Anda di halaman 1dari 6

4.

5 Hasil Pengamatan

N
KEGIATAN HASIL PENGAMATAN
O
1 Analisa Kimia Alkalinitas Normalitas H2SO4 = 0,02
P = 10
M = 19
pH = 12

2 Analisa Kesadahan Total Volume EDTA = 27,0 – 25,2


M EDTA = 0,01
Volume filtrate =3
Kesadahan total = 59
pH = 10

3 Panentuan Kandungan Klorida Normalitas AgNO3 = 0,01


Volume AgNO3 = 0,1

4.6 Perhitungan

4.6.1 Karena 2P lebih besar dari M maka menunjukkan adanya gugus ion OH - dan
CO3-2

M x Normalitas H 2 SO 4 x 1000
 Total alkalinitas =
ml filtrate
19 x 0.02 x 1000
=
3
= 126.67 epm

(M −P) x Normalitas H 2 SO 4 x 1000


 CO3-2 alkalinity, ada OH- = x BM
ml filtrate
CO3-2
( 19−10 ) x 0,02 x 1000
= x 60
3
= 3600 ppm
(2 P−M ) x Normalitas H 2 SO 4 x 1000
 OH- alkalinity = x BM
ml filtrate
OH-
( 2 x 10−19 ) x 0.02 x 1000
= x 17
3
= 113.33 ppm

ml EDTA x M EDTA x 1000


4.6.2 Kesadahan total =
ml filtrate
1.8 x 0.01 x 1000
=
3
= 6 epm
ml AgNO3 x Normalitas AgNO 3 x 1000
4.6.3 Kandungan klorida = x BA
ml filtrate
Cl-
0.1 x 0.01 x 1000
= x 35.5
2
= 17.75 ppm

4.7 Pembahasan
Lumpur pemboran merupakan unsur yang terpenting dalam suatu operasi pemboran,
pada saat pemboran tidak menggunakan lumpur akan menimbulkan berbagai masalah yang
dapat menghambat aktifitas pemboran. Dilakukan analisa kimia lumpur pemboran agar
mengetahui zat maupun ion-ion yang terkandung didalam lumpur pemboran sehingga dapat
mengetahui karakteristik dari lumpur pemboran. agar didalam proses pemboran tidak
menemui kesulitan-kesulitan yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan pemboran itu
sendiri.
Tes alkalinitas adalah metoda titrasi yang mengatur volume asam standar yang
bereaksi dengan alkali-alkali dalam sampel lumpur berdasar air. (Nursuhascaryo, 2008)
http://eprints.upnyk.ac.id/23851/1/Studi%20laboratorium%20lumpur%20dasar%20bentonite
%20lokalkupang%20yang%20terkontaminasi....pdf
Tes kesadahan adalah metoda titrasi yang hanya mengarah pada penentuan kadar Ca2+ dan
Mg2+ dalam air. Kation-kation ini terutama dapat menyebabkan penyumbatan pada pipa-pipa
dan terak pada ketel (scale) sehingga dapat menyebabkan kegagalan dan menurunkan
efisiensi panas. (siti, 2017)
file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/digital_2017-10_20379329-TA1442-Sita
%20Amalia.pdf
Manfaat penentuan kandungan ion -ion klorida untuk mengetahui kontaminasi garam yang
masuk ke sistem lumpur pada waktu pemboran menembus formasi garam ataupun
kontaminasi garam yang berasal dari air formasi dan juga merupakan salah satu ion yang bisa
menyebabkan terjadinya korosi pada material yang mempunyai lapisan pasif.
(febrianto,2011) file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/2918-6923-1-SM.pdf

pada percobaan ini dilakukan pengujian kontaminasi lumpur dengan sampel


lumpur standar dengan komposisi 10 gr bentonite dan 350 cc aquadest, untuk penentuan
alkalinitas ditambahkan 0,4 NaHCO3 +0,4 gr NaOH + 0,2 CaCO 3 dan 3 ml filtrate . Untuk
kesadahan total ditambahkan 6 ml larutan Ca+2 + 6 ml larutan Mg+2 dan 3 ml filtrate.
Sedangkan penentuan klorida ditambahkan 0,4 gr NaCl dan 2 ml filtrate.
Didapatkan hasil 2P> M maka terdapat ion OH- dan CO3-2 . Jika sumbernya berasal hanya
berasal dari OH-, menunjukkan lumpur stabil dan kondisinya baik. Jika sumbernya berasal
dari CO3-2, menunjukkkan lumpur tidak stabil tetapi masih bisa dikontrol
.untuk penentuan total alkalinitas 126,67 epm dan pH 12, sedangkan analisa kesadahan total
sebesar 6 epm dan pH 10. Untuk kandungan klorida sebesar 17,75 ppm. Adapun harga pH
yang baik berdasarkan standar spesifikasi adalah 8,5 – 12 (bayu,2018)
https://media.neliti.com/media/publications/282379-pengaruh-temperatur-terhadap-sifat-
fisik-581c83af.pdf
jadi pH pada sampel yang telah diuji termasuk kondisi yang terspesifikasi standar dan
bersifat basa dengan kemungkinan besar tidak ada nya kendala pada pemboran. Ternyata
senyawa yang ditambahkan pada penentuan alkalinitas dan kesadahan total dapat meningkat
kan nilai pH sampel untuk menjaga pH stabil digunakan aditif biopolimer dan bentonite
extender. Nilai Alkalinitas yang tinggi disebabkan oleh adanya bikarbonat dan sisa-sisadari
karbonat dan hidroksida lumpur, akibatnya ada perubahan adanya senyawa garam dan asam
lemah. Untuk mengontrol alkalinitas dapat menggunakan additif hydrated lime
(Ca(OH)2).Kandungan klorida yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada peralatan
pemboran, maka dari itu untuk cara penanggulangannya dengan menambahkan zat-zat yang
dapat meningkatkan keaktifan partikel seperti NaOH, bentonite, pengental jenis
polimer.Penaggulangan kesadahan total pilihan yang diambil dalam mengatasi ini adalah
dengan mengendapkan ion Ca+2 atau merubah sisitim lumpur kapur (dasar kalsium).
Aplikasi lapangan dari percoabaan ini adalah setelah kita mengetahui senyawa kimia
apa pada lumpur, maka kita dapat memilih dan menyusaikan additive apa yang cocok untuk
untuk menangulanginya. Sebagaimana kita tahu lumpur yang terkontaminasi tidak baik
dalam proses pemboran.

4.7 Discussion
Drilling mud is the most important element in a drilling operation. When drilling
does not use mud, it will cause various problems that can hinder drilling activity. Chemical
analysis of drilling mud is carried out in order to determine the substances and ions
contained in the drilling mud so that it can know the characteristics of the drilling mud. so
that the drilling process does not encounter difficulties that can interfere with the smooth
running of the drilling activity itself.
The alkalinity test is a titration method which regulates the volume of standard acids
reacting with alkalis in a water-based sludge sample. (Nursuhascaryo, 2008). The hardness
test is a titration method that only leads to the determination of Ca 2+ and Mg2+ levels in
water. These cations in particular can cause clogging of pipes and slag on the kettle (scale)
which can cause failure and reduce heat efficiency. (siti, 2017). The benefit of determining
the chloride ion content is to determine the salt contamination that enters the sludge system
when drilling through salt formations or salt contamination originating from formation
water and is also one of the ions that can cause corrosion in materials that have a passive
layer. (Febrianto, 2011).
In this experiment, testing of sludge contamination was carried out with a standard
sludge sample with a composition of 10 gr bentonite and 350 cc aquadest, for the
determination of alkalinity 0.4 NaHCO3 + 0.4 g NaOH + 0.2 CaCO3 and 3 ml of filtrate were
added. For total hardness, 6 ml of Ca 2+ + 6 ml of Mg2+ solution and 3 ml of filtrate are
added. While for chloride determination, 0.4 g NaCl and 2 ml of filtrate were added. The
results obtained are 2P> M, so there are OH - and CO3-2 ions. If the source comes only from
OH-, it shows that the mud is stable and in good condition. If the source comes from CO 3-2, it
indicates that the mud is unstable but can still be controlled.
For the determination of the total alkalinity of 126.67 epm and pH 12, while the total
hardness analysis was 6 epm and a pH of 10. For the chloride content of 17.75 ppm. The
price for a good pH based on standard specifications is 8.5 - 12 (bayu, 2018), so the pH in
the sample that has been tested is included in the specified standard conditions and is
alkaline with most likely no constraints on drilling. It turns out that the compounds added to
the determination of alkalinity and total hardness can increase the pH value of the sample to
maintain a stable pH using biopolymer additives and bentonite extender. The high Alkalinity
value is caused by the presence of bicarbonate and the residue of carbonate and hydroxide
sludge, as a result there is a change in the presence of salt and weak acid compounds. To
control the alkalinity, additive hydrated lime (Ca(OH)2) can be used. The high chloride
content can cause corrosion in drilling equipment, therefore for the prevention by adding
substances that can increase the activity of particles such as NaOH, bentonite, type thickener
the total hardness prevention option taken to overcome this is to precipitate Ca +2 ions or
change the limestone sludge system (calcium base).
The field application of this experiment is that after we know what chemical
compounds are in the sludge, we can choose and adjust what additives are suitable for
dealing with it. As we all know, contaminated mud is not good in the drilling process.
4.8 Kesimpulan
1. Penentuan karakteristik lumpur pemboran agar mengetahui zat-zat
maupun ion-ion yang terkandung, agar tidak terjadi kendala pada
saat operasi pemboran dan melakukan penambahan additif yang
cocok agar karakteristik lumpur tetap stabil.
2. Menggunakan alat seperti labu titrasi, pH meter, dan buret. Bahan
yang digunakan senyawa kimia NaHCO3 , NaOH, CaCO3, larutan
H2SO4, AgNO3 dan KMnO4.
Kata menggunakan diganti
3. Didapatkan nilai pH alkalinitas 12, pH kesadahan total 10. Dengan
kesadahan total 6 epm, total alkalinitas 126.67 epm, serta ion yang
terkandung didalamnya CO3-2 dan OH-.
4.9 Tugas
1. Jelaskan kegunaan penentuan alkalinitas, kandungan klorida dan kesadahan total?
Jawab:
a. Alkanitas yaitu mengetahui besar kensentrasi kerbonat.
b. Kandungan klorida yaitu untuk mengetahui cl- pada lumpur, mengetahui kontaminasi
garam yang masuk ke sistem lumpur pada saat pemboran serta mengetahui apakah
lumpur melewati lapisan kubah garam.
c. Kesadahan total digunakan untuk mengetahui kesadahan total, dan pengontrolan pada
alat.
2. Mengapa Analisa kimia pada lumpur pemboran perlu dilakukan? Jelaskan secara singkat!
Jawab:
Analisa kimia pada lumpur perlu dilakukan untuk mengetahui kandungan apa saja yang
terdapat dalam lumpur pemboran. Setelah mengetahui hal tersebut, maka kita dapat
memperkirakan jenis lumpur pemboran apa yang sesuai dengan formasi dan apabila terjadi
perubahan maka kita dapat mendeteksi kontaminasi yang terjadi.
3. Jelaskan pengaruh pH pada lumpur pemboran dan berapakah pH lumpur yang digunakan
dalam operasi pemboran dan alasannya!
Jawab:
pH yang digunakan yaitu sebesar 8-12, karena bila pH nya terlalu kecil maka akan bersifat
asam dan akan menyebabkan korosi hingga peralatan rusak. Sedangkan pH lumpur yang
lebih dari 12 akan berdampak pada sifat fisik lumpur. Selain itu bila semakin basa akan
berdampak pengendapan terlalu tebal pada alat.
4. Indikasi apa yang terjadi pada lumpur pemboran, jika terdapat kandungan ion besi yang
cukup tinggi?
Jawab:
Terjadinya per karatan pada peralatan pemboran karena rendahnya pH lumpur dan
bereaksi besi dengan oksigen.

5. Jelaskan sifat-sifat kimia lumpur pemboran?


Jawab:
a. pH
pH sangat penting dalam kestabilan lumpur, pH standar untuk lumpur 8-12
b. Sand Content
Yang dimaksud dengan Sand content adalah besarnya kadar pasir di dalam lumpur
bor. Kadar pasir harus seminimal mungkin untuk mengurangi sifat abrasive.
c. Salinitas
Yaitu nilai kandungan klorida yang dibutuhkan dalam lumpur pemboran
d. Alkalinitas
Berhubungan dengan air yang mengandung sejumlah ion kalsium dan magnesium
atau basa disebut hard water yang berasal dari lumpur pemboran, pada waktu member
gypsum

Anda mungkin juga menyukai