Anda di halaman 1dari 19

Labsheet Teknologi Beton

BAB II
PEMERIKSAAN BAHAN AGREGAT HALUS
1. PEMERIKSAAN ANALISA AYAKAN PASIR
A. Tujuan :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir
(gradasi) agregat halus dengan menggunakan ayakan.
B. Kajian Teori :
Gradasi agregat halus ialah distribusi ukuran butiran dari agregat
halus. Bila butir-butir agregat

mempunyai ukuran yang sama

( seragam ) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butiran


bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena
butiran yang kecil mengisi pori di antara butiran yang lebih besar,
sehingga pori-porinya menjadi sedikit.
Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai prosentase dari berat
butiran yang tertinggal atau lolos di dalam suatu susunan ayakan.
Susunan ayakan ialah ayakan dengan lubang no.4 (4,80 mm), 8
(2,40 mm), 16 (1,20 mm), 30 (0,60 mm), 50 (0,30 mm),
100(0,15mm),pan.
Menurut peraturan di Inggris ( British Standart ) yang juga dipakai
di Indonesia saat ini ( dalam SKSNI-T15-1991) kekasaran pasir
dapat dibagi menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu
pasir halus daerah IV, agak halus daerah III,agak kasar daerah II
dan kasar daerah I.
Menurut

PBI 1971 halaman 25 menjelaskan bahwa untuk

mencapai suatu kekuatan beton tertentu pada nilai slump tertentu,


pada umumnya diperoleh penghematan semen sebanyak 25 kg/m3
beton pada zone 2 dibandingkan dengan dengan zone 1.
12

Labsheet Teknologi Beton

Tabel.2.1..Pembagian kelompok gradasi pasir.


Lubang

Prosentase berat butir yang lolos ayakan


Daerah I
Daerah II
Daerah III
Daerah

ayakan

90-100

90-100

90-100

IV
95-100

(4,80mm)
No.8
(2,40

60-95

75-100

85-100

95-100

mm)
No.16

30-70

55-90

75-100

90-100

(1,20mm)
No.30(0,60m

15-34

35-59

60-79

80-100

m)
No.50(0,30m

5-20

8-30

12-40

15-50

m)
No.100(0,15m

0-10

0-10

0-10

0-15

No

m)
Pan

100
100
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
4,80

9,60

90

90
75

59
55
30
10

8
0,15

35
0,30

0,60

1,20

2,40

19

13

Labsheet Teknologi Beton

Gambar 2.1. Grafik zone 2 untuk pasir


C. Keselamatan Kerja :

Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan


bahan.

Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran


seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja secara teratur dan


rapi.

Hati-hatilah

dalam

bekerja

dan

konsentrasikan

dalam

perhatian kepada benda pekerjaan.

Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah


bekerja sambil bergurau.

Hati-hati waktu menimbang pasir jagalah dengan cermat


jangan sampai ada yang hilang karena angin.

Hati-hatilah melihat nomor hasil timbangan pasirnya.

D.Peralatan dan Bahan :


Alat-alat yang diperlukan :

Timbangan halus dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda


uji.

Satu set ayakan No. 4,8,16,30,50,100 dan pan.

Oven,

yang

dilengkapi

dengan

pengatur

suhu

untuk

memanasi sampai 110oC.

Alat pemisah contoh atau cawan seng

Mesin pengguncang saringan.

Talam-talam.

Kuas, sikat besi, sendok dan lainnya.


14

Labsheet Teknologi Beton

Benda uji :Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau
dengan cara perempatan ( quartring ) sebanyak :

Agregat halus ukuran maksimum No.4 , berat minimum 500


gram.

Agregat halus ukuran maksimum No.8 ,berat minimum 100


gram.

E.Langkah kerja dan hasil :

Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu 110 oC


sampai beratnya tetap.

Saring benda uji lewat susunan ayakan dengan ukuran


ayakan yang paling besar diatas dan paling kecil dibawah.

Ayakan diguncang dengan tangan atau mesin penguncang


selama 15 menit.

Hitung prosentase berat benda uji yang tertahan diatas


masing-masing ayakan terhadap berat total benda uji.
Tabel 2.2. Hasil Analisa ayakan pasir

Ayakan
No
4
8
16
30
50
100
Pan
Jumlah

Tertinggal
Gram
%
38,90
7,78
30,10
6,02
43,40
8,68
120,55
24,11
220,40
44,08
41,90
8,38
4,75
0,95
500
100

Komulatif
Tertinggal
Lolos
7,78
92,22
13,80
86,20
22,48
77,52
46,59
53,41
90,67
9,33
99,05
0,95
0
0
280,37

15

Labsheet Teknologi Beton

100
100
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
4,80

90
77
59
53
30
9
10
8
0,15

9,60

92
90

86
75

55

35
0,30

0,60

1,20

2,40

19
Gambar 2.2. Grafik analisa ayakan pasir

F.Kesimpulan :
Zone termasuk zone 2.
FM ( Fineness Modulus ) = 280,37 : 100 = 2,80
G. Evaluasi / Pembahasan :
Dari grafik diatas dapat dibaca bahwa gradasinya masuk kedalam
zone 2 menurut PBI 71 halaman 25 menyebutkan bahwa untuk
mencapai suatu kekuatan beton tertentu pada suatu nilai slump
tertentu,pada umumnya diperoleh penghematan semen sebanyak
25 kg/m3 beton pada zone 2.
Nilai FM ( Fineness Modulus ) adalah dihasilkan = 280,37 : 100 =
2,80 ini menunjukkan baik karena menurut buku teknologi beton
Kardijono Tjokrodimulyo adalah antara 1,50 3,80.

2. PEMERIKSAAN KOTORAN ORGANIK PADA PASIR

16

Labsheet Teknologi Beton

A.Tujuan :
Untuk mengetahui kandungan kotoran organis dalam pasir. Dan
berguna untuk mengantisipasi bahwa pasir akan selalu terjamin
mutunya.
B.Kajian Teori :
Reaksi alkali silica merupakan reaksi antara kandungan silica aktif
dalam agregat dan alkali dalam semen. Bentuk silica yang reaktif
ada

dalam

opaline,chalcodonic,cherts,phylites,rhyolites,tuf

rhyolites, andesit, tuf andesit batu gamping silica dan sebagainya.


Reaksi dimulai dengan serangan terhadap mineral-mineral silica
dalam agregat oleh alkalin hidroksida yang ada dalam semen.
Reaksi ini membentuk suatu gel alkali silica yang menyelimuti
butiran-butiran agregat. Gel tersebut dikelilingi oleh pasta semen
dank arena terjadi pemuaian maka terjadilah tegangan internal
yang dapat mengakibatkan retakan atau pecahnya pasta semen.
Pemuaian ini disebabkan oleh hasil reaksi alkali-silika itu sendiri
dan ditambah dengan tekanan hidrolik melalui proses osmosis.
Pemuaian akibat reaksi alkali silica ini dapat dikurangi dengan
menambah bubuk halus silica reaktif ke dalam campuran adukan
betonnya. Adanya bubuk silica reaktif akan menambah luas
permukaan agregat, dan terbentuk silica kalsium alkali yang tidak
memuai. Pada umumnya sebagai pedoman dapat dipakai silica
reaktif sebanyak 20 gram untuk tiap gram alkali yang memebihi
0,5 % dari berat semen.
C. Keselamatan Kerja :

Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan


bahan.

17

Labsheet Teknologi Beton

Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran


seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja secara teratur dan


rapi.

Hati-hatilah

dalam

bekerja

dan

konsentrasikan

dalam

perhatian kepada benda pekerjaan.

Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah


bekerja sambil bergurau.

Hati-hati waktu mengisikan

pasir dalam gelas jagalah

dengan cermat jangan sampai ada yang hilang karena angin.

Hati-hatilah melihat nomor ukuran dalam gelas ukurnya.

D.Peralatan dan Bahan :


Alat-alat yang diperlukan :

Gelas ukur dengan volume 500 cc

Botol bening tanpa warna sebanyak 2 biji.

Bahan yang diperlukan :

Membuat NaOH 3 % caranya yaitu ambil air suling sebanyak


970 cc tambahkan soda api sebanyak 30 gram diaduk hingga
campur menjadi satu campuran, kemudian masukkan dalam
botol yang bening satu literan.

Asam tannin

E.Langkah kerja dan Hasil :

Gelas ukur 500 cc diisi larutan NaOH 3% sebanyak 250 cc.

Kemudian isikan pasir sebanyak 130 cc.

Kocok-kocok hingga NaOh 3% bercampur dengan pasir lalu


pindahkan ke botol yang bening yang kesatu.
18

Labsheet Teknologi Beton

Membuat standart warna dengan cara NaOh 3% ambillah


sebanyak 97,5 cc campurkan dengan asam tannin sebanyak
2,5 cc, kocok-kocok hingga bercampur kemudian isikan
kedalam botol bening yang kedua.

Diamkan selama 24 jam lalu bandingkan dari botol bening


kesatu dengan botol bening kedua.

Hasil :

Warna dalam botol kesatu kuning muda, dan botol kedua


warna

coklat

muda

menunjukkan

bahwa

hasil

tidak

mengandung zat organic.


F.Kesimpulan :

Karena warna hasil percobaan lebih muda dari pada warna


standart

maka

mengandung

dapat

zat

disimpulkan

organis,

jadi

bahwa

pasir

pasir

dapat

tidak

langsung

digunakan dalam proyek.


G.Evaluasi / Pembahasan :

Seandainya hasil percobaan menunjukkan bahwa warnanya


lebih gelap dari warna standart maka diperlukan pencucian
terhadap

pasir

tersebut,

karena

kalau

tidak

diadakan

pencucian beton akan mengandung zat organis , beton


mudah kena karat dan lekas rapuh.

19

Labsheet Teknologi Beton

3.BERAT JENIS DAN PENYERAPAN PASIR.


A.Tujuan :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis kering
permukaan jenuh ( saturated surface dry = ssd ),berat jenis kering
oven, berat jenis semu dan penyerapan pasir.
B.Kajian Teori :

Berat jenis kering permukaan jenuh ( SSD = saturated


surface dry ) yaitu perbandingan antara berat agregat kering
pemukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama
dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

Berat jenis kering oven

yaitu perbandingan antara berat

agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

Berat jenis semu yaitu perbandingan antara berat agregat


kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

Penyerapan ialah prosentase berat air yang dapat diserap


pori terhadap berat agregat kering.

C. Keselamatan Kerja :

Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan


bahan.

Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran


seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

20

Labsheet Teknologi Beton

Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja lainnya secara


teratur dan rapi.

Hati-hatilah

dalam

bekerja

dan

konsentrasikan

dalam

perhatian kepada benda pekerjaan.

Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah


bekerja sambil bergurau.

Hati-hati waktu mengisikan pasir dalam gelas ukur jagalah


dengan cermat jangan sampai ada yang hilang karena angin.

Hati-hatilah waktu menimbang hasil pengujian.

D.Peralatan dan Bahan :


Alat-alat yang diperlukan :

Timbangan kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1


gram

Picnometer dengan kapasitas 500 cc.

Kerucut terpancung ( cone ), diameter bagian atas 40 mm,


diameter bagian bawah 90 mm, tinggi 75 mmdibuat dari
logam tebal 0,8 mm.

Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata,


berat 340 gram dengan diameter permukaan penumbuk 25
mm.

Ayakan no 4

Oven

yang

dilengkapi

dengan

pengatur

suhu

untuk

memanasi sampai 110oC.

Talam

Buret

Bahan :

21

Labsheet Teknologi Beton

Agregat halus ( pasir ) yang lewat saringan no.4 diperoleh


dari alat pemisah contoh cara peremapatan sebanyak 1000
gram

Air suling secukupnya.

E.Langkah kerja dan Hasil :

Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 110 oC , sampai


beratnya tetap, ambillah seberat 500 gram lalu rendam
dalam air selama mininam 24 jam.

Buang air perendam hati-hati, jangan ada butiran yang


hilang, tebarkan pasir diatas talam, keringkan diudara panas
dengan

cara

membalik-balikkan

benda

uji.

Lakukan

pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan


jenuh.

Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan


benda uji kedalam kerucut terpancung, padatkan dengan
batang

penumbuk

sebanyak

25

kali,

angkat

kerucut

terpancung. Keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila


benda uji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.

Segera setelah tercapai kering permukaan jenuh timbanglah


250 gram masukkan benda uji ke dalam picnometer yang
250 cc. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi
picnometer, putar-putar sambil diguncang sampai tidak
terlihat gelembung udara didalamnya.

Tambahkan air suling sampai pada batas

Timbang picnometer berisi air dan benda uji ( C )

22

Labsheet Teknologi Beton

Keluarkan benda uji keringkan dalam oven sampai suhu


110oCsampai beratnya tetap, kemudian didinginkan. Setelah
dalam keadaan dingin ditimbang ( A )

Tentukan berat picnometer berisi air suling penuh ( B )

Perhitungan : Berat jenis SSD =

Berat jenis semu

Berat Jenis Kering oven

Penyerapan

250
B 250 C

=
=

A
B AC

A
B 250 C

500 A
x 100 %
A

Hasil :

Berat pasir kering oven A = 240 gram

Berat pasir kering permukaan jenuh = 250 gram

Berat picnometer + air suling

Berat picnometer + Air + Pasir C = 750 gram

Berat jenis SSD

Berat jenis Kering oven =

Berat jenis semu

240
= 2,66 gram/cc
600 240 750

Penyerapan

250 240
x 100 % = 4,16 %
240

B = 600 gram

250
= 2,50 gram / cc
600 250 750

240
= 2,40 gram/cc
600 250 750

F.Kesimpulan :

Berat Jenis kering permukaan jenuh = 2,50 gram/cc ini


menunjukkan bahwa pasir cukup baik karena mempunyai
berat jenis antara 2,0 3,0 gram/cc dan penyerapan 4,16 %
cukup baik karena dibawah 5 %.

G.Evaluasi / Pembahasan :
23

Labsheet Teknologi Beton

Berat jenis ssd menunjukkan hasil yang baik karena kalau


dibawah 2,0 gram/cc menunjukkan pasir ringan dan baik
untuk urugan tetapi kalau hasilnya antara 2,0 3,0 baik
untuk campuran beton.

Penyerapan 4,16 % menunjukkan bahwa lebih kecil dari 5 %


baik untuk pembuatan beton karena terlalu besar dari 5 %
biasanya untuk beton ringan.

4. BERAT ISI ATAU BERAT PER VOLUME PASIR.


A.Tujuan :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi pasir,
berat isi adalah perbandingan berat dan isi yang digunakan untuk
mengkonversikan dari berat menjadi volume.
B.Kajian Teori :
Volume pasir biasanya mengembang bila sedikit mengandung
air.Pengembangan volume ini disebabkan karena adanya lapisan
tipis air disekitar butir-butir pasir. Ketebalan lapisan air itu
bertambah dengan bertambahnya kandungan air didalam pasir, ini
berarti pengembangan volume secara keseluruhan. Pasir yang
halus mengembang lebih banyak dari pada pasir yang kasar. Besar
pengembangan volume pasir antara 25 40 persen dan kadar
airnya antara 5 8 %.Berat isi pasir antara 1 2 gram / cc.
C. Keselamatan Kerja :

Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan


bahan.

Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran


seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja secara teratur dan


rapi.
24

Labsheet Teknologi Beton

Hati-hatilah

dalam

bekerja

dan

konsentrasikan

dalam

perhatian kepada benda pekerjaan.

Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah


bekerja sambil bergurau.

Hati-hati waktu mengisikan

pasir dalam silinder

jagalah

dengan cermat jangan sampai ada yang hilang karena angin.

Hati-hatilah waktu menimbang hasil pengujian.

D.Peralatan dan Bahan :


Alat-alat yang diperlukan :

Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh.

Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan agregat


contoh.

Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm dengan


ujung bulat sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.

Mistar perata.

Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder berdiameter


15 cm ketinggian 30 cm.

Bahan :

Pasir secukupnya dimasukkan kedalam oven untuk ditimbang


supaya beratnya tetap atau constant.

E.Langkah kerja dan Hasil :

Timbang dan catatlah beratnya silinder kosong = W1

Masukkan

pasir

dengan

hati-hati

agar

tidak

terjadi

pemisahanbutir butir, dari ketinggian maksimum 5 cm ( 1/3


bagian silinder ) diatas wadah dengan menggunakan sendok
atau sekop sampai penuh.

25

Labsheet Teknologi Beton

Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar


perata.

Timbang dan catatlah berat wadah dan benda ujinya = W2

Hitung berat benda uji W3 = W1 W2

Perhitungan berat isi =

V = volume dari silinder

W3
V

Hasil :

Berat silinder

Berat silinder + pasir W2 = 7000 gram

Berat pasir

Volume takaran

Berat isi

W1 = 2600 gram

W3 = 7000 2600 = 4400 gram


V = x 3,14 x 152x15 = 2649 cm3
=

4400
= 1,66 gram / cc
2649

F.Kesimpulan : Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pasir


tersebut baik karena dihasilkan antara 1,0 2,0.
G.Evaluasi / Pembahasan :
Bilamana berat isi terlalu ringan sebaiknya dapat digunakan untuk
beton ringan dan bila berat isi mendekatai antara 1,5 2,0 maka
sebaiknya dapat digunakan untuk beton normal.

26

Labsheet Teknologi Beton

5. KADAR LUMPUR DALAM PASIR.


A.Tujuan :
Pemeriksaan

ini

dimaksudkan

untuk

menentukan

berapa

banyaknya lumpur yang dikandung oleh pasir.


B.Kajian Teori :
Agregat halus atau pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih
dari 5 % ditentukan dari berat kering. Yang diartikan dengan
Lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan no.200
atau 0,063 mm. Apabila kadar Lumpur melampoi 5 % , maka
agregat halus harus dicuci. ( PBI 1971 hal.23 )
C. Keselamatan Kerja :

Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan


bahan.

Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran


seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja secara teratur dan


rapi.
27

Labsheet Teknologi Beton

Hati-hatilah

dalam

bekerja

dan

konsentrasikan

dalam

perhatian kepada benda pekerjaan.

Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah


bekerja sambil bergurau.

Hati-hati waktu mencuci pasir dalam talam dan menumpah


ke ayakan no. 200

jagalah dengan cermat jangan sampai

ada yang hilang karena guyuran air.

Hati-hatilah waktu menimbang hasil pengujian.

D.Peralatan dan Bahan :


Alat-alat yang diperlukan :

Talam yang cukup besar

Tempat mencuci pasir, pakai timba plastic

Saringan no. 200 atau 0,063 mm

Neraca analitis

Oven

Bahan : Pasir dan air


E.Langkah Kerja dan hasil :

Pair diambil dan ditimbang sebanyak 500 gram netto.( A )

Pasir dicuci dengan air PDAM, yang keruh dituangkan


kedalam ayakan no.200 dan pasir yang tertinggal dalam
ayakan dikembalikan lagi kedalam talam pasir tadi dan
diusahakan jangan ada yang berceceran.

Pencucian dilakukan berkali-kali hingga air dalam pasir jernih

28

Labsheet Teknologi Beton

Pasir hasil cucian yang telah bersih dioven selama 24 jam


dengan suhu 110oC.

Setelah 24 jam pasir tersebut didinginkan dan dimbang


beratnya.( B )

Kadar Lumpur =

A B
x 100 %
B

Hasil :

Berat pasir mula-mula A = 500 gram

Berat pasir bersih oven B = 480 gram

Kadar Lumpur =

500 480
x 100 = 4,16 % < 5 % .. ok
480

F.Kesimpulan : Hasil kadar Lumpur 4,16 % < 5 % maka memenuhi


persyaratan pasir dapat langsung dipergunakan dalam pengecoran
beton karena tidak melebihi persyaratan 5 %.
G.Evaluasi / Pembahasan :
Kadar Lumpur yang didapat < 5 % pasir dapat dikatakan baik dan
dapat langsung digunakan dalam pengecoran beton. Dan apabila >
dari 5 % maka pasir harus dicuci dulu dengan air hingga kadar
lumpurnya hilang, karena kalau beton mengandung Lumpur
campuran tidak dapat lengket atau pastanya daya lekatnya
berkurang, dengan demikian perlu diadakan test kadar Lumpur.

29

Labsheet Teknologi Beton

30

Anda mungkin juga menyukai