Anda di halaman 1dari 6

MODUL XVI

PEMBUATAN DAN PERSIAPAN BENDA UJI


(SNI 2493:2011)

16.1 Dasar Teori


Beton adalah batu buatan (artifisial) berupa material komposit tersusun dari
campuran agregat (pasir dan kerikil/batu pecah) yang terikat dan menyatu secara
kimiawi oleh reaksi semen dengan air. Agregat, semen dan air adalah komponen
utama beton, bila dibutuhkan, dapat ditambahkan material lain, yaitu bahan aditif"
atau admixture yang berguna untuk memperbaiki sifat fisis/mekanik beton.
Pembuatan benda uji berupa cetakan silinder sebanyak 3 benda uji. Setelah bahan
beton tercampur dilakukan perawatan (curing).

16.2 Tujuan Praktikum


Membuat benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton yang telah direncanakan

16.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu sebagai berikut:
16.3.1 Alat
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mesin Agiator
Berfungsi untuk mengaduk bahan
2. Timbangan Digital
Berfungsi untuk menimbang bahan
3. Sekop
Berfungsi untuk mengambil agregat
4. Cetakan Silinder
Berfungsi untuk mencetak adukan
5. Batang Penusuk/Pemadat
Berfungsi untuk menusuk adukan
6. Pan Persegi
Berfungsi sebagai wadah adukan
7. Kerucut Abrams
Berfungsi untuk menguji slump pada beton segar
8. Kunci Inggris
Berfungsi untuk membuka baut
9. Mistar
Berfungsi untuk meratakan adukan

16. 4 Prosedur Praktikum


Dalam pelaksanaan praktikum ini, prosedur yang digunakan sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum;
2. Timbang dahulu bahan yang akan digunakan;
3. Pertama-tama bersihkan terlebih dahulu permukaan cetakan silinder
sekaligus diberi pelumas/oli;
4. Setelah diberi pelumas, rangkai cetakan silinder menggunakan kunci
inggris, lalu timbang berat masing masingcetakan;
5. Masukan agregat halus dan agregat kasar, aduk hingga merata pada
mesin concrete mixer selama 15 menit;
6. Kemudian masukan semen ke dalam mesin concrete mixer lalu aduk
hingga 5 menit, kemudian setelah 5 menit tambahkan air dan aduk
hingga merata juga. Masukan air sebanyak 3 kali pengisisan dengan
volume tiap 1/3 hingga air habis. Karena didapat hasil yang encer, maka
perlunya ditambahkan sesuai dengan perbandingan perhitungan
campuran;
7. Setelah itu tuangkan hasil campuran beton ke dalam pelat persegi;
8. Masukan hasil campuran tersebut ke dalam cetakan kerucut abrams untuk
diuji slump;
9. Setelah itu, timbang berat masing masing sampel;
10. Lalu diamkan sampel tersebut selama 24 jam. Dan peralatan yang sudah
digunakan dibersihkan dan di rapikan kembali;
11. Setelah dididamkan selama 24 jam lalu cetakan dibuka;
12. Setiap sampel dilakukan perawatan, pada sampel satu tidak dilakukan
perawatan, sampel 2 dilakukan perawatan metode siram selama 7 hari,
dan sampel 3 dilakukan rendam selama 7 hari. Jika telah didiamkan
selama 7 hari, selanjutnya sampel siap diuji tekan.

16.5 Analisa Campuran Beton


Pada saat pelaksanaan praktikum yang dilakukan terhadap beberapa hal yang
tidak sesuai dengan rencana adukan beton yang diharapkan praktikan. Hal ini
berkaitan dengan faktor faktor sebagai berikut:
1. Karena memakai agregat yang sudah didiamkan beberapa minggu pada
ruangan, yang mungkin membuat kadar air pada agregat juga ikut
mengurang di banding dengan pada saat pengujian kadar air pada modul
5, yang disebabkan cahaya matahari langsung dan lain lain
2. Keterbatasan ketelitian alat yang digunakan dalam beberapa perhitungan
terutama saat menganalisa specific gravity agregat kasar dan halus yang
tentu saja sangat berpengaruh pada perencanaan adukan beton.
Dalam praktikum yang dilakukan, untuk membuat adukan beton sesuai dengan
adukan beton apada umumnya serta nilai slump yang diijinkan maka
1. Semen seberat 14,464 kg
2. Agregat halus sebesar 21,01 kg
3. Agregat kasar sebesar 13,35 kg
4. Air sebesar 8,9 kg

16.6 Persiapan Pengujian


1. Ambil benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak
perendam. Angkat dengan kain lembap, bersihkan kotoran yang
menempel.
2. Tentukan berat dan ukuran benda uji.

16.7 Catatan
a. Untuk benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30
cm, cetakan diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapisan
dipadatkan dengan 25 kali tusukan sampai lapisan akhir.
b. Pemeriksaan kuat tekan hancur beton biasanya dilakukan pada umur 3, 7,
14 dan 28 hari.
c. Jumlah minimum benda uji 2 buah benda uji untuk setiap pemeriksaan.
d. Banyaknya campuran yang digunakan sebagai sampel berbeda dengan
komposisi hasil perhitungan rencana. Perbandingan campuran yang
digunakan pada praktikum ini hasil dari perhitungan rencana lain yang
komposisi perbandingannya cukup mendekati dengan campuran yang
disarankan berdasarkan SNI T-13-2002. Komposisi yang digunakan yaitu
semen sebanyak tersebut yaitu semen sebanyak 14,464 kg, agregat halus
sebanyak 21,01 kg, agregat kasar sebanyak 13,35 kg, dan air sebanyak
8,9 kg.

16.8 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada modul 16 pembuatan dan
persiapan benda uji didapat bahwa untuk membuat benda uji dengan
menggunakan cetakan silinder sesuai rencana perhitungan yang telah dilakukan,
diperlukan bahan dengan komposisi yaitu semen sebanyak 14,464 kg, agregat
halus sebanyak 21,01 kg, agregat kasar sebanyak 13,35 kg, dan air sebanyak 8,9
kg.

16.9 Dokumentasi Praktikum


16.9.1 Peralatan

Gambar 3. Mesin Concrete Mixer Gambar 3. Timbangan Digital


Gambar 3. Sekop Gambar 3. Cetakan
Silinder

Gambar 3. Kerucut Abrams Gambar 3. Pan Persegi

Gambar 3. Kunci Inggris Gambar 3. Mistar

16.9.2 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 3. Mencampur agregat yang akan digunakan


Gambar 3. Pencampuran agregat dengan menggunakan concrete mixer

Gambar 3. Menimbang bahan agregat

Anda mungkin juga menyukai