Anda di halaman 1dari 2

SIFAT – SIFAT FISIK LUMPUR PEMBORAN

1.        Berat Jenis
Berat jenis lumpur pemboran sangat besar pengaruhnya dalam mengontrol
tekanan formasi, sebab dengan naiknya berat jenis lumpur maka tekanan
lumpur akan naik pula. 

D=W:V

Keterangan:           
D                    : Berat jenis lumpur
W                   : Berat lumpur
V                    : Volume lumpur 

Tekanan hidrostatik lumpur didefinisikan sebagai per satuan luas yang


secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

Ph = 0.052 x h x D

Keterangan:           
P                     : Tekanan hidrostatik lumpur
h                     : Tinggi kolom lumpur
D                    : Berat jenis Lumpur

2.        Viskositas
Viskositas merupakan salah satu sifat lumpur yang menentukan daya
tahan terhadap pergerakan, dimana tahanan ini terjadi disebabkan oleh
pergesekan antar partikel-partikel dari lubang bor. Viskositas menyatakan
kekentalan dari lumpur bor, dimana viskositas memegang peranan dalam
pengangkatan serbuk bor ke permukaan. Makin kental lumpur, maka
pengangkatan cutting kurang sempurna dan akan
mengakibatkan cutting tertinggal di dalam lubang bor dan dapat
mengakibatkan rangkaian pipa pemboran akan terjepit. Akan tetapi, bila
lumpur pemboran mempunyai harga viskositas yang terlalu tinggi maka
dapat mengakibatkan permasalahan pemboran seperti loss circulation.

3.        Gel Strength
Diwaktu lumpur bersirkulasi besaran yang berperan adalah viskositas,
sedangkan diwaktu sirkulasi berhenti yang memegang peranan
adalah gel strength. Lumpur akan menjadi gel saat tidak ada sirkulasi. Hal
ini disebabkan oleh gaya tarik-menarik antara partikel-partikel padatan
lumpur.

Diwaktu lumpur berhenti bersirkulasi, lumpur harus mempunyai gel


strength yang dapat menahan cutting dan material pemberat lumpur agar
jangan turun, sehingga padatan tidak menumpuk dan mengendap
di annulus, dan mencegah pipa terjepit. Akan tetapi, jika gel strength terlalu
tinggi akan menyebabkan terlalu tinggi akan menyebabkan terlalu berat
kerja lumpur untuk memulai sirkulasi kembali. Walaupun pompa
mempunyai daya yang kuat, pompa tidak boleh mempompakan lumpur
dengan daya yang besar karena formasi bisa pecah.

4.        Yield Point   
 Bagian dari resistensi untuk mengalir oleh gaya tarik-menarik antar
partikel. Jadi Yield Point merupakan angka yang menunjukkan shearing
stress yang diperlukan untuk mensirkulasikan lumpur kembali. Dengan
kata lain lumpur tidak akan dapat disirkulasi sebelum diberikan shearing
stress  sebesar yield point. Yield Point sangat penting diketahui untuk
perhitungan hidrolika lumpur, dimana yield point  mempengaruhi hilangnya
tekanan diwaktu lumpur sirkulasi.

5.        Filtrasi dan Mud Cake


Ketika terjadi kontak antara lumpur dan batuan porous, batuan tersebut
akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida dan partikel-
partikel kecil melewatinya. Fluida yang hilang ke dalam batuan
disebut filtrate, sedangkan lapisan partikel-partikel besar tertahan di
permukaan batuan disebut mud cake.

6.        PH Lumpur
PH dipakai untuk menentukan tingkat kebasaan dan keasaman dari lumpur
bor. PH dari lumpur yang dipakai berkisar 8.5-12. Jadi lumpur bor yang
digunakan adalah dalam suasana basa. Lumpur sebaiknya tidak terlalu
basa karena akan menaikkan viskositas dan gel strength dari lumpur.

‫العالَ ِمي َْن‬ ‫هّٰلِل‬


َ َ‫ا‬
َ ِّ‫الحمْ ُد ِ َرب‬
Alhamdulillahirabbil ’Alamin
Semoga bermanfaat bagi Anda, terima kasih banyak sudah berkunjung di
website kami.
Hopefully this is useful for you, thank you very much for visiting our website.

© Penjelasan Lengkap Lumpur Pemboran (Teori Dasar, Jenis Lumpur


Pemboran, Jenis Water Base Mud, dan Sifat Fisik Lumpur Pemboran) - Alif
MH
Source: https://www.alifmh.com/2019/11/Penjelasan-Lengkap-Lumpur-
Pemboran-Teori-Dasar-Jenis-Lumpur-Pemboran-Jenis-Water-Base-Mud-
dan-Sifat-Fisik-Lumpur-Pemboran.html

Anda mungkin juga menyukai