Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kegiatan Harian

Pertemuan 02 Hari 03 Mgg. I (RABU 03 Januari 2024)

Kelas : 3D (D4 MPK)

Nomor urut : 18

Nim : 2215124089

Nama Mahasiswa : KHOLIQ MUHAMMAD RIFQI

I. Praktikum untuk mendapatkan propertis BJ ssd PASIR

I.1 Kegiatan untuk mendapatkan kondisi SSD PASIR


1) Tujuan kegiatan
1. Tujuan merendam pasir selama 24 jam adalah untuk mengisi semua pori yang ada pada
butiran pasir agar terisi semua oleh air.
2. Tujuan dilakukannya pengujian untuk berat jenis SSD pasir adalah untuk mendapatkan
berat jenis pasir dalam kondisi SSD.

2) Bahan yang digunakan


Sampel pasir yang telah direndam selama 24 jam sebelumnya.
3) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. Alas (kampil) sebagai alat untuk alas menjemur pasir
2. Container sebagai wadah sampel
3. Ompreng berfungsi untuk alas supaya material tidak berserakan ke tanah
4. 1 ( satu) set kerucut abraham yang terdiri dari kerucut, penumbuk, spatula, kuas untuk
menguji kondisi pasir sudah SSD, kering atau masih basah.

4) Proses pelaksanaan pengujian.


1. Menyiapkan alat yang akan digunakan dan mengambil sampel pasir yang sudah
direndam selama 24 jam.
2. Lalu buang air rendaman pada pasir dengan cara meniriska secara perlahan, lalu
ambil alas dan letakkan di tempat yang terkena sinar matahari.
3. Setelah itu tuangkan pasir di atas alas kemudian ratakan pasir dan pastikan tidak
menggumpal dan jemur di bawah sinar matahari.
4. Setelah dilihat, jika permukaan pasir terlihat sudah kering, bisa dilakukan test dengan
cara mengepalkan pasir di tangan, jika masih ada gumpalan berarti keadaan pasir
belum SSD dan apabila ketika di kepal tidak terdapat gumpalan sampel itu bisa
dilakukan uji SSD di lab dengan menggunakan kerucut abraham.
5. Jika sudah, bawa pasir tersebut kedalam laboratorium dan siapkan alat selanjutnya
seperti kerucut, penumbuk, spatula dan kuas.
6. Lalu letakkan kerucut pada alas kaca dan pegang erat kerucut, kemudian pada
penuangan pertama masukkan pasir sebanyak 1/3 kedalam kerucut dan lakukan
tumbukan sebanyak 8 kali, penuangan pasir selantunya masukkan pasir sebanyak 2/3
tinggi kerucut dengan tumbukan yang sama yaitu 8 kali tumbukan, setelah itu isikan
lagi pasir sampai penuh mujung dan lakukan lagi penumbukan selama 8 kali dengan
tumbukan setinggi krucut dan terakhir tuang pasir lalu isi sampai mujung dan lakukan
tumbukan 1 kali setelah itu isi lagi pasir tanpa ditumbuk kemudian ratakan dengan
menggunakan spatula.
7. Lalu bersihkan sekitar alas kerucut menggunakan kuas, jika sudah angkat kerucut
secara perlahan kearah vertikal dan lihat bentuk pasirnya, jika bentuknya sama persis
seperti kerucut berarti kondisi pasir masih basah. Jika tidak ada bagian sisi keucut
yang tersisa maka pasirnya sudah dalam kondisi kering dan pabila sisi kerucutnya
masih tersisa maka kondisi ini disebut dengan SSD.

I.2 Kegiatan untuk mendapatkan VOLUME SSD PASIR dan BERAT KERING OVEN PASIR
1) Tujuan kegiatan
1. Tujuan merendam pasir selama 24 jam adalah untuk mengisi semua pori yang ada pada
butiran pasir agar terisi semua oleh air.
2. Tujuan dilakukannya pengujian untuk berat jenis SSD pasir adalah untuk mendapatkan
berat jenis pasir dalam kondisi SSD.

2) Bahan yang digunakan,


Sampel pasir secukupnya yang telah direndam selama 24 jam sebelumnya.
3) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. Container sebagai wadah sampel
2. Ompreng sebagai alas agar material tidak berserakan.
3. Stoples sebagai wadah sampel
4. Penutup kaca sebagai penutup stoples agar kedap udara.

4) Proses pelaksanaan pengujian.


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Langkah pertama adalah menimbang stoples kaca serta penutupnya dan sebelum
menimbang pastikan meja timbanganya bersih dan sudah memencet tombol zero
terlebih dahulu untuk memastikan timbangan nya 0 dan setelah itu timbang pasir.
Kemudian masukan pasir hasil SSD kedalam stoples, pastikan tidak ada pasir yang
terjatuh lalu ditimbang kembali stoples kaca + benda uji SSD + kaca penutup.
3. Tahap selanjutnya masukan air kedalam stoples yang sudah berisikan pasir dan pastikan
terus diaduk menggunakan spatula tujuannya agar semua butiran terkena air, kemudian
tambahkan lagi air sampai penuh dan buang buih/busa yang timbul menggunakan
sepatula lalu tutup lagi menggunakan penutup kaca sambil ditekan secara merata
permukaan stoples untuk menghilangkan gelembung, lalu bersihkan permukaannya
menggunakan lap dan timbang kembali berat stoples + benda uji dalam air + Air + kaca
penutup.
4. Setelah itu dilanjutkan dengan menuangkan benda uji yang telah ditimbang ke dalam
ompreng dan pastikan agar tidak meninggalkan pasir di dalam stoples dengan cara
diaduk terlebih dahulu sebelum menuangkan dan pastikan tidak ada air atau pasir yang
terjatuh. Lalu bersihkan stoples dan penutup kacanya setelah itu di isi dengan air hingga
penuh, pastikan kembali tidak ada gelembung di dalam stopless, kemudian timbang
stoples + kaca penutup + air.
5. Langkah selanjutnya yaitu benda uji yang sudah dimasukan kedalam ompreng
didiamkan hingga air menjadi bening kurang lebih selama 24 jam.
6. Setelah 24 jam, buang air bening rendaman pasir itu menggunakan selang air, dan jika
sudah masukkan kembali sampel ke dalam oven selama 24 jam.

I.3 Data hasil pengujian


Butiran Pasir yang lolos saringan 4.75 mm.

Hasil Pengujian
Simbul, Sampel
Keterangan Sat.
Formula
S.01
Berat (Stoples + Kaca Penutup) gr. W1ps 623.2
Berat (Stoples + Benda Uji SSD +
gr. W2ps 1732.2
Kaca Penutup)
Berat (Stoples + Kaca Penutup +
gr. W3ps 2398.8
Benda Uji dalam Air + Air)
Berat (Stoples + Kaca Penutup + Air) gr. W4ps 1766.4
Berat Benda Uji Kering Open gr. W5ps 1090.2

I.4. Foto dokumentasi proses pengujian

Menghamparkan pasir yang direndam Menjemur pasir yang direndam


Menguji kondisi SSD Pasir Kondisi pasir setelah ditumbuk

Menimbang mold + isi Membersihkan Mold setelah ditimbang


II. Praktikum untuk mendapatkan propertis BJ SSD KERIKIL

II.1 Kegiatan untuk mendapatkan kondisi SSD KERIKIL


1) Tujuan kegiatan
1. Tujuan dilakukannya pengujian untuk berat jenis SSD kerikil adalah untuk mendapatkan
berat jenis dan penyerapan.
2. Kerikil yang direndam selama 24 jam juga bertujuan mengisi semua pori pada kerikil
untuk mengetahui penyerapan air dari kerikil tersebut.
2) Bahan yang digunakan,
Sampel kerikil yang telah direndam selama 24 jam sebelumnya.
3) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. Container sebagai wadah sampel
2. Kain/lap untuk mengeringan permukaan kerikil

4) Proses pelaksanaan pengujian.


1. Siapkan alat yang akan digunakan, kemudian ambil sampel kerikil yang sudah direndam
selama 24 jam.
2. Lalu buang airnya dan pindahkan sampel kering secara bertahap dari container ke kain
setelah iu lap kerikil dengan kain dan pastikan juga permukaan kerikil terlihat
kering,jika sudah selesai bawa sampel kerikil ke dalam lab

II.2 Kegiatan untuk mendapatkan VOLUME SSD KERIKIL dan BERAT KERING OVEN KERIKIL
1) Tujuan kegiatan
1. Tujuan dilakukannya pengujian untuk berat jenis SSD kerikil adalah untuk mendapatkan
berat jenis dan penyerapan.
2. Kerikil yang direndam selama 24 jam juga bertujuan mengisi semua pori pada kerikil
untuk mengetahui penyerapan air dari kerikil tersebut.
2) Bahan yang digunakan,
Sampel kerikil yang sudah direndam 24 jam.
2) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. 1 set Timbangan Triple Beam Balance, terdiri dari keranjang dan ember yang sudah
berisi air untuk mengukur berat benda uji di udara, benda uji di air, dan benda uji kering
oven.
2. Container sebagai wadah sampel

4) Proses pelaksanaan pengujian.


1. Lakukan pengecekan terlebih dahulu pada timbangannya, pengecekan kelengkapan
keranjang dan penggantungnya sudah terkoneksi dengan benar, keranjang tidak boleh
menyentuh dasar ember, keranjang harus pada posisi terendam semuanya.
2. Kemudian atur timbangan Triple Beam Balance agar setimbang dengan cara bersihkan
terlebih dahulu meja timbangannya lalu letakan container diatas timbangan dan
pastikan semua beban penyeimbang berada diujung kiri lalu mulai atur timbangan
dengan menggeser beban yang berada ditengah terlebih dahulu dan kunci jika sudah
mendapatkan hasil yang hampir seimbang, geser perlahan beban kecil yang berada
ditengah untuk memaksimalkan hasil seimbang dari timbangan.
3. Masukan benda uji kerikil kedalam wadah yang telah diletakan pada timbangan dan
mulai menggeser beban penyeimbang yang berada diujung kanan dan kiri hingga
berbunyi klik dan untuk menggeser hakus ditekan dulu sebelum digeser agar tidak
goyang, lalu jika sudah disini kita mendapatkan hasil berat benda uji di udara
4. Selanjutnya adalah mencari berat sampel dalam air, masukkan terlebih dahulu sampel
yang sudah ditimbang tadi ke dalam keranjang dan pastikan tidak ada sampel yang
terjatuh, lalu masukkan lagi kranjang ke dalam ember yang berisi air dan pastikan
container tadi masih berada di atas timbangan. Kemudian setting kembali beban
penyeimbang dan sesuaikan hingga mendapatkan berat sampel dalam air.
5. Setelah itu pindahkan benda uji dari keranjang ke container sebelumnya, kemudian
letakan kembali benda uji kerikil kedalam oven.
6. Setelah di oven 24 jam, keluarkan kerikilnya dan timbang menggunakan timbangan
triple beam balance untuk mengetahui berat kering benda ujinya.

II.3 Data hasil pengujian


Butiran Kerikil yang tertahan pada saringan 4.75 mm.

Hasil Pengujian
Simbul, Sampel
Keterangan Sat.
Formula
S.03
Berat Benda Uji di Udara gr. W10kr 918
Berat Benda Uji dalam Air gr. W11kr 548
Berat Benda Uji Kering Open gr. W12kr 895

II.4. Foto dokumentasi proses pengujian

Meniriskan air rendaman Mengelap permukaan kerikil


Kerikil yang telah di lap Menimbang kerikil
III. Praktikum untuk mendapatkan KADAR LUMPUR PASIR

III.1 Kegiatan untuk mendapatkan bacaan skala lumpur dan pasir


1) Tujuan kegiatan
Tujuan pengujian properties material kadar lumpur pasir adalah untuk mengetahui kadar
lumpur yang terkandung pada pasir.
2) Bahan yang digunakan,
Sampel pasir yang sudah disiapkan sebelumnya dengan jumlah secukupnya.
3) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. Tabung reaksi sebagai wadah untuk menguji material. Tabung reaksi yang
digunakan memiliki kapasitas 1000 ml.
2. Wadah sampel berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan sampel.
3. Morong tempat air sebagai wadah air yang akan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.

4) Proses pelaksanaan pengujian.


1. Siapkan material dan peralatan yang akan digunakan.
2. Masukkan air ke dalam tabung reaksi sebanyak ±200 ml untuk mempermudah
mencampur material.
3. Masukkan material pasir ke dalam tabung reaksi yang sudah terisi air secara perlahan
sampai seluruh material masuk ke dalam tabung.
4. Tutup permukaan tabung reaksi dengan telapak tangan, kemudian goyangkan tabung
reaksi.
5. Menggoyangkan tabung reaksi dilakukan sampai tidak ada material yang masih
mengendap di dasar tabung, sehingga tidak ada gumpalan material karena seluruh
material sudah tercampur dengan air.
6. Letakkan kembali tabung reaksi.
7. Tambahkan air ke dalam tabung reaksi sampai penuh, yaitu ±1 cm dari permukaan
tabung.
8. Bersihkan kotoran yang terdapat pada permukaan air sampai bersih.
9. Putar-putar tabung reaksi secara perlahan agar aggregat menjadi rata.
10. Bersihkan sisi tabung reaksi bagian luar.
11. Diamkan selama 24 jam sampai air di dalam tabung berubah warna menjadi bening (air
jernih).
12. Setelah 24 jam, lakukan pembacaan skala pasir dan skala lumpur dari nilai nol.
III.2 Data hasil pengujian
Pengujian Kadar Lumpur Aggregat Halus (Pasir)
Sampel
No. Item Pengujian Satuan Indeks
S.01
1 Pembacaan skala pasir cm3 SKLps 500
2 Pembacaan skala lumpur cm3 SKLlp 505

III.3. Foto dokumentasi proses pengujian

Menggoyang-goyangkan tabung reaksi Mendiamkan tabung reaksi

Keadaan setelah didiamkan 24 jam Membaca skala pasir dan lumpur


IV. Praktikum untuk mendapatkan propertis ZONE PASIR

IV.1 Kegiatan untuk mendapatkan distribusi butir PASIR (Analisa Ayak)


1) Tujuan kegiatan
Tujuan pengujian properties material zone pasir adalah untuk mengetahui zone pasir.
2) Bahan yang digunakan,
Sampel pasir yang telah dioven selama 24 jam sebelumnya.
3) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. Wadah sampel sebagai tempat untuk menyimpan sampel. Diperlukan 2 buah
wadah sampel.
2. Ayakan untuk memisahkan material sesuai dengan ukuran-ukurannya. Susunan
ayakan mulai dari paling bawah adalah FAN, ayakan ukuran 0.075 mm, 0.15 mm,
0.3 mm, 0.6 mm, 1.18 m, 2.36 mm, 4.75 mm, 9.5 mm, 19 mm, dan 38 mm, serta
dilengkapi tutup ayakan.
3. Mesin pengayak (sieve shaker) untuk mengayak ayakan menggunakan mesin
sehingga memisahkan material sesuai dengan ukuran.
4. Timbangan untuk mencari berat dari benda uji serta ayakan sesuai dengan data-
data yang diperlukan. Timbangan yang digunakan adalah timbangan digital dengan
ketelitian 0.5 gram.
5. Kuas untuk membersihkan peralatan dari kotoran dan debu serta untuk
memudahkan dalam memindahkan sisa-sisa material.

4) Proses pelaksanaan pengujian.


1. Siapkan peralatan dan material yang akan digunakan.
2. Data pertama yang diperlukan adalah berat benda uji.
a. Bersihkan timbangan menggunakan kuas.
b. Letakkan wadah material di atas timbangan kemudian tekan tombol zero
untuk mengenolkan ( 0) timbangan.
c. Masukkan material ke dalam wadah di atas timbangan.
d. Catat dan foto hasil timbangan berat benda uji.
e. Rapikan kembali wadah dan material yang telah ditimbang.
3. Data kedua yang diperlukan adalah berat ayakan.
a. Bersihkan kotoran dan debu pada ayakan menggunakan kuas.
b. Kemudian susun ayakan sesuai dengan yang tertera pada form, yaitu paling
bawah yang mulai dari FAN, ayakan ukuran 0.075 mm, 0.15 mm, 0.3 mm, 0.6
mm, 1.18 m, 2.36 mm, 4.75mm, 9.5 mm, 19 mm, dan 38 mm, dan dilengkapi
dengan tutup ayakan.
c. Kemudian timbang ayakan satu-persatu.
d. Tekan tombol zero pada timbangan, kemudian timbang masing-masing ayakan
mulai dari FAN hingga ayakan 38 mm. Untuk tutup ayakan tidak perlu
ditimbang.
e. Catat dan foto seluruh hasil menimbang ayakan yang telah dilakukan.
4. Data ketiga yang diperlukan adalah berat aggregat tertahan ditambah dengan
berat ayakan.
a. Susun kembali ayakan yang telah ditimbang sesuai urutan sebelumnya.
b. Dua ayakan paling atas tidak perlu dipasang karena semua butiran pasir dapat
dipastikan akan lolos, tetapi untuk datanya tetap dilengkapi pada form.
c. Masukkan benda uji ke dalam susunan ayakan secara perlahan dan pastikan
tidak ada material yang terjatuh, kemudian tutup agar debu dan partikel kecil
lainnya tidak terbangan.
d. Ayak material secara manual terlebih dahulu selama ±3 menit.
e. Kemudian, pasang susunan ayakan tadi pada mesin pengayak untuk
dilanjutkan melakukan pengayakan menggunakan mesin.
f. Lakukan pemasangan dan penyetingan ayakan dengan benar dan pastikan
ayakan sudah terpasang pada mesin dengan tepat dan kuat, kemudian
hidupkan mesin pengayak.
g. Mengayak menggunakan mesin dilakukan selama 15 menit.
h. Setelah selesai mengayak, timbang kembali masing-masing ayakan beserta
aggregat yang tertahan pada ayakan tersebut.
i. Setelah ditimbang bersihkan timbangan menggunakan kuas.
j. Tekan tombol zero setiap akan menimbang ayakan, mulai dari ayakan paling
atas yaitu ukuran 38 mm sampai dengan susunan paling bawah yaitu FAN.
k. Catat dan foto hasil timbangan yang telah dilakukan.
l. Setelah selesai menimbang, tuangkan material yang tertahan pada ayakan ke
wadah sampel sebelumnya secara perlahan, pastikan tidak ada material yang
terjatuh.
m. Gunakan kuas agar tidak ada material yang tertinggal pada ayakan.
n. Lakukan kembali hingga seluruh susunan ayakan selesai ditimbang.
o. Timbang kembali benda uji sama seperti sebelumnya untuk memastikan berat
benda uji awal dan setelah diayak tidak mengalami perubahan.
p. Setelah seluruh tahapan selesai dilaksanakan, bersihkan dan rapikan kembali
peralatan yang digunakan, sedangkan untuk material digabungkan dengan
material kelompok yang lain.

IV.2 Data hasil pengujian


Jenis Sample : PASIR
Berat Awal Sampel : 825.5

Berat Agg. Tertahan pada


Ukuran Berat Ayakan Ayakan + Berat Ayakan (gram)
No.
Ayakan (mm) (gr.)
Sampel-1
1 2 3 4
1 38 503.0 503.0
2 19 405.5 405.5
3 9.5 414.5 414.5
4 4.75 400.0 400.0
5 2.36 287.0 319.0
6 1.18 295.5 419.5
7 0.6 273.5 379.0
8 0.3 279.5 436.0
9 0.15 273.0 457.0
10 0.075 265.5 383.5
11 FAN 245.0 346.5

IV.3. Foto dokumentasi proses pengujian


Menyeting ayakan di mesin Menimbang berat ayakan

Menimbang ayakan+agregat tertahan Mengayak menggunakan mesin

V. Praktikum untuk mendapatkan Diameter BUTIR MAXIMUM AGGREGAT Kasar.

V.1 Kegiatan analisa ayak untuk mendapatkan distribusi butir KERIKIL


1) Tujuan kegiatan
Tujuan pengujian properties material diameter butir maksimum kerikil adalah untuk
mengetahui diameter maksimum butir aggregat kasar (kerikil).

2) Bahan yang digunakan,


Agregat kasar yang sebelumnya sudah di oven
3) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. Wadah sampel sebagai tempat untuk menyimpan sampel.
2. Ayakan untuk memisahkan material sesuai dengan ukuran-ukurannya dengan
susunan ayakan mulai dari paling bawah adalah FAN, ayakan ukuran 4.75 mm, 9.5
mm, 19 mm, dan 38 mm, serta dilengkapi tutup ayakan.
3. Timbangan untuk mencari berat dari benda uji serta ayakan sesuai dengan data-
data yang diperlukan. Timbangan yang digunakan adalah timbangan digital dengan
ketelitian 0.2 gram.
4. Kuas untuk membersihkan peralatan dari kotoran dan debu.

4) Proses pelaksanaan pengujian.


1. Siapkan material dan peralatan yang akan digunakan.
2. Keluarkan material dari mesin oven.
3. Data pertama yang diperlukan adalah berat benda uji.
a. Bersihkan timbangan menggunakan kuas.
b. Letakkan wadah material di atas timbangan kemudian tekan tombol zero untuk
mengenolkan ( 0 ) timbangan.
c. Masukkan material ke dalam wadah di atas timbangan.
d. Catat dan foto hasil penimbangan berat benda uji.
e. Rapikan kembali wadah dan material yang telah ditimbang.
4. Data kedua yang diperlukan adalah berat ayakan.
a. Bersihkan kotoran dan debu pada ayakan menggunakan kuas.
b. Kemudian susun ayakan sesuai dengan yang tertera pada form, yaitu paling
bawah mulai dari FAN, ayakan 4.75 mm, 9.5 mm, 19 mm, hingga 38 mm dan
tutupnya.
c. Kemudian timbang satu-persatu ayakan.
d. Tekan tombol zero pada timbangan, kemudian timbang masing-masing ayakan
mulai dari FAN hingga 38 mm. Untuk tutupnya tidak perlu ditimbang.
e. Catat dan foto seluruh hasil menimbang ayakan yang telah dilakukan.
5. Data ketiga yang diperlukan adalah berat aggregat tertahan ditambah dengan berat
ayakan.
a. Susun kembali ayakan yang telah ditimbang sesuai urutan sebelumnya.
b. Masukkan benda uji ke dalam susunan ayakan secara perlahan dan pastikan
tidak ada material yang terjatuh, kemudian tutup agar debu dan partikel kecil
lainnya tidak beterbangan.
c. Ayak material secara manual selama ±5 menit.
d. Setelah selesai mengayak, timbang kembali masing-masing ayakan beserta
aggregat yang tertahan pada ayakan tersebut.
e. Bersihkan timbangan menggunakan kuas.
f. Tekan tombol zero pada timbangan, kemudian timbang satu-persatu ayakan
mulai dari ayakan paling atas yaitu ukuran 38 mm sampai dengan susunan
paling bawah yaitu FAN.
g. Catat dan dokumentasikan hasil timbangan yang telah dilakukan.
h. Setelah selesai menimbang, tuangkan material yang tertahan pada ayakan ke
wadah sampel sebelumnya, pastikan tidak ada material yang terjatuh.
i. Gunakan kuas agar tidak ada material yang tertinggal pada ayakan.
j. Lakukan kembali hingga seluruh susunan ayakan selesai ditimbang.
k. Timbang kembali benda uji sama seperti sebelumnya untuk memastikan berat
benda uji tidak mengalami perubahan.
l. Setelah seluruh tahapan selesai dilaksanakan, bersihkan dan rapikan kembali
peralatan yang digunakan, sedangkan untuk material digabungkan dengan
material kelompok yang lain..

V.2 Data hasil pengujian

Kode Sample : KERIKIL


Berat Benda Uji : 968.4

Ukuran Berat Ayakan Berat Agg. Tertahan pada


No.
Ayakan (mm) (gram) Ayakan + Berat Ayakan (gram)

1 2 3 4
1 38 503.0 503.0
2 19 510.4 573.6
3 9.5 501.8 1285.4
4 4.75 406.6 524.2
0.05 FAN 253.4 257.0
V.3. Foto dokumentasi proses pengujian
Tampilkan 4 (empat) foto proses pengujian dengan dengan mengambil bagian foto
menggunakan “snipping tool” fasilitas windows untuk meminimalkan file foto dengan
format susuan foto seperti berikut

Menimbang berat benda uji Menuangkan material ke ayakan

Mengayak kerikil Menimbang ayakan + agregat tertahan

VI. Praktikum untuk mendapatkan BERAT VOLUME MATERIAL.


VI.1 Kegiatan untuk mendapatkan BERAT VOLUME PASIR
1) Tujuan kegiatan
Pengujian properties material berat volume dilakukan untuk mengetahui berat volume
material yang diujikan.
2) Bahan yang digunakan,
Pasir atau sebanyak satu ompreng menengah penuh.
3) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. Timbangan berfungsi untuk mengetahui berat dari material yang diuji.
2. Ompreng berukuran menengah berfungsi sebagai wadah material dan digunakan
sebagai alas ketika memindahkan material.
3. Mold (bejana) sebagai wadah dari material yang akan diujikan.
4. Plat kaca sebagai penutup dari mold.
5. Morong tempat air sebagai tempat menampung air.
6. Sekop kecil/cetok untuk memindahkan material dari ompreng ke dalam mold.
7. Mistar baja untuk meratakan permukaan material pada saat pengisian mold.
8. Kuas untuk membersihkan material dan peralatan dari kotoran.

4) Proses pelaksanaan pengujian.


a. Siapkan material dan peralatan yang akan digunakan.
b. Bersihkan mold, timbangan, dan plat kaca menggunakan kuas agar terbebas dari
debu.
c. Data pertama yang diperlukan adalah berat mold kosong.
1) Tekan zero (nol-kan) timbangan sebelum memulai menimbang, kemudian
timbang bejana kosong. Catat dan dokumentasikan hasilnya.
d. Data kedua yang diperlukan adalah berat mold ditambah dengan benda uji.
1) Letakkan mold di atas ompreng sebagai alas agar material tidak berserakan
saat proses pengisian ompreng.
2) Isi mold dengan pasir menggunakan sekop kecil sampai pasir menggunung
dan melewati permukaan atas mold.
3) Gunakan mistar baja untuk meratakan pasir di permukaan mold, dengan cara
menempatkan mistar baja di atas permukaan mold dengan posisi vertikal
dari sisi sebelah kiri atau kanan dan bagiannya tidak boleh terangkat di salah
satu permukaan mold.
4) Selanjutnya, geser mistar baja sampai ke tengah, dan diulangi pada arah
berlawanan untuk meratakan bagian kanan dan kiri, kemudian teruskan
menggeser mistar baja sampai habis ke arah kiri hingga pasir yang melewati
bagian atas mold terjatuh ke alas ompreng.
5) Ratakan sekali lagi dengan cara yang sama agar seluruh permukaan pasir
benar-benar rata dengan permukaan mold.
6) Bersihkan semua material yang menempel di sisi luar mold.
7) Kemudian, timbang dengan menekan tombol zero sebelum memulai
menimbang mold yang telah diisi benda uji. Catat dan dokumentasikan
hasilnya.
8) Setelah selesai menimbang, kembalikan pasir ke tempat semula.
e. Data ketiga yang diperlukan adalah berat mold kosong ditambah dengan tutup
kaca.
1) Bersihkan kembali mold, timbangan, dan tutup kaca dengan kuas untuk
menghilangkan sisa material dan debu.
2) Tekan tombol zero pada timbangan kemudian timbang mold kosong dengan
plat kaca untuk mencari volume mold. Catat dan dokumentasikan hasilnya.
f. Data keempat yang diperlukan adalah berat mold yang diisi air ditambah dengan
tutup kaca.
1) Isi morong air dengan air sampai penuh.
2) Tekan zero pada timbangan kemudian letakkan mold kosong di atas
timbangan.
3) Isi mold dengan air secara perlahan.
4) Apabila air sudah mendekati penuh, tutup sedikit permukaan mold dengan
plat kaca dari salah satu sisi.
5) Kemudian, isi perlahan air ke dalam mold sambil menggeser dan menekan
plat kaca sampai menutupi seluruh permukaan mold.
6) Pastikan tidak ada gelembung pada air.
7) Apabila ada gelembung, geser-geserkan plat kaca hingga posisi gelembung
berpindah ke salah satu sisi mold, kemudian geser sedikit plat kaca dan isikan
kembali air secara perlahan sampai gelembung menghilang.
8) Bersihkan apabila ada tetesan air yang tumpah ke timbangan agar tidak
mempengaruhi hasil timbangan.
9) Kemudian, catat dan dokumentasikan hasil timbangan.
10) Apabila seluruh tahapan sudah selesai dilaksanakan dan data yang
diperlukan sudah didapatkan, rapikan dan bersihkan material serta peralatan
yang digunakan, kemudian letakkan kembali pada tempatnya.
VI.2 Kegiatan untuk mendapatkan BERAT VOLUME KERIKIL
1) Tujuan kegiatan
Pengujian properties material berat volume dilakukan untuk mengetahui berat volume
material yang diujikan
2) Bahan yang digunakan,
Kerikil secukupnya atau sebanyak satu ompreng menengah penuh.
3) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. Timbangan berfungsi untuk mengetahui berat dari material yang diuji.
2. Ompreng berukuran menengah berfungsi sebagai wadah material dan digunakan
sebagai alas ketika memindahkan material.
3. Mold (bejana) sebagai wadah dari material yang akan diujikan.
4. Plat kaca sebagai penutup dari mold.
5. Morong tempat air sebagai tempat menampung air.
6. Sekop kecil/cetok untuk memindahkan material dari ompreng ke dalam mold.
7. Mistar baja untuk meratakan permukaan material pada saat pengisian mold.
8. Kuas untuk membersihkan material dan peralatan dari kotoran.

4) Proses pelaksanaan pengujian.


Narasikan proses pengujian yang dilakukan sampai diperoleh data-data hasil uji sesuai
yang ditentukan dalam form pengambilan data uji.

VI.3 Kegiatan untuk mendapatkan BERAT VOLUME SEMEN


1) Tujuan kegiatan
Pengujian properties material berat volume dilakukan untuk mengetahui berat volume
material yang diujikan
2) Bahan yang digunakan,
Semen secukupnya.
3) Alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian.
1. Timbangan berfungsi untuk mengetahui berat dari material yang diuji.
2. Ompreng berukuran menengah berfungsi sebagai wadah material dan digunakan
sebagai alas ketika memindahkan material.
3. Mold (bejana) sebagai wadah dari material yang akan diujikan.
4. Plat kaca sebagai penutup dari mold.
5. Morong tempat air sebagai tempat menampung air.
6. Sekop kecil/cetok untuk memindahkan material dari ompreng ke dalam mold.
7. Mistar baja untuk meratakan permukaan material pada saat pengisian mold.
8. Kuas untuk membersihkan material dan peralatan dari kotoran..
4) Proses pelaksanaan pengujian.
a. Siapkan material dan peralatan yang akan digunakan.
b. Bersihkan mold, timbangan, dan plat kaca menggunakan kuas agar terbebas dari
debu.
c. Data pertama yang diperlukan adalah berat mold kosong.
1) Tekan zero (nol-kan) timbangan sebelum memulai menimbang, kemudian
timbang bejana kosong. Catat dan dokumentasikan hasilnya.
2) Langkah ini dapat diulangi kembali atau dapat juga menggunakan data mold
kosong yang didapatkan pada saat pengujian material pasir karena mold yang
digunakan sama.
d. Data kedua yang diperlukan adalah berat mold ditambah dengan benda uji.
1) Letakkan mold di atas ompreng sebagai alas agar material tidak berserakan
saat proses pengisian ompreng.
2) Isi mold dengan kerikil menggunakan sekop kecil sampai kerikil menggunung
dan melewati permukaan atas mold.
3) Gunakan mistar baja untuk meratakan kerikil di permukaan mold, dengan cara
menempatkan mistar baja di atas permukaan mold dengan posisi vertikal dari
sisi sebelah kiri atau kanan dan bagiannya tidak boleh terangkat di salah satu
permukaan mold.
4) Selanjutnya, geser mistar baja sampai ke tengah, dan diulangi pada arah
berlawanan untuk meratakan bagian kanan dan kiri, kemudian teruskan
menggeser mistar baja sampai habis ke arah kiri hingga kerikil yang melewati
bagian atas mold terjatuh ke alas ompreng.
5) Ratakan sekali lagi dengan cara yang sama agar seluruh permukaan kerikil
benar-benar rata dengan permukaan mold.
6) Untuk bagian permukaan yang belum rata dan berlubang-lubang diisikan
dengan kerikil yang berukuran lebih kecil sehingga seluruh lubang ditutupi dan
permukaan kerikil dan permukaan mold benar-benar rata.
7) Bersihkan semua material yang menempel di sisi luar mold.
8) Kemudian, timbang dengan menekan tombol zero sebelum memulai
menimbang mold yang telah diisi benda uji. Catat dan dokumentasikan
hasilnya.
9) Setelah selesai menimbang, kembalikan kerikil ke tempat semula.
e. Data ketiga yang diperlukan adalah berat mold kosong ditambah dengan tutup
kaca.
1) Bersihkan kembali mold, timbangan, dan tutup kaca dengan kuas untuk
menghilangkan sisa material dan debu.
2) Tekan tombol zero pada timbangan kemudian timbang mold kosong dengan
plat kaca untuk mencari volume mold. Catat dan dokumentasikan hasilnya.
3) Langkah ini dapat diulangi kembali atau dapat juga menggunakan data mold
kosong yang didapatkan pada saat pengujian material pasir karena mold
yang digunakan sama.
f. Data keempat yang diperlukan adalah berat mold yang diisi air ditambah dengan
tutup kaca.
1) Isi morong air dengan air sampai penuh.
2) Tekan zero pada timbangan kemudian letakkan mold kosong di atas
timbangan.
3) Isi mold dengan air secara perlahan.
4) Apabila air sudah mendekati penuh, tutup sedikit permukaan mold dengan
plat kaca dari salah satu sisi.
5) Kemudian, isi perlahan air ke dalam mold sambil menggeser dan menekan
plat kaca sampai menutupi seluruh permukaan mold.
6) Pastikan tidak ada gelembung pada air.
7) Apabila ada gelembung, geser-geserkan plat kaca hingga posisi gelembung
berpindah ke salah satu sisi mold, kemudian geser sedikit plat kaca dan isikan
kembali air secara perlahan sampai gelembung menghilang.
8) Bersihkan apabila ada tetesan air yang tumpah ke timbangan agar tidak
mempengaruhi hasil timbangan.
9) Kemudian, catat dan dokumentasikan hasil timbangan.
10) Langkah ini dapat diulangi kembali atau dapat juga menggunakan data mold
kosong yang didapatkan pada saat pengujian material pasir karena mold
yang digunakan sama.
11) Apabila seluruh tahapan sudah selesai dilaksanakan dan data yang
diperlukan sudah didapatkan, rapikan dan bersihkan material serta peralatan
yang digunakan, kemudian letakkan kembali pada tempatnya.

VI.4 Data hasil pengujian


1. Aggregat Halus (Pasir)
Hasil Pengujian
Simbul / Sampel
Keterangan Sat.
Formula
S1
Berat Bejana Kosong gr. W14ps 2080
Berat Bejana + Benda Uji gr. W15ps 6470
Berat Bejana Kosong + Tutup Kaca gr. W16ps 4390
Berat Bejana + Air + Tutup Kaca gr. W17ps 7520

2. Aggregat Kasar (Kerikil)


Hasil Pengujian
Simbul / Sampel
Keterangan Sat.
Formula
S1
Berat Bejana Kosong gr. W14kr 2080
Berat Bejana + Benda Uji gr. W15kr 6000
Berat Bejana Kosong + Tutup Kaca gr. W16kr 4390
Berat Bejana + Air + Tutup Kaca gr. W17kr 7520

3. Semen
Hasil Pengujian
Simbul / Sampel
Keterangan Sat.
Formula
S1
Berat Bejana Kosong gr. W14pc 2080
Berat Bejana + Benda Uji gr. W15pc 5570
Berat Bejana Kosong + Tutup Kaca gr. W16pc 4390
Berat Bejana + Air + Tutup Kaca gr. W17pc 7520

VI.5. Foto dokumentasi proses pengujian


Mengisi mold dengan kerikil Berat agregat halus

Berat semen Berat agregat kasar

Anda mungkin juga menyukai