Kuat tekan beton adalah beban tekan maksimum yang di pikul oleh beton
persatuanluas sampai beton itu hancur. Tes ini dilakukan untuk mengetahui mutu beton hasil
rancangan sebelumnya, apakah memenuhi syarat atau tidak. Selain itu kekuatan tekan beton
digunakan untuk menilai dan mengendalikan mutu pekerjaan pembentonan di lapangan
dalam memenuhi syarat spesifikasi.
Cara yang digunakan untuk pengujian kuat tekan beton adalah dengan menggunakan
mesin tekan. Prinsip pengujian kuat tekan beton dengan alat mesin tekan adalah mengukur
besarnya beban yang dapat dipikul oleh satu satuan lus beton (benda uji) sampai benda uji
itu hancur atau rusak.
Tujuan pengujian ini agar dapat mengetahui sifat fisik, mekanik, dan teknologi
beton. Dan dapat mengetahui kekuatan tekan beton, menghitung kekuatan tekan beton,
menjelaskan prosedur pengujian kekuatan tekan beton dengan benar, dan dapat
menggunakan peralatan dengan terampil.
Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan
luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi
kekuatan struktur dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono,
2004). Nilai kuat tekan beton didapat dari pengujian standar dengan benda uji yang lazim
digunakan berbentuk silinder. Dimensi benda uji standar adalah tinggi 300 mm dan diameter
150 mm. Tata cara pengujian yang umumnya dipakai adalah standar ASTM C39-86. Kuat
tekan masing-masing benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tertinggi (f’) yang dicapai
benda uji umur 28 hari akibat beban tekan selama percobaan (Dipohusodo, 1996).
Rumus yang digunakan pada persamaan (3-1) untuk mendapatkan nilai kuat tekan
beton berdasarkan percobaan di laboratorium adalah sebagai berikut (Antono, 1995):
fc’ = P/A
Beton akan mempunyai kuat tekan yang tinggi jika tersusun dari bahan lokal yang
berkualitas baik. Bahan penyusun beton yang perlu mendapat perhatian adalah agregat,
karena agregat mencapai 70-75% volume beton (Dipohusodo, 1996). Oleh karena kekuatan
agregat sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton, maka hal-hal yang perlu diperhatikan
pada agregat adalah:
a.Permukaan dan bentuk agregat.
b.Gradasi agregat.
c.Ukuran maksimum agregat
3 4
1 2
5 7
b. Jalankan mesin pengaduk, masukkan agregrat halus, semen dan sisa air
pencampur
Gambar 4.3 Memasukkan sisa air ke dalam mesin pengaduk atau mollen
d. Kemudian tuangkan adukan beton ke dalam talam dan aduklah lagi dengan
sekop sampai merata.
Gambar 4.5 Menuangkan campuran beton ke dalam talam dan di aduk kembali dengan
menggunakan sekop
Gambar 4.6 Menguji slump, dan bila masih belum memenuhi kriteria, di
3. Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, pada tiap-tiap lapis dipadatkan
dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pada saat
melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh mengenai
dasar cetakan. Pada saat pemadatan lapisan kedua dan ketiga, tongkat pemadat
boleh masuk kira-kira 25,4 mm ke dalam lapisan bawahnya.
Gambar 4.7 Mengisi cetakan dengan adonan beton. Kemudian di tumbuk
25 kali dengan tongkat pemadat.
5. Ratakan permukaan beton dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air serta
tahan karat.
6. Kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan pada tempat
yang bebas dari getaran.
Gambar 4.10 Beton d biarkan selama 24 jam
8. Rendamlah benda uji dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi
persyaratan pematangan (curring) selama waktu yang dikehendaki.
4. Setelah itu masukkan benda uji ke dalam mesin uji kuat tekan, perhatikan
kuat tekan maksimalnya, dan amati keretakannya.
Dari data yang kami dapatkan pada pengujian kuat tekan beton, data tersebut
kami peroleh sebagai berikut :
4.6.1.1 Mengkonversi satuan hasil pengujian (kilonewton)menjadi kg/cm²
o 1 kilonewton = 100kg
o Contoh : benda uji 1= 420x100 = 42000kg
4.6.1.2 Menghitung tegangan tekan (FcK)
o Tegangan tekan = P/A
Dimana P = Beban tekan/ beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm²)
o Luas penampang benda uji = 225 cm² (bentuk benda uji kubus 15x15x15cm)
o Contoh perhitungan : benda uji 1 = 42000/225 = 186,66kg/cm²
4.6.1.3 Mengkonversikan tegangan tekan kubus menjadi tegangan tekan silinder
o Fckx0,83
o Contoh perhitungan : Benda uji 1 = 186,66 x 0,83 = 154,92 kg/cm²
4.6.1.4 mengkonversikan tegangan tekan usia n hari menjadi tegangan tekan usia 28
hari (fci)
o Koreksi Umur
Fc= fcr-1,64s
o Hasil Perhitungan
Fc= 232,187-1,64(43,916) = 160,164 kg/cm²
4.9 Pembahasan
Berdasarkan pengujian kuat tekan yang di lakukan oleh kelompok kami, di dapat
tegangan hancur rata-rata pada 28 hari yaitu 232,187 kg/cm² dan tegangan karakteristik
sebesar 160,164 kg/cm². Setelah dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus yang ada,
didapatkan standart deviasi sebesar 43,916 kg/cm².
Faktor-faktor yang menyebabkan kuat tekan yang di dapat tidak sesuai rencana yaitu,
misalnya kesalahan perhitungan jumlah material (agregat kasar, agregat halus, semen atau
fas). Hal ini yang mungkin menyebabkan perbedaan hasil dengan rencana awal.
4.10.2 Saran
4.10.2.1 Saat pengujian berlangsung usahakan jangan terlalu dekat dengan alat
penguji, karena serpihan beton yang runtuh bisa saja mengenai wajah.
http://e-journal.uajy.ac.id/5601/4/3TS13548.pdf