini diklasifikasikan dalam 2 tahap prosedur audit umum, yaitu
- Analytical Review
- Tes terperinci atas Transaksi dan Saldo
Auditor harus diarahkan untuk melakukan seefisien mungkin pekerjaan yang perlu untuk
mencapai hasil audit yang memuaskan. Luasnya tingkat pengujian audit yang
akan diterapkan pada umumnya adalah berdasarkan judgement.

Tingkat kompetensi bukti dari prsedur analitis dan prosedur lain?


Pengujian ini dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses auditnya dan pada tahap
review menyeluruh terhadap hasil audit. Pengujian ini dilakukan oleh auditor
dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan
data yang lain. Pada tahap awal proses audit, pengujian analitis dimaksudkan untuk
membantu auditor dalam memahami bisnis, klien dan dalam menemukan bidang
yang memerlukan audit lebih intensif. Sebelum seorang auditor melaksanakan audit
secara rinci dan mendalam terhadap objek audit, ia harus memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai perusahaan yang diaudit. Untuk itu, analisis ratio, analisis laba
bruto, analisis terhadap laporan keuangan perbandingan (comparative financial
statements) merupakan cara yang umumnya ditempuh oleh auditor untuk mendapatkan
gambaran menyeluruh dan secara garis besar mengenai keadaan keuangan dan hasil
usaha klien.
Prosedur Analitis menggunakan berbagai perbandingan dan hubungan-hubungan
untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar.
Prosedur analitis digunakan untuk tujuan berbeda atas sebuah audit. Tujuannya adalah
berikut ini.
1.
2.
3.
4.

Memahami industri bisnis klien


Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas
Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan
keuangan
Mengurangi ujian audit rinci

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bukti yang diperoleh dari subtantif tes
memiliki kompetensi yang lebih baik dibandingkan bukti dari analytical tes. Subtantif tes
langsung mencari bukti dengan melakukan tes pada data riil perusahaan dan bukan
dengan analisa- analisa atau perbandingan-perbandingan rasio saja. Sehingga tingkat
keakuratannya lebih menjamin kondisi sebenarnya perusahaan yang diaudit

6. Seberapa dalam auditor harus memahami industri klien?


Menurut PSA No. 05 SA 311, Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis
entitas yang memungkinkannya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Tingkat
pengetahuannya harus memungkinkan auditor untuk memahami peristiwa, transaksi, dan
praktik yang, menurut pertimbangannya, kemungkinan mempunyai dampak terhadap
laporan keuangan. Tingkat pengetahuan yang umumnya dimiliki oleh manajemen tentang
pengelolaan bisnis entitas jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengetahuan
mengenai hal yang sama yang diperoleh auditor dari pelaksanaan auditnya.
Jalan yang ditempuh untuk mendapat informasi tersebut?
PSA No. 67 SA 318 menjelaskan bahwa Auditor dapat memperoleh pengetahuan tentang
industri dan entitas dari berbagai sumber. Sebagai contoh:

Pengalaman sebelumnya etntang entitas dan industrinya


Diskusi dengan orang dalam entitas
Diskusi dengan personel dari fungsi audit dan review terhadap laporan auditor
iintern
Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang
telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri
Diskusi dengan orangyang berpengetahuan di luar entitas
Publikasi yang berkaitan dengan industri
Peraturan perundang-undangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap
entitas
Kunjunan ke perusahaan entitas
Dokumen yang dihasilkan entitas.

7. Permasalahan potensial bagi KAP akibat kompetensi fee audit?


Berdasarkan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik Seksi 302 dijelaskan sebagai
berikut:
Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien
dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
Kompetensi fee audit ini akan berpengaruh secara langsung terhadap kinerja auditor.
Secara khusus mempengaruhi independensi auditor dalam memberikan opini atas
L/K yang diaudit. Seorang auditor telah diikat dalam Kode Etik Profesi, maka
seharusnya kompetensi fee ini tidak mengurangi keprofesionalitasan auditor dalam
menjalakan tugasnya.

8. Hubungan risiko kontrol dan risiko pendahuluan?


Menurut PSA No. 25 SA 312, Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji
material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara
tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas
desain dan operasi pengendalian intern untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada
karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern.
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang
terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit
dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada
pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan
sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan
transaksi tersebut diperiksa 100%. Ketidakpastian lain semacam itu timbul karena auditor
mungkin memilih suatu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru
prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian lain
ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan

dan supervisi memadai dan pelaksanaan praktik audit yang sesuai dengan standar
pengendalian mutu.
Hubungan antara level risiko deteksi dengan jumlah tes subtantif?
Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko pengendalian. Semakin
kecil risiko risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi
yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan dan
risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima. Sebagaimana dijelaskan dalam modul, bahwa Auditor harus
melakukan substantive test dengan lebih baik (kualitas lebih tinggi) jika resiko deteksinya
rendah, dengan kata lain jika risiko control tinggi otomatis risiko deteksi rendah dan
subtantif tes harus diperluas. Begitu juga sebaliknya jika risiko control rendah, maka risiko
deteksi tinggi dan subtantif tes bias dikurangi.
9. Bagaimana KAP menaksir kecurangan?
SA Seksi 110 (PSA No. 01) Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen,
menyatakan bahwa Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan
audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan dan kecurangan.
SA Seksi 312 (PSA No. 25) Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit
menjelaskan bahwa penentuan lingkup prosedur audit secara langsung berhubungan
dengan pertimbangan atas risiko audit dan menunjukkan bahwa risiko tentang salah saji
material dalam laporan keuangan sebagai akibat dari kecurangan merupakan bagian dari
risiko audit.
Menurut PSA No. 70 SA 316, Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam
pelaporan keuangan adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah
atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan
keuangan.
Bagaimana penaksiran ini berhubungan dengan elemen lain dari penilaian risiko
audit?
Dalam melakukan penaksiran ini, auditor harus mempertimbangkan faktor resiko
kecurangan yang berkaitan dengan baik (a) salah saji yang timbul sebagai akibat
kecurangan dalam pelaporan keuangan maupun (b) salah saji yang timbul dari
perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva untuk setiap golongan yang bersangkutan.
Sebagai bagian dari penaksiran resiko, auditor juga harus meminta keterangan kepada
manajemen (a) untuk memperoleh pemahaman dari manajemen tentang resiko
kecurangan dalam entitas dan (b) untuk menentukan apakah manajemen memiliki
pengetahuan tentang kecurangan yang telah dilakukan terhadap atau terjadi dalam
entitas.
Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya pada waktu menentukan
signifikan atau tidaknya serta relevansi faktor risiko kecurangan dan dalam menentukan
tanggapan audit yang semestinya dilakukan. Jika resiko yang ditaksir auditor ini tinggi,
maka tingkat materialitas menjadi rendah. Namun jika resiko yang ditaksir auditor
rendah, maka tingkat materialitas tinggi. Selain itu, semakin banyak resiko yang ditaksir

oleh auditor dan auditor merasa membutuhkan tenaga profesional untuk melakukannya,
maka auditor berhak menggunakan tenaga profesional tersebut untuk tujuan auditnya

10. Apakah KAP layak menerima sebagai klien, padahal belum terdaftar sebagai KAP
yang mengaudit perusahaan publik?
Menurut saya bisa, karena PT Maju Makmur belum menjadi perusahaan public dan
masih akan menjadi perusahaan public, sehingga KAP AS & R masih boleh
melakukan audit atas L/K PT Maju Makmur. Namun, lain halnya jika PT Maju
Makmur telah menjadi perusahaan public, maka hanya KAP yang sudah terdaftar di
Bapepam-LK lah yang boleh mengaudit L/K nya.

Anda mungkin juga menyukai