Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI MEDIA REAGEN KIMIA

NAMA KELOMPOK :

FAKHRUL ROHIM (G1C05001)

NADYA DWI PRATIWI (G1C05002)

FITRI NUR AMALIYAH (G1C015003)

D4 ANALIS KESEHATAN

MEDICAL LABORATORY TECNOLOGY

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


BAB I

MEMBUAT REAGEN B/V, V/V, B/B

Tujuan: untuk mengetahui cara pembuatan reagen B/B, B/V, V/V

A. Contoh soal:
1. BaCl2 12% + NH4O5 5%
2. CuSO4 10% + HNO3 1%
3. K3lFe(CN6) 5% + CH3COOH 6%
4. NaOH 4% + HCl 25%
5. NaNO3 5% + HCl 3%
6. Na Acetat 5% + EBT 0,2% (50 gram)
7. CuSO4 5% + gress (50 gram)
B. Penggolongan reagen:
a. Reagen B/V (Berat/ Volume):
 BaCl2 12%
 CuSO4 10%
 K3lFe(CN6) 5%
 NaOH 4%
 NaNO3 5%
 Na Acetat 5%
 CuSO4 5%
b. Reagen V/V (Volume/ Volume):
 NH4O5 5%
 HNO3 1%
 CH3COOH 6%
 HCl 25%
 HCl 3%
c. Reagen B/B (Berat/ Berat):
 EBT 0,2% (50 gram)
 gress (50 gram)
C. Diketahui:
a. NH405 = 25%
b. HN03 = 25%
c. HCl = 37%
d. Acetad = 100%
D. Alat dan bahan:
a. Neraca tekhnis

b. Beker glass

c. Batang pengaduk

d. Mortir dan stemper


e. Sedotan yang di runcingkan
f. Aquadest
g. CuSO4 5%
h. Gress (naftilamin, asam sulfanilat, asam tartrat)

E. Cara pembuatan :
a. Reagen (B/V)
 CuSO4 5% dalam 100 ml
 Cara perhitungan:

5
×100=5 gram
100

 Timbang CuSO4 5% sebanyak 5 gram.


 Masukkan 5 gram CuSO4 5% ke dalam beker glass.
 Cukupkan dengan akuades hingga tanda batas 100 ml.
 Homogenkan menggunakan batang pengaduk.
 Masukkan larutan kedalam botol coklat dengan bantuan corong.
b. Reagen (B/B)
 Griess 50 gram
 Cara Perhitungan
Naftilaminn : As. Sulfanilat : As. Tartrat
1 10 9

1
Naftilamin : ×50=2,5 gram
20
10
As. Sulfanilat : ×50=25 gram
20

9
As. Tartrat : ×50=22,5 gram
20

Timbang naftilamin sebanyak 2,5 gram masukkan kedalam mortir.


Timbang As. Sulfanilat sebanyak 25 gram masukkan kedalam mortir.
Timbang As. Tartrat sebanyak 22,5 gram masukkan kedalam mortir.
Gerus dan homogenkan serbuk menggunakan stemper dengan perputaran sesuai arah
jarum jam.
Setelah homogen pindahkan ke dalam wadah yang telah di sediakan.
EBT 0,2 % ( 50 gram )
Cara Perhitungan
0,2
EBT: 0,2% = × 50 = 0,1 gram
100
NaCl: 50 – 0,1 = 49,9 gram
Timbang EBT sebanyak 0,1 gram
Timbang NaCl sebanyak 49,9 gram
Masukkan keduanya kedalam mortir
Homogenkan menggunakan stemper dengan perputaran sesuai arah jarum jam.
Setelah homogen pindahkan dalam wadah yang telah di sediakan.
c. Reagen (V/V)
 Cara perhitungan:
NH4O5 5 % dalam 100 ml
V1. %1 = V2. %2
100. 5% = V2. 25%
500% = V2
500
V 2=
25
= 20 ml
 Ambil NaOH sebanyak 20 ml dengan menggunakan gelas ukur.
 Masukkan 50 ml aquades kedalam beker glass.
 Masukkan NH4OH 5% kedalam beker glass secara hati-hati menggunakan batang
pengaduk.
 Cukupkan aquades hingga 100 ml.
 Homogenkan menggunakan batang pengaduk.
 Setelah dihomogenkan, masukkan kedalam botol coklat menggunakan bantuan
corong.
BAB II

PEMBUATAN LARUTAN STANDAR SEKUNDER

A. Pengertian
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya ditentukan berdasarkan
hasil standarisasi menggunakan larutan standar primer.
B. Contoh Soal
 Padat :
1) AgNO3 0,1 N 500 ml
2) Na2 EDTA 0,1 M 500 ml
3) KMnO4 0,1 N 500 ml
4) KMnO4 0,1 N 500 ml
5) NaOH 0,1 N 500 ml
6) I2 0,1 N 500 ml
 Cair :
1) HCl 0,1 N 500 ml

C. Diketahui :
169,8
 BE AgNO3 =
1
158,04
 BE KMnO4 =
5
254
 BE I2 =
2
40
 BE NaOH =
1
 BM H2 EDTA = 372,24%
 BM %HCl = 37%
D. Rumus
 Cair :
1000× P× %
N=
BE
1000× P× %
= BM
−¿ n

1000× P× %
=
BM

 Padat :
g 1000
N= ×
BE V
g
1000
= BM ×
V
−¿ n
g 1000
M= ×
BM V

E. Alat & Bahan


a. Beker glass 500 ml
b. Batang pengaduk
c. Neraca teknis
d. Gelas ukur
e. Pipet tetes
F. Cara Pembuatan
 Perhitungan
HCl 0,1 N dalam 500 ml
1000× p × %
N=
BE
1000× p × 37 %
¿ ¿
= 36,5
−¿ 100

= 12,03 N

Pengenceran:

V1. N1 = V2. N2

500×0,1 = V2. 12,03

50
V2 =
12,03

= 4,156 ml

Ambil larutan HCl 0,1N sebanyak 4,156 ml menggunakan gelas ukur.


Masukkan 250 ml aquadest ke dalam beker glass.
Masukkan larutan HCl 0,1N ke dalam beker glass melalui batang pengaduk.
Cukupkan dengan aquades hingga 500 ml.
Homogenkan larutan menggunakan batang pengaduk.
Setelah homogen masukkan ke dalam botol coklat dengan menggunakan corong.
BAB III

MEMBUAT LARUTAN STANDAR PRIMER

A. Pengertian
Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui
secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk
menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung
melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi
tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu.

B. Contoh soal
1) H2S2O4 0,0100 N 100 ml
2) Na2B4O7 0,0100 N 100 ml
3) NaCl 0,0100 N 100 ml
4) ZnSO4 0,0100 M 100 ml
5) KIO3 0,0100 N 100 ml
6) Na2B4O7 0,0100 N 100 ml
7) NaCl 0,0100 N 100 ml
C. Diketahui :
126
 BE H2C2O4 =
2
381,3
 BE Na2B4O7 =
2
58,44
 BE NaCl =
1
 BM ZnSO4 = 287,54
214
 BE KIO3 =
6

D. Rumus
g 1000
N= ×
BE V
N × BE ×V
g=
1000
g 1000
M= ×
BM V

E. Alat & Bahan :


a. Neraca analitis
b. Beker glass 100 ml
c. Corong
d. Labu ukur + tutup
e. Serbuk NaCl
f. aquadest

F. Cara Pembuatan
 Perhitungan
NaCl 0,0100 N
g 1000
N= ×
BE V
N × BE ×V
g=
1000
0,0100× 58,44 ×100
= −¿ 1
1000
= 0,0584 gram
 Penimbangan
BW =0,6807 g
BZ=0,0584 g
+¿
BW + Z=0,7391 g

BW + Z=0,7490 g
BW +S=0,6896 g
−¿
BZ=0,0594 g

 Koreksi normalitas:
berat tertimbang
×N
berat sebenarnya
0,0594 g
× 0,0100
0,0584 g
= 0,0100 N
 Timbang NaCl dengan menggunakan neraca analitis.
 Masukkan ke dalam labu ukur.
 Tambahkan aquadest sebelum tanda batas, kemudian larutkan.
 Tambahkan aquadest ke dalam labu ukur menggunakan pipet tetes hingga tanda
batas100 ml.
 Homogenkan larutan dengan cara membolak- balikan labu ukur sebanyak 12 kali.
 Masukkan ke dalam botol coklat menggunakan bantuan corong.

Anda mungkin juga menyukai