Pada kehidupan sehari-hari banyak kejadian yang berhubungan antara gaya sebuah
fluida dan fenomena tekanan hidrostatis. Salah satu contohnya adalah pintu air. Praktikum
hidrostatis kali ini dilakukan dengan tujuan bisa memahami fenomena tekanan hidrostatis,
memahami prinsip gaya fluida, dan memahami persamaan tekanan hidrostatis. Batasan
masalah pada praktikum kali ini adalah, permukaan fluida datar, percobaan dilakukan pada
suhu kamar, dan incompressible fluid.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Hidrostatis terdiri dari Beban untuk
menyeimbangkan mistar, Mistar untuk mengukur jarak beban, Air, Bejana kaca untuk
menampung air, Ember untuk menampung air buangan, Selang air untuk mengalirkan air ke
ember, dan benda uji alat hidrostatis. Percobaan ini dilakukan pertama dengan ketinggian air
pada bejana kaca diatur dengan tinggi permukaan air mula-mula sebesar 10 cm dari batas
bawah benda uji. Ketinggian air diatur dengan cara membuka kran bejana kaca. Kemudian
posisi beban diatur sehingga barang benda uji kembali horizontal. Lalu tinggi permukaan air
dikurangi sejauh 0.5 cm. Kemudian posisi beban (r) dari ketinggian air (h) dicatat pada
lembar data. Percobaan diulangi dengan menurunkan ketinggian air pada interval h = 0.5 cm
hingga air berada pada ketinggian 0.0 cm dari batas bawah benda uji.
Dari hasil percobaan yang didapat, torsi teoritis dan torsi percobaan berbeda nilainya
di setiap nilai h. tetapi semakin besar nilai h maka semakin besar torsi dan gaya yang
didapat pada saat percobaan dilakukan.
Didalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai macam zat yaitu zat cair.
Zat cair dapat digolongkan sebagai suatu fluida. Hal tersebut dikarenakan yang termasuk
fluida hanyalah zat cair dan zat gas. Fluida terbagi menjadi dua jenis menurut
pergerakannya yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Pada praktikum kali ini, hal yang akan
dibahas adalah fluida statis. Fluida statis merupakan fluida yang tidak mengalami
perpindahan bagian-bagiannya. Hal tersebut menyebabkan adanya tekanan dari fluida
tersebut ke wadah (tempat) yang menampungnya. Tekanan tersebut sering disebut dengan
sebutan tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis didefinisikan sebagai besarnya gaya tekan zat cair yang dialami
oleh suatu penampang tiap satuan luas. Jadi tekanan hidrostatis akan terjadi pada suatu
penampang yang berhubungan dengan zat cair tesebut. Perhitungan tekanan hidrostatis
sangatlah penting dilakukan, utamanya untuk menentukan kekuatan dinding dan pintu aliran
air dalam sebuah bendungan. Selain itu, prinsip hidrostatis juga digunakan dalam sistem
pengereman hidrolik. Sistem pengereman ini menggunakan zat fluida sebagai medium
penghantarnya.
3. Incompresible Fluid
diabaikan, perubahan densitynya kurang dari 5 % dari harga utamanya
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditari rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh ketinggian terhadap torsi?
2. Bagaimana ketinggian terhadap gaya?
BAB II
DASAR TEORI
Prinsip hidrostatis dapat digunakan dalam menghitung gaya pada benda yang
terendam, mengembangkan instrument pengukuran tekanan, dan menyimpulkan sifat dari
atmosfer dan lautan. Prinsip hidrostatik juga dapat digunakan untuk menentukan kekuatan
yang dikembangkan oleh system hidrolik dalam system pengereman otomatis.
Dalam fluida statis tidak terjadi tegangan geser. Gaya yang bekerja pada
suatu bidang adalah gaya tekanan yang bekerja tegak lurus pada bidang tersebut dan
gaya permukaan. Tekanan disetiap titik adalah sama dalam segala arah. Tekanan
hidrostatika merupakan tekanan zat cair dalam keadaan statis akibat berat zat cair
tesebut.
dengan r adalah panjang alat dari alat yaitu 0.23 m dikurangi dari 1/3h yaitu
titik berat segitiga maka:
ρg h2 w 1
τ= (0.23− h)
2 3
´
FR=− ´ k^
FR
ŕ=x i+ y ^j
^
´
dA=+ ´ k^
dA
A
❑
1
x= '
∫xP d A
FR A
❑
y ' y FR=∫ y P dA
A
❑
1
'
y= ∫ yPd A
FR A
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
τ =F ×r
1
τ =F ×(0,23− h)
3
1
0,23− (0,1)
3
τ=4,985× ¿
τ =1.13 Nm
Dijawab :
F=m× g
F=0,4 ×10
F=4 N
Diketahui :
F=4 N
R=0,247 m
Dijawab:
T =F ×r
T =4 × 0,247
T =0,988 Nm
1.000
0.800
Tors i (Nm)
0.600
0.400
0.200
0.000
0 01 02 03 04 05 06 07 08 09 1
0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.
Ketinggi an (m)
0.8
TOrsi (Nm)
0.6
0.4
0.2
0
0 01 02 03 04 05 06 07 08 09 1
0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.
-0.2
Keinggian (m)
Dari grafik diatas terlihat bahwa trendline-nya tidak terlalu landai dan tidak terlalu
curam,dimana grafiknya terlihat tidak konstan sehingga membentuk kurva parabola yang
trendlinenya bergelombang tetapi kurva tetap naik. Dari grafik tersebut dapat dibaca bahwa
kesebandingan nilai τ terhadap h adalah berbanding lurus. Pada sumbu x menunjukkan nilai
ketinggian dan sumbu y menunjukkan nilai torsi percobaan. Grafik yang terbentuk
merupakan kesebandingan antara torsi dengan panjang lengan ketika kedalaman air sebesar
h. Semakin besar nilai h dan semakin besar torsi yang dihasilkan maka semakin panjang
lengan (r) yang dibutuhkan untuk menahan mistar agar tetap horizontal (bisa menahan
beban). Dimulai dari percobaan pertama ketika h = 0,0 torsi percobaannya adalah -0,028
Nm. Sementara torsi pada percobaan dengan data terakhir yaitu ketika h = 0,10 m sebesar
0,988 Nm.
Torsi percobaan adalah torsi yang didapat dari hasil pengamatan praktikan saat
praktikum. T Percobaan=r x F dimana F didpatkan dari perkalian antara massa beban dan
grafitasi, maka didapatkan T Percobaan=r x m . g
Dengan g adalah gravitasi yang bernilai 10 m/s2, massa beban adalah sebesar 0.2144 kg, dan
untuk r (m) panjang lengan.
Pada data yang didapat dari percobaan nilai torsi pada saat ketinggian 0 m, 0.01 m,
0.015 m, 0.02 m didapatkan nilai (-), ini terjadi karena ketinggian air sudah tidak lagi
menyentuh benda uji, atau dikarenakan posisi benda uji kurang ke kiri. Dari grafik tersebut
dapat dilihat bahwa grafiknya sesuai dengan teori. Walaupun kurva parabolanya sedikit
bergelombang karena kenaikannya tidak konstan.
4.2.3 Grafik perbandingan torsi teori dengan torsi percobaan terhadap ketinggian
1.000
0.800
0.600
Tors i (Nm)
0.400
0.200
0.000
0 0.010.010.020.020.030.030.040.040.050.050.060.060.070.070.080.080.090.09 0.1 0.1
-0.200
Ketinggi an (m)
Gambar 3.3 Grafik Perbandingan Torsi Teori dengan Torsi Percobaan
Dari grafik 3.3. grafik perbandingan torsi teoritis dan torsi percobaan, kurva torsi
teoritis dan kurva torsi percobaan tidak saling berhimpitan, perbedaannya tidak terlalu besar
namun tetap dapat dilihat antara kedua grafik tidak saling berhimpit. Dan dapat dilihat pula
pada gambar 3.3 bahwa grafik torsi teoritis lebih tinggi daripada grafik torsi percobaan.
Pada torsi teoritis torsi maksimal pada h= 0.1 m dan torsinya 0.980Nm dan torsi minimum
pada h= 0.01 m dan torsinya 0 Nm. Pada torsi percobaan torsi maksimal pada h= 0.1 m dan
torsinya 0.988 Nm dan torsi minimum pada h= 0.01 m dan torsinya -0.028 Nm.
Torsi teori adalah torsi yang didapat sebagai hasil dari gaya hidrostatis air terhadap
benda. Setelah dihitung dengan rumus didapat nilai torsi untuk tiap tinggi airnya.
T Teoritis =r x F
2
ρgw h
T Teoritis =( 0.23−1/3 h)x
2
Dengan ρ adalah massa jenih fluida yang besarnya 999 kg/m3 , untuk g adalah gravitasi yang
bernilai 10 m/s2 dan w adalah lebar sebesar 0.1 m dan h adalah 0.1 m. Nilai r sebesar (0.23-
1/3 h) didapatkan dari panjang beban kebawah yaitu 0.23 m dikurangi titik tengah gaya
yang bekerja. Karena gaya yang bekerja adalah gaya terdistribusi dengan bentuk segitiga
maka titik beratnya 1/3. Dengan begitu panjang lengan (r) untuk mengukur torsi adalah
(0.23-1/3 h). Dan torsi percobaan adalah nilai torsi yang didapat dari hasil pengamatan
praktikan saat praktikum.
T Percobaan=r x F
T Percobaan=r x m . g
Dengan g adalah gravitasi yang bernilai 10 m/s2, massa (m) beban adalah sebesar 0.2144kg,
dan untuk r (m) panjang lengan.
Pada grafik dapat diamati torsi teori dengan torsi percobaan nilainya berselisih relatif
kecil, sehingga kedua garis pada grafik terpisah relatif ttidak jauh. Sebenarnya nilai torsi
teori dengan torsi percobaan nilainya adalah sama, sesuai dengan rumus yang digunakan.
Pada torsi percobaan menggunakan nilai F berat benda yang sebenarnya direaksikan oleh air
dengan gaya hidrostatis. Pada tabel maupun grafik terjadi sedikit perbedaan bisa diakibatkan
saat pengamatan praktikan kurang mampu dalam mengamati praktikum. Selain itu faktor
lain adalah kemampuan praktikan dalam menyeimbangkan beban pada setiap h percobaan
kurang akurat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi air yang merendam benda uji, semakin besar pula torsi yang terjadi.
Hal tersebut sesuai dengan rumus torsi yang menyatakan semakin besar jarak suatu
benda terhadap titik tumpu, maka torsi yang terjadi juga akan semakin besar. Dengan
kata lain dapat dikatakan jika torsi berbanding lurus dengan ketinggian (jarak).
2. Sama halnya dengan torsi. Gaya juga berbanding lurus dengan ketinggian ( jarak ) hal
tersebut sesuai dengan rumus gaya hidrostatis yang menyatakan jika gaya yang dialami
sebanding dengan kuadrat ketinggian air yang merendam benda uji.
5.2 Saran
Setelah dilakukan percobaan, didapat beberapa saran untuk meningkatkan keakuratan
data pada praktikum selanjutnya, yaitu:
1. Praktikan melakukan praktikannya dengan sabar dan teliti
2. Praktikan memastikan air yang ada pada bejana kaca sudah tidak bergelombang
3. Praktikan memastikan tinggi air yang terukur benar-benar sesuai dengan yang
diperintahkan
LAMPIRAN