Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR


ANALISA KIMIAWI AIR FORMASI

DISUSUN OLEH:

NAMA : MUHAMMAD RIZKY SAPUTRA


NIM : 113220098
PLUG : F

LABORATORIUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR
ANALISA KIMIAWI AIR FORMASI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Analisa Fluida Reservoir Minggu Ke-3
”Analisa Kimiawi Air Formasi” , Tahun Akademik 2023/2024, Program Studi S1 Teknik
Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

DISUSUN OLEH:
NAMA : MUHAMMAD RIZKY SAPUTRA
NIM : 113220098
PLUG : F

Disetujui untuk Pratikum Analisa Fluida Reservoir


Program Studi S1 Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta

Disetujui untuk Laboratorium Analisa


Fluida Reservoir
Oleh:
Asisten Praktikum

Carin Nova Azzaria


NIM. 113200127
9.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
9.5.1. Hasil Percobaan
 Kenampakan Sifat Fisik Air Formasi
1. Bau = Berbau tidak sedap
2. Warna = Keruh
3. Rasa = Asin
 pH Air Formasi
1. pH =9
 Penentuan Alkalinitas
1. Indikator = 2 tetes PP & 2 tetes MO
2. Volume sample = 10 ml
3. Vp1 = 0,8 ml
4. Vp2 =5 ml
5. Vm2 = 0,83 ml
6. Kebasaan P = 0,08 (Vp/Vs)
7. Kebasaan M = 0,083 (Vm/Vs)
9.5.2. Perhitungan
 Penentuan Alkalinitas
Vp
Kebasaan P =
Banyaknya cc conto h formasi
0,8
=
10
= 0,08
Vm
Kebasaan M =
Banyaknya cc conto h formasi
0 , 83
=
10
= 0,083
Sifat kebasaan disebabkan oleh ion CO3 dan OH¯
2P>M
Konsentrasi ion CO3 = 40 x (M-P)
= 40 x (0,083-0,08)
= 40 x (0,003)
= 0,012 me/L
Konsentrasi ion OH¯ = 20 x (2P-M)
= 20 x (0,16-0,083)
= 20 x 0,077
= 1,54 me/L
Konsentrasi ion HCO3 = 0
 Penentuan Kadar Clorida (Cl¯)
Volume sampel = 3 ml
Konsentrasi larutan titrasi (AgNO3) = 0,01 N
Volume titrasi = 10 ml
Kandungan Cl¯ = Mg/L
ml liter x 1000 x 0 ,1
=
ml sampel air formasi
10 ml x 100
=
5
= 333,33 Mg/L
Mg
× valensi
Kandungan Cl¯ dalam satuan me/L = L
BM
333 , 33
×1
= L
35 , 5
= 9,38 Me/L
 Penentuan Ca2+
Volume sampel = 5 ml
Cairan reagen = 10 tetes
Bubuk reagen = 2 spatula kecil
Kandungan Ca2+ = 90 Mg/L
Mg
× valensi
Kandungan Ca2+ dalam satuan me/L = L
BM
90 Mg
×2
= L
40
= 4,5 Me/L
 Penentuan Mg2+
Kandungan Mg2+ = 1000 Mg/L
Mg
× valensi
Kandungan Mg dalam satuan Me/L = L
2+

BM
1000 Mg
×2
= L
24
= 83,33 Me/L
 Penentuan SO42-
Kandungan SO42- = 25 Mg/L
Mg
× valensi
Kandungan SO4 dalam satuan Me/L = L
2-

BM
25 Mg
×1
= L
96
= 0,26 Me/L
Tabel IX – 2
Tabulasi Perhitungan Kation dan Anion
Konsentrasi Anion Konsentrasi Kation
Anion BM Mg/L Me/L Kation BM Mg/L Me/L
Cl- 35,5 333,33 9,38 Ca++ 40 90 4,5
SO42- 96 25 0,26 Mg++ 24 1000 83,33
CO3- 60 0,36 0,012 Fe++ 56 1000 35,71
HCO3- 61 - - Ba++ 137 negatif 0
OH- 17 13,19 1,57
ƩAnion 11,22 ƩKation 123,54
Kadar Sodium (Na+) = | Ʃ Anion – Ʃ Kation |
= | 11,22 – 123,54 |
= 112,32 Me/L
9.6. PEMBAHASAN
Pada praktikum Analisa Fluida Reservoir minggu keempat, kami membahas mengenai
“Analisa Kimiawi Air Formasi” praktikum ini bertujuan untuk menganalisa air formasi yang
bersifat asam yang dapat menyebabkan korosif atau bersifat basa yang dapat menyebabkan
scale atau bahkan netral sesuai dengan kandungan ion yang terkandung di larutan tersebut.
Percobaan ini adalah untuk menentukan pH, alkalinitas, kandungan kalsium, magnesium,
barium, sulfat, ferro, klorida, sodium, dan perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat.
Prinsip kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah dengan cara titrasi, yang mana
metode ini merupakan salah satu metode kimia untuk menentukan konsentrasi dari suatu
larutan dengan cara mereaksikan larutan terhadap sejumlah volume larutan yang lain yang
sudah diketahui konsentrasi larutannya.
Untuk alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alat titrasi, gelas
ukur, corong, kertas lakmusm pipet, magnesium dan sulfat instant test kit, burret, gelas beker,
phenolptaelin (PP), methyl orange (MO), H2SO4 0,02 N, sampel air formasi, K2CrO4.
Percobaan ini dimulai dengan mengecek kenampakan sifat fisik dari air formasi yang
dimana air formasi ini berbau tak sedap, memiliki warna keruh, dan memiliki rasa yang asin.
Dianjutkan dengan penentuan pH air formasi. Air formasi dituang secukupnya kedalam gelas
beker, setelah itu memasukan kertas lakmus kedalam air formasi untuk menentukan pH dari
air formasi tersebut. Setelah penentuan dari pH air formasi tersebut, kemudian dilanjutkan
dengan menentukan alkalinitas air formasi yang dimulai dengan mengambil 10 ml air formasi
dan memasukan kedalam gelas beker kemudian menambahkan indicator PP (phenolptaelin)
sebanyak 3 tetes hingga air formasi berubah menjadi warna pink, setelah air formasi berubah
menjadi warna pink lalu di titrasikan dengan H2SO4 sambil menggoyangkan gelas ukur
hingga air formasi menjadi bening kembali. Kemudian menambahkan 3 tetes indikator MO
(Methyl Orange) kedalam larutan air formasi hingga berubah warna menjadi warna orange.
Setelah itu di titrasikan dengan H2SO4 kembali hingga berubah warna menjadi warna
merah / merah muda. Selanjutnya dilakukan penentuan kadar Klorida (Cl- ) dimulai dengan
mengambil 3 ml sampel air formasi kemudian menuangkan kedalam erlenmeyer kemudian
menambahkan 3 tetes K2CrO4 hingga warna larutan akan berubah menjadi bening kemudian
dilanjutkan dengan menitrasikan dengan larutan AgNO3 sambil di goyangkan hingga
warnanya berubah menjadi coklat kemerahan disertai dengan terbentuknya endapan putih
menunggu sebentar sambil mencatat berapa banyak AgNO3 yang digunakan. selanjutnya
dilakukan percobaan untuk mengukur kadar Kalsium (Ca2+), diawali dengan menyiapkan air
sampel formasi sebanyak 5 ml pada tabung reaksi, kemudian menambahkan 10 tetes cairan
reagen 1 (cairan) dan 2 spatula reagen 2 (bubuk) kedalam tabung reaksi diaduk. Campuran ini
pertama-tama menunjukkan warna merah muda, kemudian berubah menjadi warna ungu/red
violet. Selanjutnya mengisi mini buret dengan reagen 3 (larutan titran) sampai batas 0 mg/l,
menitrasi larutan sampel sampai terjadi perubahan warna dari ungu/red violet menjadi ungu /
violet, dan membaca kandungan Kalsium (Ca2+ ) dalam air formasi (dalam mg/l) sesuai
skala akhir titrasi. Selanjutnya menentukan kadar magnesium (Mg2+) dengan Instant Test
Kit, dengan cara mengambil 1 tetes air formasi ke inner tube, menambahkan 10 tetes larutan
buffer solution (larutan penyangga), lalu mencampurkannya, selanjutnya mengambil 2 tetes
sampel dari inner tube, kemudian memindahkan ke outer tube, menambahkan buffer solution
(larutan penyangga) sampai batas 5 ml, dan Menambahkan 10 tetes larutan reagen (reagent
solution) lalu dicampurkan, kemudian Setelah 1 menit, membandingkan hasil reaksi larutan
dengan skala warna yang tersedia untuk mengetahui kandungan magnesium (Mg2+ ).
Dilanjutkan dengan menentukan sodium dari air formasi tersebut dengan cara
mengkorversikan mg/L anion dengan me/L dan menjumlahkan harganya. Dan
Mengkonversikan mg/L kation dengan me/L dan menjumlahkan harganya kemudian
menghitung kadar sodium Na = (anion – kation). Dilanjutkan dengan pembacaan grafik hasil
analisa air, dibuat dalam bentuk grafik dengan memplotkan tiap komponen dengan
konsentrasi masingmasing dengan membedakan anion dan kationnya, dan diakhiri dengan
step menghitung indeks stabilitas CaCO3 dengan cara menjumlahkan harga tenaga ion
dengan Ca dan CO3 pada grafik yang tersedia, bila indeks berharga positif berarti
kemungkinan membentuk scale dan jika negative bersifat korosif.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut nilai pH
sebesar 9 yang menandakan air formasi tersebut bersifat basa, jumlah anion sebesar 11,22,
jumlah kation sebesar 123,54, jumlah total ion strength yang terkandung sebesar 0,24995.
Jika nilai dari SI lebih dari 0 atau positif (+) maka air formasi tersebut bersifat basa
yang dimana dapat menyebabkan problem scale, sedangkan jika nilai SI berada di bawah 0
atau negative (-) maka air formasi tersebut bersifat asam yang mana dapat menyebabkan
masalah berupa korosi, dan jika nilai dari SI = 0 maka air formasi tersebut tidak akan
menyebabkan masalah apa-apa karena bersifat netral. Dengan kita mengetahui adanya sifat
asam ataupun basa didalam air formasi maka kita akan dapat mengurangi dan meminimalisir
terjadinya masalah-masalah yang akan terjadi, dan dapat juga mempersiapkan
penanggulagannya.
Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui sifat
dari air formasi sehingga dapat mengetahui apakah air formasi stabil atau bersifat asam dan
basa yang dapat memberi dampak seperti problem scale dan korosi. Dimana apabila air
formasi bersifat asam, akan menyebabkan terjadinya korosi pada pipa produksi dan juga
peralatan produksi lainnya, Pencegahan yang dapat dilakukan pada problem korosi adalah
memasang corrosion inhibitor dan melakukan pelapisan khusus (coating) pada pipa, serta
mengganti alat atau pipa yang sudah mengalami korosi. Sedangkan apabila air formasi
bersifat basa, akan menyebabkan scale, yaitu endapan mineral yang dapat menyebabkan
mengecilnya diameter pipa sehingga berdampak pada penurunan laju produksi,
pencegahannya dapat dilakukan dengan menggunakan metode acidizing, sedangkan jika
terjadi pada pipa, dapat dilakukan dengan metode pigging, yaitu menyikat bagian dalam pipa
untuk membersihkan endapan.
9.7. KESIMPULAN
Dari praktikum Analisa Fluida Reservoir acara Analisa Kimiawi Air Formasi,
didapatkan kesimpulan, antara lain:
1. Acara ini bertujuan untuk menganalisa air formasi yang bersifat korosif atau mudah
membentuk scale atau bahkan stabil tergantung dari kandungan ion yang dikandung
oleh air tersebut.
2. Prinsip kerja yang digunakan pada acara ini adalah titrasi.
3. Hasil percobaan:
-
-
-
-
-
4. Sifat dari air formasi ditentukan oleh harga SI nya, jika harga SI positif maka
berpotensi menyebabkan terjadinya scale atau air formasi tersebut bersifat basa, jika
arga SI negative maka akan menyebabkan terjadinya korosi atau air formasi bersifat
asam, sedangkan jika SI = 0 menunjukan bahwa air formasi stabil.
5. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan yang
terdapat didalam air formasi dan mengetahui potensi dari terjadinya problem korosi
yang dapat merusak pipa atau bahkan scale yang dapat menurunkan laju proses
produksi.

Anda mungkin juga menyukai