Anda di halaman 1dari 24

GERAK PADATAN

DALAM CAIRAN

OPERASI TEKNIK KIMIA I


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
GERAK PADATAN
DALAM CAIRAN

Gerak padatan dalam Tiga peristiwa gerakan


cairan ada yang ke padatan dalam cairan:
atas dan ada yang ke 1. Padatan diam dan
bawah, tergantung fluida bergerak
dari densitas relatif 2. Padatan bergerak
padatan dan cairan. dan fluida diam
3. Keduanya bergerak
PEMANFAATAN

Gerakan padatan dalam cairan dimanfaatkan untuk


operasi pemisahan campuran padatan dan cairan,
yaitu:
1. Sedimentasi, yaitu fluida diam sedangkan
padatan bergerak (mengendap)
2. Elutrasi, yaitu fluida bergerak ke atas dengan
kecepatan tertentu dan tetap, sehingga padatan
dengan ukuran atau densitas tertentu akan ikut
ke atas, sehingga padatan dengan ukuran atau
densitas yang lebih besar akan menjadi hasil
bawah
GAYA GESEK

Gaya gesek terjadi pada sistem gerakan


padat – fluida. Misal padatan bergerak
dengan kecepatan v dan fluida diam.
Karena padatan bergerak maka fluida
yang ada di sekitar padatan ikut bergerak
dengan kecepatan u (karena ada gradien
kecepatan, maka ada perpindahan
momentum ke fluida)
HUKUM NEWTON

dm u  du dm
FD  m u
dt dt dt

Dengan:
FD : gaya yang bekerja pada fluida
m : massa fluida
u : kecepatan maksimum fluida yang
dipengaruhi oleh gerakan padatan
HUKUM NEWTON

Jika v tetap maka u juga tetap, atau du/dt = 0,


sehingga FD dapat dituliskan menjadi:
dm dm
FD  u , dan  A vρ
dt dt
sehingga :
FD  u A v ρ
atau dapat dituliskan sebagai : fD : fungsi bilangan
v 2r Reynold
FD  f D A ρ Vr2 : kecepatan relatif
2 padatan
terhadap fluida
KECEPATAN RELATIF

Padatan diam, fluida bergerak dengan kecepatan v,


maka kecepatan relatif (vr) = v
V2 Padatan bergerak dengan kecepatan v, dan fluida
diam, maka kecepatan relatif (vr) = v
Padatan bergerak dengan kecepatan v1, fluida
bergerak dengan kecepatan v2 lebih cepat dari pada
v1 dan searah, maka kecepatan relatif (vr) = v2 – v1
Padatan bergerak dengan kecepatan v1, fluida
V1
bergerak dengan kecepatan v2 berlawanan arah,
maka kecepatan relatif (vr) = v2 + v1
PENGARUH BENTUK
PARTIKEL
Salah satu faktor yang menentukan kecepatan gerak partikel adalah
bentuknya. Bentuk partikel didefinisikan sebagai sphericity ψ.

luas permukaan bola yang mempunyai volume sama dengan partikel


ψ
luas permukaan partikel
D avg  1 
  
Ds  n 
Dengan:
Davg : ukuran ayakan rata-rata
Ds : diameter bola yang volumenya sama dengan volume
partikel
n : perbandingan permukaan spesifik
PENGARUH BENTUK
PARTIKEL
Bentuk Sphericity, ψ Ds/Davg

Bola 1,00 1,00

Octahedron 0,847 0,965

Kubus 0,806 1,24

Prisma
a x a x 2a 0,767 1,564
a x 2a x 2a 0,761 0,985
a x 2a x 3a 0,725 1,127
Silinder
h = 2r 0,874 1,135
h = 3r 0,860 1,31
h = 10r 0,691 1,96
h = 20r 0,580 2,502
Disks
h = 1,33r 0,858 1,00
h=r 0,827 0,900
h = r/3 0,594 0,630
h = r/10 0,323 0,422
h = r/15 0,254 0,368
GRAFIK FAKTOR FRIKSI
GRAFIK FAKTOR FRIKSI
GERAK JATUH PARTIKEL
DALAM FLUIDA DIAM

KA F = G KA FD
FD

Dengan:
G : gaya berat
KA : gaya ke atas
G FD : gaya gesek
GERAK JATUH PARTIKEL
DALAM FLUIDA DIAM

dv m ρ.A.v 2r
m  m.g  .ρρ.  f D
dt ρs 2
dv  ρ  ρ.A.v r
2
 g 1    f D
dt  ρs  2m

Dengan ρs adalah densitas padatan dan


ρ adalah densitas fluida
GERAK JATUH PARTIKEL
DALAM FLUIDA DIAM

Persamaan tersebut berlaku untuk:


1. Padatan yang tidak berpori
2. Fluida incompressible
3. g uniform
4. Padatan freely moving (tidak ada
faktor lain di sekitarnya)
GERAK JATUH PARTIKEL
DALAM FLUIDA DIAM

Bila nilai v semakin besar, FD juga semakin


besar, sampai pada suatu saat besarnya F
= 0 atau dv/dt = 0, atau nilai v tetap.
Keadaan seperti ini disebut “keadaan
terminal” (v maksimum)

4 ρ s  ρ  g D
v 
2
m
3ρ fD
GERAK JATUH PARTIKEL
DALAM FLUIDA DIAM
GERAK JATUH PARTIKEL
DALAM FLUIDA DIAM

Jika partikel bentuk Persamaan vm dapat


bola dan gerakan dituliskan:
fluidanya adalah
laminer, maka: g D2 ρs  ρ
vm 
π D2 18μ
A
4
Persamaan ini dikenal
π D3
m dengan Hukum Stoke’s
6
24 24 μ
fD  
Re ρ v m D
HINDERED SETTLING

Ada saling pengaruh antar partikel. Hal ini


terjadi bila konsentrasi padatannya cukup
besar.

Pendekatan yang digunakan, partikel


dianggap bergerak dalam fluida yang
bercampur dengan padatan. Untuk hal ini
sifat fluida adalah sifat slurry (ρb, μb).
HINDERED SETTLING

Untuk keadaan tersebut, hukum Stoke’s


dapat ditulis sbb:

g D ρs  ρ b 
2
vm 
18 μ b
HINDERED SETTLING

Nilai μb didekati dengan menggunakan


persamaan sbb:
1,821 x 
μ b 10

μ x
x adalah fraksi volum caieran, dan ρb
adalah berat campuran total per volume
total.
Atau μb dapat dibaca pada grafik.
HINDERED SETTLING
FLOKULASI

Flokulasi adalah suatu peristiwa partikel-


partikel padatan saling bergandengan.
Keadaan ini menyebabkan kecepatan
maksimumnya semakin besar. Zat yang
mendorong terjadinya flokulasi disebut
flocculation agent. Pendekatan matematis
untuk peristiwa ini sangat komplek oleh
sebab itu analisis terhadap peristiwa ini
dilakukan secara percobaan laboratorium
(empiris).
IMMOBILE FLUID
Untuk partikel padatan yang bentuknya tidak
beraturan, maka akan ada fluida yang terjerap di
permukaan padatan tersebut. Faktor koreksi untuk
peristiwa ini dapat dituliskan dengan persamaan:

v H 0,12 1  a   a 
2
Fs   x  
vm 1  x   1  a 

a adalah volume immobile fluid per volume partikel


PENGARUH DINDING

Pengaruh dinding kontainer tidak dapat


diabaikan bila nilai Dc/D tidak besar (kira-
kira lebih kecil dari 20). Faktor koreksi:

Laminer 
Fs  1  D
Dc

2,25

F  1  D 
1,5
Turbulen s Dc

D adalah diameter partikel, dan Dc adalah


diameter kontainer.

Anda mungkin juga menyukai